presentasi kasus

26
PRESENTASI KASUS ANESTESI REGIONAL PADA HEMOROIDEKTOMI OLEH : RIZKI RAHMIANA HARAHAP 1320221118 PEMBIMBING: dr. Jumbo Utomo, Sp.An KEPANITERAAN KLINIK ANESTESIOLOGI RS TK.II Dr. A.K GANI PALEMBANG

Upload: rizki-rahmiana-harahap

Post on 01-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medic

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS ANESTESI REGIONAL PADA HEMOROIDEKTOMI

PRESENTASI KASUS

ANESTESI REGIONAL PADA HEMOROIDEKTOMIOLEH :RIZKI RAHMIANA HARAHAP1320221118

PEMBIMBING:dr. Jumbo Utomo, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESIOLOGIRS TK.II Dr. A.K GANIPALEMBANGANESTESI REGIONALDefinisi Penggunaan obat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuh diblok untuk sementara (reversibel).ANESTESI SPINALDefinisiAnestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid antara vertebra L2-L3, L3-L4 atau L4-L5.IndikasiUntuk pembedahan daerah tubuh yang dipersarafi cabang T4 kebawah (daerah papila mammae ke bawah).Kontraindikasi Kelainan pembekuan darah, syok hipovolemia, infeksi kulit daerah pungsi, tekanan intrakranial yang meninggi, penderita menolak/tidak kooperatif.Teknik Setelah dimonitor, posisikan pasien duduk atau tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral dekubitus. Beri bantal kepala, selain nyaman untuk pasien juga supaya tulang belakang stabil. Buat pasien membungkuk maksimal agar processus spinosus mudah teraba. Penusukan jarum spinal dapat dilakukan pada L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.

Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol.Cara tusukan median atau paramedian. Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2cm agak sedikit kearah sefal, kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Mandrin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang spuit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0,5ml/detik) diselingi aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik.STATUS PASIENIdentitas PasienNama: Tn. HUsia: 60 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAlamat : Bukit besar, PalembangRuangan: CempakaNo. Rekam medis : 290154Diagnosis: Hemoroid interna grade IIITindakan: Hemoroidektomi

Anamnesis Riwayat operasi: -Riwayat alergi: -Riwayat penyakit penyerta: -

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran: compos mentisBB : 55 kgTB : 165 cmVital signTD: 115/86 mmHgN: 72 x/menitRR : 20 x/menitS: 36,4 0C

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium darah (21/01/2015)Hb : 13,7 g %Hematokrit: 38 %Leukosit: 8200/mLTrombosit: 359.000CT: 4 menitBT: 2 menitSGOT: 12 U/LSGPT: 9 U/LGDS: 105 mg/dLUreum: 28 mg/dLCreatinin: 0,9 mg/dL

Rontgen ThoraxCor dan Pulmo dalam batas normalPemeriksaan EKGNormal EKG

Kesan ASA (The American Society of Anesthesiologist)Kesan ASA 1 (Pasien normal yang sehat)Rencana AnestesiJenis anestesi : Regional anestesiTeknik anestesi: Spinal anestesiMulai anestesi: 22 Januari 2015 pukul 09.15 WIBMulai operasi: 22 Januari 2015 pukul 09.25 WIB

LAPORAN ANESTESIPre Operatif

Informed consentPuasa selama 6-8 jamIV line terpasang infus RL 500 ccKeadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran: compos mentisTanda vital TD: 115/86 mmHgN: 72 x/menitRR : 20 x/menitS: 36,4 0C

Premedikasi AnestesiPasien diberikan Ondansetron 8 mg (1amp) secara IV.

