praktikum fisika dasar ii - sifat lensa dan cacat bayangan

24
Sifat Lensa dan Cacat Bayangan Minggu, 25 Mei 2015

Upload: afifah-syadza

Post on 30-Jan-2016

921 views

Category:

Documents


124 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

Sifat Lensa dan Cacat BayanganMinggu, 25 Mei 2015

Page 2: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TujuanPercoban

1. Mengenal Dan memahami sifat-sifat pembiasan cahay pada lensa

2. Menentukan jrk focus lensa

3. Mengamati cacat bayangan (aberasi) Dan penyebabnya

4. Mengurangi terjadinya cacat-cacat bayangan

1.2 DasarTeori

Lensa merupakan suatu benda bening yang dibatasi oleh dua

permukaan bidang lengkung atau salah satunya datar.

Pembagian lensa berdasarkan banyaknya penyusupan yaitu:

a) Lensa tunggal dengan dua permukaan pembiasan.

b) Lensa gabungan dengan permukaan pembiasan lebih.

Berdasarkan jenisnya, lensa terbagi atas:

1. Lensa cembung (lensa + atau konveks)

Lensa cembung adalah lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar.

Selain itu, lensa cembung juga merupakan lensa + karena dapat mengumpulkan

bayangan yang bisa ditangkap layar dan nyata. Kombinasi lensa cembung yaitu:

bikonveks (cembung-cembung) dan plankonveks (cekung cembung).

Sinar-sinar utama pada lensa cembung adalah sbb :

a) Sinar datang sejajar pada sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus

aktif F1.

b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.

Page 3: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

S

L

+

S’

Lensa Layar

F F’

c) Sinar datang melalui titik pusat oktik O diteruskan tanpa membias.

Bayangan yang dibentuk adalah: nyata, terbalik, dan diperbesar.

2. Lensa cekung (lensa – atau konkaf)

Lensa cekung disebut juga sebagai lensa divergen yang bersifat menyebarkan

sinar. Selain itu, lensa cekung juga merupakan lensa -, karena tidak dapat

membentuk bayangan yang bisa ditangkap layar dan memiliki harga fokus

negatif. Kombinasi lensa cekung yaitu: bikonkav (cekung-cekung), plankonkav

(datar cekung), dan konvek konkav (cembung cekung).

Sinar-sinar utama pada lensa cekung:

a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik

fokus aktif F1.

b) Sinar datang seolah-olah menuju ketitik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar

sumbu utama.

c) Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias.

Bayangan yang dibentuk adalah: maya, tegak, dan diperkecil.

A. Menentukan jarak fokus f lensa positif (konvergen).

Sebuah benda O diletakkan sebelah kiri lensa positif dan bayangan O` yang

terbentuk disebelah kanan lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika m pembesaran

Page 4: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

+ Layar

F

L

e

+

I II

0’

bayangan (perbandingan panjang O` dan O), dan L jarak antara benda dan bayangan

(layar) maka jarak fokus lensa f dapat ditentukan dari persamaan:

f= mL

(1+m)2

Jarak fokus f juga ditentukasn dengan persamaan :

f= S '1+m

Jika S` jarak bayangan (layar) terhadap lensa, dan m perbesaran bayangan.

Sebuah benda O diletakkan pada jarak L dari layar (L tetap) kemudian lensa

positif yang akan ditentukan jarak fokusnya digeser-geserkan antara benda O dan

layar, sehingga diperoleh kedudukan ( I dan II ) dimana lensa pada masing –masing

kedudukan tersebut dapat memberikan bayangan yang jelas dari benda O pada layar

(O’). Bayangan yang satu diperbesar dan yang lain diperkecil. Jika e = jarak antara

dua kedudukan lensa yang dapat memberikan bayangan yang jelas pada layar, maka

jarak fokus f dari lensa menurut Bessel dapat ditentukan dengan rumus:

f= L2−e2

4 L

dimana,

Page 5: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

f = jarak titik fokus lensa.

L = jarak benda ke layar.

