prediksi kuat geser balok beton bertulang fiber bendrat

Upload: muhammad-arya-anggriawan-mandagi

Post on 16-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

prediksi

TRANSCRIPT

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 14

    PREDIKSI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG FIBER BENDRAT

    Agt. Wahyono

    ABSTRAKSI Dari hasil penelitian Wahyono (1996) dapat diketahui bahwa fiber bendrat dapat meningkatkan kuat geser balok beton bertulang. Untuk keperluan perencanaan balok beton bertulang fiber diperlukan formula untuk memprediksi kuat gesernya. Untuk fiber baja sudah ada beberapa formula untuk memprediksi kuat geser baloknya. Sedangkan untuk fiber bendrat belum ada.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah diantara rumus kuat geser balok beton bertulang fiber baja yang telah diusulkan oleh para penulis terdahulu dapat digunakan untuk fiber bendrat.

    Benda uji yang digunakan terdiri atas : (a) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat tanpa sengkang ukuran 120 mm x 240 mm x 1600 mm, tulangan tarik 4 16 mm, tulangan tekan 2 10 mm, (b) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat dengan ukuran tulangan tarik dan tulangan tekan yang sama dengan butir (a) namun dilengkapi dengan sengkang berdiameter 6 mm jarak antar sengkang 100 mm, (c) 12 buah silinder beton fiber bendrat diameter 150 mm, tinggi 300 mm, (d) 6 buah balok ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm. Fiber volume fraction 0,7 %, fiber aspect ratio 60. Balok beton bertulang diuji hingga diketahui kuat gesernya. Silinder beton diuji untuk mendapatkan kuat tarik belah dan kuat tekan beton. Balok berukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm diuji lentur untuk mendapatkan kuat tarik lenturnya. Superplasticizer dan fly ash digunakan agar didapat campuran beton yang mudah dikerjakan. Adapun rumus-rumus yang akan dikaji adalah usulan-usulan dari (a) Sharma, (b) Uomoto, (c) Narayanan dan Darwish, (d) Ashour dkk, dan (e) Li dkk.

    Dari hasil analisis kuat geser balok dapat diketahui bahwa rumus usulan Narayanan dan Darwish dan Li dkk hasilnya cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan, yaitu dengan rasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909.

    Kata kunci : kuat geser, fiber bendrat, prediksi

    1. PENDAHULUAN Menurut ACI Committee 544 (1988) beberapa data laboratorium mengindikasikan

    bahwa fiber dapat meningkatkan kapasitas geser (tarik diagonal) balok beton atau mortar. Fiber baja memperlihatkan beberapa keuntungan potensial bila digunakan untuk tambahan atau menggantikan sengkang vertikal. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah : (1) fiber didistribusikan secara random ke seluruh volume beton dengan jarak lebih rapat dibandingkan dengan yang didapat dengan penulangan batang baja; (2) kuat tarik retak pertama dan kuat tarik ultimit meningkat oleh fiber; dan (3) kuat geser-gesek meningkat. Dari beberapa pengujian jelas memperlihatkan bahwa kombinsai penulangan fiber dan sengkang dapat digunakan secara efektif. Pengaruh fiber baja pada kuat geser dalam balok telah diteliti

  • Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)

    15

    Batson dkk (1972 a), Paul dan Sinnamon (1975), Williamson (1978), Ballano (1980), Criswell (1976) dan Sharma (1986).

    Penelitian-penelitian yang memperlihatkan bahwa fiber dapat meningkatkan kuat geser balok beton juga dilakukan oleh Ashour dkk (1982), Narayanan dan Darwish (1987), Niema (1991), Li dkk (1992). Wahyono (1996) dengan benda uji balok beton berukuran 120 x 240 x 1600 mm dengan penambahan fiber bendrat bentuk hook panjang 60 mm diameter 1 mm sebanyak 46,76 kg dalam 1 m3 adukan beton mendapat peningkatan kuat geser sebesar 82,6%. Untuk fiber baja, ada beberapa rumus yang diusulkan untuk memprediksi besar kuat geser baloknya, diantaranya oleh Sharma (1986), Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987), Narayanan dan Darwish (1987), Ashour dkk (1992) dan Li dkk (1992). Besarnya kuat geser balok beton bertulang fiber menurut rumus-rumus tersebut di atas pada umumnya dipengaruhi oleh kuat tarik belah (ft), kuat tarik lentur (ff) kuat tekan (fc) dan lain sebagianya.

