presentasi kasus – parapaplegi inferior

57
P R ES E NTASI K A SUS PA R A P LE G I I N FE R I O R N u r A n i sah S ya t ri S et i aw an- 2009 0310151

Upload: anisyafitri

Post on 01-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 1/57

PRESENTASI KASUS – PARAPLEGI

INFERIOR

Nur Anisah Syafitri Setiawan - 20090310151

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 2/57

IDENTITAS

Nama : Ny D

Usia : 52 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

 Alamat : SalatigaPekerjaan : ibu rumah tangga

Masuk RS : 6 Januari 2015

Jenis anamnesis : autoanamnesis

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 3/57

 ANAMNESIS

Keluhan utama : kedua tungkai bawah tidakdapat digerakkan

RPS : pasien datang ke Poliklinik Syaraf RSUD

Salatiga dengan keluhan kedua kaki tidak dapat

digerakkan sejak 2 minggu sebelum masukrumah sakit. Pasien sebelumnya mengalami

nyeri pinggang dan kemudian pergi ke akupuntur

dan 2 hari kemudian jari-jari kaki pasien tidak

dapat digerakkan. 2 hari kemudian kedua kakipasien tidak dapat digerakkan seluruhnya.

Pasien juga mengaku jika kedua kaki nya tidak

dapat merasakan apapun ketika disentuh. Pasien

mengaku tidak dapat mengontrol BAK dan BAB.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 4/57

Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak pernah

mengalami penyakit seperti ini. Tidak ada

riwayat trauma pada kepala maupun tulang

belakang. Pasien mengaku dulu sering naik

turun tangga dan menguras kolam renang.

Riwayat kejang disangkal. Hipertensi disangkal

diabetes disangkal. Pasien mengaku memiliki

penyakit asam urat.

Riwayat penyakit keluarga : Stroke (+),

Hipertensi (-), DM (-)

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 5/57

PEMERIKSAAN FISIK

Denyut nadi : 84 x/menit

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 3!"# $

Status %nternus : d&n

Status Psikis : d&n

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 6/57

STATUS NEUROLOGIS

Keadaan Umum : baik

Kesadaran kuantitatif : compos mentis, GCS

E4V5M6

Orientasi : Orang(baik),Waktu(baik),Tempat(baik), Situasi(baik).

Daya Ingat : Baru (baik), Lama (baik).

Kemampuan bicara : Baik

Cara berjalan : Tidak dapat dinilaiTanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-),

Brudzinsky II (-), Kernig(-)

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 7/57

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS

1. N. Olfaktorius : +/+

2. N. Optikus : daya penglihatan (N/N), warna (N/N),

medan penglihatan (N/N)

3. N. Okulomotorius :

Ptosis -/-

Gerakan bola mata ke :

Superior : +/+

Inferior : +/+

Medial : +/+

Ukuran pupil : 3mm/ 3mm

Bentuk pupil : bulat / bulat

Reflek cahaya langsung : + / +

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 8/57

4. N. Troklearis :

Gerak bola mata ke lateral bawah + / +

Diplopia + / +5. N. Trigeminus

Menggigit + / +

Membuka mulut + / +

6. N. Abdusens : gerakan mata ke lateral + / +7. N. Fasialis :

Kerutan kulit dahi + / -

Kedipan mata + / -

Mengerutkan dahi + / -Mengerutkan alis + / -

Menutup mata + / -

Menggembungkan pipi + / -

8. N. Akustikus : mendengar suara + / +

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 9/57

9. N. Glossofaringeus

Sengau - / -

Reflek muntah + / +

10.N. Vagus :Bersuara : + / +

Menelan : + / +

11.N. Assesorius :

Memalingkan kepala : + / +

Sikap bahu : N / N

Mengangkat bahu : N / N

Trofi otot bahu : eutrofi / eutrofi

12.N. Hipoglossus :

