ppkn

18
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI LANDASAN KONSEPSIONAL STRATEGIS Oleh: JUHRI AM 1 Abstrak PENDAHULUAN Tulisan ini membahas sekilas tentang ketahanan nasional sebagai landasan konsepsional strategis dalam mewujudkan kesejahteraan dan keamanan suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia yang sedang berjuang keras memulihkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa yang mengalami keretakan beberapa tahun terakhir ini. Perjalanan sejarah telah menunjukkan sesungguhnya bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah yang telah berkuasa selama tiga setengah abad lamanya berkat kokohnya nilai-nilai persatuan yang telah tertanam dalam sanubari bangsa Indonesia. Hal ini merupakan wujud nyata bahwa Bangsa Indonesia pernah menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan di atas pondasi ketahanan nasional Indonesia yang kokoh. Memperkokoh nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semestinya sangat dibutuhkan ketika kita ingin meraih suatu kemenangan. Terlebih-lebih di tahun 2009 ini akan terjadi peristiwa penting digelarnya pesta demokrasi untuk menentukan pilihan tepat terhadap para calon pemimpin nasional yang 1 Guru Besar Tetap FKIP Universitas Muhammadiyah Metro dalam Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Alumni KRA XXXVIII Lemhannas RI Tahun 2005. Dewan Pakar Pusat Pengkajian Strategi Nasional (PPSN) Jakarta. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Metro Lampung. 1

Upload: christina-manaloe

Post on 29-Jun-2015

100 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPKN

KETAHANAN NASIONALSEBAGAI LANDASAN KONSEPSIONAL STRATEGIS

Oleh:JUHRI AM1

Abstrak

PENDAHULUAN

Tulisan ini membahas sekilas tentang ketahanan nasional sebagai

landasan konsepsional strategis dalam mewujudkan kesejahteraan dan

keamanan suatu bangsa, khususnya bangsa Indonesia yang sedang

berjuang keras memulihkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa

yang mengalami keretakan beberapa tahun terakhir ini. Perjalanan

sejarah telah menunjukkan sesungguhnya bangsa Indonesia telah

berhasil merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah yang telah

berkuasa selama tiga setengah abad lamanya berkat kokohnya nilai-

nilai persatuan yang telah tertanam dalam sanubari bangsa Indonesia.

Hal ini merupakan wujud nyata bahwa Bangsa Indonesia pernah

menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan di atas pondasi

ketahanan nasional Indonesia yang kokoh. Memperkokoh nilai-nilai

persatuan dan kesatuan bangsa semestinya sangat dibutuhkan ketika

kita ingin meraih suatu kemenangan. Terlebih-lebih di tahun 2009 ini

akan terjadi peristiwa penting digelarnya pesta demokrasi untuk

menentukan pilihan tepat terhadap para calon pemimpin nasional yang

memiliki komitmen mewujudkan niat reformasi dalam berbagai aspek

kehidupan, khususnya bidang social dan politik.

Sesungguhnya perjalanan Reformasi di berbagai aspek kehidupan

bangsa ini sudah berjalan satu dasa warsa lebih. Namun, tujuan

reformasi belum memberikan buah optimal untuk mewujudkan

kesejahteraan suatu bangsanya. Kalau dicermati, akibat reformasi justru

berbagai efek negative muncul di sana sini hampir terjadi di seluruh

penjuru tanah air kita. Salah satu efek negatif akibat reformasi yang

1 Guru Besar Tetap FKIP Universitas Muhammadiyah Metro dalam Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Alumni KRA XXXVIII Lemhannas RI Tahun 2005. Dewan Pakar Pusat Pengkajian Strategi Nasional (PPSN) Jakarta. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Metro Lampung.

1

Page 2: PPKN

tidak memahami nilai-nilai dasar tujuan reformasi, antara lain adalah

menurunnya nilai-nilai semangat persatuan, kebersamaan, dan

kesatuan bangsa dalam satu wilayah negara kesatuan republik

Indonesia. Bahkan kita saksikan, justru di berbagai pelosok tanah air

masih saja terjadi konflik di antara suku bangsanya sendiri, ironisnya

perselisihan antar mahasiswa dalam satu kampus sendiripun masih

terjadi, demikian pula di lingkungan pelajar, pemuda antar kampong,

dan masyarakat dengan warga masyarakat lain. Tidak mau ketinggalan

pula, konflik internal sering terjadi di kalangan para elit politik yang

menjadi konsumsi diberbagai media cetak maupun elektronik.

