presentasi kasus isna
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS (LONG CASE)
SKIZOFRENIA TIPE RESIDUAL
Disusun Oleh :
Atrikha Rahma DSP (030.06.038)
Pembimbing :
Dr. Pramudya P, Sp.KJ
Dr. Agus Susanto, Sp.KJ
Dr. Eunice P. Najoan, Sp.KJ
Dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DR. MINTOHARJO
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Nn. I
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : D3
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS : 28 Mei 2012
II. ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis pada:
- Teman : Senin, 28 Mei 2012, pukul 11.00 WIB
- Ayah : Selasa, 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB
- Kakak : Rabu, 30 Mei 2012, pukul 10.00 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien bengong dan tidak bicara sejak ± 1 minggu lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poli Psikiatri RSAL Mitohardjo pada tanggal 28 Mei 2012,
pukul 11.00 WIB diantar oleh teman sekerja pasien. Menurut teman pasien, pasien
sering bengong dan tidak bicara sejak ± 1 minggu SMRS. Pasien sulit diajak
berkomunikasi, hanya menunduk dan terdiam saja. Saat diwawancara pasien dapat
duduk tenang, menunduk, tidak banyak bergerak, tidak mau menatap saat
diwawancara. Bila ditanya pasien kurang merespon dan harus diulang lagi
pertanyaannya. Saat menjawab pasien hanya menjawab singkat-singkat atau
terkadang hanya senyum saja.
1
Alloanamnesis (teman) pada tanggal 28 Mei 2012, pukul 11.00 WIB.
Teman pasien mengungkapkan bahwa pasien mulai tampang murung, terlihat
sering bengong dan sulit diajak bicara sejak ± 1 minggu lalu dan mengganggu
perkerjaannya. Menurut temannya, pasien sudah terlihat murung sejak pasien pindah
kembali dari Mabes AL yaitu sekitar 3 bulan lalu. Sejak 3 bulan lalu, pasien sudah
tidak mengkonsumsi obat lagi.
Alloanamnesis (ayah) pada tanggal 29 Mei 2012, pukul 11.00 WIB.
Ayah pasien menceritakan bahwa dari saat kecil, pasien merumakan pribadi
yang tertutup & tidak dekat dengan ayahnya. Pasien juga tidak mempunyai teman
yang banyak. Di lingkungan keluarga, pasien lebih dekat ke kakaknya, dan
dibeberapa kesempatan pasien mengobrol dengan kakaknya. Ayah pasien
menambahkan, bahwa ini bukan kali pertama pasien seperti ini. Menurut ayah
pasien, pasien terlihat murung & banyak diam sejak ± 2 tahun lalu, dan kemudian
dibawa berobat ke Poli Jiwa RSAL. Setelah mulai berobat & mengkonsumsi obat-
obat yang diberikan, pasien mulai kembali bisa bekerja. Setelah bekerja di RSAL
selama 1 tahun, pasien dipindahkan ke Mabes AL lalu bekerja sebagai pegawai
administrasi. Pasien merasa tidak cocok dengan pekerjaan di Mabes AL, hanya
bertahan 3 bulan, lalu minta kembali ke RSAL. Saat sudah kembali ke RSAL, pasien
tampak lebih baik, namun sejak ± 3 bulan terakhir pasien tiba-tiba menjadi enggan
untuk minum obat dengan alasan pasien takut ketergantungan.
Alloanamnesis (kakak) pada tanggal 30 Mei 2012, pukul 11.00 WIB.
Kakak pasien menceritakan ± 3 bulan lalu, pasien pernah bercerita tentang
dirinya bahwa ada seseorang lelaki yang ingin mengenalnya lebih jauh. Akan tetapi
pasien merasa minder dan malu, karena takut apabila lelaki tersebut mengetahui
bahwa pasien pernah berobat kejiwaan. Sehingga pasien menarik diri dan menjauh
dari lelaki tersebut. Kakak pasien menduga bahwa sejak itulah pasien menjadi
enggan untuk minum obat teratur, namun pasien beralasan bahwa minum obat terus
menerus itu tidak baik dan menyebabkan ketergantungan.
2
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak pernah berobat / dirawat karena gangguan jiwa.
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik.
3. Riwayat Penggunaan Zat
Tidak ada riwayat penggunaan zat
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Lahir cukup bulan, persalinan
normal.
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya sejak kecil.
3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya sejak kecil.
4. Masa Kanak Akhir (pubertas) dan remaja
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pegaulan pasien terlihat ada perbedaan
dengan teman seusianya, pasien lebih pendiam dan tertutup serta sedikit sekali
temannya. Pasien masuk sekolah administrasi dan lulus tanpa masalah / kesulitan
yang berarti.
5. Masa Dewasa
Lulus D3 administrasi.
E. Riwayat Keluarga
Pasien tinggal bersama orang tua dan seorang kakak perempuannya. Ayah
pasien merupan karyawan suatu perusahaan. Ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Pasien merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Hubungan dengan orang tua
dan kakaknya cukup dekat.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya di Benhill dan pasien tidak bekerja.
3
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Tidak dapat dinilai.
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien berpakaian baju kemeja (baju dinas) dan celana panjang. Selama
pemeriksaan berlangsung, secara umum pasien berpenampilan cukup rapi dan
bersih. Postur pasien tidak membungkuk, pasien memakai jilbab, pasien terlihat
sesuai dengan usianya.