E = jarak dua lensa.

o + i = L

o = L-i

o1 + i1 = L

o1= L-i1

i-i1 = e

i =e + i1

Pada kedudukan lensa I

1/f1 = 1/o + 1/i -------- 1/f = (o + I) / oi

1/f = p / (p-1)i………………………………………….(1)

Pada kedudukan lensa II

1/f1 = 1/o1 + 1/i1 -------- 1/f1 = o1 + i1/ o1 x i1

1/f = p/(p-i1)i1………………………………………….(2)

B. Menentukan jarak fokus lensa negatif (divergen).

Page 6: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

+ Layar

F+

F’+

0’

+ Layar

F+

S’+

0’

Jarak fokus lensa negatif dapat dapat ditentukan dengan persamaan

f= S . S 'S+S ' …………………………… (1-4)

Lensa negatif tidak memberikan gambar pada layar karena memberikan gambar

secara tidak ril untuk sebuah benda sejati,untuk mengatasinya kita letakkan lensa

positif pada lensa negatif yang jarak fokusnya sudah diketahuji. Penentuan titik api

kedua lensa dapat diketahui besarnya titik api lensa negatif,

Page 7: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

C. Jarak fokus lensa bersusun.

Jika dua lensa tipis dengan jarak fokus masing-masing f1 dan f2 digabungkan

(dirapatkan) akan diperoleh satu lensa bersusun yang jarak fokusnya f dapat

ditentukan dengan persamaan:

1f= 1

f 1

+ 1f 2

D. Cacat Bayangan

Rumus – rumus persamaan lensa yang telah diberikan di atas diturunkan

dengan syarat hanya berlaku untuk “ sinar paraksial “, jika syarat tersebut tidak

dipenuhi, maka akan terjadi cacat – cacat bayangan (aberasi).

Page 8: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

BAB II

ALAT DAN BAHAN

1.3 Alat dan Bahan

1. Lensa positif kuat (tanda ++)

2. Lensa positif lemah (tanda +)

3. Lensa negatif ( tanda - )

4. Benda yang berupa anak panah

5. Lampu pijar untuk benda

6. Layar untuk menangkap bayangan

7. Diafragma

8. Bangku optik

9. Kabel kabel penghubung dan sumber tegangan listrik

Page 9: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

BAB III

METODE PERCOBAAN

1.4 MetodePercobaan

1) - Menentukan jarak fokus lensa

1. Mengukur tinggi (panjang) anak panah yang dipergunakan sebagai

benda.

2. Menyusun sistem optik berurutan sebagai berikut:

- benda dengan lampu dibelakangnya.

- Lensa positif lemah ( tanda +)

- Layar.

3. Mengambil jarak ke layar lebih besar dari 1 m.

4. Mengukur dan mencatat jarak benda ke layar.

5. Menggeser-geserkan lensa hingga didapat bayangan yang jelas pada

layar.

6. Mencatat kedudukan lensa dan ukur tinggi bayangan pada layar.

7. Menggeserkan lagi kedudukan lensa sehingga didapat bayangan

jelas yang lain. (jarak benda ke layar jangan diubah ).

8. Mengulangi kembali percobaan no. 3 s/d 7 beberapa kali

(ditentukan asisten) dengan harga L yang berlainan.

Page 10: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

9. Mengulangi percobaan no. 2 s\d 8 untuk lensa positif kuat ( tanda +

+).

10. Membuat bayangan yang jelas dari benda O pada layar dengan

pertolongan lensa positif untuk menentukan jarak lensa negatif f.

11. Kemudian meletakkan lensa negatif antara lensa positif dan

layar ,Mengukur jarak lensa negatif ke layar (S)

12. Menggeserkan layar sehingga terbentuk bayangan yang jelas pada

layar .Mengukur jarak lensa negatif ke layar (S’)

13. Mengulangi percobaan 10 s/d 12 beberapa kali

14. Merapatkan lensa positif kuat (++) dan lensa positif lemah (+)

serapat mungkin untuk menentukan jarak fokus lensa bersusun

15. Menggunakan cara Bessel untuk menentukan jarak fokus lensa

tersebut

B. Mengamati cacat bayangan

16. Mengggunakan lensa positif kuat dan lampu pijar sebagai benda

untuk mengamati aberasi khromatik.

17. Menggeser- geserkan layar ,maka anda dapat mengamati bahwa

suatu kedudukan akan terdapat bayangan dengan tepi merah dan

pada kedudukan lain bayangan dengan tepi biru .

18. Mencatat masing-masing kedudukan lensa yang memberikan

bayangan dgn tepi berbeda warna.

19. Memasang diafragma pada lampu pijar.Mengulangi percobaan 17

dan 18

20. Mengulangi percobaan 14 dengan menggunakan diagfragma yang

berlainan

Page 11: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

21. Meletakan lensa miring terhadap sumbu sistem benda dan layar,

meletakan kaca baur di depan lampu untuk mengamati

astigmatisme.

