praktikum-dasar teori kpa

10
DASAR TEORI LAPORAN SKRINNIG FITOKIMIA I. TUJUAN Sebelum melakukan praktikum inim praktikum wajib memahami berbagai penggolongan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan, terutama yang disebut metabolit sekunder. Setelah melakukan praktikum ini, dengan menggunakan metode tabung dan metode KLT, mahasiswa mampu mengidentifikasi: a) Senyawa golongan Flavonoid b) Senyawa golongan Antrakuinon c) Senyawa golongan saponin d) Senyawa golongan alkaloid e) Senyawa golongan fenolik dan polifenolik II. PENDAHULUAN Penelitian mengenai bahan alam hayati terutama terutama dalam hal untuk menemukan senya yang memiliki bioaktivitas atau efek farmakologi dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan fitofarmakologi dan pendekatan skrining fitokimia (Fransworth, 1966). Pendekatan fitofarmakologi meliputi uji berbagai efek farmakologi terhadap hewanpercobaan dengan ekstrak tumbuhan atau bagian tumbuhan. Misalnya efek farmakologi terhadap susunan syaraf pusat, terhadap organ tertentu dan sebagainya. Percobaan farmakologi dapat dilakukan baik secara in vivo, dan/atau in vitro. Adapun aktivitas yang diujikan antara lain antineoplastik, antiviral, antimikrobial, antimalarial, insektisida, hipoglikemik, kardiotonik, estrogenic atau androgenik dan sebagainya. Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualiatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Adapun tujuan utama dari pendekatan skrining fitokimia adala untuk mensurvai tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan.

Upload: cupi-marceila

Post on 23-Jul-2015

328 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum-dasar Teori Kpa

DASAR TEORI

LAPORAN SKRINNIG FITOKIMIA

I. TUJUAN

Sebelum melakukan praktikum inim praktikum wajib memahami berbagai penggolongan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan, terutama yang disebut metabolit sekunder. Setelah melakukan praktikum ini, dengan menggunakan metode tabung dan metode KLT, mahasiswa mampu mengidentifikasi:

a) Senyawa golongan Flavonoidb) Senyawa golongan Antrakuinonc) Senyawa golongan saponind) Senyawa golongan alkaloide) Senyawa golongan fenolik dan polifenolik

II. PENDAHULUAN

Penelitian mengenai bahan alam hayati terutama terutama dalam hal untuk menemukan senya yang memiliki bioaktivitas atau efek farmakologi dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan fitofarmakologi dan pendekatan skrining fitokimia (Fransworth, 1966).

Pendekatan fitofarmakologi meliputi uji berbagai efek farmakologi terhadap hewanpercobaan dengan ekstrak tumbuhan atau bagian tumbuhan. Misalnya efek farmakologi terhadap susunan syaraf pusat, terhadap organ tertentu dan sebagainya. Percobaan farmakologi dapat dilakukan baik secara in vivo, dan/atau in vitro. Adapun aktivitas yang diujikan antara lain antineoplastik, antiviral, antimikrobial, antimalarial, insektisida, hipoglikemik, kardiotonik, estrogenic atau androgenik dan sebagainya.

Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualiatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Adapun tujuan utama dari pendekatan skrining fitokimia adala untuk mensurvai tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan.

Metode yang digunakan untuk melakukan skrining fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (a) sederhana, (b) cepat, (c) dirancang untuk peralatan minimal, (d) bersifat selektif untuk golongan senyawa yang dipelajari, (e) bersifat semikuantitatif sebegitu jauh dapat diketahui batas terendah dari golongan senyawa yang dipelajari, (f) dapat memberikan keterangan tambahan ada/tidaknya senyawa tertentu dari golongan senyawa yang dipelajari. Adapun hingga saat ini prosedur yang banyak dipublikasikan memenuhi criteria (a) sampai dengan (d) dan sangat sedikit memenuhi kriteria (e) sampai dengan (f) (Fransworth, 1966).

Analisis kualitatif untuk mengetahui golongann senyawa bioaktif tersebut dapat dilakukan dengan metode uji tabung dan/atau uji kualitatif secara KLT. Kedua metode tersebut dapat digabungkan dan dapat dilakukan untuk survai tumbuhan di lapangan.

Skrining fitokimia ini dilakukan dengan dua macam uji yaitu uji tabung dan uji kromatografi. Uji tabung digunakan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui macam senyawa yang terdapat dalam serbuk tumbuhan yang belum

Page 2: Praktikum-dasar Teori Kpa

diketahui.Sedangkan uji kromatografi digunakan sebagai penegas jenis senyawa dari uji tabung yang digunakan sebelumnya. Dalam praktikum kali ini uji kromatografi dilakukan dengan Kromatografi lapis tipis (KLT)

Beberapa kandungan umum dalam tanaman, antara lain:

1. KarbohidratMerupakan senyawa yang termasuk p-hidroksi keto atau polihidroksi karbohidrat. Rumus umunya adalah Cx(H20)y. Macamnya dapat terdiri dari monosakarida, disakarida, maupun polisakarida. Untuk menguji adanya karbohidrat dapat dilakukan dengan uji molisch, tollens, arfoed, Fehling, Sellowanoff, Benedict dan lain sebagainya (Anonim,2008,Martin,1987)

2. LipidaLipida (lemak, minyak lemak, dan malam) adalah ester asam lemak rantai panjang dnegan alcohol atau turunannya.Lipida bisa digunakan sebagai cadangan makanan (energy), penghasil kalori tinggi, dan banyak digunakan di bidang farmasi, industry dan farmasi.

3. Minyak atsiriMinyak atsiri adalah zat berbau yang terdapat pada berbagai bagian tanaman. Karena menguap bila dibiarkan pada suhu kamar ,maka disebut minyak menguap , minyak esteris atau minyak essensial.Minyak atsiri terutama terdiri dari senyawa kimia yang sudah menguap dan termasuk golongan hidrokarbon asiklik dan hidrokarbon isosiklik, serta turunan hidrokarbon yang telah mengikat oksigen. Beberapa senyawa juga mengandung nitrogen dan belerang.Pada minyak atsiri kandungan utamanya terpenoid yang biasanaya terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling uap.Zat inilah yang menyebabkan bau wangi atau bau khas pada tumbuhan. Biasanya yang terdapat pada suku Compositae, Labitae, Myrtaceae , dan lain-lain. Secara kimia, terpena minyak dapat dipilah menjadi dua golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpena.

4. AlkaloidKelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk gugus fungsi amin.Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang mengandung 1/lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik.Alkaloid biasanya beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang pengobatan.Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Alkaloid yang paling umum adalah asam amino, alkaloid merupakan suatu golonganheterogen.Pada umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan,lumut dan tumbuhan rendah. Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstrasi dari tumbuhandengan pelarut a lkohol yang bersi fa t asam lemah (HCL/ H 2SO4) kemudian diendapkandengan amonia pekat.Suatu sampel yang mengandung alkaloid setelah drx akan berwarna merah

5. FlavonoidFlavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air, setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, oleh karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau ammonia. Flavonoid mengandung sistem

Page 3: Praktikum-dasar Teori Kpa

aromatic yang terkonjugasi sehingga akan menunjukkan pita serapan yang kuat pada sinar UV dan sinar tampak (Harborne, 1987). Pada analisis dengan KLT dan penampakkan dengan pereaksi AlCl3, flavonoid akan tampak berupa bercak berwarna kuning dan tergantung strukturnya, flavonoid akan berfluoresensi kuning, biru, atau hijau di bawah UV 365nm.

6. SaponinSaponin atau glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tanaman. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula. Saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah, sering digunakan sebagai detergen (Clauss dkk, 1970). saponin dapat digunakan untuk meningkatkan diuretika serta merangsang kerja ginjal. Saponin dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir, bersifat toksik pada binatang berdarah dingin seperti ikan (Claus dkk., 1970). Pada analisis dengan metode KLT, saponin tidak terdeteksi tanpa pereaksi semprot di bawah sinar UV 254 nm atau 365 nm. Saponin dapat terdeteksi dengan pereaksi semprot vanillin asam sulfat dan tampak berupa bercak berwarna biru atau biru ungu atau terkadang berupa bercak kuning (Wagner dkk., 1984)

7. GlikosidaGlikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula (glikon) di antara produk hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon). Bila gula yang terbentuk adalah glukosa maka golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan bila terbentuk gula lainnya disebut glikosida. Di alam terdapat O-glikosida (dioscin), C-glikosida (barbaloin), N-glikosida (adenosine), dan S-glikosida (sinigrin).Secara kimia, senyawa ini merupakan asetal, yaitu hasil kondensasi gugus hidroksil gula dengan gugus hidroksil dari komponen aglikon, serta gugus hidroksil sekunder di dalam molekul gula itu sendiri juga mengalami kondensasi membentuk cincin oksida. Secara sederhana glikosida merupakan gula eter. Bentuk alfa dan beta mungkin saja ada, namun di alam atau di dalam tanaman hanya bentuk beta (ß) yang ada.(Moko, 2012)

8. KumarinKumarin dan asam fenolat biasanya dideteksi setelah bahan tumbuhan dihidrolisis dalam suasana asam klorida 2N dan disari dengan etil asetat sehingga semua aglikon tersari dalam etil asetat. Selain itu kumr]atin dapat dideteksi dari tumbuhan dalam suasana basa atau hidroksida yang akan membentuk kumarinat larut dalam air dan pada penambahan asam ke dalam larutan tersebut akan terbentuk kumarin yang dapat disari dengan pelarut organic (kloroform).Pada identifikasi kumarin yang terdapat dalam sari klorofoorm dan sari etil asetat hasil hidrolisis dengan menggunakan KLT terlihat Kumarin adalah turunan benz-alfa-piron ditemukan tersebar luas dalam tumbuhan. Aktifitas biologi yang dimiliki oleh snyawa kumarin adalah antibakteri analgesik (fransworth, 1966). Jika kumarin dibuat alkalis cincin lakton akan terbuka membentuk anion asam kumarinat dengan adanya sinar UV mengalami isomerosasi menjadi bentuk trans yaitu anion asam-o-kumarat sehingga untuk deteksi setelah kromatogram disemprot dengan lar alkali, bercak anion as.o kumarat segera terlihat di bawah sinar UV (Machek, 1972)

Page 4: Praktikum-dasar Teori Kpa

9. TaninTanin merupakan senyawa polifenol yang berarti termasuk dalam

senyawa fenolik. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Terdapat 2 jenis utama tannin yaitu tannin terkondensasi, tersebar pada paku-pakuan, angiospermae dan gymnospermae, dan tannin terhidrolisis, terdapat pada tumbuhan berkeping dua. Tanin dapat dideteksi dengan sinar UV pendek berupa bercak lembayung yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi fenol baku. Elagitanin (tannin terhidrolisis) bereaksi khas dengan asam nitrit (NaNO2 ditambah dengan asam asetat) membentuk warna merah cerah yang kian lama berubah menjadi biru indigo (Harborne, 1987).

Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin. Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tannin dibedakan menjadi dua kelas yaitu:

a) Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins).

Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tannin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari krbohidrat dengan asam galat. Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air.

Sumber: Hagerman,2002

Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air.

Page 5: Praktikum-dasar Teori Kpa

b) Tanin terkondenasasiTanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flafonoid yang merupakan senyawa fenol dan telah dibahas pada bab yang lain. Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimeryang tersusun dari epiccatechin dan catechin

Sourghum procyanidin

Sumber: Hagerman, 2002

Senyawa ini apabila dikondensasi akan menghasilkan flavonoid jenis flavan dengan bantuan nukleofil berupa fluoroglusinol.

Page 6: Praktikum-dasar Teori Kpa

DAPUS CUPI:

DAFTAR PUSTAKA

Claus, E.P., Tyler V.E., Brady, L.R., 1970, Pharmacognosy, 4th Ed. Febiger, Philadelphia.

Fransworth, N.R., 1966, Biological and Fitochemical Skrining of Plants, Jfarm.Sci

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwan Sudiro, Penerbit ITB, Bandung.

Macek , K. , 1972, Pharmaceutical Aplication of Thin Layer Chromatography and Paper Chromatography, L. Sefier Pub.co., London

Syamsuhidayat, Sri Sugati dan Johnny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Wagner, H., Bladt, S., Zganski, E.M., 1984, Plant Drud Analysis, A Thin Layer Chromatography Atlas, translated by Th. A. Scott, Springer, Verlag Heidelberg, New York Tokyo.

http://moko31.wordpress.com/2010/02/07/glikosida-antrakinon/ diakses pada tanggal 6 juni 2010 jam 05.38

pembuat artikel: moko