praktikum 3 fisika bangunan

14
A. PENDAHULUAN a. TOPIK Mengukur kondisi penghawaan pada sebuah ruang dalam b. TUJUAN Untuk mengetahui pola pergerakan dan perubahan aliran udara yag terjadi di dalam ruangan maupun kecepatan angina di sekitar bangunan c. ALAT DAN BAHAN Anemometer propeller AM 4230 Hotwire anemometer AM 4204 Humidity/temperature meter HT 3003 Alat tulis B. KAJIAN PUSTAKA Menurut Turyanti dan Effendy (2006) angin adalah massa udara secara mendatar (horizontal) yang pada umumnya dikur dalam dua parameter yaitu kecepatan dan arah. Buys Ballot ahli ilmu cuaca dari Perancis menerangkan bahwa angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat bertekanan tinggi ke tempat lain yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Menurut Ahrens (2007), angin merupakan udara yang kekuatannya sangat bergantung pada gradient tekanan dan merupakan proses penting dalam transport bahang (panas), kelembaban, uap air, mikroorganisme dan material lainnya dari suatu tempat menuju tempat yang lain. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Secara umum angin terjadi karena terbentuknya gradient tekanan (slope) udara pada dua wilayah yang berbeda. Jika suatu wilayah menerima energi radiasi matahari lebih besar maka suhu udara yang dimilikinya akan lebih panas dan tekanan udara yang terbentuk akan cenderung lebih rendah. Perbedaan kerapatan massa udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, sehingga mengakibatkan terbentuknya aliran udara pada wilayah tersebut dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Dapat disimpulkan

Upload: ryohendra

Post on 26-Nov-2015

147 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Praktikum 3 Fisika Bangunan

TRANSCRIPT

A. PENDAHULUANa. TOPIKMengukur kondisi penghawaan pada sebuah ruang dalamb. TUJUANUntuk mengetahui pola pergerakan dan perubahan aliran udara yag terjadi di dalam ruangan maupun kecepatan angina di sekitar bangunanc. ALAT DAN BAHAN Anemometer propeller AM 4230 Hotwire anemometer AM 4204 Humidity/temperature meter HT 3003 Alat tulis

B. KAJIAN PUSTAKAMenurut Turyanti dan Effendy (2006) angin adalah massa udara secara mendatar (horizontal) yang pada umumnya dikur dalam dua parameter yaitu kecepatan dan arah. Buys Ballot ahli ilmu cuaca dari Perancis menerangkan bahwa angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat bertekanan tinggi ke tempat lain yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Menurut Ahrens (2007), angin merupakan udara yang kekuatannya sangat bergantung pada gradient tekanan dan merupakan proses penting dalam transport bahang (panas), kelembaban, uap air, mikroorganisme dan material lainnya dari suatu tempat menuju tempat yang lain.

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Secara umum angin terjadi karena terbentuknya gradient tekanan (slope) udara pada dua wilayah yang berbeda. Jika suatu wilayah menerima energi radiasi matahari lebih besar maka suhu udara yang dimilikinya akan lebih panas dan tekanan udara yang terbentuk akan cenderung lebih rendah. Perbedaan kerapatan massa udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, sehingga mengakibatkan terbentuknya aliran udara pada wilayah tersebut dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Dapat disimpulkan bahwa tekanan dan suhu udara sangat penting dalam proses terjadinya angin atau perbedaan tekanan sebagai akibat dari perbedaan suhu inilah penyebab terjadinya angin. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan gesekan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Proses terbentuknya angin dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:1. Gradient barometrisMerupakan suatu bilangan yang menunjukan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km sehingga jika makin besar gradient barometriknya maka angin yang dihasilkan akan semakin cepat (magnitude).2. LokasiPosisi lintang rendah umumnya menerima radiasi surya lebih besar dari daerah lintang tinggi sehingga potensi terbentuknya sel-sel tekanan rendah pada daerah katulistiwa akan lebih besar dibandingkan dengan lintang tinggi sehingga potensi untuk terjadinya angin atau turbulensi massa udara akan lebih besar jika dibandingkan wilayah diluar ekuator. Angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari khatulistiwa3. Tinggi lokasiWilayah yang lebih tinggi memiliki tekanan udara lebih rendah dibanding daerah dekat pesisir pantai. Perbedaan ketinggian juga akan memicu pergerakan angin. Semakin tinggi lokasinya, semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara.4. WaktuWaktu sangat berkaitan dengan musim dan periode penyinaran matahari. Pada musim panas pusat tekanan rendah akan lebih banyak terbentuk dan potensi terjadinya konvergensi udara akan sangat besar sehingga angin akan bergerak menuju wilayah tersebut begitupula sebaliknya. Sama halnya pada siang hari, angin akan bergerak lebih capet dibandingkan pada malam hari. Hal ini disebabkan pada siang hari pada daerah tertentu memperoleh panas lebih banyak, sehingga tekanan pada daerah tersebut akan rendah. Adanya perbedaan tekanan yang cukup signifikan menimbulkan angin yang cukup kencang.

