presentasi kasus pre eklamsia berat

Upload: tegarrachman23

Post on 05-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yoyoyo

TRANSCRIPT

Presentasi KASUS ANESTESIOLOGI

Pembimbing :dr. Sonny Trisnadi, SpAn

Disusun oleh :Melvin Junius / 07120090003Alvin Hartanto / 07120090020Nofilia C. C. / 07120090066Wisnu Adiputra / 07120080072Theresia R. Davita / 07120080018KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANESTESIOLOGI

RUMAH SAKIT TK.1 BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTO

PERIODE 29 APRIL-24 MEI 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPANBAB I

KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Istri

Nama: Ny. DUmur: 30 tahun

Agama: Islam

Pendidikan : SMASuku: Jawa

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Alamat: Kp kali suren rt 1 , Bogor.Suami

Nama: Tn. R

Umur: 35 tahun

Agama: Islam

Pendidikan : Polri

Suku: Jawa

Pekerjaan: Polisi

Alamat: Asrama Polsek DepokTanggal masuk : 2 Mei 20132. ANAMNESA (saat masuk RS)Jenis anamnesa : autoanamnesa dan alloanamnesaKeluhan Utama : Mules dan sesak napas sejak 2 hari SMRSKeluhan Tambahan: Batuk berdahak, mual muntah, dan pandangan kabur sejak 2 hari SMRSRiwayat Penyakit Sekarang :

Pasien hamil 32minggu datang pada tanggal 2 Mei 2013 pukul 1.08 WIB ke UGD Rumkitpuspol RS Sukanto dengan keluhan adanya mules yang tidak terus menerus dan disertai sesak nafas terus menerus seperti diikat sejak 2 hari yang lalu yang makin memburuk bila pasien dalam posisi tidur. Suami pasien menambahkan bahwa pasien tidak meminum obat apapun untuk meringankan bebannya. Keluhan disertai mual-muntah cairan disertai makanan yang tidak tercerna sempurna sebanyak 2x dimana volume muntahan diakui suami pasien sekitar setengah gelas aqua. Pandangan mata kabur seperti berkabut secara tiba-tiba pada kedua mata, dan batuk dengan dahak kental berwarna putih kemerahan sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam, kejang, keringat malam, kencing berdarah, trauma ,dan penurunan berat badan disangkal oleh os dan suami. Tidak ada faktor yang memperingan kondisi pasien saat ini. BAB dan BAK diakui suami pasien dalam batas normal. Saat itu juga pasien dipindahkan ke ICU dengan indikasi PEB yang disertai suspek pulmo oedem, pasien gelisah, kesadaran pasien semakin menurun, dan sulit untuk berkomunikasi.Riwayat Penyakit Dahulu :

3. Riwayat tekanan darah tinggi saat kehamilan disangkal

4. Riwayat penyakit kencing manis disangkal

5. Riwayat alergi disangkal

6. Riwayat asma disangkal

7. Riwayat keputihan tanpa disertai rasa gatal (+)

8. Riwayat penyakit jantung disangkal

9. Riwayat penyakit paru disangkal

10. Riwayat penyakit infeksi saluran kemih disangkal11. Riwayat gangguan penglihatan sebelumnya disangkal Riwayat Penyakit Keluarga :

12. Riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal

13. Riwayat kencing manis pada keluarga disangkal

14. Riwayat asma pada keluarga disangkal

15. Riwayat alergi pada keluarga disangkal

Riwayat Operasi :

16. Riwayat operasi sebelumnya disangkal

Riwayat Kebiasaan :

17. Pasien tidak pernah merokok

18. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang

Riwayat Haid

19. Menarche: 12 tahun

20. Siklus

: Teratur, 28 hari

21. Lamanya haid: 7 hari

22. Dismenorrhea: +

Riwayat Obstetri 23. Gravida

: ke-124. HPHT

: 6 September 2012

25. Taksiran partus: 13 Juni 2013

26. Usia kehamilan: 32 minggu

27. Riwayat kontrasepsi: tidak ada.III. PEMERIKSAAN FISIK UMUM Diperoleh dari rekam medik :

28. Keadaan umum : Tampak Sakit Berat29. Kesadaran : GCS:11 (E : 3 M: 5 V:3 )30. Tekanan darah : 190/110 mmHg

31. Nadi : 110x / menit

32. Suhu : 36,5 C

33. RR: 28x/menit

34. Berat badan: 85 kg35. Tinggi badan : 163 cm

IV.STATUS OBSTETRI Pemeriksaan luar (2-5-2013, pk. 02.00 WIB) (ICU)36. Inspeksi: Tampak cembung sesuai usia kehamilan, simetris, linea nigra (+), striae gravidarum (+).

