power 11

6
1. Power 11/24/2008 http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/ Ilmu_Penyakit_Dalam/Ilmu%20Penyakit%20Paru/EFUSI%20%20PLEURA %20power%20point.pdf Efusi pleura merupakan suatu gejala yang serius dan dapat mengancam jiwa penderita. Efusi pleura yaitu suatu keadaan terdapatnya cairan dengan jumlah berlebihan dalam rongga pleura. Efusi pleura dapat di sebabkan antara lain karena tuberkulosis, neo plasma atau karsinoma, gagal jantung, pnemonia, dan infeksi virus maupun bakteri. Sumber : KARAKTERISTIK DAN PENYEBAB EFUSI PLEURA PADA PENDER ITA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARYADI SE MARANG PADA BULAN NOVEMBER TAHUN 2002 TATIK ARIYANTI -- E2A300127 . (2003 - Skripsi) http://eprints.undip.ac.id/7116/1/1629.pdf Efusi pleura adalah akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi dari permukaan pleura. Efusi pleura selalu abnormal dan mengindikasikan terdapat penyakit yang mendasarinya. Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan kapasitas pengeluaran sedikitnya 0,2 mL/kg/jam. Cairan pleura terakumulasi saat kecepatan pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan absorbsinya. Efusi pleura dapat terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit. Pendekatan yang tepat terhadap pasien efusi pleura memerlukan pengetahuan insidens dan prevalens efusi pleura. Distribusi penyakit penyebab efusi pleura tergantung pada studi populasi. Penelitian yang pernah dilakukan di rumah sakit Persahabatan, dari 229 kasus efusi pleura pada bulan Juli 1994 - Juni 1997, keganasan merupakan penyebab utama diikuti oleh tuberkulosis, empiema toraks dan kelainan ekstra pulmoner. Penyakit jantung kongestif dan sirosis hepatis

Upload: indahichtiani100

Post on 20-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

efusi pleura

TRANSCRIPT

Page 1: Power 11

1. Power 11/24/2008http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu_Penyakit_Dalam/Ilmu%20Penyakit%20Paru/EFUSI%20%20PLEURA%20power%20point.pdf

Efusi pleura merupakan suatu gejala yang serius dan dapat mengancam jiwa penderita. Efusi pleura yaitu suatu keadaan terdapatnya cairan dengan jumlah berlebihan dalam rongga pleura. Efusi pleura dapat di sebabkan antara lain karena tuberkulosis, neo plasma atau karsinoma, gagal jantung, pnemonia, dan infeksi virus maupun bakteri.

Sumber : KARAKTERISTIK DAN PENYEBAB EFUSI PLEURA PADA PENDER

ITA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARYADI SEMARANG PADA BULAN NOVEMBER TAHUN 2002 TATIK ARIYANTI -- E2A300127.(2003 - Skripsi)

http://eprints.undip.ac.id/7116/1/1629.pdf

Efusi pleura adalah akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi atau eksudasi dari permukaan pleura. Efusi pleura selalu abnormal dan mengindikasikan terdapat penyakit yang mendasarinya. Efusi pleura dibedakan menjadi eksudat dan kapasitas pengeluaran sedikitnya 0,2 mL/kg/jam. Cairan pleura terakumulasi saat kecepatan pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan absorbsinya.

Efusi pleura dapat terjadi sebagai komplikasi dari berbagai penyakit. Pendekatan yang tepat terhadap pasien efusi pleura memerlukan pengetahuan insidens dan prevalens efusi pleura. Distribusi penyakit penyebab efusi pleura tergantung pada studi populasi. Penelitian yang pernah dilakukan di rumah sakit Persahabatan, dari 229 kasus efusi pleura pada bulan Juli 1994 - Juni 1997, keganasan merupakan penyebab utama diikuti oleh tuberkulosis, empiema toraks dan kelainan ekstra pulmoner. Penyakit jantung kongestif dan sirosis hepatis merupakan penyebab tersering efusi transudatif sedangkan keganasan dan tuberkulosis (TB) merupakan penyebab tersering efusi eksudatif. Mengetahui karakteristik efusi pleura merupakan hal penting untuk dapat menegakkan penyebab efusi pleura sehingga efusi pleura dapat ditatalaksana dengan baik.