Pola umum angin di IndonesiaPola umum angin yang terdapat di Indonesia pada umumnya merupakan pola angin yang dipengaruhi oleh angin muson dan angin pasat. Angin monsoon yang melintasi Indonesia dikenal dengan angin muson Asia atau angin monsoon Barat dan angin muson Australia yang dikenal dengan angin muson timur. Adanya pengaruh yang kuat dari sistem muson ini di akibatkan karena angin di Indonesia ditentukan oleh pola tekanan di Australia dan Asia, pola tekanan ini mengikuti pola gerak tahunan matahari. Sebagai akibatnya pola angin di Indonesia umumnya adalah pola muson, yaitu sirkulasi angin yang berubah arah hampir setengah belahan bumi dalam setiap tahunnya. Pola angin muson barat yang datang dari Asia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan muson timuryang datang dari Australia menyebabkan terjadinya musim kemarau di Indonesia (Wyrtki, 1987).

Angin Muson BaratAngin muson barat pada umumnya mulai terjadi pada bulan Oktober April. Proses terbentuknya angin ini karena posisi matahari berada di belahan bumi 23 selatan (BBS), sehingga belahan bumi selatan khususnya wilayah daratan benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari pada benua Asia. Terbentuknya sel tekanan rendah di Australia akibat ekspanasi thermal atau pemanasan. Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya rendah dan tekanan udaranya menjadi tinggi. Gradien tekanan ini mengakibatkan terjadinya pergerakan angin dari benua Asia ke benua Australia sebagai angin muson barat. Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina Selatan. Karena melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di kepulauan Indonesia turunlah sebagai presipitasi hujan. Setiap bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi (Turyanti dan Effendy, 2006). Kasus monsoon seperti ini hanya terjadi untuk Indonesia.

Angin Muson TimurAngin muson ini merupakan kebalikan dari angin muson barat. Angin muson timur pada umumnya terjadi setiap bulan April - Oktober, ketika matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Mekanismenya adalah sebagai berikut pada saat matahri bergerak menuju utara belahan bumi (BBU), di belahan bumi utara khususnya benua Asia temperaturnya akan menjadi tinggi dan tekanan udara rendah (minimum). Sebaliknya di benua Australia yang telah ditinggalkan matahari, temperaturnya rendah dan tekanan udara tinggi (maksimum). Terjadilah pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin monsoon timur. Sifat angin ini adalah tidak membawa uap air yang banyak sehingga potensi hujan sangat kecil, atau membawa dampak kekeringan. Selain angin muson wilayah Indonesia juga dipengaruhi kuat oleh sistem angin pasat dunia. Angin Pasat Tenggara dan pasat timur laut berhembus secara normal sepanjang tahun. Angin pasat timur laut umumnya terjadi pada bulan dimana matahari berada di belahan selatan bumi yaitu pada bulan Desember hingga Maret, sedangkan angin pasat tenggara terjadi pada bulan Juni hingga September (Turyanti dan Effendy,2006).

