praktek puskesmas
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Definisi sehat
menurut badan kesehatan dunia WHO (Word Healt Oganization) adalah
suatu keadaan sejahtera baik jasmani maupun rohani yang bebas dari
gangguan fisik , sosial, maupun psikis dan mampu menjalankan fungsi
dirinya sebagai bagian dari fungsi sosial kemasyarakatan.Selain itu
menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
menyatakan kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi
dan sosial (Buku Profil Puskesmas).
Kesehatan adalah kondisi yang sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. setiapmanusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat
karena nilai kesehatan sangat penting. Upaya kesehatan yang smula di titik
beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsu-angsur
berkembang kearah keterpaduanupaya kesehatan yang menyeluruh .oleh
karena itu ,pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan
kesehatan (prootif), pencegah penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
1
(keratif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, berkesi nambungan serta dilaksanakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat. (PP No.25 Th 1980 dan pemerkes
no.922/menkes/per/X/1993).
Menurut Depkes (1991), puskesmas merupakan suatu kesatuan
organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat yang juga
membina peran masyarakat disamping memberikan pelayanankesehatan
serta menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai
wewenang dantanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan asyarakat
dalam wilayah kerjanya.
Diploma Kesehatan farmasi adaah penyelenggaraan pendidikan
guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan, khususnya di bidang
farmasi .Untuk menghasilkan tenanga farmasi tingkat diploma,maka
penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan
secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu upaya
yang dilakuakn dia antaranya dengan memberikan pengalaman kerja
kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebul peraktek kerja
lapangan (PKL).
Bahwa keterampilan yanng secara intensif diberikan dilaboratotum
kampus hanyalah keterampilan dasar umum bekerja dilaboratorium
Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat-
2
alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas. Keterampilan lain misalnya
pengendalianobat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai
tenaga kesehatan yang lain dan pemecahan masalah yang terjadi
dilapangan tidak diberikan secara khusus. Untuk itu Peraktek Belajar
Lapangan merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan
dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan .
Peraktek Kerja Lapangan merpakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik. Dengan mengikuti PBF, peserta didik dapat
melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang
ada di masyarakat. Disisi lain PBL dapat digunakan sebagai sarana
informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan,sehingga pendidikan
kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Tenaga Tehnis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana
farmasi (Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009).
Beragamnya tugas dan tanggung jawab seorang asisten apoteker
melatar belakangi dilaksanakan peraktek kerja farmasi (PKL). Propesi
seorang asisten apoteker dipuskesmas dimana diharapkan para calon
asisten apoteker dapat memahami dan tanggung jawab dengan baik dan
benar dimasayang akan datang, sesuai dnganperaturan yang berlaku.
3
B. Tujuan
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami mempunyai
dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :
a. Tujuan Umum
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu agar mahasiswa
peserta praktek mendapatkan gambaran tentang aspek yang berkaitan
dengan Sistem Pelayanan Kefarmasian.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui persediaan sarana dan prasarana di
Rumah Sakit/Puskesmas.
2. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit/Puskesmas.
3. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan
informasi obat.
C. Manfaat
1. Memahami sistem pelayanan kefarmasian.
2. Menghasilkan tenaga farmasi yang Profesional.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Memahami peran dan fungsi Farmasis di puskesmas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini meliputi
semua unit pelayanan, dimana fungsi farmasis diaplikasikan diantaranya
meliputi unit kerja farmasis di Puskesmas dan Rumah Sakit
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS PAGESANGAN
A. Keadaan Wilayah
Puskesmas pagesangan merupakan salah satu puskesmas yang
ada di Wilayah Kecamatan Mataram, dan semua wilayahnya adalah
daratan yang bisa di jangkau oleh kendaraan.
