prakarya kelas 10- kain khas indonesia (bengkulu, jabar, kalsel, sulut)

29
Kain Khas Indonesia: Bengkulu Jawa Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Nama Kelompok: Fatimah Rini D. M, Hunafa Rizal Aqli

Upload: cara-anzara

Post on 13-Feb-2017

688 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Kain Khas Indonesia:Bengkulu

Jawa BaratKalimantan Selatan

Sulawesi UtaraNama Kelompok:Fatimah Rini D.

M, Hunafa Rizal Aqli

Page 2: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

BengkuluCiri khas dari kain batik Bengkulu yakni

dari bentuk motifnya lebih dominan ke arah huruf arab (kaligrafi) dan bunga

Raflesia Arnoldi, inilah yang dinamakan "Batik Besurek" yang berarti bersurat atau

kain bertulis atau bermotif tulisan. Menurut sejarahnya kain Bengkulu ini

merupakan perpaduan dari motif kaligrafi daerah Jambi dan Cirebon yang kemudian diadaptasi menjadi kain khas Bengkulu. 

Batik Besurek

Page 3: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Terdapat beberapa motif dari kain besurek salah satunya yang hanya bertuliskan huruf arab saja dan kain ini hanya digunakan untuk hal tertentu dan tidak boleh

digunakan sembarangan seperti upacara adat. Tetapi untuk batik modern biasanya kaligrafinya tidak memiliki makna/arti. Ada pula yang bergambarkan burung walet

karena di Bengkulu Selatan merupakan salah satu sentra produksi walet. Motif batik Bengkulu juga dipadukan dengan ornamen-ornamen lainnya antara lain Motif

Burung Kuau (Burung yang disusun dari rangkaian huruf kaligrafi), motif Relung Paku (meliuk-liuk seperti

tanaman Relung Pakayang bisa di temukan di Bengkulu) dan lain sebagainya.

Page 4: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)
Page 5: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik Kaganga adalah batik dengan motif corak khas dari tanah Rejang. Batik ini

lahir sekitar tahun 1985 an sampai 1990 an saat Pemerintah daerah Provinsi

Bengkulu sedang giat-giatnya menggalakkan kerajinan kain batik

Besurek yang merupakan kain batik khas Bengkulu. Perkembangan kerajinan seni batik Besurek inilah yang pada akhirnya

menginspirasi orang Rejang untuk membuat batik khas dari Tanah Rejang. Jika batik Besurek motifnya terinspirasi

dari kaligrafi maka batik Kaganga terinspirasi dari motif bentuk-bentuk huruf Kagangga yang dikenal sebagai

aksara Rejang.     

Batik Kaganga

Page 6: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Konsumen batik Kaganga awalnya adalah masyarakat kelas menengah ke atas, bahkan ada yang menjadikannya sebagai souvenir ke kota lain atau luar negeri. Harganya

cukup mahal, karena batik ini dibuat dengan cara tradisional yang dikenal dengan batik tulis. Sayangnya

batik Kaganga ini turun pamor ketika dipegang oleh istri para pejabat di Rejang Lebong. Mulanya

perkembangannya bagus, beberapa pengrajin dikirim belajar membatik ke Pulau Jawa yang kemudian

menerapkan ilmunya di Tanah Rejang untuk membuat batik dengan corak motif batik Kaganga. Banyak tercipta bentuk motif kain batik Kaganga yang indah, termasuk

banyak pesanan batik tulis dari bahan dasar sutera. Meski mahal namun tetap ada konsumennya. Dalam beberapa tahun kemudian, Pemda mewajibkan pelajar, PNS dan

instansi swasta lain untuk menggunakan batik Kaganga. Para istri pejabat inilah yang memesan batik Kaganga

secara besar-besaran ke Pulau Jawa dengan teknik batik cap yang kemudian menggeser pasar batik tulis Kaganga.

Page 7: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)
Page 8: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

JABAR Batik Garut atau Garutan

Motif batik garutan umumnya menghadirkan ragam hias datar, bentuk-bentuk geometrik. Bentuk-bentuk geometrik ini

mengarah secara diagonal, bentuk kawung, atau belah ketupat. Ada pula motif-motif yang mengambil pola bentuk-bentuk flora dan fauna. Sementara warna yang digunakan dalam batik garutan umumnya warna cerah, seperti krem,

merah, hijau, dan kuning.

Motif-motif yang khas garutan diantaranya motif turih oncom, merak ngibing, rereng apel, dan kawung ece. Motif-motif ini kemudian dimodifikasi dan lahirlah motif-motif baru seperti

lereng eneng, lereng udang, suliga ukel, sintung, cupat manggu, siku seling, kumeli bunga, adumanis, patah tebu, rereng calung, barong kembang, sidomukti, limar, cakra,

ayakan, angkin, dan sebagainya. Batik garutan sudah menjadi barang souvenir sejak jaman Belanda.