Angin dan kenyamanan termal

Menurut Aynsley (1998), Area yang memiliki kepadatan yang tinggi, dapat mempengaruhi variasi kecepataan angin secara signifikan. Tujuan pengudaraan adalah untuk mendapatkan penyejukan, pengeringan, serta peredaran udara yang bersih untuk mendapatkan kenyamanan dan menghilangkan rasa panas. Semakin tinggi pergerakan angin, semakin cepat panas dilepaskan. Secara terperinci, tujuan pengudaraan adalah:1. Memaksimalkan hilangnya panas dalam ruang2. Mempertahankan keyamanan lingkungan ruang yang dihuni3. Mengadakan pengudaraan langsung4. Menghilangkan uap air yang timbul demi menjaga kesehatan5. Menghilangkan kalor berlebihan6. Membantu mendapatkan kenyamanan termal

Kenyamanan termal erat hubungannya dengan alam sekitar dan bersifat individual. Oleh karenanya keadaan lingkungan tertentu dapat dirasakan berbeda oleh individu yang berbeda pula. Faktor alam yang dominan dapat mempengaruhi kenyamanan termal bagi manusia, Untuk menciptakan kenyamanan termal, kita harus memahami 3 kondisi lingkungan yang dapat menjadikan panas hilang, 3 kondisi yang dimaksud adalah:1. Suhu UdaraSuhu udara menentukan kecapatan panas yang akan hilang yang sebagian besar dengan cara konveksi (pengembunan). Suhu udara terdiri dari dua macam yaitu suhu udara biasa (air temperature) dan suhu udara radiasi rata-rata. Suhu radiasi rata-rata adalah radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang yang mengelilingi seseorang.2. Kelembapan UdaraPengertian kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam udara. Persentase yang menunjukkan besaran kelembapan udara didapat dari perbandingan antara keadaan kenyataan uap air dan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh udara pada kondisi ruang dan suhu yang sama. Biasanya kelembapan menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui ambang batas atas daerah kenyamanan termal dan kelembapan udara mencapai lebih dari 70 % atau kurang dari 30 %. Kelembapan udara yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan di permukaan kulit sehingga mekanisme pelepasan panas dapat terganggu. Sebaliknya bilak elembapan udara rendah, orang menderita efek keringnya udara. Pengaruh kelembapan udara terhadap kenyamanan termal dalam suatu ruang tergantung dari suhu udara, kelembapan, dan iklim. Makin tinggi kelembapan, makin rendah suhu maksimal yang masih dirasakan nyaman. Sebaliknya, jika kelembapan tinggi maka akan mengurangi kecepatan pendinginan melalui penguapan, mendukung pembentukan uap air (keringat) pada kulit sehingga badan terasa tidak nyaman. Selain itu masalah lain adalah pertumbuhan jamur lebih pesat dan memicu percepatan pelapukan bangunan.3. Pergerakan UdaraPergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyaman termal, terlebih di daerah panas. Gerakan udara mempengaruhi percepatan hilangnya panas baik secara konveksi maupun penguapan. Kecepatan udara memiliki dampak yang nyata pada proses hilangnya panas. Jangkauan nyaman berkisar 20 - 60 fpm / 0,6 0,2 mph, gerakan udara akan terlihat, namun masih dapat diterimatergantung pada kegiatan yang sedang dilakukan. DI atas 200 fpm (2mph), geakan udara dapat menjadi sedikit kurang nyaman dan mengganggu. Prinsip pergerakan aliran udara terbagi atas empat pola dasar, yaitu:Arus berlapis (lamiar)Adalah pola aliran paling sering terjadi. Udaara mengalir berada bertumpukan atau bersebelahan satu sama lain dalam sebuah garis lurus dan mudar diperkirakan karena tingkat gangguan yang kecil.Arus terpisah (separate)Pola ini terjadi setelah pengaruh dari faktor-faktor eksternal berkurang. Udara kembali bergerak dengan pola laminar tetapi terdapat beberapa lapisan berbeda.Arus bergolak (turbulent)Terjadi karena faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pola laminar.pola aliran menjadi acak dan sulit diperkirakan. Udara akan dibelokan ke sekitar bagian bangunan yang secara umum juga akan menciptakan tekanan yang negatif (-), tekanan-tekanan ini tidak akan didistribusikan secara keseluruhan.

