potensi tumbuhan berguna di cagar alam yanlappa, bogor ... · (ppeh) di cagar alam gunung sawal,...

110
POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI CAGAR ALAM YANLAPPA, BOGOR-JAWA BARAT NENENG HASANAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERRDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: doanthu

Post on 07-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI CAGAR ALAM

YANLAPPA, BOGOR-JAWA BARAT

NENENG HASANAH

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERRDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

RINGKASAN

NENENG HASANAH. E 34070036. Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar

Alam Yanlappa. Bogor-Jawa Barat. Dibimbing oleh SISWOYO dan AGUS

HIKMAT.

Cagar Alam (CA) Yanlappa berbatasan langsung dengan pemukiman

penduduk, sehingga adanya kemungkinan terjadinya interaksi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna dan pemanfaatan

tumbuhan di CA Yanlappa. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi

analisis vegetasi, pembuatan herbarium, wawancara, dan studi literatur.

Berdasarkan hasil analisis vegetasi teridentifikasi sekitar 92 spesies dari

40 famili, sebanyak 77 spesies (83.695%) telah diketahui kegunaannya.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan masyarakat teridentifikasi sekitar 101

spesies dari 46 famili dan masing-masing telah dikelompokkan ke dalam 11

kelompok kegunaan, dimana spesies yang ditemukan sebagian besar berfungsi

untuk pangan, obat dan bahan bangunan. Habitus yang paling banyak

mendominasi adalah pohon, famili yang paling mendominasi adalah Meliaceae

dan Euphorbiaceae untuk hasil analisis vegetasi, Zingiberaceae dan

Euphorbiaceae untuk hasil wawancara. Berdasarkan presentase tipe habitatnya,

tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan merupakan tumbuhan hasil budidaya

(85.149%) dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan dari dalam kawasan CA

Yanlappa sekitar 27 spesies. Adanya pemanfaatan tumbuhan yang berasal dari

dalam kawasan CA Yanlappa menunjukan bahwa telah terjadi interaksi, yakni

interaksi dalam bentuk pemanfaatan tumbuhan. Namun, interaksi tersebut masih

relatif rendah sehingga kemungkinan adanya kerusakan kawasan kecil.

Kata kunci : Cagar Alam, Yanlappa, Potensi, Tumbuhan, Pemanfaatan,

Interaksi.

Page 3: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

SUMMARY

NENENG HASANAH. E 34070036. Potential Alternative Use of Herbs in

Yanlappa Nature Reserve, Bogor-Jawa Barat. Under supervision of

SISWOYO and AGUS HIKMAT.

Yanlappa Nature Reserve (CA Yanlappa) also directly adjacent to

residential areas, which interaction of its is enable. For that, there should be

identification of the potential for useful plants and plant utilization in CA

Yanlappa. The method performed include the analysis of vegetation in this study,

making herbarium, interviews and literature studies.

Based on the results of vegetation analysis showed that they had

identified about 92 species from 40 families, 77 species (83.695%) has been

known to use. While the results of interviews with the surrounding community

has identified about 101 species from 46 families and each has been grouped into

11 groups used, where the species were found most of the work for food,

medicines and building materials. Based on the composition of the habitus, which

dominates most of the trees, the most dominant family was be the Meliaceae and

Euphorbiaceae for the results of vegetation analysis, Zingiberaceae and

Euphorbiaceae for the interview. Based on the percentage of habitat type, the

most widely used plants are cultivat crops 85.149% and only a small portion of

the area used Yanlappa CA 27 spesies. The existence of the utilization of a plant

that originat from within CA Yanlappa shows that there have been interaction,

interaction in from of plant utilization. However, the interaction was be still

relatively low, so that the possibility of damage to CA Yanlappa’s area was be

small.

Key words : Nature Reserve, Yanlappa, Potential, Plant, Utilization, Interaction.

Page 4: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI CAGAR ALAM

YANLAPPA, BOGOR-JAWA BARAT

NENENG HASANAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERRDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 5: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Tumbuhan

Berguna di Cagar Alam Yanlappa, Bogor-Jawa Barat adalah benar hasil karya

sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan dalam

bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi atau Lembaga manapun. Sumber

informasi yang berasal dan atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan telah dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Neneng Hasanah

E34070036

Page 6: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

JudulSkripsi : PotensiTumbuhan di Cagar AlamYanlappa, Bogor-

Jawa Barat

Nama : NenengHasanah

NIM : E34070036

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Siswoyo, M.Si Dr. Ir. Agus Hikmat, M. Sc. F

NIP. 19650208 199203 1 003 NIP. 19620918 198903 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,

Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor,

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS

NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlapa, Bogor-Jawa Barat”. Skripsi

ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kehutanan pada Deoartemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini, dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

tentang potensi tumbuhan berguna di Cagar Alam Yanlappa seta bentuk

pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar kawasan.

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan data tentang potensi tumbuhan berguna di

Cagar Alam Yanlappa seta bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di

sekitar kawasan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Penulis

Page 8: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Juni 1989 di

Lebak, Banten dari pasangan Bapak Raksa dan Ibu Encoh

(Hamsah) sebagai anak kelima dari lima bersaudara.

Penulis mengawali pendidikan di SDN Mayak II tahun

1995-2001. Selanjutnya di SMP Negeri 2 Jasinga-Bogor

tahun 2001-2004, dan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri I Jasinga-Bogor tahun 2004-2007. Pada tahun

2007 diterima sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Ketika menjadi siswa menengah atas penulis menjadi Sekretaris Sekbid I

OSIS SMA Negeri I Jasinga periode 2005/2006, Ketua Wanita Bidang

Kerohanian periode 2005-2006, Bendahara II Ikatan Remaja Jasinga periode

2006/2007. Sementara pada masa kuliah, penulis terdaftar sebagai anggota

Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

(HIMAKOVA) periode 2009/2010, selain itu menjadi anggota Kelompok

Pemerhati Flora (KPF) Raflesia.

Tahun 2009 penulis melakukan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan

(PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata

Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. Tahun 2010 melaksanakan Praktek

Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Penelitian Gunung Walat, Sukabumi-Jawa

Barat. Tahun 2011 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman

Nasional Baluran, Situbondo-Banyuwangi, Jawa Timur. Sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, penulis

melakukan penelitian berjudul “Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam

Yanlappa, Bogor-Jawa Barat“ di bawah bimbingan Ir. Siswoyo, M. Si. dan Dr. Ir.

Agus Hikmat, M. Sc. F.

Page 9: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirobbilla’lamin, telah terselesaikannya penulisan skripsi

yang berjudul “Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa, Bogor-Jawa

Barat”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapatkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan tentunya do’a dari berbagai

pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Siswoyo, M. Si. dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M. Sc. F. atas

bimbingan, arahan, motivasi, petunjuk, dan waktu yang telah diberikan

kepada penulis dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Arinana, S.Hut, M.Si yang telah menguji dan memberikan masukan

dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu dan Bapak tercinta, kakak-kakak dan keponakan-keponakan tersayang

(Mitha, Risky, Alif, Silva dan Adly) serta seluruh keluarga besar atas do’a

yang tulus, dukungan, bantuan moral, spiritual, dan materil, serta kasih

sayang dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F, Ibu Maria Ulfah, S.Pt,

M.Sc.Agr, Ibu Dr. Ir. Arzyana Sungkar, M.Sc.F atas dukungan, motivasi,

arahan, do´a, dan bantuan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan

studinya di IPB.

5. Abdul Rozak dan kelurga atas kasih sayang, perhatian, bantuan, dukungan,

do´a, baik secara spiritual dan moral selama penulis menyelesaikan

studinya.

6. Alumni IPB 14 (Bapak Budi, Bunda Mimy, Bunda Wahyu dan semua

yang tidak dapat dituliskan namanya satu-satu) atas motivasi, dukungan,

arahan, kasih sayang, do´a, bantuan moral, spiritual, dan materil selama

penulis menyelesaikan studinya.

7. Keluarga besar Karya Salemba Empat (KSE) atas motivasi, dukungan,

arahan, kasih sayang, do´a, bantuan moral, spiritual, dan materil, baik

secara langsung maupun tidak langsung selama penulis menyelesaikan

studinya.

Page 10: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

8. Bapak Dedy, Bapak Herman, Bapak Solikulhadi, dan masyarakat Desa

Tapos serta semua pihak atas semua bantuan dalam pengambilan data

lapang, izin, dan ketersediaan waktunya.

9. Teman-teman tersayang (Asih, Windu, Omen, Bang Jeff, Neina, dan

Rona) serta Mbenk dan Saprol atas semua bantuan dalam pengambilan

data lapang dan peminjaman kameranya.

10. Sahabat-sahabatku (Asih, Dahlan, Heni, Hireng, Mamat, Mettha, Neina,

Nini, Ovhie, Omen, Rahmi, Ririn, Risa, Rona, Tridha, Woro, dan Yunda)

kostan putri Hamasah (Neina, Teh Syifa, Putri, Mpo Laras, Mike dan

Nawa), keluarga Baluran (Marwa, Rona, Omen, Mba Atin, Fina, Ria dan

Age) atas kebersamaan, canda, tawa, duka, motivasi, masukan, arahan dan

do´a selama penulis menyelesaikan studinya di IPB.

11. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata (HIMAKOVA) dan Kelompok Pemerhati Flora (KPF) Raflesia

atas dukungan, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kebersamaannya

dalam pendidikan dan penyusunan skripsi.

12. Keluarga besar KSHE 44 (KOAK 44) atas kebersamaan, tawa, canda, dan

duka yang dilalui bersama-sama.

13. Kawan, sahabat, dan saudara seperjuangan di Bagian Konservasi

Keanekaragaman Tumbuhan Departemen KSHE atas bantuan, kerjasama,

motivasi, dan kebersamaannya dengan penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

14. Keluarga besar KSHE atas petunjuk, motivasi, dan saran-sarannya kepada

penulis.

15. Mamang dan Bibi di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata serta Fakultas Kehutanan yang telah memberikan bantuan

kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung.

16. Semua pihak yang belum disebutkan dalam yang telah membantu,

mendukung dan memotivasi penulis.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dan pahala

yang sesuai dari Allah SWT, Amin.

Page 11: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3

2.1 Kawasan Konservasi ................................................................................ 3

2.2 Tumbuhan Berguna Indonesia ................................................................. 5

2.3 Pemanfaatan Tumbuhan ........................................................................... 10

2.4 Penelitian Kajian Tumbuhan Berguna ..................................................... 11

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................... 13

3.1 Lokasi dan Waktu .................................................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 13

3.3 Metode ..................................................................................................... 14

3.4 Analisis Data ............................................................................................ 17

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 21

4.1 Letak dan Luas ......................................................................................... 21

4.2 Topografi .................................................................................................. 21

4.3 Iklim ......................................................................................................... 21

4.4 Jenis Flora dan Fauna ............................................................................... 21

4.5 Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat ................................. 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 24

5.1 Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa ............................ 24

5.1.1 Kerapatan ........................................................................................... 24

5.1.2 Dominansi .......................................................................................... 25

Page 12: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

iii

5.1.3 Keanekaragaman spesies (H`) ............................................................ 29

5.1.4 Perbandingan jumlah dan jenis spesies di CA Yanlappa ................... 30

5.1.5 Komposisi habitus .............................................................................. 31

5.1.6 Komposisi famili ................................................................................ 32

5.1.7 Klasifikasi kelompok kegunaan ......................................................... 33

5.2 Bentuk Pemanfaatan Tumbuhan Berguna oleh Masyarakat .................... 34

5.2.1 Karakteristik responden ..................................................................... 34

5.2.2 Komposisi habitus .............................................................................. 36

5.2.3 Komposisi famili ................................................................................ 37

5.2.4 Presentase bagian yang dimanfaatkan ................................................ 39

5.2.5 Klasifikasi kelompok kegunaan ......................................................... 40

5.3 Tipe Habitat .............................................................................................. 50

5.4 Bentuk Interaksi Masyarakat dengan Cagar Alam Yanlappa .................. 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 55

6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 55

6.2 Saran ......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56

LAMPIRAN .................................................................................................. 59

Page 13: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Penelitian kajian tumbuhan berguna ....................................................... 11

2. Jenis dan metode pengumpulan data ....................................................... 14

3. Kriteria penentuan interaksi berdasarkan intensitasnya .......................... 19

4. Skoring ketergantungan masyarakat berdasarkan sumbernya ................ 20

5. Jumlah penduduk masyarakat Desa Tapos ............................................. 22

6. Data pendidikan masyarakat Desa Tapos ............................................... 22

7. Mata pencaharian masyarakat Desa Tapos ............................................. 23

8. Kerapatan spesies untuk semua tingkat pertumbuhan ............................ 24

9. Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi tingkat semai ............. 26

10. Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi tingkat pancang ......... 26

11. Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi tingkat tumbuhan bawah 27

12. Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi tingkat tiang ............... 27

13. Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi tingkat pohon ............. 28

14. Keanekaragaman spesies Indeks Sahannon-wiener (H´) ........................ 29

15. Rekapitulasi data kelompok kegunaan tumbuhan ................................... 33

16. Kisaran umur responden ......................................................................... 34

17. Mata pencaharian responden ................................................................... 35

18. Komposisi tumbuhan berdasarkan habitus ............................................. 36

19. Daftar spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat .......................... 40

20. Daftar spesies tumbuhan yang digunakan sebagai hiasan ...................... 42

Page 14: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta lokasi pengamatan .............................................................................. 13

2. Desain petak contoh untuk analisis vegetasi .............................................. 15

3. Komposisi tumbuhan di CA Yanlappa berdasarkan habitus...................... 31

4. Komposisi tumbuhan di CA Yanlappa berdasarkan famili........................ 32

5. Tingkat pendidikan responden ................................................................... 35

6. Tumbuhan kunyit yang ditanam di pekarangan ......................................... 37

7. Tumbuhan kunyit yang ditanam di kebun ................................................. 37

8. Komposisi spesies yang dimanfaatkan berdasarkan famili ........................ 38

9. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat ............................. 39

10. Keladi hias ................................................................................................ 42

11. Pohon sig-sag ........................................................................................... 42

12. Tumbuha suji ........................................................................................... 43

13. Tumbuhan pandan .................................................................................... 43

14. Tumbuhan pangan di pekarangan ............................................................ 44

15. Tumbuhan pangan di kebun ..................................................................... 44

16. Dedaunan untuk pakan ternak .................................................................. 45

17. Rumput untuk pakan ................................................................................ 45

18. Kayu bakar dari ranting pohon ................................................................. 47

19. Bambu yang digunakan untuk kayu bakar ............................................... 47

20. Bangunan ”saung” ................................................................................... 48

21. Bangunan rumah ...................................................................................... 48

22. Rangka rumah .......................................................................................... 48

23. Papan/balok .............................................................................................. 48

24. Proses membuat “bilik” ............................................................................ 49

25. Proses membuat pagar.............................................................................. 49

26. Budidaya tumbuhan ................................................................................. 50

27. Tipe habitat............................................................................................... 51

28. Interaksi masyarakat dengan Cagar Alam Yanlappa ............................... 52

Page 15: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar spesies tumbuhan yang terdapat di Cagar Alam Yanlappa.......... 60

2. Daftar INP pada tingkat semai ................................................................ 64

3. Daftar INP pada tingkat pancang ............................................................ 66

4. Daftar INP pada tingkat tumbuhan bawah .............................................. 69

5. Daftar INP pada tingkat tiang ................................................................. 70

6. Daftar INP pada tingkat pohon ............................................................... 72

7. Keanekaragaman famili di Cagar Alam Yanlappa ................................. 74

8. Kelompok kegunaan tumbuhan di Cagar Alam Yanlappa ..................... 77

9. Keanekaragaman famili yang dimanfaatkan oleh masyarakat ................ 83

10. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan .......... 87

11. Spesies tumbuhan yang digunakan sebagai pangan ................................ . 90

12. Komposisi spesies berdasarkan tipe habitat ............................................ 92

Page 16: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Berdasarkan fungsi pokoknya, hutan dibagi ke dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu hutan

konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Hutan konservasi adalah kawasan

hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan

keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan konservasi ini

dibagi lagi ke dalam dua bagian, yaitu kawasan hutan suaka alam dan pelestarian

alam (Undang-Undang No. 41 tahun 1999).

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990, kawasan hutan suaka alam

merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan

yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah

sistem penyangga kehidupan, yang mencakup kawasan cagar alam dan suaka

margasatwa. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena

keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau

ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung

secara alami.

Sejak zaman dulu, masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan

biasanya sangat menggantungkan seluruh kebutuhan hidupnya kepada hasil hutan

mulai dari sandang, pangan, papan dan kesehatan. Hal ini menunjukan bahwa

antara masyarakat dan hutan terdapat hubungan atau interaksi satu sama lain.

Masyarakat pada umumnya menggunakan pengetahuan tradisional yang

diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhurnya dalam mengetahui dan

menggunakan sumberdaya yang ada di sekelilingnya.

Pengetahuan tradisional yang telah ada turun-temurun tersebut secara tidak

langsung telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan

pengetahuan, khususnya di bidang farmakologi. Selain itu, pengetahuan

tradisional juga telah banyak merangsang muncul dan berkembangnya usaha

Page 17: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

2

(pengobatan herbal) dan para peneliti yang mengkaji mengenai pemanfaatan

tumbuhan tersebut.

Cagar Alam (CA) Yanlappa merupakan kawasan konservasi yang ada di

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Tapos. CA Yanlappa

merupakan habitat bagi tumbuhan hutan hujan dataran rendah. Kawasan CA

Yanlappa merupakan kawasan konservasi yang keberadaannya tidak banyak

diketahui, baik dari segi lokasi maupun potensi sumberdaya alam yang ada di

dalamnya, selain itu, CA Yanlappa juga merupakan kawasan yang berdekatan

dengan pemukiman sehingga kemungkinan adanya interaksi dapat terjadi. Namun,

data mengenai potensi tumbuhan berguna di CA Yanlappa dan bentuk

pemanfaatan oleh masyarakat sekitar belum banyak diungkap. Sehubungan

dengan hal tersebut di atas dan guna mengetahui seberapa besar potensi tumbuhan

berguna di kawasan tersebut dan bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat

sekitar, maka penelitian ini perlu dilakukan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna di CA Yanlappa.

2. Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar

kawasan CA Yanlappa.

1.3 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi, data dasar dan

masukan bagi pihak pengelola CA Yanlappa dalam menyusun kebijakan yang

berkaitan dengan perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya,

terutama tumbuhan di kawasan tersebut.

Page 18: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kawasan Konservasi

Menurut ketentuan Undang-undang No. 5 tahun 1990, berdasarkan fungsi

pokoknya, kawasan hutan dibagi ke dalam tiga, yaitu kawasan hutan lindung,

konservasi dan produksi. Pemberian nama ini disesuaikan dengan fungsi dari

kawasan tersebut. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas

tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan

dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi terdiri dari kawasan

hutan suaka alam dan pelestarian alam. Berdasarkan undang-undang No. 5 tahun

1990, kawasan konservasi dibagi ke dalam 3 bagian yakni kawasan suaka alam,

pelestarian alam, dan taman buru.

Kawasan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang

mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah

sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan

dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,

serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, dan

taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.

Kawasan suaka alam sendiri terdiri atas 2 (dua) kawasan, yakni cagar alam dan

suaka margasatwa (Undang-undang No. 5 tahun 1990).

2.1.1 Cagar alam

Cagar Alam adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya

mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu

yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Kawasan

cagar alam mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, juga berfungsi

sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan (Undang-undang No.

5 tahun 1990). Pengelolaan kawasan suaka alam dilaksanakan oleh Pemerintah

Page 19: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

4

sebagai upaya pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya.

Menurut Napitu (2007), kriteria yang digunakan untuk penunjukkan dan

penetapan suatu daerah sebagai kawasan cagar alam, diantaranya adalah :

1. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistem;

2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;

3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan

tidak atau belum diganggu manusia;

4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang

pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis

secara alami;

5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang

keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau

6. Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang

langka atau yang keberadaannya terancam punah.

Pengelolaan kawasan cagar alam sepenuhnya ditangani oleh Pemerintah,

yakni melalui Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA). Suatu kawasan

cagar alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun

berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan

pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan,

pengawetan dan pemanfaatan kawasan (Napitu 2007).

Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk

kegiatan:

1. Perlindungan dan pengamanan kawasan

2. Inventarisasi potensi kawasan

3. Penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.

Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan

perubahan terhadap keutuhan kawasan cagar alam. Perubahan terhadap keutuhan

kawasan cagar alam meliputi kegiatan mengurangi, menghilangkan fungsi dan

luas kawasan suaka alam, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang

tidak asli. Beberapa kegiatan dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan

Page 20: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

5

fungsi kawasan cagar alam adalah melakukan perburuan terhadap satwa yang

berada di dalam kawasan, memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli

ke dalam kawasan, memotong, merusak, mengambil, menebang, dan

memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasan, menggali atau

membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa

dalam kawasan atau mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau

mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa (Napitu 2007).

Larangan juga berlaku terhadap kegiatan yang dianggap sebagai tindakan

permulaan yang berakibat pada perubahan keutuhan kawasan, seperti : memotong,

memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan, atau membawa

alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut, menebang, membelah,

merusak, berburu, memusnahkan satwa dan tumbuhan ke dan dari dalam kawasan.

Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kawasan cagar alam, meliputi kegiatan

untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan

dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya (Undang-undang No. 5 tahun

1990).

2.2 Tumbuhan Berguna Indonesia

Menurut Purwanto dan Waluyo (1992), tumbuhan berguna di Indonesia

berdasarkan pemanfaatannya dibagi ke dalam beberapa bentuk kegunaan,

diantaranya adalah : sebagai bahan sandang, pangan, papan dan peralatan rumah

tangga, obat, kosmetik, tali-temali dan anyaman, untuk kegiatan sosial dan agama.

Selain itu, tumbuhan berguna yang ada di Indonesia juga sering digunakan

sebagai tumbuhan hias, aromatik, bahan pewarna dan tanin, serta sebagai

penghasil pakan untuk satwaliar ataupun binatang ternak.

2.2.1 Potensi tumbuhan berguna di Indonesia

Indonesia termasuk ke dalam megabiodiversity yang merupakan Negara

yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Tumbuhan-tumbuhan

tersebut berasal dari berbagai tipe ekosistem, mulai dari dataran rendah sampai

pada pegunungan yang ada di Indonesia. Tumbuhan yang telah ada tersebut sudah

banyak dimanfaatkan oleh para nenek moyang, mereka menggunakan tumbuhan

tersebut untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari untuk kepentingan hidup

seperti sandang pangan, dan papan, bahkan sampai untuk mengobati berbagai

Page 21: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

6

penyakit. Pemanfaatan tumbuhan berdasarkan komoditas kegunaannya dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu pemanfaatan secara primer dan

sekunder (Kartikawati 2004).

2.2.2 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan baik yang sudah ataupun belum

dibudidayakan, dapat digunakan sebagai tumbuhan obat, berkisar dari yang

terlihat dengan mata hingga yang hanya nampak di bawah mikroskop (Hamid et

al. 1991). Menurut Suhirman (1990), tanaman obat adalah tanaman yang bagian

tanamannya (daun, batang atau akar) mempunyai khasiat sebagai obat dan

digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan obat modern atau tradisional,

sedangkan menurut Soedibyo (1990) tanaman obat adalah salah satu dahan utama

produk-produk jamu/obat tradisional yaitu obat yang berdasarkan pengalaman

turun-temurun dibuat dari bahan atau panduan bahan-bahan tanaman, hewan atau

mineral yang belum berupa zat murni.

2.2.3 Tumbuhan hias

Pengusahaan tumbuhan hias mulai berkembang sejalan dengan adanya minat

masyarakat akan keindahan tumbuhan tersebut. Tumbuhan hias mencakup semua

tumbuhan, baik berbentuk merambat, semak, perdu ataupun pohon yang sengaja

ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan,

upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga

(Dwanasuci 2006).

2.2.4 Tumbuhan aromatik

Menurut Agusta (2000), tumbuhan aromatik dapat juga disebut tumbuhan

penghasil minyak atsiri. Tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri bau dan

aroma karena fungsinya yang paling luas dan umum diminati sebagai pengharum,

baik sebagai parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pemberi rasa pada makanan

atau pada produk rumah tangga lainnya.

Agusta (2000) juga menambahkan bahwa tumbuhan yang yang

menghasilkan minyak atsiri mengandung zat yang mudah menguap. Tumbuhan

yang berasal dari Famili Lauraceae, Rutaceae, Myristicaceae, Asteraceae,

Apocynaceae, Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae, dan Labiate merupakan famili

Page 22: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

7

tumbuhan yang sangat populer dikenal sebagai tumbuhan penghasil minyak atsiri.

Tumbuhan yang berasal dari Famili Myrtaceae yang menghasilkan minyak atsiri

yang sangat terkenal adalah kayu putih dan ekaliptus, dari Famili Myrysticaceae

adalah pala, dan dari Famili Lauraceae adalah kayu manis.

Menurut Heyne (1987), tumbuhan penghasil minyak atsiri, antara lain dari

Famili Poaceae, misalnya akar wangi (Andropogon zizinioides), Lauraceae

contohnya kayu manis (Chinnamomum burmanii), Zingibereceae misalnya jahe

(Zingiber officinale), Piperaceae misalnya sirih (Piper betle), Santalaceae

misalnya cendana (Santalum album), Anonaceae misalnya kenanga (Canangium

odoratum) dan sebagainya. Tumbuhan penghasil minyak atsiri bersumber dari

daun, batang, bunga, biji, kulit, buah dan akar atau umbi (rhizoma).

2.2.5 Tumbuhan penghasil pangan

Menurut kamus bahasa Indonesia, tumbuhan pangan adalah segala sesuatu

yang tumbuh, hidup, berakar, berdaun, dan dapat dikonsumsi oleh manusia jika

pada hewan disebut pakan. Contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, gandum dan

padi. Sastrapradja et al. (1977) diacu dalam Purnawan (2006), membagi tumbuhan

pangan berdasarkan kandungannya : (1). tumbuhan mengandung karbohidrat, (2).

tumbuhan mengandung protein, (3). tumbuhan mengandung vitamin, dan (4).

tumbuhan mengandung lemak.

Tanaman pangan di Indonesia ada yang memiliki daerah penyebaran

khususnya hanya terdapat di daerah tertentu karena perbedaan iklim dan ada yang

menyeluruh. Demikian pula dengan penggunaannya, selain memenuhi kebutuhan

pangan dengan berbagai bentuk, digunakan pula untuk kepentingan lain

(Moeljopawiro & Manwan 1992).

2.2.6 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Menurut Dwanasuci (2006) tumbuhan yang biasanya dijadikan sebagai

pakan untuk ternak, yaitu adalah tumbuhan yang terdiri dari hijauan dan

konsentrat. Secara umum penggolongan hijauan pakan ternak adalah rumput-

rumputan, contohnya rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (King

grass), dan rumput benggala (Brachiaria decumbens), leguminose, seperti pohon,

contohnya kaliandra, turi (Sesbaria grandiflora) dan petai cina (Leucaena

leucocephala), legum semak, contohnya stylo (Stylosanthes sp.), kecang gude

Page 23: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

8

(Cajanus cajan), bunga telang (Clitonia ternatae), geger sore (Crotalaria

usaramoensis), dan hahapuan (Flemmingia congesta), legume merambat,

contohnya centro (Centrosoma pubescens), calopo (Colopogonium muconoides),

dan limbah pertanian, seperti jerami padi, daun jagung, daun kacang-kacangan,

daun ubi jalar, sorgum, dan pucuk tebu (Siregar 1996).

2.2.7 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari

tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik,

antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. dapat untuk

mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pestisida nabati bersifat

mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan,

dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

Efektivitas tumbuhan sebagai pestisida nabati sangat tergantung dari bahan

tumbuhan yang dipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi berasal dari

daerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda pula, ini dikarenakan

sifat bioaktif atau sifat racunnya tergantung pada kondisi tumbuh, umur tanaman

dan jenis dari tumbuhan tersebut. Beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan

sebagai pestisida diantaranya adalah bawang putih, biji jarak, daun mimba, biji

mimba, umbi gadung, jahe, kunyit, dan kencur (Meilin 2009).

2.2.8 Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin

Pewarna alami bisa diperoleh dengan cara ekstraksi dari tanaman yang

banyak terdapat di sekitar. Bagian tanaman yang merupakan sumber pewarna

alami adalah: kayu, kulit kayu, daun, akar, bunga, biji, dan getah. Tumbuhan

pewarna alami oleh masyarakat asli Papua digunakan sebagai sumber pewarna

untuk mewarnai pakaian, makanan, kosmetik, magis, dan untuk barang kerajinan

Wibowo (2003) diacu dalam Harbelubun et al. (2005).

Menurut Husodo (1999) terdapat kurang lebih 150 jenis pewarna alami di

Indonesia yang telah diidentifikasi dan digunakan secara luas dalam berbagai

industri seperti pada komoditas kerajinan (kayu, bambu, pandan) dan batik (katun,

sutra, wol). Jenis pewarna alami menghasilkan warna-warna dasar, misalnya:

warna merah dari Caesalpina sp., warna biru dari Indigofera tinctoria, warna

jingga dari Bixa olleracea dan wana kuning dari Mimosa pudica.

Page 24: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

9

2.2.9 Tumbuhan untuk upacara adat

Diantara berbagai macam pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan yang

dimiliki oleh masyarakat, ada yang bersifat magis, spiritual dan ritual. Salah satu

diantaranya adalah pemanfaatannya di bidang upacara-upacara. Di berbagai etnis

tumbuhan-tumbuhan yang dipakai dalam upacara berbeda-beda menurut

pengetahuan masyarakat masing-masing. Dalam upacara-upacara adat yang

dilakukan terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup (Kartiwa &

Wahyono 1992).

Kartiwa dan Martowikrido (1992) menjelaskan bahwa tumbuhan yang

dipakai dalam ritual adat dan keagamaan memiliki ciri-ciri : dilihat dari sifat

tumbuhan tertentu, khususnya bunga sering diartikan dengan sifat kewanitaan dan

digunakan pada upacara pemberian nama. Dalam acara pernikahan adat Jawa

tumbuhan sering diasosiasikan dengan kata-kata yang bernilai baik. Ada beberapa

tanaman sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet mayat.

2.2.10 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Sebagian jenis tumbuhan berkayu dapat dijadikan bahan untuk kayu bakar.

Menurut Sutarno (1996) diacu dalam Arafah (2005), jenis pohon yang biasa

dijadikan kayu bakar memiliki beberapa kriteria, diantaranya adalah : Mampu

beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas, tahan terhadap

kekeringan dan toleran iklim yang lain, pertumbuhan cepat dan volume hasil kayu

maksimal tercapai dalam waktu yang singkat, pertumbuhan tajuk baik, siap

tumbuh pertunasan baru, kadar air rendah dan mudah dikeringkan, menghasilkan

kayu yang padat dan tahan lama ketika dibakar, menghasilkan sedikit asap dan

tidak beracun apabila dibakar, menghasilkan kayu yang mudah dibelah dan tidak

memercikan api dan cukup aman ketika dibakar.

2.2.11 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Menurut Dwanasuci (2006), pertambahan jumlah penduduk telah

meningkatkan permintaan akan kayu. Kayu-kayu tersebut umumnya digunakan

oleh masyarakat untuk membuat bangunan tempat tinggal atau sarana lainnya

yang mendukung aktivitas mereka. Jenis-jenis yang biasa digunakan sebagai

bahan bangunan adalah jeunjing, jabon, dan macaranga. Masyarakat di sekitar

Taman Nasional Bali Barat menggunakan kayu dari jenis pohon api-api, asam

Page 25: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

10

selong, bakau kurap, bayur, bentawas, delimoan, dan gmelina sebagai bahan untuk

membuat bangunan.

2.2.12 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

Menurut Wijaya et al. (1989) tumbuhan yang biasa dijadikan untuk

anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, teki, sagu, gebang, genjer, batang

anggrek, dan aren. Tumbuhan di atas biasanya dibuat berbagai macam kerajinan

tangan dan ada beberapa yang digunakan untuk upacara adat seperti penarak

(Bali), baka (Toraja), tampah (Jawa Tengah), boneka (Bali), dan tikar pandan.

Menurut Isdijoso (1992), tumbuhan yang termasuk dalam kelompok sumber

bahan sandang, tali-temali, dan anyam-anyaman : kapas (Gossypium hirsutum),

kenaf (Hibiscus cannabinus), rosella (Hibiscus sabdariffa), yute (Corchorus

capsularis dan C. olitorius), rami (Boehmeria nivea), abaca (Musa textilis) dan

agave/sisal (Agave sisalana dan A. cantula).

2.3 Pemanfaatan Tumbuhan

Suatu kawasan konservasi pada umumnya berbatasan dengan pemukiman

penduduk, perkebunan warga, lahan pertanian, perikanan, kegiatan perindustrian

atau kerajinan rakyat dan sektor lainnya. Pada umumnya masyarakat yang ada di

sebuah kawasan hutan sangat bergantung terhadap sumberdaya alam hayati yang

ada di sekitarnya, hal ini dibuktikan pada masyarakat zaman dahulu yang

menggunakan berbagai macam tumbuhan hutan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari mulai dari sandang, pangan ataupun papan, dan tidak sedikit

dari mereka menggunakan tumbuhan tersebut sebagai obat, karena pada zaman

dahulu fasilitas kesehatan belum ada.

Keadaan ini menyebabkan terjadinya interaksi antara potensi sumberdaya

alam yang terdapat di dalamnya dengan mayarakat di sekitar kawasan hutan,

dalam hal ini masyarakat berusaha memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Alikodra et al. 1983). Hal tersebut telah

memunculkan adanya istilah etnobotani atau ilmu yang mempelajari pemanfaatan

tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa atau masyarakat yang masih

terbelakang/primitif (Soekarman 1992).

Page 26: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

11

2.4 Penelitian Kajian Tumbuhan Berguna

Beberapa penelitian mengenai kajian tumbuhan berguna di berbagai tempat

telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Adapun hasil dari beberapa

penelitian tersebut tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil penelitian mengenai tumbuhan berguna No. Nama Peneliti Tahun Lokasi Hasil

1 Dian Arafah 2005 Taman

Nasional Bali

Barat

Telah teridentifikasi sebanyak 206

spesies, sekitar 107 spesies

merupakan tumbuhan berguna dan

14 diantaranya adalah tumbuhan

langka. Sebanyak 66 digunakan

untuk obat, 12 hias, 3 aromatik, 16

pangan, 21 pakan, 6 pestisida

nabati, 22 warna, 2 minuman, 9

adat, 8 kayu bakar dan bangunan,

dan 8 anyaman.

2 Nanda Dwanasuci 2006 TN Bali Barat

(wilayah seksi

II Buleleng)

Telah teridentifikasi sebanyak 257

spesies dari 71 famili yang telah

dikelompokan ke dalam 12

kelompok kegunaan, meliputi

tumbuhan penghasil pangan 41,

pakan 43, obat 63, kayu bakar 10,

anyaman 20, pewarna 6, hias 21

spesies dan kegunaan lain.

3 Barkah Ilham

Purnawan

2006 Taman

Nasional

Gunung Gede

Pangrango

(TNGP)

Telah teridentifikasi 762 tumbuhan,

111 famili dan 461 spesies, 12

kelompok kegunaan, 210 obat, 154

hias, bahan bangunan 54, pewarna

19, pangan 38 jenis, serat 4 jenis,

pestisida 2, aromatik 4, anyaman

3.

4 Linda Marisa

Oktaviana

2008 Cagar Alam

Gunung Tilu.

Jumlah total spesies tumbuhan obat

yang teridentifikasi di Cagar Alam

Gunung Tilu sebanyak 114 spesies

dari 60 famili. Tumbuhan yang

banyak digunakan adalah berasal

dari habitus terna dan bagian daun.

5 Irzal Fakhrozi

2009

TN Bukit Tiga

Puluh (Riau)

Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat suku Melayu

Tradisional sebanyak 266 spesies

dari 94 famili. Penghasil pangan

sebanyak 73, obat 173, bahan

bangunan 47, penghasil getah dan

damar 16, hias 18, kayu bakar 5

spesies, anyaman 22, tumbuhan

racun, aromatik dan warna 11, adat

13 dan pakan 9 spesies.

6 Sopian Hidayat 2009 Masyarakat

Kampung Adat

Dukuh (Garut)

Tumbuhan yang digunakan oleh

masyarakat sebanyak 292 spesies

dari 81 famili dan sebanyak 101

spesies digunakan untuk pangan ,

34 kayu bakar, 47 bangunan, 19

aromatik, 150 obat, 24 anyaman,

Page 27: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

12

Tabel 1 Lanjutan

No. Nama Peneliti Tahun Lokasi Hasil

6 Sopian Hidayat 2009 Masyarakat

Kampung Adat

Dukuh (Garut)

8 pestisida, 33 pakan, 16

keagamaan, 51 hias, 3 minuman,

dan 7 sebagai pewarna.

7 Liana Anggraeni 2010 Masyarakat

kampung Keay

(Kalimantan)

Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat adat kampung Keay

dikelompokan menjadi 16

kelompok kegunaan dan paling

banyak digunakan adalah sebagai

obat.

8 Alvian Febry A 2010 Di sekitar TN

Gunung Merapi

Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat di sekitar TN Gunung

Merapi berjumlah 103 spesies dari

54 famili. Tumbuhan yang

potensial adalah Parijoto, Anggrek

pandan, Bambu legi, Tesek dan

Jaka tua.

9 Aisyah Handayani 2010 Cagar Alam

Gunung

Simpang

Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat Dusun Miduana yakni

berjumlah 191 spesies dari 69

famili. Sebanyak 62 untuk pangan,

74 obat, 43 hias, 19 keperluan adat,

9 kayu bakar, 14 anyaman, 4

pewarna, 5 pestisida nabati, 12

aroatik dan pakan ternak, 7 untuk

kegunaan lain.

10 Junef Murtri

Susantyo

2010 TN Gunung

Merapi

Telah teridentifikasi sebanyak 108

spesies dari 52 famili tumbuhan

berguna dan dikelompokan ke

dalam 11 kategori kegunaan,

tumbuhan yang paling banyak

dijumpai adalah tumbuhan sebagai

penghasil pangan 32 spesies.

Page 28: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CA Yanlappa yaitu pada bulan April sampai

Mei 2011.

Sumber : www.bakosurtanal.com

Gambar 1 Lokasi penelitian.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah peta, buku panduan lapang tentang tumbuhan,

kamera, kertas koran, kantong plastik, tally sheet, meteran gulung, kompas,

tambang/tali rafia, meteran jahit, kuisioner, label gantung, gunting, selotip,

alkohol 70%, alat tulis menulis dan komputer beserta perlengkapannya.

Page 29: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

14

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan data

3.3.1.1 Jenis data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data potensi tumbuhan

berguna di CA Yanlappa, pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar, dan

kondisi umum lokasi penelitian serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

setempat. Jenis dan teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini

secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan metode pengumpulan data No. Data dan Informasi yang Dikumpulkan Metode Pengumpulan Data

1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

a. Letak dan luas

b. Topografi

c. Iklim

d. Flora dan fauna

e. Kondisi ekonomi, sosial, budaya

masyarakat sekitar.

Studi literatur

2. Potensi tumbuhan di CA Yanlappa

a. Nama spesies lokal

b. Nama ilmiah dan Famili

c. Habitus

Pemanfaatan tumbuhan berguna oleh

masyarakat.

Analisis Vegetasi

Wawancara

3.3.2 Teknik pengumpulan data

3.3.2.1 Pemanfaatan tumbuhan

3.3.2.1.1 Penentuan responden

Penentuan responden dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu

menentukan responden kunci (key person). Responden kunci nantinya akan

digunakan sebagai penentu responden lainnya. Orang yang dijadikan responden

kunci adalah orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai nama lokal

tumbuhan dan manfaat atau kegunaan tumbuhan tersebut serta memiliki intensitas

tinggi dalam pemanfaatan tumbuhan. Responden yang akan diwawancarai pada

penelitian ini sebanyak 30 orang.

3.3.2.1.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bentuk

pemanfaatan beserta spesies-spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh

masyarakat desa sekitar Cagar Alam. Wawancara dilakukan secara semi

terstruktur atau pengisian kuisioner dengan pendalaman pertanyaan sesuai

Page 30: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

15

keperluan. Hal-hal yang akan ditanyakan meliputi spesies tumbuhan dan jenis

pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat.

3.3.2.2 Potensi tumbuhan di CA Yanlappa

3.3.2.2.1 Analisis vegetasi

Pengambilan data dilakukan dengan analisis vegetasi. Analisis vegetasi

dilakukan dengan metode garis berpetak. Metode ini merupakan kombinasi jalur

garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur sepanjang 100 m sebanyak 10

jalur dengan arah memotong garis kontur, 1 jalur berisikan 5 petak contoh.

Peletakan jalur dilakukan dengan cara systematic sampling with random start,

yakni membuat plot pertama secara acak kemudian selanjutnya disusun secara

sistematik. Jarak antara jalur satu dengan yang lainnya 50 m.

Data yang dikumpulkan meliputi nama spesies, jumlah individu setiap

spesies untuk tingkat pertumbuhan semai, tumbuhan bawah dan pancang,

sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon dicatat nama spesies, jumlah individu,

diameter batang. Tingkat pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah (a) (tinggi <

1,5, diameter < 3 cm) petak berukuran 2 m x 2 m, untuk tingkat pertumbuhan

pancang 5 m x 5 m (b)(diameter < 10 cm, tinggi > 1,5 m ), untuk tingkat

pertumbuhan tiang 10 m x 10 m (c)(diameter 10-19 cm) dan untuk tingkat

pertumbuhan pohon ukuran petaknya adalah 20 m x 20 m (Gambar 2).

10 m

20 m

Gambar 2 Petak pengamatan vegetasi. Keterangan :

a : 2m x 2 m (semai) b : 5m x 5m (pancang)

c.: 10m x 10m (tiang) d.: 20m x 20 m (pohon)

d

D

d

c

c

b

b

a

a

Page 31: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

16

3.3.2.2.2 Pembuatan herbarium

Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri dari bagian-

bagian tumbuhan (ranting lengkap dengan daun, kuncup yang utuh, serta lebih

baik kalau ada bunga dan buahnya). Pembuatan herbarium dilakukan untuk

memudahkan proses identifikasi spesies tumbuhan yang belum diketahui jenisnya.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah :

Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan

daunnya, kalau ada bunga dan buahnya diambil.

