ppt kh.hasyim asy'ari
TRANSCRIPT
Pemikiran Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari
Qonitatun Hafidho (13110127)Bagus Wibawa Kusuma
(13110120)Ainoer Awalien Kusuma Sura
(13110054)
PAI - DDosen Pengampu :Drs. H. Sudiyono
BIOGRAFI KH. HASYIM ASY’ARI
Muhammad Hasyim Asy-‘ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim (Pengeran
Benawa) bin Abdurahman (Jaka Tingkir, Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin
Abdul Aziz bin Abdul fattah bin Maulana Ishaq (ayah Kandung Raden Ainul
Yaqin, atau yang lebih masyhur dikenal dengan Sebutan Sunan Giri).
Ayahnya adalah keturunan kedelapan dari penguasa kerajaan Islam
Demak,Jaka Tingkir,Sultan Pajang pada tahun 1568, yang merupakan putra
Brawijaya VI,Penguasa Kerajaan Majapahit pada seperempat pertama abad
VXI di Jawa .
Baca : Mohammad Kholil, Etika Pendidikan islam, (Yogyakarta : Titian
Wacana, 2007) hlm xi
NEXT
Jadi dari nasabnya KH. Hasyim Asy-‘ari merupakan campuran
dua darah atau trah, satunya darah biru, ningrat, priyayi , keraton
dan satunya darah putih , kalangan tokoh agama, kiai , santri.
Kiai Hasyim Asy-‘Ari Lahir Pada hari selasa, 24 Dzulqo’dah 1287
H, tepatnya pada tanggal 14 februari 1871 M di Gedang,
Tambakrejo yang terletak disebelah Utara Kota Jombang (Jawa
Timur) setelah ibunya, Halimah mengandung selama 14 Tahun.
SILSILAH GARIS NASAB KH. HASYIM ASY’ARI
KELUARGA KH. HASYIM ASY’ARI
Pada tahun 1303 H/1892 M., Kiai Hasyim yang saat itu baru berusia 21 tahun menikah dengan Nyai Nafisah, putri Kiai Ya’qub.
selama 7 bulan bermukim di Mekah beliau dikaruniai Anak laki – laki yang bernama Abdullah
Di tengah kegembiraan tersebut Nyai Nafisah meninggal dunia dikarenakan sakit,
Empat puluh hari kemudian sang anak meninggal dunia
LANJUTAN...
Hampir bersamaan dengan berdirinya Pondok Pesantren Tebuireng (1317 H/1899 M), KH. M. Hasyim Asya’ri menikah lagi dengan Nyai Nafiqoh putri Kiai Ilyas pengasuh Pondok Pesantren Sewulan Madiun. Dari perkawinan ini kiai hasyim dikaruniai 10 putra dan putri
Menjelang akhir Tahun 1930, KH. M. Hasyim Asya’ri menikah kembali dengan Nyai Masruroh, putri Kiai Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Kapurejo, Kecamatan Pagu Kediri, dari pernikahan tersebut, beliau dikarunia 4 orang putra-putri
SILSILAH KETURUNAN KH.HASYIM ASY’ARI
RIWAYAT PENDIDIKAN pondok Pesantren Sono dan Sewulan di Sidoarjo, Pondok pesantren
Langitan Tuban, dan Pondok Pesantren Bangkalan Maduran , asuhan
Syekh Kholil Waliyulloh. Selesai menimba Ilmu pengetahuan dipondok
pesantreh Bangkalan Madura, KH. Hasyim ‘Asy’ari melanjutkan studi
ke Tanah suci Mekkah al Mukarramah dan menetap selama beberapa
Tahun disana. Di kota suci tersebut KH. Hasyim’Asy’ari berguru
kepada beberapa Ulama Besar saat itu, diantaranya kepada Syekh
Muhammad Nawawi bin Umar banten, Syekh Khotib Minangkabau,
Syekh Syu’aib bin Abdurrahman, Sayyid Abbas al – Maliki al –
Hasany (kepadanya beliau banyak mengkaji ilmu – ilmu hadist) dan
Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah Termas (Kepadanya beliau
mendalami ilmu – ilmu syari’at (fiqih), ilmu alat (nahwu/ Shorof), ilmu
adab (sastra) dan beberapa kajian Islam Kotemporer.