Pengaruh angin terhadap bangunanEfek Bernoulli

Efek Bernoulli menyatakan bahwa adanya peningkatan kecepatan udara akan menurunkan tekanan statiknya fenomena dari efek Bernoulli yaitu adanya suatu tekanan negative pada pembatasan tabung venturi Bangunan dapat memantulkan, menghalangi, mengarahkan dan mengurangi atau menambah keceptan aliran udara. Besar kecilnya pengaruh terhadap aliran udara bergantung kepada tinggi, lebar dan bentuk bangunan tersebut. dua pertiga bagian dari tinggi bangunan, angin bergerak menuju bagian samping bangunan. Sepertiga bagiannya bergerak ke bagian atas. Walaupun bangunan bisa mengurangi kecepatan angin yang menabraknya, perubahan aliran udara menaikan kecepatan pada dasar dan sisi bangunan sebesar 2 bahkan sampai 3 kali lipat. Gambar disamping menunjukan pola pergerakan angin dengan 3 macam kondisi. Kondisi pertama, bangunan diletakan berbanjar ke belakang dari arah datang angin. Terjadi sudut mati yang tidak terkena aliran udara. Begitupula pada gambar 2 yang bangunan diletakan secara berbaris. Sudut mati masih terdapat dalam penyebaran aliran. Posisi paling optimal adalah kondisi gambar 3 yaitu bangunan diletakan silang dan terdapat penyempitan ruang untuk arah masuk angin sehingga angin yang keluar dari ruang penyempitan tersebut akan lebih kencang. Tipe aliran udara pada gambar 3 sama halnya dengan upaya penerapan bernama efek venturi. Efek venture menurut Bernoulli adalah penurunan tekanan fluida yang terjadi ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa menyempit.

Kecepatan fluida dipaksa meningkat untuk mempertahankan debit fluida yang sedang bergerak tersebut, sementara tekanan pada bagian sempit ini harus turun akibat pemindahan energi potensial tekanan menjadi energi kinetik. Dari gambar tersbut, terlihat jelas bahwa aliran udara yang masuk dari bukaan yang sempit menuju bukaan yang lebih besar akan memaksimalkan kecepatan aliran udara di dalam ruang (kecepatan inilah yang mempengaruhi kenyamanan). Bukaan masuk tidak hanya mempengaruhi keceptan, tetapi juga pola aliran udara dalam ruangan atau bangunan, sedangkan lokasi bukaan keluar hanya memiliki pengaruh kecil dalam kecepatan dan pola aliran udara. Semakin besar perbandingan ukuran bukaan keluar dengan bukaan masuk akan menciptakan kecepatan yang lebih tinggi, yang menghasilkan penyejukan lebih besar (kukreja, C.P. Tropical Architecture halaman 91). Posisi bangunan yang melintang terhadap angin primer sangat dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara. Jenis, ukuran, dan posisi bukaan pemasukan udara. Jarang sekali terjadi orientasi bangunan yang baik terhadap matahari sekaligus arah angin primer. Penelitian menunjukkan, jika harus memilih (untuk daerah tropika basah seperti Indonesia), posisi bangunan yang melintangterhadap arah angin primer lebih dibutuhkan dari pada perlindungan terhadap radiasi matahari sebab panas radiasi dapat dihalau oleh angin yang berhembus. Kecepatan angin yang nikmat dalam ruangan adalah 0,1 0,15 m/detik. Besarnya laju aliran udara tergantung pada:1. Kecepatan angin bebas2. Arah angin terhadap lubang bukaan3. Luas lubang bukaan4. Jarak antara lubang udara masuk dan keluar5. Penghalang di dalam ruangan yang menghalangi udara

Tekanan angin Salah satu sumber penghawaan alami ialah tiupan angin yang bertiup dengan kelajuan dan arah yang tertentu. Apabila angin bertiup kearah sebuah bangunan, alirannya yang lurus akan terpecah-pecah dan terlencong keatas dan kesisi bangunan berkenaan. Bahagian bangunan yang menghadap arah angin akan mengalami tekanan dan bahagian yang membelakangi arah angin akan mengalami pengaruh sedutan. Sekiranya terdapat bukaan pada kedua-dua bahagian bangunan ini, angin akan mengalir masuk menerusi ruang dalam bangunan (sila rujuk Gambar 4). Gambar 4: Fenomena tekanan angin

Disamping perubahan arah dan kelajuan, pengaruh-pengaruh sampingan lain juga akan terjadi apabila angin menghadapi halangan. Salah satu pengaruh sampingan ini ialah pengaruh sedutan dan aliran undur yang juga berupaya mengalirkan angin pada arah yang bertentangan tetapi memiliki kelajuan yang bersesuaian untuk kenyamanan. Pengaruh negatif ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan penghawaan di dalam bangunan. Gambar 5a menunjukkan bagaimana sebuah bangunan tinggi yang diletakkan dibahagian belakang deretan rumah menyebabkan aliran undur terjadi. Gambar 5b pula menggambarkan sekiranya bangunan tinggi ini berada di hadapan, pengaruh sedutan oleh aliran undur menjadi lebih aktif lagi.