Contoh herbarium tadi dipotong dengan menggunakan gunting dengan

panjang kurang lebih 40 cm.

Kemudian contoh herbarium dimasukan kedalam kertas koran dengan

memberikan label gantung yang berukuran (3 x 5) cm². Label gantung berisi

keterangan tentang nomor spesies, tanggal pengambilan, nama lokal, lokasi

pengumpulan dan nama pengumpul/kolektor.

Contoh herbarium yang telah diberi label kemudian dirapikan dan dimasukan

ke dalam lipatan kertas koran untuk kemudian lipatan kertas koran tersebut

dimasukan ke dalam plastik.

Selanjutnya beberapa herbarium disusun di atas sasak yang terbuat dari

bambu dan disemprot dengan alkohol 70% untuk selanjutnya dibawa dan

dikeringkan dengan menggunakan oven.

Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang

diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya.

3.3.2.2.3 Studi literatur

Studi literatur dan studi pustaka dilakukan untuk mencari data mengenai

kondisi umum kawasan, meliputi letak dan luas, iklim dan curah hujan, geologi

dan tanah, topografi, flora dan fauna serta kondisi sosial ekonomi masyarakat CA

Yanlappa. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi data-data dari

literatur yang ada, baik penelitian yang dilakukan oleh pihak pengelola maupun

dari hasil penelitian pihak lain (instansi/mahasiswa). Studi literatur ini dilakukan

di berbagai macam tempat.

Page 32: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

17

3.3.3 Analisis data

3.3.3.1 Indeks nilai penting

Guna mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) suatu spesies dalam suatu

tingkat pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan rumus di bawah ini.

- Kerapatan (K) (ind/ha)

Jumlah individu suatu spesies

K =

Luas seluruh petak contoh

- Frekuensi (F)

Jumlah petak ditemukan suatu spesies

F =

Jumlah seluruh petak contoh

- Dominasi (D)

Luas bidang dasar suatu spesies

D =

Luas petak contoh

- Kerapatan Relatif (KR)

Kerapatan suatu spesies

KR = x 100%

Kerapatan seluruh spesies

- Frekuensi Relatif (FR )

Frekuensi suatu spesies

FR = x 100%

Frekuensi seluruh spesies

- Dominansi Relatif (DR)

Dominansi suatu spesies

DR = x 100%

Dominansi seluruh spesies

- Indeks Nilai Penting (INP) untuk tingkat pohon dan tiang adalah KR + FR

+ DR (%).

Page 33: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

18

- Indeks Nilai Penting (INP) untuk tingkat pancang, semai, tumbuhan

bawah, liana, dan epifit adalah KR + FR (%).

3.3.3.2 Indeks keanekaragaman spesies (H')

Indeks keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan Shannon-

wienner Index (Krebs 1989), yaitu :

H' = ∑ dimana pi = ni / N

Keterangan :

H' = Indeks keanekaragaman spesies

ni = INP setiap spesies pada tingkat tertentu

N = Total INP seluruh spesies padatingkat tertentu

3.3.3.3 Pengklasifikasian kelompok kegunaan

Tumbuhan memiliki berbagai macam kegunaan. Agar mempermudah dalam

penyajian maka dilakukan pengelompokan berdasarkan kelompok kegunaan

dengan menyaring dari tiap-tiap kegunaan masing-masing spesies tumbuhan.

Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan menurut Purwanti dan Walujo (1992)

diacu dalam Kartikawati (2004), diantaranya adalah : Tumbuhan obat, tumbuhan

hias, tumbuhan aromatik, penghasil kayu bakar, penghasil pangan, penghasil

pakan ternak, penghasil warna dan tannin, penghasil bahan bangunan, tumbuhan

untuk upacara adat, penghasil pestisida nabati, dan penghasil tali-temali dan

anyaman.

3.3.3.4 Presentase habitus

Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu jenis habitus

yang digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Habitus tersebut meliputi

pohon, semak, perdu liana, dan herba. Adapun rumus yang digunakan untuk

menghitung persentase habitus, yaitu sebagai berikut :

∑ spesies habitus tertentu

Presentase habitus = x 100%

∑ Seluruh spesies

Page 34: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

19

3.3.3.5 Presentase bagian yang dimanfaatkan

Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian tumbuhan

yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling atas/daun sampai ke

bagian bawah/akar. Untuk menghitung persentase bagian yang digunakan

digunakan rumus:

∑ bagian tertentu yang dimanfaatkan

Bagian yang dimanfaatkan = x 100%

∑ Seluruh bagian yang dimanfaatkan

3.3.3.6 Presentase potensi tumbuhan berguna

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di hutan dihitung persen potensi

tumbuhan berguna, sebagai berikut :

∑ spesies tumbuhan berguna

Potensi tumbuhan berguna = x 100%

∑ Seluruh spesies

3.3.3.7 Presentase budidaya tumbuhan

Berdasarkan hasil tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat ditentukan

presentase budidaya tumbuhannya dengan menggunakan rumus berikut :

∑ spesies tumbuhan dari budidaya

Presentase budidaya tumbuhan = x 100%

∑ Seluruh spesies yang dimanfaatkan

3.3.3.8 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat dengan kawasan

Berikut merupakan kriteria untuk menentukan interaksi masyarakat

dengan kawasan CA Yanlappa berdasarkan intensitas kunjungan (Tabel 3).

Tabel 3 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat No. Intensitas Tingkat interaksi

1. Setiap hari Sangat tinggi

2. Satu minggu dua kali Tinggi

3. Satu minggu satu kali Sedang

4. Satu bulan sekali Rendah

Page 35: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

20

Sedangkan berdasarkan sumbernya dibagi menjadi 5 kriteria, yaitu :

Tabel 4 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat No. Skor Status Keterangan

1. 4 Sangat penting 100% dari kebutuhan pokok dipenuhi dari satu

sumber

2. 3 Kritis Lebih dari 50% kebutuhan pokok dipenuhi dari

satu sumber

3. 2 Penting Antara 15% dan 50 % kebutuhan pokok dipenuhi

dari satu sumber

4. 1 Tidak penting Kurang dari 15% kebutuhan pokok dipenuhi dari

satu sumber

5. 0 Tidak ada 0% kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber

Sumber : Rainforest dan Proforest (2003) diacu dalam Ardiansyah (2008).

Page 36: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

21

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Kawasan Hutan Yanlappa ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 137/Kpts/Um/3/1956 tanggal 28-3-1956

seluas 32 Ha. Terletak di Desa Tapos, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor (satu

jalur dengan CA Dungus Iwul) (Nandika 1982).

4.2 Topografi

Jenis tanah di wilayah ini terdiri dari latosol dan podsolik merah kuning

dengan fisiografi datar sampai berbukit (Nandika 1982). Menurut BKSDA (2010),

Topografi CA Yanlappa relatif datar pada ketinggian tempat 1.350 m dpl, dengan

jenis tanah pada kawasan ini termasuk podsolik merah kuning yang terbentuk dari

batuan infalum masam (dasit), batuan pasir dan endapan kuarsa.

4.3 Iklim

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951) wilayah ini tergolong

dalam tipe curah hujan A dengan curah hujan rata-rata 2800 mm per tahun.

Musim keringnya tidak nyata, sedangkan suhu udara rata-rata harian adalah 28ºC.

Bulan basah terjadi pada Oktober - Juni, sedangkan bulan kering terjadi pada

bulan Juli - September (Nandika 1982).

4.4 Flora dan Fauna

Vegetasi CA Yanlappa merupakan vegetasi hutan hujan dataran tinggi. Flora

yang terdapat di cagar alam ini adalah pahlalar (Dipterocarpus hasseltii), jatake

(Bouea gandaria), jaha (Terminalia belirica), sempur (Dillenia obovata), teureup

(Artocarpus elasticus), laban (Vitex pubescens), ranji (Dialium indum), dan lain-

lain.

Beberapa jenis satwa liar yang ada dalam kawasan ini yaitu dari golongan

mamalia, aves, reptilia dan inserta. Di antaranya yaitu : lutung (Tracypithecus

auratus), kera (Macaca fascicularis), burung kerak (Acridotheres fuscus

javanicus), burung dudut (Centropus bengalensis) dan lain-lain (Nandika 1982).

BKSDA (2010), menambahkan bahwa selain jenis satwaliar di atas, di kawasan

CA Yanlapa juga dapat ditemui babi hutan (Sus vitatus), jelarang (Ratufa

Page 37: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

22

bicolor), kancil (Tragulus javanicus), elang ruyuk (Spilornis cheela), tulung

tumpuk (Megalaema javanica), dan paok cacing (Pitta guyana).

4.5 Kondisi Umum Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat

4.5.1 Jumlah penduduk

Data mengenai jumlah penduduk di Desa Tapos dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah penduduk di Desa Tapos Jumlah Laki-laki 4.056

Jumlah Perempuan 3.625

Jumlah Total 7.681

Jumlah Kepla Keluarga 1.878

Jumlah Penduduk Desa Tapos 90/km/m²

Sumber : Data monografi Desa Tapos tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Tapos

cukup banyak dan memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Perbandingan

jumlah antara laki-laki dan perempuan dapat terlihat di desa ini, dimana jumlah

laki-laki di desa tersebut memiliki proporsi yang lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah perempuannya.

4.5.2 Pendidikan

Berikut merupakan data pendidikan masyarakat Desa Tapos (Tabel 6).

Tabel 6 Data pendidikan masyarakat Desa Tapos No. Tingkat Pendidikan

Jumlah (orang)

Laki-laki Perempuan

1 Umur 3-6 tahun yang belum masuk TK 42 67

2 Umur 3-6 yang sedang TK 200 175

3 Tamatan SD 350 420

4 Tamatan SMP/Sederajat 220 250

5 Tamatan SMA/Sederajat 70 68

6 Tamatan D-1/Sederajat 4 1

7 Tamatan D-2/Sederajat 6 2

8 Tamatan D-3/Sederajat 2 4

9 Tamatan S1/Sederajat 10 5

10 Tamatan S2/Sederajat - -

11 Tamatan S3/Sederajat - -

12 Tidak pernah Sekolah usia 7-56 tahun 240 227

13 Tidak tamat SD 45 120

14 Tidak tamat SMP 170 160

15 Tidak tamat SMA 220 200

Sumber : Data monografi Desa Tapos tahun 2010.

Data pada Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Desa

Tapos hanya tamatan sekolah dasar dan tidak pernah sekolah, hal ini

membuktikan bahwa tingkat pendidikan masyarakatnya masih rendah.

Page 38: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

23

4.5.3 Mata pencaharian

Berikut merupakan data mengenai mata pencaharian masyarakat Desa

Tapos.

Tabel 7 Mata pencaharian masyarakat Desa Tapos No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)

Laki-laki Perempuan

1. Petani 500 30

2. Buruh tani 700 50

3. Buruh migran perempuan 200 80

4. Buruh migran laki-laki - -

5. Pengrajin industri rumah tangga 45 450

6. Pegawai Negeri Sipil 18 4

7. Pedagang keliling 20 28

8. Peternak 72 -

9. Montir 2 -

10. Dokter swasta - -

11. Bidan swasta - -

12. Perawat swasta 1 1

13. Pembantu rumah tangga - 80

14. TNI 1 -

15. POLRI - -

16. Pensiunan 2 2

17. Pengusaha kecil 10 -

18. Dukun kampong terlatih - 8

19. Jasa pengobatan altenatif 5 2

20. Karyawan swasta 50 110

Sumber : Data monografi Desa Tapos tahun 2010.

Masyarakat di Desa Tapos hampir semuanya berprofesi sebagai petani dan

buruh tani, selebihnya adalah pedagang, karyawan swasta, pengusaha kecil dan

laian-lain. Besarnya profesi masyarakat sebagai petani dan buruh tani ini

didukung oleh ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas di daerah ini.

Page 39: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

24

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa

Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan di CA Yanlappa

telah ditemukan sebanyak 92 spesies yang terdiri dari 40 famili, dari 92 spesies

tersebut sekitar 77 spesies (83.695%) terdiri dari 40 famili sudah diketahui

kegunaannya. Spesies yang potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan

adalah terep/benda (Artocarpus elasticus), mahoni daun lebar (Swietenia

macrophylla), dan laban (Vitex pubescens), karena spesies ini paling banyak

manfaatnya. Serta berdasarkan undang-undang spesies meranti (Shorea pinanga)

merupakan spesies yang dilindungi. Adapun data tumbuhan yang terdapat di CA

Yanlapa dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.1.1 Kerapatan

Menurut Fachrul (2008), kerapatan merupakan jumlah individu spesies per

luas petak contoh, jika jumlah suatu spesies tumbuhan besar dalam satu petak, itu

artinya spesies tersebut memiliki nilai kerapatan yang tinggi dalam petak tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan mengenai kerapatan telah didapatkan beberapa

spesies tumbuhan yang memiliki nilai kerapatan yang tertinggi untuk semua

tingkat pertumbuhan (Tabel 8).

Tabel 8 Kerapatan spesies tumbuhan untuk semua tingkat pertumbuhan No. Tingkat Nama Spesies Nama Ilmiah Kerapatan

(indv/ha)

1. Semai Kayu Afrika Maesopsis eminii 1.350

Mahoni daun lebar Swietenia macrophylla 950

Pinang Areca catechu 950

2. Tumbuhan

Bawah

Cakar ayam Selaginella doederleinii 7.750

Kekep Rhaphidophora korthalsii 7.300

Pacing daun besar Pollia thyrsiflora 1.550

3. Pancang Taritih Drypetes sumatrana 256

Beringin Sulawesi Ficus subulata 160

Kiperis Aporosa microcalyx 160

4. Tiang Menteng Baccaurea racemosa 20

Rambutan Nephelium lappaceum 10

Meranti Shorea pinanga 10

5. Pohon Laban Vitex pubescens 11

Keranji Diallium indum 9

Terep/benda Artocarpus elasticus 7

Page 40: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

25

Spesies-spesies di atas tersebut memiliki jumlah individu yang tinggi dalam

suatu petak sehingga dapat dipastikan bahwa kerapatan spesies-spesies dalam

petak tersebut tinggi pula. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008), kerapatan

suatu spesies dalam suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh adanya persaingan.

Persaingan terjadi akibat adanya kebutuhan yang sama, baik antara spesies yang

sama (intraspesifik competition) ataupun oleh jenis-jenis yang berbeda

(interspesifik competition).

Spesies-spesies yang mempunyai kerapatan yang tinggi dalam suatu

komunitas merupakan spesies-spesies yang mampu bertahan dan bersaing dengan

spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa spesies memiliki

zat allelopathy, yakni zat yang dapat menghambat pertumbuhan spesies lain dan

memungkinkan menghambat pertumbuhan anakannya sendiri. Seperti halnya

pohon laban (Vitex pubescens) yang memiliki kerapatan yang tinggi pada tingkat

pohon. Laban merupakan tumbuhan yang mampu bertahan terhadap api dan tahan

bersaing dengan alang-alang (Soerianegara & Indrawan 2008). Data rinci

mengenai kerapatan untuk semua tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada

Lampiran 2-6.

5.1.2 Dominansi

Dominansi adalah tingkat penguasaan spesies-spesies dalam komunitas

tumbuhan, indeks nilai penting (INP) adalah salah satu parameter yang dapat

memberikan gambaran tentang peranan jenis yang bersangkutan dalam

komunitasnya atau pada lokasi penelitian (Sundarapandian & Swamy 2000).

Sehingga semakin tinggi INP suatu spesies tumbuhan dalam suatu

komunitas, maka spesies tersebut memiliki tingkat dominansi yang tinggi juga

dalam suatu komunitas tersebut. Dari hasil perhitungan INP telah didapatkan

daftar spesies yang memiliki nilai INP yang tinggi untuk semua tingkat

pertumbuhan. Berikut merupakan lima spesies yang memiliki nilai INP yang

tertinggi pada masing-masing tingkat pertumbuhan.

5.1.2.1 Tingkat semai

Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada

tingkat semai. Daftar spesies pada tingkat semai yang memiliki nilai INP tertinggi

tersaji pada Tabel 9.

Page 41: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

26

Tabel 9 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat semai No. Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

1. Pinang Areca catechu 28,543

2. Kayu afrika Maesopsis eminii 27,583

3. Mahoni daun lebar Swietenia macrophylla 13,474

4. Beringin Sulawesi Ficus subulata 13,389

5. - Palaquium sp. 12,584

Sedangkan spesies yang memiliki nilai INP terendah diantaranya adalah

kopi (Coffea robusta), eboni (Diospyros celebica), meranti hutan (Dalbergia

rostrtata), kayu galeno (Grewia acuminata), rambutan (Nephelium lappaceum),

bayur (Pterospermum javanicum), sampang (Euodia latifolia), dan girang (Leea

indica) dengan nilai INP yang sama yakni 1,935%, kemudian bungur

(Lagerstroemia speciosa), (Artocarpus sp.), dan (Tarrena sp.) dengan INP

2,500%, sempur batu (Dillenia obovata) INP 3,065%, taritih (Drypetes

sumatrana) INP 3,870%, dan kupa landak (Zizyphus horsfieldii) INP 4,195%.

Keterangan lebih rinci mengenai INP untuk semua spesies pada tingkat semai

dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.1.2.2 Tingkat pancang

Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada

tingkat pancang. Daftar spesies tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat pancang No. Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

1. Taritih Drypetes sumatrana 14,585

2. Kiperis Aporosa microcalyx 13,038

3. Sulangkar Leea aequata 9,975

4. Gongseng Glycosmis cochinchinensis 9,838

5. Sampang daun Psychotria sp. 9,615

Sedangkan spesies yang memiliki nilai INP terendah dan tidak mendominasi

pada tingkat pancang adalah asahan (Antidesma stipulare), alkesa (Lucumma

nervosa), sempur (Dillenia excelsa), laban (Vitex pubescens), kapas daun

(Uncaria cf. glabrata), huni (Antidesma bunius), karakan (Lepisathes blumeana),

(Timonius sericeus), (Tarrena sp.), dan (Melicope glabra) dengan nilai INP yang

sama yakni sebesar 0,945%, sukun (Artocarpus communis), kayu Afrika

(Maesopsis eminii), ki pedes (Psuduvaria reticulata), (Memecylon sp.) INP sama

sebesar 1,238%, sampang hutan (Allophylus cobbe) INP 1,531%, kayu galeno

Page 42: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

27

(Grewia acuminata) INP 1,823% dan mahoni daun kecil (Swietenia mahagoni)

INP 1,892%. Data secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.1.2.3 Tingkat tumbuhan bawah

Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tetinggi pada

tingkat tumbuhan bawah. Daftar spesies tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat tumbuhan

bawah No. Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

1. Kekep Rhaphidophora korthalsii 62,473

2. Cakar ayam Selaginella doederleinii 61,819

3. Pacing Costus speciosus 14,566

4. Patat Halopegia blumei 10,400

5. Rumput belang Zebrina pendula 10,167

Dari Tabel 11 terlihat bahwa kekep (Rhaphidophora korthalsii) dan cakar

ayam (Selaginella doederleinii) memiliki nilai INP yang sangat tinggi

dibandingkan dengan spesies lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa spesies-

spesies tersebutlah yang paling mendominasi pada tingkat tumbuhan bawah. Hal

ini juga terlihat bahwa hampir di semua petak contoh spesies ini dapat ditemukan.

Sedangkan untuk spesies yang memiliki nilai INP terendah adalah harendong

biasa (Melastoma malabathricum), paku beunyeur (Diplazium esculentum), rane

kebo (Angiopteris ceracea), pandan hutan (Pandanus terrestris) dengan nilai INP

sama yakni sebesar 1,151%, sri rejeki hutan (Dieffenbachia seguine) dan

cangkuang (Pandanus furcatus) INP 1,384%, terong kori (Solanum

aculeatissimum) INP 2,534%, bolang (Schismatiglottis calyptrata) INP 3,233%,

dan keladi hias (Alocasia sp.) INP 3,452%. Lebih rincinya dapat dilihat pada

Lampiran 4.

5.1.2.4 Tingkat tiang

Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada

tingkat tiang. Daftar spesies tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat tiang No. Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

1. Menteng Baccaurea racemosa 53,270

2. Meranti Shorea pinanga 31,955

3. Rambutan Nephelium lappaceum 25,044

4. Sampang Euodia latifolia 22,250

5. Kisireum Syzygium spicata 17,452

Page 43: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

28

Sedangkan spesies yang memiliki INP terendah adalah kokosan (Lansium

aquaeum) INP 4,237%, laban (Vitex pubescens) INP 4,292%, mendarahan

(Knema laurina) INP 4,349%, ceuri (Garcinia dioica) INP 4,473%, dan mahoni

daun lebar (Swietenia macrophylla) INP 4,529%. Data lebih rinci dapat dilihat

pada Lampiran 5.

