praktikum spirometri

10
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Praktikum Praktikum Pemeriksaan Gangguan Fungsi Paru dengan Spirometri B. Pelaksanaan praktikum 1.Hari/tanggal : Senin, 15 Juni 2015 2.Waktu : 08.00-10.00 (2 SKS) 3.Tempat : Laboratorium Hiperkes C. Tujuan 1. Menjelaskan pemeriksaan spirometri 2. Melakukan pemeriksaan spirometri 3. Menganalisa hasil pemeriksaan D. Dasar Teori 1. Pengertian Spirometri Spirometri adalah salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru. Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru, alat ini dianjurkan untuk dipakai pada pasien yang mempunyai keluhan sesak nafas dan lain sebagainya. Pengukuran yang paling umum diukur melalui spirometri adalah : 81

Upload: normalita-cahyaningtyas

Post on 11-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Praktikum spirometri

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum spirometri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Praktikum Pemeriksaan Gangguan Fungsi Paru dengan Spirometri

B. Pelaksanaan praktikum

1. Hari/tanggal : Senin, 15 Juni 2015

2. Waktu : 08.00-10.00 (2 SKS)

3. Tempat : Laboratorium Hiperkes

C. Tujuan

1. Menjelaskan pemeriksaan spirometri

2. Melakukan pemeriksaan spirometri

3. Menganalisa hasil pemeriksaan

D. Dasar Teori

1. Pengertian Spirometri

Spirometri adalah salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru.

Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan

saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru, alat ini

dianjurkan untuk dipakai pada pasien yang mempunyai keluhan sesak nafas dan lain

sebagainya.

Pengukuran yang paling umum diukur melalui spirometri adalah :

a. Vital Capacity (VC)

Vital Capacity adalah jumlah udara (dalam liter) yang keluar dari paru sewaktu

pernapasan yang normal. Responden diinstruksi untuk menginhalasi dan

mengekspirasi secara normal untuk mendapat ekspirasi yang maksimal. Nilai

normal biasanya 80% dari jumlah total paru. Akibat dari elastisitas paru dan

keadaan toraks, jumlah udara yang kecil akan tersisa didalam paru selepas

ekspirasi maksimal. Volume inidisebut residual volume (RV) (Guyton, 2006).

b. Forced vital capacity (FVC)

81

Page 2: Praktikum spirometri

Setelah mengekspirasi secara maksimal, responden disuruh menginspirasi dengan

usaha maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan cepat. FVC adalah volume

udara yang diekspirasi kedalam spirometri dengan usaha inhalasi yang maksimum

(Ganong, 2005).

c. Forced expiratory volume (FEV)

Pada awalnya maneuver FVC diukur dengan volume udara keluar ke dalam

spirometri dengan interval 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 detik. Jumlah dari semua nilai itu

memberikan ukuran sebanyak 97% dari FVC. Secara umum, FEV-1 digunakan

lebih banyak yaitu volume udara yang diekspirasi kedalam spirometri pada 1

detik. Nilai normalnya adalah 70% dari FVC ( Ganong, 2005) .

d. Maximal voluntary ventilation (MVV)

Responden akan bernapas sedalam dan secepat mungkin selama 15 detik. Rerata

volume udara (dalam liter) menunjukkan kekuatan otot respiratori. (Guyton, 2006)

Semua nilai normal pengukuran yang dilakukan melalui spirometri sangat

tergantung pada umur, kelamin, berat badan, tinggi dan ras (Braunwald, 2001).

2. Mekanisme Pernafasan

Paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis, dalam keadaan normal

terdapat lapisan cairan tipis antara paru dan dinding dada. Paru dengan mudah

bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru dan dinding dada di

bawah tekanan atmosfer. Paru teregang dan berkembang pada waktu bayi baru lahir

(Syaifuddin,H., 2011).

Pada waktu menarik napas dalam, otot berkontraksi tetapi pengeluaran

pernapasan dalam proses yang pasif. Diafragma menutup ketika penarikan napas,

rongga dada kembali memperbesar paru, dinding badan bergerak, diafragma dan

tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas merupakan dasar yang

meliputi gerak tulang rusuk ketika bernapas dalam dan volume udara bertambah

(Syaifuddin,H., 2011).

Pada waktu inspirasi udara melewati hidung dan faring. Udara dihangatkan dan

diambil uap airnya. Udara berjalan melalui trakea, bronkus, bronkiolus, dan duktus

alveolaris ke alveoli. Alveoli dikelilingi oleh kapiler-kapiler. Terdapat kira-kira 300

juta alveoli. Luas total dinding paru yang bersentuhan dengan kapiler-kapiler pada

kedua paru kira-kira 70 m2 (Syaifuddin,H., 2011).

82

Page 3: Praktikum spirometri

Aktivitas bernapas merupakan dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu

bernapas dalam. Pada waktu istirahat pernapasan menjadi dangkal akibat tekanan

abdomen yang membatasi gerakan diafragma (Syaifuddin,H., 2011).

Respirasi terdiri dari tiga proses antara lain :

a. Ventilasi Pulmonalis

Ventilasi pulmonary adalah proses pergerekan udara antara atmosfer (udara luar)

dengan paru. Pergerakan udara ini disebabkan oleh perubahan tekenan dalam paru.

Ventilasi patu terdiri dari inspirasi dan ekspirasi.

b. Respirasi eksternal

Proses resapan oksigen dalam udara di alveoli ke dalam darah di kapiler alveoli

serta proses resapan karbon dioksida dalam arah sebaliknya.

c. Respirasi Internal

Merupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler sistemik dengan sel jaringan

PO2 dalam kapiler darah = 150 mmHg sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40

mmHg. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar

dari kapiler darah ke dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke

40mmHg. Saat O2 meresap ke dalam sel CO2 akan meresap kea rah yang

bertentangan.

E. Klasifikasi Gangguan Fungsi Paru Berdasarkan Nilai Spirometri

RESTRIKSI

(KVP % atau KVP/pred. %)

OBSTRUKSI

(VEP1/KVP) %

VEP1%(VEP1/VEP1pred)

Normal >80 % <75%

Ringan 60-79% 60-74%

Sedang 30-59% 30-59%

Berat <30% <30

Nilai Prediksi Indonesia : Pneumomobile project 1993

F. Alat dan Bahan

1. Spirometri

2. Tissue

3. Mouth piece dispposible

83

Page 4: Praktikum spirometri

4. Penjepit hidung

5. Tinta spirometri

G. Cara Kerja

1. Pemeriksaan Kapasitas Vital paru (VC = Vital Capacity)

a. Menyiapkan alat pencatat atau spirometri

b. Menjelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi

probandus menghadap alat.

c. Menyalakan alat (power on). Memasukkan atau mengatur data probandus berupa

nama dan umur.

d. Menghubungkan probandus dengan alat dengan cara menyuruh probandus

memasukkan mouth piece ke dalam mulutnya dan tutuplah hidung probandus

dengan penjepit hidung.

e. Mengintruksikan probandus untuk bernafas tenang terlebih dahulu untuk

beradaptasi dengan alat.

f. Menekan tombol start lat spirometri unutk memulai pengukuran.

g. Memulai dengan pernafasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk

ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan secara benar akan keluar datan

dan kurva di layar spirometri.

h. Bila perlu tanpa melepas moauth piece, mengulangi pengukuran dengan inspirasi

dalam dan ekspirasi yang maksimal.

i. Setelah selesai melepaskan mouth piece, memeriksa data dan kurva dilanjutkan

dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).

2. Pemeriksaan kapasitas vital paksa paru (FVC = Force Vital Capacity)

Menyiapkan alat pencatat atau spirometri.

a. Menjelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi

probandus menghadap alat.

b. Menyalakan alat (power on). Masukkan/atur data probandus berupa nama dan

umur.

c. Menginstruksikan probandus untuk inspirasi dalam dari luar alat.

d. Seteleh siap, kemudian langsung menekan tombol start dilanjutkan dengan

ekspirasi dengan kuat melalui alat.

84

Page 5: Praktikum spirometri

e. Bila perlu tanpa melepaskan mouth piece, mengulangi pengukuran dengan

inspirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal.

f. Setelah selesai melepaskan mouth piece, memeriksa data dan kurva dilanjutkan

dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).

85

Page 6: Praktikum spirometri

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

No. Nama Praktikan

Hasil Pengukuran

Hasil BacaFVC

(%)

FEV1.0

(%)

1. Bachtiar Noor Rahman N. U. 74 74 Normal

2. Fitriana Kusumaningsih 36 38 Sedang

3. Jati Khairudin 79 69 Ringan

4. Normalita Cahyaningtyas 43 45 Sedang

5. Virgananda Ulva K. 65 71 Ringan

6. Yanuarika Rizki N. 25 22 Berat

B. Pembahasan

Pada hasil praktikum dapat diketahui bahwa dari enam mahasiswa yang melakukan

pemeriksaan gangguan fungsi paru berdasarkan nilai spirometri memiliki gangguan dari

mulai berat, sedang, ringan, sampai normal. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena

adanya perbedaan aktivitas praktikan seperti olahraga, makanan yang dikonsumsi,

perilaku atau gaya hidup dan jenis kelamin yang dapat berpengaruh terhadap kapasitas

paru-paru.

Praktikan yang tidak memiliki gangguan paru-paru (normal) berjenis kelamin laki-

laki dan memiliki aktivitas fisik yang tinggi apabila dibandingkan dengan praktikan yang

lain. Selain itu praktikan tersebut juga memiliki postur tubuh yang ideal, yaitu

keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan.

Kekurangan pada praktik pemeriksaan gangguan fungsi paru ini adalah

kemungkinan adanya ketidak validtan dalam pemeriksaan karena praktikan belum

sempat pemanasan dalam melakukan pernafasan saat pemeriksaan. Hal tersebut terjadi

karena praktik dilakukan dalam satu waktu dengan jumlah praktikan 37 orang sementara

alat yang digunakan satu buah.

86

Page 7: Praktikum spirometri

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktik tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

terhadap kapasitas paru-paru manusia antara lain olahraga, pola hidup, dan jenis kelamin.

Selain itu dapat diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki kapasitas paru-paru

yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.

B. Saran

1. Bagi praktikan yang memiliki gangguan fungsi paru baik ringan, sedang, ataupun

berat supaya lebih meningkatkan aktivitas fisik atau olahraga.

2. Bagi praktikan supaya mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan

praktik, seperti pemanasan pernafasan terlebih dahulu sebelum pengukuran dilakukan.

3. Bagi laboratorium hiperkes supaya menambah alat praktik untuk efisiensi pelaksanaan

praktik.

87