Gambar 5a: Bangunan tinggi berada di belakang deretan rumah-rumah

Gambar 5b: Aliran undur oleh halangan dihadapan

C. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

CARA KERJA PRAKTIKUM, langkah-langkah yang harus diikuti :1. Tentukan terlebih dahulu titik-titik pngukuran di lokasi: Indoor, pilih objek ruang . Outdoor, pilih obyek sekitar gedung .2. Gambar / buat sketsa obyek yang diamati dengan menentukan prediksi arah angin yang dating, dengan metode gerakan asap.3. Lakukan pengukuran laju udara, temperatur, dan RH, dengan menggunakan alat pada titik-titik lokasi yang telah ditentukan.4. Catat hasil pengukuran di lapagan pada lembar laporan sementara.

CARA KERJA ALAT, cara menggunakan alat :

Anemometer propeller AM 4230 (outdoor)1. Nyalakan tobol POWER pada alat.2. Arahkan sensor angina pada alat ke arah angin yang bertiup, guna mengidentifikasi arah datang angin.3. Tekan tombol RECORD, lakukan pengukuran kurang lebih selama 1,5 menit.4. Tekan tombol CALL untuk melihat nilai maksimum kecepatan angina, tekan berikutnya untuk nilai minimumnya.5. Catat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata kecepatan angin.

Hotwire Anemometer AM 4204 (indoor)1. Arahkan sensor angin pada alat kea rah datang angin.2. Nyalakan tombol POWER pada alat.3. Tunggu sampai angka pada layar menunjukkan angka nol.4. Tekan tombol RECORD, lakukan pengukuran kurang lebih selama 1,5 menit.5. Tekan tombol CALL untuk melihat nilai maksimum kecepatan angin, tekan berikutnya untuk nilai minimumnya.6. Catat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata baik temperatur maupun kecepatan gerakan udara.Humidity/temperature meter HT 30031. Nyalakan tombol POWER pada alat.2. Tekan tombol RECORD, laukakn pengukuran kurang lebih selama 1,5 menit.3. Tekan tombol CALL untuk melihat nilai maksimum kelembaban udara, tekan berikutnya untuk nilai minimumnya.4. Catat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata kelembaban udara.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul: Mengukur pergerakan udara dalam ruangTanggal: Jam:

A. SKETSA TITIK2 PENGUKURANB. DATA PENGUKURAN INDOOR

PosisiPengukuranKec laju udaraTemperaturKelembaban (RH)

MinMaxRata2MinMaxRata2MinMaxRata2

Hall Lt. 20.00.00.027.227.727.4568,772,670.65

Gedung IV0.00.30.1526.927.227.0570,373,871.91

Ruang Gd. IV (103)0.00.20.126.627.226.963,065,164.05

Ruang 201 A0.00.00.028.129.128.668,073,470.7

Ruang 201 B0.00.20.127.027.327.1570,472,271.3

Judul: Mengukur pergerakan udara dalam ruangTanggal: Jam:

A. SKETSA TITIK2 PENGUKURANB. DATA PENGUKURAN OUTDOOR

PosisiPengukuranKec laju udaraTemperaturKelembaban (RH)