    Selanjutnya untuk mendukung desain geser dengan fiber bendrat perlu dikaji apakah diantara rumus-rumus kuat geser balok beton bertulang fiber baja seperti tersebut di atas dapat digunakan untuk fiber bendrat. Dalam hal ini akan dibandingkan antara kuat geser yang dihitung dengan rumus prediksi kuat geser dan kuat geser hasil percobaan.

    2. TINJAUAN PUSTAKA Prediksi tegangan geser ultimit atau kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber baja

    telah diusulkan oleh beberapa peneliti sebagai berikut ini : a. Sharma (1986)

    Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang berukuran 150 x 300 x 1900 mm, jumlah 7 buah, kuat tekan beton 45 MPa, jenis fiber collated steel fibers with deformed ends diameter 0,6 mm, panjang 50 mm. Untuk setiap balok dibuatkan benda uji silinder beton ukuran 150 x 300 mm yang digunakan untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah. Dalam setup pengujian, dukungan baloknya sederhana, bentang 1600 mm. Dengan dongkrak dan balok pembagi dapat dibangkitkan dua beban titik masing-masing berjarak 30 cm dari pertengahan bentang. Dial gage digunakan untuk mengukur defleksi baik pada titik beban maupun titik tengah balok. Data yang dihasilkan berupa besar beban geser, defleksi, regangan beton dan pola retak. Berdasarkan hasil penelitian ini dan penemuan peneliti lain dapat diusulkan rumus berikut ini.

    Vcf = k . ft . 25,0

    a

    d (1)

    dengan : Vcf = tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) k = tetapan yang mempunyai nilai 2 / 3

    d/a = perbandingan tinggi efektif balok bentang geser ft = kuat tarik beton yang ditentukan dari pengujian kuat tarik belah silinder ukuran 150 x 300 mm (N/mm2), bila hanya tersedia data kuat tekan silinder

    fc, untuk menghitung ft, dianjurkan oleh European Concrete Committee menggunakan rumus empiris ft = 9,5 (fc)0,5 dengan ft = kuat tarik beton (psi), fc = kuat tekan beton (psi)

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 16

    b. Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987) Mekanisme kegagalan geser pada elemen beton bertulang umumnya ditandai dengan

    retak diagonal. Perilaku mekanisme penahanan gaya pada retak ini memegang peranan penting dalam menentukan kuat geser dan daktilitas elemen. Berdasarkan pada suatu anggapan distribusi gaya dan tegangan pada retak diagonal dapat diusulkan persamaan untuk memprediksi kuat geser ultimit (Vu) elemen beton bertulang fiber berikut ini :

    Vu = [0,77 . ft + (0,90 9,6 . ) . fy . d/a] . b . d (2)

    dengan : Vu = kuat geser balok beton bertulang fiber (Kip) a = bentang geser balok (in) As = luas tulangan tarik (in2) b = lebar balok (in) d = tinggi efektif balok (in) ft = kuat tarik beton fiber (ksi) fy = tegangan luluh tulangan tarik baja

    = prosentase tulangan tarik memanjang

    c. Narayanan & Darwish (1987) Pada penelitian ini benda uji berupa balok beton bertulang dengan ukuran tampang 85