37. Palpasi:

38. TFU

: 32 cm

39. Taksiran berat janin : 1800 gr

40. His

: 2 x selama 10 menit, kekuatan kuat, durasi 35 detik.41. Leopold 1 : Teraba masa besar dan lunak ( bokong )42. Leopold 2 : Teraba bagian keras seperti papan (punggung janin) disebelah kanan

43. Leopold 3 : Teraba masa besar bulat, keras, dan melenting ( kepala )

44. Leopold 4 : konvergen 3. Auskultasi: Denyut jantung janin 78 x/menit

Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 0 cm, ketuban (-) menonjol,presentasi kepala.V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hemoglobin

: 11.2 g/dL (10-15g/dL)

Hematokrit

: 34% (30-46%)

Leukosit

: 10300/uL (6000-17000/uL)

Trombosit

: 209000/uL

Masa Perdarahan

: 3

Masa Pembekuan

:10

SGOT

: 40.3 U/L

SGPT

: 25.5 U/L

Cholesterol Total

: 209 mg/dL

Cholesterol HDL-direk: 46 mg/dL

Cholesterol LDL-indirek: 123 mg/d:

Trigliserida

: 196 mg/dL

Ureum

: 76 mg/dL

Creatinine

: 1.9 mg/dL

Asam Urat

: 15.6 mg/dl

Glukosa Darah Sewaktu: 167 mg/dL

Urinalisis

Warna

: Kuning

Kejernihan

: keruh

Reaksi/Ph

:5,5

Berat Jenis

:1.025

Protein

:+++/Positif

Bilirubin

:-

Glukosa

:-

Keton

:-

Darah/Hb

:-

Nitrit

:-

Urobilinogen

:-

Leukosit

:-

Analisa Gas Darah:

Temperature

: 37.0

Hemoglobin

: 15.0

FiO2

: 61.0

pH

: 7,29

pCO2

: 23

pO2

:75

O2sat

:94%HCO3

: 11

BE

:-14

Total CO2

: 11

SBE

:-15

Treatment:

1.Inj Meropenem 3x1 gr.

2.Captopril oral 3x 25 mg

3. Amlodipin oral 3x 10 mg.

6.Inhalasi combivent (ipratropium bromide +albuterol ) 3x sehari )

VI. LAPORAN PERKEMBANGAN

WaktuTTVDJJHisObservasi/Tindakan

2/02/2013

(02.35)TD :167/90S : 36P : 28x/m127 dpm2x, kuat, 35Os tiba di Kamar ICU pukul 02.15 dengan keluhan mules dan sesak napas seperti diikatPalpasi : TFU 32 cm, puka, presentasi kepala. TBJ 1800g.

PD : portio tebal lunak, pembukaan 0 cm, ketuban (-) menonjol.

(01.45)Konsul ke dr. Semuel, Sp OG. Intruksi : dipersiapkan SC cito + rawat ICU+ observasi TTV

45. Laporan operasi I SC

Dokter ahli bedah: dr. Semuel, Sp.OG

Asisten: dm. Doddy KPerawat: Zr. Kunti

Ahli anestesi: dr. Riza, Sp.An

Jenis anestesi: GA Diagnosis pre-op: G1P0A0, hamil 32 minggu dengan PEBTanggal operasi: 02 Mei 2013

Jam mulai: 13.15Jam selesai: 14.10Lama operasi: 55 menitLaporan operasi:

46. Pasien berbaring telentang di meja operasi dalam general anastesi.

47. Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.

48. Insisi pfannestiel 10 cm.

49. Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidarum.

50. Plika vesikouterina disayat semilunar, vesika disisihkan ke bawah.

51. SBU disayat tajam, dilebarkan tumpul berbentuk U.

52. Dengan bantuan tangan, lahir bayi laki-laki, BBL 1800 gram, PBL 50 cm, APGAR 0/0, jam 13.30 dengan kondisi kritis.53. Air ketuban kehijauan, jumlah cukup. Plasenta berimplantasi di fundus, dilahirkan lengkap.

54. Kedua ujung SBU dijahit, hemostasis luka dijahit jelujur 1 lapis dengan safil no. 1.0.

55. Kedua tuba dan ovarium dbn.

56. Diyakini tidak ada perdarahan, rongga abdomen dicuci dengan aquadest.

57. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis dengan safil no. 1.0. jelujur, kulit subkutikuler.

