presentation 1

17

Upload: wa-ode-dita-arliana

Post on 27-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Epid Kespro

TRANSCRIPT

Slide 1

Latar BelakangAngka kematian TinggiUpaya penting untuk menekan penularan TB diagnosis dini yang definitif.

KriteriaBTAKultur Lowenstein-Jensen (LJ)Amplifikasi asam nukleatMetoda diagnosis cepat yang baru dikembangkan yaitu penggunaan Mycobacteriophage.Deteksi Mycobacterium tuberculosis pada sputum dapat dilakukan melalui 2 metoda, yaitu menggunakan luciferase reporter phage (LRP) dan menggunakan metode amplifikasi faga. Salah satu metode yang menggunakan metode amplifikasi faga FASTPlaqueTBTM (Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK) Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji metode FASTPlaqueTBTM dalam mendeteksi Mycobacterium tuberculosis pada sputum. Diharapkan metode ini dapat membantu penegakan diagnosis TB yang cepat, akurat, mudah dan aman sehingga dapat dilakukan secara rutin di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, sehingga ddapat meningkatkan cakupan TB di Indonesia.

MetodeSampel (Sputum) diperoleh dari 46 orang pasien, terdiri dari 18 pasien yang berobat jalan di poli paru Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPNCM) Jakarta, satu pasien yang dirawat di bagian paru RSUPNCM Jakarta, 3 pasien yang berobat di Puskesmas Menteng Jakarta dan 24 pasien yang berobat di Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Tanah Tinggi Jakarta, yang memenuhi kriteria inklusi dan telah menandatangani informed consentKriteria inklusi yang digunakan adalah pasien usia >15 tahun dengan suspek TB paru. Suspek TB paru ditetapkan dengan kriteria yang memenuhi satu atau lebih gejala sebagai berikut : gangguan di saluran nafas (batuk >2 minggu, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada), terdapat gejala sistemik (demam, malaise, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan).Pengambilan sputum dilakukan dengan teknik asepsis. Pengambilan sputum dari masing-masing responden dilakukan maksimal sebanyak 3 kali, yaitu sputum sewaktu-pagi-sewaktu. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus perkiraan perbedaan 2 proporsi. Pengumpulan spesimen dilakukan selama 2 periode yaitu bulan AprilJuli 2009 dan OktoberDesember 2010.