    x 150 mm. Jumlah benda uji 49 buah terdiri atas 6 buah balok beton tanpa perkuatan geser, 10 buah balok beton bertulang dengan sengkang dan 33 buah balok beton bertulang fiber. Jenis fiber crimped steel fiber. Volume fraction f berkisar 0,25 3 %, fiber aspect ratio 100 dan 133, kuat tekan beton 36,7 75 MPa, penulangan memanjang = 2 - 5,72, rasio bentang geser tinggi efektif balok a/d = 2 3,1, factor fiber 0,19 1,9 bentang bersih l = 900, 1030, 1160, 1290, bentang geser a = 262, 327, 392, 457 mm. Dalam set-up pengujian, dukungannya sederhana dengan pembebanan 2 titik. Balok diuji dengan dongkrak kapasitas 200 KN dilengkapi dengan pengukur defleksi. Dua buah dial gage dengan ketelitian 0,01 mm digunakan untuk mengukur defleksi di bawah beban titik dan di tengah bentang. Besarnya peningkatan beban 3 5 KN. Data yang dicatat adalah beban retak geser pertama, beban geser ultimit, dan perkembangan pola retak. Pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pengujian balok. Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil penelitian lainnya dapat diusulkan rumus empiris untuk memprediksi kuat geser ultimit sebagai berikut.

    Vcf = e [0,24 . ft + 80 . . ad ] + Vb (3)

    dengan : e = 1.0 bila a/d > 2.8 e = 2,8 . d/a bila a/d < 2,8 Vb = 0,41 F = 4,15 MPa Vcf = kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) ft = kuat tarik belah silinder beton bertulang fiber baja (SFRC)

    fcuf / (20 - F ) + 0,7 + 1,0 F = prosentase tulangan tarik (%)

  • Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)

    17

    a = bentang geser (mm) d = tinggi tulangan tarik dalam tampang F = faktor fiber = (1f / df)Vf dfL 1f = panjang fiber (mm) df = diameter fiber (mm) Vf = prosentase isi fiber (%) dFL = faktor yang disebabkan perbedaan sifat khas lekatan fiber : 0.5 untuk fiber

    bulat. 0,75 untuk orimped fiber dan 0,1 untuk indented fiber. fcuf = kuat tekan kubus beton bertulang fiber (MPa)

    d. Ashour dkk (1992) Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang tunggal

    tanpa sengkang dengan ukuran tampang 125 x 250 mm, jumlah 18 buah terdiri atas 3 buah balok dengan variabel rasio bentang geser tinggi efektif balok 2, 4, 6. Jumlah fiber 1%, penulangan memanjang = 0,374 %, 12 buah balok dengan variable rasio bentang geser tinggi efektif balok 1, 2, 4, 6, jumlah fiber 0,5, 1,0, 1,5%, penulangan memanjang = 2,835%, 3 buah balok dengan variable rasio bentang geser - tinggi efektif balok 2, 4, 6, jumlah fiber 1%, penulangan = 4,58%. Kuat tekan beton 93 MPa. Jenis fiber hooked end mild carbon steel panjang 60 mm diameter 0,8 mm.

    Pada set-up pengujian dukungan baloknya sederhana menderita dua beban titik. Defleksi vertikal balok, regangan pada permukaan atas dan bawah diukur. Regangan tarik tulangan baja diukur dengan internal strain gages yang dilekatkan pada tulangan utama. External strain gage dilekatkan pada permukaan atas beton untuk mengukur regangan tekan. Rotasi ujung diukur dengan 2 buah tranduser. Beban-beban titik dibangkitkan dengan dongkrak hidrolis kapasitas 400 KN dengan peningkatan beban 15 25 KN hingga keruntuhan balok dicapai. Pada setiap akhir peningkatan beban, defleksi pada pertengahan bentang, rotasi, pembacaan strain gage, kelengkungan, perkembangan retak dan propagasi pada permukaan balok dicatat. Selanjutnya rumus empiris diusulkan untuk memprediksi kuat geser balok beton bertulang fiber sebagai berikut :

    Vcf = (0,7 cf + 7F) a

    d + 17,2 . .

    a

    d (MPa) (4a)

    Vcf = (2,11 3 cf + 7 . F) ( . a

    d )0,333 (MPa) (4b) untuk a / d > 2,5

    Vcf = [pers 4b) . da5,2

    + 92,5 a / d) (MPa) (4c)

    untuk a / d < 2,5

    dengan : Vcf = kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa)

    fc = kuat tekan beton F = faktor fiber (1f / df)Vf dfL = prosentase tulangan tarik (%) a/d = rasio bentang geser-tinggi efektif