58. Perdarahan 200 cc, urine 40 cc.

Instruksi post-op:

59. Observasi TTV, perdarahan, dan kontraksi uterus.

60. Cek darah rutin 6 jam post-op.

61. Imobilisasi minimal 24 jam.

62. Medikasi:Inj. Meropenem 3x1 gr(24 jam)

Captopril 4x25

Profenid sup. 3 x 1 (24 jam)

Amlodipin 4x10mg

Inj Rantin 2x50mg

Bisoprolol 1x5

IVFD RL + oxytocin 2 amp ( 12 tpm

Metildopa 2x 250mg63. Laporan anestesi operasi I

Nama ahli anestesi: dr. Riza, Sp.An

Nama ahli bedah: dr. Semuel, Sp.OG

Nama perawat/bidan: Br. SubarniDiagnosis pre op: G1P0A0 hamil 32 minggu, dengan PEBPremedikasi: Fentanyl 50mgNama/macam operasi: SC

Jenis anestesi: GATeknik: ETTCairan: RL 1000cc + RingerFordin 1000ccTanggal: 02 Mei 2013

Jam anestesi mulai: 13.00Jam anestesi selesai: 14.30Lama anestesi: 1 jam 30 menitSecondary Survey :

Breathing : Vesikuler, Rhonki (+/+)

Wheezing (-/-)

Brain : E4 V:ett M 6, gelisah , pupil isokor. Reflex cahaya (+/+)

Bladder : 40 cc, kateter terpasang , kuning keruh

Bowel : BU+Rencana Operasi Section Secarea:

: Status Fisik ASA IV

: Jenis anastesi Umum

: Teknik Anestesi: Induksi Anestesi Intravena dilanjutkan

dengan intubasi endotracheal tube no 7,5 dan dipasang OPA.

Persiapan Operasi

Surat izin Operasi

Puasa 6-8 jam sebelum operasi

Tidak memakai perhiasan/kosmetik

Tidak ada gigi palsu

Memakai baju khusus kamar bedah.

Anastesi:

Premedikasi

Fentanyl 50mgInduksi:

Propofol 100 mg

Sevofluran 1 vol %

02: 2 liter/menit

N20: 3,0 liter/menit

Nafas Kendali

Relaksasi Otot: Rocuronium 30mg

Medikasi:Oxytocin 20IU/drip per RL 500ml

Methergin 200mcgvitamin K3 10mg Transamin 250 mg CROME 50 mg Tramadol 100mgTekhnik Anestesi:

Setelah alat disiapkan dan pasien posisi terlentang (supine ), Dipasang Infus RL 2 Jalur

Setelah itu diberikan injeksi Propofol 170 mg. Sungkup muka kemudian dipasang dengan pemberian oksigen 100 % sebesar 3 l/menit

N2O mulai diberikan 3l/menit dengan 02 2l/menit , bersamaan dengan sevofulran 1,5 %

Setelah 5 menit, diberikan pelumpuh otot Rocuronium 20mg.

Intubasi dengan ETT no 7,5 dengan cuff dan guedel terpasang.+- 15 menit kemudian bayi lahir ,lalu diberikan Oxytocin 20 IU dalam RL 500 cc.Pada lapangan operasi terjadi perdarahan. 5 menit berikutnya diberikan vitamin K3 10mg diikuti transamin 250 mg dan CROME 50 mg drip dalam RL 500ml. sebelum operasi selesai, diberikan tramadol 100mg. Operasi selesai dengan TD 110/70.MAP:83 ,HR:88.Setelah operasi selesai dilakukan pengisapan lender, Intubasi tetap dilanjutkan, kemudian sevofluran dan N20 dimatikan diberi 02 Sebanyak 2 l/ menit sampai diyakini jalan nafas bebas.

Setelah selesai pasien langsung dibawa ke ruang ICU untuk observasi lebih lanjut.64. Observasi Persalinan Post sc

WaktuTTVKontraksi uterusPerdarahan dan urineObservasi/Tindakan

02/05/2013

(14.45)TD :140/90

N : 100x/m

S : 35,5

P : 32x/mBaik, 1 jari d.a.pMinimal.

