praktikum 01 operasi dasar osiloskop
DESCRIPTION
praktikumTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
PERCOBAAN 01
OPERASI DASAR OSCILOSKOP
Disusun oleh :
Kelompok : 1
Nama : Achmad Mushoffa 3.31.11.0.01
Agus Bekti Rohmadi 3.31.11.0.02
Alex Samona 3.31.11.0.03
Angger Eka Samekta 3.31.11.0.04
Kelas : LT2A
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012
2
1. Tujuan
Setelah selesai melakukan percobaan ini mahasiswa dapat :
1. Terampil mempergunakan Osciloskop untuk melihat bentuk sinyal dan
mengukur frekuensi dan tegangan
2. Mempelajari kalibrasi Osciloskop.
2. Pendahuluan
Osciloskop merupakan suatu alat ukur, dimana bentuk gelombang sinyal
listrik yang diukur tergambar pada tabung sinar katoda. Pada dasarnya suatu
Oscilloscope dapat dibagi menjadi tiga bagian utama :
1. Bagian tabung sinar Katoda
2. Bagian Penguat Horizontal ( X amplifier )
3. Bagian Penguat Vertikal ( Y amplifier )
Tabung sinar katoda dapat dipandang sebagai inti dari Oscilloscope. Bagian
ini berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang tertera pada layar.
Tabung sinar katoda dibuat dari bahan gelas yang didalamnya hampa udara, serta
dilengkapi dengan bagian penembak elektron. Bagian Plat pembelok berkas
elektron dan layar.
Penembak elektron (“ electron gun “) berfungsi untuk membangkitkan berkas
elektron dengan kecepatan tinggi. Elektron dikeluarkan oleh katoda, kemudian di
percepat dengan tegangan tinggi dan akhirnya elektrok tersebut menumbuk layar.
Pada saat elektron menumbuk layar, maka pada layar akan terlihat cahaya
berpendar. Bagian plat pembelok berfungsi untuk mengontrol arah berkas elektron.,
jika berkas elektron melalui celah antara kedua plat pembelok, maka elektron
tersebut akan dibelokkan. Kemana arah elektron dibelokkan tergantung pada arah
dan besar tegangan yang diberikan pada plat tersebut.
Bagian layar merupakan bagian dimana gambar dapat diamati. Pada sisi
dalam layar ini dilapisi dengan phospor. Phospor akan mengeluarkan cahaya
berpendar jika ada elektron dengan kecepatan tinggi yang menumbuknya, sehingga
pada layar akan terdapat gambar atau cahaya berpendar. Karena simpangan berkas
3
elektron sesuai dengan sinyal input yang diberikan, maka gambar yang terdapat
pada layar juga akan sesuai dengan bentuk gelombang inputnya.
Tombol – tombol Pada Osiloscope GOS - 6xxG
CH 1(X) input : terminal input CH 1.Jika dalam operasi X - Y,sebagai X -axis input
terminal
CH 2 (Y) input : terminal input CH 1.Jika dalam operasi X-Y,sebagai Y-axis
input terminal .
AC-DC-GND : Saklar untuk menentukan mode hubungan sinyal input dan
penguatan vertikal
AC : AC coupling
DC : DC coupling
GND : input penguatan vertikal dihubungkan ke ground
dan terminal input tidak dihubungkan
VOLTS/DIV : Selektor untuk menentukan sensitivitas sumbu x, dari
1mV/DIV sampai dengan 5V/DIV dalam 12 range.
VARIABLE : Pengatur sensitifitas. saat pada posisi CAL, sensitifitas
dikalibrasikan pada nilai yang dinyatakan.
POSITION : Kendali vertikal dan horizontal berkas cahaya.
VERT MODE : Menentukan kode operasi
CH 1: Osciloscope bekerja sebagai instrumen 1 kanal dengan CH1
CH 2 : Osciloscope bekerja sebagai instrumen 1 kanal dengan CH2
DUAL : Osciloscope bekerja sebagai instumen 2 kanal, CH1 dan CH2.
CHOP/ALT otomatis berubah sesuai dengan switch
4
TIME/DIV. Apabila Tombol CHOP ditekan, kedua berkas
cahaya akan tampak bersamaan dalam mode CHOP.
