prakt pk endokrin 08,09 vita
TRANSCRIPT
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
BLOK ENDOKRIN METABOLISME
Penyusun : TIM PK
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIKJURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO2010
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan
2. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Mahasiswa wajib memakai jas praktikum.
4. Mahasiswa wajib membawa kartu praktikum.
5. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir praktikum setiap kali mengikuti kegiatan
praktikum
6. Sebelum praktikum dimulai dilakukan pretest, yang tidak lulus pretes diberi
kesempatan belajar 15 menit kemudian pre test ulang.
7. Praktikum dilaksanakan dengan tertib dan sungguh-sungguh.
8. Mahasiwa wajib mengikuti praktikum dengan tertib, dilarang merokok bersendau
gurau, tidak berbicara diluar konteks mata acara praktikum yang sedang
berlangsung dan atau melakukan kegiatan/perilaku yang dapat mengganggu
kegiatan praktikum
9. Di dalam ruang praktikum, mahasiswa wajib bekerja dengan hati-hati untuk
menghindari kecelakaan di dalam ruang praktikum (laboratorium)
10. Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum. apabila memecahkan.
11. Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan disahkan
oleh dosen pembimbing praktikum.
12. Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen praktikum dalam
keadaan bersih dan rapi.
13. Laporan individu dikumpulkan paling lambat satu minggu dari praktikum.
14. Post test dilakukan empat hari setelah praktikum.
15. Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam praktikum wajib memberitahukan
secara tertulis kepada seksi akademik atau ketua blok.
16. Ketidakhadiran dalam praktikum harus disertai dengan alasan yang dapat
diterima. Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam praktikum adalah:
i) Ada anggota keluarga (Bapak, Ibu dan Adik/Kakak) yang meninggal
ii) Sakit, yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Ketua dan seksi
akademik blok HEMATO IMMUNOLOGI berwenang memutuskan apakah
surat keterangan sakit tersebut valid atau tidak
iii) Melaksanakan tugas dari PPD Unsoed, misalnya mewakili PPD Unsoed untuk
lomba karya ilmiah
1. Finger pricks
Tujuan : memperoleh darah dalam jumlah sedikit untuk pemeriksaan yang hasilnya
segera diketahui (pemeriksaan gula darah sewaktu)
Bahan dan alat :
a. larutan antiseptik
b. kapas steril
c. jarum/stilet steril
Lokasi : salah satu bagian volar jari tangan
Prosedur :
a. operator mencuci tangannya sebelum melakukan tindakan
b. ujung distal jari tangan yang akan diambil darahnya di pijat-pijat dengan arah
dari proksimal ke distal sehingga tampak ujung distal jari kemerahan penuh
dengan darah
c. bersihkan ujung distal jari yang akan ditusuk dengan kapas dibasahi larutan
antiseptik.
d. Tusukkan lokasi yang sudah diberikan tersebut dengan ujung jarum steril
secara cepat.darah yang keluar segera ditampung atau diteteskan pada alat
pembaca gula darah digital.
e. Lokasi penusukan jarum segera ditekan dengan kasa steril dibasahi larutan
antiseptik selama kira-kira 1 menit.
f. Pastikan darah tidak keluar lagi dari lokasi penusukan jarum.
2. preparation and examination of urinary sediments :
a. Learning Objectives
1. Menjelaskan cara pemeriksaan glukosa urin dan
interpretasinya
2. Menjelaskan cara pemeriksaan protein urin dan
interpretasinya
b. Alat – Bahan dan cara pemeriksaan
1. Pemeriksaan glukosa urin (reduksi) metode Benedict
- Alat dan bahan :
- tabung reaksi
- pipet tetes
- pemanas
- penjepit tabung
- reagen Benedict
- Cara pemeriksaan :
1. Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi
2. Teteskan 5-8 tetes urin ke dalam tabung tsb
3. Panaskan tabung selama 2 menit sampai perlahan-lahan
mendidih
4. Angkat tabung, baca hasilnya
- Interpretasi hasil :
Negatif - : larutan tetap biru jernih atau sedikit kehijauan
Positif + (1+) : hijau kekuningan dan sedikit keruh ( ~ kadar 0,5 – 1%
glukosa)
Positif ++ (2+) : kuning keruh ( ~ kadar 1 – 1,5% glukosa)
Positif +++ (3+) : jingga/oranye keruh ( ~ kadar 1,5 – 3,5% glukosa)
Positif ++++ (4+) : merah keruh ( ~ kadar > 3,5% glukosa)
2. Pemeriksaan protein urin
2a. Dengan asam sulfosalisilat
- Alat dan bahan :
- 2 tabung reaksi
- pipet tetes
- pemanas
- penjepit tabung
- reagen Sulfosalisilat 20%
- Cara pemeriksaan :
1. Masukkan masing-masing 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
2. Teteskan 8 tetes asam Sulfosalisilat 20% ke dalam salah satu
tabung, kemudian dikocok. Tabung kedua sebagai kontrol
3. Bandingkan tabung pertama dengan kedua, jika tetap sama
jernihnya hasil tes dianggap negatif
4. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, panaskan
tabung pertama sampai mendidih, kemudian dinginkan.
- Jika kekeruhan tetap ada setelah tabung pertama dipanaskan
dan didinginkan, maka hasil tes protein positif
- Jika kekeruhan di tabung pertama hilang saat dipanaskan
namun muncul lagi estelah didinginkan, mungkin urin
mengandung protein Bence Jones dan perlu pemeriksaan
lebih lanjut
2b. Dengan asam asetat
- Alat dan bahan :
- tabung reaksi
- pipet tetes
- pemanas
- penjepit tabung
- reagen asam asetat 6%
- Cara pemeriksaan :
1. Masukkan urin ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
2. Panaskan bagian atas urin di atas nyala api sampai mendidih
selama 30 detik
3. Bandingkan kekeruhan yang terjadi di bagian atas urin dengan
bagian bawah yang tidak dipanasi
4. Jika terjadi kekeruhan, teteskan 3-5 tetes asam asetat 6%,
kemudian panaskan lagi bagian atas urin sampai mendidih
5. Jika kekeruhan tetap ada, maka hasil tes protein positif
- Interpretasi hasil :
Negatif - : larutan jernih tidak ada kekeruhan
Positif + (1+) : kekeruhan ringan, tidak tampak butir-butir dalam
kekeruhan tsb ( ~ kadar 0,01 – 0,05% protein)
Positif ++ (2+) : kekeruhan mudah dilihat, tampak butir-butir dalam
kekeruhan tsb ( ~ kadar 0,05 – 0,2% protein)
Positif +++ (3+) : kekeruhan nyata, tampak keping-keping dalam
kekeruhan tsb ( ~ kadar 0,2 – 0,5% protein)
Positif ++++ (4+) : urin sangat keruh, tampak gumpalan-gumpalan dalam
kekeruhan tsb ( ~ kadar > 0,5% protein)
c. Referensi
1.Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Edisi 10. Dian Rakyat. Jakarta. 2001
2.Hardjoeno ed. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makasar. 2003