Memang, sungguh memprihatinkan, memilukan, dan

mengecewakan kalau suatu bangsa yang pernah di kenal sebagai

bangsa yang ramah, santun, dan menjunjung tinggi nilai

kegotongroyongan yang dikagumi bangsa lainnya. Keretakan nilai-nilai

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia semestinya tidak akan terjadi

berlarut-larut, manakala bangsa yang pernah dikenal sebagai bangsa

yang santun ini menyadarkan diri akan pentingnya persatuan suatu

bangsa. Kalau kita mau belajar dari pengalaman sejarah dan mau

menengok jauh ke belakang kita sesungguhnya telah menjadi bangsa

yang mampu menjalin ikatan persatuan yang sangat kokoh ketika

semangat kebangsaan merebut kemerdekaan dari cengkeraman

penjajah yang terjadi tiga setengah abad lebih lamanya.

Upaya untuk mewujudkan persatuan bangsa ini, pemerintah

bersama-sama masyarakat sesungguhnya telah melakukan antara lain

dengan cara memperkokoh ketahanan nasional diberbagai bidang,

melalui strategi pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya

ketahanan nasional di atas persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagaimana diketahui bahwa ketahanan nasional (tannas) Indonesia

adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek

kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan

yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,

dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,

hambatan dan gangguan (TAHG) baik yang datang dari luar maupun

dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup

bangsa dan Negara serta perjuangan guna mencapai tujuan

nasionalnya.

2

Page 3: PPKN

Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional dapat dipahami

merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan.

Suatu kondisi kehidupan yang dibina secara dini terus menerus dan

sinergik, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional,

bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan

untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran

geostrategi berupa suatu konsepsi yang dirancang dan dirumuskan

dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi

Indonesia. Menurunnya nilai persatuan dan kesatuan bangsa diduga

masih kuatnya pengaruh internal bangsa Indonesia berupa kesadaran

masyarakat Indonesia akan persatuan dan kesatuan bangsa.

KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah Konsepsi

pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi

dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan

menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1045 dan

Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional

Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)

keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional, yang mampu mengatasi TAHG

yang timbul.

Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa

dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi

sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan

jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa

melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun

dari dalam. Pada hakikatnya ketahanan nasional mengandung: (a)

keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin

kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

nasional. (b) merupakan pengaturan dan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras

dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

3

Page 4: PPKN

ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Asas Ketahanan Nasional Indonesia dapat dipahami sebagai tata

laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berdasarkan Pancasila, UUD

1945 dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari:

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan; pada asas ini dapat

dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan

manusia yang mendasar serta esensial, baik sebagai perorangan

maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan

merupakan asas dalam Sistem Kehidupan Nasional. Tanpa

kesejahteraan dan keamanan, Sistem Kehidupan Nasional tidak

akan dapat berlangsung, sehingga kesejahteraan dan keamanan

yang merupakan nilai instrinsik pada Sistem Kehidupan nasional itu

sendiri sulit diwujudkan. Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan

dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada

kesejahteraan, tetapi tidak berarti mengabaikan keamanan.

Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh

mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun

keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun.

b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu;

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan

bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk

perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan

selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan Nasional mencakup

ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,

menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).

c. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar; Sistem kehidupan

nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa

yang saling berinteraksi. Disamping itu, system kehidupan nasional

juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses

interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat

positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam

maupun ke luar, mencakup perialku:. (1) Mawas Ke Dalam;

Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi

4

Page 5: PPKN

kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian

yang proporsional untik meningkatkan kualitas derajat kemampuan

bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa

Ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme

sempit. (2) Mawas Ke Luar; Mawas ke luar bertujuan untuk dapat

mengantisipasi, dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi

dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima

kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan, dengan

dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional,

kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan

nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya

tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak

lain diuatamakan dalam bentuk kerjasama yang saling

menguntungkan.