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 18

    Vb = 1,7 (1f / df)Vf dfL 1f = panjang fiber (mm) df = diameter fiber (mm) Vf = prosentase isi fiber (%) dfL = faktor letakan 0,5 untuk fiber bulat,

    0,75 untuk orimped fiber dan 1 untuk indented fiber

    e. Li dkk (1992) Pada penelitian ini benda uji yang digunakan adalah 252 balok mortar bertulang dan

    60 balok beton bertulang. Ukuran tampang ada 2 macam yaitu 127 x 63,5 mm dan 228 x 127 mm. Jenis-jenis fiber yang digunakan yaitu baja, acrylic, armid dan high strength polyethylene. Rasio bentang geser tinggi balok efektif berkisar 1 4,25, rasio penulangan berturut-turut : 1,1; 2,2 dan 3,3 %. Tinggi balok efektif d adalah 102 dan 204 mm. Dukungan balok sederhana. Beban titik diletakkan pada pertengahan bentang. Pengujian balok menggunakan mesin uji dengan kontrol perpindahan berkapasitas 890 KN. Defleksi di tengah bentang diukur dengan linier variable defferential transformer. Beban retak geser pertama, beban maksimum dan pola retak dicatat untuk setiap pengujian. Balok tanpa tulangan dan silinder dicetak untuk setiap campuran untuk pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat tekan beton. Dua buah rumus, satu untuk a/d > 2,5 dan a/d < 2,5 diusulkan untuk memprediksi kuat geser balok beton bertulang fiber :

    Vcf = + ( ) ( ) ( )( )313143tf dad.f.f (5a) untuk a/d > 2,5

    Vcf = 9,16 ( ) ( ) ( )( )adf 3132f (5b) untuk a/d 2,5

    dengan : Vcf = tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) ff = modulus of rupture beton fiber (MPa) ft = kuat tarik balok beton fiber (MPa) = rasio tulangan tarik a = bentang geser balok (mm) d = tinggi efektif balok (mm) = 0,53, = 5,47 untuk data mortar = 1,25, = 4,68 untuk data beton

    3. LANDASAN TEORI 3.1. Tegangan Geser Balok Beton

    Besarnya tegangan geser transversal balok beton bertulang rata-rata dapat dihitung dengan rumus :

    = d.b

    V (6)

    dengan :

  • Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)

    19

    = tegangan geser rata-rata (MPa) V = gaya geser (N) b = lebar balok (mm) d = tinggi efektif balok, yaitu jarak antara serat atas dengan titik berat tulangan

    tarik (mm)

    3.2. Gaya Geser Sengkang Vertikal Gaya geser sengkang vertikal dihitung dengan rumus ;

    VS = s

    dfA yv .. (7)

    dengan : AV = luas tampang sengkang (mm2) fv = tegangan luluh sengkang (MPa) s = jarak antar sengkang (mm) d = tinggi efektif balok (mm)

    4. CARA PENELITIAN 4.1. Bahan

    Pasir dan kerikil dari Krasak, semen portland tipe I merek Toga Roda, air setempat yaitu laboratorium struktur FT UGM, fiber bendrat dengan ujung dibengkok berukuran panjang 60 mm diameter 1 mm dengan aspect ratio 60, fly ash cement dari PT Indocement Tunggal Prakarsa, super plasticizer merek sikament 520. Kebutuhan bahan susun beton fiber dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

    Tabel 1 : Kebutuhan bahan-bahan susun campuran (untuk setiap 0,23 m3 beton) Berat (kg)

    V (%) Fiber Semen Pasir Kerikil Air Fly Ash Sp

    Keterangan

    (untuk balok) 0,7 10,75 99,29 198,57 198,57 38,72 - 0,99 S1F, S2F, S3F

    0,7 10,75 89,36 198,57 198,57 38,72 9,93 0,99 D1F, D2F, D3F

    4.2. Alat Loading frame kapasitas 20 T untuk pengujian kuat geser balok. Dongkrak hidrolik

    merek Muruto kapasitas 25 T untuk membangkitkan beban geser. Mesin desak beton merek Maruto kapasitas 200 KN untuk pengujian kuat tarik belah beton dan kuat tarik lentur beton. V-B Aparatus digunakan untuk mengukur V-B time adukan beton fiber.

