pph 25

2
7. WP yang Menderita Kerugian yang Dapat Dikompensasi Besarnya PPh Pasal 25 bagi WP yang memperoleh kompensasi kerugian dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh terhadap penghasilan neto dengan memperhatikan sisa kompensasi kerugian Contoh PT DEV memperoleh penghasilan neto (fiskal) dalam tahun pajak 2008 sebesar Rp 160.000.000. Pda tahun 2007, PT DEV menderita rugi fiskal sebesar Rp 200.000.000. kredit pajak (PPh 22, 23, dan 24) yang talah dibayarkan selama tahun 2008 adalah Rp 2.000.000. dalam SPT Tahunan PPh tahun pajak 2008, PPh terutang PT DEV adalah nol/nihil, dan kredit pajak yang telah dibayarkan dapat direstitusi atau dikompensasikan dengan PPh terutang di tahun 2009. Besarnya PPh 25 (angsuran PPh) untuk tahun pajak tahun 2009 adalah sebagai berikut : Jumlah Penghasilan Neto 2008 (sebelum pajak) 160.000.000 Dikurangi sisa rugi fiskal 2007 ( 40.000.000) Penghasilan Kena Pajak 120.000.000 PPh terutang 28% x 120.000.000 = 33.600.000 Dikurangi kredit pajak ( 2.000.000) PPh yang dibayar sendiri 31.600.000 Jadi, PPh Pasal 25 yang diayarkan dalam masa pajak 2009 adalah 31.600.000/12 = Rp 2.633.333 Karena pada tahun 2008 PT DEV masih mempunyai kerugian fiskal yang dapat dikompensasikan, maka PT DEV tidak terutang pajak tahun 2008. PPh yang telah dibayarkan (Rp 2.000.000) dapat dimintakan restitusi atau diperhitungkan dengan tahun pajak berikutnya. Asumsikan pada tahun 2009 PT DEV memperoleh laba (fiskal) Rp 180.000.000 dan kredit pajak (PPh Pasal 22, 23 dan 24) yang telah dibayarkan tahun 2009 sebesar Rp 4.000.000. PPh 25 yang telah dibayarkan di tahun 2009 totalnya sebesar Rp 31.600.000. Jadi, besarnya PPh 25 (angsuran PPh) untuk tahun pajak tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Upload: elisabethlie

Post on 11-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pajak

TRANSCRIPT

Page 1: PPH 25

7. WP yang Menderita Kerugian yang Dapat Dikompensasi

Besarnya PPh Pasal 25 bagi WP yang memperoleh kompensasi kerugian dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh terhadap penghasilan neto dengan memperhatikan sisa kompensasi kerugian

Contoh

PT DEV memperoleh penghasilan neto (fiskal) dalam tahun pajak 2008 sebesar Rp 160.000.000. Pda tahun 2007, PT DEV menderita rugi fiskal sebesar Rp 200.000.000. kredit pajak (PPh 22, 23, dan 24) yang talah dibayarkan selama tahun 2008 adalah Rp 2.000.000. dalam SPT Tahunan PPh tahun pajak 2008, PPh terutang PT DEV adalah nol/nihil, dan kredit pajak yang telah dibayarkan dapat direstitusi atau dikompensasikan dengan PPh terutang di tahun 2009. Besarnya PPh 25 (angsuran PPh) untuk tahun pajak tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Jumlah Penghasilan Neto 2008 (sebelum pajak) 160.000.000Dikurangi sisa rugi fiskal 2007 ( 40.000.000)Penghasilan Kena Pajak 120.000.000PPh terutang 28% x 120.000.000 = 33.600.000Dikurangi kredit pajak ( 2.000.000)PPh yang dibayar sendiri 31.600.000

Jadi, PPh Pasal 25 yang diayarkan dalam masa pajak 2009 adalah 31.600.000/12 = Rp 2.633.333

Karena pada tahun 2008 PT DEV masih mempunyai kerugian fiskal yang dapat dikompensasikan, maka PT DEV tidak terutang pajak tahun 2008. PPh yang telah dibayarkan (Rp 2.000.000) dapat dimintakan restitusi atau diperhitungkan dengan tahun pajak berikutnya.

Asumsikan pada tahun 2009 PT DEV memperoleh laba (fiskal) Rp 180.000.000 dan kredit pajak (PPh Pasal 22, 23 dan 24) yang telah dibayarkan tahun 2009 sebesar Rp 4.000.000. PPh 25 yang telah dibayarkan di tahun 2009 totalnya sebesar Rp 31.600.000. Jadi, besarnya PPh 25 (angsuran PPh) untuk tahun pajak tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Jumlah Penghasilan Neto 2009 180.000.000PPh terutang 28% x 180.000.000 = 50.400.000Dikurangi kredit pajak ( 4.000.000)PPh yang dibayar sendiri 46.400.000

PPh Pasal 25 masa pajak tahun 2010 = 46.400.000/12 = Rp 3.866.667

8. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu

WPOP adalah pengusaha tertentu yang melakukan kegiatan usaha sebagai pengecer yang mempunyai satu atau lebih tempat usaha.

Contoh :

Page 2: PPH 25

Aris Subiyanto adalah pengusaha batik yang sukses. Dia mempunyai toko batik di Plaza Pekalongan, Plaza Semarang, dan Plaza Surabaya.

Bagi WP seperti Pak Aris ini, penetapan besarnya angsuran PPh didasarkan persentase tertentu, yakni 2% x peredaran bulanan masing-masing toko.