Page 10: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas

tasikmalaya)

Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap

klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat.

Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung, selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Cala-culu, Pisang-bali,

Sapujagat, Awi Ngarambat.

Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir

sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.

Page 12: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik Cirebon & Batik Trusmi Di Cirebon terdapat Batik Pesisiran, Batik

Keratonan dan Batik Trusmi. Warna kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit, hijau pupus. Warna batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat. Batik Keratonan

biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.

 Batik Pesisir dipengaruhi oleh budaya Cina. Motifnya lebih bebas,

melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter. Motifnya banyak

ditandai dengan gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan,

pepohonan, daun daunan. Batik Pesisiran : Batik bethetan Kedung Wuni Pekalongan,

Motif Sarung Cirebonan, Bethetan Demak.

Page 13: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik keraton dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Motifnya cenderung berupa batu-batuan (wadas), kereta singa barong, naga seba, taman arum dan anyam alas. Batik Keratonan: Motif Ganggang .

 Dua motif Cirebon yang terkenal adalah Corak Singa Wadas dan Mega Mendung. Motif Singa Wadas adalah corak resmi kesultanan Cirebon

(Kasepuhan) yang memperlihatkan bentuk Singa Barong dari keraton Kasepuhan. Motif ini kental

dengan warna coklat, hitam dan krem.  Motif Mega Mendung yang tidak ditemui di

daerah lain, yaitu motif berbentuk awan yang bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk

bingkai pada gambar utama. Motif ini mendapat pengaruh dari keraton-keraton di Cirebon. Motif

ini kaya akan warna merah, biru, violet, dan keemasan. 

Page 15: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik Ciamisan Batik Ciamis berbeda dengan batik di

daerah lain. Coraknya tidak terlalu ramai. Ada yang bermotif daun, ada pula

yang bermotif parang rusak. Ciri yang paling dominan adalah pada penggunaan warna. Batik Ciamis hanya menggunakan

dua warna, misalnya warna coklat dan hitam dengan dasar putih.

Page 16: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

 Akan tetapi motif ciamisan kini nampaknya terasa asing. Nyaris orang tak kenal lagi kain ini. Padahal di tahun 60-an boleh dibilang kain batik itu sempat pula

menikmati masa kejayaan. Di daerah paling timur Jabar ini, saat itu tak kurang dari 1.200 perajin menekuni

batik tulis motif ciamisan. Bahkan pada era itu, mereka yang akan membeli harus rela menunggu paling cepat

seminggu, barulah mendapatkan pesanannya. Batik ciamisan memiliki dasar putih. Ini lain dengan

garutan yang memiliki dasar kuning. Sedangkan warna dominan pada ciamisan perpaduan warna coklat soga dan hitam. Ciamisan juga memiliki dua motif rereng,

yakni rereng eneng dan rereng seno. Motif rereng eneng kini diaplikasikan untuk baju, sedangkan rereng

seno untuk kain bawahan.

Page 17: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Seperti halnya seniman atau perajin batik, dalam menuangkan objek gambar selalu mengambil dari lingkungan alam yang ada di sekitarnya. Tanaman daun rente dan daun kelapa, adalah dua jenis tanaman yang dijadikan gambar ciri khas ciamisan. Tanaman rente yang biasa tumbuh di kolam-kolam penduduk Ciamis dan dijadikan pakan ikan, diangkat pada kain mori dan dituangkan jadi gambar untuk batiknya. Demikian pula keakraban perajin batik dengan pohon kelapa yang banyak tumbuh di daerah itu. Mungkin ini sesuai dengan jiwa masyarakat Ciamis yang tenang dan tidak bergejolak.

Page 19: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Batik Indramayu: Batik Dermayon, Batik Paoman

Ciri yang menonjol dari Batik Indramayu adalah ragam flora dan fauna diungkap secara datar, dengan banyak lengkung dan gari-garis yang

meruncing (riritan), latar putih dan warna gelap dan banyak titik yang dibuat dengan teknik

cocolan jarum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif wadasan, iwak ketong,

parang rusak.Motif-motif batik di Indramayu, banyak mendapat

pengaruh besar dari gambar atau kaligrafi dari kawasan Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah/Jawa Timur. Mayoritas motif batik yang digunakan pada

Batik Indramayu menggambarkan kegiatan nelayan di tengah laut.