MinMaxRata2MinMaxRata2MinMaxRata2

Pojok Depan R. 2010.20.40.326.927.227.0562,964,863.85

Depan Hall lt 20.00.20.127.228.327.7565,466,565.95

Jembatan Lt 20.00.20.126.827.327.0565,267,066.1

Parkiran Depan Kanopi0.00.60.326.927.327.167,470,869.1

Bangku Samping Gd 20.00.20.126.927.227.0563,266,264.7

Pembahasan

Di dalam suatu penghawaan alami, suatu hal yang paling utama adalah angin. Angin menurut Turyanti dan Effendy (2006) angin adalah massa udara secara mendatar (horizontal) yang pada umumnya dikur dalam dua parameter yaitu kecepatan dan arah. Buys Ballot ahli ilmu cuaca dari Perancis menerangkan bahwa angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat bertekanan tinggi ke tempat lain yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Menurut Ahrens (2007), angin merupakan udara yang kekuatannya sangat bergantung pada gradient tekanan dan merupakan proses penting dalam transport bahang (panas), kelembaban, uap air, mikroorganisme dan material lainnya dari suatu tempat menuju tempat yang lain.Pencahayaan alami erat hubungannya dengan kenyamanan termal. Menurut Aynsley (1998), Area yang memiliki kepadatan yang tinggi, dapat mempengaruhi variasi kecepataan angin secara signifikan. Tujuan pengudaraan adalah untuk mendapatkan penyejukan, pengeringan, serta peredaran udara yang bersih untuk mendapatkan kenyamanan dan menghilangkan rasa panas. Semakin tinggi pergerakan angin, semakin cepat panas dilepaskan. Secara terperinci, tujuan pengudaraan adalah:1. Memaksimalkan hilangnya panas dalam ruang2. Mempertahankan keyamanan lingkungan ruang yang dihuni3. Mengadakan pengudaraan langsung4. Menghilangkan uap air yang timbul demi menjaga kesehatan5. Menghilangkan kalor berlebihan6. Membantu mendapatkan kenyamanan termal

Kenyamanan termal erat hubungannya dengan alam sekitar dan bersifat individual. Oleh karenanya keadaan lingkungan tertentu dapat dirasakan berbeda oleh individu yang berbeda pula. Faktor alam yang dominan dapat mempengaruhi kenyamanan termal bagi manusia, Untuk menciptakan kenyamanan termal, kita harus memahami 3 kondisi lingkungan yang dapat menjadikan panas hilang, 3 kondisi yang dimaksud adalah:1. Suhu Udara2. Kelembapan Udara3. Pergerakan Udara

Penelitian menunjukkan, jika harus memilih (untuk daerah tropika basah seperti Indonesia), posisi bangunan yang melintang terhadap arah angin primer lebih dibutuhkan dari pada perlindungan terhadap radiasi matahari sebab panas radiasi dapat dihalau oleh angin yang berhembus. Kecepatan angin yang nikmat dalam ruangan adalah 0,1 0,15 m/detik. Besarnya laju aliran udara tergantung pada:1. Kecepatan angin bebas2. Arah angin terhadap lubang bukaan3. Luas lubang bukaan4. Jarak antara lubang udara masuk dan keluar5. Penghalang di dalam ruangan yang menghalangi udara

Dikarenakan oleh kebutuhan penghawaan yang demikian, terutama di kondisi iklim tropis di Indonesia, maka yang dibutuhkan untuk penghawaan alami adalah bukaan-bukaan yang dapat mengalirkan udara secara bebas. Selain itu, peletakan bukaan harus disesuaikan dengan arah angin primer agar dapat memaksimalkan aliran udara. Selain itu, peletakan bukaan maupun ventilasi harus diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.

Pada praktikum indoor yang di lakukan di hall lt. 2, kecepatan rata-rata laju udara adalah 0 dikarenakan laju udara pada hall lt 2sedikit terhalang oleh orang yang berlalulalang meskipun sudah ada bukaan pada sisi timur dan barat yang lumayan besar. Sedangkan pada gedung IV, kecepatan laju udara bisa mencapai 0.15 dikarenakan bukaan yang ada berada pada arah selatan dan utara.

Pada ruang 103 di gedung IV, kecepatan rata-rata laju udara adalah 0.1 sedangkan pada ruang 203 gedung II adalah 0. Ini dikarenakan sisi bukaan dan juga ventilasi pada ruangan yang berbeda. Selain itu, aliran udara pada gedung 4 bisa terbilang lancar dikarenakan arah sirkulasi udara yang memiliki 2 sisi bukaan di arah utara dan 2 di sisi selatan sehingga aliran udara dapat lancar dan juga dapat mengalir memenuhi dalam ruangan dan tidak berakhir di suatu ruangan.