Sikap lidah : N / N

Tremor lidah : - / -

Menjulurkan lidah : N / N

Trofi otot lidah : - / -

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 10/57

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Gerakan +/+ -/-

Sensibilitas +/+ -/-

Kekuatan 5/5 0/0Tonus N/N ↓/↓

Trofi Eutrofi Eutrofi

Tes sensibilitas + di atas pusat

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 11/57

PEMERIKSAAN REFLEKS

Refleks FisiologisBiseps : +/+

Triceps : +/+

Patella : +/+

 Achilles : +/+

Refleks Patologis

Babinski +/+

Chaddok -/-

Gonda +/+

Oppenheim -/-

Bing -/-

Rossolimo -/-

Gordon -/-

Mendel -/-

Laseque sign -/-Patrick sign -/-

Kontra patrick -/-

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 12/57

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukanLeukosit 8.98 4.5-11

Eritrosit 4.80 4-5

Hemoglobin 13.9 12-16

Hematokrit 41.2 38.00-47.00

MCV 85.8 86-108

MCH 29.0 28-31

MCHC 33.8 30-35

Trombosit 439 150-450

GDS 117 80-144

Ureum 62 10-50

Creatinin 1.5 0.6-1.1

SGOT 21 <31

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 13/57

RO THORACAL (AP LATERAL)

Kesan : spur pada

corpus V Th 7-12 dan

corpus VL 2,3

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 14/57

DIAGNOSIS

Paraplegi inferior

Inf RL 20 tpm

Injeksi Metil Prednisolon 3x125 mgInjeksi Ranitidin 3x1 Ampul

Neurodex 3x1 tablet

Mecobalamin 3x1 tablet

TERAPI

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 15/57

TINJAUAN PUSTAKA

 Anatomi vertebrae

 Vertebrae atau tulang belakang terdiri dari :

7 tulang cervical

12 tulang thorakal5 tulang lumbal

5 tulang sacral

4 tulang ekor (coccyx)

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 16/57

MEDULLA SPINALISMedulla spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan

saraf dan masing-masing memiliki sepasangsaraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis

melalui foramina intervertebralis (lubang pada

tulang vertebra).

Medulla spinalis terletak pada akhir medullaoblongata (foramen magnum) sampai konus

medullaris di vertebrae L1-L2 → kauda equina

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 17/57

Medulla spinalis terdiri dari 8 pasang saraf

cervical, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang

saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1

pasang saraf koksigeal.

C1 – C4 membentuk pleksus servikalis

mempersarafi leher dan bagian belakang kepala

→ nervus frenikus (diafragma).

C5 − T1/T2 membentuk pleksus brakialis

(ekstemitas atas) → n.radialis, ulnaris, medianus

T3 − T11 keluar dari interkostal sebagai saraf

interkostalis → otot-otot abdomen bagian atas,

kulit dada, abdomen.T12 − L4 pleksus lumbalis → otot-otot dan kulit

bagian bawah, ekstremitas bawah (n. Femoralis

dan obturatorius)

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 18/57

L4 − S4 pleksus sakralis, ikut menginervasi ke

pleksus lumbalis maupun sakralis → n.

Ischiadicus → menembus bokong dan turun ke

bawah melalui belakang paha → otot pahaposterior, tungkai, kaki, kulit tungkai.

S4 − n.koksigeus pleksus koksigeus → perineum

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 19/57

Medulla Spinalis

Tractus Descendence →

radiks anterior/ radix

motorik/ eferen →

membawa impuls motorik

dari otak ke anggotagerak

Tractus Ascendence →

radiks posterior/ radiks

sensorik/ aferen → membawa

informasi sensorik dari

tubuh ke medulla spinalisdan otak

Mengatur

gerakanmotorik

Rangsang raba,

suhu, nyeri, gatal,

geli

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 20/57

NEUROMUSKULAR

Upper Motor Neuron (UMN) : neuron-neuron

motorik yang berasal dari korteks motorik

serebri/ batang otak yang seluruh syaraf nya

berada di dalam sistem saraf pusat (otak dan

medulla spinalis).

Lower Motor Neuron (LMN) : neuron-neuron

motorik yang berasal dari sistem saraf pusat

tetapi serat-seratnya keluar dari sistem saraf

pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan

berakhir di otot rangka.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 21/57

UPPER MOTOR NEURON

1. Sistem piramidaliso. Mulai dari sel-sel neuron di lapisan V korteks

precentralis (area 4 Brodmann)

o. Dibangun oleh 2 kelompok serabut saraf, yaitu

tractus corticospinalis/ pyramidalis (tractuscorticospinalis lateralis dan ventralis) → fungsi

berhubungan dengan gerakan-gerakan

ekstremitas (tangan dan kaki) dan tractus

corticobulbaris → gerakan otot-otot kepala dan

leher.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 22/57

Kelainan traktus piramidalis setinggi :

Hemisfer : hemiparese tipikal (gangguan

ekstremitas 1 sisi dengan nervus cranialis dankontralateral terhadap lesi).