5.1.2.5 Tingkat pohon

Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada

tingkat pohon. Daftar spesies tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat pohon No. Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

1. Laban Vitex pubescens 34,050

2. Keranji Dialium indum 31,481

3. Terep/benda Artocarpus elasticus 31,312

4. Rambutan Nephelium lappaceum 30,471

5. Karakan Lepisanthes blumeana 10,392

Sedangkan spesies yang memiliki nilai terendah pada tingkat pohon

diantaranya adalah kihiur (Eurya acuminata) INP 1,509%, jambu boll (Syzygium

malaccensis) INP 1,514%, mendarahan (Knema laurina) INP 1,569%, harendong

hutan (Bellucia axinanthera) INP 1,586%, dan kijeret (Terminalia arborea) INP

1,646%. Tingkat dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas dapat

dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.

Faktor internal, artinya faktor yang ada dalam spesies itu sendiri, seperti zat

allelopathy yang dimiliki spesies tertentu sehingga spesies tersebut lebih dominan

dibandingkan dengan spesies lain. Sedangkan faktor eksternal, berarti faktor

dimana spesies tersebut berdaptasi dengan lingkungannya. Faktor-faktor

lingkungan ini diantaranya adalah iklim, geografis, edafis, dan biotik. Spesies

yang mampu beradaptasilah yang dapat mendominasi dalam suatu komunitas

tersebut (Soerianegara & Indrawan 2008). Data rinci tentang INP tingkat pohon

dapat dilihat pada Lampiran 6.

Sedangkan untuk spesies yang memiliki nilai INP terendah dapat dikatakan

bahwa spesies-spesies tersebut tidak mendominasi, hal ini dapat disebabkan oleh

berbagai macam faktor, diantaranya adalah spesies tersebut memiliki daya

Page 44: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

29

adaptasi terhadap lingkungan yang rendah sehingga kemampuan untuk bertahan

hidup dan memperbanyak jenisnya kecil, kondisi habitat yang tidak sesuai juga

dapat mempengaruhi kecilnya jumlah spesies tertentu, dan adanya spesies yang

mendominasi sehingga terjadi persaingan dalam hal mempergunakan unsur hara.

5.1.3 Keanekaragaman spesies (H´)

Berdasarkan hasil perhitungan keanekaragaman spesies dengan

menggunakan indeks Shannon-Wiener telah didapatkan keanekaragaman spesies

untuk semua tingkat pertumbuhan (Tabel 14).

Tabel 14 Keanekaragaman spesies untuk seluruh tingkat pertumbuhan No. Tingkat Keanekaragaman spesies (H´)

1. Semai 2,991

2. Tumbuhan bawah 2,003

3. Pancang 3,559

4. Tiang 2,928

5. Pohon 3,167

Berdasarkan data pada Tabel 14 terlihat bahwa keanekaragaman spesies

untuk semua tingkat pertumbuhan memiliki nilai keanekaragaman yang berbeda-

beda. Semai, tumbuhan bawah dan tiang memiliki indeks nilai keanekaragaman

spesies yang terbilang sedang, hal ini didasarkan pada pernyataan Fachrul (2008)

yang menyatakan bahwa jika H´ < 1, maka keanekaragaman spesiesnya rendah,

jika H´ berkisar 1-3 maka keanekaragaman spesiesnya sedang, dan jika H´ > 3

maka keanekaragaman spesies tersebut tergolong tinggi. Sehingga dari pernyataan

tersebut dapat juga dikatakan bahwa indeks keanekaragaman spesies tingkat

pancang dan pohon tergolong tinggi karena memiliki indeks keanekaragaman

spesies lebih dari 3.

Tingkat keanekaragaman spesies pada tingkat pancang dan pohon lebih

tinggi dibandingkan dengan tingkat keanekaragaman spesies pada tingkat semai,

tumbuhan bawah dan tiang, hal ini dikarenakan tingkat semai dan tumbuhan

bawah memiliki kerentanan, dimana spesies pada tingkat ini mudah sekali mati,

baik oleh adanya gangguan alam, seperti angin, curahan air hujan, maupun oleh

aktivitas manusia. Selain itu, semai dan tumbuhan bawah memerlukan cahaya

yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis, terutama spesies yang bersifat

intoleran atau spesies yang memerlukan cahaya penuh dalam pertumbuhannya.

Page 45: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

30

Adanya dominansi dari spesies-spesies berhabitus pohon memungkinkan

terhalangnya cahaya matahari yang masuk ke lantai hutan, sehingga hal tersebut

bisa mempengaruhi pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah tersebut sehingga

keanekaragaman spesies pada tingkat semai dan tumbuhan bawah tidak tinggi.

Rendahnya keanekaragaman pada tingkat semai, tumbuhan bawah dan tiang

ini dapat menjadi indikator bahwa pada masa yang akan datang kawasan CA

Yanlappa tidak memiliki ketersediaan dalam penyediaan plasma nutfah

dikarenakan anakan pohon (semai) yang dapat dijadikan sebagai regenerasi

pohon-pohon sebelumnya hanya terdapat dalam jumlah yang sedikit. Sehingga

kondisi seperti ini dikhawatirkan akan merusak susunan ekosistem sebelumnya.

5.1.4 Perbandingan jumlah dan spesies yang terdapat di kawasan CA

Yanlappa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erdawati (1986)

mengenai analisis vegetasi di CA Yanlappa, telah ditemukan sebanyak 146

spesies dari 51 famili tingkat pancang dan pohon serta 150 spesies dari 65 famili

untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah. Sedangkan hasil analisis yang telah

dilakukan saat ini hanya ditemukan sekitar 92 spesies dari 40 famili untuk tingkat

semai, pancang, tumbuhan bawah, tiang dan pohon. Jika dilihat dari spesies yang

mendominasi pada penelitian Erdawati (1986) teridentifikasi bahwa spesies yang

paling mendominasi adalah terep/benda (Artocarpus elasticus), kijeri (Parinarium

corybosum), pahlalar (Dipterocarpa hasseltii), (Eugenia densiflorum) dan keranji

(Dialium indum), sedangkan dari hasil penelitian sekarang diketahui bahwa

spesies yang mendominasi di kawasan CA Yanlappa adalah rambutan (Nephelium

lappaceum), menteng (Baccaura racemosa), laban (Vitex pubescens), meranti

(Shorea pinanga), dan keranji (Dialium indum).

Jika dilihat pada keterangan di atas menunjukan bahwa, baik dari jumlah

dan jenis spesies yang ditemukan antara penelitian tahun 1986 dengan sekarang

menunjukan perbedaan, dimana pada penelitian sebelumnya jumlah spesies yang

ditemui terdapat dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan hasil penelitian

saat ini. Serta spesies yang mendominasi terlihat bahwa spesies yang dulunya

sangat mendominasi pada penelitian sebelumnya sudah tidak mendominasi lagi

pada saat ini. Seperti halnya pohon terep/benda (Artocarpus elasticus) yang paling

Page 46: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

31

mendominasi pada saat dulu. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan metode,

dimana metode yang digunakan Erdawati (1986) adalah dengan cara pembuatan

blok di kawasan CA tersebut, sehingga hampir semua kawasan CA terambil

contohnya, sedangkan pada penelitian saat ini pengambilan plot contoh hanya

dilakukan secara sistematik dan pada lokasi tertentu saja, yakni di sebelah Selatan

kawasan tersebut.

5.1.5 Komposisi tumbuhan yang terdapat di Cagar Alam Yanlappa

berdasarkan habitusnya

Komposisi tumbuhan berdasarkan habitusnya yang terdapat di CA Yanlappa

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Komposisi tumbuhan berdasarkan habitus.

Tumbuhan yang paling mendominasi di dalam kawasan CA Yanlappa

adalah berhabitus pohon, yakni sekitar 66 spesies (71.739%), herba dan perdu

masing-masing 11 spesies (11.957%) dan terendah berhabitus semak 4 spesies

(4.348%). Hal ini menunjukan bahwa stratifikasi tajuk di dalam kawasan CA

Yanlappa masih didominasi oleh tumbuhan dengan stratum A, B, dan C, sehingga

kawasan CA Yanlappa masih memiliki penutupan tajuk masih tergolong rapat.

Adanya penutupan tajuk yang rapat ini memungkinkan terjadinya persaingan yang

keras dalam perebutan sinar matahari yang diperlukan tumbuhan untuk

berfotosintesis, dimana spesies yang bersifat intoleran akan mengalami kesulitan

untuk mendapatkan cahaya.

66

11 11

4

0

10

20

30

40

50

60

70

Pohon Herba Perdu Semak

Habitus

Ju

mla

h s

pes

ies

Page 47: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

32

5.1.6 Komposisi tumbuhan yang terdapat di CA Yanlappa berdasarkan

famili

Keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di dalam CA Yanlappa ini juga

dapat dilihat dari komposisi familinya (Gambar 4).

Gambar 4 Komposisi tumbuhan berdasarkan famili.

7

7

6

5

5

5

5

4

4

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Meliaceae

Euphorbiaceae

Rubiaceae

Myrtaceae

Araceae

Moraceae

Rutaceae

Melastomataceae

Sapindaceae

Dipterocarpaceae

Fabaceae

Clusiaceae

Annonaceae

Anacardiaceae

Dilleniaceae

Pandanaceae

Commelinaceae

Sapotaceae

Leeaceae

Verbenaceae

Rhamnaceae

Lecythidaceae

Lythraceae

Sterculiaceae

Arecaceae

Myristicaceae

Ebenaceae

Tiliaceae

Loganiaceae

Rosaceae

Solanaceae

Polypodiaceae

Marattiaceae

Schizaeaceae

Combretaceae

Marantaceae

Malvaceae

Zingiberaceae

Selaginellaceae

Theaceae

Fa

mil

i

Jumlah spesies

Page 48: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

33

Hasil identifikasi analisis vegetasi yang dilakukan di CA Yanlappa telah

didapatkan sekitar 40 famili, spesies dari Famili Meliaceae dan Euphorbiaceae

yang paling banyak ditemui di dalam kawasan CA Yanlappa dibandingkan

dengan famili lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kedua famili tersebutlah yang

paling mendominasi di dalam kawasan tersebut. Adanya kesesuaian tempat

tumbuh dapat menjadi faktor mendominasinya spesies dari kedua famili tersebut.

Spesies dari Famili Meliaceae kebanyakan merupakan spesies penghasil buah-

buahan yang sudah banyak dibudidayakan masyarakat, sehingga kemungkinan

adanya kemudahan dalam pembudidayaan atau mudah tumbuh inilah yang

menyebabkan spesies dari famili ini paling mendominasi di dalam kawasan CA

Yanlappa. Data mengenai spesies-spesies beserta familinya dapat dilihat pada

Lampiran 7.

5.1.7 Klasifikasi kelompok kegunaan

Berikut merupakan klasifikasi tumbuhan ke dalam 11 kelompok kegunaan

(Tabel 15).

Tabel 15 Rekapitulasi kelompok kegunaan tumbuhan

No. Kelompok Kegunaan Tumbuhan

Jumlah

(Spesies) Habitus Famili

1. Tumbuhan penghasil obat 44 4 28

2. Tumbuhan sebagai pangan 28 4 19

3. Tumbuhan sebagai bahan bangunan 30 1 17

4. Tumbuhan tali, anyaman dan kerajinan 12 3 8

5. Tumbuhan kayu bakar 5 1 4

6. Tumbuhan penghasil warna dan tannin 6 2 4

7. Tumbuhan hias 2 1 1

8. Tumbuhan aromatic 1 1 1

9. Tumbuhan sebagai pestisida nabati 1 1 1

Kegunaan atau manfaat masing-masing spesies ini didapatkan dari berbagai

macam literatur. Sebagian besar spesies tumbuhan yang ditemukan di dalam

kawasan CA Yanlappa merupakan tumbuhan berkhasiat obat, bahan bangunan

dan pangan. Jika dibandingkan dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan

mengenai potensi dan pemanfaatan tumbuhan di berbagai macam lokasi

menunjukan bahwa hampir sebagian besar tumbuhan yang dimanfaatkan adalah

untuk obat dan pangan. Dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat sekitar,

Page 49: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

34

kawasan CA Yanlappa memiliki potensi tumbuhan yang cukup besar yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar setiap harinya.

Menurut Heyne (1950) diacu dalam Gintings et al. (1990), tidak kurang dari

3.000 jenis tumbuhan di Indonesia baik yang berupa pohon maupun yang bukan

pohon dilaporkan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,

baik sebagai sumber pangan, papan, pakan, bahan industri maupun sumber yang

dapat memberikan rasa kesegaran dan kenyamanan. Namun, pemanfaatan

tumbuhan tersebut harus disertai dengan pengetahuan mengenai konsep

pemanfaatan yang lestari, sehingga sumberdaya yang digunakan tersebut dapat

tetap beregenerasi dan dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia secara

berkelanjutan. Adapun data mengenai daftar spesies pada masing-masing

kelompok kegunaan dapat dilihat pada Lampiran 8.

5.2 Bentuk Pemanfaatan Tumbuhan Berguna oleh Masyarakat Sekitar CA

Yanlappa

5.2.1 Karakteristik responden

5.2.1.1 Jumlah responden

Responden yang diwawancarai pada penelitian ini berjumlah 30 orang yang

terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 perempuan. Hal ini dikarenakan

perempuanlah yang paling banyak mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan.

5.2.1.2 Umur responden

Kisaran umur responden yang diwawancarai pada penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16 Kisaran umur responden No. Kisaran Umur (tahun) Jumlah Laki-laki

(orang)

Jumlah Perempuan

(orang)

1. <20 1 0

2. 20-30 1 9

3. 31-40 4 7

4. 41-50 5 1

5. 51-60 1 1

5.2.1.3 Pendidikan

Berikut merupakan tingkat pendidikan responden yang diwawancarai di

Desa Tapos, dimana sebagian besar responden yang memanfaatkan tumbuhan

merupakan responden yang tingkat pendidikannya masih rendah (Gambar 5).

Page 50: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

35

Gambar 5 Tingkat pendidikan responden.

5.2.1.4 Mata pencaharian

Berikut merupakan mata pencaharian 30 orang responden yang

diwawancarai, dimana responden yang memanfaatkan tumbuhan sebagian besar

berprofesi sebagai petani.

Tabel 17 Data mata pencaharian responden No. Mata Pencaharian Jumlah Laki-laki

(orang)

Jumlah Perempuan

(orang)

1. Petani 7 13

2. Penjual/Pedagang 0 3

3. Pemotong kayu 2 -

4. Pembuat arang 1 -

5. Karyawan 2 -

6. Ibu rumah tangga - 2

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa sebagian besar responden yang sering

berinteraksi dengan tumbuhan adalah masyarakat yang masih tergolong produktif,

yakni berumur 31-40 tahun sebanyak 11 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 7

orang perempuan. Kondisi seperti ini didukung pula oleh tingkat pendidikan dan

mata pencaharian, dimana responden yang paling banyak berinteraksi dengan

tumbuhan tersebut adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, yakni sekitar 7 orang berpendidikan SD, 1 orang SMA, dan 3 orang tidak

sekolah. Sedangkan jika dilihat dari mata pencaharian sebanyak 8 orang

responden berprofesi sebagai petani, 1 orang pedagang, 1 orang karyawan, dan 1

orang ibu rumah tangga.

Tingkat pendidikan dan mata pencaharian yang rendah dapat menjadi faktor

pemicu terjadinya pemanfaatan sumberdaya, karena dengan pendidikan yang

rendah seseorang akan kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga untuk

SD

60%

SMA/Seder

ajat

7%

Tidak

sekolah

33%

Page 51: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

36

memenuhi kebutuhan hidupnya mereka akan memanfaatkan segala sumberdaya

yang ada di sekelilingnya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Salim (2004)

yang mengatakan bahwa kerusakan hutan dapat disebabkan oleh berbagai macam

faktor, diantaranya adalah bertambahnya jumlah penduduk, berkurangnya tanah

pertanian dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan, perladangan berpindah-

pindah, sempitnya lapangan pekerjaan, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan

arti pentingnya fungsi hutan dan lain-lain.

5.2.2 Komposisi tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat berdasarkan

habitus

Tumbuhan yang digunakan masyarakat sangat beranekaragam,

keanekaragaman tersebut terlihat pula pada komposisi habitusnya. Berikut

merupakan komposisi tumbuhan berdasarkan habitusnya.

Tabel 18 Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan habitus.

Perhitungan komposisi habitus spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat

ini dilakukan terhadap 100 spesies saja karena ada 1 spesies yang tidak

teridentifikasi habitusnya. Tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

banyak berasal dari habitus pohon, yakni sekitar 40 spesies (40%), semak 23

spesies (23%), herba 16 spesies (16%), perdu 14 spesies (14%), rumput 3 spesies

(3%), liana 2 spesies (2%), epifit dan palem masing-masing 1 spesies (1%).

Masyarakat banyak menggunakan tumbuhan berhabitus pohon dikarenakan

kondisi lingkungan masyarakat sekitar yang sangat mendukung, dimana hampir di

setiap sisi, baik di pekarangan ataupun kebun banyak sekali pohon-pohon yang

dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

No. Habitus Jumlah

1. Pohon 40

2. Semak 23

3. Herba 16

4. Perdu 14

5. Rumput 3

6. Liana 2

7. Epifit 1

8. Palem 1

Page 52: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

37

5.2.3 Komposisi spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat

berdasarkan famili

Tumbuhan yang digunakan masyarakat sekitar kawasan CA Yanlappa dalam

kehidupan sehari-harinya sangat beragam. Keragaman tersebut tidak hanya dari

spesiesnya saja melainkan dari komposisi familinya juga. Jumlah famili spesies

tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat telah teridentifikasi sebanyak 46

famili yang terdiri dari beberapa famili dengan jumlah spesies pada masing-

masing famili yang berbeda-beda.

Tumbuhan yang paling banyak digunakan masyarakat berasal dari Famili

Zingiberaceae dan Euphorbiaceae. Spesies dari Famili Zingiberaceae paling

banyak digunakan karena spesies ini paling mudah dibudidayakan karena tidak

memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang khusus. Sehingga banyak

masyarakat yang menanam spesies dari famili ini di kebun-kebun atau pekarangan

rumah mereka. Berikut merupakan gambar tumbuhan Famili Zingiberaceae yang

ditanam masyarakat di kebun dan pekarangannya. Data mengenai spesies untuk

masing-masing famili dapat dilihat pada Lampiran 9.

Gambar 6 Kunyit di pekarangan. Gambar 7 Kunyit di kebun.

Page 53: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

38

Gambar 8 Komposisi tumbuhan berdasarkan famili.

8

7

5

5

4

4

4

4

4

4

3

3

2

2

2

2

2

2

2

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Zingiberaceae

Euphorbiaceae

Meliaceae

Araceae

Liliaceae

Papilionaceae

Verbenaceae

Mimosaceae

Acanthaceae

Poaceae

Rubiaceae

Myrtaceae

Asteraceae

Malvaceae

Rutaceae

Solanaceae

Anacardiaceae

Arecaceae

Amaryllidaceae

Sapindaceae

Portulakaceae

Theaceae

Sapotaceae

Melastomataceae

Leeaceae

Caryophyllaceae

Clussiaceae

Polygonaceae

Dioscoreaceae

Oxalidaceae

Aspleniaceae

Balsaminaceae

Nyctaginaceae

Annonaceae

Bombacaceae

Bromeliaceae

Musaceae

Ebenaceae

Menispermaceae

Fabaceae

Gnetaceae

Pandanaceae

Limnocharitaceae

Cucurbitaceae

Caricaceae

Apocynaceae

Jumlah spesies

Fa

mil

i

Page 54: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

39

5.2.4 Presentase bagian yang dimanfaatkan

Data mengenai presentase bagian spesies tumbuhan yang digunakan

masyarakat tersaji pada Gambar 9.

Gambar 9 Presentase bagian yang dimanfaatkan.

Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa sebagian besar masyarakat

menggunakan tumbuhan pada bagian buah sebesar (30%). Penggunaan tumbuhan

bagian buahnya ini terdapat pada spesies-spesies yang dipergunakan sebagai

pangan oleh masyarakat Desa Tapos pada sehari-harinya. Kemudian masyarakat

juga menggunakan tumbuhan pada bagian daun (21%) biasanya untuk lalapan,

pakan ternak dan obat, herba (20%) biasanya banyak digunakan untuk tanaman

hias, batang kayu (15%) untuk bahan bangunan, kayu bakar dan pembuatan arang,

rimpang (7%) biasanya berasal dari Famili Zingiberaceae digunakan untuk obat,

aroma, dan pewarna makanan, tangkai (2%) biasa digunakan untuk pakan ternak,

ranting (3%) biasa digunakan untuk kayu bakar, bunga dan akar (1%) biasa

digunakan untuk obat.

Penggunaan tumbuhan pada bagian buah dan daun tidak terlalu menjadi

masalah dalam kaitannya dengan kerusakan hutan dan memiliki potensi

pengelolaan secara lestari yang tinggi, karena buah dan daun merupakan bagian

tumbuhan yang dapat beregenerasi dengan cepat. Sedangkan pemanfaatan bagian

tumbuhan dalam bentuk batang/kayu dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan

dan kelangkaan spesies tertentu yang digunakan, sehingga jika tumbuhan yang

Buah

30%

Daun

21% Rimpang

7%

Akar

1%

Bunga

1%

Batang/kayu

15%

Tangkai

2%

Herba

20%

Ranting

3%

Page 55: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

40

dimanfaatkan tersebut berasal dari kawasan konservasi diperlukan adanya

pengawasan dan pengaturan dalam pemanfaatannya.

