presentasi kasus malnutrisi

7

Click here to load reader

Upload: luvita-peilouw

Post on 10-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

contoh presentasi kasus malnutrisi

TRANSCRIPT

Page 1: presentasi kasus malnutrisi

Luvita Peilouw - FK UPH 200807120080086

- MALNUTRISI - PUSKESMAS CURUG –

- CASE REPORT VI

1. DEMOGRAFI PASIEN

Nama : D

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22 bulan

Puskesmas : Curug

2. STATUS MEDIS

2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

ANAMNESA

Keluhan Utama :

Tidak mengalami kenaikan berat badan selama beberapa bulan terakhir, nafsu

makan berkurang

Berikut ini berat badan pasien beberapa bulan terakhir:

Usia 17 bulan : 8,3 kg

Usia 18 bulan : 8,2 kg

Usia 19 bulan : 8,5 kg

Usia 20 bulan : 8,6 kg

Usia 21 bulan : 8,5 kg

Usia 22 bulan : 8,2 kg

( menurut standar WHO, seharusnya berat pasien 9,5 kg pada usia 22 bulan)

2.2 Rimwayat Penyakit dahulu

- - - - -

2.3 Riwayat Penyakit Keluarga

1

Page 2: presentasi kasus malnutrisi

Luvita Peilouw - FK UPH 200807120080086

Tidak ada penyakit menurun keluarga.

2.4 Riwayat lain yang berkaitan dan Kebiasaan

Pasien telah diberi makan buah pisang pada usia 2 minggu, dan sejak saat itu telah dibiasakan untuk memakan makanan padat. Pasien memiliki keadaan ekonomi bawah.

Menu makanan pasien sehari-hari tidaklah cukup. Ibu pasien mengaku bahwa ketika anaknya tidak mau makan maka ibunya membiarkannya saja. Kebiasaan makan snack/cemilan juga salah satu penyebab mengapa pasien mengalami malnutrisi.

Berikut adalah makanan apa saja yang dimakan beberapa saat terakhir.

Hari sebelumnya :

Siang : susu

Malam : tidak makan

Hari ini :

Pagi : nasi uduk + tempe goreng + susu (tapi tidak dihabiskan)

2.5 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak lesu, kurus

Tanda Vital

Blood Pressure : 120/80 mmHg

Heart Rate : 80x/menit

Respiratory Rate : 20x/menit

Mata : ikterik (-), anemia (-)

Bibir : pecah-pecah

Jantung : bunyi jantung normal

Paru-paru : bunyi paru normal

2.6 Diagnosis Privisional

Malnutrisi

2.7 Diagnosis Banding

2

Page 3: presentasi kasus malnutrisi

Luvita Peilouw - FK UPH 200807120080086

Anemia Infeksi

2.8 Pemeriksaan lanjutan

Pemeriksaan yang diperlukan dalam kasus seperti ini adalah pemeriksaan hematologis dan

pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi status protein.

Pemeriksaan hematologi yang diperlukan adalah Complete Blood Count dan pemeriksaan

sediaan darah tepi. Hal ini untuk menyampingkan anemia karena defisiensi nutrisi seperti

besi, folate, ataupun defisiensi vitamin B-12. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan

seperti Laju Endap Darah (LED) untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda inflamasi pada

pasien ini. Pemeriksaan status protein meliputi albumin, prealbumin, transferrin, kreatinin,

dan BUN.

3. ANALYSIS

Pasien datang dengan keluhan tidak mengalami kenaikan berat badan selama

beberapa bulan terakhir. Dari KMS, dapat dilihat bahwa berat badan pasien mengalami

penurunan yang drastis sejak umur 3 bulan. Tidak naiknya berat badan pasien ini, salah

satunya karena factor nutrisi yang tidak adekuat. Pasien telah diberi makan pisang sejak

umur 2 minggu, sementara menurut anjuran, seharusnya bayi yang baru lahir hanya boleh

mengonsumsi ASI ekslusif sampai dengan umur 6 bulan.

