ppt muskulo.ppt

21

Upload: aqsha-amanda

Post on 28-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ppt muskulo.ppt
Page 2: ppt muskulo.ppt

Disusun oleh : Kelompok A 10 

Bellinda Nadya Putri (1102007059)Dewi Ayu (1102007082)Aldila Noorfitriana (1102009021)Alfisyahrin (1102009023)Amelia M Syahutami (1102009024)Ardhial Dewantoro (1102009040)

Arie Ramdhani(1102009041)

Dian Puspitarini(1102009079)

Dias Nuzulia Afriani (1102009080)Diaz Randanil (1102009081)

Page 3: ppt muskulo.ppt

TIK I.1 : Otot-otot yang berperan Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis, tidak ditutup oleh cartilago hyaline. Caput femur berbentuk spherical dan menghadap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transverse acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular. Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pengikat caput femur ke bagian bawah acetabulum dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular).

Page 4: ppt muskulo.ppt

Gerak sendi :

Fleksi : M. iliopsoas, M. pectineus, M. rectus femoris, M. adductor longus, M. adductor brevis, M. adductor magnus pars anterior fascia lata

Abduksi : M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. piriformis, M.sartorius, M. tensor fasciae lata

Adduksi : M. adductor magnus, M. adductor longus, M.adductor brevis, M. gracilis, M. pectineus, M. obturator externus, M. quadratus femoris

Rotasi medialis : M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. tensor fasciae lata, M. adductor magnus (pars posterior)

- Rotasi lateralis : M. piriformis, M. obturator internus, Mm. gamelli, M. obturator externus, M. quadratus femoris, M. gluteus maximus dan Mm. Adductores

Page 5: ppt muskulo.ppt

TIU II : Memahami dan Menjelaskan Fraktur Femur

TIK II.1 : Definisi Fraktur FemurFraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa

terjadiakibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian).

TIK II.2 : Klasifikasi Fraktur Femur Fraktur leher femur Fraktur leher femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun dan lebih

sering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause.

Fraktur dapat berupa fraktur subkapital, transervikal, dan basal, yang kesemuanya terletak di dalam simpai sendi panggul atau interkapsuler, fraktur intertrokanter dan subtrokanter terletak ekstrakapsuler.

Fraktur ini disebabkan kontraksi dan tonus otot besar dan kuat antara tungkai dan tubuh yang menjembatani fraktur, yaitu m. iliopsoas, kelompok otot gluteus, quadriceps femur, flexor femur, dan adductor femur. Inilah yang menggangu keseimbangan pada garis fraktur.

Page 6: ppt muskulo.ppt

Fraktur trokanter femur Fraktur ini terjadi antara trokanter mayor dan minor. Sering terjadi pada orang tua dan umumnya dapat bertaut dengan

terapi konservatif maupun operatif karena perdarahan di daerah ini sangat baik.

Penderita biasanya datang dengan keluhan tidak dapat berjalan setelah jatuh disertai nyeri yang hebat.

Tungkai bawah eksorotasi dan terdapat pemendekan sampai 3 cm disertai nyeri pada setiap pergerakan.

Pada bagian luar pangkal paha terlihat kebiruan akibat hematom subkutan.

Ada beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :- tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor- tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas

trochanter minor- tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas

trochanterminor Pada foto Rontgen terlihat fraktur daerah trokanter dengan leher

femur dalam posisi varus yang bisa mencapai 90O.

Page 7: ppt muskulo.ppt

Fraktur batang femur Pada fraktur diafisis femur biasanya perdarahan dalam cukup luas dan besar sehingga dapat menimbulkan syok. Secara klinis penderita tidak dapat bangun, bukan saja karena nyeri, tetapi juga karena ketidakstabilan fraktur. Biasanya seluruh tungkai bawah terotasi ke luar, terlihat lebih pendek, dan bengkak pada bagian proksimal sebagai akibat perdarahan ke dalam jaringan lunak.

Fraktur batang femur dibagi menjadi 2 :-Fraktur Femur Tertutup-Fraktur femur terbukaDikatakan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang yang patah dengan dunia luar. Dibagi menjadi 3 derajat :Derajat 1 : Bila terdapat hubungan dengan tulang luar timbul luka kecil, biasanya akibat tusukan fragment tulang dari dalam menembus ke luar.Derajat 2 : Luka > 1 cm karena benturan benda dari luarDerajat 3 : Lukanya lebih luas dari derajat 2, lebih kotor, dan jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

Page 8: ppt muskulo.ppt

TIK II.3 : Gambaran Klinis Fraktur Femur  Pada fraktur batang femur bagian diafisis biasanya mengalami pendarahan dalam cukup luas dan besar sehingga dapat menimbulkan syok. Penderita tidak hanya saja nyeri tetapi tidak dapat bangun karena ketidakstabilan fraktur. Tungkai bawahnya terlihat lebih memendek dan mengalami pembengkakkan pada bagian proksimal sebagai akibat pendarahan ke dalam jaringan lunak. Bagian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar dibanding dengan normal serta fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi.

Page 9: ppt muskulo.ppt

TIK II.4 : Komplikasi Fraktur Femur

Macam-macam komplikasi frakturKomplikasi segera : kerusakan kulit, pembuluh darah, kerusakan saraf, kerusakan otot dan kerusakan organ dalam, syok hemoragikKomplikasi awal : nekrosis kulit, gangrene, trombosis vena, komplikasi pada persendian dan pada tulang, emboli lemak, paru, pneumonia, dan tetanusKomplikasi lanjut :

-Komplikasi pada persendian : terjadi kontraktor dan kekakuan sendi persisten, penyakit sendi degeneratif pasca trauma

-Komplikasi tulang : penyembuhan tulang abnormal (mal union, delayed union, non union)

-Komplikasi pada otot : miositosis pasca trauma

Page 10: ppt muskulo.ppt

Macam-macam komplikasi fraktur•Fraktur intrakapsuler : Avaskuler nekrosis, non union, infeksi•Fraktur subthrocanter femur : Mal union, non union•Fraktur batang femur (dewasa) :

Komplikasi dini : shock dan fat emboli (jarang terjadi)Komplikasi lambat : delayed union, mal union, non union, kekakuan sendi lutut, infeksi

•Fraktur batang femur (anak-anak) : Gangguan aliran darah pada tungkai yang ditinggikan (ischemic paralysis)•Fraktur supracondyler femur : Kekakuan pada sendi•Fraktur intercondyler femur : Kekakuan sendi, infeksi, mal union, non union

*Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur, trauma kecepatan tinggi dan fraktur dengan interposisi jaringan lunak di antara fragmen. Fraktur yang tidak menyatu memerlukan bone grafting dan fiksasi interna. *Malunion, disebabkan oleh abduktor dan aduktor yang bekerja tanpa aksi antagonis pada fragmen atas untuk abduktor dan fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus diakibatkan oleh kombinasi gaya ini.

Page 11: ppt muskulo.ppt

TIK III.1 : Diagnosis Fraktur Femur

 

Diagnosis fraktur ditegakkan atas :

1.Anamnesis

2.Pemeriksaan Umum

3.Pemeriksaan status lokalis

Dilakukan dengan cara sebagai berikut :LookFeelMove

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan Radiologi. Untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Foto rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.

Persyaratan foto rontgen :

a)Letak patah tulang harus di pertengahan foto

Page 12: ppt muskulo.ppt

b) Sinar harus menembus secara tegak lurus

c) Buat dua lembar foto dengan arah yang saling tegak lurus

Bila ada kesangsian atas adanya patah tulang atau tidak, sebaiknya foto lagi dengan menggunakan anggota gerak yang sehat untuk perbandingan. Bila masih diragukan, foto diulang setelah sati minggu karena retak akan menjadi nyata.

TIK III.2 : Pemeriksaan Radiologis

Sinar X Sinar x adalah pancaran gelombang elektromaknetik yang

sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet. Tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek.

Sifat-sifat sinar X: Daya tembus, Pertebaran, Penyerapan, Efek fotografik, Pendar fluor, Ionisasi, Efek biologik

  

Page 13: ppt muskulo.ppt
Page 14: ppt muskulo.ppt

b.      Kerusakan hemopoetik -          Limfopeni -          Leukopeni -          Anemi -          Leukemi c.       Induksi keganasan -          Leukemi -          Karsinoma kulit -          Sarkoma d.      Berkurangnya “kemungkinan hidup” e.      Aberasi genetik -          Mutasi gen langsung -          Perubahan kromosom f.        Efek-efek lainnya -          Katarak lentikuler -          Obesitas -          Sterilisitas

Page 15: ppt muskulo.ppt

TIU IV : Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Fraktur Femur Terbuka TIK IV.1 : Penatalaksanaan Fraktur Femur Terbuka  Pertolongan Pertama Perdarahan dari fraktur femur, terbuka atau tertutup, adalah antara

2 sampai 4 unit (1-2 liter). Jalur intravena perlu dipasang dari darah dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan hemoglobin dan reaksi silang. Jika tidak terjadi fraktur lainnya, kemungkinan transfusi dapat dihindari, tetapi bila timbul trauma lainnya, 2 unit darah perlu diberikan segera setelah tersedia. Fraktur terbuka biasanya terbuka dan dalam/luar dengan luka di sisi lateral atau depan paha. Debridemen luka perlu dilakukan dengan cermat dalam ruang operasi dan semua benda asing diangkat. Jika luka telah dibersihkan secara menyeluruh setelah debridemen luka dapat ditutup; tetapi bila terkontaminasi, luka lebih baik dibalut dan dirawat dengan jahitan primer yang ditunda (delayed primary suture). Antibiotika dan anti tetanus sebaiknya diberikan, seperti pada setiap fraktur terbuka.

Page 16: ppt muskulo.ppt

PenatalaksanaanPenyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat diimobilisasi dengan salah satu dan empat cara berikut ini: 1) Traksi. 2) Fiksasi interna. 3) Fiksasi eksterna. 4) Cast bracing.

1)TraksiMetode Pemasangan traksi:Traksi Manual Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur pada keadaan Emergency. Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.Traksi Mekanik Ada dua macam, yaitu : Traksi Kulit Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Page 17: ppt muskulo.ppt

Traksi Skeletal Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

  Kegunaan Pemasangan Traksi Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul,

kegunaannya : Mengurangi nyeri akibat spasme otot Memperbaiki dan mencegah deformitas Immobilisasi Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi). Mengencangkan pada perlekatannya

Comminuted fracture dan fraktur yang tidak sesuai untuk intramedullary nailing paling baik diatasi dengan manipulasi di bawah anestesi dan balanced sliding skeletal traction yang dipasang melalui tibial pin. Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan fragmen harus ditopang di posterior untuk mencegah peleng-kungan.

Page 18: ppt muskulo.ppt

Macam-macam Traksi Traksi Panggul Traksi Ekstension (Buck’s Extention) Traksi Cervikal Traksi Russell’s Traksi Balance Skeletal Traksi Perkin

Page 19: ppt muskulo.ppt

2. Fiksasi Interna Intramedullary nail ideal untuk fraktur transversal, tetapi

untuk fraktur lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk mengontrol rotasi. Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi memberi kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.

Keuntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dápat dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah fraktur. Kerugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan dan risiko infeksi.

Page 20: ppt muskulo.ppt

Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur transversal tanpa pemendekan. Comminuted fracture paling baik dirawat dengan locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.

3. Fiksasi Eksterna Bila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa

kalus terlihat pada pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang. Fraktur dengan intramedullary nail yang tidak memberi fiksasi yang rigid juga cocok untuk tindakan ini

Page 21: ppt muskulo.ppt

Daftar Pustaka

Kumpulan kuliah ilmu bedah FKUI, 1995.  De Jong,wim. 1997. Ilmu Bedah, ed.revisi.

Jakarta:EGC  Radiologist Diagnostic FKUI Anatomi klinik  M.Syamsir, KINESIOLOGI gerak tubuh manusia.

2009. Jakarta