d. Asas Kekeluargaan; Asas kekeluargaan mengandung keadilan,

kearifan, kebersamaan, kesetaraan, gotong royong, tenggang rasa

dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan dan

perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam

hubungan kemitraan, serta dijaga agar tidak berkembang menjadi

konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai

yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu: (a) Mandiri;

Ketahanan Nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan

sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip

tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan

kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini merupakan

prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam

perkembangan global (interdependent). (b) Dinamis; Ketahanan

Nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkatkan ataupun

menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan Negara, serta

kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan

pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan

perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu upaya

5

Page 6: PPKN

peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke

masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi

kehidupan nasional yang lebih baik. (c) Wibawa;keberhasilan

Pembina Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan

berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan

bangsa yang dapat menjadi factor yang diperhatikan pihak lain. Makin

tinggi tingkat Ketahanan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai

kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal

yang dimiliki bangsa dan Negara Indonesia. (d) Konsultasi dan

Kerjasama; Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak

mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan

kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif

dab kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan pada

kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI KONSEPSI KETAHANAN

NASIONAL

Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang

diharapkan dapat diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia

serta merupakan pedoman yang perlu diimplementasikan secara

berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin

diwujudkan. Tannas berkedudukan sebagai Landasan Konsepsional

Strategis, yang didasari oleh Pancasila sebagai Landasan Idiil dan UUD

1945 sebagai landasan Konstitusional serta Wasantara sebagai

Landasan Visional di dalam paradigma kehidupan nasional.

Konsepsi Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan

penggunaanya berfungsi sebagai Landasan Konsepsional Strategis,

Metoda Pembinaan Kehidupan Nasional Indonesia, dan Sebagai Pola

dasar Pembangunan Nasional. (1) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam

fungsinya sebagai Landasan Konsepsional Strategis perlu dipahami guna

menjamin terjalinnya suatu pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola

kerja untuk menyatupadukan upaya bersama bangsa yang bersifat

interregional (wilayah), inter sektoral dan multi disiplin, dengan

pendekatan top down dan bottom up secara sinergik. Tanpa adanya

landasan tersebut dapat terjadi cara berpikir yang terkotak-kotak

(sektoral), kesimpangsiuran dalam arah dan tindakan, serta tidak

6

Page 7: PPKN

konsisten dengan falsafah yang telah disepakati, sehingga

mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang tidak

memicu terjadinya hambatan bahkan penyimpangan dari tujuan

nasional dan cita-cita nasional. (2) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam

fungsinya sebagai Pola dasar pembangunan Nasional pada hakikatnya

merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan

nasional yang meliputi segenap bidang dan sektor pembangunan secara

terpadu.

(3) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai Metoda

Pembinaan Kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu

metoda komprehensif integral dalam merumuskan kebijaksanaan dan

strategi nasional merupakan metoda umum berdasarkan Astagatra yang

meliputi unsur-unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan, ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

DASAR PEMIKIRAN ASTAGATRA

Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa

Indonesia, yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, memberikan

keyakinan kepada rakyat Indonesia bahwa dalam kehidupannya,

manusia adalah sebagai mahluk pribadi sekaligus sebgai mahluk sosial

serta memiliki dua segi hubungan utama yang tak dapat dipiasahkan

yaitu; hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia

dengan manusia dan lingkungannya. Dalam dinamika kehidupan

hubungan ini akan menumbuhkan berbagai hubungan yang dibina

secara harmonis. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

manusia memerlukan ruang hidup. Suatu ruang hidup dengan berbagai

potensi yang menyertainya. Baik untuk kepentingan lahiriah (materiil)

maupun batiniah (spirituil) yang mencakup kepentingan kesejahteraan

dan keamanan bangsa. (1) Bangsa Indonesia mensyukuri akan segala

anugerah Tuhan, baik dalam wujud konstelasi dan posisi geografi,

maupun segala isi dan potensi yang dimiliki wilayah Nusantara untuk

dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat, harkat,

martabat bangsa dan negara Indonesia dalam pergaulan antar bangsa.

Dalam memanfaatkan isi dan potensi sumber kekayaan alam (SKA),

sangat diperlukan adanya kualitas manusia Indonesia. Terlebih

menghadapi penduduk yang terus bertambah, sedang bumi/alam yang

7

Page 8: PPKN

menyediakan segala kebutuhan manusia dapat dikatakan relatif tetap

atau tidak bertambah. Dengan kata lain bahwa manusia sebagai obyek

yang terus menginginkan terpenuhinya kebutuhan yang digali dari SKA,

dan sangat tergantung pada kondisi geografi, merupakan ketiga

unsur/aspek alamiah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan

saling mengkait.