Puskesmas pagesangan pada tahun 2012 ini wilayah kerjanya
meliputi 5 kelurahan (46 lingkungan) yang memiliki luas wilayah
seluruhnya 9,2 km2 yang terdiri dari :
1. Kelurahan Pagesangan Barat : 6 lingkungan
2. Kelurahan Pagesangan : 7 lingkungan
3. Kelurahan Pagesangan Timur : 7 lingkungan
4. Kelurahan Mataram Timur : 4 lingkungan
5. Kelurahan Pejanggik : 7 lingkungan
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Mataram Barat
2. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Karang
3. Sebelah Selatan : Kelurahan Karang Pule dan
Pagutan
4. Sebelah Timur : Kelurahan Cakra Barat
5
Letak puskesmas pagesangan dari RSUD Provinsi kesebelah
selatan ± 1 km dan dengan RSU Kota Mataram berjarak ± 1 km ke sebelah
barat dengan kondisi jalan yang bagus. Luas bangunan kantor 1.584 m2.
B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
peningkatan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
C. Visi dan Misi Puskesmas Pagesangan
Visi
“Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia sehat”
Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada setiap
orang.
b. Membina masyarakat berperilaku hidup sehat secara mandiri.
c. Memotivasi masyarakat untuk bertanggung jawab pada keluarga
dan lingkungannya.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
6
D. KETENAGAAN
Adapun jenis dan jumlah ketenagaan yang ada untuk melaksanakan
pelayanan di Puskesmas Pagesangan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Ketenagaan menurut jenis dan jumlah tenaga di Puskesmas
Pagesangan.
No. Jenis Tenaga Jumlah* (org)
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi -
3 Bidan Puskasmas 4
4 Bidan Desa 2
5 Sanitarian 3
6 Ahli Gizi 3
7 Perawat 8
8 Perawat Gigi 2
9 AA Apoteker 2
10 Analis/Laborat 4
11 Adm Umum 1
12 Keuangan 1
Data 2012-213
*) Jumlah tenaga adalah pegawai yang berstatus PNS
7
E. Perbekalan Farmasi Puskesmas Pagesangan
Di Puskesmas unit yang menunjang pengelolaan perbekalan
farmasi adalah Apotek dan Gudang Obat Puskesmas Pagesangan.
1. Apotek
a. Apotek mempunyai tugas, antara lain:
1. Menerima dan melayani resep.
2. Memberikan informasi yang jelas dan tepat mengenai
penggunaan obat kepada pasien.
3. Melakukan pengarsipan resep setiap hari kemudian bulan yang
bertujuan untuk memudahkan pencarian bila sewaktu-waktu
ada permintaan atau pemeriksaan.
4. Melakukan pelaporan penggunaan dan permintaan obat yang
diserahkan ke gudang obat.
b. Kegiatan yang dikelola di Apotek Puskesmas Pagesangan adalah
sebagai berikut:
1. Batasan
Apotek puskesmas melayani:
- Masyarakat umum
- ASKES (Asuransi Kesehatan)
- JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
2. Prosedur Pelayanan Resep di Apotek
Tujuan pelayanan resep adalah pasien mendapat obat
sesuai dengan resep dokter dan mendapatkan informasi obat
mengenai cara penggunaan, cara penyimpanan, serta aturan
minum obat tersebut.
Penerimaan Resep, meliputi :
1. Menerima resep pasien,
2. Periksa kelengkapan resep meliputi : Nama penulis resep,
Tanggal resep, Nama pasien, Usia dan atau BB pasien,
Alamat pasien, No. Hp/Telepon untuk pasien penyakit
8
kronis, Kode penyakit, Nama dan Jumlah obat, Aturan
pakai, bentuk sediaan.
3. Periksa kesesuaian Farmasetik : Bentuk sediaan, Dosis,
Indikasi, Stabilitas, Cara dan Lama penggunaan obat.
4. Periksa kesesuaian antara kode penyakit dengan obat yang
diberikan,
5. Jika no. 1/3 lengkap tidak lengkap dan belum sesuai,
Konfirmasi ke penulis resep.
6. Jika no. 1/3 lengkap dan benar, Resep diberi nomor dan
disiapkan.