Batang otak : hemiparesis alternans (gangguan

ekstremitas kontralateral terhadap lesi dan

nervus cranialisnya).

Medulla spinalis : tetra/ paraparese.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 23/57

2. Sistem ekstrapiramidalis

. Merupakan semua jaras motorik yang tidak

berjalan melewati piramida medulla yang

terdiri dari : ganglia basalis dan sirkuit-sirkuitnya, area pada korteks yang mempunyai

proyeksi pada ganglia basalis, daerah

serebelum, bagian dari formasio retikularis,

dan nukleus talamus.. Fungsi utama adalah mengatur secara kasar

otot-otot voluntar.

. Kelainan pada sistem ekstrapiramidalis :

rigiditas, dyskinesia, ataksia, tremor.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 24/57

LOWER MOTOR NEURON

Merupakan neuron yang langsung berhubungan

dengan otot, dapat dijumpai pada batang otak

dan kornu anterior medulla spinalis. Gangguan

pada LMN memberikan kelumpuhan tipe LMN

yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tidakada refleks patologi, dan atrofi cepat terjadi.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 25/57

LESI UPPER MOTOR NEURON

Lesi tractus corticospinalis (tractus pyramidalis):

1. Babinski positif

2. Tidak ada refleks abdominalis superficial

3. Tidak da refleks kremaster4. Terjadi kehilangan gerakan tangkas halus

Lesi tractus descendence (ekstrapyramidalis):

5. Paralisis berat

6. Spastisitas atau hipertonisitas

7. Peningkatan refleks otot dan klonus

8. Reaksi pisau-lipat

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 26/57

LESI LOWER MOTOR NEURON

1. Paralisis flaccid

2. Atrofi

3. Hilangnya refleks

4. Fasikulasi otot. Kedutan yang hanya terlihatbila terjadi dekstrusi lambat pada LMN.

5. Kontraktur otot

6. Reaksi degenerasi

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 27/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 28/57

PARESISParesis adalah kelemahan/ kelumpuhan parsial yang

ringan atau tidak lengkap atau suatu kondisi yang

ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau

gerakan terganggu.

Paresis pada anggota gerak dibagi menjadi 4 macam :

• Monoparesis : kelemahan pada satu ekstremitas atas

atau ekstremitas bawah.

• Paraparesis : kelemahan pada kedua ekstremitas

bawah.

• Hemiparesis : kelemahan pada satu sisi tubuh yaitusatu ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah

pada sisi yang sama.

• Tetraparesis : kelemahan pada keempat ekstremitas.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 29/57

PLEGIA

Plegia adalah kelemahan berat/ kelumpuhan sebagai

akibat kerusakan sistem syaraf, plegia pada anggota

gerak dibagi menjadi 4 macam :

• Monoplegia : paralisis atau kelemahan berat pada satu

ekstremitas atas atau bawah.• Paraplegia : paralisis berat pada kedua ekstremitas

bawah.

• Hemiplegia : paralisis berat pada satu sisi tubuh yaitu

satu ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah

pada sisi yang sama.

• Tetraplegia : paralisis berat pada keempat ekstremitas.

• Paraplegi inferior adalah paralisis bagian tubuh bawah

termasuk tungkai.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 30/57

Paraplegi terbagi menjadi :

1. Tipe spastic (UMN) : kekakuan otot dan kejang

otot disebabkan oleh kondisi saraf tertentu.

Paraplegi spastik disebabkan oleh spondylitis

TB, spinal cord injury, genetic disorder

(hereditary spastic paraplegia), autoimmune

disease, syrinx (a spinal cord disorder), tumor

medulla spinalis, multiple sclerosis.2. Tipe flaccid (LMN) : kelemahan atau kurangnya

otot yang tidak memiliki penyebab yang jelas.

Otot lemas sebagian karena kurangnya

aktivitas dalam otot, gerakan sukarela yangsebagian atau seluruhnya hilang. Paraplegi

flaccid termasuk polio, lesi pada neuron motorik

yang lebih rendah, Guillain Barre Syndrome

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 31/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 32/57

Tetraparese UMN : lesi terdapat supranuklear

terhadap segmen medulla spinalis C1-C5

Tetraparese ekstremitas superior LMN,

ekstremitas inferior UMN → lesi di Low Cervical

Cord (C6-T2)

Paraparese UMN : lesi terdapat supranuklear

terhadap segmen medulla spinalis (T3-L3)

Paraparese LMN : lesi setinggi medulla spinalis

L4-S2

Gangguan sensibilitas segmental :• Lipatan paha : lesi medulla spinalis L1

• Pusat : lesi medulla spinalis T10

• Papilla mammae : lesi medulla spinalis T4

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 33/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 34/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 35/57

PENYEBAB PARAPLEGI INFERIOR

1. Tumor medulla spinalis

2. Spinal cord injury

3. Spondilitis tuberculosa

4. Guillain-Barre Syndrome

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 36/57

TUMOR MEDULLA SPINALIS

Tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada

daerah cervical pertama hingga sacral.