(2) Dalam dinamika kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, manusia Indonesia

menyelenggarakan kehidupannya dengan mengadakan hubungan-

hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan

manusia dan lingkungannya. (i) Hubungan Manusia dengan Tuhan,

menumbuhkan kehidupan beragama yang mengandung nilai-nilai moral

dan etika; (ii) Hubungan Manusia dengan Cita-cita, melahirkan

kehidupan ideologi; (iii) Hubungan Manusia dengan Kepentingan dan

kekuasaan, menimbulkan kehidupan Politik; (iv) Hubungan Manusia

dengan Pemenuhan Kebutuhan, menimbulkan kehidupan Ekonomi; (v)

Hubungan Manusia dengan Manusia lainnya, mewujudkan kehidupan

Sosial (masyarakat) dengan segenap perangkatnya, termasuk

norma/hukum yang haris dipatuhi; (v) Hubungan Manusia dalam

kehidupan bermasyarakat dengan tumbuhnya Rasa, Cipta, Karsa dan

Karya, mewujudkan kehidupan Budaya; (vi) Hubungan Manusia dengan

Pemanfaatan dan Penguasaan Alam, menciptakan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (IPTEK) yang merupakan hasil dari Rasa, Cipta, Karsa dan

Karya, mewujudkan kehidupan Budaya; (vii) Hubungan Manusia dengan

Rasa Aman, mewujudkan kehidupan Pertahanan dan Keamanan.

Berdasarkan rumusan pengertian Tannas, sesungguhnya Tannas

merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional

pada saat tertentu. Sebagai kondisi yang tergantung pada waktu, ruang

dan lingkungan, maka Tannas bersifat dinamis. Tiap-tiap aspek di

dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang,

dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis, sehingga

interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau,

karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan

tata kehidupan nasional tersebut, diperlukan penyederhanaan tertentu

dari berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang

merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalui suatu

8

Page 9: PPKN

kesepakatan dari analisa mendalam yang dilandasi teori hubungan

antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan

lingkungan. Di dalam proses penyederhanaan itu jumlah aspek

kehidupan nasional diredusir sampai jumlahnya sesedikit mungkin,

namun tetap dapat merefleksikan ciri-ciri utama dari fenomena atau

permasalahan, yang disebut ”gatra”. Sesungguhnya jumlah gatra yang

digunakan satu model dapat berapa saja, akan tetapi perlu diwaspadai

bahwa jumlah gatra yang terlalu banyak akan mengakibatkan gambaran

kehidupan yang kompleks, sehingga tujuan penyederhanaan tidak

berhasil.

Terkait dengan unsur-unsur alamiah yang melekat pada negara

diperoleh pemetaan pada 3 Gatra (Trigatra) yang relatif statis yaitu

gatra Geografi, Sumber Kekayaan Alam dan Kependudukan, sedangkan

berdasarkan pemahaman tata hubungan manusia dalam kehidupan

sosialnya diperoleh kesepakatan bahwa dalam Konsepsi Ketahanan

Nasional Indonesia seluruh aspek kehidupan sosial dipetakan dalam 5

gatra Sosial (Pancagatra) yang bersifat dinamis dan dianggap dominan

yaitu gatra Ideologi, gatra Politik, gatra Ekonomi, gatra Sosial-Budaya,

gatra Pertahanan dan Keamanan.

Walaupun Agama tidak dimunculkan sebagai gatra, namun

nilai-nilai agama harus memberikan landasan moral dan etika

dalam semua gatra dari pancagatra.

Demikian pula Hukum, yang timbul dari interaksi/hubungan

antara manusia dengan Manusia masuk dalam gatra Sosial-

Budaya, namun selanjutnya hukum juga diperlukan sebagai

dasar hukum dalam penyelenggaraan kehidupan ideologi,

politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan.

