praktek puskesmas

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Definisi sehat menurut badan kesehatan dunia WHO (Word Healt Oganization) adalah suatu keadaan sejahtera baik jasmani maupun rohani yang bebas dari gangguan fisik , sosial, maupun psikis dan mampu menjalankan fungsi dirinya sebagai bagian dari fungsi sosial kemasyarakatan.Selain itu menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi dan sosial (Buku Profil Puskesmas). 1

Upload: mataram-indonesia

Post on 15-Jan-2017

1.004 views

Category:

Internet


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: praktek Puskesmas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Definisi sehat

menurut badan kesehatan dunia WHO (Word Healt Oganization) adalah

suatu keadaan sejahtera baik jasmani maupun rohani yang bebas dari

gangguan fisik , sosial, maupun psikis dan mampu menjalankan fungsi

dirinya sebagai bagian dari fungsi sosial kemasyarakatan.Selain itu

menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

menyatakan kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomi

dan sosial (Buku Profil Puskesmas).

Kesehatan adalah kondisi yang sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. setiapmanusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat

karena nilai kesehatan sangat penting. Upaya kesehatan yang smula di titik

beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsu-angsur

berkembang kearah keterpaduanupaya kesehatan yang menyeluruh .oleh

karena itu ,pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan

kesehatan (prootif), pencegah penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

1

Page 2: praktek Puskesmas

(keratif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu, berkesi nambungan serta dilaksanakan bersama

antara pemerintah dan masyarakat. (PP No.25 Th 1980 dan pemerkes

no.922/menkes/per/X/1993).

Menurut Depkes (1991), puskesmas merupakan suatu kesatuan

organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat yang juga

membina peran masyarakat disamping memberikan pelayanankesehatan

serta menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas mempunyai

wewenang dantanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan asyarakat

dalam wilayah kerjanya.

Diploma Kesehatan farmasi adaah penyelenggaraan pendidikan

guna menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan, khususnya di bidang

farmasi .Untuk menghasilkan tenanga farmasi tingkat diploma,maka

penyelenggara pendidikan terutama proses mengajar perlu ditingkatkan

secara terus-menerus baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu upaya

yang dilakuakn dia antaranya dengan memberikan pengalaman kerja

kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebul peraktek kerja

lapangan (PKL).

Bahwa keterampilan yanng secara intensif diberikan dilaboratotum

kampus hanyalah keterampilan dasar umum bekerja dilaboratorium

Farmasi yaitu keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat-

2

Page 3: praktek Puskesmas

alat kesehatan dengan jumlah yang terbatas. Keterampilan lain misalnya

pengendalianobat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai

tenaga kesehatan yang lain dan pemecahan masalah yang terjadi

dilapangan tidak diberikan secara khusus. Untuk itu Peraktek Belajar

Lapangan merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan kemampuan

dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan .

Peraktek Kerja Lapangan merpakan sarana pengenalan lapangan

kerja bagi peserta didik. Dengan mengikuti PBF, peserta didik dapat

melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang

ada di masyarakat. Disisi lain PBL dapat digunakan sebagai sarana

informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan,sehingga pendidikan

kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Tenaga Tehnis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu

apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana

farmasi (Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009).

Beragamnya tugas dan tanggung jawab seorang asisten apoteker

melatar belakangi dilaksanakan peraktek kerja farmasi (PKL). Propesi

seorang asisten apoteker dipuskesmas dimana diharapkan para calon

asisten apoteker dapat memahami dan tanggung jawab dengan baik dan

benar dimasayang akan datang, sesuai dnganperaturan yang berlaku.

3

Page 4: praktek Puskesmas

B. Tujuan

Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami mempunyai

dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :

a. Tujuan Umum

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu agar mahasiswa

peserta praktek mendapatkan gambaran tentang aspek yang berkaitan

dengan Sistem Pelayanan Kefarmasian.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui persediaan sarana dan prasarana di

Rumah Sakit/Puskesmas.

2. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan

farmasi di Rumah Sakit/Puskesmas.

3. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan

informasi obat.

C. Manfaat

1. Memahami sistem pelayanan kefarmasian.

2. Menghasilkan tenaga farmasi yang Profesional.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Memahami peran dan fungsi Farmasis di puskesmas.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini meliputi

semua unit pelayanan, dimana fungsi farmasis diaplikasikan diantaranya

meliputi unit kerja farmasis di Puskesmas dan Rumah Sakit

4

Page 5: praktek Puskesmas

BAB II

GAMBARAN UMUM

PUSKESMAS PAGESANGAN

A. Keadaan Wilayah

Puskesmas pagesangan merupakan salah satu puskesmas yang

ada di Wilayah Kecamatan Mataram, dan semua wilayahnya adalah

daratan yang bisa di jangkau oleh kendaraan.