Dibedakan atas tumor primer dan sekunder.

Tumor primer : tumor jinak berasal dari tulang,

serabut syaraf, selaput otak, dan jaringan otak.

Tumor sekunder : metastase dari tumor ganas di

daerah rongga dada, perut, pelvis, dan tumor

payudara.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 37/57

KLASIFIKASI

 A. Tumor primer:

1.

Jinaka) Osteoma dan kondroma berasal dari tulang

b) Neurinoma (Schwannoma) berasal serabut saraf

c) Meningioma berasal dari selaput otak

d) Glioma, Ependinoma berasal dari jaringan otak.

2.  Ganas

a) Astrocytoma, Neuroblastoma, yang berasal dari jaringan saraf.

b) sel muda seperti Kordoma.

B. Metastasis Ca. mamae, prostat,

.Berdasarkan letak : Intradural - ekstramedular

Intradural - intramedular

Ekstradural

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 38/57

'() Tum*r intradura+,intramedu+ar!

'-) Tum*r intradura+,ekstramedu+ar 

'$) Tum*r .kstradura+

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 39/57

MANIFESTASI KLINIS

Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor

medula spinalis terbagi dalam tiga tahapan10, yaitu:1. Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam

 jangka waktu yang lama

2. Sindroma Brown Sequard

3. Kompresi total medula spinalis atau paralisisbilateral

. Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor

medulla spinalis bila :

1. Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai

gejala traktur piramidalis.

2. Lokasi nyeri radikuler di luar daerah predileksi

HNP seperti C5-7, L3-4, L5, S1.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 40/57

Tumor medula spinalis yang sering

menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang

terletak di intradural-ekstramedular. Pada tumor

ekstradular sifat nyeri biasanya hebat danmengenai beberapa radiks.

Tumor-tumor intramedular dan intradular-

ekstramedular dapat juga diawali dengan gejala

TIK seperti : hidrosefalus, nyeri kepala, mualdan muntah, papiledema, gangguan penglihatan,

dan gangguan gaya berjalan.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 41/57

TUMOR EKSTRADURAL

1. Sebagian besar tumor spinal (>80%) merupakan

metastase keganasan terutama dari paru-paru,

payudara, ginjal, prostat, kolon, tiroid, melanoma,

limfoma, atau sarkoma.

2. Yang pertama dilibatkan adalah corpus vertebra.

Predileksi lokasi metastasis tumor paru, payudara,

kolon adalah daerah thoraks, sedangkan tumorprostat, testis, dan ovarium biasanya di

lumbosakral.

3. Gejala kompresi medulla spinalis kebanyakan

terjadi pada level torakal karena diameter

kanalisnya yang kecil (± 1cm).

4. Gejala akibat metastasis spinal diawali dengan

nyeri lokal yang tajam dan kadang menjalar

(radikuler) serta menghebat pada penekanan atau

palpasi.

-EKSTRAMEDURAL

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 42/57

 EKSTRAMEDURAL

Neurinoma (Schwannoma) memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. Berasal dari radiks dorsalis2. Kejadiannya ± 30% dari tumor ekstramedular

3. 2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler,

biasanya pada satu sisi dan dialami dalam beberapa

bulan sampai tahun, gejala lanjut terdapat tanda

traktus piramidalis.

4. 39% lokasinya di segmen thorakal.

. Meningioma memiliki ciri-ciri :

1. 80% di thorakalis 60% pada wanita usia pertengahan.

2. Pertumbuhan lambat

3. Pada ±25% kasus terdapat nyeri radikuler , tetapi lebih

sering dengan gejala piramidalis di bawah lesi, sifat

nyeri bilateral dengan jarak waktu timbul lebih pendek.

TUMORINTRADURAL-

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 43/57

TUMOR INTRADURALINTRAMEDULAR

Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang

bersifat difus seperti rasa terbakar danmenusuk, kadang-kadang bertambah dengan

rangsangan ringan seperti electric shock like

pain (Lhermitte Sign).