Urine :10 cc

15.00TD :145/95N : 115x/m

S : 36P : 28x/mBaik,1 jari d.a.pMinimal

Urine :10 cc

15.15TD :155/90N : 120x/m

S : 84P : 26x/mBaik,1 jari d.a.pMinimal

Urine :10 cc

15.30TD :150/90N : 88x/m

S : 36

P : 28x/mBaik,1 jari d.a.pMinimal

Urine :5 ccPemberian furosemide 20 mg

15.45TD : 150/95N : 88x/m

S : 36,3

P : 26x/mBaik,1 jari d.a.pMinimal

Urine :20 cc

16.15TD : 145/90

N : 92x/m

P : 28x/mBaik,1 jari d.a.p1 pembalut

Urine : 20 cc

Bayi Ny. D

13.30 : bayi laki-laki lahir, denyut jantung (-), dilakukan pembersihan jalan napas dan intubasi dengan ETT no 2,5 kedalaman 9,5 cm dari bibir serta pijat jantung. Dipasang infus di dorsum manus dextra dengan abbocath no 24 loading NaCl 0,9% 40cc. diberikan adrenalin 1:10.000 0,2cc dan sulfas atropine 0,2mg (diulang 4x cycle). Diberikan D10% 4cc sambil RJP dikerjakan.

13.46 : bayi dinyatakan meninggal. VII. DIAGNOSIS

Pasien wanita berusia 30 tahun dengan riwayat obstetrik G1P0A0H32minggu dengan Preeklamsia berat. Setelah dilakukan tindakan operasi sectio caesaria, bayi lahir meninggal, Pada pemeriksaan terakhir setelah bayi lahir dan dalam kurun waktu 3-4 jam menunjukkan tekanan darah ibu 145/90 mmHg .VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: dubia ad malamQuo ad functionam: dubia ad malamQuo ad sanantionam : dubiaIX. OBSERVASI POST SC (ICU)3 Mei 2013

S: -0: Ku: Tampak sakit sedang Kesadaran: E4 V ett M 6 Td: 142/92 MAP:109 RR: 26

S:36,7

Sa02: 100%Nd: 76x/menit

Paru: ronchi basah +/+

Hasil LaboratoriumProtein total

: 2.6 g/dL

Albumin

: 1.4 g/dL

Globulin

: 1.2 g/dL

Bilirubin total

: 0.56 mg/dL

Bilirubin Direk

: 0.42 mg/dL

Bilirubin indirek

: 0.14 mg/dL

SGOT

: 25.8 U/L

SGPT

: 14.7 U/L

Hemoglobin: 10,9g/dL

Hematokrit: 32%

Leukosit: 36.300/uL

Trombosit: 269.000/uL

Analisa Gas Darah

Jam 6.30 jam 14.12pH: 7,39 ( 7.35-7-45)

ph 7.40pCo2: 28 ( 35-45)

pCO2 25pO2: 114 (85-95)

p02 114O2sat :99 (85-95)

02sat 98HCO3: 16 (21-25)

HCO3 15BE :-7 (-2,5 +2,5)

BE -8SBC: 18 ( 22-26 )

SBC 18Total CO2:16 ( 21-27 )

16SBE -9 (-2,4 +2,3)

-9A: post sc ec preeklamsia berat

Suspek pulmo udem dd bronchopneumoniaP: Meropenem inj 3x1gr

Captopril 3x25mg

Amlodipine 3x10mg

Bisoprolol 1x5mg

Ranitidine inj 2x50mg

Inhalasi combivent 3xsehari

Biocurliv 3x1

Pro Ekstubasi

5 Mei 2013

S: -0: Ku: Tampak sakit sedang Kesadaran: E4 V2 M 6 Td: 133/81 MAP: 98 RR: 12

S:36,7

Nd: 74x/menit

Mobilisasi : aktif

Perdarahan: + 20-25 cc

TFU

: 1jari dibawah pusar

Paru

: ronchi basah +/+

Hasil laboratorium :

Hb

: 10,4leukosit:40.000

Ht

: 32

Thrombosit: 313.000

Analisa Gas darah

Temperature : 37

HB:

15

Fi02 :

50

Ph:

7,42

PcO2:

34

pO2 :

114

O2sat :

98

HCO3:

21

BE:

-2

SBC:

23

Total CO2: 22

SBE:

-2

A:post saecar et causa preeklamsia berat

Suspek pulmo udem dd bronchopneumonia

P:penggunaan masker rebreathing + therapy lain lanjut

Acc Ekstubasi ( + Ekstubasi.8 Mei 2013

S: -0: Ku: Tampak sakit sedang Kesadaran: E4 V5 M 6 Td: 140/90 MAP:109 RR: 20

S:36,2

Nd: 84x/menit

Mobilisasi : aktif

Perdarahan: + 10-15cc

TFU

: 1jari dibawah pusarACC pindah ke ruangan cempaka 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAPERUBAHAN FISIOLOGI PADA KEHAMILAN

a. Perubahan sistem reproduksi dan payudara

1)UterusUterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Di samping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus mengikui pertumbuhan janin. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.2)Serviks uteriServiks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena pengaruh hormon estrogen. Serviks mengandung lebih banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan otot dibandingkan bagian uterus. Jaringan serabut pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Selain itu estrogen juga meningkatkan vaskularitas serviks dan bila dilihat dengan spekulum serviks terlihat kebiru-biruan.3)Vagina dan VulvaEstrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium. Lapisan otot mengalami hipertrofi dan epitel menjadi tebal dan menjadi tanda deskuamasi meningkat. Vagina menghasilkan cairan berwarna putih yang dikenal dengan leukore. Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini berinteraksi dengan basil dedorlein dan menghasilkan lingkungan yang lebih asam. Lingkungan ini menyediakan perlindungan ekstra terhadap organisme tetapi merupakan keadaan menguntungkan bagicandida albican.Akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat berwarna ungu kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick.4)OvariumPada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditis berdiameter kira-kira 3 cm. kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta (Winkjosastro H, 2005 : 95)5)Mammae / payudaraPeningkatan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan hipertrofi dan hyperplasia pada payudara, sehingga payudara akan mengalami pembesaran. Selainitu hormone somatomammotropin juga menstimulasi pembesaran payudara. Rasa penuh dan berat, perubahan sensitivitas mulai timbul sejak umur kehamilan 6 minggu. Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen dan putting susu menjadi lebih erektil.Perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil. Walaupun demikian laktasi tetap terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.b.Perubahan sistem kardiovaskulerPerubahan system kardiovaskuler ,melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Peningkatan volume plasma darah dan curah jantung disebabkan oleh hipertrofi atau dilatasi ringan jantung, karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri.Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diastolic menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama.c.Perubahan sistem pernapasanPada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat sebagi respon terhadap peningkatan laju metabolisme dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida.Diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggatikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.d.Perbahan sistem urinariaPerubahan struktur ginjal merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10 kehamilan, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Perubahan ini membuat uretermampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju urine.e.Perubahan sistem gastrointestinalFungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukkan gambaran yang sangat menarik. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat. Pada trimester pertama terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea / vomitus. Gejala ini muncul sebagai akibat dari perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah.Peningkatan progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Akibatnya ibu hamil tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati. Selain itu penurunan motilitas otot polos menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi.f.Perubahan sistem integumenPerubahan keseimbangan hormone dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam system integument selama masa hamil. Jaringan elastik kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum atau tanda regangan. Hiperipigmentasi timbul akibat peningkatan hormone hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil.DEFINISIA. PengertianPreeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibatkehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul akibat kelainanneurologi (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3).Preeklampsia merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanyamuncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau disertai edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan : 2009).Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif;3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium5. Edema paru dan sianosis.(Ilmu Kebidanan : 2005)

B. Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :- Spasmus arteriola- Retensi Na dan air

-Koagulasi intravaskuler Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia. Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yangditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab mana yang akibat (IlmuKebidanan : 2005).

C. Patofisiologi

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air, serta pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakuioleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yangdisebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belumdiketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapatdisebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (SinopsisObstetri, Jilid I, Halaman 199).Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia.Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet.

Penumpukan trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskuler, meningkatnya kardiak output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).Perubahan pada organ :

1. Perubahan kardiovaskuler

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklamsia daneklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatanafterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertaiekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).

2. Metablisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurnaair dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan proteintidak mununjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium,natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005)

3. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapatterjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan salah satuindikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.

Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopiadan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam,1998).

4. Otak

Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteksserebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan (Trijatmo,2005).

5. Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehinggaterjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dankepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.

6. Paru2

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paruyang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi pnemonia atauabses paru.D. Manifestasi Klinis

Diagnosis preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dari tiga gejala, yaitu :- EdemaBerat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka

- HipertensiTekanan darah 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg atautekanan diastolik > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklamsia.

- ProteinuriaProteiuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2; atau kadar protein 1 g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah, diambilminimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.Disebut preeklamsia berat bila ditemukan gejala :- Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg.- Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup.- Oliguria ( 15mEq/liter terjadi kematian jantung. Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :- Hentikan pemberian MgSO4- Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3menit- Berikan oksigen- Lakukan pernapasan buatan MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi perbaikan(normotensi).

f. Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantungkongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM. g. Anti hipertensi diberikan bila :1. Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik