presentation 1
DESCRIPTION
cobTRANSCRIPT
CEDERA OTAK BERATBEDAH SARAF
IDENTITAS
Nama : Tn. RR
No. RM : 12.42.81.04
Kelamin : Laki-Laki
Usia : 50 tahun
Alamat : Ngemplak
Tanggal MRS : 6 Jul 2015
Anamnesis
Pasien rujukan dari RS Adi Husada dengan Cedera Otak Berat. Pasien jatuh dari ketinggian 4 meter saat akan menebang pohon. Pasien jatuh dengan kepala
Pasien tidak sadar sejak kejadian. Kejang (-), muntah (-).
Pemeriksaan Fisik
KU : dalam sedasi
Vital Sign:
TD : 120/80 HR: 80x/m RR: 18x/m t: 37,2
Status Generalis:
K/L : a(-) i(-) c(-) d(-)
Tho : Simetris, retraksi (-) C : s1/s2 tunggal, reguler
P ; ves/ves, rh -/-, wh -/-
Abd : flat, soepel, bising usus normal
Ext : akral hangat kering merah, edema (-), CRT < 2”
DEFINISI
CEDERA KEPALA:
adalah semua kelainan pada kepala dan wajah akibat suatu jejas atau benturan (impak).
CEDERA OTAK BERAT:
adalah cidera kepala yang disertai kelainan saraf.
KLASIFIKASI
Mekanisme cedera
Cedera penetrasi
Cedera tumpul
Kesadaran
COR = GCS 14-15
COS = GCS 9-13
COB = GCS 3-8
Morfologi akibat cedera
Skull Fracture
Vault
MEKANISME
Impak
Impuls
Tatalaksana cedera otak
Fase Akut
Fase Perawatan
Tatalaksana
Tindakan definitif untuk menangani
cedera primer
Mencegah dan merawat timbulnya
cedera sekunder
Tatalaksana fase akut
1. General precaution (persiapan alat, proteksi diri, inform consent
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (anamnesa dan pemeriksaan fisik)
4. Status lokal kepala – leher dan pemeriksaan neurologis (GCS, saraf kranialis, motorik, sensorik, autonom)
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan
6. Menentukan diagnosa pasti dan tahapan tatalaksana selanjutnya
Tatalaksana Fase Perawatan
Keseimbangan cairan, nutrisi, dan elektrolit
Hari 1 dan 2 cairan isotonik
Mulai hari 3 -> nutrisi oral/ dengan NG tub
Pengukuran suhu
Hipertermia intrakranial: cairan ekstra 10-15% setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius
Hipertermia ekstrakranial (Mis. Infeksi): cairan ekstra, antibiotik, dan antipiretik
Pasang kateter urin
Cegah konstipasi -> laksan
Perawatan kulit -> mobilisasi dan perubahan posisi secara periodik
Perawatan mata -> cegah keratitis eksposure
Penanganan COR
Penanganan COS
Tekanan Intrakranial
Tekanan intrakranial dalam posisi supine normal 10-15mmHg
Isi intrakranial adalah: otak ,CSF ,darah
doktrin Monro-Kellie: Volume rongga tengkorak adalah konstan dan bahwa peningkatan volume salah satu unsur akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
CPP= MAP - ICP
Kaye, AH. 2005. Eessential Neurosurgery 3rd edition
Herniasi Serebral
Berdasarkan pada penyebab kenaikan tekanan intrakranial atau posisi massa intracranial, 3 herniasi utama otak digambarkan sebagai:
transtentorial.
Foramen magnum.
Subfalcine
Kaye, AH. 2005. Eessential Neurosurgery 3rd edition
Kaye, AH. 2005. Eessential Neurosurgery 3rd edition
Herniasi transtentorial
Perpindahan dari otak dan herniasi dari uncus dari lobus temporal melalui hiatus tentorial, menyebabkan kompresi saraf kranial ke-3 dan midbrain.
Saraf kranial 3 Midriasis Ipsilateral
Kompresi pedunculus cerebri hemiparesis kontralateral.
Arteri serebral posterior iskemia regio osipital menghasilkan hemianopsia.
Herniasi tonsil serebelum
Mengakibatkan foramen magnum dan kompresi medula.
Kaku kuduk dari iritasi dura sekitar foramen magnum.
Apnea Pernafasan Cheyne-Stokes.
Tekanan dari herniasi tonsil paresis tungkai mendadak dan gangguan sensorik.
Turunnya isi intrakranial dengan tekanan intrakranial menyebabkan kerusakan pada tangkai hipofisis diabetes insipidus.
Progresif Herniasi kerusakan di batang otak pupil berubah dari dilatasi dan fixed menjadi midsize dan unresponsive. kematian batang otak.
Gejala utama:
Nyeri kepala
Mual dan muntah
Penurunan kesadaran
Edema papil
Cushing refleks
Sebagai tekanan intrakranial meningkat, untuk mempertahankan CPP konstan, harus ada kenaikan kompensasi dalam tekanan darah sistemik. Respon hipertensi yang terjadi secara klasik terkait dengan bradikardia.
Manajemen Tekanan Intra Kranial
Beberapa pilihan terapi:
Pemasangan TIK Monitor
Menjaga CPP 60 - 70 mmHg
Drainase Cairan Serebrospinal(CSF)
Manitol 0,25 - 1,0 gr/KgBB
Hiperventilasi PaCO2 30-35 mmHg (pada kasus impending herniasi)
Terapi tersier: barbiturat dosis tinggi, hyperventilation PaCO2 <30mmHg, Hypothermia, Decompressive Craniectomy.
Tim Neurotrauma RSU Dr. Soetomo. 2007. Pedoman Tatalaksana Cedera Otak
Indikasi Pemasangan Monitor TIK
Pemasangan Monitor TIK perlu dilakukan pada pasien cedera otak berat
(GCS 3-8 setelah proses resusitasi) dengan CT Scan kepala abnormal (hematoma, contusio, edema atau penyempitan sisterna basalis ). Monitor TIK juga perlu dipasang pada pasien Cedera Otak Berat (COB) dengan CT scan kepala normal jika didapatkan dua atau lebih dari hal berikut :
Usia > 40 tahun
Tekanan darah sistolik < 90
Postural bilateral atau unilateral