ppt eptik

23
NAMA : ROFIQOH WINNI WULANDARI NIM : 11110723 KELAS : 11.6A.24

Upload: winniewoelan

Post on 30-Jun-2015

92 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt eptik

NAMA : ROFIQOH WINNI WULANDARI

NIM : 11110723KELAS : 11.6A.24

Page 2: Ppt eptik

PERUSAKAN TAMPILAN HALAMAN DEPAN

WEBSITE ( DEFACING )

Page 3: Ppt eptik

PENGERTIAN CYBER CRIME

Cybercrime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan menggunakan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Jenis-jenis kejahatan cybercrime antara lain adalah penipuan lelang secara online,pemalsuan cek, confidence fraud, penipuan identitas,dll.Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional dimana  komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.

Page 4: Ppt eptik

KATEGORI CYBER CRIME1. Cyberpiracy

Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software/mendistribusikan informasi tersebut melalui jaringan komputer.

2. Cybertresspass Penggunaan teknologi komputer untuk

meningkatkan akses pada sistem komputer sebuah organisasi/individu website yang diprotect dengan password.

3. CybervandalismPenggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu transmisi informasi elektronik yang dapat menghancurkan komputer.

Page 5: Ppt eptik

PENGERTIAN CYBER LAW

Cyber law adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyber law merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subjek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyber law sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Cyber law akan memerankan peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidak ada lagi segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi dewasa ini dimana kita perlu sebuah perangkat aturan main didalamnya (virtual world). Cyber law tidak akan berhasil jika aspek yuridiksi hukum diabaikan. Karena pemetaan yang mengatur cyber space menyangkut juga hubungan antara kawasan, antar wilayah dan antar Negara, sehingga penetapan yuridiksi yang jelas mutlak diperlukan.

Page 6: Ppt eptik

LATAR BELAKANG CYBER LAW Aspek keamanan erat kaitannya dengan aspek hukum. Di zaman seperti sekarang ini memerlukan teknologi informasi dalam segala bidang. Begitu banyak kepentingan yang dipertaruhkan dalam kaitannya dengan teknologi informasi membuatnya rentan terhadap kegiatan atau praktek-praktek yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran. Cyber Law hadir sebagai alat pengendali pelanggaran tersebut. Cyber Law sama dengan hukum konvensional, namun hanya berlaku untuk dunia Cyber (dunia maya).

Page 7: Ppt eptik

PENGERTIAN DEFACEsalah satu kegiatan mengubah tampilan suatu website baik halaman utama  atau index filenya ataupun halaman lain yang masih terkait dalam satu  url dengan website tersebut (bisa di folder atau di file)

Page 8: Ppt eptik

JENIS-JENIS PEN-DEFACE-AN

Full of PageArtinya mendeface satu halaman penuh tampilan depan alias file index atau file lainnya yang akan diubah  secara utuh.

 Sebagian atau hanya menambahi Artinya, defacer mendeface suatu situs tidak secara penuh, bisa hanya dengan menampilkan beberapa kata, gambar atau penambahan script-script yang mengganggu.

Page 9: Ppt eptik

PENYEBAB TERJADINYA DEFACE

1. Penggunaan free CMS dan open source tanpa adanya modification.

2. Tidak updatenya source atau tidak menggunakan versi terakhir dari CMS.

3. Tidak adanya research yang mendalam dan detail mengenai CMS sebelum digunakan & diimplementasikan.

4. Tidak adanya audit trail atau log.5. Jarang melakukan pengecekan terhadap

security update.6. Kurangnya security awareness dari masing-

masing personel webmaster & administrator.

Page 10: Ppt eptik

KASUS I ( WEB PRESIDEN SBY TERKENA DEFACE )WWW.PRESIDENSBY.INFO

1. PELAKU KASUS : WILDAN YANI ASHARI, 22TH

2. JENIS KASUS : PEMBOBOLAN SITUS PRESIDEN SBY

3. CYBER LAW YANG DIKENAKAN : PERBUATAN YANG DILARANG

UU ITE PASAL 30 AYAT 1,2,3 PASAL 32 AYAT 1,3 PASAL 35

KETENTUAN PIDANA :

PASAL 46 AYAT 1,2,3 PASAL 48 AYAT 1,3 PASAL 51 AYAT 1

Tampilan Web Presiden SBY setelah terkena Deface

Page 11: Ppt eptik

KASUS II ( WEBSITE TV ONE TERKENA DEFACE)WWW.TVONENEWS.TV

1. PELAKU KASUS: HACKER

LOKAL

2. JENIS KASUS :PEMBOBOLAN WEBSITE TV ONE

3. CYBERLAW PERBUATAN YANG DILARANG UU ITE PASAL 30 AYAT 1,2,3 PASAL 32 AYAT 1,3 PASAL 35

KETENTUAN PIDANA : PASAL 46 AYAT 1,2,3 PASAL 48 AYAT 1,3 PASAL 51 AYAT 1

Tampilan Website TV ONE setelah terkena deface

Page 12: Ppt eptik

UU ITE PASAL 30 AYAT 1 DAN 2

Pasal 30 Ayat 1Setiap Orang

dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan

hukum mengakses Komputer

dan/atau Sistem Elektronik milik

Orang lain dengan cara apa pun.

Pasal 30 Ayat 2Setiap Orang dengan

sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik

dengan cara apa pun dengan tujuan untuk

memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik.

Page 13: Ppt eptik

PASAL 30 AYAT 3

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik

dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

Page 14: Ppt eptik

UU ITE PASAL 32

Ayat 1 Ayat 3

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun

mengubah, menambah, mengurangi, melakukan

transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,

menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik milik Orang lain atau milik publik.

Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) yang mengakibatkan

terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat

diakses oleh publik dengan keutuhan data

yang tidak sebagaimana mestinya.

Page 15: Ppt eptik

UU ITE PASAL 35

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan,

penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut

dianggap seolah-olah data yang otentik.

Page 16: Ppt eptik

UU ITE PASAL 46

Ayat 1 Ayat 2

Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda

paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta

rupiah). 

Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta

rupiah).

Page 17: Ppt eptik

UU ITE PASAL 46 AYAT 3

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta

rupiah).

Page 18: Ppt eptik

UU ITE PASAL 48

Ayat 1 Ayat 3

Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). 

Setiap Orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Page 19: Ppt eptik

UU ITE PASAL 51 AYAT 1

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling

lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah)

Page 20: Ppt eptik

CARA MENANGGULANGI KASUS DEFACE

a. Penggunaan Firewall.

b. Backuplah website dan database sebelum dilakukan update.

c. Wajib untuk memeriksa perubahan folder, file, database dan source terakhir dari website. 

d. Pelajarilah lebih dalam mengenai dasar-dasar hacking dan antisipasinya.

e. Sering-seringlah berdiskusi di forum dan milist yang berkaitan dengan perangkat  serta aplikasi yang mensupport website.

f. Hardening website dan source wajib dilakukan.

g. Gunakanlah tambahan plugin / component yang tepat.

h. Lakukanlah penetration testing terhadap website.

Page 21: Ppt eptik

KESIMPULANSemakin maju peradaban dunia dan teknologi maka semakin besar pula tingkat kejahatan dunia maya seperti defacing.Kurang tegasnya hukum cyber crime di indonesia membuat para pelaku tidak jera untuk melakukan kejahatan di dunia maya.

Page 22: Ppt eptik

SARAN

Page 23: Ppt eptik

THANK YOU FOR YOUR ATTENTION