ppt hubungan derajat keparahan perokok dengan tingkat depresi

36
Hubungan derajat keparahan perokok dengan tingkat depresi Stephanie Wibisono (406107001) Wahyu Wijasena Adhi (406118015) Wismaytra Condro (406118032) Puskesmas Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Periode 24 Oktober 2012 – 1 November 2012

Upload: wahyu-wijasena-adhi

Post on 06-Aug-2015

69 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Hubungan derajat keparahan perokok dengan tingkat depresi

Stephanie Wibisono (406107001)Wahyu Wijasena Adhi (406118015)Wismaytra Condro (406118032)

Puskesmas Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten

Periode 24 Oktober 2012 – 1 November 2012

Page 2: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Latar Belakang• Depresi merupakan penyakit umum global, dengan

estimasi pengidap sebanyak 350 juta orang. Depresi merupakan gangguan fluktuasi perasaan yang sering dialami manusia atas respons emosional singkat akan masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari. Depresi dapat menjadi masalah kesehatan serius apabila dialami berulang – ulang dengan bobot masalah melampai batas masing – masing individu. Hal ini dapat menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsi sosial dalam bekerja, belajar, berteman, dan dalam interaksi antar anggota keluarga. 1

Page 3: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• World Health Organization ( WHO ) memaparkan bahwa depresi adalah 10 besar penyakit pencetus “ Disability-adjusted Life Years” ( DALY’s ) yang dialami secara global maupun regional. Pada tahun 2030, WHO memproyeksikan depresi akan menjadi 3 besar penyakit pencetus DALY’s. Angka penderita depresi di dunia saat ini mencapai lebih dari 350 juta jiwa dan akan terus meningkat secara progresif tiap tahunnya. WHO Media Centre dalam peringatan World Mental Health Day, 10 Oktober 2012 mengatakan bahwa bunuh diri setiap tahun di dunia mencapai angka satu juta orang dan lebih dari 50 % angka tersebut disebabkan oleh “ Antecedent Mental Disorders “ yang didominasi oleh kasus depresi. Oleh karena itu, WHO mengangkat tema tahunan untuk “ World Mental Health Day” tahun 2012 yaitu “Depression: A Global Crisis” akibat tingginya angka depresi dalam skala global.2

Page 4: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• Penelitian yang dilakukan di Negara Negara Barat menunjukkan insiden yang bervariasi antara 33 - 350 per 100.000 penduduk, sedangkan insiden depresi di Asia menunjukkan angka 20 - 690 per 100.000 penduduk. Para peneliti sejak beberapa dekade mulai meneliti apakah terdapat hubungan antara merokok dengan depresi. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan beberapa menyebutkan terdapatnya hubungan antara kebiasaan merokok dengan timbulnya depresi.2

• Indonesia sebagai Negara terbesar ke-4 di dunia dari segi jumlah populasi, memiliki jumlah penduduk dewasa sebesar 150 juta jiwa dan sekitar 11,6 % atau 17, 4 juta jiwa diantara populasi dewasa tersebut menderita depresi. 3

Page 5: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• Berdasarkan riset kesehatan tahun 2007, propinsi Jawa barat menempati urutan ke atas dalam peringkat gangguan jiwa. Angka rata - rata nya 20% dari total populasi penduduknya, sebanyak 40 juta lebih. Jumlah penderita gangguan jiwa di Jawa barat kini sekitar 30%. Kondisi jauh diatas angka rata rata nasional sebanyak 11.6%. 4

• Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kronjo berdasarkan wawancara dengan dokter puskesmas, beliau menyatakan bahwa pada pengamatan sebelum tahun 2011 tidak didapatkan laporan mengenai angka kejadian depresi, namun pada tahun 2011 angka kejadian depresi yang terjadi di Kronjo sebesar 7% dari seluruh jumlah penduduk yang berkisar ± 70.000 orang.

Page 6: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian, dari 93 pasien per hari yang datang ke Puskesmas Kecamatan Kronjo, didapatkan kurang lebih 56 pasien( 60%) dari pasien yang berkunjung merupakan perokok dan sekitar 9 pasien (10%) diantaranya mengeluhkan stress dan tidak bersemangat dalam melakukan aktifitas yang merupakan gejala depresi. Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara salah satu faktor resiko depresi yaitu merokok dengan depresi di Puskesmas Kecamatan Kronjo.

Page 7: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Perumusan Masalah• Pernyataan Masalah

– Munculnya kasus depresi di wilayah kerja Puskesmas Kronjo .