Puskesmas pagesangan pada tahun 2012 ini wilayah kerjanya

meliputi 5 kelurahan (46 lingkungan) yang memiliki luas wilayah

seluruhnya 9,2 km2 yang terdiri dari :

1. Kelurahan Pagesangan Barat : 6 lingkungan

2. Kelurahan Pagesangan : 7 lingkungan

3. Kelurahan Pagesangan Timur : 7 lingkungan

4. Kelurahan Mataram Timur : 4 lingkungan

5. Kelurahan Pejanggik : 7 lingkungan

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Mataram Barat

2. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Karang

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Karang Pule dan

Pagutan

4. Sebelah Timur : Kelurahan Cakra Barat

5

Page 6: praktek Puskesmas

Letak puskesmas pagesangan dari RSUD Provinsi kesebelah

selatan ± 1 km dan dengan RSU Kota Mataram berjarak ± 1 km ke sebelah

barat dengan kondisi jalan yang bagus. Luas bangunan kantor 1.584 m2.

B. Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

peningkatan kemampuan untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

C. Visi dan Misi Puskesmas Pagesangan

Visi

“Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri menuju Indonesia sehat”

Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada setiap

orang.

b. Membina masyarakat berperilaku hidup sehat secara mandiri.

c. Memotivasi masyarakat untuk bertanggung jawab pada keluarga

dan lingkungannya.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

6

Page 7: praktek Puskesmas

D. KETENAGAAN

Adapun jenis dan jumlah ketenagaan yang ada untuk melaksanakan

pelayanan di Puskesmas Pagesangan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Ketenagaan menurut jenis dan jumlah tenaga di Puskesmas

Pagesangan.

No. Jenis Tenaga Jumlah* (org)

1 Dokter Umum 1

2 Dokter Gigi -

3 Bidan Puskasmas 4

4 Bidan Desa 2

5 Sanitarian 3

6 Ahli Gizi 3

7 Perawat 8

8 Perawat Gigi 2

9 AA Apoteker 2

10 Analis/Laborat 4

11 Adm Umum 1

12 Keuangan 1

Data 2012-213

*) Jumlah tenaga adalah pegawai yang berstatus PNS

7

Page 8: praktek Puskesmas

E. Perbekalan Farmasi Puskesmas Pagesangan

Di Puskesmas unit yang menunjang pengelolaan perbekalan

farmasi adalah Apotek dan Gudang Obat Puskesmas Pagesangan.

1. Apotek

a. Apotek mempunyai tugas, antara lain:

1. Menerima dan melayani resep.

2. Memberikan informasi yang jelas dan tepat mengenai

penggunaan obat kepada pasien.

3. Melakukan pengarsipan resep setiap hari kemudian bulan yang

bertujuan untuk memudahkan pencarian bila sewaktu-waktu

ada permintaan atau pemeriksaan.

4. Melakukan pelaporan penggunaan dan permintaan obat yang

diserahkan ke gudang obat.

b. Kegiatan yang dikelola di Apotek Puskesmas Pagesangan adalah

sebagai berikut:

1. Batasan

Apotek puskesmas melayani:

- Masyarakat umum

- ASKES (Asuransi Kesehatan)

- JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

2. Prosedur Pelayanan Resep di Apotek

Tujuan pelayanan resep adalah pasien mendapat obat

sesuai dengan resep dokter dan mendapatkan informasi obat

mengenai cara penggunaan, cara penyimpanan, serta aturan

minum obat tersebut.

Penerimaan Resep, meliputi :

1. Menerima resep pasien,

2. Periksa kelengkapan resep meliputi : Nama penulis resep,

Tanggal resep, Nama pasien, Usia dan atau BB pasien,

Alamat pasien, No. Hp/Telepon untuk pasien penyakit

8

Page 9: praktek Puskesmas

kronis, Kode penyakit, Nama dan Jumlah obat, Aturan

pakai, bentuk sediaan.

3. Periksa kesesuaian Farmasetik : Bentuk sediaan, Dosis,

Indikasi, Stabilitas, Cara dan Lama penggunaan obat.

4. Periksa kesesuaian antara kode penyakit dengan obat yang

diberikan,

5. Jika no. 1/3 lengkap tidak lengkap dan belum sesuai,

Konfirmasi ke penulis resep.

6. Jika no. 1/3 lengkap dan benar, Resep diberi nomor dan

disiapkan.

Penyiapan Obat, meliputi :

1. Mengambil obat menggunakansendok dengan jumlah

yang sesuai resep (perhatikan fisik obat, pastikan tidak

ada obat yang rusak atau kadaluarsa), menutup kembali

wadah obat seperti semula,

2. Jika sediaan racikan, lakukan peracikan sesuai

permintaan resep, jika sediaan tunggal langsung ke

protap no. 3,

3. Masukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah

untuk obat dengan item berbeda,

4. Beri etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk

obat luar,

5. Untuk sediaan cair berbentuk suspensi atau emulsi

berikan etiket yang berlabel kocok dahulu.

6. Penyerahan Obat, meliputi :

1. Memeriksa apakah obat yang diserahkan sesuai resep,

nama pasien, aturan pakai dan jumlah obat.

2. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien

atau keluarga pasien.

9

Page 10: praktek Puskesmas

3. Jika sesuai, berikan kepada pasien dengan informasi

pemakaian obat, lakukan dengan cara baik, sopan dan

suara yang jelas.

4. Meminta pasien untuk mengulangi cara menggunaan

obat

5. Memisahkan resep berdasarkan kepersertaan pasien

(umum,jamkesmas, dan askes).

3. Sistem Administrasi di Apotek

Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di

Apotek, perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:

a. Administrasi Umum

Pencatatan, pengarsipan, pelaporan dan permintaan obat ke

apotek, dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

menghitung sisa obat untuk akhir bulan.

b. Administrasi Pelayanan

Melakukan pengarsipan resep harian dan bulanan

dipisahkan berdasarkan jenis pelayanannya.

2. Gudang Farmasi Puskesmas

a. Gudang farmasi mempunyai tugas, antara lain:

1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi.

2. Mengajukan permintaan perbekalan farmasi kepada GFK yang

telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

3. Penerimaan perbekalan farmasi.

4. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan standar yang

berlaku,

5. Penyaluran perbekalan farmasi.

6. Melaksanakan pencatatan perbekalan farmasi.

7. Melaksanakan pelaporan pemakaian perbekalan farmasi setiap

bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.

8. Melaksanakan pengahapusan perbekalan farmasi dan resep.

10

Page 11: praktek Puskesmas

9. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan

farmasi serta kasus penyakit dengan baik dan akurat.

10. Melaporkan dan mengirm kembali semua jenis obat rusak atau

kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehata Kota Mataram.

11. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan farmasi yang hilang

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram.

b. Kegiatan yang dikelola gudang farmasi adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan

perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam

rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan dari

perencanaan adalah untuk mendapatkan:

a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan

yang mendekati kebutuhan,

b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

2. Permintaan

Tujuan permintaan untuk memenuhi kebutuhan obat

masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan

penyakit yang ada di wilayah kerjanya.

3. Penerimaan

Penerimaan obat adalah suatu kegiatan dalam

menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola

yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya. Tujuan

penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh

puskesmas.

4. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan

terhadap obat-obatan yang diterima agar aman atau tidak

hilang, terhindar dari kerusakan fisik atau kimia dan mutunya

11

Page 12: praktek Puskesmas

tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang

tersedia diunit pelayanan kesehatan mutunya dapat

dipertahankan.

5. Distribusi

Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan

penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi

kebutuhan sub-sub unit pelayananan.

Tujuan penyaluran adalah untuk memenuhi kebutuhan obat

sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja

puskesmas dengan jenis, jumlah dan tepat waktu serta mutu

terjamin.

Obat-obat tersebut didistribusikan ke sub unit antara lain:

a. Sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas

seperti apotek, laboratorium, poliklinik umum, poliklinik

gigi, KIA, MTBS.

b. Puskesmas pembantu.

c. Klinik Pasar pagesangan.

d. Posyandu.

e. Polindes.

f. Poskesdes.

6. Pengendalian

Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk

memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai

dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga

tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di

unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuan dilakukannya

pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan

kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

Pengendalian obat terdiri dari:

a. Pengendalian persediaan

12

Page 13: praktek Puskesmas

Untuk melakukan pengendalian persediaan

diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok

pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.Sedangkan untuk

mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok

yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau

kalau dimungkinkan.

b. Pengendalian penggunaan

Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk

menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan

efisiensi pemanfaatan dana obat, Pengendalian

penggunaan meliputi:

1. Prosentase penggunaan antibiotik,

2. Prosentase penggunaan injeksi,

3. Prosentase rata-rata jumlah R/,

4. Prosentase penggunaa obat generik,

5. Kesesuaian dengan pedoman.

c. Penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluarsa

1. Penanganan obat hilang

Bertujuan sebagai bukti pertanggung jawaban

Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat

saat itu. Untuk menangani kejadian obat hilang ini,

perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian

obat hilang segera menyusun daftar jenis dan

jumlah obat hilang, serta melaporkan kepada

Kepala Puskesmas. Daftar obat hilang tersebut

nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari

Berita Acara obat hilang yang diterbitkan oleh

Kepala Puskesmas,

13

Page 14: praktek Puskesmas

b. Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan

memastikan kejadian tersebut, serta menerbitkan

Berita Acara Obat Hilang

c. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan

kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara Obat Hilang

bersangkutan,

d. Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis

dan jumlah obat yang hilang tersebut pada masing-

masing kartu stok,

e. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan

tidak lagi mencukupi kebutuhan pelayanannya,

segera dipersiapkan LPLPO untuk mengajukan

tambahan obat,

f. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka

dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat

berita acara.

2. Penanganan obat rusak/kadaluarsa

Bertujuan melindungi pasien dari efek samping

penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Langkah-langkah

yang dilakukan jika petugas pengelola obat

menemukan obat yang tidak layak

pakai/rusak/kadaluarsa:

a. Petugas kamar obat, kamar suntik, atau unit

pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan

dan mengirimkan kembali obat kepada Kepala

Puskesmas melalui petugas gudang obat

Puskesmas,

b. Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan

mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika

memang ditemukan obat tidak layak pakai maka

14

Page 15: praktek Puskesmas

harus segera dikurangkan dari catatan sisa stok

pada masing-masing kartu stok yang dikelolanya.

Petugas kemudian melaporkan kepada Kepala

Puskesmas,

c. Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan

mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

7. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas

merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan

obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,

disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan

atau unit pelayanan lainnya.

Adapun sarana yang digunakan untuk pencatatan dan

pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO (Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dan kartu stok.

15

Page 16: praktek Puskesmas

PASIEN

LOKET

KONSELING

POLI UMUM

KIAAPOTEK

KB

PULANG

POLI GIGI

LABORATORIUM

POLIKLINIK

F. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan

Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Pagesangan

16

Page 17: praktek Puskesmas

Kepala Puskesmasdr. Lindawati

Jabatan Fungsional

Sub.Bag. Tata Usaha

Urusan Pelayanan Kesehatan

Urusan Kesehatan Keluarga dan Masyarakat

Urusan Pencegahan Pemberantasan

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

BAB III

URAIAN DAN HASIL KEGIATAN

A. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur Organisasi

Puskesmas Pagesangan

Gambar 2. Skema Struktur Organisasi Puskesmas

17

Page 18: praktek Puskesmas

B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

1) Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan

perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

a. Tujuan dari perencanaan adalah :

1. Untuk mencukupi kebutuhan obat puskesmas,

2. Mendapatkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan

yang mendekati kebutuhan,

3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional,

4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

b. Cara perencanaan obat meliputi :

1. Konsumsi

Didasarkan atas analisa data konsumsi periode sebelumnya,

2. Epidemiologi

Didasarkan atas analisis prevalensi penyakit khususnya yang

diderita masyarakat setempat,

3. Kombinasi

Perpaduan antara konsumsi dan epidemiologi.

18

Page 19: praktek Puskesmas

LPLPO Sub Unit

Puskesmas LPLPO Puskesmas

DIKESGFK Kota

c. Alur perencanaan obat puskesmas pagesangan

Gambar 3. Alur Perencanaan Obat Puskesmas Pagesangan

2) Permintaan

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di

masing-masing pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang

ada di wilayah kerjanya.

a. Kegiatan Permintaan

1. Permintaan Rutin

Dilakukan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas kesehatan

kota untuk masing-masing puskesmas.

2. Permintaan Khusus

Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan

meningkat, menghindari kekosongan, penanganan kejadian

luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa.

3. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir

laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO).

19

Page 20: praktek Puskesmas

SO = SK + WK + WT + SP

Permintaan = SO - SS

4. Permintaan obat ditujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota

dan selanjutnya diproses oleh Unit Pengelola Obat Publik dan

Prbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).

5. Menentukan Jumlah Permintaan Obat

Adapun data-data yang diperlukan yaitu :

a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.

b. Jumlah kunjungan resep.

c. Data penyakit.

6. Frekuwensi distribusi obat oleh Unit Pengelola Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).

Adapun sumber data yang digunakan :

a. LPLPO.

b. LB1 (Laporan Bulanan 1).

7. Cara Menghitung Kebutuhan Obat

Jumlah untuk periode yang akan dating diperkirakan

sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya.

Keterangan :

a. SO : Stok Optimumb. SK : Stok Kerjac. WK : Waktu Kosong Obatd. WT : Waktu Tunggue. SP : Stok Penyanggaf. SS : Sisa Stok

20

Page 21: praktek Puskesmas

Stok Kerja: Pemakaian rata-rata per periode

distribusi.

Waktu Kosong: Lamanya kekosongan obat

dihitung dalam hari.

Waktu Tunggu: Waktu tunggu, dihitung mulai dari

permintaan obat oleh puskesmas sampai dengan

penerimaan obat di puskesmas.

Stok Penyangga:Persediaan obat untuk

mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan,

keterlambatan kedatangan obat, pemakaian.

Besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan

antara puskesmas dan unit Pengelola Obat dan

Perbekalan Kesehatan di Kota (UPOPPK).

Sisa stok: Sisa obat yang masih terseda di

puskesmas pada akhir periode distribusi.

Contoh perhitungan stok optimum dan

permintaan obat :

Rata-rata pemakaian CTM (Chloram Phenilamin

Maleat) dalam 1 bulan :

21

Page 22: praktek Puskesmas

Rata-rata 1 bulan (Stok Kerja) = 1000 Tablet

Waktu Kosong = 0 Hari

Waktu Tunggu = 5 Hari

Stok Penyangga = 50%

Sisa Stok = 1100 Tablet

Maka stok optimum (SO) adalah

SO = SK + WK + WT + SP

= 1000 + 0 + (5x40) + 50%

= 1000 + 200 + 50%

= 1200 + 50%

= 1200 + 600

SO = 1800

Permintaan = SO - SS

= 1800 – 1100

= 700

3) Penerimaan

Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-

obatan yang di serahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada

unit pengelola di bawahnya.

Tujuannya agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Setiap

penyerahan obat oleh Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan di Kota (UPOPPK) kepada puskesmas dilaksanakan setelah

22

Page 23: praktek Puskesmas

mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota atau pejabat

yang diberi wewenang.

Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan

terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti,

jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen

(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui oleh

Kepala Puskesmas.

Jika terdapat kekurangan, penerimaan obat wajib menuliskan

jenis obat yang kurang (rusak, jumlah yang kurang, dll). Setiap

penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan

obat dan kartu stok.

4) Penyimpanan

Penyimpana adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap

obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari

kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit

Pelayanan Kesehatan mutunya dapat dipertahankan.

a. Pengaturan Penyimpanan Obat :

1. Obat disusun secara alfabetis.

2. Obat di rotasi dengan sistem First in First Out (FIFO) dan First

Expired First Out (FEFO).

3. Obat disimpan pada rak.

4. Obat yang disimpan diatas lantai harus di letakkan di atas palet.

23

Page 24: praktek Puskesmas

5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.

6. Cairan dipisahkan dari padatan.

7. Sera, vaksin, suppositoria di simpan dalam lemari pendingin.

b. Kondisi Penyimpanan :

1. Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak

tertutup sehingga mempercepat kerusakan.

2. Sinar Matahari

Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena

pengaruh sinar matahari.

3. Temperatur/Panas

Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitive

terhadap pengaruh panas dan dapat meleleh. Oleh karena itu

hindarkan obat dari udara panas.

c. Tata Cara Penyimpanan dan Penyusunan Obat :

1. Pengaturan penyimpanan obat

Pengaturan obat di kelompokkan berdasarkan bentuk sediaan

dan di susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya,

2. Penerapan sistem FIFO dan FEFO

Penyusunan di lakukan dengan sistem Firs In First Out (FIFO)

untuk masing-masing obat, artinya obat yang dating pertama

kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang

kemudian, da First Expired First Out (FEFO) untuk masing-

24

Page 25: praktek Puskesmas

masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus

dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian.

Hal ini sangat penting karena :

a. Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekutannya atau

potensinya berkurang.

b. Beberapa obat seperti antibiotic memiliki batas waktu

pemakaian, artinya batas waktu dimana obat mulai

berkurang efektivitasnya.

3. Obat yang sudah di terima

Di susun sesuai dengan pengelompokan untuk memudahkan

pencarian, pengawasn, dan pengendalian stok obat.

4. Pemindahan

Harus hati-hati agar obat tidak pecah/rusak

5. Golongan antibiotic

Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari

cahaya matahari, disimpan di tempat yang kering.

6. Vaksin dan serum

Harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya

dan disimpan dalam lemari es. Kartu temperature yang terdapat

dalam lemari esharus selalu diisi.

7. Obat injeksi

Disimpan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari.

8. Bentuk dragee (tablet salut)

25

Page 26: praktek Puskesmas

Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan pengambilannya

menggunakan sendok.

9. Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa

Supaya waktu kadaluarsanya dituliskan pada doos luar

menggunakan spidol,

10. Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus Seperti

lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan

lain sebaganya.

11. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.

12. Kondisi penyimpanan beberapa obat :

a. Beri tanda/kode pada wadah obat.

b. Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa

pakainya pada tahun tersebut.

c. Jangan menyimpan vaksin lebih dari satu bulan di unit

pelayanan kesehatan (puskesmas).

5) Pendistribusian

Tujuan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan obat sub

unit pelayanan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis,

jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin.

Kegiatan pendistribusian meliputi :

a. Menentukan frekuensi distribusi :

1. Jarak sub unnnittt pelayanan,

26

Page 27: praktek Puskesmas

DIKES

GFK

PUSKESMAS

SUB UNIT

POLIPUSTU

POSYANDU

PASIEN

KLINIK PASAR

POLINDES

APOTEK

POSKESDES

KIA/KB

2. Biaya distribusi yang tersedia.

b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang di berikan :

1. Pemakaian rata-rata, sisa stok,

2. Pola penyakit dan jumlah kunjungan.

c. Melaksanakan penyerahan obat :

1. LPLPO (pustu,polindes/poskesdes),

2. Format lain,

3. Puskesmas yang menyerahkan,

4. Sub unit yang mengambil.

Alur Distribusi Obat

Gambar 4. Alur Distribusi Obat ke Pasien

27

Page 28: praktek Puskesmas

6) Pengendalian

Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan

kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian

terdiri dari :

a. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk

memastikan tercapainya sasaran yang diininkan sesuai dengan

strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi

kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan

kesehatan dasar.

Rumus pengendalian persediaan obat :

Keterangan :

Q : jumlah obat yang di pesan

SK : stok kerja

SP : stok pengaman

WT : waktu tunggu (lead time)

D : pemakaian rata-rata perminggu/perbulan

SS : sisa stok

28

Q = SK + SP + (WT x D) - SS

Page 29: praktek Puskesmas

b. Pengendalian Penggunaan

Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga

kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan

dana obat. Pengendalian penggunaan obat meliputi :

Prosentase penggunaan antibiotik,

Prosentase penggunaan injeksi,

Prosentase rata-rata jumlah resep,

Prosentase penggunaan obat generik,

Kesesuaian dengan pedoman.

7) Penghapusan

a. Penanganan Obat Rusak/Kadaluarsa

Jika petugas obat menemukan obat yang tidak layak pakai

(karena rusak/kadaluarsa), maka perlu di lakukan langkah-langkah:

1. Petugas kamar obat (Apotek), kamar suntik atau unit

pelayanan kesehatan lainnya segera melaporkan dan

mengirimkan kembali obat tersebut kepada kepala puskesmas

melalui gudang obat pskesmas.

2. Petugas gudang obat puskesmas menerima dan mengumpulkan

obat rusak dalam gudang. Jika memang di temukan obat yang

tidak layak pakai maka harus segera di kurangkan dari catatan

sisa stok pada masing-masing kartu stok yang di kelolanya.

29

Page 30: praktek Puskesmas

3. Kepala puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan

kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kota untuk kemudian di buatkan berita acara sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b. Pemusnahan Resep

Untuk acara pemusnahan resep dilakukan di puskesmas,

setelah resep di musnahkan kemudian di buatkan berita acara dan

kemudian di serahkan ke Dinas Kesehatan Kota. Resep di

musnahkan dalam 3(tiga) tahun sekali.

8) Pencatatan dan Pelaporan

a. Pencatatan

Tujuan pencatatan dan pelaporan :

1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah di lakukan,

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian,

3. Sumber data untuk perencanaan kebutuhan,

4. Sumber data untuk pembuatan LPLPO.

Pencatatan dan pelaporan data puskesmas merupakan

rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara

tertib, baik obat-obatan yang di terima, di simpan, di distribusikan, dan

di gunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

30

Page 31: praktek Puskesmas

LPLPO di manfaatkan untuk analisis penggunaan,

perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan

pengelola obat.

Penyelenggaraan Pencatatan :

1. Di gudang puskesmas.

2. Di kamar obat (apotek).

3. Di puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan tempat

perawatan serta di ruang pertolongan gawat darurat.

b. Pelaporan

1. Alur Pelaporan

Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO

sub unit dan puskesmas induk, LPLPO di buat 3(tiga) rangkap,

yaitu :

a. Dua rangkap di berikan ke Dikes Kota melalui UPOPPK,

untuk diisi jumlah yang di serahkan. Setelah di tanda

tangani di sertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap

lainnya di simpan di UPOPPK,

b. Satu rangkap untuk arsip puskesmas.

2. Periode Pelaporan

Pelaporan dilakukan secara periode, setiap awal bulan.

Untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan

LPLPO dikirim setiap awal bulan, begitu juga untuk

puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap triwulan.

31

Page 32: praktek Puskesmas

Pelaporan yang ada di puskesmas pagesangan meliputi :

a. Laporan pemakaian dan Lembar permintaan Obat (LPLPO).

b. Laporan pemakaian obat secara Rasional (POSR).

c. Laporan pemakaian Obat Generik.

d. Laporan pemakaian obat Narkotika/Psikotropika.

9) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evalualuasi dilakukan terhadap instalasi

gudang obat puskesmas dan apotek, agar laporan sesuai dengan

keadaan sebenarnya.

10) Pelayanan Informasi Obat

Memberikan informasi tentang Nama obat dan kegunaannya ,

aturan pakai, efek samping/kontra indikasi/interkasi obat, peringatan

dan pesan kepada pasien agar tidak terjadi penyalahgunaan obat.

Adapun contoh Pelayanan Informasi Obat :

Nama obat : Asam Mefenamat

Indikasi :Analgesik (menghilangkan rasa nyeri ringan

sampai sedang) dan antiinflamasi.

Aturan pakai : Dosis analgesk dan anti inflamasi 250 – 500 mg,

Dosis maksimal 1500 mg.

32

Page 33: praktek Puskesmas

Efek samping :Gangguan lambung, dosis diatas 2000 mg perhari

mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah putih

dan kekurangan sel darah merah.

Kontra indikasi : Tukak lambung aktif, hipersensitif terhadap asam

mefenamat,gangguan ginjal dan hati,

Hati-hati pemakaian pada penderita asma,

Tidak digunakan pada wanita yang menyusui.

Interaksi obat :Hati-hati pada pemakaian bersamaandengan obat

antiinflamasi non steroid lainnya dan obat-obat

golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).

Cara pemakaian :Obat diminum sesuai aturan pakai pada etiket dan

hentikan pemakaian jika sudah tidak merasa sakit

(diminum jika merasa sakit),

Obat diminum sesudah makan (bersama makan),

Diminum dengan segelas air putih.

Peringatan :Menanyakan kepada pasien apakah sudah memberitahu

dokter apabila sedang menyusui atau ada penyakit lain

yang diderita seperti tukak lambung aktif, asma,

gangguan ginjal dan hati,

Pemakaian tidak boleh lebih dari 7 hari,

Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 14

tahun,

33

Page 34: praktek Puskesmas

Jika terjadi diare atau rash (kemerahan pada kulit)

pengobatan harus dihentikan,

Hati-hati pada pemakaian bersamaan dengan obat

antiinflamasi, non steroid lainnya dan obat-obat

golongan fenilbutazon (ibuprofen, Na.diklofenak).

Penyimpanan :Obat ini disimpan dalam wadah tertutup rapat, pada

suhu kamar, terlindung dari cahaya dan jauhkan dari

jangkauan anak-anak.

34

Page 35: praktek Puskesmas

BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesma pagesangan melayani 4 jenis yaitu: Resep Askes, Resep Jamkesmas, Resep Gratis dan Resep Bayar uraiyan dari beberapa jenis Resep tersebut sebagai berikut:

1. Resep 1

a. Diagnosis : Tidak di tuliskan

b. Keabsahan Resep

Tidak ada paraf dokter

Tidak ada diagnosis

Resep di anggap sah karena obat yang di dalam resep tersebut

bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.

35

Page 36: praktek Puskesmas

c. Kesesuaian Farmasetis

Setelah ditanyakan kepada penulis Resep dan dilihat dari segi

farmasetisnya Obat tersebut dapat diberikan setelah melalui

beberapa pertimbangan.

d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat

Obat diberikan kepada pasien dengan memberikan informasi Obat

yaitu untuk obat Amoxicilin diminum 3 X Sehari 1 Tablet (setiap

8 Jam) dan dihabiskan, Parasetamol diminum 3 X sehari 1 tablet

setiap 8 jam bila sakit.

e. Informasi Obat

1. Nama Obat : Amoxicilin

Indikasi : Antibiotic yang digunakan untuk infeksi yang

disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.

Dosis : 3 X 500 mg (tiap 8 jam) Selama 3 hari.

Kontra Indikasi :Anak-anak dengan peneumonia harus di

bawah pengawasan dokter (setelah memulai pengobatan).

Efek Samping :

Bila alergi, timbul ruam kemerahan, eritema, dan gatal-

gatal.

Kadang-kadang timbul pusing, mual, muntah, diare.

2. Nama Obat : Paracetamol

Komposisi :Paracetamol Tablet : Setiap tablet

mengandung Parasetamol 500 mg.