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 20

    4.3. Benda Uji a. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat tanpa sengkang skala penuh dengan kode S1F, S2F, S3F

    Gambar 1. Balok Beton Fiber Kelompok SF Spesifikasi balok beton fiber kelompok SF b = 120 mm d = 19,936 cm = 0,0301 h = 240 mm a = 40 cm d/a = 0,498 1 = 1600 mm fy = 64,67 ksi *) a/d = 2 dt = 1,5142 Lf = 60 mm df = 1 mm Vf = 0,007 df1 = 0,50 Keterangan : *) Hasil Pengujian

    b. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat dengan sengkang skala penuh dengan kode D1F, D2F, D3F

    Gambar 2. Balok Beton Fiber Kelompok DF Spesifikasi balok beton fiber kelompok DF b = 120 mm d = 19,936 cm Av = 46,971 mm2 h = 240 mm a = 40 cm fys = 314 Mpa *) 1 = 1600 mm s = 100 mm d/a = 0,4984 fy = 64,67 ksi*) e = 1,3955 a/d = 2 Lf = 60 mm df = 1 mm Vf = 0,007 df1 = 0,5 Vb = 0,357 Mpa = 0,0301 Keterangan : *) Hasil Pengujian

    c. Enam silinder beton S1FT, S2FT, S3FT, D1FT, D2FT, D3FT d. Enam silinder beton S1FD, S2FD, S3FD, D1FD, D2FD, D3FD e. Enam balok kecil dengan kode s1f, s2f, s3f, d1f, d2f, d3f

  • Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)

    21

    4.4. Pengujian a. Kuat geser balok beton bertulang fiber

    Pada umur 28 hari dilakukan pengujian kuat geser terhadap balok beton bertulang fiber. Setting-up pengujiannya dapat diperiksa pada gambar 3. Balok beton ditempatkan pada loading frame yang kuat dan kaku dan ditumpu sendi-rol pada kedua ujungnya yang berjarak 130 cm. Pembebanan dilakukan secara simetris pada dua titik yang masing-masing berjarak 400 mm dari tumpuan balok. Di tengah balok dipasang dial gage untuk mengukur lendutan vertikal. Pembebanan dilakukan dengan dongkrak hidrolis yang telah dilengkapi dengan jarum penunjuk beban. Pengujian beban dilakukan bertahap dengan interval P sebesar 1 ton dan dicatat lendutan di tengah balok, beban retak pertama dan kuat geser balok.

    Gambar 3 : Setting-up pengujian balok skala penuh pada loading frame b. Kuat tarik belah beton

    Kuat tarik belah beton ditentukan dengan pengujian silinder beton dengan mesin desak beton.

    c. Kuat tarik lentur Kuat tarik lentur beton ditentukan dengan pengujian tarik lentur balok beton dengan mesin desak beton.

    5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian di laboratorium di peroleh data dalam tabel-tabel berikut ini :

    Tabel 2 : Kuat Tekan Beton

    Benda Uji fc (MPa) fc (MPa) (rata-rata) Keterangan S1F D S2F D S3F D

    44,16 51,64 43,61

    46,47 Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF

    D1F D D2F D D3F D

    47,33 43,59 57,95

    49,62 Seperti di atas untuk balok kelompok DF

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 22

    Tabel 3 : Kuat Tarik Belah Beton

    Benda Uji ft (MPa) ft (MPa) (rata-rata) Keterangan S1F T S2F T S3F T

    3,68 4,46 3,52

    3,89 Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF

    D1F T D2F T D3F T

    5,41 5,34 5,50

    5,42 Seperti di atas untuk balok kelompok DF

    Tabel 4 : Kuat Tarik Lentur Beton

    Benda Uji T (MPa) ff (MPa) (rata-rata) Keterangan

    s1f s2f s3f

    2,7481 3,8272 3,8035

    3,4596 Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF

    d1f d2f d3f

    5,3278 4,4673 3,7560

    4,5170 Seperti di atas untuk balok kelompok DF

    Berdasarkan data kuat tekan beton fc (tabel 2), kuat tarik belah beton ft (tabel 3), kuat tarik lentur beton ff (tabel 4), kuat geser ultimit Vu (tabel 5), spesifikasi balok SF dan DF, rumus-rumus yang terdapat pada tinjauan pustaka dan landasan teori dapat dihitung baik tegangan geser ultimit hasil percobaan maupun tegangan geser ultimit berdasar rumus-rumus usulan para peneliti seperti di tabelkan pada tabel 6.

    Tabel 5. Kuat Geser Ultimit

    Benda Uji Vu (kg) Vu (kg) (rata-rata) Keterangan S1F S2F S3F

    7500 10250 9250

    9000 Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF

    D1F D2F D3F

    11500 14000 13500

    13000 Seperti di atas untuk balok kelompok DF

  • Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)

    23

    Tabel 6 : Hasil Hitungan Tegangan Geser Ultimit Beton

    Tegangan Geser Ultimit (MPa) Metode

    Balok SF Balok DF Balok SF + DF

    Sharma 2,180 4,265 3,223

    Uomoto dkk 7,076 9,486 8,281

    Narayanan & Darwish 3,335 5,076 4,206 Ashour dkk, pers 4a Ashour dkk, pers 4c

    3,369 2,971

    4,677 4,252

    4,023 3,612

    Li dkk 3,248 5,110 4,179

    Hasil percobaan 3,762 5,434 4,598

    Tabel 7 : Rasio Kuat Geser Hasil Rumus Kuat Geser Hasil Percobaan

    Metode Rasio

    Sharma 0,701

    Uomoto dkk 1,801

    Narayanan & Darwish 0,915

    Ashour dkk pers 4a 0,875

    Ashour dkk pers 4c 0,786

    Li dkk 0,909

    Dari hasil hitungan rasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan seperti terlihat pada tabel 7, dapat diketahui bahwa prediksi kuat geser dengan rumus usulan Narayanan & Darwish dan Li dkk cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan yaitu dengan rasio berturut-turut 0,915, 0,909. Peringkat selanjutnya diduduki oleh Ashour dkk pers 4a, Ashour dkk pers 4c, Sharma, Uomoto dkk, yaitu dengan rasio berturut-turut 0,875, 0,786, 0701, 1,801. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rumus Narayanan & Darwish dan Li dkk dapat digunakan untuk memprediksi kuat geser balok-balok beton fiber bendrat.

    6. KESIMPULAN Rumus kuat geser ultimit usulan Narayanan & Darwish, dan Li dkk dapat digunakan

    untuk memprediksi kuat geser ultimit balok beton fiber bendrat dengan rasio kuat geser hasil rumus kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909.

  • Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24 24

    DAFTAR PUSTAKA Ashour, S.A., Hasanain, G.S., and Wafa, F.F., 1992, Shear Behavior of High-Strenght Fiber

    Reinforced Concrete Beams, ACI Structural Journal, Title No. 89 S 19, American Concrete Institute.

    Li, V.C., Ward, R., and Hamza, A.M., 1992, Steel and Synthetic Fibers as Shear Rein for Cement, Title no. 89 M 54, ACI Material Journal, American Concrete Institute.

    Narayanan, R., and Darwish, I.Y.S., 1987, Use of Steel Fibers as Shear Reinforcement, Title no. 84 s 23, ACI Structural Journal, American Concrete Institute.

    Sharma, A.K., 1986, Shear Strength of The Steel Fiber Reinforced Concrete Beams, Title no. 83 s 56. ACI Structural Journal. American Concrete Institute.

    Saroushian, P., Lee, C.D., and Bayasi, Z., 1987. Fiber Reincorced Concrete : Theoretical Concept and Structural Design. Proceding of the International Seminar on Fiber Reinforced Concrete,

    RIWAYAT PENULIS Ir. Agt. Wahyono, MT., adalah Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik

    Universitas Atma Jaya Yogyakarta.