prevalence of psychiatric

2
Prevalensi Komorbiditas Psikiatrik pada Pasien Pengguna Obat Injeksi Pengguna obat injeksi dengan komorbiditas psikiatrik cenderung berhubungan dengan perilaku berisiko tinggi. Komorbiditas psikiatrik pada pasien pengguna obat injeksi berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih buruk. Hasil dari 2 studi terbaru di Asia memperkuat hipotesis tersebut. Pada studi di Cina mendapatkan hasil bahwa pengguna obat injeksi mengalami afek negatif dan dapat menimbulkan pikiran maladaptif, yang mempengaruhi motivasi mereka untuk mengurus dirinya sendiri dan menghindari konsekuensi negatif dari tindakan mereka. Pada konteks dimana angka kejadian HIV dan penyakit lain yang ditransmisi melalui darah, perilaku berisiko ini menyebabkan transmisi penyakit ke pengguna obat injeksi lainnya dan ke populasi umum melalui injeksi dan perilaku seksual. Berhubungan dengan kualitas hidup, studi dari Taiwan menunjukkan bahwa pengguna obat injeksi dengan depresi memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding yang tanpa depresi. Walaupun memberikan perhatian kepada komorbiditas psikiatrik sangat penting, kebanyakan artikel 2 tahun terakhir focus pada komorbiditas fisik, perilaku berisiko, dan kebijakan. Studi yang membahas gangguan psikiatrik pada pengguna obat injeksi menunjukkan bahwa prevalensinya masih tinggi dan sesuai dengan penemuan di negara barat. Presentase dari diagnosis ganda (menurut DSM IV dan ICD 10) pada pengguna obat injeksi sekitar 40%. Namun, stress psikologis, seperti perasaan benci atau perasaan depresi berat dialami oleh lebih banyak pengguna obat injeksi (90%). Prevalensi dari ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri bervariasi antara 50-93% and 43-87%. Kualitas tidur yang lebih buruk dialami pada 66-96% pengguna. Prevalensi kejadian cemas bervariasi antara 4% dan 53% dan depresi antara 18%- 72%. Komorbiditas psikiatrik lain diantaranya berjudi yang patologis (21%), gangguan psikotik (12%), dan gangguan memusatkan pikiran (9%). Semua studi adalah cross-sectional, yang membatasi penyebab masalah psikiatrik. Masalah psikiatrik bisa terjadi sebelum atau sesudah adiksi obat. Mereka yang memiliki perkembangan dari adiksi obat menjadi gangguan psikiatrik lebih sering memiliki gangguan mood. Pasien dengan diagnose ganda memiliki frekuensi lebih sering didiagnosa psikotik atau memiliki gangguan cemas. Penelitian lain dengan sample lebih besar dan metodologi yang lebih baik dibutuhkan di Asia dan Afrika.

Upload: nickykusuma

Post on 17-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

referat psikiatri

TRANSCRIPT

Prevalensi Komorbiditas Psikiatrik pada Pasien Pengguna Obat Injeksi

Pengguna obat injeksi dengan komorbiditas psikiatrik cenderung berhubungan dengan perilaku berisiko tinggi. Komorbiditas psikiatrik pada pasien pengguna obat injeksi berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih buruk. Hasil dari 2 studi terbaru di Asia memperkuat hipotesis tersebut. Pada studi di Cina mendapatkan hasil bahwa pengguna obat injeksi mengalami afek negatif dan dapat menimbulkan pikiran maladaptif, yang mempengaruhi motivasi mereka untuk mengurus dirinya sendiri dan menghindari konsekuensi negatif dari tindakan mereka. Pada konteks dimana angka kejadian HIV dan penyakit lain yang ditransmisi melalui darah, perilaku berisiko ini menyebabkan transmisi penyakit ke pengguna obat injeksi lainnya dan ke populasi umum melalui injeksi dan perilaku seksual. Berhubungan dengan kualitas hidup, studi dari Taiwan menunjukkan bahwa pengguna obat injeksi dengan depresi memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding yang tanpa depresi.

Walaupun memberikan perhatian kepada komorbiditas psikiatrik sangat penting, kebanyakan artikel 2 tahun terakhir focus pada komorbiditas fisik, perilaku berisiko, dan kebijakan. Studi yang membahas gangguan psikiatrik pada pengguna obat injeksi menunjukkan bahwa prevalensinya masih tinggi dan sesuai dengan penemuan di negara barat.

Presentase dari diagnosis ganda (menurut DSM IV dan ICD 10) pada pengguna obat injeksi sekitar 40%. Namun, stress psikologis, seperti perasaan benci atau perasaan depresi berat dialami oleh lebih banyak pengguna obat injeksi (90%). Prevalensi dari ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri bervariasi antara 50-93% and 43-87%. Kualitas tidur yang lebih buruk dialami pada 66-96% pengguna. Prevalensi kejadian cemas bervariasi antara 4% dan 53% dan depresi antara 18%-72%. Komorbiditas psikiatrik lain diantaranya berjudi yang patologis (21%), gangguan psikotik (12%), dan gangguan memusatkan pikiran (9%).

Semua studi adalah cross-sectional, yang membatasi penyebab masalah psikiatrik. Masalah psikiatrik bisa terjadi sebelum atau sesudah adiksi obat. Mereka yang memiliki perkembangan dari adiksi obat menjadi gangguan psikiatrik lebih sering memiliki gangguan mood. Pasien dengan diagnose ganda memiliki frekuensi lebih sering didiagnosa psikotik atau memiliki gangguan cemas. Penelitian lain dengan sample lebih besar dan metodologi yang lebih baik dibutuhkan di Asia dan Afrika.