Page 20: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Beberapa motif batik yang mencirikan motif Batik Pesisir khas Indramayu di antaranya adalah

Etong (ikan, udang, cumi, kepiting, dll), Kapal Kandas, Ganggeng (ganggang laut), Kembang

Gunda (tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), dan Loksan. Motif batik khas Indramayu juga ada

yang menggambarkan kegiatan sehari-hari seperti Motif Swastika, Motif Merak Ngibing,

Motif Kereta Kencana, dan Motif Jati Rombeng.Ragam hias geometris pada Batik Indramayu, antara lain: banji, kembang kapas, sijuring, pintu

raja, obar-abir dan kawung

Page 22: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

KALIMANTAN SELATANSasirangan adalah kain khas suku Banjar

di Kalimantan Selatan. Keunikan kain ini tampak pada ragam motifnya yang kaya dan beragam. Nama sasirangan sendiri berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit dikenal dengan istilah dijelujur.

Kain sasirangan dulunya adalah pakaian adat yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat. Bahkan kain ini mulanya digunakan untuk kesembuhan bagi orang yang tertimpa suatu penyakit (pamintaan). Pada zaman dulu kain sasirangan sebagai pakaian adat biasanya berupa ikat kepala (laung), sabuk untuk lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) bagi kaum wanita. 

Page 23: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Seiiring dengan perkembangan zaman, kain sasirangan kini tidak hanya menjadi pakaian adat tapi juga menjadi sandang khas Kalimantan Selatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kain sasirangan kerap dijadikan bahan bagi busana pria maupun wanita yang dipakai sehari-hari, baik resmi atau non resmi. Selain itu, sasirangan juga tampak pada produk lain, yaitu kebaya, selendang, gorden, taplak meja, sapu tangan, sprei, dan lainnya.

Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori atau katun yang sudah disesuaikan ukurannya sesuai kebutuhan. Bahan baku dasar ini kini bervariasi, tidak hanya katun tapi juga polyester, rayon, atau sutera. Saat ini tercatat sekira 30 lebih jenis motif sasirangan, antara lain bayam raja, naga balimbur, kulat ka rikit, daun taruju, gigi haruan, dan bintang bahambur, iris pudak,  kambang raja, ombak sinapur karang, sari gading, kulit kayu, naga balimbur, jajumputan, turun dayang, kambang tampuk,  Sisik tanggiling, dan masih banyak lagi. 

Page 24: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)
Page 25: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

SULAWESI UTARAKain  Bentenan merupakan kain tradisional

hasil karya Suku Minahasa yang ada sekitar abad ke-7, pada awalnya kain ini berbahan dasar dari serat kulit kayu yang disebut fuya, diambil dari pohon lahendong dan pohon sawukouw, serta nenas serta pisang, disebut koffo dan serat bambu disebut wa’u yang kemudian dilakukan proses tenun secara tradisional.

Page 26: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Sekitar abad ke-15, orang Minahasa mulai menenun dengan benang katun dan hasil tenunan inilah yang dinamakan Kain Tenun Bentenan. Dari Desa Bentenan yang terletak di Pantai Timur Minahasa Selatan (distrik Pasan, Ratahan, Ponosakan dan Tonsawang) inilah, kain tenun Bentenan pertama. Ditemukan dan terakhir ditenun di daerah Ratahan pada tahun 1900.

Pada massanya, kain tenun Bentenan adalah salah satu kain yang sangat tinggi mutunya di dunia. Bukan saja karena teknik pembuatannya (bentuk kain lingkaran tanpa guntingan, sambungan kain dan menggunakan bel, lonceng kecil di sekeliling kain, sehingga disebut Pasolongan Rinegetan, namun juga karena di saat sebelum menenun dilaksanakan, ritual pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa dilantunkan.

Page 27: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

Kain Bentenan memiliki tujuh motif yaitu tonilama (tenun dari benang putih, tidak berwarna dan merupakan kain putih), sinoi (tenun dengan benang warna warni dan berbentuk garis-garis), pinatikan (tenun dengan garis-garis motif jala dan bentuk segi enam, merupakan yang pertama ditenun di Minahasa. Juga tinompak kuda (tenun dengan aneka motif berulang), tononton mata (tenun dengan gambar manusia), kalwu patola (tenun dengan motif tenun Patola India) dan kokera (tenun dengan motif bunga warna-warni bersulam manik-manik). Kain Bentenan ini bisa dilihat di di Museum Nasional, Jakarta, Museum Tropenmuseum, Amsterdam, Museum voor Land-en Volkenkunde, Rotterdam, Museum fur Volkenkunde, Frankfurt-am-Main, Jerman, Ethnographical Museum, Dresden, dan Indonesisch Ethografisch Museum.

Page 28: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)
Page 29: Prakarya Kelas 10- Kain Khas Indonesia (Bengkulu, Jabar, Kalsel, Sulut)

TERIMA KASIH