presus-kehamilan ektopik

19
 BAB I STATUS PASIEN A. Iden ti ta s  Nama : Ny. M (G 2 P 1 A 0 ) Usia : 30 tahun Alamat : Jurangjero RT 02 RW 04, Kretek, Wonosobo Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Tani Tanggal masuk : 6 Maret 2006 pukul 20.30 wib Mondok di : Lantai IV  No. CM : 345917 B. Anamne si s Keluhan Utama :  Nyeri perut di bagian kanan bawah. Riwayat Penyakit Sekarang: Seorang G 2 P 1 A 0 merasa hamil 2 bulan datang dengan membawa keluhan nyeri  pada perut bagian kanan bawah yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sak it, dir asa kan pal ing nye ri pad a regio supra pub ik, pas ien jug a mengeluh pusing dan badan terasa lemas, pasien juga mengeluh mual dan muntah sebanyak 5 kali sejak kemarin malam. Perdarahan dari jalan lahir (-). Riwayat Penyakit Dahulu: Riwaya t penyak it Asma, Dia bet es mel lit us, penyak it jantung, Hip erte nsi disangkal. 1

Upload: tirta-saputra

Post on 12-Jul-2015

165 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 1/19

BAB I

STATUS PASIEN

A. Identitas

 Nama : Ny. M (G 2P1A0)

Usia : 30 tahun

Alamat : Jurangjero RT 02 RW 04, Kretek, Wonosobo

Agama : IslamPekerjaan : Buruh Tani

Tanggal masuk : 6 Maret 2006 pukul 20.30 wib

Mondok di : Lantai IV

 No. CM : 345917

B. Anamnesis

Keluhan Utama :

 Nyeri perut di bagian kanan bawah.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Seorang G2P1A0 merasa hamil 2 bulan datang dengan membawa keluhan nyeri

 pada perut bagian kanan bawah yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk 

rumah sakit, dirasakan paling nyeri pada regio suprapubik, pasien juga

mengeluh pusing dan badan terasa lemas, pasien juga mengeluh mual dan

muntah sebanyak 5 kali sejak kemarin malam. Perdarahan dari jalan lahir (-).

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat penyakit Asma, Diabetes mellitus, penyakit jantung, Hipertensi

disangkal.

1

Page 2: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 2/19

Riwayat Menstruasi:

Menstruasi dirasakan teratur setiap bulannya dengan lama menstruasi selama

kurang lebih 7 hari.

Riwayat Obstetri:

I. Laki-laki, berumur 7 tahun, lahir secara spontan dengan berat

lahir 3000 gr, di BRSD wonosobo.

II. Hamil ini

Riwayat Kontrasepsi:

Pasien mengaku menggunakan KB susuk selama 5 tahun dan sejak kurang

lebih setahun yang lalu pasien berhenti menggunakan kontrasepsi susuk.

Riwayat Kehamilan Sekarang

Hari Pertama Menstruasi Terakhir : 4 Januari 2006

Hari Perkiraan Lahir : 11 Oktober 2006

Umur kehamilan : 8 minggu 5 hari

C. Pemeriksaan Fisik:

Status Generalis

- Keadaan Umum : Lemah, CM, Anemis (+)

- Vital sign : TD=110/80, N=132x/menit, Rr=28x/menit,

- BB : Tidak ditimbang

- TB : Tidak diukur  

- Kepala : Konjunctiva anemis, pupil isokhor  

- Leher : Tidak ada pembesaran kel. limfonodi, tidak ada

 pembesaran kel tiroid, JVP tak meningkat.

- Dada : Pernafasan simetris, tak ada retraksi dinding dada,

tak ada ronkhi, tak ada wheezing.

- Abdomen :

o Inspeksi : Distended (+)

2

Page 3: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 3/19

o Auskultasi : Peristaltik (+)

o

Perkusi : Tympanio Palpasi : Tegang, Nyeri tekan pada Regio Suprapubik 

- Ekstremitas : Dingin, Oedema (-),

Status Obstetrik 

Palpasi Abdomen : Tegang, Nyeri tekan pada Regio Suprapubik 

PD = v/u tenang, dinding vagina licin, serviks utuh mencucu OUE tertutup,

cavum douglasi menonjol, slinger pain (+), corpus uteri setelur ayam, parametrium kaku, NT (+), Douglasi pungsi (+).