Penyiapan Obat, meliputi :
1. Mengambil obat menggunakansendok dengan jumlah
yang sesuai resep (perhatikan fisik obat, pastikan tidak
ada obat yang rusak atau kadaluarsa), menutup kembali
wadah obat seperti semula,
2. Jika sediaan racikan, lakukan peracikan sesuai
permintaan resep, jika sediaan tunggal langsung ke
protap no. 3,
3. Masukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah
untuk obat dengan item berbeda,
4. Beri etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk
obat luar,
5. Untuk sediaan cair berbentuk suspensi atau emulsi
berikan etiket yang berlabel kocok dahulu.
6. Penyerahan Obat, meliputi :
1. Memeriksa apakah obat yang diserahkan sesuai resep,
nama pasien, aturan pakai dan jumlah obat.
2. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien.
9
3. Jika sesuai, berikan kepada pasien dengan informasi
pemakaian obat, lakukan dengan cara baik, sopan dan
suara yang jelas.
4. Meminta pasien untuk mengulangi cara menggunaan
obat
5. Memisahkan resep berdasarkan kepersertaan pasien
(umum,jamkesmas, dan askes).
3. Sistem Administrasi di Apotek
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di
Apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:
a. Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan dan permintaan obat ke
apotek, dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
menghitung sisa obat untuk akhir bulan.
b. Administrasi Pelayanan
Melakukan pengarsipan resep harian dan bulanan
dipisahkan berdasarkan jenis pelayanannya.
2. Gudang Farmasi Puskesmas
a. Gudang farmasi mempunyai tugas, antara lain:
1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi.
2. Mengajukan permintaan perbekalan farmasi kepada GFK yang
telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Penerimaan perbekalan farmasi.
4. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan standar yang
berlaku,
5. Penyaluran perbekalan farmasi.
6. Melaksanakan pencatatan perbekalan farmasi.
7. Melaksanakan pelaporan pemakaian perbekalan farmasi setiap
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.
8. Melaksanakan pengahapusan perbekalan farmasi dan resep.
10
9. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan
farmasi serta kasus penyakit dengan baik dan akurat.
10. Melaporkan dan mengirm kembali semua jenis obat rusak atau
kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehata Kota Mataram.
11. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan farmasi yang hilang
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.
b. Kegiatan yang dikelola gudang farmasi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan dari
perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan,
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
2. Permintaan
Tujuan permintaan untuk memenuhi kebutuhan obat
masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
3. Penerimaan
Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam
menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola
yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya. Tujuan
penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
puskesmas.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan
terhadap obat-obatan yang diterima agar aman atau tidak
hilang, terhindar dari kerusakan fisik atau kimia dan mutunya
11
tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang
tersedia diunit pelayanan kesehatan mutunya dapat
dipertahankan.
5. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub-sub unit pelayananan.
Tujuan penyaluran adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan jenis, jumlah dan tepat waktu serta mutu
terjamin.
Obat-obat tersebut didistribusikan ke sub unit antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas
seperti apotek, laboratorium, poliklinik umum, poliklinik
gigi, KIA, MTBS.
b. Puskesmas pembantu.
c. Klinik Pasar pagesangan.
d. Posyandu.
e. Polindes.
f. Poskesdes.
6. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dilakukannya
pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian obat terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan
12
Untuk melakukan pengendalian persediaan
diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok
pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.Sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok
yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau
kalau dimungkinkan.
b. Pengendalian penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan
efisiensi pemanfaatan dana obat, Pengendalian
penggunaan meliputi:
1. Prosentase penggunaan antibiotik,
2. Prosentase penggunaan injeksi,
3. Prosentase rata-rata jumlah R/,
4. Prosentase penggunaa obat generik,
5. Kesesuaian dengan pedoman.
c. Penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluarsa
1. Penanganan obat hilang
Bertujuan sebagai bukti pertanggung jawaban
Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat
saat itu. Untuk menangani kejadian obat hilang ini,
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian
obat hilang segera menyusun daftar jenis dan
jumlah obat hilang, serta melaporkan kepada
Kepala Puskesmas. Daftar obat hilang tersebut
nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari
Berita Acara obat hilang yang diterbitkan oleh
Kepala Puskesmas,
13
b. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan
memastikan kejadian tersebut, serta menerbitkan
Berita Acara Obat Hilang
c. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan
kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat Hilang
bersangkutan,
d. Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis
dan jumlah obat yang hilang tersebut pada masing-
masing kartu stok,
e. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan
tidak lagi mencukupi kebutuhan pelayanannya,
segera dipersiapkan LPLPO untuk mengajukan
tambahan obat,
f. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka
dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat
berita acara.