Demikian pula pengembangan IPTEK dimasukkan dalam gatra

Sosial-Budaya sebagai hasil dari rasa, cipta, karsa dan karya

manusia, sedangkan pemanfaatan IPTEK merupakan unsur dari

gatra Ekonomi dan sebagai komoditi. Dalam Gatra Politik serta

garta Pertahanan dan Keamanan, IPTEK sebagai unsur

pendukun dalam sistem, dan lat peralatan yang digunakan.

Ke tiga gatra alamiah (Trigatra) bila digabungkan dengan lima

gatra Sosial (Pancagatra) akan menjadi delapan gatra (Astagatra) yang

merupakan model pemetaan menyeluruh dari system kehidupan

9

Page 10: PPKN

nasional bangsa Indonesia. Astagatra tersebut satu sama lainnya

terintegrasi secara utuh menyeluruh dan terpadu, membentuk tata laku

masyarakat bangsa dan negara. Pemahaman lebih lanjut dijelaskan

pada uraian singkat di abwah ini.

a. Trigatra (Gatra Alamiah); Trigatra atau gatra alamiah meliputi

aspek-aspek suatu Negara yang memang sudah melekat pada

Negara itu. Unsur dari setiap aspek tidak pernah sama

spesifikasinya untuk setiap Negara. Trigatra atau gatra alamiah

meliputi gatra : Geografi, Sumber Kekayaan Alam dan

Kependudukan. Ketiga gatra alamiah tersebut mengandung

unsure-unsur alamiah yang bersifat relative tetap atau statis.

b. Pancagatra (Gatra Sosial); ncagatra atau gatra social adalah

aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan

pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma

tertentu.

Pancagatra atau gatra Sosial meliputi : gatra Ideologi, Politik,

Ekonomi, Sosial dan Budaya, Pertahanan dan Keamanan. Kelima gatra

Sosial tersebut mengandung unsur-unsur yang bersifat dinamis.

Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh

bangsa Indonesia selalu ditujukan pada kelima gatra Sosial tersebut.

Dan oleh karena itu penanggulangannya adalah dengan upaya

meningkatkan ketahanan dalam gatra ideology, politik, ekonomi, social

budaya, pertahanan dan keamanan secara utuh menyeluruh dan

terpadu. Kualitas Pancagatra dalam kehidupan nasional Indonesia

tersebut secara terintegrasi serta dalam interaksinya dengan Trigatra

mencerminkan tingkat Ketahanan Nasional Indonesia.

HUBUNGAN ANTAR GATRA DALAM ASTAGATRA

Antara Trigatra dan Pancagatra serta antar gatra itu sendiri

terdapat hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan korelasi dan

interdependensi, dalam arti bahwa: (1) Ketahanan Nasional pada

hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan Negara di

dalam mendayagunakan secara optimal gatra Alamiah (Trigatra)

sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan

kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (Pancagatra). (2)

10

Page 11: PPKN

Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistic, yaitu suatu

tatanan yang utuh, menyeluruh dan terpadu, dimana terdapat saling

hubungan antar gatra didalam keseluruhan kehidupan nasional

(Astagatra). (3) Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan

kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan

sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat

didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan

mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. (4) Ketahanan Nasional

Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap

gatranya, melainkan suatu resultante keterkaitan yang integrative dari

kondisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideology,

politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan.

Selanjutnya hubungan antar gatra, dikemukakan seperti uraian

berikut: (1) Gatra geografi, Karakter geografi sangat mempengaruhi

jenis, kualitas dan persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan

alam dapat mempengaruhi karakter geografi. (2) Antara Gatra Geografi

dan Gatra Kependudukan; Bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan

serta persebaran penduduk sangat erat kaitannya dengan karakter

geografi dan sebaliknya karakter geografi mempengaruhi kehidupan

dari pendudukanya. (3) Antara Gatra Kependudukan dan Gatra

Kekayaan Alam; Kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi

oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, demikian

pula sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam

dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan alam

yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata

jika telah diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi. (4) Hubungan Antar gatra Dalam

Pancagatra; Setiap gatra dalam Pancagatra memberikan kontribusi

tertentu pada gatra-gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima

kontribusi dari gatra-gatra lain secara terintegrasi.