• Pertanyaan Masalah– Berapa banyak pasien usia 20-50 tahun yang datang

berobat ke Balai Pengobatan Umum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo yang merokok?

– Berapa banyak pasien usia 20-50 tahun yang datang berobat ke Balai Pengobatan Umum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo yang merokok dan menderita depresi ?

– Adakah hubungan antara merokok dengan depresi pada usia 20-50 tahun di Puskesmas Kecamatan Kronjo ?

Page 8: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Tujuan

• Tujuan Umum– Diturunkannya kasus depresi pada usia 20-50 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo.

Page 9: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Tujuan

• Tujuan Khusus– Diketahuinya jumlah pasien usia 20-50 tahun yang datang

berobat ke Balai Pengobatan Umum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo yang merokok?

– Diketahuinya jumlah pasien usia 20-50 tahun yang datang berobat ke Balai Pengobatan Umum di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kronjo yang merokok dan menderita depresi ?

– Diketahuinya hubungan antara merokok dengan depresi pada usia 20-50 tahun di Puskesmas Kecamatan Kronjo ?

Page 10: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Manfaat Penelitian• Manfaat penelitian bagi responden:

– Pasien dapat mengetahui apakah pasien menderita depresi atau tidak sehingga diharapkan pasien dapat berhasil melampaui tahapan depresi dan dapat beradaptasi serta dapat menerima segala perubahan dengan baik.

• Manfaat penelitian bagi puskesmas :– Mendapatkan informasi terbaru tentang hubungan antara

merokok dengan depresi pada usia 20-50 tahun. Dan sebagai data atau bahan untuk menentukan program pembinaan atau penyuluhan kepada pasien yang merokok dan menderita depresi

Page 11: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Manfaat Penelitian

• Manfaat penelitian bagi peneliti :– Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam

melaksanakan penelitian serta lebih memperluas wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada umumnya terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti.

Page 12: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Kerangka Teori

Page 13: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Kerangka Konsep

MerokokMerokok DepresiDepresi

Page 14: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Definisi Operasional• Depresi adalah gangguan mental yang umumnya

disertai dengan mood yang depresi (depressed mood), depresi ditandai dengan hilangnya minat terhadap suatu hal atau kesenangan yang disertai dengan perubahan selera makan atau berat badan, tidur, dan aktivitas psikomotor, menurunnya energi, perasaan tidak berguna atau rasa bersalah, kesulitan dalam berpikir, konsentrasi atau membuat keputusan, pikiran berulang tentang kematian dan ide bunuh diri atau bahkan percobaan bunuh diri.5

Page 15: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Definisi Operasional

• Aktivitas menghirup dan mengeluarkan asap hasil pembakaran bahan tanaman khususnya tembakau

Page 16: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Desain Penelitian dan Variabel

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat analitik dengan desain studi Cross Sectional

Variabel terikat (dependent)

Depresi

Variabel terikat (dependent)

Depresi

variabel bebas (independent)

Merokok

variabel bebas (independent)

Merokok

Page 17: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Populasi penelitianSeluruh Orang Usia 20-50 tahun yang datang

ke Puskesmas Kronjo.

SampelKriteria Inklusi:Semua pasien usia 20-50 tahun Tidak sedang dalam pengobatan antidepresi

SampelKriteria Inklusi:Semua pasien usia 20-50 tahun Tidak sedang dalam pengobatan antidepresi

Page 18: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Teknik Pengambilan SampelSeluruh pasien berusia 20 -50 tahun yang datang berobat tanggal 24 Oktober 2012 – 1 November 2012 diambil secara Consecutive non-random sampling.

Instrumen Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :Kuesioner

Page 19: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Alur Pengumpulan DataPasien datang ke Puskesmas

Kecamatan Kronjo

Ditanyakan usia pasien Usia diluar 20-50ahun

Usia diluar 20-50ahun

Usia 20-50 tahun

Usia 20-50 tahun

Ditanyakan kesediaannya mengikuti penelitian

Ditanyakan kesediaannya mengikuti penelitian

Tidak bersediaTidak bersedia

TIDAK DIAMBIL SEBAGAI SAMPLE

TIDAK DIAMBIL SEBAGAI SAMPLE

BersediaBersedia

Dilakukan sejumlah pertanyaan DASS (Depression Anxiety Stress

Scale)oleh peneliti A

Dilakukan sejumlah pertanyaan DASS (Depression Anxiety Stress

Scale)oleh peneliti A

Dilakukan sejumlah pertanyaan faktor resiko oleh peneliti B

Dilakukan sejumlah pertanyaan faktor resiko oleh peneliti B

Depresi sedang berat

Depresi sedang berat

Perokok berat

Perokok berat

Perhitungan& pengelompokkan oleh Peneliti C

Depresi ringan

Depresi ringan

Tidak

Depresi

Tidak

Depresi

Perokok

ringan

Perokok

ringan

Tidak merokok

Tidak merokok

Page 20: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

ANALISIS ASOSIASI STATISTIK• Pada penelitian ini yang digunakan adalah uji

statistik metode Pearson Chi-square dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 18