Karakteristik Efusi Pleura di Rumah Sakit Persahabatan

Rita Khairani*, Elisna Syahruddin**, Lia Gardenia Partakusuma****Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta.**Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,RS Persahabatan, Jakarta.***Departemen Patologi Klinik RS Persahabatan / RS Fatmawati, Jakarta.

http://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/11/jri-2012-32-3-155-60.pdf

Page 2: Power 11

BAB II KONSEP DASAR A.Pengertian Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum pleura diantara pleuraparietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat (www.google.com). Pleura adalah membrane tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. (Sudoyo, Aru W. 2006) Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price, 2005) Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga pleura baik transudat maupun eksudat. (Davey, 2005) Jadi kesimpulan dari efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal atau penimbunan cairan yang berlebih dalam rongga pleura baik transudat maupun eksudat.

Etiologi Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi transudat, eksudat dan hemoragis. 1.Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig. 2.Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia dan sebagainya, tumor, infark, paru, radiasi, penyakit kolagen

3.Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru, tuberkulosis.

4.Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi unilateral dan bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya akan tetapi effusi yang bilateral ditemukan pada penyakit penyakit dibawah ini :Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, tumor dan tuberkolosis.

D.Patofisiologi Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan di dalam rongga pleura. Jumlah cairan di rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleura parietalis sebesar 9 cm H2O. Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila tekanan osmotikkoloid menurun misalnya pada penderita hipoalbuminemia dan bertambahnya permeabilitas kapiler akibat ada proses keradangan atau neoplasma, bertambahnya tekanan hidrostatis akibat kegagalan jantung dan tekanan negatif intra pleura apabila terjadi atelektasis paru (Alsagaf H, Mukti A, 1998). Effusi pleura berarti terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas dalam kavum pleura. Kemungkinan penyebab efusi antara lain : (1) penghambatan drainase limfatik dari rongga pleura, (2) gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura (3) sangat menurunnya tekanan osmotik kolora plasma, jadi juga memungkinkan transudasi cairan yang berlebihan (4) infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura, yang memecahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara cepat (Guyton dan Hall , Egc, 1999, 623-624).

E.Manifestasi klinik Manifestasi kinik yang muncul (Tierney, 2002 dan Tucker, 1998) ) adalah 1.Sesak nafas 2.Nyeri dada 3.Kesulitan bernafas 4.Peningkatan suhu tubuh jika ada infeksi 5.Keletihan 6.Batuk

F.Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada efusi pleura ini adalah (Mansjoer, 2001) 1.Thorakosentasis Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri, dispnea dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1 –1,5 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian. 2.Pemberian anti biotik Jika ada infeksi. 3.Pleurodesis Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (tetrasiklin, kalk dan bieomisin) melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali. 4.Tirah baring Tirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dyspnea akan semakin meningkat pula.

Page 3: Power 11

5.Biopsi pleura, untuk mengetahui adanya keganasan.

G.Komplikasi 1.Infeksi 2.Fibrosis paru (Mansjoer, 2001)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-asuhankepe-5141-2-babii.pdfMuttaqin, Arif. Buku ajar asuhan keperwatan klien dengan gangguan sistem pernapasan. Salemba.

Transudat - Protein < 30 g/dL- LDH < 200 u- Biasanya bilateral- Warna : biasanya jernih, serosa- Penyebab yang umum

o Gagal jantungo Sindrom nefrotiko Sirosis hepatiso Hipoalbumiremia (malnutrisi, penyakit kronis, malabsorpsi)

- Penyebab yang jarango Konstriksi perikardialo Sindrom Meig (fibroma ovarium yang berhubungan dengan efusi pleura kanan)o Miksedema

Eksudat - Protein > 30 g/dL (atau rasio protein pleura atau serum > 0,5)- LDH < 200 u ((atau rasio pleura atau serum > 0,6)- Biasanya unilateral- Warna :

o Serosa (TB, RA)o Keruh (Infeksi)o Berdarah (kanker, EP, TB)

Pada efusi parapneumonik, jika PH < 7,2 bedar kemungkinan efusi terinfeksi (empiema)

- Penyebab yang umumo Pneumonia bakteraliso Karsinoma (bronkus primer atau sekunder)o Mesoteloma

- Penyebab yang jarango TBo Hemotorakso Pankreatitiso Abses subfrenikus

Page 4: Power 11

o Penyakit autoimuno Chylotoraks (dari kebocoran duktus torasikus (trauma, neoplasia hanya sisi kiri)o Sindrom kuku kuning (drainase limfatik abnormal yang menyebabkan warna

kuning pada kuku, efusi pleura dan limfedema

Davey Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Alih bahasa Annisa Rahmalia, Cut Novianti editor Amalia Safitri. Jakarta Erlangga halaman 25

Pemeriksaan fisik Efusi pleura

Efusi lebih besar menimbulkan penurunan gerakan hemitoraks, tidak adanya fremitus taktil vokal, hasil perkusi pekak, egofoni pada tepi atas efusi, melemah atau tidak terdengarnya bunyi napas, dan terkadang penonjolan dinding dada. Kadang-kadang, ditemukan ronki tepat dibwah efusi, akibat sekunder ateletaksis komprehensif. Bila terjadi deviasi trakea, biasanya akan menjauhinya sisi efusinya.

Sumber : Willm, Janice, L; Henry Schneiderman; Paula S. Algranati. 1994. Diagnosis fisik evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal. Jakarta : EGC halamn 221

Efusi pleura

Efusi pleura merupakan suatu kumpulan cairan pada ruang antara lapisan parietal dan visceral dari pleura, biasanya berisi cairan serosa, namun juga mengandung bahan lainnya.

Hemothoraks : darah, biasanya akibat trauma

Empiema : cairan purulen akibat perluasan pneumonia atau abses paru

Chylotoraks : chy;us akibat rupturnya duktus torasikus atau sekunder akibat invasi keganasan

Hidropneumotoraks : cairan dan udara

Pemeriksaan penunjang radiologis

Film dada; ultrasonografi; CT

Penampakan radiologis

Cairan pleura, pada posisi tegak mengalami gravitasi pada bagian paling bawah toraks yang memberikan gambaran sinar-X dada sebagai berikut :

- Lesi opak homogen, umumnya dengan densitas yang sama dengan jantung- Hilangnya garis diafragma- Tidak terlihatnya gambaran paru atau bronkus- Batas atas cekung dengan level tertinggi pada aksila

Page 5: Power 11

Seiring bertambah banyaknya cairan, terjadi pengurangan volume paru dan terjadi retraksi ke arah hilus. Pada awlanta cairan berkumpul di bagian posterior, kemudian menuju ruang kostofrenikus di bagian lateral. Ketika cairan terdeteksi pada film dada PA standar, yang ditandai oleh penumpulan sudut kostrofrenikus , efusi pleura telah mencapai volume 200-300 ml. Jika efusi bertambah luas, akan terjadi pergeseran ke arah mediastinum yang berlawanan.

Efusi subpulmonal

Disebabkan oleh pengumpulan cairan di antara diafragma dan bagian inferior paru. Batas atas bayangan cairan berjalan paralel dan diafragma dan pada film dada PA akan menyerupai gambaran diafragma tinggi

Efusi yang terlokulasi

Cairan dapat terlokulasi pada fisura atau di dekat dinding dada, dan keadaan ini kadang-kadang terlihat pada gagal jantung

- Ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif dalam mendeteksi cairan - CT juga dapat memperlihatkan Efusi pleura dan berbagai kelainan yang terjadi

Patel, Pradip, R. 2007. Lecture Notes : Radiologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga halaman 43