(i) Antara Gatra Ideologi dengan Gatra Politik, Ekonomi,

Sosial-Budaya, Pertahanan dan Keamanan, dalam arti

ideologi sebagai falsafah bangsa dan landasan idiil negara

merupakan nilai penentu bagi kehidupan nasional yang

meliputi seluruh gatra dalam Pancagatra dalam memelihara

kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasional.

11

Page 12: PPKN

(ii) Antara Gatra Politik dengan Gatra Ideologi, Ekonomi,

Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti

kehidupan politik yang mantap dan dinamis menjalankan

kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk

pengembnagan ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan

keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh

bermacam hal yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran politik,

tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban

sosial dan rasa keamanannya.

(iii) Antara Gatra Ekonomi dengan Gatra Ideologi, Politik,

Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti

kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata, akan

menyakinkan kebenaran ideologi yang dianut, mendinamisir

kehidupan politik dan perkembangan sosial budaya serta

mendukung pengembangan Pertahanan dan Keamanan.

Keadaan ekonomi yang stabil, maju dan merata menunjang

stabilitas dan peningkatan ketahanan aspek lain.

(iv) Antara Gatra Sosial Budaya dengan Gatra Ideologi,

Politik, Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan; Dalam arti

kehidupan sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis,

berbudaya dan berkepribadian, akan menyakinkan kebenaran

ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk kehidupan

politik yang berbudaya, kehidupan ekonomi yang tetap

mementingkan kebersamaan serta kehidupan pertahanan

dan keamanan yang menghormati hak-hak individu. Keadaan

sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis,

berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di

dalam suasana aman dan damai. Kebesaran dan keseluruhan

nilai sosila budaya bangsa mencerminkan tingkat

kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik materiik

maupun mental spritual. Keadaan sosial yang timpang

dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan

memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat

berkembang menjadi gejolak sosial.

12

Page 13: PPKN

(v) Antara Gatra Pertahanan dan Keamanan dengan Gatra

Ideologi, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya; Dalam arti

kondisi kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan

dinamis akan meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan

iklim yang kondusif untuk pengembangan kehidupan politik,

ekonomi dan sosial budaya. Keadaan pertahanan dan

keamanan yang stabil, dinamis, maju dan berkembnag di

seluruh aspek kehidupan akan memperkokoh dan menunjang

kehidupan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

Astagatra Dalam Pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan,

Peranan tiap-tiap gatra untuk kesejahteraan dan keamanan tergantung

dari sifat masing-masing gatra, yakni: (1) Gatra Alamiah mempunyai

peranan sama besar baik untuk kesejahteraan maupun untuk

keamanan. (2) Gatra Ideologi, Politik dan Sosial Budaya mempunyai

peranan sama besar untuk kesejahteraan dan keamanan. (3) Gatra

Ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahteraan

dari pada peranan untuk keamanan. (4) Gatra Pertahanan dan

Keamanan relatif mempunyai peranan lebih besar untuk keamanan dari

pada peranan untuk kesejahteraan.

PENUTUP

Sebagai penutup dari tulisan ini penulis menyimpulkan bahwa: ”Perwujudan

Ketahanan Nasional Indonesia merupakan landasan konseptual strategis bagi suatu

bangsanya dapat dicapai melalui peningkatan pemahaman pentingnya memperkokoh nilai-

nilai persatuan dan kesatuan bangsa”. Kondisi ini dapat diwujudkan dengan berbagai

tindakan nyata bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia dengan cara:

1. Pemulihan dan peningkatan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai

dasar semangat perasatuan dan kesatuan bangsa,

2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesias terhadap semboyan makna

Bhinneka Tunggal Eka dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

3. Mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, UUD

1945, dan Wawasan Nusantara, dalam kehidupan sehari-hari

4. Menciptakan dinamika kehidupan yang harmonis dengan model pemetaan sistem

kehidupan nasional bangsa Indonesia melalui pemahaman dan pengelolaan gatra

alamiah dan gatra sosial untuk memperkokoh ketahanan nasional Indonesia.

13

Page 14: PPKN

Sekalipun materi dari tulisan ini sangat sederhana, kiranya dapat dijadikan sebagai bahan

diskusi bagi pembaca pada umumnya dan bahan pertimbangan para politisi khususnya

dalam perumusan kebijakan strategis pemulihan kesadaran bangsa dalam menjunjung

tinggi dan menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Amin

14