36

Page 37: praktek Puskesmas

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok

takar) mengandung Parasetamol 125 mg.

Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok

takar) mengandung Parasetamol 160 mg.

Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1

sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.

Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit

kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor,

nyeri trauma ringan.

Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai

penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat

simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan

suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu

sendiri.

Dosis :Dewasa dan anak  di atas 12 tahun : 1

tablet, 3 – 4 kali sehari.

Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan

kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.

Penderita gangguan fungsi hati berat.

Efek samping :Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi

hati.

37

Page 38: praktek Puskesmas

Interaksi Obat:Paracetamol diduga menaikan aktifitas

koagulan dari kumarina.

2. Resep 2

a. Diagnosis : Tidak di tuliskan

b. Keabsahan Resep

Tidak ada paraf dokter

Tidak ada diagnosis

Resep di anggap absah karena obat yang di dalam resep

tersebut bukan golongan Obat Narkotika Psikotropika.

38

Page 39: praktek Puskesmas

c. Kesesuaian Farmasetis

Obat dapat diberikan bersamaan karena tidak terdapat interaksi

antara obat tersebut.

d. Penyerahan dan Pelayanan Informasi Obat

Obat diserahkan kepada pasien dengan memberikan informasi,

untuk obat

GG diminum 3X sehari 1 tablet atau diminum tiap 8 jam sekali

sesudah makan, CTM diminum 3X sehari 1 tablet sesudah

makan, PCT diminum 3X sehari 1 tablet sesudah makan bila

demam atau nyeri.

e. Pembahasan resep

1. Nama Obat : Glyceryl Guaiacolate

Indikasi : Meredakan batuk berdahak (sebagai

ekspektoran)

Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif

terhadap Glyceryl Guaiacolate.

Efek samping : Jarang terjadi yaitu : mual,

mengantuk.

Dosis :

- Dewasa : 2-4 tablet setiap 4 jam maksimum 24 tablet

sehari.

- Anak 6-12 tahun : 1-2 tablet setiap 4 jam maksimum

12 tablet sehari.

39

Page 40: praktek Puskesmas

- Anak 2-6 tahun : 1/2-1 tablet setiap 4 jam maksimum

6 tablet sehari.

Atau menurut petunjuk dokter.

2. Nama Obat : Cholorpheniramini Maleas

Indikasi : CTM merupakan antihistamin yang banyak

digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi

misalnya : alergi rhinitis, alergi konjungtivitas, urticaria

(gatal-gatal, biduran), gatal-gatal karena gigitan

serangga, alergi eksema & alergi dermatitis.

Komposisi:Tiap tablet mengandung:

Chlorpheniramini maleas 4 mg

Dosis :

Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.

Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.

Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.

Efek Samping : Kadang- kadang menyebabkan rasa

ngantuk

3. Nama Obat : Paracetamol

Komposisi :

Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung

Parasetamol 500 mg.

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok

takar) mengandung Parasetamol 125 mg.

40

Page 41: praktek Puskesmas

Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok

takar) mengandung Parasetamol 160 mg.

Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1

sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.

Indikasi :

Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri

otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma

ringan.

Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai

penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya

bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam

(menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati

penyebab demam itu sendiri.

Dosis :

Dewasa dan anak  di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali

sehari.

Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Kontra Indikasi :Parasetamol jangan diberikan

kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap

Paracetamol.

Penderita gangguan fungsi hati berat.

Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan

fungsi hati.

Interaksi Obat : Paracetamol diduga menaikan aktifitas

koagulan dari kumarina.

41

Page 42: praktek Puskesmas

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pagesangan selama 3 minggu

kami dapat menyimpulkan :

1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan keterampilan lain sebagai

tenaga kesehatan baik secara teknis ataupun fungsional.

2. Mahasiswa dapat beradaptasi langsung pada iklim kerja kefarmasiaan

sebenarnya, khususnya di puskesmas.

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan melaksanakan peran , fungsi dan

kompetensi ahli madya farmasiyaitu pelayanan kefarmasian.

4. Mahasiswa dapat diajarkan untuk kritis terhadap suatu masalah dan

pemecahannya.

B. Saran

Area penyerahan obat kepada pasien agar lebih leluasa, agar pasien

dapat lebih jelas dengan pelayanan obatnya.

42

Page 43: praktek Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA.

1. Anonim, 2011. BUKU PROFIL Puskesmas Pagesangan 2010, Mataram.

2. Anonim. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.

3. Anonim. 2009. Protap Pelayanan Kefarmasian Di Kamar Obat

Puskesmas. Kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTB & JICA : NTB.

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat

43