presentasi 03
TRANSCRIPT
MANAJEMEN ASETBERBASIS RISIKO (RISK-BASED ASSET MANAGEMENT/RBAM)
Andhika Ajengtyas SetoriniFrengki Ronsumbre
Raymond B. MuntheRobi Ari Wibowo
Semarang, November 2014
UNTUK ASET JALAN DAN JEMBATANDI DITJEN BINA MARGA
TUJUAN ORGANISASI
Visi Organisasi
Misi Organisasi
• Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial
• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional
• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional
• Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai
11Sumber : Renstra 2010 – 2014
TUJUAN ORGANISASI
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
1. Prosentase jaringan jalan dalam kondisi mantap meningkat menjadi 94%;
2. Panjang jalan yang mendapat peningkatan kapasitas sepanjang 19.370 km;
3. Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan Daerah untuk menuju kondisi mantap menjadi 60%.
1. Tingkat kemantapan jalan (94%)2. Tingkat penggunaan jalan nasional (91,55 milyar
kendaraan km/tahun)3. Panjang jalan peningkatan struktur/pelebaran jalan
(17.525 km)4. Panjang jalan baru yang dibangun (1.845 km)5. Tingkat fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah menuju
60% kondisi mantap
22Sumber : Renstra 2010 – 2014
KONDISI UMUM
Kondisi Eksisting
Kondisi yang
Diharap-kan
• Belum ada rencana manajemen aset tersendiri• Telah memiliki kebijakan terkait manajemen aset
yang terintegrasi dengan kebijakan lain• Beberapa aspek terkait manajemen aset sudah
diimplementasikan
• Ada rencana manajemen aset tersendiri
• Adanya pemantauan terhadap pelaksanaan manajemen aset
• Adanya perbaikan/perkembangan pada perencanaan dan penerapan manajemen aset
33
KEBIJAKAN MANAJEMEN ASET
Permen PU No.
13/2011
• Pasal 3 : Penyelenggara jalan wajib menyusun rencana
pemeliharaan jalan, dimana rencana umum pemeliharaan tersebut harus meliputi sistem manajemen aset.
• Pasal 5 :Sistem manajemen aset yang dimaksud
meliputi kegiatan penatausahaan dan pemanfaatan bagian-bagian jalan, leger jalan, serta preservasi aset jalan.
44
PERENCANAAN MANAJEMEN ASET
55
66
RENSTRA BM2010-2014
PRESIDEN RI
MENTERIPEKERJAAN UMUM
Balai I(94.81 %)
Balai II(98.03 %)
Balai III(96.51 %)
Balai IV(93.45 %)
Balai V(97.14 %)
Balai VI(90.58 %)
Balai VII(94.05 %)
Balai VIII(95.37 %)
Balai IX(98.36 %)
Balai X(82.43 %)
Balai XI(97.59 %)
Sek
reta
riat
Jen
der
al
Insp
ekto
rat J
end
eral
Dit
jen
SD
A
Dit
jen
Bin
a M
arga
Dit
jen
Cip
ta K
arya
Dit
jen
Pen
ataa
n R
uan
g
BP
Kon
stru
ksi
Bal
itb
ang
BP
PSP
AM
Satker/PPkNAD
(98.95 %)
Satker/PPkSUMBAR
(100 %)
Satker/PPkBENGKU
LU(93.55 %)
Satker/PPkDKI JKT
(100 %)
Satker/PPkMALUKU(98.52 %)
Satker/PPkPAPUA(84.78 %)
Satker/PPkSULUT(97.01 %)
Satker/PPkSUMUT(91.49%)
Satker/PPkRIAU
(94.32 %)Satker/
PPkKEPRI(100 %)Satker/
PPkJAMBI(99.28 %)
Satker/PPkSUMSEL(97.81 %)
Satker/PPkBABEL(97.08 %)
Satker/PPkLAMPUN
G(96.65 %)
Satker/PPkBANTEN
(100 %)Satker/
PPkJABAR(90.45 %)
Satker/PPkJATENG(93.19 %)
Satker/PPkDI. YOGYA
(100 %)Satker/
PPkJATIM(99.53 %)
Satker/PPkSULTEN
G(92.53 %)
Satker/PPkSULBAR(99.82 %)
Satker/PPkSULSEL(90.67 %)
Satker/PPkSULTRA(83.64 %)
Satker/PPkKALBAR(98.73 %)
Satker/PPkKALTEN
G(91.98 %)
Satker/PPkKALTIM(90.58 %)
Satker/PPkKALSEL(97.65 %)