Pada pengukuran di outdoor, dilakukan di pojok selasar lantai 2 dekat ruang 201. Di sana, kecepatan rata-rata udara mencapai 0.3 sedangkan pada depan hall lt 2 hanya 0.1. ini dikarenakan Anemometer propeller AM 4230 diarahkan kea rah yang berbeda sehingga aliran udara juga dapat berpengaruh. Pada jembatan yang terdapat di lantai 2, kecepatan rata-rata udara yang terekam oleh Anemometer propeller AM 4230 adalah 0.1 sedangkan pada kanopi gedung dua bisa mencapai 0.3. Pada jembatan di lantai 2, udara sedikit terhalangi oleh kolom-kolom dan juga gedung 5 dan gedung 2 dikarenakan posisinya yang berada di tengah-tengah gedung 2 dan juga gedung 4. Sedangkan pada kanopi, aliran udara relatif lancar dikarenakan tidak terdapat penghalang pada hampir di semua sisinya sehingga aliran rata-rata udara bisa mencapai 0.3.

Suhu udara menentukan kecapatan panas yang akan hilang yang sebagian besar dengan cara konveksi (pengembunan). Suhu udara terdiri dari dua macam yaitu suhu udara biasa (air temperature) dan suhu udara radiasi rata-rata. Suhu radiasi rata-rata adalah radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang yang mengelilingi seseorang. Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.

Temperatur rata-rata yang di ukur pada bagian indoor adalah 27.45. sedangkan pada daerah outdoor adalah 27.2. perbedaan yang terdapat pada indoor dan outdoor ini disebabkan oleh panas yang ditimbulkan oleh panas yang terserap dinding sehingga tempertur di dalam ruangan menjadi lebih panas selain itu temperatur juga mempengaruhi kecepatan laju udara.

Pengertian kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam udara. Persentase yang menunjukkan besaran kelembapan udara didapat dari perbandingan antara keadaan kenyataan uap air dan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh udara pada kondisi ruang dan suhu yang sama. Biasanya kelembapan menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui ambang batas atas daerah kenyamanan termal dan kelembapan udara mencapai lebih dari 70 % atau kurang dari 30 %. Kelembapan udara yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan di permukaan kulit sehingga mekanisme pelepasan panas dapat terganggu. Sebaliknya bila kelembapan udara rendah, orang menderita efek keringnya udara. Pengaruh kelembapan udara terhadap kenyamanan termal dalam suatu ruang tergantung dari suhu udara, kelembapan, dan iklim. Makin tinggi kelembapan, makin rendah suhu maksimal yang masih dirasakan nyaman. Sebaliknya, jika kelembapan tinggi maka akan mengurangi kecepatan pendinginan melalui penguapan, mendukung pembentukan uap air (keringat) pada kulit sehingga badan terasa tidak nyaman. Selain itu masalah lain adalah pertumbuhan jamur lebih pesat dan memicu percepatan pelapukan bangunan.

Pada praktikum yang di lakukan di ruangan indoor memiliki kelembapan rata-rata 69.74 sedangkan pada outdoornya adalah 65.94. dari praktikum yang telah di lakukan, kita dapat membandingkan dari tinjauan teori di atas dimana dikatakan bahwa ruangan setidaknya memiliki kelembapan sekitar 30% - 70%. Dari praktikum di atas, dapat dilihat bahwa kelembapan rata-rata di tempat yang menjadi tempat praktikum berada pada batas kelembapan yang baik.

E. KESIMPULAN PRAKTIKUM III

1. Kecepatan aliran udara dipengaruhi oleh peletakan bukaan, luas bukaan, dan penghalang aliran udara.2. Penghawaan alami erat hubungannya dengan kenyamanan termal yang dapat mempengaruhi kenyamanan suatu ruangan.3. Pemaksimalan bukaan dapat mempengaruhi laju kecepatan udara, suhu ruangan juga kelemapan suatu ruangan.4. Penempatan bukaan haruslah diposisikan menghadap aliran udara primer agar dapat mengoptimalkan aliran udara yang ada.5. Kecepatan laju udara dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penghalang laju aliran udara. Bila terjadi pembelokan udara dapat mengurangi laju udara.6. Temperatur udara dapat mempengaruhi kecepatan laju udara7. Kenyamanan termal erat hubungannya dengan alam sekitar dan bersifat individual. Oleh karenanya keadaan lingkungan tertentu dapat dirasakan berbeda oleh individu yang berbeda pula.8. Kelembaban dapat mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur udara dan juga kenyamanan termalnya.