5.2.5 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan berdasarkan pemanfaatan

oleh masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang responden telah didapatkan

sekitar 101 spesies yang terdiri dari 46 famili yang digunakan masyarakat pada

kehidupan sehari-harinya. Dari 101 spesies tersebut 2 spesies yang terdiri dari 2

famili merupakan tumbuhan yang sulit untuk ditemui, yakni kemang (Mangifera

caesia) dan alkesa (Lucumma nervosa). Data rinci mengenai tumbuhan yang

dimanfaatkan masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 10.

5.2.5.1 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang bagian tumbuhannya (daun,

batang atau akar) mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan

baku dalam pembuatan obat modern atau tradisional (Suhirman 1990). Sedangkan

menurut Hamid et al. (1991) tumbuhan obat adalah semua tumbuhan baik yang

sudah ataupun belum dibudidayakan, dapat digunakan sebagai tumbuhan obat,

berkisar dari yang terlihat dengan mata hingga yang hanya nampak di bawah

mikroskop. Berdasarkan hasil wawancara telah ditemukan sebanyak 25 spesies

dari 14 famili yang berkhasiat sebagai obat. Daftar spesies-spesies tersebut dan

pengunanya dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan No. Nama lokal Nama ilmiah Pengguna

laki-laki

(%)

Pengguna

perempuan

(%)

1. Kunyit Curcuma domestica 3,33 10,00

2. Kencur Kaempferia galangal 3,33 3,33

3. Dadap serep Erythrina subumbrans 6,67 3,33

4. Lempuyang Zingiber aromaticum 10,00 20,00

5. Honje Nicolalia speciosa 3,33 3,33

6. Rosela Hibiscus sabdariffa - 3,33

7. Kacapiring Gardenia jasminoides 6,67 3,33

8. Sambiloto Andrographis paniculata 3,33 -

9. Antawali Tinospora crispa - 6,67

10. Sarira Acronychia laurifolia 3,33 13,33

11. Lengkuas Languas galangal - 3,33

12. Parahulu Amomum aculeatum - 3,33

13. Kicaang Xerospermum noronhianum - 3,33

14. Singugu Clerodendron serratum - 3,33

15. Cangkudu Morinda citrifolia - 3,33

16. Sungkai Peronema canescens - 3,33

Page 56: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

41

Tabel 19 Lanjutan No. Nama lokal Nama ilmiah Pengguna

laki-laki

(%)

Pengguna

perempuan

(%)

17. Kihareng Diospyros pseudoebenum 3,33 -

18. Bajogol - - 3,33

19. Sereh Cymbopogon nardus 3,33 -

20. Jambu biji Psidium guajava 3,33 -

21. Pacing Costus speciosus 6,67 -

22. Jeruk nipis Citrus aurantifolia - 3,33

23. Kejibeling Seriocalyx crispus - 3,33

24. Sembung Blumea balsamifera - 3,33

25. Suji Pleomele angustifolia - 6,67

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa lempuyang, kunyit dan sarira

merupakan tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

kaum laki-laki maupun perempuan. Menurut hasil wawancara tumbuhan

lempuyang biasanya digunakan masyarakat untuk jamu bagi para ibu setelah

melahirkan, begitupula dengan kunyit, kunyit dipercaya dapat menghilangkan bau

”anyir” setelah melahirkan. Kunyit dan lempuyang biasanya ditumbuk halus dan

dicampur dengan beberapa jenis tumbuhan lain sperti kencur dan beberapa jenis

dedaunan, seperti daun sarira dan sembung. Hasil dari tumbukan ini kemudian

dimakan sebagai lauk bagi para ibu yang melahirkan. Seperti sama halnya dengan

daun kacapiring dan daun suji, daun muda tumbuhan sarira juga dipercaya dapat

menurunkan panas dalam pada anak-anak. Sedangkan laki-laki lebih banyak

memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai jamu untuk sakit badan.

5.2.5.2 Tumbuhan hias

Tumbuhan hias yang berada di Desa Tapos umumnya hanya digemari oleh

para kaum perempuan saja, karena yang lebih sering berinteraksi dengan segala

bentuk keperluan rumah adalah perempuan. Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan

masyarakat sebagai hiasan di Desa Tapos sebanyak 20 spesies dari 11 famili.

Adapun tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakat desa Tapos sebagai

hiasan terlihat pada Tabel 20.

Page 57: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

42

Tabel 20 Tumbuhan digunakan sebagai hiasan No. Nama local Nama ilmiah Famili

1 Kadaka Asplenium nidus Aspleniaceae

2 Pacar air Impatiens balsamina Balsaminaceae

3 Bunga pukul empat Mirabilis jalapa Nyctaginaceae

4 Lidah mertua Sanmsevieria laurentii Liliaceae

5 Andong Cordyline fruticosa Liliaceae

6 Keladi hias merah Caladium bicolor Araceae

7 Kejibeling Seriocalyx crispus Acanthaceae

8 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis Malvaceae

9 Jarak pagar Jatropa curcas Euphorbiaceae

10 Gandarusa Gandarusa vulgaris Acanthaceae

12 Keladi hias putih Alocasia sp. Araceae

13 Euphorbia Euphorbia milii Euphorbiaceae

14 Tapak liman Elephantopus scaber Compositaceae

15 Pohon sig-sag Pedilanthus tithymaloides Euphorbiaceae

16 Puring Codiaeum veriegatum Euphorbiaceae

17 Suji Pleomele angustifolia Ruscaceae

18 Bunga bahagia Diffenbachia maculate Araceae

19 Bunga bahagia albino Diffenbachia sp Araceae

20 Tumbuhan teh-tehan Acalypha siamensis Euphorbiaceae

21 Portulaka Portulaka grandiflora Portulacaceae

Tumbuhan dari berbagai macam spesies tersebut ditanami masyarakat untuk

menghiasi pekarangan rumah dan ada beberapa spesies yang sekaligus dijadikan

sebagai pagar, seperti jarak pagar (Jatropa curcas) dan tumbuhan teh-tehan

(Acalypha siamensis). Berikut merupakan beberapa gambar tumbuhan hias yang

ada di Desa Tapos.

Gambar 10 Keladi hias merah. Gambar 11 Pohon sig-sag.

Page 58: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

43

5.2.5.3 Tumbuhan aromatik

Tumbuhan aromatik dapat juga disebut tumbuhan penghasil minyak atsiri.

Tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri bau dan aroma karena fungsinya

yang paling luas dan umum diminati sebagai pengharum, baik sebagai parfum,

kosmetik, pengharum ruangan, pemberi rasa pada makanan atau pada produk

rumah tangga lainnya (Agusta 2000). Penggunaan tumbuhan sebagai aromatik di

Desa Tapos hanya sekedar untuk pewangi dalam pembuatan makanan saja dan

sebagian dipergunakan oleh para perempuan dalam memasak, seperti pembuatan

kue, sayur, nasi uduk, dan bubur kacang.

Berdasarkan hasil wawancara telah didapatkan informasi bahwa tumbuhan

yang biasa dipergunakan masyarakat sebagai aromatik, diantaranya adalah daun

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), sereh (Cymbopogon nardus), daun suji

(Pleomele angustifolia), jahe (Zingiber officinale), dan daun salam (Syzygium

polyanthum). Tumbuh-tumbuhan tersebut dipilih sebagai pemberi aroma pada

makanan karena tumbuhan-tumbuhan tersebut memiliki aroma yang khas dan

enak. Menurut Heyne (1987), salah satu famili yang spesiesnya merupakan

penghasil minyak atsiri yang sudah umum adalah dari Famili Zingiberaceae.

Berikut merupakan beberapa gambar yang digunakan masyarakat sebagai aroma

makanan.

Gambar 12 Suji. Gambar 13 Pandan wangi.

Page 59: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

44

5.2.5.4 Tumbuhan penghasil pangan

Secara keseluruhan tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa

Tapos hampir sebagian besar digunakan sebagai pangan. Tumbuhan yang

dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan pangan berdasarkan hasil

wawancara ditemukan sekitar 44 spesies dari 28 famili. Adapun data secara rinci

mengenai spesies-spesies yang digunakan sebagai pangan oleh masyarakat dapat

dilihat pada Lampiran 11. Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pangan

berasal dari berbagai sumber, baik dari hutan, kebun, sawah, pekarangan ataupun

langsung membelinya di pasar. Namun, dikarenakan sebagian besar masyarakat

Desa Tapos berprofesi sebagai petani, sehingga tumbuhan yang digunakan

sebagai pangan umumnya berasal dari hasil budidaya yang dilakukan di kebun,

sawah ataupun pekarangan, tapi ada juga beberapa spesies tumbuhan yang diambil

langsung dari hutan. Berikut merupakan foto-foto tumbuhan penghasil pangan

yang dibudidayakan masyarakat di kebun dan sekitar rumahnya.

Gambar 14 Tumbuhan pangan di Gambar 15 Tumbuhan pangan di

pekarangan rumah kebun.

5.2.5.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Tumbuhan yang biasanya digunakan untuk pakan ternak adalah dari jenis

rumput-rumputan seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja

(King grass), dan rumput benggala (Brachiaria decumbens) (Siregar 1996).

Tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk memberi makan ternaknya adalah

rumput jampang (Eleusine indica), jukut ibun (Drymaria hirsuta), cacabean

(Polygonum hydropiper), sulangkar (Leea aequata), pisang (Musa paradisiaca),

harendong biasa (Melastoma malabathricum), puspa (Schima walichii), laban

(Vitex pubescens), dan akasia (Acacia mangium). Bagian tumbuhan yang

Page 60: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

45

diberikan pada hewan ternak adalah bagian daun dan tangkainya, sedangkan untuk

jenis rerumputan adalah semua bagian tumbuhan diberikan. Tumbuhan yang

diberikan kepada ternak sebagai pakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 16 Dedaunan untuk pakan. Gambar 17 Rumput untuk pakan.

5.2.5.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari

tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik,

antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. dapat untuk

mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pestisida nabati bersifat

mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan,

dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang

(Meilin 2009). Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa dari 30

orang responden yang diwawancarai belum pernah menggunakan tumbuhan

sebagai pembasmi hama alami. Hal ini dikarenakan lemahnya pengetahuan dan

pemahaman masyarakat mengenai tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan

sebagai pestisida nabati.

Ketidaktahuan masyarakat tersebut sangat berhubungan erat dengan

lemahnya sistem informasi di daerah tersebut. Salah satu bentuk kendala dalam

penyampaian informasi adalah tidak adanya jaringan atau gardu listrik.

Masyarakat Desa Tapos sangat mengharapkan betul adanya informasi-informasi

yang akurat terutama di bidang pembasmian hama yang alami dengan mengingat

bahwa sebagian besar lahan di sekitar cagar alam merupakan lahan pertanian yang

berbatasan langsung dengan kawasan cagar alam tersebut. Sehingga dengan

Page 61: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

46

adanya pestisida yang alami atau ramah lingkungan dapat menghindari

lingkungan dari pencemaran dan hutan tetap terjaga karena masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil pertanian tanpa harus merusak hutan.

5.2.5.7 Tumbuhan penghasil warna dan tanin

Tumbuhan di sekitar kita tidak hanya bermanfaat untuk obat, pangan, bahan

bangunan dan sebagainya. Tidak sedikit tumbuhan merupakan penghasil zat

warna dan tannin alami. Zat warna dan tannin tersebut berasal dari bagian

tanaman, seperti kayu, kulit kayu, daun, akar, bunga, biji, dan getah (Wibowo

2003) diacu dalam Harbelubun et al. 2005). Tumbuhan yang digunakan oleh

masyarakat sebagai pewarna dan tannin hanya sekedar untuk pewarna makanan

dalam pembuatan kue saja.

Adapun spesies yang digunakan masyarakat sebagai pewarna makanan

hanya ditemukan dua spesies saja, yakni kunyit (Curcuma domestica) dan suji

(Pleomele angustifolia). Spesies tumbuhan tersebut dipilih karena memiliki warna

yang menarik dan terang. Kunyit (Curcuma domestica) merupakan spesies

penghasil warna kuning terang, spesies ini biasa digunakan untuk mewarnai nasi

tumpeng, nasi goreng dan makanan olahan dari singkong. Sedangkan daun suji

(Pleomele angustifolia) menghasilkan warna hijau dan biasa digunakan untuk

membuat kue. Selain memiliki warna yang menarik, daun suji juga memiliki

aroma yang khas dan wangi.

5.2.5.8 Tumbuhan upacara adat

Di berbagai etnis tumbuhan-tumbuhan yang dipakai dalam upacara berbeda-

beda menurut pengetahuan masyarakat masing-masing. Dalam upacara-upacara

adat yang dilakukan terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup

(Kartiwa & Wahyono 1992). Desa Tapos merupakan desa yang berbentuk semi

modern sehingga tidak memiliki kebudayaan yang khas yang mencirikan

masyarakatnya. Seperti sama halnya dengan tumbuhan penghasil pestisida,

tumbuhan yang biasa digunakan untuk upacara adat di daerah ini pun tidak

ditemui dan masyarakat tidak menggunakannya.

5.2.5.9 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 orang responden didapatkan

informasi bahwa hampir semua responden memanfaatkan tumbuhan sebagai kayu

Page 62: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

47

bakar dan 1 orang responden memanfaatkan kayu untuk membuat arang. Kayu

bakar tersebut ada yang diambil dari hutan, baik cagar alam maupun perum

perhutani dan ada juga yang berasal dari kebun milik masyarakat. Menurut

Sutarno (1996) diacu dalam Arafah (2005), salah satu kriteria jenis tumbuhan

yang biasanya dijadikan kayu bakar adalah jenis yang memiliki kadar air rendah

sehingga mudah dibakar. Tujuan pengambilan tumbuhan sebagai kayu bakar oleh

masyarakat berbeda-beda, dari 30 orang responden ada 2 orang responden yang

mengambil kayu bakar untuk dijual. Sedangkan sisanya mengambil kayu bakar

untuk keperluan masak sehari-hari.

Tumbuhan yang biasanya digunakan masyarakat untuk kayu bakar adalah

akasia (Acacia mangium), puspa (Schima walichii), dan bambu (Schizostachyum

zollingeri). Ketiga spesies ini paling banyak dipilih masyarakat untuk kayu bakar

karena ketiga spesies tersebut paling mendominasi di daerah tersebut sehingga

tidak sulit untuk mendapatkannya. Kebanyakan masyarakat memperoleh kayu

bakar di sekitar Perum Perhutani. Kayu bakar yang dijual dihargai sekitar Rp.

3.000 untuk dua ikat kayu bakar atau “satu pikul”. Sedangkan arang biasanya

dijual per karung. Berikut merupakan gambar-gambar kayu bakar yang digunakan

masyarakat.

Gambar 18 Kayu bakar dari ranting. Gambar 19 Bambu untuk kayu bakar.

5.2.5.10 Tumbuhan sebagai bahan bangunan

Sama seperti tumbuhan untuk kayu bakar, tumbuhan yang digunakan

sebagai bahan bangunan pun sangat banyak. Berikut merupakan gambar-gambar

bangunan yang sebagian besar menggunakan kayu sebagai bahan bangunanya.

Page 63: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

48

Gambar 20 Bangunan “saung” Gambar 21 Bangunan rumah.

Selain digunakan untuk keperluan pribadi, ada beberapa masyarakat yang

menggunakan tumbuhan sebagai bahan bangunan untuk keperluan bisnis atau

komersial. Hasil wawancara kepada 30 orang responden terdapat 2 orang

responden yang sengaja menanam tumbuhan-tumbuhan hutan untuk membuat

papan dan bahan bangunan lain. Spesies-spesies tumbuhan yang biasanya

digunakan untuk bahan bangunan diantaranya adalah akasia (Acacia mangium),

puspa (Schima walichii), albisia (Paraseriathes falcataria), mahoni (Swietenia

mahagoni), laban (Vitex pubescens), kemang (Mangifera caesia), gmelina

(Gmelina arborea), mindi (Melia azedarach), pulai (Alstonia scholaris), angsana

(Pterocarpus indicus), kiray, genggeng, dan rangda kaya. Berikut merupakan

gambar-gambar yang bahan bangunan yang siap untuk dijual.

Gambar 22 Rangka rumah. Gambar 23 Kumpulan papan/balok.

Bahan bangunan ini nantinya akan dijual kepada para pembelinya. Selain

dari hasil penanaman di kebun mereka sendiri, kayu-kayu yang digunakan untuk

Page 64: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

49

bahan bangunan pun didapatkan dari hutan, yakni perum perhutani, tapi tidak

menutup kemungkinan bahwa masyarakat pernah mengambilnya dari cagar alam

dengan mengingat bahwa pemukiman penduduknya sangat berdekatan dengan

kawasan cagar alam.

5.2.5.11 Tumbuhan sebagai tali, anyaman dan kerajinan

Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tali, anyaman dan kerajinan dapat

kita jumpai dalam jumlah yang banyak, namun menurut Wijaya et al. (1989)

tumbuhan yang biasa dijadikan untuk anyaman adalah rotan, bambu, pandan,

lontar, teki, sagu, gebang, genjer, batang anggrek, dan aren. Walaupun di sekitar

lingkungan masyarakat Desa Tapos banyak dijumpai tumbuhan yang dapat

dijadikan tali, anyaman dan kerajinan, seperti genjer, pandan dan rotan, tapi

mereka lebih banyak menggunakan bambu (Schizostachyum zollingeri) untuk tali,

anyaman dan kerajinan. Beberapa produk kerajinan rumah tangga yang berbahan

dasar bambu (Schizostachyum zollingeri) adalah bakul, ayakan kecil, ayakan

besar, asepan, dan nyiru. Berikut merupakan gambar pembuatan produk dari

bambu.

Gambar 24 Proses membuat “bilik”. Gambar 25 Penebangan bambu untuk

pagar.

Produk lain dari bambu ini adalah “bilik”. Bilik ini dibuat dari batang bambu

yang dipukul-pukul, kemudian diiris tipis-tipis memanjang, setelah itu irisan

bambu tersebut dianyam menjadi satu lembaran yang memiliki pola. Bilik ini

biasanya digunakan masyarakat untuk bangunan rumah, yakni berfungsi sebagai

dinding. Selain untuk bilik bambu juga sering digunakan untuk pagar rumah atau

Page 65: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

50

kebun. Sedangkan daun kiray dianyam untuk dibuat atap pada rumah dan kandang

ternak.

5.3 Tipe Habitat

Tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya berasal dari tempat yang berbeda, baik dari kebun, sawah, pekarangan,

dan hutan. Tumbuhan yang dimanfaatkan ini ada yang hasil budidaya dan ada

juga yang liar. Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan bahwa tumbuhan yang

paling banyak dimanfaaatkan masyarakat merupakan tumbuhan hasil budidaya

sebanyak 86 spesies (85.149%) dan sisanya liar 15 spesies (14.851%) (Gambar

26).

Gambar 26 Budidaya tumbuhan.

Liar

15%

Budiday

a

85%

Page 66: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

51

Sedangkan spesies tumbuhan berdasarkan tipe habitatnya tersaji pada

Gambar 27.

Gambar 27 Tipe habitat.

Berdasarkan Gambar 27 terlihat bahwa spesies yang dimanfaatkan

masyarakat sebagian besar berasal dari kebun sebanyak 53 spesies. Masyarakat di

sekitar CA Yanlappa hanya memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan

mereka sehari-harinya, baik untuk pangan, papan, dan obat-obatan. Sehingga

untuk memenuhinya masyarakat banyak menanam tumbuhan tersebut di kebun,

pekarangan dan sawah mereka. Spesies yang biasa ditanam tersebut diantaranya

adalah rambutan (Nephelium lappaceum), kecapi (Sandoricum koetjape), duku

(Lansium domesticum), kokosan (Lansium aquaeum), tomat (Lycopersicon

lycopersicum), cabe (Capsicum frutescens), padi (Oryza sativa), sereh

(Cymbopogon nardus), kunyit (Curcuma domestica), dan kencur (Kaempferia

galanga). Sedangkan spesies yang biasa diambil dari hutan CA Yanlappa dan

Perhutani merupakan spesies yang biasa digunakan untuk obat, bibit dan kayu

bakar. Data rinci mengenai tumbuhan yang dimanfaatkan berdasarkan tipe

habitatnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

5.4 Interaksi Masyarakat dengan Kawasan CA Yanlappa

Interaksi adalah suatu hubungan yang terjadi antara dua faktor atau lebih

yang saling mempengaruhi dan saling memberikan aksi dan reaksi (Moen 1997)

diacu dalam Ardiansyah (2008). Menurut Alikodra et al. (1983), suatu kawasan

0

20

40

60

27 23

53

2

46

Ju

mla

h s

pes

ies

Tipe habitat

Page 67: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

52

konservasi pada umumnya berbatasan dengan pemukiman penduduk, lahan

pertanian, perkebunan, perikanan, kegiatan perindustrian, atau kerajinan

masyarakat serta sektor kegiatan lainnya. Keadaan ini menyebabkan adanya

interaksi antara potensi sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya dengan

masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Masyarakat merupakan salah satu faktor utama dalam terlaksananya

kelestarian sumberdaya alam hayati yang terdapat di sekitarnya. Sehingga adanya

interaksi antara masyarakat dengan kawasan hutan dapat berpengaruh terhadap

kerusakan sumberdaya hutan. Jika interaksi tersebut sering dilakukan dalam

jangka waktu yang cepat dan tanpa menggunakan kebijakan dalam pemanfaatan

sumberdaya, maka kerusakan akan sumberdaya tersebut tidak dapat dihindarkan.

Menurut Salim (2004), salah satu kerusakan hutan yang perlu mendapatkan

perhatian adalah kawasan hutan yang rusak akibat ulah tangan manusia.

Cagar Alam Yanlappa merupakan suatu kawasan yang memiliki luasan yang

tidak terlalu luas dan lokasinya sangat berdekatan dengan pemukiman masyarakat,

sehingga kemungkinan adanya kerusakan hutan yang disebabkan oleh masyarakat

sekitar dapat terjadi, dan jika hal tersebut terjadi dan tidak adanya pengontrolan

dalam pemanfaatannya, maka dikhawatirkan akan mengancam kestabilan

ekosistem dan kepunahan spesies, baik tumbuhan ataupun satwaliar. Berikut

merupakan salah satu bentuk interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan

kawasan CA Yanlappa (Gambar 28).

Keterangan : : Spesies yang dimanfaatkan dari Cagar Alam Yanlappa

Gambar 28 Interaksi antara masyarakat dengan Cagar Alam Yanlappa.

Analisis

Vegetasi

83

spesies

Wawancara

92 spesies 10

sps

ssi

esi

es

Page 68: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

53

Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan di dalam kawasan

CA Yanlappa telah didapatkan sekitar 92 spesies tumbuhan, sedangkan dari hasil

wawancara dengan masyarakat telah didapatkan sekitar 101 spesies tumbuhan

yang dimanfaatkan dan sekitar 27 spesies yang dimanfaatkan merupakan

tumbuhan yang berasal dari dalam kawasan Cagar Alam Yanlappa. Namun, hanya

10 spesies saja yang terdaftar sebagai hasil analisis vegetasi. Dari hasil tersebut

diterangkan bahwa bentuk interaksi antara masyarakat dengan kawasan CA

Yanlappa telah terjadi, yakni dalam bentuk pemanfaatan spesies tumbuhan,

namun jika dilihat dari intensitasnya pemanfaatan tersebut relatif masih rendah.

Sedangkan jika dilihat dari sumbernya pemanfaatan yang berasal dari CA

Yanlappa ini tergolong penting dan memiliki skor 2 karena sekitar 26.733%

kebutuhan pokok masyarakat dipenuhi dari CA Yanlappa, sehingga pengawasan

dan pengontrolan tetap perlu dilakukan.

Pemanfaatan tumbuhan ini biasanya dilakukan masyarakat untuk kebutuhan

pengobatan, kayu bakar dan pencarian bibit untuk mereka tanam di kebun atau

pekarangan. Bibit tersebut biasanya dibudidayakan untuk diambil hasil kayunya,

tapi ada juga yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi buahnya. Spesies

tumbuhan yang biasa digunakan untuk pengobatan adalah daun sarira (Acronychia

laurifolia) dan pacing (Costus speciosus). Sedangkan spesies tumbuhan yang

digunakan untuk dibudidayakan adalah laban (Vitex pubescens), rambutan

(Nephelium lappaceum), kecapi (Sandoricum koetjape), alkesa (Lucumma

nervosa), duku (Lansium domesticum), mangga (Mangifera indica), kopi (Coffea

robusta) dan ki bawang (Dysoxylum alliaceum).

Terjadinya pemanfaatan tumbuhan yang berasal dari kawasan CA Yanlappa

ini didasari oleh ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya larangan untuk tidak

memanfaatkan tumbuhan dari kawasan tersebut. Hal ini terlihat dari hasil

wawancara dengan 30 orang responden yang menunjukan bahwa hampir sebagian

besar responden tidak mengetahui adanya larangan untuk tidak memanfaatkan

sumberdaya yang berada di dalam kawasan. Selain itu, menurut Soekmadi (1987),

tingginya interaksi masyarakat sekitar hutan terhadap hutan dapat disebabkan oleh

tingkat pendidikan yang masih rendah, pemilikan lahan yang terlalu sempit dan

pesatnya pertambahan penduduk. Hal ini terlihat bahwa pada masyarakat Desa

Page 69: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

54

Tapos yang memanfaatkan tumbuhan adalah masyarakat yang rata-rata tingkat

pendidikan dan mata pencahariannya masih relativ rendah.

Dalam kaitannya dengan etnobotani, masyarakat sekitar Cagar Alam

Yanlappa tidak memiliki kearifan tertentu dalam memanfaatkan tumbuhan, namun

jika dihubungkan dengan intensitasnya yang masih relatif rendah dalam

memanfaatkan tumbuhan, maka adanya kemungkinan terjadinya kerusakan

kawasan juga kecil dan tidak terlalu berdampak serius. Akan tetapi, peran serta

pengelola dalam pengaturan dan pengawasan pemanfaatan tumbuhan di dalam

kawasan CA Yanlappa tetap perlu dilakukan.

Page 70: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

55

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari Hutan CA Yanlappa teridentifikasi sebanyak 77 spesies (83.695%) 40

famili dari 92 spesies telah diketahui kegunaannya, yakni bahan pengobatan

obat (44 spesies), bahan bangunan (30 spesies), pangan (28 spesies), tali,

anyaman, dan kerajinan (12 spesies), warna dan tannin (6 spesies), kayu bakar

(5 spesies), hias (2 spesies), aromatic dan pestisida nabati (1 spesies).

2. Masyarakat sekitar CA Yanlappa memanfaatkan 101 spesies dari 46 famili,

tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan untuk pangan (44 spesies), obat

(25 spesies), hias (20 spesies), bahan bangunan (15 spesies), pakan ternak (9

spesies), aromatik (5 spesies), kayu bakar (3 spesies), tali, anyaman dan

kerajinan serta pewarna (2 spesies). Tumbuhan yang paling banyak

dimanfaatkan berasal dari hasil budidaya 86 spesies (85.149%) dan sekitar 27

spesies (26.733%) yang dimanfaatkan berasal dari CA Yanlappa.

6.2 Saran

1. Perlu adanya pemantauan secara kontinu terhadap potensi yang ada dalam

kawasan CA Yanlappa, terutama tumbuhan. Sehingga dapat dijadikan bahan

evaluasi dan acuan dalam membuat strategi-strategi kebijakan dalam

pengelolaan kawasan.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan tumbuhan oleh

masyarakat sekitar.

3. Perlu adanya kontrol dari pengelola terhadap kegiatan pemanfaatan tumbuhan

oleh masyarakat sekitar.

Page 71: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

56

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB.

Alikodra HS, Subandiono, Basuni S, Kosasih A, Mardiastuti A, Harini EKS.

1983. Rancangan Penelitian Pengembangan Buffer Zone Pelestarian

Alam. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup.

Arafah D. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional

Bali Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.

Ardiansyah S. 2008. Kajian Interaksi Masyarakat dengan Hasil Hutan Non-Kayu

(Studi kasus di KPH Banyuwangi Utara, Perum Perhutani Unit II Propinsi

Jawa Timur) [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.

Dwanasuci N. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan

Taman Nasional Bali Barat (Studi kasus di wilayah seksi II Buleleng)

[skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas

Kehutanan IPB.

Erdawati. 1986. Analisis Vegetasi di Hutan Cagar Alam Yanlapa Jasinga, Jawa-

Barat [skripsi]. Bogor : Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan

IPB.

Fachrul M F. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Gintings N K, Soemarna, Effendi. 1990. Prosiding Seminar Nasional Penelitian

dan Pengembangan Jenis-Jenis Serbaguna, Bogor 19-20 Juni 1990. Penelitian

dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan : F/fred Project

Winrock Internasional ; Jakarta.

Hamid A, Hadad E A, Rostiana O. 1991. Upaya Pelestarian Tanaman Obat di

BALITTRO. Bogor: Yayasan Pembinaan Suaka Alam Marga Satwa

Indonesia.

Harbelubun AE, Kesaulija EM, Rahawarin YY. 2005. Tumbuhan Pewarna Alami

dan Pemanfaatannya Secara Tradisional oleh Suku Marori Men-Gey di

Taman Nasional Wasur, Kabupaten Merauke. Bidiversity 6 (4): 281-284.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Terjemahan dari: de

Nuttige planten van Indenesie.

Husodo T. 1999. Peluang Zat Pewarna Alami untuk Pengembangan Produk

Industri Kecil dan Menengah Kerajinan dan Batik. Yogyakarta:

Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Page 72: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

57

Isdijoso S H. 1992. Tumbuhan sebagai Sumber Bahan Sandang, Tali-temali dan

Anyam-anyaman. Di dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional

Etnobotani I. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Hal 328-334.

Kartikawati S M. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat

Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu

Sungai Tengah [Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian

Bogor.

Kartiwa S, Martowikrido W. 1992. Hubungan Antara Tumbuhan dan Manusia

dalam Upacara Adat di Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar dan

Lokakarya Nasional Etnobotani. Bogor: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Departemen Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Kartiwa S, Wahyono. 1992. Hubungan Antara Tumbuhan dan Manusia dalam

Upacara Adat di Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya

Nasional Etnobotani I. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI, Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Hal : 149-

155.

Krebs C J. 1989. Ecological Methodology. New York: Harper and Row

Publishers.

Lemmens RHMJ, NW Soetjipto. 1999. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 3.

Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin. PROSEA. Balai

Pustaka Bekerjasama dengan PROSEA Indonesia. Bogor.

Meilin A. 2009. Pemanfaatan Pestisida Nabati pada Tanaman Sayuran. Jambi:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian. No.19.

Moeljopawiro S, Manwan I. 1992. Pengembangan Pemanfaatan Tanaman Pangan

di Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional

Etnobotani. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen

Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Napitu J P. 2007. Pengelolaan Kawasan Konservasi. www.Dephut.go.id/phka/

kawasan_konservasi [22 Desember 2010].

Nandika D. 1982. Keragaman Jenis Rayap Subteran yang Merusak Tegakan serta

Frekuensi Serangannya di Hutan Alam dan Hutan Tanaman di YanLappa

[skripsi]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Purnawan B I. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Purwanto Y, Waluyo EB. 1992. Etnobotani Suku Dani di Lembah Baliem-Irian

Jaya : Suatu Telaah Tentang Pengetahuan dan Pemanfaatan Sumberdaya

Alam Tumbuhan. Di dalam: Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional

Page 73: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

58

Etnobotani. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen

Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Ramadhany P. 1994. Keragaman Manajemen Pemasaran pada Usaha Sewa Pakai

Tanaman Hias (Studi kasus di PT. PROSIDIA DIVISI Pengembangan

Agrobisnis Tribur, JKT) [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.

Salim H S. 2004. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika.

Siregar S. 1996. Pengawetan Pakan Ternak. Jakarta : Penebar Swadaya. pp 1-9.

Soedibyo B M. 1990. Pendayagunaan Tumbuhan Obat. Di dalam: Anonim, editor:

Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat Buku 1.

Puslitbang Tanaman Industri Prosiding Forum Komunikasi ilmiah. Bogor:

Puslitbang Tanaman Indonesia.

Soekarman, Riswan, S. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia. Di

dalam: Prosiding seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Bogor:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pertanian dan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Soekmadi R. 1987. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pencari Kayu Bakar di

Taman Nasional Baluran. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor :

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Suhirman M. 1990. Program Perkembangan Tanaman Obat. Di dalam Zuhud

EAM, editor: Prosiding. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan,

Fakultas Kehutanan- Yayasan Pembinaan Suaka Alam Marga Satwa

Indonesia.

Sundarapandian SM, PS Swamy. 2000. Forest Ecosystem Struktur dan

Competition Along an Altitudinal Gradient in the Western Ghats. South

India. Journal of Tropicical Forest Science 12 (1) : 104-123.

Suwahyono N, Sudarsono B, Waluyo EB. 1992. Pengelolaan Data Etnobotani

Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar Etnobotani. Bogor. Hal 8-15.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 199 tentang Kehutanan.

Widjaja E A, Mahyar UW, Utama SS. 1989. Tumbuhan Anyaman Indonesia.

Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa.

Page 74: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

59

LAMPIRAN

Page 75: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 1 Daftar spesies tumbuhan yang terdapat di CA Yanlappa

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Alkesa Lucumma nervosa A. DC. Sapotaceae Pohon

2 Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae Perdu

3 Bayur Pterospermum javanicum Jungh. Sterculiaceae Pohon

4 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae Pohon

5 Beringin sulawesi Ficus subulata Bl. Moraceae Semak

6 Bolang Schismatiglottis calyptrata Zoll.& Mor. Araceae Herba

7 Bungur Lagerstroemia speciosa L. Lythraceae Pohon

8 Burahol Stelechocarpus burahol Hook. F. & TH Annonaceae Pohon

9 Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron. Selaginellaceae Herba

10 Cangkuang Pandanus furcatus Roxb. Pandanaceae Perdu

11 Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

12 Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

13 Eboni Diospyros celebica Bakh. Ebenaceae Pohon

14 Gandaria Bouea macrophylla Griff. Anacardiaceae Perdu

15 Girang Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae Perdu

16 Gongseng Glycosmis cochinchinensis Pierre. Rutaceae Pohon

17 Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Melastomataceae Perdu

18 Harendong bulu Clidemia hirta (L.) D. Don. Melastomataceae Perdu

19 Harendong hutan Bellucia axinanthera Triana. Melastomataceae Perdu

20 Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

21 Jambu boll Syzygium malaccensis (L.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

22 Kanyere Bridelia tomentosa Bl. Euphorbiaceae Pohon

23 Kapas Gossypium acuminatum Roxb. Malvaceae Pohon

24 Kapas daun Uncaria cf. glabrata DC. Rubiaceae Perdu

60

Page 76: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 1 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

25 Karakan Lepisanthes blumeana K.et V. Sapindaceae Pohon

26 Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae Pohon

27 Kayu galeno Grewia acuminata Juss. Tiliaceae Perdu

28 Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

29 Kekep Rhaphidophora korthalsii Schott. Araceae Herba

30 Keladi hias Alocasia sp. Araceae Herba

31 Keranji Dialium indum L. Fabaceae Pohon

32 Ki bawang Dysoxylum alliaceum Bl. Meliaceae Pohon

33 Ki kopo Glycosmis pentaphylla (Retz.) Corr. Rutaceae Pohon

34 Ki pedes Psuduvaria reticulata (Blume) Merr. Annonaceae Pohon

35 Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae Pohon

36 Kihiur Eurya acuminata DC. Theaceae Pohon

37 Kijeret Terminalia arborea K. & V. Combretaceae Pohon

38 Kijeri Parinarium corymbosum Miq. Rosaceae Pohon

39 Kikores Psychotria virdiflora Reinw. Rubiaceae Pohon

40 Kiperis Aporosa microcalyx Hassk. Euphorbiaceae Pohon

41 Kisireum Syzygium spicata Lamk. Myrtaceae Pohon

42 Kokosan Lansium aquaeum Corr. Meliaceae Pohon

43 Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

44 Kopo Syzygium subglauca Merr & Perry. Myrtaceae Pohon

45 Kopo daun Psychotria sp. Rubiaceae Pohon

46 Kupa Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

47 Kupa landak Zizyphus horsfieldii Miq. Rhamnaceae Pohon

48 Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

61

Page 77: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 1 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

49 Laban kapas Vitex glabrata F.Muell. Verbenaceae Pohon

50 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae Pohon

51 Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. Meliaceae Pohon

52 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

53 Mara Macaranga triloba Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

54 Matoa Nephelium mutabile Bl. Sapindaceae Pohon

55 Mendarahan Knema laurina Warb. Myristicaceae Pohon

56 Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

57 Meranti Shorea pinanga Miq. Dipterocarpaceae Pohon

58 Meranti hutan Dalbergia rostrtata Hassk. Fabaceae Pohon

59 Merawan Hopea mengarawan Miq. Dipterocarpaceae Pohon

60 Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Zingiberaceae Herba

61 Pacing daun besar Pollia thyrsiflora (Blume) Steud. Commelinaceae Herba

62 Paku beunyeur Diplazium esculentum Swartz. Polypodiaceae Herba

63 Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW. Schizaeaceae Semak

64 Pandan hutan Pandanus terrestris Warb. Pandanaceae Herba

65 Patat Halopegia blumei K. Schum. Marantaceae Semak

66 Pinang Areca catechu L. Arecaceae Pohon

67 Putat Planchonia vallida Blume. Lecythidaceae Pohon

68 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon

69 Rane kebo Angiopteris ceracea V.A.V.R. Marattiaceae Herba

70 Rumput belang Zebrina pendula Schnizl. Commelinaceae Herba

71 Salatri Calophyllum soulatri Burm. f. Clusiaceae Pohon

72 Sampang Euodia latifolia DC. Rutaceae Pohon

59

62

Page 78: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 1 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

73 Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae Pohon

74 Sampang hutan Allophylus cobbe Blume. Sapindaceae Perdu

75 Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

76 Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae Pohon

77 Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl. Dilleniaceae Pohon

78 Sri rejeki hutan Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schoot. Araceae Semak

79 Sukun Artocarpus communis Forst. Moraceae Pohon

80 Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae Pohon

81 Suweg Amorpophallus campanulutus Bl. Araceae Herba

82 Taritih Drypetes sumatrana Euphorbiaceae Pohon

83 Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. Moraceae Pohon

84 Terong kori Solanum aculeatissimum Jacq. Solanaceae Perdu

85 - Strychnos ignatii Berg. Loganiaceae Pohon

86 - Memecylon sp. Melastomataceae Pohon

87 - Timonius sericeus ( Desf.) K.Sch. Rubiaceae Pohon

88 - Melicope glabra (Blume) T.G.Hartley Rutaceae Pohon

89 - Palaquium sp. Sapotaceae Pohon

90 - Tarenna sp. Rubiaceae Pohon

91 - Hopea sp. Dipterocarpaceae Pohon

92 - Artocarpus sp. Moraceae Pohon

63

Page 79: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 2 Daftar INP tingkat semai

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

1 Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae 14 700 7,910 0,06 4.,110 12,019

2 Bayur Pterospermum javanicum Jungh. Sterculiaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

3 Beringin Sulawesi Ficus subulata Blume. Moraceae 14 700 7,910 0,08 5,479 13,389

4 Bungur Lagerstroemia speciosa L. Lythraceae 2 100 1,130 0,02 1,370 2,500

5 Eboni Diospyros celebica Bakh. Ebenaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

6 Girang Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

7 Kapas Gossypium acuminatum Roxb. Malvaceae 4 200 2,260 0.,06 4,110 6,369

8 Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae 27 1.350 1,254 0,18 12,329 27,583

9 Kayu galeno Grewia acuminata Juss. Tiliaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

10 Kiperis Aporosa microcalyx Hassk. Euphorbiaceae 3 150 1,695 0,04 2,740 4,435

11 Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

12 Kopo daun Psychotria sp. Rubiaceae 6 300 3,390 0,04 2,740 6,130

13 Kupa landak Zizyphus horsfieldii Miq. Rhamnaceae 5 250 2,825 0,02 1,370 4,195

14 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae 7 350 3,955 0,04 2,740 6,695

15 Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. Meliaceae 19 950 10,734 0,04 2,740 13,474

16 Meranti Shorea pinanga Miq. Dipterocarpaceae 5 250 2,825 0,06 4,110 6,934

17 Meranti hutan Dalbergia rostrtata Hassk. Fabaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

18 Pinang Areca catechu L. Arecaceae 19 950 10,734 0,26 1,808 28,543

19 Putat Planchonia vallida Blume. Lecythidaceae 9 450 5,085 0,08 54,790 10,564

20 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 1 50 0,565 0,02 1,370 1,935

21 Sampang Euodia latifolia DC. Rutaceae 1 50 0,560 0,02 1,370 1,935

22 Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae 4 200 2,260 0,08 5,479 7,739

23 Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl. Dilleniaceae 3 150 1,695 0,02 1,370 3,065

64

Page 80: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 2 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

24 Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae 3 150 1,695 0,04 2,740 4,435

25 Taritih Drypetes sumatrana Euphorbiaceae 2 100 1,130 0,04 2,740 3,870

26 - Palaquium sp. Sapotaceae 15 750 8,475 0,06 4,110 12,584

27 - Tarenna sp. Rubiaceae 2 100 1,130 0,02 1,370 2,500

28 - Hopea sp. Dipterocarpaceae 4 200 2,260 0,04 2,740 5,000

29 - Artocarpus sp. Moraceae 2 100 1,130 0,02 1,370 2,500

65

Page 81: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 3 Daftar INP tingkat pancang

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

1 Alkesa Lucumma nervosa A. DC. Sapotaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

2 Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

3 Beringin Sulawesi Ficus subulata Blume. Moraceae 20 160 5,848 0,06 1,961 7,809

4 Bungur Lagerstroemia speciosa L. Lythraceae 12 96 3,509 0,14 4,575 8,084

5 Eboni Diospyros celebica Bakh. Ebenaceae 3 24 0,877 0,04 1,307 2,184

6 Gandaria Bouea macrophylla Griff. Anacardiaceae 17 136 4,971 0,08 2,614 7,585

7 Gongseng Glycosmis cochinchinensis Pierre. Rutaceae 18 144 5,263 0,14 4,575 9,838

8 Harendong hutan Bellucia axinanthera Triana. Melastomataceae 8 64 2,339 0,04 1,307 3,646

9 Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

10 Kapas Gossypium acuminatum Roxb. Malvaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

11 Kapas daun Uncaria cf. glabrata DC. Rubiaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

12 Karakan Lepisathes blumeana K.et V. Sapindaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

13 Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae 2 16 0,585 0,02 0,654 1,238

