prajab tenaga kependidikan tetap non-pns · pdf fileprajab tenaga kependidikan tetap non-pns...

1

Click here to load reader

Upload: truongdat

Post on 06-Feb-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prajab Tenaga Kependidikan Tetap Non-PNS · PDF filePrajab Tenaga Kependidikan Tetap Non-PNS Dikirim oleh humas3 pada 30 October 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 3331 Diklat Prajabatan

Prajab Tenaga Kependidikan Tetap Non-PNS

Dikirim oleh humas3 pada 30 October 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 3376

Diklat Prajabatan Calon Tenaga Kependidikan Tetap

UB

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian Kantor Pusat Universitas Brawijaya (UB), menyelenggarakan untuk pertama kalinya Diklat Prajabatan Calon Tenaga Kependidikan Tetap Non-PNS. Disampaikan Ketua Pelaksana Ir Lies Edhie Yuliani, diklat diikuti 85 orang Tenaga Kependidikan dari Fakultas, Program dan Kantor Pusat selama tiga hari, Kamis-Sabtu (24-26/10), di Hotel Purnama, Batu.

Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan memantapkan sikap dan pengabdian Tenaga Kependidikan Tetap di UB. Selain itu, prajab ini diharapkan mempu menciptakan kesamaan visi dan pola pikir dalam melaksanakan tugas.

Selama prajab, peserta mendapatkan materi yang dapat menunjang tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Salah satunya adalah materi komunikasi yang dipandu dr. Arif Alamsyah Nasution MARS dari Fakultas Kedokteran.

Arif menyampaikan agar peserta diklat saling mendukung dengan sesama teman kerja. Salah satu pengertian yang dibangun adalah perbedaan komunikasi antara laki-laki dan perempuan . "Laki-laki itu dalam seharinya mengeluarkan kata-kata sebanyak 8000 kata per hari, beda dengan perempuan yang bisa mengeluarkan 20 ribu kata per hari," tuturnya.

Menurut Arif, laki-laki bisa mengimbangi bahasa perempuan dengan bahasa non verbal. Bahasa non verbal ini bisa berupa anggukan, berdehem atau yang lainnya. Sedangkan perempuan di satu sisi, harus bisa memahami bahwa laki-laki secara umum tidak berbicara banyak layaknya perempuan.

Selain itu, untuk memperlancar komunikasi, Arif menyarankan tidak berkomunikasi yang serius pada empat kondisi. Kondisi-kondisi itu yakni lapar, marah, dalam kondisi sendiri (lajang, janda, atau duda), dan keletihan. Namun-namun, tidak semua orang dalam keadaan labil bila berada di kondisi-kondisi tersebut. "Ada cara untuk mengontrol diri kita yakni dengan puasa. Bagi yang muslim bisa diatasi dengan puasa Senin-Kamis," tuturnya. [ai]