22. Menggeser-geserkan layar dan amati bayangan dari benda.

Kemudian meletakan diafragma di depan benda, dan menggeser-geser lagi layar,

mencatat perubahan apa yg terjadi pada bayangan dari benda.

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1.5 Data Pengamatan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada hari Minggu tanggal

24 Mei 2015, maka didapatlan hasil pengamatan sebagai berikut :

KeadaanRuangan P (cm)Hg T BC C(%)

Sebelum Percobaan 75,6 26,0 57

Sesudah Percobaan 75,8 26,5 54

Tabel I

Jenis lensaL

(cm)

S1

(cm)

S1’

(cm)

h1

(cm)

h1’

(cm)M1 f1

Cembung kuat ++ 136,3 11,0 125,3 1,50 12,5 8,33 10,20

L

(cm)

S2

(cm)

S2’

(cm)

h2

(cm)

h2’

(cm)M2 f2

Cembung kuat + 136,3 124,6 11,7 1,5 0,2 0,13 10,75

Page 12: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

Jenis lensaL

(cm)

S1

(cm)

S1’

(cm)

h1

(cm)

h1’

(cm)M1 f1

Cembung lemah

136,3 55,0 81,3 1,50 1,70 1,13 33,3

L

(cm)

S2

(cm)

S2’

(cm)

h2

(cm)

h2’

(cm)M2 f2

136,3 83,5 52,8 1,50 0,8 0,19 33,3

M =h 'h

; f = 1s

+ 1s '

Tabel II

Jenis lensaS

(cm)

S1

(cm)

h

(cm)

h’

(cm)

f

(cm)

Cekung ( - ) 14,0 112,0 1,50 11,0 12,4

e = √ l2−4 lf ; L = s+s’

Tabel III

Lensa bersusunL

(cm)

S

(cm)

S’

(cm)

f

(cm)

e

(cm)

(++)…( - ) 136,3 83,0 53,3 34,05 4

Tabel IV

WarnaL

(cm)

S

(cm)

S’

(cm)

f

(cm)

Biru 139,4 10,5 128,9 10,0

Merah 139,4 10,0 129,4 9,30

Page 13: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

Tabel V

PosisiL

(cm)

S

(cm)

S’

(cm)

f

(cm)

Vertikal 134,0 9,0 125,0 8,33

horizontal 134,0 10,0 124,0 10,0

1.6 Perhitungan

Tabel I

Lensa cembung kuat (++), cembung kuat (+)

M1 = h 'h

-> 12,51,5

= 8,33 f1 = 1s+ 1

s '

111

+ 1125,3

=

10,20

M2 = h 2'h 2

0,21,5

= 0,13 f2 = 1s+ 1

s '

1124,6

+ 111,7

= 10,75

Lensa cembung lemah

M1 = h 'h

->1,71,5

= 1,13 f1 = 1s+ 1

s '

155

+ 181,3

= 33,3

M2 = h 'h

->0,81,5

= 0,8 f2 = 1s+ 1

s '

183,5

+ 152,8

= 33,3

Tabel II

Lensa cekung

f1= 1s+ 1

s '

114

+ 1112

= 12,40

Page 14: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

Tabel III

Lensa Bersusun

f1= 1s+ 1

s '

183,0

+ 153,3

= 34,05

Tabel IV

Aberasi kromatik

1. Biru

f1= 1s+ 1

s '

110,5

+ 1128,9

= 10

2. Merah

f1= 1s+ 1

s '

110

+ 1129,4

= 9,3

Tabel V

Astigmatisme

1. Vertikal

f1= 1s+ 1

s '

19+ 1

125 = 8,33

2. Horizontal

f1= 1s+ 1

s '

110

+ 1124

= 10,0

Page 15: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

BAB V

PEMBAHASAN

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaran-besaran fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.

Pada percobaan sifat lensa dan cacat bayangan menggunakan 3 lensa yaitu cembung kuat (++), cembung lemah (+) dan cekung (-). Sebelum melakukan percobaan diawali dengan mengukur bangku optik dari lampu pijar ke layar (L) dengan ketentuan lebih dari 100 cm. Diafragma di atur pada bentuk anak panah. Pada lensa cembung kuat (++) dan lemah (+) masing – masing diperlakukan satu per satu dengan meletakkan didepan diafragma sampai terlihat bayangan yang tegas di layar. Diukur jarak (s) dari lampu pijar ke lensa dan (s’) dari lensa ke layar.