Satker/PPkBALI
(99.53 %)Satker/PPkNTB
(98.00 %)Satker/PPkNTT
(92.61 %)
Satker/PPkMALUT(98.03 %)
Satker/PPkP. BARAT
(77.29 %)
Satker/PPkGORTAL(98.84 %)
RPJP
RPJMKontrak Kinerja
• Kemantapan Jalan 94,00 %• Peningkatan Kapasitas 19.370 km• Fasilitasi Jalan Daerah
Struktur OrganisasiBina Marga
UKURAN KINERJA 2014
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN
DITJENMARGA
KegiatanDukungan
ManajemenJalan,
KegiatanDukungan
Program & AnggaranJalan
KegiatanDukungan
Pembinaan TeknikJalan
KegiatanDukungan
Pembinaan PelaksanaanJalan
KegiatanPelaksana & Peningkatan
Jalan
KegiatanPengaturan,
Pengusahaan, Pengawasan Jalan Tol
SASARAN RENSTRASASARAN RENSTRA 1. Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah; 2. Meningkatkan kapasitas jalan nasional sepanjang 19.370 km.
KontrakKinerja
77
988
MANAJEMEN RISIKO DI INSTANSI PEMERINTAH
DASAR HUKUM
MANAJEMEN RISIKO DI INSTANSI PEMERINTAH
PP 60 TAHUN
2008
Pasal 3 :SPIP terdiri atas unsur (a) lingkungan pengendalian; (b) penilaian risiko; (c) kegiatan pengendalian; (d) informasi dan komunikasi; dan (e) pemantauan pengendalian intern.
Pasal 13 :Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, dimana penilaian risiko mencakup (1) identifikasi risiko dan (2) analisis risiko.
Pasal 16 dan Pasal 17.
Aspek pengelolaan risiko terintegrasi pada kegiatan pengendalian.
99
MANAJEMEN RISIKO DI INSTANSI PEMERINTAH
INMEN PU NO. 2 TAHUN
2011
Menteri PU menginstruksikan supaya dalam kegiatan pengendalian, pimpinan instansi menerapkan manajemen risiko melalui proses penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan peninjauan (review), serta komunikasi dan konsultansi.
Khusus kepada Inspektur Jenderal diinstruksikan melakukan pendampingan danpengawasan terhadap penerapan Sistem Pengendalian InternPemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
1010
TINGKATAN MANAJEMEN RISIKO
1111
DIREKTORAT -BALAI
DITJEN
SATKER
MANAJEMEN RISIKO DITJEN BINA MARGA
1212
TUJUAN ORGANISA
SI
PENERAPAN ENTERPRISE
RISK MANAGEMEN
T (ERM)
Sumber : ISO 30001
LANGKAH-LANGKAH DALAM MANAJEMEN RISIKO (ERM)
1313
No. Langkah Kegunaan
1.Penentuan Konteks
Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas program dan siapa yang akan dilibatkan dalam proses manajemen
2.Identifikasi Risiko
Mengidentifikasi risiko yang memperhatikan risiko eksternal, lokal, dan strategis
3. Analisa RisikoMenganalisa risiko dan fokus pada pembentukan nomenklatur dan skala risiko
4.Integrasi Risiko
Mengkorelasi dan menjumlahkan risiko pada jenjang-jenjang organisasi
5.Penilaian Risiko
Melakukan analisa sensitivitas untuk menentukan dampak dari adanya risiko terhadap fungsi organisasi
6. Respon RisikoMempertimbangkan risiko berdasarkan dampaknya pada organisasi, dan menentukan 4 respon dasar : avoid, transfer, mitigate, & accept
7.Monitoring dan Review
Secara kontinu memutakhirkan (update) data pada risk register untuk keperluan analisa di masa datang
Sumber : Hallowell, Molenaar, dan Fortunato III (2013)
PENETAPAN KONTEKS MANAJEMEN RISIKO
1414
• Menerapkan manajemen risiko untuk menghasilkan jaringan jalan dalam kondisi mantap sesuai target Renstra, dengan prioritas penanganan berupa pemeliharaan.
• Risiko yang dihadapi organisasi bisa berasal dari eksternal atau internal, bersifat strategis, finansial, operasional, dan bahaya
• Ditjen tidak mentolerir risiko yang dapat menyebabkan aksesibilitas ke dan dari suatu kawasan tertutup.
PENETAPAN KONTEKS MANAJEMEN RISIKO
1515
CONTOH KONTEKS DI ENGLISH HIGHWAY AGENCY
IDENTIFIKASI RISIKO
1616RISIKO BAHAYA
RISIKO OPERASI
RISIKO STRATEGIS
RISIKO FINANSIAL
IDENTIFIKASI RISIKO
1717
AREA RISIKO
RISIKO PENJELASAN DAMPAK SUMBER RISIKO
KATEGORI RISIKO
1 (A)
2 (PG)
3 (PJ)
STRATEGIS
1Politik dan Legislatif
Program Ditjen BM tidak menjadi prioritas
Eksternal √
2Standar Lingkungan
Tidak terpenuhinya standar terkait lingkungan hidup dapat menyebabkan proyek tidak disetujui, target tidak terpenuhi
Eksternal, Prosedur, Personil
√ √
FINANSIAL3
Pengurangan Anggaran
Aset tidak dapat ditangani sesuai kebutuhannya
Eksternal √
4Kenaikan Harga
Rencana penanganan menjadi terganggu
Eksternal √ √ √
IDENTIFIKASI RISIKO
1818
AREA RISIKO
RISIKO PENJELASAN DAMPAK SUMBER RISIKO
KATEGORI RISIKO
1 (A)
2 (PG)
3 (PJ)
OPERASI
5Kegagalan Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap aset tidak mampu menjaga aset dalam kondisi yang diharapkan
Prosedur, Personil √ √
6Inventarisasi Data
Data yang ada tidak mampu mendukung pengambilan keputusan penanganan pemeliharaan jalan
Prosedur, Personil √ √
7 Sistem Informasi
Sistem informasi yang ada tidak mampu mendukung pengambilan keputusan penanganan pemeliharaan jalan
Prosedur, Personil √ √
8Dukungan Manajemen
Resistensi manajemen dan staf terkait penerapan manajemen aset
Personil √ √
9 Penyedia JasaPenyedia jasa terpilih tidak mampu menghasilkan pekerjaan yang diharapkan
Eksternal, Prosedur, Personil
√ √ √
10Beban Kendaraan Berlebih
Penurunan kondisi aset lebih cepat dari yang diperkirakan
Eksternal √ √
IDENTIFIKASI RISIKO
1919
AREA RISIKO
RISIKO PENJELASAN DAMPAK SUMBER RISIKO
KATEGORI RISIKO
1 (A)
2 (PG)
3 (PJ)
BAHAYA
11 Banjir Penurunan kondisi aset Eksternal √ √
12 Gempa Bumi Kerusakan aset Eksternal √ √
13Perubahan Iklim
Penurunan kondisi aset lebih cepat dari yang diperkirakan
Eksternal, Prosedur, Personil
√ √ √
ANALISA RISIKO
2020
PROBABILITY
ANALISA RISIKO
2121
ANALISA RISIKO
2222
RISIKO SUMBER RISIKOLIKELI-HOOD
IMPACT
ENTERPRISE RISKS (DITJEN)
1 Politik dan Legislatif Eksternal 1 4
2Pengurangan Anggaran
Eksternal 1 4
3Dukungan Manajemen
Personil 3 3
4Beban Kendaraan Berlebih
Eksternal 3 4
5 Banjir Eksternal 3 4
6 Gempa Bumi Eksternal 2 3
7 Penyedia Jasa Eksternal, Prosedur, Personil 3 4
8 Perubahan Iklim Eksternal, Prosedur, Personil 3 3
9 Kenaikan Harga Eksternal 2 3
ANALISA RISIKO
2323
RISIKO SUMBER RISIKOLIKELI-HOOD
IMPACT
PROGRAM RISKS (DIREKTORAT DAN BALAI)
1 Dukungan Manajemen Personil 3 3
2Beban Kendaraan Berlebih
Eksternal 3 4
3 Banjir Eksternal 3 4
4 Gempa Bumi Eksternal 2 3
5 Penyedia Jasa Eksternal, Prosedur, Personil 3 4
6 Perubahan Iklim Eksternal, Prosedur, Personil 3 3
7 Kenaikan Harga Eksternal 2 3
8 Standar Lingkungan Eksternal, Prosedur, Personil 2 3
9 Kegagalan Pemeliharaan Prosedur, Personil 3 4
10 Inventarisasi Data Prosedur, Personil 3 4
11 Sistem Informasi Prosedur, Personil 3 4
ANALISA RISIKO
2424
RISIKO SUMBER RISIKOLIKELI-HOOD
IMPACT
PROJECT RISKS (SATKER DAN PPK)
1 Penyedia Jasa Eksternal, Prosedur, Personil 3 4
2 Perubahan Iklim Eksternal, Prosedur, Personil 3 3
3 Kenaikan Harga Eksternal 2 3
4 Standar Lingkungan Eksternal, Prosedur, Personil 2 3
5 Kegagalan Pemeliharaan Prosedur, Personil 3 4
6 Inventarisasi Data Prosedur, Personil 3 4
7 Sistem Informasi Prosedur, Personil 3 4
EVALUASI RISIKO
2525
EVALUASI RISIKO
2626
EVALUASI RISIKO
2727
RESPON RISIKO
2828
RESPON RISIKO
2929
RESPON RISIKO
3030
MANAJEMEN RISIKO EKSISTING
3131
Bersifat manajemen risiko pada proyek saja
CONTOH RISK REGISTER PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3232
3333
CONTOH RISK REGISTER PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3434
CONTOH RISK REGISTER PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
CONTOH FORMULIR Nama/Lokasi/Tahun Proyek:
Unit Pelaksana: Ketua Unit Pelaksana:
Tanggal: 4/2/2011 Status: Monitor
No.Kode: E02
Nama/Jenis Risiko: Demo masyarakat
Tanggal identifikasi: 28/1/2011
Nama/Jabatan yg mengidentifikasi: Beni/Kaseksi Jawa-Bali
Probabilitas: 5
Dampak: 4
Kategori Risiko: Tinggi
Deskripsi risiko dan dampaknya:
Di sekitar proyek terdapat sekelompok masyarakat yang sejak awal tidak menyetujui keberadaan proyek. Ketidaksetujuan mereka terkait keberadaan makam keramat yang jalan aksesnya akan terputus oleh proyek pembangunan jalan ini. Proyek telah mengusulkan alternatif jalan akses bagi warga pengunjung makan tersebut, namun sekelompok masyarakat tetap tidak menyetujuinya.
Rencana Mitigasi:
Melakukan sosialisasi kepada warga Melakukan sosialisasi ke Pemerindah Daerah (semua tingkat) Melakukan sosialisasi melalui media massa Mulai membebaskan lahan untuk jalan akses alternatif Membantu pendanaan fasilitas umum di sekitar lokasi
Rencana Contingency:
Menghubungi Kapolres Menghubungi Bupati, Kepala Dinas PU Memberhentikan proyek dst
Estimasi Biaya/ Sumberdaya lain:
Biaya sosialisasi = Rp. Biaya pembebasan lahan untuk jalan akses alternatif = Rp. (Biaya konstruksi kalan akses alteernatif dimasukkan ke dalam kontrak utama) Biaya pengamanan proyek = Rp.
Catatan lain:
Proyek telah menghubungi Camat pada tanggal ….. dan telah menyepakati ………….selanjutnya akan diskusi lagi pada tanggal …. dengan agenda pertemuan ……...
Tanda tangan PPK Kegiatan:
KUALITAS DATA
RELEVAN PENINGKATANAKUNTABEL KESINAMBUNGAN EFISIENSIDiharapkan pelaksanaan survai dan pengolahannya bisa dilakukan dengan tepat waktu
Diharapkan menggunakan metode yang tepat, agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
Diharapkan mampu meningkatkan nilai dan kualitas organisasi Bina Marga (Pusat, Balai, P2JN)
Diharapkan mampu memberdayakan SDM yang ada dan dapat dilakukan proses kaderisasi yang berkelanjutan
Menggunakan prinsif efisiensi dengan menggunakan Teknologi Inovasi untuk kelangsungan organisasi
KUALITAS PERENCANAAN
PENGOLAHAN DATABASE
DATA-DATA (DATABASE)
3737
FLOW PELAPORAN / VERIFIKASI UPDATING DATAJALAN & JEMBATAN
FLOW PELAPORAN / VERIFIKASI UPDATING DATAJALAN & JEMBATAN
3838
IRMSIRMS
IRMS (Interurban Road Management System) adalah suatu sistem manajemen jaringan jalan dalam pembinaan jalan nasional dan provinsi untuk keperluan Planning, Programing dan Budgeting secara efisien dan efektif.
IRM
S
Pengolahan DatabasePengolahan Database
Proses ManajemenProses Manajemen
Sistem Masukan Data (SMD) IRMS , Berupa Data :- Survai Kondisi Jalan (SKJ / RCS)- Survai Ketidakrataan Jalan / Roughness (IRI)- Survai Inventarisasi Jalan (SKJ / RNI)- Survai Traffic- Harga Satuan (Unit Cost)- Data Project (Committed, Ongoing)
Sistem Masukan Data (SMD) IRMS , Berupa Data :- Survai Kondisi Jalan (SKJ / RCS)- Survai Ketidakrataan Jalan / Roughness (IRI)- Survai Inventarisasi Jalan (SKJ / RNI)- Survai Traffic- Harga Satuan (Unit Cost)- Data Project (Committed, Ongoing)
Terdiri atas proses : • Sectioning / Segmentasi Data - Proses pengelompokkan ruas-ruas jalan yang homogen menjadi Segment, Sublink, dan Replink• Network Analisys (NAM) - Proses analisis utk menentukan kebutuhan biaya dan jenis penanganan jalan dgn menggunakan MODEL • Strategic Expenditure Planning (SEPM) - Melakukan Proses Oftimasi utk menentukan pengeluaran anggaran yg optimal bagi seluruh sektor jalan• Programming / Budgetting - Untuk menentukan tipe program penanganan (Bettermen, Periodic, Routine) jalan selama 3 sd 5 tahunan
Terdiri atas proses : • Sectioning / Segmentasi Data - Proses pengelompokkan ruas-ruas jalan yang homogen menjadi Segment, Sublink, dan Replink• Network Analisys (NAM) - Proses analisis utk menentukan kebutuhan biaya dan jenis penanganan jalan dgn menggunakan MODEL • Strategic Expenditure Planning (SEPM) - Melakukan Proses Oftimasi utk menentukan pengeluaran anggaran yg optimal bagi seluruh sektor jalan• Programming / Budgetting - Untuk menentukan tipe program penanganan (Bettermen, Periodic, Routine) jalan selama 3 sd 5 tahunan
OutputOutputBerdasarkan Hasil Pengolahan Database•Output Data Eksisting Hasil Survai IRMS (DRP, RNI, RCS, ROUGHNESS, TRAFFIC dan Data Strength [BB, FWD])• Output Data Project (Committed & On Going)• Output Data Harga Satuan (Unit Cost)• Output Data Statistik Jalan (Tabel dan Grafik)• Output Data Stripmap Jalan (Grafik) Berdasarkan Hasil Proses Manajemen• Output Sectioning. Berupa : Segment, Sublink dan Replink• Output NAM . Berupa : Data Strategic Summary , Treatment Cost Summary, Economic Evaluation, dll• Output SEPM. Berupa : Jenis Skenario, Output KPI, Output RUC/NPV (Semua dlm Tabel dan Grafik)• Output Programming. List Program dlm Peruas/Persegment Jenis Penanganan & Cost dlm 3 sd 5 tahunan
Berdasarkan Hasil Pengolahan Database•Output Data Eksisting Hasil Survai IRMS (DRP, RNI, RCS, ROUGHNESS, TRAFFIC dan Data Strength [BB, FWD])• Output Data Project (Committed & On Going)• Output Data Harga Satuan (Unit Cost)• Output Data Statistik Jalan (Tabel dan Grafik)• Output Data Stripmap Jalan (Grafik) Berdasarkan Hasil Proses Manajemen• Output Sectioning. Berupa : Segment, Sublink dan Replink• Output NAM . Berupa : Data Strategic Summary , Treatment Cost Summary, Economic Evaluation, dll• Output SEPM. Berupa : Jenis Skenario, Output KPI, Output RUC/NPV (Semua dlm Tabel dan Grafik)• Output Programming. List Program dlm Peruas/Persegment Jenis Penanganan & Cost dlm 3 sd 5 tahunan
EHIM - GISEHIM - GIS
3939
BMSBMSBM
S
Pengolahan DatabasePengolahan Database
Proses ManajemenProses Manajemen
Sistem Masukan Data (SMD) BMS , Berupa Data :- Survai Inventarisasi Jembatan- Survai Routine Jembatan- Survai Detail Jembatan
Sistem Masukan Data (SMD) BMS , Berupa Data :- Survai Inventarisasi Jembatan- Survai Routine Jembatan- Survai Detail Jembatan
Terdiri atas proses : • Skrining Teknis dan Evaluasi Ekonomi - Proses yang dilakukan untuk pengalokasian biaya pemeliharaan suatu jembatan secara optimum - Untuk menjamin efisiensi pemeliharaan jembatan
Terdiri atas proses : • Skrining Teknis dan Evaluasi Ekonomi - Proses yang dilakukan untuk pengalokasian biaya pemeliharaan suatu jembatan secara optimum - Untuk menjamin efisiensi pemeliharaan jembatan
OutputOutput
Berdasarkan Hasil Pengolahan Database• Output Data Eksisting Hasil Survai BMS (Inventarisasi, Routine dan Detail)Berdasarkan Hasil Proses Manajemen• Output Skrining Teknis dan Evaluasi Ekonomi
Berdasarkan Hasil Pengolahan Database• Output Data Eksisting Hasil Survai BMS (Inventarisasi, Routine dan Detail)Berdasarkan Hasil Proses Manajemen• Output Skrining Teknis dan Evaluasi Ekonomi
4040
KESINAMBUNGANKESINAMBUNGAN
MANAJEMEN SURVAISDM
PERALATAN SURVAI
SDM harus memiliki pengetahuan survai dengan metode yang tepat (penggunaan alat / teknik di lapangan) serta mampu bekerja sama dalam team (sharing).
Peralatan survai yang ada perlu dipelihara sesuai prosedur dan dilakukan secara kontinyu.
4141
FLOW PENGOLAHAN DATABASE JALAN & JEMBATAN NASIONALFLOW PENGOLAHAN DATABASE JALAN & JEMBATAN NASIONAL
(Berdasarkan IRI)
4242
METODEMETODE
Survai Kondisi Jalan terbagi atas 2 (dua) metode :
1. ALATBertujuan untuk mencatat data kondisi ketidakrataan permukaan jalan (IRI). Alat tersebut dapat berupa :
2. VISUAL
Bertujuan untuk mencatat data kondisi struktur jalan (SDI) , diantaranya :
Naasra Nilai BINaasra Nilai BI Dipstick Nilai IRIDipstick Nilai IRI Roughometer Nilai IRI (Kalibrasi Ringan Tanpa Kelapangan) Roughometer Nilai IRI (Kalibrasi Ringan Tanpa Kelapangan)
Retak-Retak (Crack)Retak-Retak (Crack) LubangLubang Amblas (Deformasi)Amblas (Deformasi) Bekas Roda (Wheel Ruts)Bekas Roda (Wheel Ruts) Kerusakan TepiKerusakan Tepi
KALIBRASIKALIBRASI
IRMSIRMS
4343
TEKNOLOGI INOVASIAn Integrated Approach to Replace Manual Assessments
Inventory Location
Manual Inspections
Distance
Mechanical Roughness Rut DepthSand Patch
Road Geometry
(DATA INVENTORY)
(DATA TRACK GPS)
(DATA JARAK)
(VIDEO/ FOTO)
(DATA IRI)(BEKAS RODA)
(TAMBALAN/PATCHING)
Database
IRMS
CONTOHCONTOHProvinsi : GORONTALO
No. Ruas : 51.006.12
Ruas ..: JLN. JALALUDIN TANTU (GORONTALO)
Panjang : 0,71 km
B : 0,2 km (28,2%)
S : 0,4 km (56,3%) STAawal 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
RR : 0,1 km (14,1%) STAakhir 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,71
RB : 0,01 km (1,4%) Panjang (km) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,01
STAawal 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
STAakhir 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,71
Dana: Panjang (km) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,01
B : 0,31 km (43,7%) Jenis Penanganan B B R R R R R P
S : 0,4 km (56,3%) Dana (Juta Rp) 150 150 5 5 5 5 5 30
RR : 0 km (0,0%)
RB : 0 km (0,0%)
STAawal 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
STAakhir 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,71
Dana: Panjang (km) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,01
B : 0,11 km (15,5%) Jenis Penanganan R R R R R R R P
S : 0,4 km (56,3%) Dana (Juta Rp) 5 5 5 5 5 5 5 30
RR : 0,2 km (28,2%)
RB : 0 km (0,0%)
Keterangan :
2 : Kondisi Baik (IRI ≤ 4)
6 : Kondisi Sedang (4 < IRI ≤ 8)
9 : Kondisi Rusak Ringan (8 < IRI ≤ 12)
1 5 : Kondisi Rusak Berat (IRI > 12)
5,71 7,81 4Kondisi Akhir
Penanganan (IRI)8,15 10,87 4,29 3,61 5,37
PENANGANAN (DANA MINIMAL)
65.000.000,00Rp
5,37 5,71 7,81 4
355.000.000,00Rp
Kondisi Akhir Penanganan (IRI)
4 4 4,29 3,61
PENANGANAN (DANA MAKSIMAL)
3,21 4,57 4,91 6,61 44,69Kondisi Hasil Survey
IRI 6,95 9,67 3,89
4545
http://indonesiamemantau.kpk.go.id/
http://www.pu.go.id/punetnew2010/subindex.asp?pid=0404
http://bukapeta.com/binamarga/
4646
DJBM menggunakan 2 jenis aplikasi dalam pelaksanaan pelaporan, yaitu :
e-Monitoring - (di tingkat Kementerian)
SiPP (Sistem Pemantauan Proyek) – di tingkat Direktorat Jenderal
4747
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/SE/M/2006 tanggal 28 Februari 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/SE/M/2006 tanggal 01 Mei 2006 tentang Percepatan Pelaksanaan Anggaran TA 2006
Surat Sekretaris Jenderal Dep. PU No. KU.04.03-Sr/155 tanggal 28 Februari 2006 tentang Pelaporan Progres Pelaksanaan Anggaran Dep PU.
Permen PU Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
4848
Permen PU Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
Dirjen Bina Marga Nomor UM.0101-Dp/111 Tahun 2003 tentang Kewajiban Penggunaan Sistem Pemantauan Proyek (SiPP) Melalui Internet Sebagai Alat Pengiriman Data Pelaporan Kemajuan Proyek di Lingkungan Ditjen Prasarana Wilayah
4949
Administrasi Umum Paket-Paket Pekerjaan, termasuk swakelola Proses Pra-kontrak Kontrak dan adendumnya Rencana Fisik dan Keuangan Monitoring Administrasi Umum Monitoring Pelaksanaan Paket
5050
Sipp offline
Menu Utama aplikasi SiPP Offline
5151
5252
Aplikasi sipp juga mendukung keterangan lebih mendetail terhadap penanganan jalan & jembatan. Dengan memasukkan ruas jalan yang ditangani, panjang, panjang fungsional maupun efektif jalan.
5353
Data lebih rinci mengenai penanganan jalan dapat dimasukkan ke dalam sistem yang meliputi jenis pekerjaan, lokasi yang ditangani dan panjang penanganan
5454
Data mengenai rincian jembatan dapat dimasukkan ke dalam sistem yang meliputi nama, jumlah bentang, panjang, lebar jembatan.
5555
Dengan diinputnya data jalan di aplilkasi SiPP Offline, maka data dapat di relasikan ke data IRMS – SIG (Peta) dan Modul-Modul lain di DJBM
5656
LEMBAR PEMANTAUAN
KPK
5757
5858
5959
6060
http://e-monitoring.pu.go.id
LOGIN sesuai Akses user
6161
Laporan Pelaksanaan AnggaranCek Satker
Realisasi Keuangan SPM dan SP2D
Realisasi Fisik
Tanggal Pengirima
nTerakhir
6262