4. FIFE

Pasien tampak lemas, lesu, dan pasien kurang responsive terhadap sapaan bidan.

Sepanjang pemeriksaan pasien juga tidak mau lepas dari ibunya. Ibu pasien tampak kurang

peduli terhadap hal ini, salah satu penyebab hal ini karena memang keadaan ekonomi

keluarga yang kurang mendukung, jadi sang ibu tidak dapat berbuat apa apa terhadap

kurangnya gizi. Ibu pasien juga kurang tahu mengenai malnutrisi, dapat dilihat dari

pemberian makanan yang salah saat anaknya baru lahir.

5. Ringkasan

3

Page 4: presentasi kasus malnutrisi

Luvita Peilouw - FK UPH 200807120080086

Seorang anak perempuan berusia 22 bulan datang dengan keluhan berat badan

tidak naik sejak beberapa bulan terakhir dan nafsu makan berkurang. Pasien datang

dengan muka lesu dan tampak kurus. Pasien telah diberi makan buah pisang pada usia 2

minggu, dan sejak saat itu telah dibiasakan untuk memakan makanan padat. Pada usia 3

bulan berat badan pasien menurun drastis. Pola makan pasien tidak teratur dan kurang

bergizi. Pasien tidak memiliki penyakit turunan keluarga.

6. Terapi

Pemberian multivitamin pada anak

Pengaturan pola makan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan anak

7. Pembahasan Penyakit

Defenisi

WHO mendefinisikan malnutrisi sebagai “imbalansi seluler antara suplai nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk tumbuh, berkembang, dan melakukan fungsi spesifik lainnya”. Wanita dan anak-anak adalah grup yang paling sering mengalami malnutrisi. Secara global, malnutrisi adalah factor resiko yang terbesar unt penyakit dan kematian, malnutrisi juga mengkontribusi kematian dari setengah anak-anak di dunia ini.

Di Negara berkembang, malnutrisi protein yang paling sering terjadi. Kwashiorkor dan marasmus adalah 2 jenis dari malnutrisi. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari penampakan edema ( kwashiorkor) atau tdak adanya edema ( marasmus). Marasmus disebabkan karena intake dari protein dan kalori yang tidak adekuat, sementara kwashiorkor terjadi karena intake protein yang adekuat, intake kalorinya dapat saja normal.

Patofisiologi

Malnutrisi dapat memberikan efek kepada semua sistem organ. Protein dibutuhkan

oleh tubuh untuk menyediakan asam amino untuk sintesis dari protein structural maupun

protein fungsional. Energi juga diperlukan untuk semua reaksi kimia dan fisiologis yang

terjadi di dalam tubuh. Terlebih lagi, mikronutrisi juga dibutuhkan di banyak reakso

metabolisme dan sebagai kofaktor di prose’s enzim.

Selain gangguan dari pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, respon imun juga

4

Page 5: presentasi kasus malnutrisi

Luvita Peilouw - FK UPH 200807120080086

terganggu secara signifikan pada malnutrisi pada anak-anak. Respon imun ini dapat mirip

dengan pasien dengan AIDS. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi antara lain:

Kehilangan dari hipersensitifitas tipe 4, Limfosit T yang sedikit, gangguan dari respon

limfosit, gangguan fagositosis karena berkurangnya system komplemen, menurunnya

jumlah IgA. Perubahan system imun ini menyebabkan anak lebih mudah terserang infeksi

dan yang paling sering juga menyebabkan diare.

Gejala klinis

Dari pemeriksaan fisik penderita malnutrisi dapat ditemukan : berkurangnya

jaringan lemak subkutan, edema, gangguan oral ( cheilosis, angular stomatitis, atrofi

papillar), distensi abdomen karena gangguan pembentukan otot perut, perubahan kulit

( kering mudah mengelupas, hiperpigmentasi), kerontokan rambut, perubahan warna

rambut.

5