ADD : Osciloscope memperlihatkan penjumlahan aljabar ( CH1 + CH
2 ) atau perbedaan ( CH 1- CH 2 ) dari kedua sinyal.
3. Peralatan dan Bahan
1. 1 buah Osiloscope Dual Trace
2. 1 buah Generator Fungsi
3. 1 buah DCPS
4. 1 buah Probe
5. 1 buah kabel BNC
6. 1 buah multimeter
7. Kabel Jumper
4. Gambar Rangkaian
Gb. 1.1 Osciloskop Sebagai Pengukur Tegangan Searah
Gb. 1.1 Osciloskop Sebagai Pengukur Tegangan AC
5
5. Langkah Percobaan
5.1.Operasi Dasar Osciloscope
Sebelum menghubungkan Osciloscope dengan tegangan jala – jala aturlah
tombol kontrol dan saklar sbb :
Item Setting
POWER
INTEN
FOCUS
ILLUM
VERT MODE
CHOP
CH 2 INV
POSITION
VOLTS/DIV
VARIABLE
AC-DC-GND
SOURCE
COUPLING
SLOPE
TRIG ALT
LEVEL LOCK
OFF
SEARAH JARUM JAM ( PADA POSISI
JAM 3)
POSISI TENGAH
FULL ANTI-CLOCKWISE
CH I
RELEASED
RELEASED
MID- POINT
0.5 VOLT/DIV
CAL( CLOCKWISE POSITION )
GND
SET TO CH I
AC
+
RELEASED
PUSH IN
6
HOLDOFF
TRIGGER MODE
Horiz DISPLAY
MODE
TIME/DIV
SWP.UNCAL
POSITION
X 10 MAG
X-Y
MIN(ANTI-CLOCKWISE
AUTO
A
0.5 MS/DIV
RELEASED
MID-POSITION
RELEASED
RELEASED
Setelah pengesetan kontrol dan saklar seperti pada tabel di atas, hubungkan
steker catu daya pada jala – jala dan lanjutkan langkah sbb :
1. Tekan Saklar Power, maka setelah kurang lebih 20 detik sebuah Trace (
berkas cahaya ) akan muncul pada layar. Apabila tidak muncul. Ckeck
ulang setting saklar dan kontrol.
2. Atur intensitas berkas cahaya dengan menggunakan tombol INTEN dan
FOCUS, jangan terlalu terang agar layar tidak terbakar.
3. Luruskan berkas cahaya dengan garis horison tengah dengan mengatur
tombol CH I POSITION dan tombol TRACE ROTATION.
4. Hubungkan Probe pada terminal CH I INPUT dan hubungkan ujung
probe pada terminal 2 Vp-p CAL ( IBRATOR) .
5. Atur posisi saklar AC- DC- GND pada posisi AC. Amati dan catatlah
gambar yang muncul pada layar
6. Atur kontrol FOCUS , sehingga berkas cahaya tampak jelas.
7. Aturlah switch kendali posisi vertikal dan horizontal sehingga
gelombang yang tampak dapat dibaca dengan jelas.
7
5.2.Operasi Dual - Channel
Ubahlah saklar VERT MODE ke pasisi DUAL, sehingga berkas cahaya
ke 2 ( CH 2 ) akan tampak. Pada kondisi ini Berkas cahaya kanal 1 adalah sinyal
gelombang kotak dan berkas cahaya kanal2 adalah garis lurus, karena tidak ada
sinyal pada kanal 2 ( Kanal 2 bekum dihubungkan ).
Hubungkan terminal CH II input dengan terminal 2 Vp-p CALIBRATOR
dengan menggunakan probe sama seperti pada terminal CH I input. Atur posisi
saklar AC-DC-GND pada AC. Atur tombol Vertikal POSITION, sehingga kedua
berkas muncul pada layar.
Apabila pada operasi dual-Channel mode Dual ataupun ADD. Sinyal CH
1 atau CH 2 harus dipilih untuk penyulutan sumber sinyal dengan menggunakan
Saklar SOURCE. Jika sinyal CH I dan CH II mempunyai hubungan sinkron,
maka kedua gelombang dapat muncul stasioner, jika tidak sinyal yang dipilih
pada Saklar SOURCE yang akan terlihat stasioner. Jika Saklar TRIG ALT
ditekan, kedua gelombang dapat terlihat stasioner. Jangan menggunakan saklar
penyulutan CHOP dan ALT pada saat yang bersamaan. Pemilihan saklar CHOP
dan ALT secara otomatis dilakukan oleh saklar TIME/DIV . 5 msec dan range
lebih rendah digunakan dalam Mode CHOP dan 2 ms/DIV dan lebih tinggi
digunakan dalam mode ALT.
5.3.Osciloscope Sebagai Pengukur Tegangan Searah ( DC )
Langkah Kerja
1. Susunlah diagram rangkaian seperti pada gambar 1.1
2. Atur Tegangan Output sumber tegangan searah sebesar 5 volt, diukur
dengan Voltmeter.
3. Ukur Tegangan RL dengan menggunakan Osciloscope ( Hubungkan
Input kanal 1 ( CH 1 ) dengan RL ).
4. Atur switch Osciloscope pada posisi DC.
5. Amati bentuk gelombang dan tinggi Amplitudonya.
6. Catat hasil pengamatan pada tabel 1.
8
7. Catat tinggi amplitudo untuk kedudukan switch Volt/div yang
berbeda ( 4 kedudukan yang berbeda ).
8. Ulangi langkah 1 – 7 untuk RL yang berbeda.
5.4.Osciloscope Sebagai Pengukur Tegangan AC
Langkah Kerja
1. Susunlah diagram rangkaian seperti pada gambar 2
2. Pada switch Fucntion tekan tombol gelombang sinus yang
menyebabkan output Fuction generator merupakan dengan
3. Atur Tegangan Output Function Generator 1 volt dengan mengatur
tombol OFFSET ADJ, Tegangan output diukur dengan Voltmeter.
4. Tekan tombol 10 pada switch range frekwensi.
5. Atur Multiplier pada posisi 1.
6. Hubungkan Input kanal 1 ( CH 1 ) dengan RL
7. Atur switch Osciloscope pada posisi AC.
8. Amati bentuk gelombang dan tinggi Amplitudonya.
9. Catat hasil pengamatan pada tabel 2.
10. Ulangi pengamatan Tegangan output Function Generator seperti pada
tabel 2.
6. Hasil Pengukuran
Tabel 1 Osciloskop sebagai pengukur tegangan DC
No
Tegangan
Sumber
(volt)
RL (beban)
(ohm)
Kedudukan
Volt/div
Banyaknya
kotak
(buah)
Tegangan
RL
(volt)
1 5 3k3 0,2 12,4 2,48
2 5 3k3 0,5 5 2,5
3 5 3k3 1 2,5 2,5
4 5 3k3 2 1,2 2,4
5 5 3k3 5 0,5 2,5
9
6 5 1K2 0,2 6,6 1,32
7 5 1K2 0,5 2,6 1,3
8 5 1K2 1 1,2 1,2
9 5 1K2 2 0,6 1,2
10 5 1K2 5 0,2 1
Tabel 2. Osciloskop sebagai pengukur tegangan AC
No
Function Generator RL
ohm
Posisi Switch Osciloskop
Veff Freq
Range Multiplier
Freq
output
V/div
(mV)
Jml
kotak
T/div
(mS)
Jm
kotak Vpp Veff
Frek
(1/T)
1 2 100 0,2 20 1K2 0,5 3 10 4,8 3 2,12 20,8
2 2 100 0,6 60 1K2 0,5 3 2 8,4 3 2,12 59,5
3 2 100 1 100 1K2 0,5 3 2 4,8 3 2,12 104,2
4 2 100 1,2 120 1K2 0,5 3 2 4 3 2,12 125
5 2 100 1,8 180 1K2 0,5 3 1 5,4 3 2,12 185,2
6 5 1K 0,2 200 3K3 1 3,6 1 5 7,2 5,09 196
7 5 1K 0,3 300 3K3 1 3,6 0,5 6,8 7,2 5,09 294,1
8 5 1K 0,4 400 3K3 1 3,6 0,5 5,2 7,2 5,09 384,6
9 5 1K 0,5 500 3K3 1 3,6 0,5 4,2 7,2 5,09 476,2
10 5 1K 0,6 600 3K3 1 3,6 0,5 3,4 7,2 5,09 588,2
7. Pertanyaan dan Tugas
1. Jelaskan keuntungan Oscilloscope dengan tahanan dalamnya yang tinggi
Jawab : karena dalam pengukuran menggunakan osciloskop, kabel
prove/BNC dipasangkan secara paralel dengan objek yang diukur
sehingga dengan menggunakan osciloskop dengan tahanan dalam yang
tinggi dapat memastikan bahwa ketika dilakukan pengukuran, arus tidak
terbagi dan mengalir melalui osciloskop.
10
2. Dapatkan oscilloscope digunakan untuk mengukur arus
Jawab : osciloskop tidak dapat digunakan untuk mengukur besarnya arus,
hanya dapat digunakan untuk mengetahui bentuk gelombang AC maupun
DC serta mengukur tegangan.
3. Hitunglah frekwensi maximum yang dapat diukur oleh oscilloscope yang
anda gunakan dalam percobaan ini
Jawab : sesuai dengan spesifikasi yang tertera, osiloskop Instek GOS-
622G dapat digunakan untuk mengukur frekuensi hingga 20 MHz.
4. Berapa tegangan Vdc max dan tegangan Vpp max yang dapat diukur
CRO?
Jawab :
5. Bandingkan frekuensi tegangan sinyal menurut generator sinyal dengan
frekuensi hasil hitungan dari layar CRO ?
Jawab : frekuensi hasil perhitungan dari layar CRO dengan frekuensi
output dari generator sinyal relatif sama, hanya terdapat sedikit perbedaan.
Hal ini bisa disebabkan keterbatasan alat maupun indra manusia dalam
melakukan pembacaan.
6. Bandingkan tegangan efektif menurut CRO dengan menurut Voltmeter ?
Jawab : Tegangan efektif menurut CRO dengan Voltmeter relatif sama,
hanya terdapat sedikit perbedaan. Hal ini bisa disebabkan keterbatasan
alat, tahanan dalam masing-masing alat yang berbeda, maupun indra
manusia dalam melakukan pembacaan.
7. Jelaskan bilamana saudara menggunakan probe 1 dan probe 10 ?
Jawab : probe 1 dan probe 10 merupakan skala dari hasil yang tertera pada
layar osiloskop. Jika menggunakan probe 1 hasil perhitungan akan
langsung menunjukkan nilai yang sesungguhnya, sedangkan jika
11
menggunakan probe 10, maka untuk mendapatkan hasil perhitungan yang
sesungguhnya maka hasil perhitungan harus dikalikan dengan 10.
8. Analisa Percobaan
Rangkaian pertama merupakan rangkaian pengukuran tegangan DC
menggunakan Osiloskop. Melalui praktikum rangkaian ini dapat terlihat bentuk
arus searah yaitu membentuk garis lurus, serta membuktikan hukum pembagian
tegangan pada rangkaian seri dimana tegangan input sama dengan jumlah
tegangan pada kedua beban.
Rangkaian kedua menunjukkan rangkaian pengukuran tegangan AC
menggunakan osiloskop. Melalui praktikum ini dapat diketahui bentuk arus AC
yaitu membentuk gambar gelombang sinus dimana terdapat puncak atas dan
puncak bawah. Beda potensial antara puncak atas dan bawah merupakan Vpp.
Veff dapat dicari menggunakan dengan membagi Vpp dengan √2, sedangkan
frekuensi dapat dicari menggunakan rumus 𝑓 =1
𝑇
9. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pengukuran diperlukan kalibrasi agar mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat
2. Osiloskop dengan tahanan dalam yang besar lebih menguntungkan
karena arus dalam pengukuran tidak terbagi dan mengalir melalui
osiloskop.
3. Osiloskop tidak dapat digunakan untuk mengukur besarnya arus yang
mengalir dalam rangkaian
4. Pada probe osiloskop terdapat selektor untuk memilih probe 1 atau
probe 10 dimana jika menggunakan probe 1 maka osiloskop akan
langsung menampilkan nilai sebenarnya sedangkan jua menggunakan
probe 10 maka hasil yang didapat dari osiloskop harus sekalian 10 untuk
mengetahui nilai yang sebenarnya.