presentation 2

11
Kelompok 5 Rizky Nurhayati G84120036 Maya Ekasari A34130024 Ivan Arif R M Siregar A34130029 Nurul Hasanah A34130108

Upload: habibah-eka-kusnaedi

Post on 04-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ghcgfchvjb

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation 2

Kelompok 5 

Rizky Nurhayati G84120036Maya Ekasari A34130024Ivan Arif R M Siregar A34130029Nurul Hasanah

A34130108

Page 2: Presentation 2

PendahuluanKemajuan media elektronik di Indonesia mengalami pergerakan yang cukup pesat

Menjadikan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari media informasi global sekaligus sebagai bagian dari komunitas masyarakat informasi dunia.

Page 3: Presentation 2

Perkembangan dunia penyiaran indonesia terlihat semakin marak sejak diterbitkanya Surat Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor 11/Kep /Menpen/1990 tentang penyiaran televisi di Indonesia

Lembaga penyiaran televisi swasta berubah signifikan bahkan telah membuka pasar baru bagi interaksi ekonomi pelaku usaha dan masyarakat.

Page 4: Presentation 2

TujuanMengetahui dan mempelajari peraturan pemerintah No 50 tahun 2005

Menganalisis contoh pelanggaran yang terjadi di dunia penyiaran berdasarkan PP No 50 tahun 2005

Page 5: Presentation 2

Pembahasan dan Penerapannya

Lembaga Penyiaran Swasta merupakan lembaga penyiaran yang bersifat komersial. Lembaga Penyiaran Swasta didirikan dengan modal awal yang seluruhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia.

Bentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur Lembaga Penyiaran Swasta sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 adalah Peraturan Pemerintah

Page 6: Presentation 2

Dengan diizinkannya penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi berjaringan atau lokal, sehingga terbuka peluang bagi masyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran, dengan tetap mengacu kepada rencana induk (master plan) frekuensi radio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran radio dan televisi.

Page 7: Presentation 2

Menurut PP No. 50 Tahun 2005Pasal 17 ayat 2: Durasi Relai siaran untuk acara tetap yang berasal dari lembaga penyiaran dalam negeri bagi lembaga penyiaran melalui sistem stasiun jaringan dibatasi paling banyak 40% untuk jasa penyiaran radio dan paling banyak 90% untuk jasa penyiaran televisi dari seluruh waktu siaran per hari.

Pasal 17 ayat 1 : Durasi relai siaran untuk acara tetap yang berasal dari lembaga penyiaran dalam negeri bagi lembaga penyiaran televisi yang tidak berjaringan dibatasi paling banyak 20% dari seluruh waktu siaran per hari.

Pasal 36 : Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf e memungkinkan terjangkaunya wilayah siaran paling banyak 90% dari jumlah provinsi di Indonesia, hanya untuk sistem stasiun jaringan yang telah mengoperasikan sejumlah stasiun relai yang dimilikinya melebihi 75% dari jumlah provinsi sebelumnya ditetapkannya PP ini.

Page 8: Presentation 2

Pasal 71 : Pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Swasta oleh satu orang atau satu badan hukum, yang sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini telah memiliki Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio lebih dari satu, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi lebih dari satu, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran Berlangganan, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran radio dan media cetak, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dan Lembaga Penyiaran Berlangganan, atau Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dan media cetak, harus melaporkan kepemilikannya kepada Menteri.

Page 9: Presentation 2

pasal 4 dan 5 PP Nomor 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Swasta yang memuat tentang tata cara perizinan dan persyaratan pemilikan IPP. Dalam rezim hukum perseroan terbatas terdapat pemisahan secara tegas antara kekayaan badan hukum dengan kekayaan pemegang sahamnya.

Kesesuaian terhadap keadaan sekarang :

Page 10: Presentation 2

SimpulanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta ( Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4566 ). Dengan diundangkan dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pada tanggal 28 Desember 2002 dunia penyiaran Indonesia mengalami perubahan yang berarti. Pertumbuhan penyiaran radio dan televisi baik di kota maupun di daerah akan meningkat.

Hal itu dimungkinkan dengan diizinkannya penyelenggaraan penyiaran radio dan televisi berjaringan atau lokal sehingga terbuka peluang bagi masyarakat untuk berusaha di bidang penyiaran, dengan tetap mengacu kepada rencana induk (master plan) frekuensi radio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran radio dan televisi.

Page 11: Presentation 2

TERIMA KASIH