NEXT
Di kota suci tersebut KH. Hasyim’Asy’ari berguru kepada beberapa Ulama
Besar saat itu, diantaranya kepada Syekh Muhammad Nawawi bin Umar
banten, Syekh Khotib Minangkabau, Syekh Syu’aib bin Abdurrahman,
Sayyid Abbas al – Maliki al – Hasany (kepadanya beliau banyak mengkaji
ilmu – ilmu hadist) dan Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah Termas
(Kepadanya beliau mendalami ilmu – ilmu syari’at (fiqih), ilmu alat
(nahwu/ Shorof), ilmu adab (sastra) dan beberapa kajian Islam
Kotemporer.
KARYA – KARYA BELIAU
Adabul ‘Alim wa al Muta’allim Ziyadatu Ta’liqat At – Tanbihatu al –Wajibat Ar-Risalah al Jami’ah An – Nur al Mubin Fi Mahabbati Sayyidi al – Mursalin Hasyiyatu ‘ala fath ar – Rahman bi Syarhi Risalati al Waliy
Ruslan li syaikh al –Islam Zakariya al – Anshori Ad –Duraru al –Muntatsirah fi al Masail at – Tis’a ‘Asyarah, At – Tibyan Fi an – nahyi ‘an Munqatha’ati al arham wa al
‘Aqaribi wa al ikhwan Ar – Risalatu at – Tauhidiyyah Al Qalaid Fi Bayani Ma Yajibu min al ‘Aqaid
PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH. HASYIM ASY’ARI
pendidikan itu penting sebagai sarana mencapai
kemanusiaannya, sehingga menyadari siapa
sesungguhnya penciptanya, untuk apa diciptakan,
melakukan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya, untuk berbuat baik di dunia dan
menegakkan keadilan , sehingga layak disebut makhluk
– makhluk yang diciptakan Tuhan.
NEXT
Menurut KH. Hasyim Asy’ari , Tujuan diberikannya Pendidikan pada Setiap manusia ada dua yaitu :
1. Menjadi Insan yang Purna (Insan kamil) yang bertujuan mendekatakan diri kepada Allah
2. Insan Yang Purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaann dunia dan Akhirat.
NEXT KH. Hasyim Asy’ari membagi etika pencari ilmu dalam 9 bagian yang harus dikerjakan seorang
pencari ilmu, yaitu :
1. Membersihkan hati dari berbagai macam gangguan keimanan dan keduniaan
2. Membersihkan niat
3. Tidak menunda kesmpatan belajar
4. Bersabar dan bersifat qana’ah terhadap segala macam nikmat dan cobaan.
5. Pandai mengatur waktu
6. Menyederhanakan makan dan minum
7. Bersikap wara’
8. Menghindari makanan dan Minuman yang bisa men yebabkan kemalasan dan kebodohan
9. Mengurangi waktu tidur serta meninggalkan hal – hal yang kurang manfaat.
CORAK PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI Pemikiran pendidikan Islam yang berdiri sendiri
dan berlainan dengan beberapa corak diatas,
tetapi ia tetap berpegang teguh pada semangat al
qur’an dan hadist. Hal ini terlihat pada karya
Muhammad bin Sahnun (wafat 256 H/ 871 M) dan
KH. Hasyim Asy’ari dengan karyanya Adab al –
Mu’alim dan Burhan al – Din al Zarnuji dengan
karyanya Ta’lim al – Muta’alim Thariq al – Ta’alum.
RELEVANSI PEMIKIRAN DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SEKARANG
Berdirinya Madrasah - Madrasah NU Berdirinya Organisasi NU Berdirinya Pondok pesantren Tebu Ireng Penggunaan metode sorogan dan
Bandongan Penerapan Madrasah dalam Pesantren Penerapan Etika Murid terhadap Guru Penerapan Etika Guru terhadap Murid
WAFATNYA
KH. Hasyim Asy’ari Wafat di Tebu Ireng,
Jombang dalam usia 79 Tahun. Tepatnya
pada tanggal 25 Juli 1947 H / 7 Ramadhan
1366 H.Baca :Muhammad Asad Syihab, Hadratus Syaikh Muhammad
Hasyim Asy’ari, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1994) hlm 73