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos mentis
Kualitatif : Berubah
4
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien bersikap mutism saat diajak berkomunikasi.
4. Pembicaraan
Hanya lebih banyak diam dan terkadang hanya senyum-sendiri saat dilakukan
anamnesis.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Tidak kooperatif.
B. KEADAAN AFEKTIF (MOOD), PERASAAN EKSPREKSI AFEKTIF
1. Afek : Tumpul
2. Keserasian : Serasi
3. Empati : Tidak dapat diempati
C. FUNGSI INTELEKTUAL (KOGNITIF)
1.Taraf Pendidikan, Pengetahuan dan Kecerdasan
a. Taraf pendidikan formal : Tamat D3 Administrasi
b. Taraf pengetahuan Umum : Sulit dievaluasi
c. Taraf kecerdasan : Sulit dievaluasi
2.Daya Konsentrasi
Tidak dievaluasi
3.Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
4.Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik
b. Jangka Pendek : Baik
c. Segera : Baik
5.Pikiran Abstrak
Sulit dievaluasi
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada.
2. Ilusi : Tidak ada
5
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. PROSES BERPIKIR
1. Arus Pikiran
a. Produktivitas : menjawab singkat-singkat
b. Kontinuitas : blocking
c. Hendaya Bahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan Pikiran : Waham (-)
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pasien banyak terdiam dan menunduk saja, tidak menatap saat diajak
berkomunikasi
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial
Sulit dinilai.
2. Uji Daya Nilai
Sulit dinilai karena blocking.
3. Daya Nilai Realitas
Sulit dinilai
H. TILIKAN (INSIGHT)
Tidak merasa bahwa dirinya sakit jiwa
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya. Tidak tampak kesan dibuat-buat dan
mendapat keuntungan dari sakitnya ini.
IV. PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
6
Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. INTERNA
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
B. NEUROLOGI
Tidak ada kelainan
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
VII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. Karakteristik Simptom
Pada pasien terdapat:
Disorganized Speech : Blocking.
Disorganized Behaviour : -
Negative symptomps : Afek tumpul, anhedonia
B. Disfungsi Sosial dan Pekerjaan
Pasien tidak bekerja secara efektif ± 1 minggu.
C. Durasi lebih dari 6 bulan;
D. Bukan merupakan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Bukan merupakan akibat langsung dari penggunaan zat-zat tertentu ataupun oleh
suatu kondisi medis umum
F. Tidak ada riwayat gangguan perkembangan pervasive.
Tidak ada riwayat gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia residual
Aksis II : -
7
Aksis III : -
Aksis IV : Stessor diduga karena masalah pekerjaan dan minum obat.
Aksis V : Saat diwawancara GAF Scale 70-61
IX. DAFTAR PROBLEMTIKA
Problem Organobiologik : Tidak ada
Problem Psikologik/Perilaku : Tidak ada
Problem keluarga : Tidak ada.
X. PROGNOSIS
Dubia ad malam.
Karena: onset pada usia muda, factor pencetus tidak jelas, premormid tidak baik,
tingkah laku autistic, belum menikah, simtom negative.
XI. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmako
Antipsikosis: Risperidon 2 X 2 mg (p.o) / hari
b. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit pasien, gejala penyakit,
penyebab, proses pengobatan dan resiko kekambuhan (insight orientiated
psikotheraphy) pada keluarga.
Memberikan informasi akan pentingnya pasien minum obat secara teratur dam
pentingnya dukungan keluarga untuk kebaikan pasien.
c. Sosioterapi
Menghimbau keluarga untuk memperhatikan keadaan keseharian pasien
dengan mengajaknya mengobrol. Memberikan perhatian dan bersosialisasi
dengan orang-orang di sekitarnya.
Memberi perhatian dan membuat pasien dalam keadaan nyaman.
Keluarga membantu pasien agar minum obat teratur.
Kontrol rutin dan sesegera mungkin datang ke RS jika melihat ada perilaku
yang aneh.
XII. SARAN
8
Meminum obat dengan teratur
Keluarga ikut dalam proses penyembuhan dan terus memberikan perhatian
terhadap pasien
Keluarga harus mendukung pasien dalam menciptakan suasana nyaman dan tenang
ketika dirumah.
Jika terjadi kekambuhan diharapkan langsung dibawa ke rumah sakit.
FOLLOW UP
Tgl S O A P
29/5/12 Pasien masih susah diajak
bicara dan lebih sering
terdiam dan menyendiri
Afek : tumpul
Kognitif : Blocking,
Mutism
Psikomotor: baik
Skizofrenia Residual Risperidone 2x2mg
p.o
30/5/12 Lebih senang diam dan
menyendiri. Penampilan
masih bersih
Afek : tumpul
Kognitif : Blocking,
Mutism
Psikomotor: baik
Skizofrenia Residual Risperidone 2x2mg
p.o
1/6/12 Mulai bisa disapa dan
sesekali tersenyum,
namun lebih suka diam
dan masih susah diajak
bicara
Pasien senang krn
keluarganya datang dan
ingin pulang untuk
dirawat dirumah saja
Afek : tumpul
Kognitif : Blocking,
Mutism
Psikomotor: baik
Skizofrenia Residual Risperidone 2x2mg
p.o
9