D. Pemeriksaan penunjang:

- Golongan darah : 0

- Hb Gyanmet : 5,0 g/dl

- Angka leukosit : 12400/µl

- Angka trombosit : 100.000/µl

- CT : 4 menit

- BT : 3 menit

- Tes kehamilan (PP test) : (+) positif 

E. Diagnosis :

KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)

F. Prognosis

Dubia et Bonam

G. Terapi :

Laparotomi Emergency

Tepat 2 jam 30 menit kemudian dilakukan operasi laparotomi emergency dan

salpingektomy dextra atas indikasi ruptura pars ampula tuba dextra.

3

Page 4: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 4/19

Pukul 23.30 wib. Telah dilakukan salpingektomy dextra atas indikasi ruptur 

 pars ampula tuba dextra.

Dx : Post salfingektomy dextra atas indikasi ruptur pars ampula tuba dextra

Tx : - Injeksi Ampicillin tiap 8 jam

- Injeksi Gentamycin tiap 12 jam

- Injeksi Alinamin tiap 12 jam

- Injeksi Kaltrofen tiap 8 jam

FOLLOW UP

07 Maret 2006 pukul 6.00 wib

Dx : P1A0 Post salfingektomy dextra atas indikasi ruptur pars ampula tuba

Dextra hari I.

Keadaan Umum : Compos Mentis, Baik, tak anemis

Keluhan : Luka post operasi terasa nyeri, flatus (-)

Perdarahan : (-)

08 Maret 2006 pukul 6.00 wib

Dx : P1A0 Post salfingektomy dextra atas indikasi ruptur pars ampula tuba

Dextra hari II.

Keadaan Umum : Compos Mentis, Baik, tak anemis

Keluhan : Luka post operasi terasa nyeri, flatus (+)

Perdarahan : (-)

11 Maret 2006 pukul 6.00 wib

Dx : P1A0 Post salfingektomy dextra atas indikasi ruptur pars ampula tuba

Dextra hari V.

Keadaan Umum : Compos Mentis, Baik, tak anemis

Keluhan : (-)

Hb setelah masuk 3 kolf : 7,9 gr/dl

4

Page 5: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 5/19

13 Maret 2006 pukul 6.00 wib

Dx : P1A0 Post salfingektomy dextra atas indikasi ruptur pars ampula tuba

Dextra hari VII.

Keadaan Umum : Compos Mentis, Baik, tak anemis

Keluhan : (-)

Luka : Kering

Hb : 9,6 gr/dl

5

Page 6: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 6/19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 A. Definisi 

Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi,

  berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam

endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau

ruptura apabila massa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang

implantasi (misalnya: tuba) dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan

ektopik terganggu.

 B. Etiologi 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik:

1. Faktor-faktor mekanis yang mencegah atau menghambat perjalanan

ovum yang telah dibuahi ke dalam kavum uteri.

a. Salfingitis, khususnya endosalfingitis, yang menyebabkan

aglutinasi lipatan arboresen mukosa tuba dengan penyempitan

lumen atau pembentukan kantong-kantong buntu. Berkurangnya

siliasi mukosa tuba akibat infeksi dapat turut menyebabkan

implantasi zigot dalam tuba fallopii.

  b. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus atau infeksi masa

nifas, appendiksitis ataupun endometriosis, yang menyebabkan

tertekuknya tuba dan penyempitan lumennya.

c. Kelainan pertumbuhan tuba, khususnya divertikulum, ostium

asesoris dan hipoplasia.

d. Kehamilan ektopik sebelumnya, dan sesudah sekali mengalami

kahamilan ektopik, insiden kehamilan ektopik berikutnya akan

menjadi 7 hingga 15 % (Breen dkk, 1970; brenner dkk., 1980).

6

Page 7: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 7/19

Meningkatnya resiko ini kemungkinan besar disebabkan oleh

salfingitis yang terjadi sebelumnya.

e. Pembedahan sebelumnya pada tuba, entah dilakukan untuk 

memperbaiki patensi tuba atau kadang-kadang dilakukan pada

kegagalan sterilisasi (Corson dan Batzer, 1986); (Tatum dan

Schmidt, 1977).

f. Abortus induksi yang dilakukan lebih dari satu kali akan

memperbesar resiko terjadinya kehamilan ektopik.

g. Tumor yang mengubah bentuk tuba, seperti mioma uteri dan

adanya benjolan pada adneksa.

h. Kehamilan tuba tidak mengalami peningkatan akibat embrio

abnormal (Sopelak dan Bates, 1987)

i. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim yang digalakkan akhir-

akhir ini telah meningkatkan insiden kehamilan ektopik.

(marchbanks dkk., 1988)

2. Faktor-faktor fungsional yang memperlambat perjalanan ovum yang

telah dibuahi ke dalam kavum uteri.

a. Migrasi eksternal ovum mungkin bukan merupakan faktor yang

  penting kecuali pada kasus-kasus perkembangan duktus mulleri

yang abnormal, sehingga terjadi hemiuterus dengan kornu uterina

rudimenter dan tidak berhubungan.

  b. Refluks menstrual pernah dikemukakan sebagai penyebab

terjadinya kehamilan ektopik, kelambatan fertilisasi ovum dengan

 perdarahan menstruasi pada waktu sebagaimana biasanya, secara

teoritis dapat mencegah masuknya ovum ke dalam uterus atau

menyebabkan ovum tersebut berbalik kembali ke dalam tuba.

c. Berubahnya motilitas tuba dapat terjadi mengikuti perubahan pada

kadar estrogen dan progesteron dalam serum. Perubahan jumlah

dan afinitas reseptor adrenergik dalam otot polos uterus serta tuba

fallopii kemungkinan besar menjadi penyebabnya (Jacobson dkk.,

7

Page 8: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 8/19

1987). Segi praktiksnya tampak pada peningkatan insiden

kehamilan ektopik setelah penggunaan preparat kontrasepsi oral

yang hanya mengandung progestin (Ory, 1981; Tatum dan

Schmidt, 1977), Kaufman, dkk (1984) dan Herbst dkk (1981)

melaporkan peningkatan insidensi kehamilan ektopik sebesar 4

hingga 13 persen di antara para wanita yang pernah mendapatkan

  preparat dietilstilbestrol (DES) intrauteri. Kejadian ini mungkin

disebabkan oleh berubahnya motilitas tuba daripada oleh abnormal

strukturnya.

3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang

telah dibuahi. Unsur-unsur ektopik endometrium dapat meningkatkan

implantasi dalam tuba. Meskipun para pengamat pernah melaporkan

adanya fokus-fokus endometriosis dalam tuba fallopii, namun hal ini

merupakan keadaan yang jarang dijumpai.

C. Diagnosis

Gejala-gejala kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan

diagnosis kadang-kadang menimbulkan kesulitan, khususnya kehamilan

ektopik yang belum terganggu sulit untuk dibuat diagnosis. Yang penting

dalam pembuatan daignosis kehamilan ektopik adalah supaya pada

 pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilan ini.

Gejala-gejala yang perlu diperhatikan ialah:

a. Adanya amenorea; amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek 

saja sebelum diikuti perdarahan, malah kadang-kadang tidak ada ameorea;

Tidak adanya riwayat haid yang terlambat bukan berarti kemungkinan

kehamilan tuba dapat disingkirkan. Salah satu sebabnya adalah karena

 pasien menganggap perdarahan per vaginam sebagai periode menstruasi

yang normal, dengan demikian memberikan tanggal haid yang keliru. Sifat

haid terakhir harus ditanyakan secara terinci berkenaan dengan waktu

8

Page 9: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 9/19

mulainya lamanya serta banyaknya haid, dan dianjurkan menanyakan

apakah pasien merasa bahwa haidnya abnormal

 b. Perdarahan: gangguan kehamilan sedikit saja sudah dapat menimbulkan

  perdarahan yang berasal dari uterus. Perdarahan dapat berlangsung

kontinu dan biasanya berwarna hitam. Selama fungsi endokrin plasenta

masih bertahan, perdarahan uterus biasanya tidak ditemukan; namun bila

dukungan endokrin dari endometrium sudah tidak memadai lagi, mukosa

uterus akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut biasanya sedikit-

sedikit, berwarna coklat gelap dan dapat terputus-putus atau terus-

menerus. Meskipun perdarahan vaginal yang masif lebih menunjukkan

kemungkinan abortus inkompletus intrauteri daripada kehamilan ektopik,

namun perdarahan semacam ini bisa terjadi pada kehamilan tuba.

c. Rasa nyeri: nyeri perut merupakan gejala yang penting. Pada kehamilan

ektopik yang terganggu rasa nyeri perut bawah bertambah sering dan

keras. Rasa nyeri mungkin unilateral atau bilateral pada abdomen bagian

 bawah atau pada seluruh abdomen, atau malahan di abdomen bagian atas.

Dengan adanya hemiperitonium, rasa nyeri akibat iritasi diafragma bisa

dialami pasien. Secara umum diperkirakan bahwa serangan nyeri yang

dirasakan hebat pada ruptura kehamilan ektopik, ini disebabkan oleh darah

yang mengalir ke dalam kavum peritonei.

d. Keadaan umum penderita: tergantung dari banyaknya darah yang keluar 

dari tuba, keadaan umum ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan

syok berat dan anemi. Pada abortus tuba yang sudah berlangsung beberapa

waktu suhu badan agak meningkat dan terdapat leukositosis. Hb dan

hematokrit perlu diperiksa pada dugaan kehamilan ektopik terganggu.

e. Perut: pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisi

uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan

tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan batas-batas yang

tidak rata di samping uterus. Hematokelretrouterina dapat ditemukan. Pada

ruptura tuba perut menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan

 bebas di dalam rongga peritoneum. Kavum douglasi menonjol karena

9

Page 10: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 10/19

darah yang berkumpul di tempat tersebut. Baik pada abortus tuba maupun

 pada ruptura tuba maupun pada ruptura tuba gerakan pada serviks nyeri

sekali. Nyeri tekan yang timbul pada palpasi abdomen dan pemeriksaan

  pervaginam, khususnya dengan menggerakkan serviks, dijumpai pada

lebih dari tiga per empat kasus kehamilan tuba yang sudah atau sedang

mengalami ruptur, tetapi kadang-kadang-kadang tidak terlihat sebelum

ruptur terjadi.

f. Perubahan Uterus. Karena kerja hormon-hormon plasenta, selama 3

 bulan pertama tetap terjadi pertumbuhan uterus hingga mencapai ukuran

uterus pada kehamilan intrauteri. Konsistensinya juga serupa selama janin

masih dalam keadaan hidup. Uterus pada kehamilan ektopik dapat

terdorong ke salah satu sisi oleh massa ektopik tersebut.

g. Tekanan Darah dan Denyut Nadi. Pada wanita muda yang sehat dengan

kehamilan ekstrauteri, gejala penurunan tekanan darah dan peningkatan

denyut nadi baru terjadi setelah perdarahan terus berlangsung dan keadaan

hipovolemia semakin berat.

h. Hipovolemia. Pada kehamilan ektopik biasanya terjadi Hipovolemia. 

i. Suhu Tubuh. Setelah terjadi perdarahan akut, suhu tubuh bisa tetap

normal atau bahkan menurun. Suhu yang sampai 38oC dan mungkin

  berhubungan dengan hemoperitonium, dapat terjadi; namun suhu yang

lebih tinggi jarang ditemui pada keadaan tanpa infeksi. Karena itu panas

merupakan gambaran yang penting untuk membedakan antara kehamilan

tuba yang mengalami ruptur dengan salfingitis akut; pada salfingitis akut,

suhu tubuh umumnya diatas 38oC. 

 j. Massa Pelvis. Suatu massa pelvis dapat teraba pada sekitar 20 persen

 pasien. Massa tersebut mempunyai ukuran, konsistensi serta posisi yang

 bervariasi; biasanya massa ini berukuran antara 5 hingga 15 cm, sering

teraba lunak dan elastis. Akan tetapi, dengan terjadinya infiltrasi dinding

tuba yang luas oleh darah, massa tersebut dapat teraba keras.

k. Hematokel pelvis. Pada banyak kasus ruptura kehamilan terdapat

kerusakan dinding tuba yang terjadi bertahap, diikuti oleh perembesan

10

Page 11: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 11/19

darah secara perlahan-lahan kedalam lumen tuba, kavum peritonium atau

keduanya. Gejala perdarahan aktif tidak terdapat dan bahkan keluhan yang

ringan dapat mereda; namun, darah yang terus merembes akan berkumpul

dalam panggul, kurang lebih terbungkus dengan adanya perlekatan, dan

akhirnya akan membentuk hematokel pelvis.

Pemeriksaan-pemeriksaan untuk membantu diagnosis

Gejala-gejala ruptura tuba begitu khas sehingga tidak memerlukan cara-

cara pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosis. Ada beberapa

 pemeriksaan yang dapat mendukung tegaknya diagnosis kehamilan ektopik 

terganggu ialah:

Tes kehamilan

Apabila tesnya positif, itu dapat membantu diagnosis khususnya terhadap

tumor-tumor adneks, yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan. Tes

kehamilan yang negatif tidak banyak artinya; umumnya tes ini menjadi negatif 

 beberapa hari setelah meninggalnya mudigah.

Dilatasi dan kerokan

Kerokan tidak mempunyai tempat untuk diagnosis kehamilan ektopik.

Biasanya kerokan dilakukan, apabila sesudah amenorea terjadi perdarahan

yang cukup lama tanpa diketemukan kelainan nyata di samping uterus,

sehingga dipikirkan abortus inkompletus, perdarahan disfungsional, dan lain-

lain. Ditemukan desidua tanpa villus korialis dari sediaan yang diperoleh dari

kerokan, dapat membawa pikiran ke arah kehamilan ektopik.

Laparoskopi

Laparoskopi merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk 

diagnosis kehamilan ektopik pada umumnya dan kehamilan ektopik yang tidak 

terganggu. Dengan cara pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata sendiri

 perubahan-perubahan pada tuba.

Ultrasonografi

Keunggulan cara pemeriksaan ini terhadap laparoskopi ialah bahwa ia

tidak invasif, artinya tidak perlu memasukkan alat ke dalam rongga perut.

11

Page 12: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 12/19

Akan tetapi pemeriksaan ini memerlukan orang yang berpengalaman dalam

menginterpretasikan hasilnya. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi,

tebal endometrium, adanya massa di kanan atau di kiri uterus dan apakah

kavum Douglasi berisi cairan.

Kuldosintesis

Kuldosintesis dilakukan dengan menusukkan jarum dengan lumen yang

agak besar di kavum douglasi di garis tengah di belakang serviks uteri, serviks

di tarik keatas dan keluar. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah

tua) biarpun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum douglasi. Jika yang

diisap darah baru, ini mungkin dari pembuluh darah dinding vagina yang

dicoblos.

Jika hasil kuldosintesis positif, sebaiknya segera dilakukan laparotomi,

oleh karena dengan tindakan itu dapat dibawa kuman dari luar ke dalam darah

yang terkumpul di kavum douglasi, dan dapat terjadi infeksi.

 D. Diagnosis Banding 

Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan kekeliruan diagnosis adalah

sebagai berikut;

a. Salfingitis akut atau kronis

Pada safingitis, perdarahan abnormal tidak begitu sering seperti gejala

spotting yang menjadi ciri khas kehamilan tuba. Rasa nyeri dan nyeri tekan

lebih besar kemungkinannya terdapat bilateral pada salfingitis. Pada kehamilan

tuba, benjolan dalam panggul bila teraba akan dijumpai unilateral, sedangkan

 pada salfingitis, kedua forniks kemungkinan sama-sama memberikan tahanan

dan terasa nyeri ketika ditekan. Sebenarnya benjolan unilateral yang dijumpai

 pada salfingitis harus menimbulkan pemikiran segera terhadap kemungkinan

infeksi. Dicker dkk. (1984) melaporkan seri kasus yang terdiri atas 8 orang

wanita dengan gambaran klinik abses pelvik atau tubo-ovarii unilateral.