2. Penanganan obat rusak/kadaluarsa
Bertujuan melindungi pasien dari efek samping
penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Langkah-langkah
yang dilakukan jika petugas pengelola obat
menemukan obat yang tidak layak
pakai/rusak/kadaluarsa:
a. Petugas kamar obat, kamar suntik, atau unit
pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan
dan mengirimkan kembali obat kepada Kepala
Puskesmas melalui petugas gudang obat
Puskesmas,
b. Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan
mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika
memang ditemukan obat tidak layak pakai maka
14
harus segera dikurangkan dari catatan sisa stok
pada masing-masing kartu stok yang dikelolanya.
Petugas kemudian melaporkan kepada Kepala
Puskesmas,
c. Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan
mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan
obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan
atau unit pelayanan lainnya.
Adapun sarana yang digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dan kartu stok.
15
PASIEN
LOKET
KONSELING
POLI UMUM
KIAAPOTEK
KB
PULANG
POLI GIGI
LABORATORIUM
POLIKLINIK
F. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan
Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan
16
Kepala Puskesmasdr. Lindawati
Jabatan Fungsional
Sub.Bag. Tata Usaha
Urusan Pelayanan Kesehatan
Urusan Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Urusan Pencegahan Pemberantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
BAB III
URAIAN DAN HASIL KEGIATAN
A. Struktur Organisasi Puskesmas
Struktur Organisasi
Puskesmas Pagesangan
Gambar 2. Skema Struktur Organisasi Puskesmas
17
B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
a. Tujuan dari perencanaan adalah :
1. Untuk mencukupi kebutuhan obat puskesmas,
2. Mendapatkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan,
3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,
4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
b. Cara perencanaan obat meliputi :
1. Konsumsi
Didasarkan atas analisa data konsumsi periode sebelumnya,
2. Epidemiologi
Didasarkan atas analisis prevalensi penyakit khususnya yang
diderita masyarakat setempat,
3. Kombinasi
Perpaduan antara konsumsi dan epidemiologi.
18
LPLPO Sub Unit
Puskesmas LPLPO Puskesmas
DIKESGFK Kota
c. Alur perencanaan obat puskesmas pagesangan
Gambar 3. Alur Perencanaan Obat Puskesmas Pagesangan
2) Permintaan
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
masing-masing pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang
ada di wilayah kerjanya.
a. Kegiatan Permintaan
1. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas kesehatan
kota untuk masing-masing puskesmas.
2. Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan
meningkat, menghindari kekosongan, penanganan kejadian
luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa.
3. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir
laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO).
19
SO = SK + WK + WT + SP
Permintaan = SO - SS
4. Permintaan obat ditujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
dan selanjutnya diproses oleh Unit Pengelola Obat Publik dan
Prbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
5. Menentukan Jumlah Permintaan Obat
Adapun data-data yang diperlukan yaitu :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Data penyakit.
6. Frekuwensi distribusi obat oleh Unit Pengelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
Adapun sumber data yang digunakan :
a. LPLPO.
b. LB1 (Laporan Bulanan 1).
7. Cara Menghitung Kebutuhan Obat
Jumlah untuk periode yang akan dating diperkirakan
sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya.
Keterangan :
a. SO : Stok Optimumb. SK : Stok Kerjac. WK : Waktu Kosong Obatd. WT : Waktu Tunggue. SP : Stok Penyanggaf. SS : Sisa Stok
20
Stok Kerja: Pemakaian rata-rata per periode
distribusi.
Waktu Kosong: Lamanya kekosongan obat
dihitung dalam hari.
Waktu Tunggu: Waktu tunggu, dihitung mulai dari
permintaan obat oleh puskesmas sampai dengan
penerimaan obat di puskesmas.
Stok Penyangga:Persediaan obat untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan,
keterlambatan kedatangan obat, pemakaian.
Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara puskesmas dan unit Pengelola Obat dan
Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).
Sisa stok: Sisa obat yang masih terseda di
puskesmas pada akhir periode distribusi.
Contoh perhitungan stok optimum dan
permintaan obat :
Rata-rata pemakaian CTM (Chloram Phenilamin
Maleat) dalam 1 bulan :
21
Rata-rata 1 bulan (Stok Kerja) = 1000 Tablet
Waktu Kosong = 0 Hari
Waktu Tunggu = 5 Hari
Stok Penyangga = 50%
Sisa Stok = 1100 Tablet
Maka stok optimum (SO) adalah
SO = SK + WK + WT + SP
= 1000 + 0 + (5x40) + 50%
= 1000 + 200 + 50%
= 1200 + 50%
= 1200 + 600
SO = 1800
Permintaan = SO - SS
= 1800 – 1100
= 700
3) Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-
obatan yang di serahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada
unit pengelola di bawahnya.
Tujuannya agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Setiap
penyerahan obat oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Kota (UPOPPK) kepada puskesmas dilaksanakan setelah
22
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota atau pejabat
yang diberi wewenang.
Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan
terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti,
jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen
(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui oleh
Kepala Puskesmas.
Jika terdapat kekurangan, penerimaan obat wajib menuliskan
jenis obat yang kurang (rusak, jumlah yang kurang, dll). Setiap
penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan
obat dan kartu stok.
4) Penyimpanan
Penyimpana adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap
obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit
Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
a. Pengaturan Penyimpanan Obat :
1. Obat disusun secara alfabetis.
2. Obat di rotasi dengan sistem First in First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO).
3. Obat disimpan pada rak.
4. Obat yang disimpan diatas lantai harus di letakkan di atas palet.
23
5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.
6. Cairan dipisahkan dari padatan.
7. Sera, vaksin, suppositoria di simpan dalam lemari pendingin.
b. Kondisi Penyimpanan :
1. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak
tertutup sehingga mempercepat kerusakan.
2. Sinar Matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena
pengaruh sinar matahari.
3. Temperatur/Panas
Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitive
terhadap pengaruh panas dan dapat meleleh. Oleh karena itu
hindarkan obat dari udara panas.
c. Tata Cara Penyimpanan dan Penyusunan Obat :
1. Pengaturan penyimpanan obat
Pengaturan obat di kelompokkan berdasarkan bentuk sediaan
dan di susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya,
2. Penerapan sistem FIFO dan FEFO
Penyusunan di lakukan dengan sistem Firs In First Out (FIFO)
untuk masing-masing obat, artinya obat yang dating pertama
kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang
kemudian, da First Expired First Out (FEFO) untuk masing-
24
masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus
dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian.
Hal ini sangat penting karena :
a. Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekutannya atau
potensinya berkurang.
b. Beberapa obat seperti antibiotic memiliki batas waktu
pemakaian, artinya batas waktu dimana obat mulai
berkurang efektivitasnya.
3. Obat yang sudah di terima
Di susun sesuai dengan pengelompokan untuk memudahkan
pencarian, pengawasn, dan pengendalian stok obat.
4. Pemindahan
Harus hati-hati agar obat tidak pecah/rusak
5. Golongan antibiotic
Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya matahari, disimpan di tempat yang kering.
6. Vaksin dan serum
Harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya
dan disimpan dalam lemari es. Kartu temperature yang terdapat
dalam lemari esharus selalu diisi.
7. Obat injeksi
Disimpan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari.
8. Bentuk dragee (tablet salut)
25
Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan pengambilannya
menggunakan sendok.
9. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa
Supaya waktu kadaluarsanya dituliskan pada doos luar
menggunakan spidol,
10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus Seperti
lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan
lain sebaganya.
11. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.
12. Kondisi penyimpanan beberapa obat :
a. Beri tanda/kode pada wadah obat.
b. Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa
pakainya pada tahun tersebut.
c. Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit
pelayanan kesehatan (puskesmas).
5) Pendistribusian
Tujuan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan obat sub
unit pelayanan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis,
jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin.
Kegiatan pendistribusian meliputi :
a. Menentukan frekuensi distribusi :
1. Jarak sub unnnittt pelayanan,
26
DIKES
GFK
PUSKESMAS
SUB UNIT
POLIPUSTU
POSYANDU
PASIEN
KLINIK PASAR
POLINDES
APOTEK
POSKESDES
KIA/KB
2. Biaya distribusi yang tersedia.
b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang di berikan :
1. Pemakaian rata-rata, sisa stok,
2. Pola penyakit dan jumlah kunjungan.
c. Melaksanakan penyerahan obat :
1. LPLPO (pustu,polindes/poskesdes),
2. Format lain,
3. Puskesmas yang menyerahkan,
4. Sub unit yang mengambil.
Alur Distribusi Obat
Gambar 4. Alur Distribusi Obat ke Pasien
27
6) Pengendalian
Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian
terdiri dari :
a. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diininkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Rumus pengendalian persediaan obat :
Keterangan :
Q : jumlah obat yang di pesan
SK : stok kerja
SP : stok pengaman
WT : waktu tunggu (lead time)
D : pemakaian rata-rata perminggu/perbulan
SS : sisa stok
28
Q = SK + SP + (WT x D) - SS
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan
dana obat. Pengendalian penggunaan obat meliputi :
Prosentase penggunaan antibiotik,
Prosentase penggunaan injeksi,
Prosentase rata-rata jumlah resep,
Prosentase penggunaan obat generik,
Kesesuaian dengan pedoman.
7) Penghapusan
a. Penanganan Obat Rusak/Kadaluarsa
Jika petugas obat menemukan obat yang tidak layak pakai
(karena rusak/kadaluarsa), maka perlu di lakukan langkah-langkah:
1. Petugas kamar obat (Apotek), kamar suntik atau unit
pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan
mengirimkan kembali obat tersebut kepada kepala puskesmas
melalui gudang obat pskesmas.
2. Petugas gudang obat puskesmas menerima dan mengumpulkan
obat rusak dalam gudang. Jika memang di temukan obat yang
tidak layak pakai maka harus segera di kurangkan dari catatan
sisa stok pada masing-masing kartu stok yang di kelolanya.
29
3. Kepala puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan
kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota untuk kemudian di buatkan berita acara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Pemusnahan Resep
Untuk acara pemusnahan resep dilakukan di puskesmas,
setelah resep di musnahkan kemudian di buatkan berita acara dan
kemudian di serahkan ke Dinas Kesehatan Kota. Resep di
musnahkan dalam 3(tiga) tahun sekali.
8) Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan
Tujuan pencatatan dan pelaporan :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah di lakukan,
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian,
3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan,
4. Sumber data untuk pembuatan LPLPO.
Pencatatan dan pelaporan data puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang di terima, di simpan, di distribusikan, dan
di gunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
30
LPLPO di manfaatkan untuk analisis penggunaan,
perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan
pengelola obat.
Penyelenggaraan Pencatatan :
1. Di gudang puskesmas.
2. Di kamar obat (apotek).
3. Di puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan tempat
perawatan serta di ruang pertolongan gawat darurat.
b. Pelaporan
1. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO
sub unit dan puskesmas induk, LPLPO di buat 3(tiga) rangkap,
yaitu :
a. Dua rangkap di berikan ke Dikes Kota melalui UPOPPK,
untuk diisi jumlah yang di serahkan. Setelah di tanda
tangani di sertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap
lainnya di simpan di UPOPPK,
b. Satu rangkap untuk arsip puskesmas.
2. Periode Pelaporan
Pelaporan dilakukan secara periode, setiap awal bulan.
Untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan
LPLPO dikirim setiap awal bulan, begitu juga untuk
puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap triwulan.
31
Pelaporan yang ada di puskesmas pagesangan meliputi :
a. Laporan pemakaian dan Lembar permintaan Obat (LPLPO).
b. Laporan pemakaian obat secara Rasional (POSR).
c. Laporan pemakaian Obat Generik.
d. Laporan pemakaian obat Narkotika/Psikotropika.
9) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evalualuasi dilakukan terhadap instalasi
gudang obat puskesmas dan apotek, agar laporan sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
10) Pelayanan Informasi Obat
Memberikan informasi tentang Nama obat dan kegunaannya ,
aturan pakai, efek samping/kontra indikasi/interkasi obat, peringatan
dan pesan kepada pasien agar tidak terjadi penyalahgunaan obat.
Adapun contoh Pelayanan Informasi Obat :
Nama obat : Asam Mefenamat
Indikasi :Analgesik (menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang) dan antiinflamasi.
Aturan pakai : Dosis analgesk dan anti inflamasi 250 – 500 mg,
Dosis maksimal 1500 mg.
32
Efek samping :Gangguan lambung, dosis diatas 2000 mg perhari
mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah putih
dan kekurangan sel darah merah.
Kontra indikasi : Tukak lambung aktif, hipersensitif terhadap asam
mefenamat,gangguan ginjal dan hati,
Hati-hati pemakaian pada penderita asma,
Tidak digunakan pada wanita yang menyusui.
Interaksi obat :Hati-hati pada pemakaian bersamaandengan obat
antiinflamasi non steroid lainnya dan obat-obat
golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).
Cara pemakaian :Obat diminum sesuai aturan pakai pada etiket dan
hentikan pemakaian jika sudah tidak merasa sakit
(diminum jika merasa sakit),
Obat diminum sesudah makan (bersama makan),
Diminum dengan segelas air putih.
Peringatan :Menanyakan kepada pasien apakah sudah memberitahu
dokter apabila sedang menyusui atau ada penyakit lain
yang diderita seperti tukak lambung aktif, asma,
gangguan ginjal dan hati,
Pemakaian tidak boleh lebih dari 7 hari,
Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 14
tahun,
33
Jika terjadi diare atau rash (kemerahan pada kulit)
pengobatan harus dihentikan,
Hati-hati pada pemakaian bersamaan dengan obat
antiinflamasi, non steroid lainnya dan obat-obat
golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).
Penyimpanan :Obat ini disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada
suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesma pagesangan melayani 4 jenis yaitu: Resep Askes, Resep Jamkesmas, Resep Gratis dan Resep Bayar uraiyan dari beberapa jenis Resep tersebut sebagai berikut:
1. Resep 1
a. Diagnosis : Tidak di tuliskan
b. Keabsahan Resep
Tidak ada paraf dokter
Tidak ada diagnosis
Resep di anggap sah karena obat yang di dalam resep tersebut
bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
35
c. Kesesuaian Farmasetis
Setelah ditanyakan kepada penulis Resep dan dilihat dari segi
farmasetisnya Obat tersebut dapat diberikan setelah melalui
beberapa pertimbangan.
d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat
Obat diberikan kepada pasien dengan memberikan informasi Obat
yaitu untuk obat Amoxicilin diminum 3 X Sehari 1 Tablet (setiap
8 Jam) dan dihabiskan, Parasetamol diminum 3 X sehari 1 tablet
setiap 8 jam bila sakit.
e. Informasi Obat
1. Nama Obat : Amoxicilin
Indikasi : Antibiotic yang digunakan untuk infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.
Dosis : 3 X 500 mg (tiap 8 jam) Selama 3 hari.
Kontra Indikasi :Anak-anak dengan peneumonia harus di
bawah pengawasan dokter (setelah memulai pengobatan).
Efek Samping :
Bila alergi, timbul ruam kemerahan, eritema, dan gatal-
gatal.
Kadang-kadang timbul pusing, mual, muntah, diare.
2. Nama Obat : Paracetamol
Komposisi :Paracetamol Tablet : Setiap tablet
mengandung Parasetamol 500 mg.
36
Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 125 mg.
Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 160 mg.
Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1
sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.
Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit
kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor,
nyeri trauma ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai
penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat
simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan
suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu
sendiri.
Dosis :Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1
tablet, 3 – 4 kali sehari.
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan
kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.
Efek samping :Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi
hati.
37
Interaksi Obat:Paracetamol diduga menaikan aktifitas
koagulan dari kumarina.
2. Resep 2
a. Diagnosis : Tidak di tuliskan
b. Keabsahan Resep
Tidak ada paraf dokter
Tidak ada diagnosis
Resep di anggap absah karena obat yang di dalam resep
tersebut bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.
38
c. Kesesuaian Farmasetis
Obat dapat diberikan bersamaan karena tidak terdapat interaksi
antara obat tersebut.
d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat
Obat diserahkan kepada pasien dengan memberikan informasi,
untuk obat
GG diminum 3X sehari 1 tablet atau diminum tiap 8 jam sekali
sesudah makan, CTM diminum 3X sehari 1 tablet sesudah
makan, PCT diminum 3X sehari 1 tablet sesudah makan bila
demam atau nyeri.
e. Pembahasan resep
1. Nama Obat : Glyceryl Guaiacolate
Indikasi : Meredakan batuk berdahak (sebagai
ekspektoran)
Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif
terhadap Glyceryl Guaiacolate.
Efek samping : Jarang terjadi yaitu : mual,
mengantuk.
Dosis :
- Dewasa : 2-4 tablet setiap 4 jam maksimum 24 tablet
sehari.
- Anak 6-12 tahun : 1-2 tablet setiap 4 jam maksimum
12 tablet sehari.
39
- Anak 2-6 tahun : 1/2-1 tablet setiap 4 jam maksimum
6 tablet sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
2. Nama Obat : Cholorpheniramini Maleas
Indikasi : CTM merupakan antihistamin yang banyak
digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi
misalnya : alergi rhinitis, alergi konjungtivitas, urticaria
(gatal-gatal, biduran), gatal-gatal karena gigitan
serangga, alergi eksema & alergi dermatitis.
Komposisi:Tiap tablet mengandung:
Chlorpheniramini maleas 4 mg
Dosis :
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Efek Samping : Kadang- kadang menyebabkan rasa
ngantuk
3. Nama Obat : Paracetamol
Komposisi :
Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung
Parasetamol 500 mg.
Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 125 mg.
40
Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok
takar) mengandung Parasetamol 160 mg.
Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1
sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.
Indikasi :
Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri
otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma
ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai
penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya
bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam
(menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati
penyebab demam itu sendiri.
Dosis :
Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali
sehari.
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan
kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap
Paracetamol.
Penderita gangguan fungsi hati berat.
Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan
fungsi hati.
Interaksi Obat : Paracetamol diduga menaikan aktifitas
koagulan dari kumarina.
41
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pagesangan selama 3 minggu
kami dapat menyimpulkan :
1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan keterampilan lain sebagai
tenaga kesehatan baik secara teknis ataupun fungsional.
2. Mahasiswa dapat beradaptasi langsung pada iklim kerja kefarmasiaan
sebenarnya, khususnya di puskesmas.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan melaksanakan peran , fungsi dan
kompetensi ahli madya farmasiyaitu pelayanan kefarmasian.
4. Mahasiswa dapat diajarkan untuk kritis terhadap suatu masalah dan
pemecahannya.
B. Saran
Area penyerahan obat kepada pasien agar lebih leluasa, agar pasien
dapat lebih jelas dengan pelayanan obatnya.
42
DAFTAR PUSTAKA.
1. Anonim, 2011. BUKU PROFIL Puskesmas Pagesangan 2010, Mataram.
2. Anonim. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.
3. Anonim. 2009. Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat
Puskesmas. Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTB & JICA : NTB.
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat
43