Penatalaksanaan AnestesiTanggal 22 Januari 2015 pukul 09.00, Tn. H, 60 tahun, tiba di ruang operasi dengan terpasang infus RL 500 cc pada tangan kanan.Dilakukan pemasangan manset dan pemasangan pulse oxymetri dengan : TD : 125/72 mmHg, N : 80 x/menit, SpO2 : 99%Setelah itu posisikan pasien duduk dan kepala menunduk.Lakukan desinfeksi disekitar daerah tusukan yaitu diregio L3/L4.Lakukan induksi dengan injeksi Bupivacaine 2,5 cc (12,5 mg) dan Fenthanyl 0,5 cc (25 mcg) secara intratekal. Setelah obat masuk, pasien kembali berbaring dan diposisikan dengan posisi litotomi.Setelah itu dipasang kanul nasal Oksigen untuk pemeliharaan respirasi.Setelah pasien terinduksi dengan tanda-tanda seperti kesemutan, kaki terasa berat dan tidak bisa digerakkan, maka operasi dapat dimulai. Selama operasi berlangsung, nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen dimonitor setiap 5 menit dengan hasil :

Lama operasi 45 menit (09.25-10.10)

Maintenance Oksigenasi : O2 2 liter dengan menggunakan nasal kanul.Cairan : RL 1000 cc (2 kolf)

Medikasi tambahan Ketorolac 30 mg (1 amp) IV

Post operatifPasien masuk keruang pemulihan, observasi tanda vital dan dinilai pemulihan pasca anestesi dengan Bromage Score

Jika Bromage Skor < 2, pasien boleh dipindahkan ke ruang perawatan

PEMBAHASANPre-OperatifPemeriksaan pre-operasi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium darah, rontgen thorax dan EKG untuk menentukan status fisik ASA.Pasien diminta puasa selama 6-8 jam sebelum operasi.Tentukan jenis anestesi yaitu regional anestesi dengan teknik anastesi cara spinal.Durante OperatifOndansetron 8 mg/ 4 ml diberikan sebagai premedikasi. Ondansetron merupakan suatu antagonis reseptor serotonin 5-HT3 selektif yang diindikasikan sebagai pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca bedah.

Induksi pada pasien ini diberikan Bupivacaine 2,5 cc (12,5 mg). Bupivacaine merupakan obat anastesi lokal yang mekanismenya mencegah terjadinya depolarisasi pada membran sel saraf pada tempat suntikan obat tersebut, sehingga membran akson tidak dapat bereaksi dengan asetilkolin sehingga membran tetap semipermeabel dan tidak terjadi perubahan potensial.Bupivacaine dikombinasikan dengan Fenthanyl sebanyak 0,5 cc (25 mcg) sebagai obat analgesik. Pemberian oksigen untuk menjaga oksigenasi pasien.Cairan yang diberikan yaitu Ringer Laktat (RL) untuk mengganti kehilangan cairan.Pemberian cairan dilakukan berdasarkanperhitungan sebagai berikut : Pre-operasiKebutuhan Maintenance 2 cc/kgBB/jam= 55 kg x 2 cc = 110 cc

Durante Operasi (Kebutuhan cairan saat operasi)Pengganti cairan saat puasa pra bedahPasien sudah puasa 8 jam sebelum pembedahan, sehingga => (Lama puasa x kebutuhan maintenace)(8 jam x 110 cc = 880 cc)

Penggantian cairan puasa pra-bedah ini diberikan 50% pada jam pertama operasi, 25% pada jam kedua operasi dan 25% pada jam ketiga operasi. Sehingga pada pasien ini diberikan : 880 cc x 50% = 440 cc ( jam pertama)

Pengganti cairan yang keluar selama operasiBanyaknya cairan yang keluar akibat translokasi selama pembedahan tergantung dari jenis operasi. Perhitungan pada pasien ini yaitu :Operasi sedang : 6 cc/kgBB/jam => 6 cc x 55 kg = 330 cc

Total pemberian cairan pada jam pertama pasien ini adalah :Kebutuhan maintenance + kebutuhan pengganti puasa + kebutuhan cairan saat operasi =110 cc + 440 cc + 330 cc = 880 cc (2 kolf RL)

Analgetik diberikan ketorolac (berisi 30 mg/ml ketorolac tromethamine) sebanyak 1 ampul (1 ml) disuntikan ivPost OperatifObservasi tanda vital dan dinilai pemulihan pasca anestesi dengan Bromage Score.Pasien diharuskan untuk bed rest 24 jam post operasi dan tidak boleh duduk. Bila tidak ada mula dan muntah, pasien diperbolehkan untuk minumTERIMAKASIH