Pewarnaan dengan metode ZN dilakukan sebelum dan sesudah dekontaminasi sputum. Dekontaminasi dilakukan dengan metode NALC-NAOH (Mycoprep) dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg selama 20 menit. Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan dibuang. Sedimen ditambah dengan 15 ml FASTPlaqueTB (FPTB) MediumTM Plus dan disentrifus dengan kecepatan minimal 2000xg selama 20 menit. Spesimen didiamkan beberapa saat, kemudian supernatan dibuang (sisakan sekitar 0,51 ml). Setelah itu ditambahkan 1 ml FPTB MediumTM Plus. Selanjutnya spesimen diambil 1 ose dan dilakukan pembuatan preparat untuk pemeriksaan mikroskopis. Kemudian 1 ml spesimen dimasukkan ke dalam vial steril yang sudah tersedia dalam kit FASTPlaqueTBTM dan diinkubasi selama 1824 jam. Bersamaan dengan uji di atas, dilakukan biakan pada media LJ dan Lowenstein JensenP-nitrobenzoic acid (LJ-PNB). Sebanyak 0,2 ml spesimen dimasukkan ke dalam media LJ dan diambil 0,2 ml lagi untuk ditanam di media LJ-PNB. Sebelum diinkubasi, tutup ulir pada tabung LJ dan LJ-PNB dilonggarkan dan media diletakkan di dalam inkubator dengan posisi miring 30 selama 24 jam. Setelah itu tutup ulir dirapatkan kembali dan tabung diinkubasi pada posisi tegak. Kultur diamati hingga 8 minggu. Uji FASTPlaqueTBTMUji FASTPlaqueTBTM dilakukan sesuai dengan petunjuk pada manual dari Biotec Laboratories Ltd., Ipswich, UK . Pada setiap uji disertakan kontrol negatif dan kontrol positif. Semua sampel sputum yang sudah diproses dan sudah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35-37C, kontrol negatif dan kontrol positif ditambah dengan 0,1 ml larutan faga dan diinkubasi selama 60 menit pada suhu 3537C. Setelah inkubasi, masing-masing tabung ditambah 0,1 ml larutan virusid. Tabung didiamkan selama 5 menit pada suhu ruang, kemudian masing-masing tabung ditambah 5 ml larutan FPTB MediumTM Plus untuk menetralisasi efek virusid. Selanjutnya ditambah dengan 1 ml larutan sel sensor. Setelah itu ditambah dengan 5 ml FPTB agar yang sudah dicairkan dan dituang ke dalam petri steril. Diamkan hingga agar mengeras (sekitar 30 menit pada suhu 2025C). Petri kemudian diinkubasi semalam pada suhu 3537C. Keesokan harinya petri diambil dari inkubator dan dihitung jumlah plak yang terbentuk. Pada kontrol negatif harus terbentuk < 10 plak, kontrol positif harus terbentuk >20 plak. Pada petri spesimen, hasil dikatakan negatif apabila ditemukan 019 plak dan dikatakan positif apabila terdapat >20 plak.HasilHasil pemeriksaan mikroskopisPada 90 sampel sputum dilakukan pewarnaan tahan asam dengan metode Ziehl Neelsen. Hasil pewarnaan setelah proses dekontaminasi menunjukkan bahwa sebanyak 52 sampel (58%) positif dan 38 sampel (42%) negatif.Hasil pemeriksaan kulturSetelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis, selanjutnya sampel ditanam pada media LJ dan LJ-PNB. Nontuberculous Mycobacteria tidak diikutsertakan dalam analisis lebih lanjut . Sebanyak 52 sampel (57,8%) menunjukkan hasil kultur LJ positif dan 38 sampel (42,2%) menunjukkan hasil kultur negatif. Hasil pemeriksaan FASTplaqueTBTM Selain pemeriksaan mikroskopis dan kultur, semua spesimen juga diperiksa dengan menggunakan metode FASTPlaqueTBTM. Dari 90 sampel yang diperiksa, 53 sampel (58,9%) menunjukkan hasil positif dan 37 (41,1%) memberikan hasil negatif.

KesimpulanUji FASTPlaqueTBTM memiliki sensitivitas yang cukup baik, akan tetapi nilainya masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan metode pewarnaan Ziehl Neelsen setelah homogenisasi dan dekontaminasi. FASTPlaqueTBTM hanya mampu mendeteksi bakteri hidup sedang metode Ziehl Neelsen tidak dapat membedakan antara bakteri hidup dan mati. Kombinasi pemeriksaan mikroskopis dan FASTPlaqueTBTM terbukti mampu meningkatkan sensitivitas. FASTPlaqueTBTM merupakan metode yang cukup mudah dikerjakan. Selain itu metode ini memberikan keamanan yang lebih baik bagi petugas laboratorium karena menggunakan Mycobacterium smegmatis yang tidak bersifat patogen.Keunggulan dan KelemahanKeunggulanDilakukannya proses pengulangan dekontamiasi sehingga mengurangi kontaminasi bakteri gram positif, yang dapat memberikan hasil positif palsu pada saat pengujian.Metodologi penelitian dijelakan secara rinci, sehingga pembaca dapat memahami prosesnya, mulai dari penentuan sampel sampai dengan interpretasi hasilnya.KelemahanSampel yang diuji belum mampu mewakili seluruh strain Mycobacterium tuberculosis di Indonesia, karena hanya diambil dari beberapa tempat pelayanan kesehatan di Jakarta.Penelitian ini tidak melakukan identifikasi hingga spesies bakteri.Tidak dilakukannya uji statistik untuk melihat adanya perbedaan dalam hasil antara metode FASTPlaqueTBTM, metode Ziehl Neelsen dan metode Kultur LJ.