Diagnosis prabedah yang benar dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan serum

yang positif untuk hormon korionik gonadotropin.

12

Page 13: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 13/19

Suhu pada salfingitis akut biasanya melebihi 38oC. Jika ada kecurigaan

terhadap kemungkinan kehamilan ektopik, tes yang sensitif untuk korionik 

gonadotropin dapat segera diminta. Hasil tes kehamilan yang positif 

merupakan informasi yang penting. Hasil tes kehamilan yang negatif tidak 

menyingkirkan kemungkinan kahamilan dan pemeriksaan korionik 

gonadotropin serum harus dilakukan bila diagnosis kehamilan hendak 

dihilangkan.

b. Abortus pada Kehamilan Intrauteri

Pada abortus imminens atau inkompletus kehamilan intrauteri, perdarahan

uterus biasanya lebih banyak, dan syok yang terjadi karena hipovolemia, bila

ada, biasanya sebanding dengan derajat perdarahan per vaginam. Namun, pada

kehamilan ektopik, syok hipovolemik yang terjadi hampir selalu melebihi

derajat yang diperkirakan dari pengeluaran darah pervaginam yang terlihat.

Rasa nyeri pada abortus uteri umumnya tidak begiu hebat, kemungkinan

  berirama, dan terletak rendah pada garis tengah abdomen; sementara itu,

serangan nyeri pada kehamilan tuba bersifat unilateral atau menyeluruh. Jika

ditemukan embrio atau plasenta dalam vagina atau didekat ostium eksternum

servisis, diagnosis abortus dari kehamilan intrauteri tidak diragukan lagi.

Meskipun demikian, harus kita ingat bahwa desidua yang lepas mungkin

 berlebihan pada kehamilan ektopik, sehingga tanpa pemeriksaan yang cermat,

 bisa dianggap secara keliru sebagai produk dari kehamilan intrauteri yang

tengah mengalami abortus. Lagi pula, kombinasi kehamilan ekstra uteri dengan

intra uteri bisa saja terjadi meskipun keadaan ini jarang dijumpai. Variasi

histologi yang nyata dalam endometrium pada kasus-kasus kehamilan ektopik 

terlihat sedemikian rupa sehingga hasil biopsi endometrium sering memberikan

kriteria diagnostik yang tidak bisa diandalkan, disamping kemungkinan bersifat

disrupsi jika kehamilannya intrauteri.

c. Ruptura Korpus luteum atau Kista Folikuler

Perdarahan intraperitonel dari kista ovarii mungkin sulit dibedakan dengan

 perdarahan ruptura kehamilan tuba. Meskipun hasil pemeriksaan korionik 

gonadotropin kadang-kadang membantu menegakkan diagnosis pra bedah,

13

Page 14: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 14/19

namun diagnosis sering baru bisa dibuat pada saat dilakukan laparotomi

eksplorasi untuk hemoperitoneum.

d. Torsi kista atau Apendiksitis

Baik pada torsi kista maupun apendiksitis, keluhan dan gejala kehamilan,

termasuk amenore, biasanya tidak begitu jelas dan hanya kadang-kadang saja

terdapat perdarahan abnomal dari vagina. Massa yang terbentuk akibat torsi

kista ovarii biasanya lebih diskrit, sedangkan pada kehamilan tuba batasnya

tidak begitu jelas. Pada apendiksitis, kadang-kadang lewat pemeriksaan

 pervaginam dapat diraba benjolan, dan rasa nyeri ketika seviks digerakkan jauh

lebih ringan bila dibandingkan pada ruptura kehamilan tuba. Lebih lanjut, nyeri

akibat apendiksitis sering lokasinya lebih tinggi dan disekitar titik McBurney.

Jika apendiksitis atau torsi kista ovarii dikelirukan dengan kehamilan tuba,

kekeliruan ini tidak berakibat apa-apa karena ketiganya memerlukan tindakan

 pembedahan segera.

e. Gangguan Gastrointestinal

Pada sebagian wanita dengan ruptura kehamilan ektopik, keluhan yang

menonjol adalah diare, nausea dan vomitus bersama nyeri abdomen. Diagnosis

gastroenteritis yang keliru pernah membawa kematian pada penderitanya

(Dorfman dkk., 1984).

f. Alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD)

Diagnosis kehamilan ektopik sering lebih sulit ditegakkan pada wanita

yang memakai IUD untuk kontrasepsi. Alat tersebut tidak mencegah terjadinya

kehamilan ektopik. Nyeri panggul bersifat kram dan perdarahan dari uterus,

yang keduanya merupakan gambaran khas untuk kehamilan ektopik, dapat

disebabkan oleh IUD. Lebih lanjut, IUD pada sebagian wanita dapat menjadi

faktor predisposisi terjadinya inflamasi adneksa yang bisa unilateral.

g. Riwayat Tubektomi

Operasi tubektomi tidak secara mutlak mencegah kehamilan. Tatum dan

Schmidt (1977) melaporkan bahwa kurang dari 16 persen dari kehamilan yang

terjadi setelah kegagalan tubektomi merupakan kehamilan ektopik. Sesudah

14

Page 15: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 15/19

dilakukannya tubektomi dengan cara laparoskopi, sebanyak 50 persen

kehamilan bersifat ektopik (McCausland., 1980).

E. Penanganan

a. Penanganan dengan Terapi Bedah

Kehamilan ektopik tidak terganggu harus segera dioperasi untuk 

menyelamatkan penderita dari bahaya terjadinya gangguan kehamilan tersebut.

Operasi yang dilakukan ialah salfingektomi, yaitu pengangkatan tuba yang

mengandung kehamilan.Pada abortus tuba, walapun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa penderita,

sebaiknya juga dilakukan operasi. Keberatan terhadap terapi konservatif ialah

  bahwa walaupun darah yang berkumpul dirongga perut lambat laun dapat

diresorbsi atau untuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran

lewat vagina dari darah di kavum douglasi), sisa darah dapat menyebabkan

 perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus.

Operasi terdiri atas salfingektomi, akan tetapi tidak jarang ovarium termasuk 

dalam gumpalan darah dan sukar dipisahkan, sehingga terpaksa dilakukan

salfingo-ooforektomi. Darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan,

dan tuba dan ovarium dari sisi yang lain diperiksa.

Jika penderita sudah punya anak yang cukup, dan terdapat kelainan pada

tuba tersebut, dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba itu pula, untuk 

mencegah berulangnya kehamilan ektopik. Jika penderita belum punya anak,

maka pada kelainan pada tuba dapat dipertimbangkan untuk mengkoreksi

kelainan tersebut, hingga tuba berfungsi.

Pada ruptur tuba, segera dilakukan transfusi darah dan laparotomi. Pada

laparotomi itu perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian

dari adneks yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita harus

diperbaiki dan darah di rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Sesudah itu

dilakukan salpingektomi atau salpingo-ooforektomi. Adneks yang lain sebaiknya

diperiksa, tetapi jangan membuang waktu dengan mengambil tindakan pada

tubanya. Konservasi ovarium dan uterus pada wanita yang belum pernah punya

15

Page 16: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 16/19

anak perlu dipikirkan sehubungan dewasa ini masih ada kemungkinan dapat anak 

melalui fertilisasi invitro.

Pada ruptur pars interstisialis tuba seringkali terpaksa dilakukan

histerektomi subtotal untuk menjamin perdarahan terhenti.

b. Penanganan dengan Terapi Non Bedah

Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampullaris tuba yang belum pecah pernah

dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan

 pembedahan. Kriteria kasus yang diobati dengan cara ini ialah: (1) kehamilan di

  pars ampullaris tuba belum pecah; (2) diameter kantung gestasi ≤ 4 cm; (3)

 perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml; (4) tanda vital baik dan stabil.

Obat yang digunakan adalah methotrexate 1 mg/kg IV dan Citrovorum factor 0,1

mg/kg IM berselang-seling selama 8 hari. Dari seluruh 6 kasus yang diobati, satu

kasus dilakukan salpingektomia pada hari ke 12 karena gejala abdomen akut,

sedangkan 5 kasus berhasil diobati dengan baik. Methotrexate adalah antagonis

asam folat yang digunakan untuk pengobatan kehamilan ektopik sebelum

mengalami ruptur dimana keadaan hemodinamiknya bagus. Dapat diberikan IV

atau langsung disuntikkan secara lokal kedalam kehamilan ektopik itu sendiri.

Bagaimanapun tingkat keberhasilannya lebih rendah jika dibandingkan dengan

methotrexate sistemik, dan membutuhkan panduan laparoskopik. Follow up dapat

dilakukan pemeriksaan serial HCG.

16

Page 17: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 17/19

BAB. III

PEMBAHASAN

Penegakkan diagnosis KET pada pasien ini didasarkan dari hasil anamnesis

dimana pasien mengeluhkan nyeri yang sangat pada perut bagian kanan bawah

adanya amenorea walaupun tidak adanya riwayat perdarahan pervaginam yang

sesuai dengan trias kehamilan ektopik yaitu amenore, nyeri perut bagian bawahdan perdarahan per vaginam.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil perut tegang, nyeri tekan di regio

suprapubik, dari tanda vital didapatkan tanda-tanda syok seperti takikardi dan

takipneau, sedangkan dari pemeriksaan dalam didapatkan hasil OUE tertutup,

cavum douglas dirasakan menonjol, dimungkinkan kavum douglasi menonjol

karena darah yang berkumpul di tempat tersebut, terdapat juga nyeri goyang

serviks (slinger pain), dan dari pungsi kavum douglas didapatkan darah yang

terkumpul di cavum douglas, sedangkan dari hasil pemeriksaan penunjang

didapatkan Hb Gyanmet 5,0 gr/dl, ini kemungkinan disebabkan oleh adanya

 perdarahan yang masif disebabkan oleh rupturnya tuba.

Pada pasien ini kemungkinan adalah kehamilan ektopik yang terdapat pada tuba,

karena jenis ini merupakan yang terbanyak. Pada pasien ini kemungkinan

  penyebab kehamilan ektopiknya adalah karena perubahan motilitas tuba oleh

karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron sebagai akibat

 penggunaan alat kontrasepsi susuk. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien

ini adalah dengan laparotomi emergensi dan dilakukan salfingektomi, yaitu

  pengangkatan tuba yang mengandung kehamilan, pada pasien ini dilakukan

 pengangkatan tuba hanya pada sisi yang mengalami ruptur ini dimungkinkan atas

 pertimbangan pasien masih dalam usia reproduktif dan masih mempunyai 1 anak.

Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian

dari adneks yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita harus

diperbaiki dan darah di rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Sesudah itu

17

Page 18: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 18/19

dilakukan salpingektomi atau salpingo-ooforektomi. Konservasi ovarium dan

uterus pada wanita yang belum pernah punya anak perlu dipikirkan sehubungan

dewasa ini masih ada kemungkinan dapat anak melalui fertilisasi invitro. Untuk 

selanjutnya pasien di berikan penjelasan tentang kemungkinan terjadinya

kehamilan ektopik berulang, kelanjutan fungsi reproduksi, penggunaan

kontrasepsi yang sesuai, jadual kunjungan ulang.

18

Page 19: presus-Kehamilan Ektopik

5/11/2018 presus-Kehamilan Ektopik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/presus-kehamilan-ektopik 19/19

Daftar Pustaka

1. Cunningham, FG, MacDonald PC, Gant, NF, Alih bahasa: Suryono J, dr,

Hartono A, dr, Obstetri Williams, EGC, Jakarta, 1995.

2. Mochtar, R, Prof. Dr., Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi kedua, EGC,

Jakarta, 1998.

3. Wiknjosastro, H,   Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.

4. Wiknjosastro, H,   Ilmu Kandungan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999.

5. Wiknjosastro, H,  Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal 

dan Neonatal , Ed.1, Cet.3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 2002.

6. Tay, JI. Moore, J, Walker JJ. 2000. Regular Review Ectopic pregnancy

www.bmj.com/ectopic pregnancy.pdf 

19