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 44/57

SPINAL CORD INJURY

Kecelakaan bermotor merupakan penyebab

paling sering dari paraplegia traumatis dan

tetraplegia. Penyebab lainnya adalah jatuh

(21%), dan cedera olahraga rekreasi (13%),

kecelakaan industri (12%), dan tindak kekerasan

(16%). Cedera lahir, khususnya pada kelahiransungsang, dapat mengakibatkan saraf tulang

belakang diregangkan atau dikompresi

disebabkan oleh traksi dan hiperekstensi dari

tulang belakang leher.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 45/57

MANIFESTASI KLINIS

Ketika sumsum tulang belakang tiba-tiba dan

hampir atau sama sekali terputus, tiga gangguan

fungsi yang sekaligus jelas :

1. Semua gerakan otonom di bagian tubuh bawah

lesi segera dan hilang secara permanen.

2. Semua sensasi dari bagian bawah terhapuskan.

3. Fungsi refleks di semua segmen dari sumsum

tulang belakang terisolasi ditangguhkan.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 46/57

TAHAP SYOK SPINAL ATAU

 AREFLEXIA

Hilangnya fungsi motorik pada saat injury,

tetraplegia dengan lesi C4-C5 atau di atasnya.

Paraplegia dengan lesi T1-T10 disertai dengan

kelumpuhan atonic langsung kandung kemih dan

usus, lambung atonia, hilangnya sensasi dibawah tingkat yang sesuai dengan lesi sumsum

tulang belakang, otot keadaan normal. Kontrol

fungsi otonom di bawah lesi terganggu.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 47/57

TAHAP PENINGKATAN REFLEKS

Muncul dalam beberapa minggu atau bulan

setelah cedera tulang belakang. Biasanya setelah

beberapa minggu respon refleks stimulasi yang

biasanya minim dan unsustained menjadi lebih

kuat. Setiap sisa gejala yang bertahan setelah 6bulan cenderung permanen.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 48/57

Tingkat (rasa nyeri dan suhu) di bawah tingkat lesi

dalam semua kasus cedera sumsum tulang belakang

dan cauda equina prognosis untuk pemulihannya

lebih menguntungkan jika ada gerakan atau sensasiselama 48-72 jam pertama.

 Skala frankel untuk menetapkan cedera sensori :

1. Lengkap : motor dan sensorik loss di bawah lesi2. Tidak lengkap : beberap pelestarian sensorik di

bawah zona cedera

3. Tidak lengkap : sensorik dan motorik, namun

pasien nonfunctional.

4. Tidak lengkap : sparing motor dan sensorik pasien

fungsional (berdiri dan berjalan)

5. Pemulihan lengkap fungsional : refleks mungkin

abnormal

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 49/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 50/57

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 51/57

KLASIFIKASI

Berdasarkan lokasi awal infeksi korpus vertebra :

1.

Peridiskal/paradiskal : Infeksi pada daerah yangbersebelahan dengan diskus (di area metafise di

bawah ligamentum longitudinal anterior / area

subkondral). Banyak ditemukan pada orang dewasa.

Dapat menimbulkan kompresi, iskemia dan nekrosis

diskus. Terbanyak ditemukan di regio lumbal.2. Sentral : Infeksi terjadi pada bagian sentral korpus

vertebra, terisolasi sehingga disalahartikan sebagai

tumor. Sering terjadi pada anak-anak. Keadaan ini

sering menimbulkan kolaps vertebra lebih dini

dibandingkan dengan tipe lain sehinggamenghasilkan deformitas spinal yang lebih hebat.

Dapat terjadi kompresi yang bersifat spontan atau

akibat trauma. Terbanyak di temukan di regio

torakal.

A t i Ifki t jdik jl

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 52/57

3. Anterior : Infeksi yang terjadi karena perjalanan

perkontinuitatum dari vertebra di atas dan

dibawahnya. Gambaran radiologisnya mencakup

adanya scallopedkarena erosi di bagian anterior dari

sejumlah vertebra (berbentuk baji). Pola ini diduga

disebabkan karena adanya pulsasi aortik yang

ditransmisikan melalui abses prevertebral dibawah

ligamentum longitudinal anterior atau karena

adanya perubahan lokal dari suplai darah vertebral.