• Jika nilai p < 0,05, maka ada hubungan bermakna antara faktor risiko dengan penyakit.

• Jika nilai p ≥ 0,05, maka tidak ada hubungan bermakna antara faktor risiko dengan penyakit.

Page 21: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

ANALISIS ASOASI EPIDEMIOLOGIK

PRR (Prevalence Risk Ratio) dapat dihitung dengan cara sederhana yakni dengan menggunakan tabel 2 x 2. Dari skema tersebut maka rasio prevalens dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

PRR = a/(a+b) c/(c+d)

Page 22: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Print screen kategori perokok*kategori depresi

Page 23: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Temuan Utama• Berdasarkan hasil asosiasi epidemiologi

menunjukkan bahwa perokok berat memiliki resiko 2 kali menderita depresi sedang berat dibandingkan dengan yang bukan perokok. Perokok ringan memiliki resiko 1,4 kali menderita depresi sedang berat dibandingkan dengan yang bukan perokok. Perokok berat memilik resiko 2,1 kali menderita depresi ringan dibandingkan dengan yang bukan perokok.Namun perokok ringan memiliki efek protektif (PR = 0,672) terhadap depresi ringan dibandingkan dengan bukan perokok.

Page 24: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Temuan Utama

• Hasil asoasiasi epidemiologi secara keseluruhan menunjukkan bahwa baik perokok ringan dan perokok berat memiliki resiko 1,54 kali lebih besar menderita depresi ringan dan depresi sedang berat dibanding dengan mereka yang tidak merokok.

Page 25: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Temuan Utama• Berdasarkan hasil asosiasi statistik tidak terdapat

hubungan bermakna antara perokok berat dengan depresi sedang berat (p-value 0,25 < p <0,095 , p = 0,34), perokok ringan dengan depresi sedang berat (p-value 0,5 < p < 0,75, p = 0,52), perokok berat dengan depresi ringan ( p-value 0,1 < p< 0,25 , p= 0,216) , dan perokok ringan dengan depresi ringan (p-value 0,5 < p <. 0,75, p = 0,58). Hasil asosiasi statistik secara keseluruhan tidak terdapat hubungan bermakna antara perokok baik ringan dan berat dengan depresi ringan dan depresi sedang (p-value < 0,001 , p = 0,00000493) . Hal ini dikarenakan besar sampel yang kurang dari yang seharusnya.

Page 26: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Temuan Utama• Dari penelitian yang didapatkan dari salah satu jurnal

didapatkan adanya hubungan merokok dengan depresi8, dimana merokok merupakan salah satu faktor resiko terjadinya depresi. Merokok dapat menyebabkan depresi akibat blokade dari naChRs, dimana nAChRs (nicotinic acetylcoline receptors) merupakan target utama dari nikotin yang ada di otak. Depresi berkaitan dengan hiperaktifitas dari sistem kolinergik dan penurunan aktifitas dari sistem noradrenergik. Disregulasi dari sistem kolinergik menyebabkan terjadinya depresi yang diinduksi oleh efek dari nikotin. Depresi yang diakibatkan oleh merokok ini juga dinduksi oleh fase “withdrawal” dari nikotin yang bersifat adiktif.

Page 27: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Keterbatasan Penelitian

• Bias seleksiPada penelitian ini, bias seleksi tidak bisa disingkirkan karena cara pengambilan sampel secara consecutive non-random sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan ke dalam penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi.

Page 28: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Keterbatasan Penelitian

• Bias informasi• Respondent bias tidak dapat disingkirkan

karena kemampuan responden memberi informasi mengenai gejala/status penyakit secara akurat berbeda antara orang yang terpapar dengan yang tidak terpapar karena terpengaruh keterpaparannya.

Page 29: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Keterbatasan Penelitian

• Bias Perancu• Faktor-faktor lain yang juga merupakan faktor

resiko terjadinya depresi yang tidak diteliti, misalnya umur, jenis kelamin, riwayat depresi dalam keluarga, hiperkolestrolemia, penyakit jantung koroner, parkinson, keganasan, kondisi pernikahan , dan kondisi pekerjaan yang dapat menjadi bias perancu dalam penelitian ini.

Page 30: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Chance (perokok berat*depresi sedang-berat)

• Didapatkan nilai α = 41 % , β = 12 %, power = 88 %. Dari hasil ini, faktor kebetulan tidak dapat disingkirkan. Power sebesar 88 %, artinya uji hipotesis pada sampel mempunyai peluang sebesar 88 % untuk menemukan hubungan antara perokok berat dengan depresi sedang berat, apabila hubungan tersebut memang ada dalam populasi.

Page 31: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Chance perokok ringan*depresi sedang-berat

• Didapatkan α = 88 % , β = 46 %, power = 54 % Dari hasil ini, faktor kebetulan tidak dapat disingkirkan. Power sebesar 54 %, artinya uji hipotesis pada sampel mempunyai peluang sebesar 54 % untuk menemukan hubungan antara perokok ringan dengan depresi sedang berat, apabila hubungan tersebut memang ada dalam populasi

Page 32: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Chance perokok berat*depresi ringan

• Didapatkan α = 19 % , β = 47 %, power = 53 % . Dari hasil ini, faktor kebetulan tidak dapat disingkirkan. Power sebesar 53 %, artinya uji hipotesis pada sampel mempunyai peluang sebesar 53 % untuk menemukan hubungan antara perokok berat dengan depresi ringan, apabila hubungan tersebut memang ada dalam populasi

Page 33: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Chance perokok ringan*depresi ringan

• Didapatkan α = 86 % , β = 40 %, power = 60 %. Dari hasil ini, faktor kebetulan tidak dapat disingkirkan. Power sebesar 60 %, artinya uji hipotesis pada sampel mempunyai peluang sebesar 60 % untuk menemukan hubungan antara perokok ringan dengan depresi ringan, apabila hubungan tersebut memang ada dalam populasi.

• •

Page 34: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

Kesimpulan• Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 57

responden pada tanggal 24 Oktober – 1 November 2012 di Puskesmas Kecamatan Kronjo, dapat disimpulkan :

• Jumlah responden yang merokok usia 20- 50 tahun sebanyak 32 responden (56,2 %)

• Jumlah responden yang merokok dan menderita depresi usia 20-50 tahun :

• Dari 32 orang yang merokok terdapat 2 pasien perokok berat (40%) yang menderita depresi sedang berat, 6 pasien perokok ringan (28,6%) yang menderita depresi sedang berat, 3 pasien perokok berat (50%) yang menderita depresi ringan, 3 pasien (16,6 %) perokok ringan yang menderita depresi ringan.

Page 35: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• Secara epidemiologi terdapat hubungan pada perokok berat , dimana memiliki resiko 2 kali menderita depresi sedang berat dibandingkan mereka yang bukan perokok (prevalence ratio 1 = 2) . Perokok ringan memiliki resiko 1,4 kali menderita depresi sedang berat dibandingkan mereka yang bukan perokok (prevalence ratio 2 = 1,4). Perokok berat memiliki resiko 2,1 kali menderita depresi ringan dibandingkan mereka yang bukan perokok( prevalence ratio 3 = 2,1). Namun perokok ringan memiliki efek protektif (prevalence ratio 4 = 0,672) terhadap depresi ringan dibanding mereka yang bukan perokok. Secara keseluruhan terdapat hubungan antara baik perokok ringan dan berat dengan depresi ringan dan berat pada usia 20-50 tahun (PRR = 1,54) dibanding yang bukan perokok, walaupun secara statistik tidak ditemukan hubungan yang bermakna.(p-value < 0,001).

Page 36: Ppt Hubungan Derajat Keparahan Perokok Dengan Tingkat Depresi

• Saran• Setelah mengetahui hasil penelitian ini, terdapat beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan, yaitu :• Memberikan responden motivasi agar mengurangi rokok dan diajak

lebih terbuka untuk menceritakan masalah yang dihadapi dan mengajaknya untuk ikut dalam aktivitas sosial.

• Puskesmas mengadakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerjanya tentang dampak merokok

• Kepada peneliti berikutnya, dalam melakukan penelitian sebaiknya menggunakan sampel dengan besar yang seharusnya, teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling.