pramuda 2015

21
batik

Upload: pena-budaya

Post on 23-Jul-2016

226 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pena Budaya Muda 2015 merupakan salah satu tantangan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unpad untuk dapat bergabung dengan Persma Pena Budaya. Pena Budaya Muda tahun ini mengangkat tema Batik sebagai salah satu wujud cinta akan budaya dan warisan Indonesia. Batik sendiri diduga berasal dari kata 'ambatik' yang berarti 'kain dengan titik-titik kecil' dan akhiran 'tik' yang berarti sedikit titik atau untuk membuat titik-titik. Kisah batik kemudian dikemas dengan apik serta melibatkan komponen mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya untuk turut bersuara tentang batik. Mari lebih lebih tahu banyak dan dekat dengan Indonesia serta nikmati tiap suguhan Pena Buda Muda 2015 edisi Batik.

TRANSCRIPT

Page 1: Pramuda 2015

batik

Page 2: Pramuda 2015

DAFTAR�ISI

RUBRIK HALAMAN

ACARA

AKADEMIK

KARYA SASTRA

OPINI

SALAM REDAKSI

ACARA

2

3

7

11

16

Page 3: Pramuda 2015

SALAM REDAKSI

A l h a m d u l i l l a h i r a b b i l ’ a l a m i n , senantiasa rasa sukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin Tuhan dan kerja keras tim Pena Budaya, akhirnya majalah Pena Budaya edisi Pramuda 2015 dapat dirampungkan. Kali ini tim Pena Budaya mengangkat tema batik, budaya khas Indonesia yang mampu bertahan dari generasi ke generasi, disini kami mengajak anda untuk melihat batik dari sisi yang jarang tersingkap. Edisi kali ini diisi oleh beberapa artikel bertema batik, kegiatan yang memakai batik dan hal–hal unik tentang buku yang sempurna adalah buku yang tidak pernah ditulis, dalam majalah kali ini pasti ada kekurangan di berbagai tempat, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaan di edisi selanjutnya.

Assalamualaikum wr.wb

Penanggung JawabULFA KURNIASIH

Dewan PenasehatCLARA NURVIAN. MRESTI PUTRI.AROMI D.CIHFA FIRDAUSANATALIE. APUTRI SYIFA.NSUSI SOPIANIINTAN SETIAWATIHASYA HANIFANSUCI P CAHYANIKEVIN. RFAUZIAH. R

Pemimpin RedaksiDIMITRY YUNUSEVICH

IlustratorHANA HANIFAH

LayouterM.DZAUHAR AZANIAUDREY M TAHIR

Redaksi AcaraINDAH APRILIANIKARINA AUDIA

Redaksi Karya SastraABDUL RIZALSYIFA

Redaksi OpiniAZZAHRA H.G FAJRIULFA LUTHFIA

Redaksi AkademikWINDA WAHYUNIARIRIMA

Redaksi Karangan KhasFENY WIDYAWATI

PENABUDAYA 2

Page 4: Pramuda 2015

ACARA

mengintip keseruan pawai

hari-hari sastra

2015 Jatinangor ― Kamis (1/10) sekitar pukul 16.00 WIB, pelataran kampus FIB Unpad sudah dipenuhi para mahasiswa peserta pawai yang berbaris mewakili masing-masing jurusan, lembaga maupun himpunan di Fakultas Ilmu Budaya. Berbagai dresscode unik peserta seperti kesatria pandawa lima, kimono ala Jepang, baju tradisional khas Jerman, pakaian khas Prancis, cowboy, 90's style, batik, bahkan pocong pun turut serta mewarnai iring-iringan pawai yang merupakan salah satu dari banyaknya rangkaian acara Hari-Hari Sastra atau H2S selama bulan Oktober 2015. Pawai yang dimulai sekitar pukul setengah lima sore tersebut memulai rute perjalanannya dari FIB, kemudian FISIP, tanjakan cinta, belakang FK, FTG, FAPSI, FK, FKG, gerlam dan kembali lagi ke FIB. Selama acara berlangsung, beberapa aks i seper t i o ras i dan menyuarakan yel-yel menjadi senjata utama untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar fakultas yang dilalui iring-iringan pawai.

PENABUDAYA 3

Yang tidak kalah heboh, mereka menyanyikan lagu “Bagimu Sastra“ yang merupakan plesetan dari lagu wajib “Bagimu Negeri” dan menyerukan #KagokEdan yang menjadi jargon H2S pada tahun ini. Tak lupa beberapa kal i peserta menyapa orang-orang yang ditemui saat melewati fakultas yang dilalui dalam rute pawai sebagai bentuk keramahtamahan.

Page 5: Pramuda 2015

ACARA

PENABUDAYA 4

P u n c a k n y a a d a l a h k e t i k a rombongan pawai stay di gerlam selama 15 menit membagi-bagikan flyer mengenai main event H2S pada 31 Oktober kepada orang-orang di sekitar gerlam Menurut Ziki, selaku ketua Hari-Hari Sastra 2015, pelaksanaan pawai kali ini memang mempunyai maksud tertentu. “Tujuan yang pertama jelas untuk a jang publ ikas i ke satu universitas untuk main event tanggal 31 Oktober 2015. Jadi kita mem-publish-nya dengan cara pawai, itu tujuan utamanya. Tujuan keduanya yaitu merangkul l embaga kemahas iswaan dan himpunan yang mungkin merasa bahwa acara H2S itu bukan milik bersama, sementara hakikatnya H2S itu acara milik bersama”. Beberapa peser ta j uga i ku t mengutarakan opini mereka terkait pawai kali ini.

Menurut Helmi, mahasiswa dari jurusan Sastra Jepang yang menggunakan kostum salah satu kesatria Pandawa Lima, Bima, mengaku bahwa acara pawai ini seru, terlebih ini merupakan sebuah pengalaman pertamanya mengikuti pawai. “Untuk H2S sendiri seru acaranya, pengennya sih nanti keliling lagi. Kebetulan ini pertama kali ikut, pawai sebelumnya saya kan masih maba, jadi belum ngerti.” Sementara itu, Pulski, menanggapi pawai H2S secara berbeda dari Helmi. “Massanya kurang banyak, harusnya lebih rame lagi, terus pengkondisian dari FIB itu lama b a n g e t e n t a h k a r e n a a p a waktunya kebuang hampir sejam, nggak ada pemberitahuan buat ngapain aja, kita yang ikut pawai agak bingung pas disuruh diem di Brooklyn soalnya nggak ada pemberitahuan buat rangkaian acaranya tuh ngapain aja. Tapi at all lumayan keren lah bisa nunjukin acara H2S sama fakultas lain walaupun dengan keadaan kampus sedikit sepi.” (Indah/Karina)

Para peserta berpose di tengah-tengah berlangsungnya pawai (Dok.Ulfa)

Page 6: Pramuda 2015

ACARA

PENABUDAYA 5

forsi kembali gelar screen night Jatinangor ― Senin (28/9) bertempat di Bale Santika, Universitas Padjadjaran, Festival Olahraga dan Seni atau biasa dikenal dengan nama Forsi menyelenggarakan “Screening Night”, yaitu pemutaran film perdana dengan menayangkan fi lm-fi lm pendek pese r ta “Shor t Mov ie Competition” yang diikuti oleh klub sinematografi seantero fakultas di Unpad. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Forsi mengangkat tema Pahlawan untuk film yang diikutsertakan. J ika tahun la lu pen i la ian berdasarkan jumlah likes terbanyak pada Youtube, tahun ini penilaian dilakukan melalui voting oleh orang-orang yang datang dalam screening film. Ada 14 film pendek dari berbagai fakultas yang ditayangkan dalam Screening Night kali ini. Ke-14 film tersebut antara lain :Ÿ Punya Siapa? (FIB)Ÿ Aksi Bisu (FIB)Ÿ My Dad My Hero (FMIPAŸ Awaken (D3 FEB)Ÿ The Chain Project (FKEP)Ÿ Mata (FAPSI)Ÿ Ayah (FAPERTA)Ÿ Tamak (FK)Ÿ Injustice (FTG)

Ÿ H e r o e s G o e s N o t h i n g (FAPERTA)

Ÿ Pileuleuyan (FIKOM)Ÿ NATA (FTIP)Ÿ Stasiun Realita (FISIP)Ÿ Genggam (FIKOM) Dari ke-14 film tersebut, terpilih beberapa pemenang dalam berbagai kategori yang cukup menarik minat para penontonnya yang antara lain seperti:Ÿ Punya Siapa (FIB) membawa

pulang penghargaan dalam kategori “Best Story”

Ÿ Pileuleuyan (FIKOM) meraih kategori “Best Cinematography”

Ÿ “Favorite Short Movie” yaitu Injustice (FTG).

Page 7: Pramuda 2015

ACARA

PENABUDAYA 6

...Jika tahun lalu penilaian berdasarkan jumlah likes terbanyak pada Youtube, tahun ini penilaian dilakukan melalui voting oleh orang-orang yang datang dalam screening film....

Untuk pemenang juara pertama sampai ketiga secara berturut-turut adalah Tamak (FK), Aksi Bisu (FIB), dan Genggam (FIKOM). Menuru t Wibawa, se laku penanggungjawab Forsi, menjelaskan aspek apa saja yang mempengaruhi penilaian setiap film. “Untuk kategori Unpad sendiri ada juara pertama, kedua, dan ketiga. Lalu juara umum itu ada best story dan best cinematography. Kelima juara dinilai oleh juri semua, kecuali juara favorit yang dipilih melalui voting. Biasanya yang juara-juara ini dilihatnya dari kualitas performa aktor, originalitas/keaslian yang utuh, kesesuaian tema, alur cerita, dan segala macam aspek. Kalau best cinematography dilihat dari kualitas produksinya.”

Untuk penjurian, tahun ini Forsi mengundang tiga perwakilan dari lembaga yang berbeda, yaitu mahas iswa yang merupakan perwakilan dari GSSTF, Kepala Dinas Seni Kontemporer dan Bagian Perfi lman dar i Dinas Kepariwisataan Daerah Jawa Barat, dan juri yang terakhir adalah penulis naskah film Denias, Senandung di Atas Awan. (Karina/Indah)

...”Kelima juara dinilai oleh juri semua, kecuali juara favorit yang dipilih melalui voting. Biasanya yang juara-juara ini dilihatnya dari kualitas performa aktor, originalitas, kesesuaian tema, alur cerita, dan segala macam aspek. Kalau untuk sebuah best cinematography dilihat dari kualitas produksinya...”

Page 8: Pramuda 2015

PENABUDAYA 7

Akademik

S I B NE M A G

Bukan hal yang mudah

berperan sebagai mahasiswa.

Kuliah, berorganisasi,dan bergaul

adalah beberapa hal yang harus

dibarengi kemauan yang ikhlas.

Namun tak jarang pula hal

tersebut menjadikan seorang

m a h a s i s w a n y a m a n d e n g a n

dunianya, sehingga berbagai

prestasi pun dapat diraihnya.

Abdul Aziz Jalaluddin adalah

salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Padjadjaran.

Aziz adalah sapaan akrabnya, ia

tercatat sebagai mahasiswa Sastra

Sunda 2013.

Lahir tanggal 15 Oktober 1993

di Garut. Pemilik hobi di bidang

olahraga ini, menempuh pendidikan

formal di kota kelahirannya yaitu

SDN Pangrumasan (2000-2006),

SMPN 1 Cihirup (2006-2009), SMAN

4 Garut (2010-2013).

Menurut pendapatnya

keseimbangan antara hubungan

manusia dengan Tuhan menjadi

salah satu kunci keberhasilan.

Ia mengatakan bahwa

segala sesuatu yang dilakukan

karena Allah, akan menghasilkan

k e b a i k a n k a p a n p u n d a n

dimanapun.

Page 9: Pramuda 2015

Akademik

PENABUDAYA 8

“Selama di dunia, masalah

apapun itu masih bisa dihadapi”

Abdul Aziz Jalaluddin

Aktif sebagai mahasiswa

bukan berarti mengabaikan pekerjaan

non akademik, meski di hari-hari

normal mahasiswa terdapat sekelumit

tugas akademik, namun ia mampu

membagi waktu yang dimiliki untuk

berorganisasi.

Bahkan organisasi yang ia ikuti

cukup banyak, diantaranya : BOKEP

(Bola Keranjang Pamass), ROHIS

(Rohani Islam) Pamass, Ketua

Mapaba (2015), Perisai Diri UNPAD,

KMNU (Keluarga Mahasiwa Nahdatul

Ulama), PMII (Pergerakkan Mahsiswa

I s l a m I n d o n e s i a ) , d a n B P U N

(Bimbingan Pasca Ujian Nasional).

Mahasiswa Sastra Sunda ini

menuturkan “Biasakan untuk tidak

me la l a i ka sebuah peke r j aan ,

maksimalkanlah waktu yang ada, dan

yang terpenting adalah sayangi Ayah

serta Ibu, karena mereka adalah

kunci keberhasilan kita di dunia dan

akhirat”

Selain banyak organisasi

yang ia ikuti,ia juga meraih prestasi-

prestasi yang gemilang selama

m e n e m p u h p e n d i d i k a n d i

Universitas Padjajaran,antara lain :

sebagai de legas i a t le t s i la t

Universitas Padjajaran tingkat

nasional di UGM (Universitas

Gajah Mada) dan UPN (Universitas

Pembangunan Nasional) Veteran,

d e l e g a s i K M N U ( K e l u a r g a

Mahasiswa Nahdatul Ulama)

Unpad di Jakarta (Rakernas).

Membagi waktu antara

kuliah dan organisasi memang

sulit, namun bagaimana kalau jika

mahasiswa meyakinkan dirinya

bahwa segala sesuatu yang ia

kerjakan dengan senang hati,

tanpa keluhan, dijalani penuh

dengan niatan akan menjadi

sesuatu yang bahkan bisa menjadi

kebutuhan.

Tergantung bagaimana

mahasiswa itu sendiri percaya

akan kesanggupannya dalam

perkuliahan dan keorganisasian.

Page 10: Pramuda 2015

Akademik

PENABUDAYA 9

Aktif dengan Prestasi

Amirahvelda Priyono

Gadis kelahiran Surabaya 20

tahun silam ini merupakan salah

seorang mahasiwa yang aktif dan

berprestasi di Jurusan Bahasa dan

Sastra Perancis Universitas Padjajaran

angkatan 2012.

Menjadi orang aktif dan

berprestasi bukan baru dilakukan

sejak kuliah, namun ia sudah aktif

berorganisasi dan mengikut i

berbagai lomba se jak SMA,

diantaranya: aktif sebagai anggota

OSIS, anggota tim basket, mewakili

sekolahnya dalam Lomba Cerdas

Cermat Bahasa Inggris dan Lomba

Jurnalistik sebagai Best Spirit

Award.

Hingga di bangku kuliah ia

tetap menjadi salah satu seorang

mahas iswa yang te lah ak t i f

berorganisasi, seperti: aktif di BEM

Gama Fakultas Ilmu Budaya,

Parasastra, School of Leader 7,

Konjen Ikatan Mahasiswa Studi

Perancis se-Indonesia, anggota

Presidium Kema Universi tas

P a d j a j a r a n , H i m a p e r s e r t a

Komunitas Arek Unpad Suroboyo .

Akademik

Page 11: Pramuda 2015

Akademik

PENABUDAYA 10

Tak sekedar aktif berorganisasi

namun ia juga menorehkan beberapa

prestasi selama perkuliahanya ,

terbukti saat ia di tunjuk sebagai

mahasiswa berprestasi yang mewakili

jurusan Sastra Prancis pada tahun

2015.

Selanjutnya ia juga mengikuti

kegiatan pertukaran pelajar ke

Thailand dalam kegiatan Asean Youth

Friendship Network selama seminggu

. D isana ia berkun jung ke

Universitas Chiangmai , belajar

bahasa Thailand , dan di bekali materi

marketing dalam rangka persiapan

Asian Economic Community .

Menjadi mahasiswa yang aktif

dan berprestasi bukan di jalani tanpa

halangan, menurutnya halangan

terbesar yang di hadapi selama ini

adalah rasa malas .

Namun ia tak ingin tenggelam

dalam rasa malas , ketika rasa malas

menghampiri ia akan mengingat

tujuanya yang sebenarnya.

“ Biasanya ada quote dari Dagelan itu

satu hari menunda skripsi sama dengan

satu hari menunda pernikahan, itu

sebenernya ada benernya juga

walaupun kedengaran konyol ,jadi kalo

kita menunda langkah untuk kelulusan

kita , kita akan menunda satu hari untuk

melakukan hal lainya “ ujar Velda

Akademik

“Prestasi itu bukan berasal dari

penghargaan tetapi pencapaian

yang telah kamu buat untuk

membahagiakan orang-orang di

sekitarmu”

Page 12: Pramuda 2015

Lupa

Oleh Vivi Mayangsari

Tidakkah kau tau...Sinar bintang itu tidak pernah redup Suatu yang mengalir dalam nadikuSuatu yang tidak luput dari benakkuTidak ada keraguanKau hidup...Aku ada...

KARYA SASTRA

PENABUDAYA 11

Page 13: Pramuda 2015

KARYA SASTRA

PENABUDAYA 12

Kerasnya AnginOleh: Riswanto

Aku ikut atas kakimu

Tiada sekat,aku lekat

Di dunia nisbi, kamu seperti kiamat bertanda

Yang dibilang anak, terus bersabda

Lalu kamu seperti hendak melarat

Bercucuran mengais-ngais Bumi

Sedang yang dilakukan Ibu Pertiwi

Cuma nangis berahi

Page 14: Pramuda 2015

Terlalu banyak tanda yang kabur diantara hubungan kami, terlalu banyak waktu yang terlunta-lunta dalam sejarah perjuangan pertemuan kami, terlalu banyak sekat yang sulit dimengerti, serta terlalu banyak pula tanda tanya menghampiri.

Tetapi terus mengurai dari jauh menjadi dekat. Pikiranku terbang pada masa, pada sebuah tanda yang berkelebat tanpa mungkin terbaca.

Memang susah dimengerti, perasaan ini seperti seekor teka-teki yang menjuntai pada waktu yang p a n j a n g . S u s a h d i t a n g k a p kemungkinan-kemungkinannya, karena maknanya terengut belati bunga.“Sampai berapa lama kau disana?” W a n i t a b e r p a r a s c a n t i k i t u menegurku.

“Apanya?” Ujarku.“Berdiri dekat jendela itu, apalagi?” Matanya medidih tajam.

“Sebentar lagi, belum bersih kenangan dari balik tralis ini.” Aku enggan beranjak. Udara menjulur dar i lubang hidungku, pelan terdengar hembus yang memberat.“Sampai berapa lama kau disana?” Ujarnya sambil menatap jauh pada poster bertemanakan batik di dinding kamar.

“Secepat mungkin kurang empat tahun kalau bisa.” Jawabku asal. “Kau akan menikmatinya, nikmat mana lagi yang akan kau dustakan?” Ia beranjak pergi menyisakan lebam udara, kini sepi ruangku. Ada perasaan segan untuk menoleh apalagi mengejarnya. Ia serupa kupu-kupu, semakin dikejar semakin jauh terbangnya.

Ada teka-teki yang harus ku pecahkan.

Setidaknya ada penjelasan yang membuatku memahami situasi yang sedang ku masuki. Bahwa cita kadang tumbuh disaat yang tidak diharapkan serta tidak tepat.

PENABUDAYA 13

KARYA SASTRA

Page 15: Pramuda 2015

PENABUDAYA 14

KARANGAN KHAS

Tapi tidak mungkin untuk memfermentasikan lebih lama lagi. Di atas pertemuan kami yang semu ini, akankah masa depan cita ini akan berakhir pada ilusi yang abstrak? Ta p i b a g i k u i n i a d a l a h pertaruhan sejarah, tentu ada cita yang harus diberi kesempatan. Pertemuanku dengannya adalah momen valid yang mengiris waktu, karena terjadi pertempuran untuk menggapainya. Bukan karena inilah momen pertama kami secara terus terang menyatakan perasaan kami, tetapi juga karena pertemuan ini memang punya akar sejarah yang panjang. Ada keniscayaan histor is mengalun erat di dalamnya. Kami berdua, memustuskan untuk saling mendamaikan diri dalam sebuah momentum. Momentum kali ini tak sabar untuk mencatat adegan.

“Dik…!” Suara itu terdengar memanggil dengan emosi. “Aku akan turun!” Suara itu pun memaksa mulut ini untuk teriak.

“Kapan? Kau mengatakan sejak setengah jam yang lalu!” Kini ia serius menyerang dengan penekanan nada keras dimana-mana. Aku beralih sebelum detik beralih mendahuluiku. Tu r u n d a r i a t a p j e n d e l a bertralis, melakukan pendaratan sempurna pada keramik putih yang mengkilat.

Ah ini paling berat. Koper itu b e r b i n c a n g d e n g a n k u , i a menceritakan kemenanganku. Aku memilih memenangkan diam dan memuja ketenangan.

Ku pandang jendela itu untuk kesekian kalinya, lalu sekilas ku beranikan diri untuk menatap poster kesayangan disudut yang lain. Poster itu ternyata agak miring, corak batik yang indah pun tak kuasa bernyanyian. Mengalun tulus kebanggaannya pada kemenangan kali ini. Kuraih tangka i koper dan akh i rnya menyusuri tangga mengambil hadiah.

A k u m e n a n g . M e r e k a dibawah memandangku satu per satu. Ku balas dengan tatapan tenang. Mereka semua tersenyum sangat indah, sepertinya ingin memenjarakan diriku kedalam kasih. Ada enggan untuk menerima waktu, rasanya ingin sebuah pertanggungjawaban. Tapi waktu bergerak cepat saat rasa ini bergerak lebih pelan. Sebuah detak yang memilukan dalam ruang yang tak terkatakan.

KARYA SASTRA

Page 16: Pramuda 2015

PENABUDAYA 15

KARANGAN KHAS

Begitulah kadang kesedihan datang lebih dulu sebelum angin perpisahan tiba. Aku menjadi sepasang anak kecil yang mendua di dalam diri. B e l a j a r m e n y i m p a n r a s a d a n menyembunyikan simfoni yang merasuk sukma. S e p e r t i n y a m a l a m a k a n menundunginya dengan rahasia yang pa l i ng peka t . Se lamat , i n i l ah kemenangan.

Kemenangan luar biasa antara sebuah rasa dengan momentum. Kemenangan yang memiliki corak amat indah dengan ingatan pada sebuah waktu yang telah terbang.

B iar cant ing in i kembal i melukiskan warna di atas kain. Biar warna yang menjadikan haluan ini indah.

Kami menjalin hubungan baru. Aku dan Universitas Padjadjaran. S u r g a i l m u y a n g b e s a r, a k u mengalahkan ribuan orang dan ketakutan akan sebuah kelok masa.

KARYA SASTRA

Page 17: Pramuda 2015

PENABUDAYA 16

OPINI

batik busanakhas

indonesia Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata 'batik'? Sebagian besar orang merepresentasikan batik dengan Indonesia. Sebab, di tanah itulah batik diciptakan. Batik merupakan ciri khas yang menempel di Indonesia sejak lama. Apalagi setelah disahkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia sejak 02 Oktober 2009, batik makin saja lekat dengan Nusantara. Sejak itu pula, rakyat Indonesia gencar mempromosikan batik di seluruh penjuru dunia. Promosi yang mereka lakukan tentu saja bukan sekadar wacana atau teori, namun langsung kepada praktik, seperti menggunakan batik pada acara-acara resmi. Pemerintah juga memberikan perhatian lebih pada batik. Mereka acapkali menggunakan batik dalam acara kenegaraan, misalnya saat mengadakan kunjungan kerja keluar negeri atau berdiplomasi.

Oleh : Rock

Page 18: Pramuda 2015

OPINI

PENABUDAYA 17

Lalu, bagaimana batik digunakan di sekitar kita? S e ko l a h s e b a g a i l e m b a g a pendidikan resmi sudah mewajibkan para siswanya untuk menggunakan batik pada hari tertentu. A d a y a n g m e wa j i b ka n n y a digunakan setiap hari Kamis, ada pula yang mewajibkan penggunaannya di setiap hari Jumat. Mereka pun memi l ik i a lasan tersendiri dalam memilih hari untuk menggunakan baju batik. Namun, bagaimana penggunaan baju batik di lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi? Di kalangan mahasiswa sendiri, khususnya Unpad, t idak memi l ik i kewajiban menggunakan batik pada hari tertentu. M e re ka d i b e b a s ka n u n t u k menggunakan pakaian tersebut selama sopan dan rapi. Namun, rupanya peraturan yang sudah mereka laksanakan selama 12 tahun mengemban pendidikan di sekolah membuat beberapa mahasiswa masih menjalankan aturan tersebut. Tak jarang ditemukan mahasiswa yang menggunakan baju batik pada hari Kamis.

Sedangkan untuk kalangan staf sivitas akademika, mereka lebih memilih menggunakan batik hari Jumat. B e b e r a p a m u n g k i n menggunakan batik pada seminar atau acara resmi. Batik rupanya sudah memasuki dunia fashion tidak hanya di Indonesia. Beberapa designer merancang pakaian dengan unsur batik untuk perayaan resmi di luar nusantara. Tentu saja, hal ini dan diterima dengan baik dan berdampak positif bagi Indonesia sendiri. Sudah sepantasnya k i ta menghargai dan menjaga apa yang menjadi warisan budaya Indonesia. Dengan melestarikan budaya tersebut, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi pribadi masing-masing. So guys, what are you waiting for to use bat ik? Se lamat Har i Bat ik Nasional!!!

Page 19: Pramuda 2015

OPINI

PENABUDAYA 18

tanya jawabBATIK

Kalau aku bilang batikapa yang terlintas di pikiranmu?

Rubrik ini berdasarkan hasil pertanyaan dan jawaban dar i t iga narasumber yaitu :Ÿ F i t r i y a n i P u t r i

N u g ra h a - S a s t ra Jerman 2015

Ÿ Multaz im-Sastra Jerman 2015

Ÿ Ari Bayu. S-Sastra Inggris 2015

Ÿ F i t r i : B u d a y a k h a s Indonesia banget

Ÿ Multazim: Jawa, karena batik itu lebih terkenal di Jawa

Ÿ Ari: Kain khas Indonesia

OPINI

Page 20: Pramuda 2015

OPINIOPINI

PENABUDAYA 19

Kamu sering Pake Batik?

Ÿ Fitri: Aku hanya batik pada saat-saat tertentu sajaŸ Multazim: Saya pakai batik kalau acara-acaranya penting serta

menuntut untuk rapi dan formalŸ Ari: Sering, biasanya untuk acara resmi

Mengapa batik itu terkesan formal?

Ÿ Fitri: Karena dari dulu sering dipakai buat acar formal ajaŸ Multazim: Karena sejak kecil kita udah dibiasain pakai batik pas

acara formal ajaŸ Ari: Karena sekarang Desainya lebih dikhususkan untuk ke

kantor atau acara formal

Berarti ada anggapan umum barangkali?

Ÿ Fitri: Kalau menurut saya itu karena kebiasaan masyarakat ajaŸ Multazim:Kalau saya liat model dulu, kalau kaos untuk bisa buat non

formal, kalo kemeja baru buat acara formalŸ Alif: Kayaknya sih desainnya yang belum”kekini-an”

Bagaiamana cara Meningkatkanya dong?

Ÿ Fitri: Harus punya kesadaran kalau batik punya kitaŸ Multazim: Mulai dari sendiri, yuk pakai batik!Ÿ Ari: Bisa kita mix dan match yang “kekini-an”

Page 21: Pramuda 2015

Kunjungi kami di:http://penabudaya.fib.unpad.ac.id/

Twitter:@Penabudaya

LINE ID:@ddb1067y