4. Atipikal : Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar

luas dan fokus primernya tidak dapat

diidentifikasikan. Termasuk didalamnya adalah

tuberkulosa spinal dengan keterlibatan lengkung

syaraf saja dan granuloma yang terjadi di canalisspinalis tanpa keterlibatan tulang (tuberkuloma), lesi

di pedikel, lamina, prosesus transversus dan

spinosus, serta lesi artikuler yang berada di sendi

intervertebral posterior.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 53/57

DIAGNOSA

Gambaran klinis spondilitis tuberkulosa bervariasi

dan tergantung padabanyak faktor. Biasanya onset

Pott's disease berjalan secara mendadak dan

berevolusi lambat. Durasi gejala-gejala sebelum dapat

ditegakkannya suatu diagnosa pasti bervariasi dari

bulan hingga tahun sebagian besar kasus didiagnosa

sekurangnya dua tahun setelah infeksi tuberkulosa.Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang

atau berupa nyeri yang menjalar. Servikal → tampak

sebagai nyeri di daerah telinga atau nyeri yang

menjalar ke tangan. Torakal atas → menampakkan

nyeri yang terasa di dada dan intercostal. Torakalbawah → nyeri dapat berupa nyeri menjalar ke bagian

perut. Rasa nyeri ini hanya menghilang dengan

beristirahat. Untuk mengurangi nyeri pasien akan

menahan punggungnya menjadi kaku.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 54/57

GUILLAIN-BARRE SYNDROME

Guillain-Barre syndrome (GBS, neuropati

demielinasi inflamasi akut) ditandai dengan

onset akut disfungsi saraf perifer dan kranial.

 Virus pernapasan atau infeksi gastrointestinal,

imunisasi, atau operasi sering mendahului gejalaneurologis oleh 5 hari sampai 3 minggu. Gejala

dan tanda-tanda termasuk kelemahan simetris

cepat progresif, hilangnya refleks tendon,

diplegia wajah, paresis oropharyngeal danpernapasan, dan sensasi gangguan di tangan dan

kaki.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 55/57

GEJALA DAN TANDA

GBS sering muncul hari sampai minggu setelah

gejala virus pernapasan atas atau infeksigastrointestinal. Biasanya, gejala neurologis

pertama adalah akibat dari kelemahan

ekstremitas simetris, sering dengan paresthesia.

Berbeda dengan sebagian besar neuropati lainnya,

otot proksimal kadang-kadang terpengaruh lebih

sering daripada otot distal pada awalnya.

Pasien kadang menunjukkan papiledema, ataksia

sensorik, disfungsi otonom termasuk hipotensi

ortostatik, takiaritmia dan bradiaritmia.Kelemahan otot, syaraf sensitif terhadap tekanan,

tetapi tidak ada tanda rangsang meningeal.

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 56/57

Periode laten dari mulai infeksi sampai timbul

gejala sekitar 1-28 hari dengan rata-rata 9 hari.

Pada mulanya mengeluhkan paresthesia pada

ekstremitas bawah, tetapi 1/3 kasus jugamenggambarkan kelemahan otot sebagai gejala

awal.

Kelemahan otot kemudian diikuti paralisis

flaksid pada otot perifer ekstremitas.Kelumpuhan yang terjadi simetris, dimulai dari

ekstremitas bawah dan menyebar naik ke badan,

dan ekstremitas atas.

Dapat melibatkan saraf kranial, yang terbanyaksaraf VII, biasanya bilateral. Juga bisa

menyerang saraf 1, 2, 3, 4, dan 6.

TERAPI

8/9/2019 Presentasi Kasus – Parapaplegi Inferior

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-parapaplegi-inferior 57/57

TERAPIPengobatan dengan steroid

Kortikosteroid mungkin mempercepat waktu untuk mulainya

perbaikan tetapi tak mengurangi beratnya pernyakit. Dosistinggi steroid bisa dilakukan pada pasien yang tak bisa

melakukan pergantian plasma, misalnya pada pasien dengan

kelainan kardiovaskular berat.

Pengobatan dengan imunosupressan

Bekerja dengan mensupresi sel limfosit yang merusak.Plasma paresis

Digunakan pada fase akut. Prinsipnya yaitu pertukaran

plasma dan pemisahan komponen plasma yang mengandung

antibodi-antigen, kompleks imune secara kontinu dengan

teknik limfositoferesis. Biasanya berhasil memperbaiki gejalaklinis dengan cepat

Imunoglobulin 

Dapat mempercepat penyembuhan. IV gamma globulin

diberikan dengan dosis 0,4 g/kgBB/hari secara lima hari terus