Diukur tinggi bayangan yang dihasilkan. Percobaan ini dilakukan 2 kali dengan cara mendekatkan lensa hampir dekat dengan layar yang dihasilkan sebuah bayangan kecil daripada percobaan pertama dan tegas. Lensa cembung menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Lensa cembung identik dengan menyebarkan (spread) cahaya. Percobaan selanjutnya menggunakan lensa cekung (-). Diletakkan lensa cekung didepan diafragma sampai mendapatkan bayangan yang tegas dilayar. Diukur jarak (s) dari lampu pijar ke lensa dan (s’) dari lensa ke layar. Diukur tinggi bayangan yang dihasilkan.

Page 16: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

Lensa cekung menghasilkan bayangan maya, tegak dan diperkecil karena lensa cekung identik dengan menyatukan atau memusatkan cahaya.Pada percobaan lensa bersusun, lensa yang pertama diletakkan adalah lensa cembung kuat (++). Disini menggunakan lensa cembung kuat karena untuk mendapatkan bayangan yang lebih tegas daripada lensa cembung lemah (+). Lalu diletakan lensa cekung (-) sebagai pemusat cahaya. Lensa cembung dan cekung dirapatkan agar pengaturan cahaya pada kedua lensa tersebut tidak keluar dari lebar lensa. Lensa bersusun digerakkan menjauh dari lampu pijar agar mendapatkan bayangan yang tegas di layar. Pengukuran (s) dan (s’) tetap.

Untuk aberasi khromatik diperlukan cahaya biru dan merah pada sekeliling bayangan dengan bantuan lensa cembung kuat (++). Cahaya biru ditandakan bahwa panjang gelombang tersebut panjang dan cahaya merah memiliki panjang gelombnag cahaya pendek karena pemantulan cahaya pada lensa cembung kuat (++).Pada astigmatisma digunakan penghalang cahaya berupa kaca garis kotak – kotak yang berfungsi sebagai pencacat bayangan. Lensa yang digunakan lensa cembung kuat (++) yang diletakkan diantara kaca garis dan diafragma. Dengan sedikit dimiringkan kaca garis dan diatur lensa cembung maka akan didapatkan bayangan garis vertikal dan horizontal.

Dengan mendekatkan lensa cembung maka akan didapatkan bayangan vertikal dan sebaliknya. Diharuskan fokus kedua pada percobaan kedua lensa cembung dengan percobaan astigmatisma karena alat percobaan yang kurang teliti sehingga dihasilkan hasil fokus yang berbeda jauh.

Page 17: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1.7 Kesimpulan

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Jarak bayangan yang terbentuk berbanding terbalik dengan jarak benda. Semakin

besar jarak benda dari titik pusat optik (O) semakin kecil bayangan yang

terbentuk.

Lensa cembung menghasilkan bayangan nyata, terbalik dan diperbesar karena

lensa cembung menyebarkan cahaya.

Lensa cekung menghasilkan bayangan maya, terbalik dan diperkecil karena lensa

cekung memusatkan cahaya.

Cacat bayangan (aberasi) terjadi karena adanya penghalang cahaya seperti kaca

garis yang tidak meratakan bayangan diakibatkan permukaan kaca garis yang

tidak merata.

Lensa cembung mengurangi cacat bayangan dengan cara memfokuskan cahaya

lalu dipantulkan ke kaca garis. Jika lensa cembung didekatkan ke lampu pijar,

akan didapatkan bayangan vertikal dan sebaliknya.

Page 18: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

1.8 Saran

Sebelum melakukan percobaan pahami dahulu tentang konsep yang berkaitan

dengan sifat lensa Dan cacat bayangan, karena konsep ini sangat penting.

Lakukan pengukuran dengan pembacaan yang tepat agar mendapakan hasil yang lebih valid.

Page 19: Praktikum Fisika Dasar II - Sifat Lensa Dan Cacat Bayangan

DAFTAR PUSTAKA

   Laboratorium Fisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2, Universitas Pakuan,

Bogor.

   Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Jakarta : Erlangga

Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA kelas X Jilid 1. Jakarta:  Penerbit Erlangga.

Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://www.scribd.com/doc/36168525/Sifat-Lensa-Dan-Cacat-Bayangan1

http://geofact.blogspot.com/2008/11/percobaan-v-d-1-sifat-lensa-dan-cacat.html