14 Kayu galeno Grewia acuminata Juss. Tiliaceae 4 32 1,170 0,02 0,654 1,823

15 Ki pedes Psuduvaria reticulata (Blume) Merr. Annonaceae 2 16 0,585 0,02 0,654 1,238

16 Kijeri Parinarium corymbosum Miq. Rosaceae 10 80 2,924 0,02 0,654 3,578

17 Kikopo Glycosmis pentaphylla (Retz.) Corr. Rutaceae 13 104 3,801 0,14 4,575 8,376

18 Kiperis Aporosa microcalyx Hassk. Euphorbiaceae 20 160 5,848 0,22 7,190 13,038

19 Kisireum Eugenia spicata Lamk. Myrtaceae 3 24 0,877 0,04 1,307 2,184

20 Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae 9 72 2,632 0,08 2,614 5,246

21 Kupa landak Zizyphus horsfieldii Miq. Rhamnaceae 5 40 1,462 0,04 1,307 2,770

22 Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

23 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae 5 40 1.462 0,08 2,614 4,076

66

Page 82: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 3 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

24 Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. Meliaceae 7 56 2,047 0,1 3,268 5,315

25 Mara Macaranga triloba Muell. Arg. Euphorbiaceae 6 48 1,754 0.,2 0,654 2,408

26 Matoa Nephelium mutabile Bl. Sapindaceae 6 48 1,754 0,02 0,654 2,408

27 Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae 9 72 2,632 0,14 4,575 7,207

28 Meranti Shorea pinanga Miq. Dipterocarpaceae 16 128 4,678 0,1 3,268 7,946

29 Meranti hutan Dalbergia rostrtata Hassk. Fabaceae 2 16 0,585 0,04 1,307 1,892

30 Merawan Hopea mengarawan Miq. Dipterocarpaceae 12 96 3,509 0,08 2,614 6,123

31 Putat Planchonia vallida Bl. Lecythidaceae 15 120 4,386 0,1 3,268 7,654

32 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 3 24 0,877 0,04 1,307 2,184

33 Salatri Calophyllum soulatri Burm. f. Clusiaceae 5 40 1,462 0,08 2,614 4,076

34 Sampang Euodia latifolia DC. Rutaceae 13 104 3,801 0,14 4,575 8,376

35 Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae 15 120 4,386 0,16 5,229 9,615

36 Sampang hutan Allophylus cobbe Bl. Sapindaceae 3 24 0,877 0,02 0,654 1,531

37 Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae 4 32 1,170 0,04 1,307 2,477

38 Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

39 Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl. Dilleniaceae 3 24 0,877 0,04 1,307 2,184

40 Sukun Artocarpus communis Forst. Moraceae 2 16 0,585 0,02 0,654 1,238

41 Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae 14 112 4,094 0,18 5,882 9,976

42 Taritih Drypetes sumatrana Euphorbiaceae 32 256 9,357 0,16 5,229 14,585

43 Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. Moraceae 4 32 1,170 0,08 2,614 3,784

44 - Strychnos ignatii Berg. Loganiaceae 4 32 1,170 0,04 1,307 2,477

45 - Memecylon sp. Melastomataceae 2 16 0,585 0,02 0,654 1,238

46 - Timonius sericeus ( Desf.) K.Sch. Rubiaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

67

Page 83: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 3 Lanjuta

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

47 - Melicope glabra (Blume) T.G.Hartley Rutaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

48 - Tarenna sp. Rubiaceae 1 8 0,292 0,02 0,654 0,946

49 - Artocarpus sp. Moraceae 3 24 0,877 004 1,307 2,184

68

Page 84: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 4 Daftar INP tingkat tumbuhan bawah

No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Jumlah

K

(ind/ha)

KR

(%)

F

(ind/ha)

FR

(%)

INP

(%)

1 Bolang Schismatiglottis calyptrata Zoll.& Mor. Araceae 6 300 1,399 0,04 1,835 3,233

2 Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron. Selaginellaceae 155 7.750 36,131 0,56 25,688 61,819

3 Cangkuang Pandanus furcatus Roxb. Pandanaceae 2 100 0,466 0,02 0,917 1,384

4 Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Linn. Melastomataceae 1 50 0,233 0,02 0,917 1,151

5 Harendong bulu Clidemia hirta (L.) D. Don. Melastomataceae 3 150 0,699 0,02 0,917 1,617

6 Kekep Rhaphidophora korthalsii Schott. Araceae 146 7.300 34,033 0,62 28,44 62,473

7 Keladi hias Alocasia sp. Araceae 3 150 0,699 0,06 2,752 3,452

8 Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Zingiberaceae 31 1.550 7,226 0,16 7,339 14,566

9 Pacing daun besar Pollia thyrsiflora (Blume) Steud. Commelinaceae 17 850 3,963 0,12 5,505 9,467

10 Paku beunyeur Diplazium esculentum Swartz. Polypodiaceae 1 50 0,233 0,02 0,917 1,151

11 Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW. Schizaeaceae 10 500 2,331 0,14 6,422 8,753

12 Pandan hutan Pandanus terrestris Warb. Pandanaceae 1 50 0,233 0,02 0,917 1,151

13 Patat Halopegia blumei K. Schum. Marantaceae 21 1.050 4,895 0,12 5,505 10,400

14 Rane kebo Angiopteris ceracea V.A.V.R. Marattiaceae 1 50 0,233 0,02 0,917 1,151

15 Rumput belang Zebrina pendula Schnizl. Commelinaceae 20 1.000 4,662 0,12 5,505 10,167

16 Sri rejeki hutan Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schoot. Araceae 2 100 0,466 0,02 0,917 1,384

17 Suweg Amorpophallus campanulutus Bl. Araceae 6 300 1,399 0,06 2,752 4,151

18 Terong kori Solanum aculeatissimum Jacq. Solanaceae 3 150 0,699 0,04 1,835 2,534

69

Page 85: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 5 Daftar INP tingkat tian,

No. Nama Lokal Nama Il,iah

Jumla

h

K

(ind/ha) KR (%) F FR (%) DR (%) INP (%)

1 Ceuri Garcini dioica Bl. 1 2 1,754 0,02 1,612 1,106 4,473

2 Duku Lansium domesticum Corr. 2 4 3,509 0,04 3,229 1,234 7,969

3 Eboni Diospyros celebica Bakh. 1 2 1,754 0,02 1,613 2,252 5,619

4 Gandaria Bouea macrophylla Griff. 2 4 3,509 0,06 4,839 3,272 11,620

5 Kanyere Bridelia tomentosa Bl. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,359 4,726

6 Kapas Gossypium acuminatum Roxb. 2 4 3,509 0,04 3,226 1,685 8,419

7 Karakan Lepisathes blumeana K.et V. 1 2 1,754 0,02 1,613 3,054 6,421

8 Ki bawang Dysoxylum alliaceum Bl. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,797 5,164

9 Kijeret Terminalia arborea K. & V. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,428 4,795

10 Kijeri Parinarium corymbosum Miq. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,876 5,243

11 Kisireum Syzygium spicata Lamk. 3 6 5,263 0,08 6,452 5,738 17,452

12 Kokosan Lansium aquaeum Corr. 1 2 1,754 0,02 1,613 0,869 4,237

13 Kopo Syzygium subglauca Merr & Perry. 2 4 3,508 0,04 3,226 2,719 9,454

14 Kupa Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry. 1 2 1,754 0,02 1,613 3,265 6,633

15 Laban Vitex pubescens Vahl. 1 2 1,754 0,02 1,613 0,925 4,292

16 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,494 4,861

17 Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,162 4,529

18 Mangga Mangifera indica L. 1 2 1,754 0,02 1,613 1,957 5,324

19 Mendarahan Knema laurina Warb. 1 2 1,754 0,02 1,613 0,82 4,349

20 Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. 10 20 17,540 0,20 16,129 19,597 53,270

21 Meranti Shorea pinanga Miq. 5 10 8.772 0,16 12,903 10,279 31,955

22 Rambutan Nephelium lappaceum L. 5 10 8.772 0,10 8,065 8,208 25,044

23 Sampang Euodia latifolia DC. 4 8 7.018 0,08 6,452 8,781 22,250

70

Page 86: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 5 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah

K

(ind/ha) KR (%) F FR (%) DR (%) INP (%)

24 Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl. 3 6 5,263 0,06 4,839 5,176 15,278

25 Tariti Drypetes sumatrana 3 6 5,263 0,06 4,839 6,331 16,432

26 Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. 2 4 3,509 0,04 3,226 3,456 10,190

71

Page 87: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 6 Daftar INP tingkat pohon

No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah

K

(ind/ha) KR (%) F FR (%) DR (%) INP (%)

1 Laban Vitex pubescens Vahl. 22 11 13,415 0,28 10,687 9,948 34,049

2 Beringin Ficus benjamina L. 4 2 2,439 0,08 3,053 3,630 9,123

3 Bungur Lagerstroemia speciosa L. 3 1,5 1,829 0,06 2,290 1,659 5,778

4 Burahol Stelechocarpus burahol Hook. F. & TH 2 1 1,220 0,04 1,527 1,386 4,133

5 Ceuri Garcinia dioica Bl. 3 1,5 1,829 0,06 2,290 5,704 9,823

6 Duku Lansium domesticum Corr. 3 1,5 1,829 0,06 2,290 0,698 4,818

7 Gandaria Bouea macrophylla Griff. 6 3 3,659 0,08 3,053 2,096 8,808

8 Harendong hutan Bellucia axinanthera Triana. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,213 1,586

9 Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. 4 2 2,439 0,06 2,290 2,858 7,587

10 Jambu boll Syzygium malaccensis (L.) Merr. & Perry. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,141 1,514

11 Kapas Gossypium acuminatum Roxb. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,279 1,652

12 Karakan Lepisathes blumeana K.et V. 8 4 4,878 0,1 3,817 1,697 10,392

13 Kayu galeno Grewia acuminata Juss. 2 1 1,220 0,04 1,527 0,317 3,063

14 Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,824 2,197

15 Keranji Dialium indum L. 17 8,5 10,366 0,22 8,397 12,718 31,481

16 Ki bawang Dysoxylum alliaceum Bl. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 1,078 2,451

17 Ki hiur Eurya acuminate DC. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,136 1,509

18 Ki jeret Terminalia arborea K. & V. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,273 1,646

19 Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. 3 1,5 1,829 0,06 2,290 2,526 6,645

20 Kisireum Syzygium spicata Lamk. 5 2,5 3,049 0,04 1,527 2,500 7,075

21 Kokosan Lansium aquaeum Corr. 2 1 1,220 0,04 1,527 0,545 3,291

22 Laban daun Vitex glabrata F.Muell. 2 1 1,220 0,04 1,527 5,304 8,050

23 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,348 1,721

72

Page 88: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 6 Lanjutan

No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah

K

(ind/ha) K, (%) F FR (%) DR (%) INP (%)

24 Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,468 1,841

25 Mendarahan Knema laurina Warb. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,196 1,569

26 Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. 3 1,5 1,829 0,04 1,527 1,044 4,400

27 Meranti Shorea pinanga Miq. 4 2 2,439 0,08 3,053 1,205 6,697

28 Merawan Hopea mengarawan Miq. 4 2 2,439 0,04 1,527 2,436 6,402

29 Putat Planchonia vallida Bl. 1 0,5 0,610 0,02 0,763 0,441 1,814

30 Rambutan Nephelium lappaceum L. 13 6,5 7,927 0,26 9,924 12,621 3,471

31 Salatri Calophyllum soulatri Burm. f. 2 1 1,220 0,04 1,527 0,446 3,192

32 Sampang Euodia latifolia DC. 2 1 1,220 0,04 1,527 0,595 3,341

33 Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq. 3 1,5 1,829 0,02 0,763 0,583 3,175

34 Sarira Acronychia laurifolia Bl. 2 1 1,220 0.04 1,527 0,387 3,134

35 Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. 5 2,5 3,049 0,10 3,817 3,379 1,245

36 Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl. 3 1,5 1,829 0,06 2,290 1,456 5,575

37 Tariti Drypetes sumatrana 12 6 7,317 0,16 6,107 5,014 1,438

38 Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. 14 7 8,537 0,26 9,924 1,852 3,312

72

73

Page 89: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

74

Lampiran 7 Daftar spesies yang terdapat di CA Yanlappa berdasarkan famili No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah

1 Melastomataceae Harendong hutan Bellucia axinanthera Triana.

Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Linn.

Harendong bulu Clidemia hirta (L.) D. Don.

- Memecylon sp.

2 Lythraceae Bungur Lagerstroemia speciosa L.

3 Rutaceae Ki kopo Glycosmis pentaphylla (Retz.) Corr.

Gongseng Glycosmis cochinchinensis Pierre.

Sampang Euodia latifolia DC.

Sarira Acronychia laurifolia Bl.

- Melicope glabra (Blume) T.G.Hartley

4 Lecythidaceae Putat Planchonia vallida Bl.

5 Meliaceae Duku Lansium domesticum Corr.

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.)

Ki bawang Dysoxylum alliaceum Bl.

Kokosan Lansium aquaeum Corr.

Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq.

Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King.

Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq.

6 Sapindaceae Karakan Lepisathes blumeana K.et V.

Matoa Nephelium mutabile Bl.

Rambutan Nephelium lappaceum L.

Sampang hutan Allophylus cobbe Bl.

7 Euphorbiaceae Asahan Antidesma stipulare Bl.

Huni Antidesma bunius (L.) Spreng.

Kanyere Bridelia tomentosa Bl.

Kiperis Aporosa microcalyx Hassk.

Mara Macaranga triloba Muell. Arg.

Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg.

Taritih Drypetes sumatrana

8 Clusiaceae Ceuri Garcinia dioica Bl.

Salatri Calophyllum soulatri Burm. f.

9 Annonaceae Burahol Stelechocarpus burahol Hook. F. & TH

Ki pedes Psuduvaria reticulata (Blume) Merr.

10 Anacardiaceae Gandaria Bouea macrophylla Griff.

Mangga Mangifera indica L.

11 Sterculiaceae Bayur Pterospermum javanicum Jungh.

12 Pandanaceae Cangkuang Pandanus furcatus Roxb.

Pandan hutan Pandanus terrestris Warb.

13 Arecaceae Pinang Areca catechu L.

14 Araceae Bolang Schismatiglottis calyptrata Zoll.& Mor.

Kekep Rhaphidophora korthalsii Schott.

Keladi hias Alocasia sp.

Page 90: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

75

Lampiran 7 Lanjutan No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah

14 Araceae Sri rejeki hutan Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schoot.

Suweg Amorpophallus campanulutus Bl.

15 Myrtaceae Jambu boll Syzygium malaccensis (L.) Merr. & Perry.

Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack.

Kisireum Syzygium spicata Lamk.

Kopo Syzygium subglauca Merr & Perry.

Kupa Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry.

16 Myristicaceae Mendarahan Knema laurina Warb.

17 Dilleniaceae Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg.

Sempur batu Dillenia obovata (Blume) Hogl.

18 Rhamnaceae Kupa landak Zizyphus horsfieldii Miq.

Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl.

19 Rubiaceae Kapas daun Uncaria cf. glabrata DC.

Kikores Psychotria virdiflora Reinw.

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem.

Kopo daun Psychotria sp.

- Timonius sericeus ( Desf.) K.Sch.

- Tarenna sp.

20 Verbenaceae Laban Vitex pubescens Vahl.

Laban kapas Vitex glabrata F.Muell.

21 Selaginellaceae Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron.

22 Commelinaceae Pacing daun besar Pollia thyrsiflora (Blume) Steud.

Rumput belang Zebrina pendula Schnizl.

23 Zingiberaceae Pacing Costus speciosus (Koenig) J. E. Smith

24 Marantaceae Patat Halopegia blumei K. Schum.

25 Solanaceae Terong kori Solanum aculeatissimum Jacq.

26 Polypodiaceae Paku beunyeur Diplazium esculentum Swartz.

27 Marattiaceae Rane kebo Angiopteris ceracea V.A.V.R.

28 Schizaeaceae Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW.

29 Theaceae Kihiur Eurya acuminata DC.

30 Combretaceae Kijeret Terminalia arborea K. & V.

31 Fabaceae Keranji Dialium indum L.

Meranti hutan Dalbergia rostrtata Hassk.

31 Moraceae Beringin Ficus benjamina L.

Beringin Sulawesi Ficus subulata Bl.

Sukun Artocarpus communis Forst.

Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw.

- Artocarpus sp.

32 Sapotaceae Alkesa Lucumma nervosa A. DC.

- Palaquium sp.

33 Malvaceae Kapas Gossypium acuminatum Roxb.

Page 91: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

76

Lampiran 7 Lampiran No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah

34 Leeaceae Girang Leea indica (Burm.f.) Merr.

Sulangkar Leea aequata L.

35 Dipterocarpaceae Hopea Hopea sp.

Meranti Shorea pinanga Miq.

Merawan Hopea mengarawan Miq.

36 Ebenaceae Eboni Diospyros celebica Bakh.

37 Tiliaceae Kayu galeno Grewia acuminata Juss.

38 Loganiaceae - Strychnos ignatii Berg.

39 Rosaceae Kijeuri Parinarium corymbosum Miq.

Page 92: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Klasifikasi kelompok kegunaan spesies tumbuhan yang terdapat di CA Yanlappa No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Tumbuhan obat Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae Perdu

Bayur Pterospermum javanicum Jungh. Sterculiaceae Pohon

Bungur Lagerstroemia speciosa L. Lythraceae Pohon

Burahol Stelechocarpus burahol Hook. F. & TH Annonaceae Pohon

Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron. Selaginellaceae Herba

Cangkuang Pandanus furcatus Roxb. Pandanaceae Perdu

Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Girang Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae Perdu

Gongseng Glycosmis cochinchinensis Pierre. Rutaceae Pohon

Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Linn. Melastomataceae Perdu

Harendong bulu Clidemia hirta (L.) D. Don. Melastomataceae Perdu

Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

Jambu boll Syzygium malaccensis (L.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

Kanyere Bridelia tomentosa Bl. Euphorbiaceae Pohon

Kapas Gossypium acuminatum Roxb. Malvaceae Pohon

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Ki kopo Glycosmis pentaphylla (Retz.) Corr. Rutaceae Pohon

Kijeret Terminalia arborea K. & V. Combretaceae Pohon

Kijeuri Parinarium corymbosum Miq. Rosaceae Pohon

Kikores Psychotria virdiflora Reinw. Rubiaceae Pohon

Kopo daun Psychotria sp. Rubiaceae Pohon

Kupa Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

77

Page 93: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Lanjutan No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae Pohon

Mahoni daun lebar Swietania macrophylla King. Meliaceae Pohon

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Mara Macaranga triloba Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

- Timonius sericeus ( Desf.) K.Sch. Rubiaceae Pohon

Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Zingiberaceae Herba

Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW. Schizaeaceae Semak

Pinang Areca catechu L. Arecaceae Pohon

Putat Planchonia vallida Bl. Lecythidaceae Pohon

Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon

Rane kebo Angiopteris ceracea V.A.V.R. Marattiaceae Herba

Rumput belang Zebrina pendula Schnizl. Commelinaceae Herba

Salatri Calophyllum soulatri Burm. f. Clusiaceae Pohon

Sampang Euodia latifolia DC. Rutaceae Pohon

Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae Pohon

Sukun Artocarpus communis Forst. Moraceae Pohon

Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae Pohon

Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. Moraceae Pohon

Terong kori Solanum aculeatissimum Jacq. Solanaceae Perdu

2 Tumbuhan pangan Alkesa Lucumma nervosa A. DC. Sapotaceae Pohon

Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae Perdu

Burahol Stelechocarpus burahol Hook. F. & TH Annonaceae Pohon

Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

78

Page 94: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Lanjutan No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Gandaria Bouea macrophylla Griff. Anacardiaceae Perdu

Harendong hutan Bellucia axinanthera Triana. Melastomataceae Perdu

Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

Jambu boll Syzygium malaccensis (L.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Keranji Dialium indum L. Fabaceae Pohon

Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae Pohon

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

Kupa Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & Perry. Myrtaceae Pohon

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Matoa Nephelium mutabile Bl. Sapindaceae Pohon

Mendarahan Knema laurina Warb. Myristicaceae Pohon

Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

Paku beunyeur Diplazium esculentum Swartz. Polypodiaceae Herba

Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW. Schizaeaceae Semak

Pandan hutan Pandanus terrestris Warb. Pandanaceae Herba

Patat Halopegia blumei K. Schum. Marantaceae Semak

Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon

Sampang hutan Allophylus cobbe Bl. Sapindaceae Perdu

Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

Sukun Artocarpus communis Forst. Moraceae Pohon

Suweg Amorpophallus campanulutus Bl. Araceae Herba

Terep/benda Artocarpus elasticus Reinw. Moraceae Pohon

79

Page 95: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Lanjutan No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

3 Bahan bangunan Bayur Pterospermum javanicum Jungh. Sterculiaceae Pohon

Bungur Lagerstroemia speciosa L. Lythraceae Pohon

Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Eboni Diospyros celebica Bakh. Ebenaceae Pohon

Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

Kayu Afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae Pohon

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Kibawang Dysoxylum alliaceum Bl. Meliaceae Pohon

Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae Pohon

Kihiur Eurya acuminate DC. Theaceae Pohon

Kiperis Aporosa microcalyx Hassk. Euphorbiaceae Pohon

Kisireum Syzygium spicata Lamk. Myrtaceae Pohon

Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

Laban kapas Vitex glabrata F.Muell. Verbenaceae Pohon

Mendarahan Knema laurina Warb. Myristicaceae Pohon

Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

Meranti Shorea pinanga Miq. Dipterocarpaceae Pohon

Merawan Hopea mengarawan Miq. Dipterocarpaceae Pohon

Putat Planchonia vallida Bl. Lecythidaceae Pohon

Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon

Salatri Calophyllum soulatri Burm. f. Clusiaceae Pohon

Sampang daun Dysoxylum densiflorum Miq. Meliaceae Pohon

Sampang hutan Allophylus cobbe Bl. Sapindaceae Perdu

80

Page 96: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Lanjutan No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

Sempur Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae Pohon

Sukun Artocarpus communis Forst. Moraceae Pohon

Taritih Drypetes sumatrana Euphorbiaceae Pohon

- Timonius sericeus ( Desf.) K.Sch. Rubiaceae Pohon

- Tarenna sp. Rubiaceae Pohon

4 Tali, anyaman dan kerajinan Cangkuang Pandanus furcatus Roxb. Pandanaceae Perdu

Kayu galeno Grewia acuminata Juss. Tiliaceae Perdu

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Ki pedes Psuduvaria reticulata (Blume) Merr. Annonaceae Pohon

Kopo daun Psychotria sp. Rubiaceae Pohon

Mara Macaranga triloba Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

Meranti Shorea pinanga Miq. Dipterocarpaceae Pohon

Merawan Hopea mengarawan Miq. Dipterocarpaceae Pohon

Paku hata Ligodium japonicum (Thunb.) SW. Schizaeaceae Semak

Pandan hutan Pandanus terrestris Warb. Pandanaceae Herba

Sampang daun Allophylus cobbe Bl. Sapindaceae Perdu

5 Kayu bakar Beringin Ficus benjamina L. Moraceae Pohon

Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae Pohon

Kijeuri Parinarium corymbosum Miq. Rosaceae Pohon

Kopo Syzygium subglauca Merr & Perry. Myrtaceae Pohon

Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon

6 Pewarna dan tanin Asahan Antidesma stipulare Bl. Euphorbiaceae Perdu

Kibeusi Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae Pohon

81

Page 97: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 8 Lanjutan No. Kelompok Kegunaan Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

Kisireum Syzygium spicata Lamk. Myrtaceae Pohon

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Menteng Baccaurea racemosa Muell. Arg. Euphorbiaceae Pohon

Pinang Areca catechu L. Arecaceae Pohon

7 Pestisida Kikores Psychotria virdiflora Reinw. Rubiaceae Pohon

8 Aromatik Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

9 Hias Keladi hias Caladium sp. Araceae Herba

Sri rejeki hutan Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schoot. Araceae Semak

82

Page 98: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 9 Daftar spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat berdasarkan famili No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

1 Caricaceae Pepaya Carica papaya L. Pohon

2 Myrtaceae Jambu aer Syzygium aqueum (Burm. f.) Alst. Pohon

Jambu biji Psidium guajava L. Perdu

Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Pohon

3 Apocynaceae Lame/pulai Alstonia scholaris (L.) R. Br. Pohon

4 Verbenaceae Gmelina Gmelina arborea Roxb. Pohon

Laban Vitex pubescens Vahl. Pohon

Singugu Clerodendrum serratum (L.) Moon. Perdu

Sungkai Peronema canescens Jack. Pohon

5 Solanaceae Cabe Capsicum frutescens L. Perdu

Tomat Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten. Herba

6 Acanthaceae Gandarusa Gandarusa vulgaris Nees. Semak

Kejibeling Seriocalyx crispus (L.) Bremek. Semak

Reundeu Staurogyne elongata O. K. Semak

Sambiloto Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees. Semak

7 Rubiaceae Kaca piring Gardenia jasminoides Ellis. Perdu

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Pohon

Mengkudu Morinda citrifolia L. Pohon

8 Cucurbitaceae Kukuk Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby. Herba

9 Asteraceae Sembung Blumea balsamifera (L.) DC. Perdu

Tapak liman Elephantopus scaber L. Semak

10 Gnetaceae Melinjo Gnetum gnemon L. Pohon

11 Pandanaceae Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Perdu

12 Limnocharitaceae Genjer Limnocharis flava (L.) Buchenau. Herba

83

Page 99: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 9 Lanjutan No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

13 Zingiberaceae Honje Nicolalia speciosa Hornn. Semak

Jahe Zingiber officinale Roxb. Semak

Kencur Kaempferia galanga L. Semak

Kunyit Curcuma domestica Val. Semak

Lempuyang Zingiber aromaticum Val. Semak

Lengkuas Languas galanga (L.) Stuntz. Semak

Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Herba

Parahulu Amomum aculeatum Roxb. Herba

14 Papilionaceae Dadap serep Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Pohon

Angsana Pterocarpus indicus Willd. Pohon

Kacang panjang Vigna cylindrica (L.) Skeels. Semak

Kacang tanah Arachis hypogaea L. Perdu

15 Mimosaceae Albasia Paraseriathes falcataria L. Pohon

Jengkol Pithecollobium lobatum Benth. Pohon

Petai cina Leucaena glauca (L.) Benth. Pohon

Pete Parkia speciosa Hassk. Pohon

16 Fabaceae Akasia Acacia mangium Willd. Pohon

17 Malvaceae Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Perdu

Rosela Hibiscus sabdariffa L. Semak

18 Menispermaceae Antawali Tinospora crispa (L.) Hook. F. & Thoms. Liana

19 Rutaceae Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle. Pohon

Sarira Acronychia laurifolia Bl. Pohon

20 Ebenaceae Kihareng Diospyros pseudo-ebenum K. & V. Pohon

21 Poaceae Padi Oryza sativa L. Rumput

84

Page 100: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 9 Lanjutan No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

Rumput jampang Eleusine indica (L.) Gaertn. Herba

Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Herba

Tebu Saccharum officinarum L. Rumput

22 Musaceae Pisang Musa paradisiaca L. Herba

23 Euphorbiaceae Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Pohon

Jarak pagar Jatropha curcas L. Perdu

Mahkota duri Euphorbia milii CH. Des. Moulins. Semak

Pohon sig-sag Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.) Semak

Puring Codiaeum variegatum (L.) Bl. Perdu

Singkong Manihot utilissima Pohl. Perdu

Teh-tehan Acalypha siamensis Oliv. ex Gage Semak

24 Sapindaceae Kicaang Xerospermum noronhianum Pohon

Rambutan Nephelium lapaceum L. Pohon

25 Meliaceae Duku Lansium domesticum Corr. Pohon

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Pohon

Kokosan Lansium aquaeum Corr. Pohon

Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Pohon

Mindi Melia azedarach L. Pohon

26 Dioscoreaceae Ubi Dioscorea alata L. Semak

27 Anacardiaceae Kemang Mangifera caesia Jack. Pohon

Mangga Mangifera indica L. Pohon

28 Bombacaceae Durian Durio zibethinus Murr. Pohon

29 Bromeliaceae Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Herba

30 Arecaceae Kelapa Cocos nucifera L. Pohon

85

Page 101: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

Lampiran 9 Lanjutan No. Famili Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus

Salak Salacca zalacca (Gaertener) Voss. Palem

31 Annonaceae Sirsak Annona muricata L. Pohon

32 Araceae Daun bahagia Diffenbachia maculate Herba

Daun bahagia putih Diffenbachia sp. Herba

Keladi hias bercak merah Caladium bicolor (W. Ait.) Vent. Herba

Keladi putih Alocasia sp. Herba

32 Araceae Talas Colocasia esculenta Schoot. Semak

33 Oxalidaceae Belimbing wulu Averrhoa bilimbi L. Pohon

34 Aspleniaceae Kadaka Asplenium nidus L. Epifit

35 Balsaminaceae Pacar air Impatiens balsamina L. Herba

36 Nyctaginaceae Bunga pukul empat Mirabilis jalapa L. Herba

37 Liliaceae Andong Cordyline fruticosa (Linn.) A. Cheval.) Perdu

Bambu Schizostachyum zollingeri Rumput

Lidah mertua Sanmsevieria laurentii N.E.Br. Herba

Suji Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Brown.) Perdu

38 Amaryllidaceae Bawang merah Allium cepa L. Herba

Bawang putih Allium sativum L. Herba

39 Portulakaceae Portulaka Portulaca grandiflora Hook. Semak

40 Theaceae Puspa Schima wallichii Reinw. Pohon

41 Sapotaceae Alkesa Lucumma nervosa A. DC. Pohon

42 Melastomataceae Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. L. Perdu

43 Leeaceae Sulangkar Leea aequata L. Pohon

44 Caryophyllaceae Jukut ibun Drymaria villosa Cham. & Schleccht. Semak

45 Polygonaceae Cacabean Polygonum hydropiper Semak

46 Clusiaceae Ceuri Garcinia dioica Bl. Pohon

86

Page 102: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

87

Lampiran 10 Data spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Akasia Acacia mangium Willd. Fabaceae Pohon

2 Albasia Paraseriathes falcataria L. Mimosaceae Pohon

3 Alkesa Lucumma nervosa A. DC. Sapotaceae Pohon

4 Andong Cordyline fruticosa (Linn.) A. Cheval.) Liliaceae Perdu

5 Angsana Pterocarpus indicus Willd. Papilionaceae Pohon

6 Antawali Tinospora crispa (L.) Hook. F. & Thoms Menispermaceae Liana

7 Bajogol - - Liana

8 Bambu Schizostachyum zollingeri Liliaceae Rumput

9 Bawang merah Allium cepa L. Amaryllidaceae Herba

10 Bawang putih Allium sativum L. Amaryllidaceae Herba

11 Belimbing wulu Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae Pohon

12 Bunga pukul empat Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae Herba

13 Cabe Capsicum frutescens L. Solanaceae Perdu

14 Cacabean Polygonum hydropiper Polygonaceae Semak

15 Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

16 Dadap serep Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Papilionaceae Pohon

17 Daun bahagia Diffenbachia maculate Araceae Herba

18 Daun bahagia albino Diffenbachia sp. Araceae Herba

19 Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

20 Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae Pohon

21 Gandarusa Gandarusa vulgaris Nees. Acanthaceae Semak

22 Genggeng - - Pohon

23 Genjer Limnocharis flava (L.) Buchenau. Limnocharitaceae Herba

24 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae Pohon

25 Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Linn. Melastomataceae Perdu

26 Honje Nicolalia speciosa Hornn. Zingiberaceae Semak

27 Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

28 Jahe Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae Semak

29 Jambu aer Syzygium aqueum (Burm. f.) Alst. Myrtaceae Pohon

30 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae Perdu

31 Jarak pagar Jatropha curcas L. Euphorbiaceae Perdu

32 Jengkol Pithecollobium lobatum Benth. Mimosaceae Pohon

33 Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle. Rutaceae Pohon

34 Jukut ibun Drymaria villosa Cham. & Schleccht. Caryophyllaceae Semak

35 Kaca piring Gardenia jasminoides Ellis. Rubiaceae Perdu

36 Kacang panjang Vigna cylindrica (L.) Skeels. Papilionaceae Semak

37 Kacang tanah Arachis hypogaea L. Papilionaceae Perdu

38 Kadaka Asplenium nidus L. Aspleniaceae Epifit

39 Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

40 Kejibeling Seriocalyx crispus (L.) Bremek. Acanthaceae Semak

41 Keladi hias merah Caladium bicolor (W. Ait.) Vent. Araceae Herba

42 Keladi hias putih Alocasia sp. Araceae Herba

Page 103: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

88

Lampiran 10 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

43 Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Pohon

44 Kemang Mangifera caesia Jack. Anacardiaceae Pohon

45 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae Perdu

46 Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Semak

47 Kicaang Xerospermum noronhianum Sapindaceae Pohon

48 Kihareng Diospyros pseudo-ebenum K. & V. Ebenaceae Pohon

49 Kiray - - -

50 Kokosan Lansium aquaeum Corr. Meliaceae Pohon

51 Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

52 Kukuk Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby. Cucurbitaceae Herba

53 Kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Semak

54 Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

55 Lame/pulai Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae Pohon

56 Lempuyang Zingiber aromaticum Val. Zingiberaceae Semak

57 Lengkuas Languas galanga (L.) Stuntz. Zingiberaceae Semak

58 Lidah mertua Sanmsevieria laurentii N.E.Br. Liliaceae Herba

59 Mahkota duri Euphorbia milii CH. Des. Moulins. Euphorbiaceae Semak

60 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae Pohon

61 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

62 Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae Pohon

63 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae Pohon

64 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Pohon

65 Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae Herba

66 Pacar air Impatiens balsamina L. Balsaminaceae Herba

67 Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Zingiberaceae Herba

68 Padi Oryza sativa L. Poaceae Rumput

69 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Perdu

70 Parahulu Amomum aculeatum Roxb. Zingiberaceae Herba

71 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Pohon

72 Petai cina Leucaena glauca (L.) Benth. Mimosaceae Pohon

73 Pete Parkia speciosa Hassk. Mimosaceae Pohon

74 Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae Herba

75 Pohon sig-sag Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.) Euphorbiaceae Semak

76 Portulaka Portulaca grandiflora Hook. Portulacaceae Semak

77 Puring Codiaeum variegatum (L.) Bl. Euphorbiaceae Perdu

78 Puspa Schima wallichii Reinw. Theaceae Pohon

79 Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

80 Rangda kaya - - Pohon

81 Reundeu Staurogyne elongata O. K. Acanthaceae Semak

82 Rosela Hibiscus sabdariffa L. Malvaceae Semak

83 Rumput jampang Eleusine indica (L.) Gaertn. Poaceae Herba

84 Salak Salacca zalacca (Gaertener) Voss. Arecaceae Palem

Page 104: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

89

Lampiran 11 Lanjutan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

85 Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myrtaceae Pohon

86 Sambiloto Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees. Acanthaceae Semak

87 Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

88 Sembung Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae Perdu

89 Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Poaceae Herba

90 Singkong Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae Perdu

91 Singugu Clerodendrum serratum (L.) Moon. Verbenaceae Perdu

92 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae Pohon

93 Suji Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Brown.) Liliaceae Perdu

94 Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae Pohon

95 Sungkai Peronema canescens Jack. Verbenaceae Pohon

96 Talas Colocasia esculenta Schoot. Araceae Semak

97 Tapak liman Elephantopus scaber L. Asteraceae Semak

98 Tebu Saccharum officinarum L. Poaceae Rumput

99 Teh-tehan Acalypha siamensis Oliv. ex Gage Euphorbiaceae Semak

100 Tomat Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten. Solanaceae Herba

101 Ubi Dioscorea alata L. Dioscoreaceae Semak

Page 105: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

90

Lampiran 11 Daftar spesies tumbuhan yang digunakan sebagai pangan

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Habitus

1 Bawang merah Allium cepa L. Amaryllidaceae Herba

2 Bawang putih Allium sativum L. Amaryllidaceae Herba

3 Belimbing wulu Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae Pohon

4 Cabe Capsicum frutescens L. Solanaceae Perdu

5 Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

6 Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

7 Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae Pohon

8 Genjer Limnocharis flava (L.) Buchenau. Limnocharitaceae Herba

9 Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

10 Jahe Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae Semak

11 Jambu aer Syzygium aqueum (Burm. f.) Alst. Myrtaceae Pohon

12 Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae Perdu

13 Jengkol Pithecollobium lobatum Benth. Mimosaceae Pohon

14 Kacang panjang Vigna cylindrica (L.) Skeels. Papilionaceae Semak

15 Kacang tanah Arachis hypogaea L. Papilionaceae Perdu

16 Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

17 Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Pohon

18 Kemang Mangifera caesia Jack. Anacardiaceae Pohon

19 Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Semak

20 Kokosan Lansium aquaeum Corr. Meliaceae Pohon

21 Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

22 Kukuk Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby. Cucurbitaceae Herba

23 Kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Semak

24 Lengkuas Languas galanga (L.) Stuntz. Zingiberaceae Semak

25 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

26 Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae Pohon

27 Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae Herba

28 Padi Oryza sativa L. Poaceae Rumput

29 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Pohon

30 Petai cina Leucaena glauca (L.) Benth. Mimosaceae Pohon

31 Pete Parkia speciosa Hassk. Mimosaceae Pohon

32 Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae Herba

33 Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

34 Reundeu Staurogyne elongata O. K. Acanthaceae Semak

35 Rosela Hibiscus sabdariffa L. Malvaceae Semak

36 Salak Salacca zalacca (Gaertener) Voss. Arecaceae Palem

37 Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myrtaceae Pohon

38 Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Poaceae Herba

39 Singkong Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae Perdu

40 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae Pohon

41 Talas Colocasia esculenta Schoot. Araceae Semak

42 Tebu Saccharum officinarum L. Poaceae Rumput

Page 106: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

91

Lampiran 11 Lanjutan

No. Nama Local Nama Ilmiah Famili Habitus

43 Tomat Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten. Solanaceae Herba

44 Ubi Dioscorea alata L. Dioscoreaceae Semak

Page 107: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

92

Lampiran 12 Komposisi spesies berdasarkan tipologi habitat

No. Lokasi Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus

1 Cagar Alam Akasia Acacia mangium Willd. Fabaceae Pohon

Albasia Paraseriathes falcataria L. Mimosaceae Pohon

Alkesa Lucumma nervosa A. DC Sapotaceae Pohon

Antawali Tinospora crispa (L.) Hook. F. & Thoms Menispermaceae Liana

Bajogol - - Liana

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae Pohon

Genggeng - - Pohon

Kadaka Asplenium nidus L. Aspleniaceae Epifit

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Kemang Mangifera caesia Jack. Anacardiaceae Pohon

Kicaang Xerospermum noronhianum Sapindaceae Pohon

Kihareng Diospyros pseudo-ebenum K. & V. Ebenaceae Pohon

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

Lame/pulai Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae Pohon

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Pacing Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith Zingiberaceae Herba

Parahulu Amomum aculeatum Roxb. Zingiberaceae Herba

Puspa Schima wallichii Reinw. Theaceae Pohon

Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

Reundeu Staurogyne elongata O. K. Acanthaceae Semak

Rangda kaya - Pohon

Sambiloto Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees. Acanthaceae Semak

Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

Sungkai Peronema canescens Jack. Verbenaceae Pohon

Ki bawang Dysoxylum alliaceum Bl. Meliaceae Pohon

2 Perhutani Akasia Acacia mangium Willd. Fabaceae Pohon

Albasia Paraseriathes falcataria L. Mimosaceae Pohon

Angsana Pterocarpus indicus Willd. Papilionaceae Pohon

Dadap serep Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Papilionaceae Pohon

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae Pohon

Genggeng - - Pohon

Gmelina Limnocharis flava (L.) Buchenau. Limnocharitaceae Herba

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Kicaang Xerospermum noronhianum Sapindaceae Pohon

Kihareng Diospyros pseudo-ebenum K. & V. Ebenaceae Pohon

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

Mahoni daun

kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae Pohon

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Page 108: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

93

Lampiran 12 Lanjutan

No. Lokasi Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus

2 Perhutani Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Pohon

Parahulu Amomum aculeatum Roxb. Zingiberaceae Herba

Puspa Schima wallichii Reinw. Theaceae Pohon

Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

Reundeu Staurogyne elongata O. K. Acanthaceae Semak

Sambiloto Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees. Acanthaceae Semak

Sarira Acronychia laurifolia Bl. Rutaceae Pohon

Sungkai Peronema canescens Jack. Verbenaceae Pohon

3 Kebun Akasia Acacia mangium Willd. Fabaceae Pohon

Albasia Paraseriathes falcataria L. Mimosaceae Pohon

Alkesa Lucumma nervosa A. DC Sapotaceae Pohon

Antawali Tinospora crispa (L.) Hook. F. & Thoms Menispermaceae Liana

Bambu Schizostachyum zollingeri Liliaceae Rumput

Bawang merah Allium cepa L. Amaryllidaceae Herba

Bawang putih Allium sativum L. Amaryllidaceae Herba

Cabe Capsicum frutescens L. Solanaceae Perdu

Cacabean Polygonum hydropiper Polygonaceae Semak

Dadap serep Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Papilionaceae Pohon

Duku Lansium domesticum Corr. Meliaceae Pohon

Durian Durio zibethinus Murr. Bombacaceae Pohon

Harendong biasa Melastoma malabathricum Auct. Linn. Melastomataceae Perdu

Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Pohon

Jahe Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae Semak

Jengkol Pithecollobium lobatum Benth. Mimosaceae Pohon

Jukut ibun Drymaria villosa Cham. & Schleccht. Caryophyllaceae Semak

Kacang panjang Vigna cylindrica (L.) Skeels. Papilionaceae Semak

Kacang tanah Arachis hypogaea L. Papilionaceae Perdu

Kecapi Sandoricum koetjape (Burm. F.) Merr.) Meliaceae Pohon

Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae Pohon

Kemang Mangifera caesia Jack. Anacardiaceae Pohon

Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Semak

Kiray - - -

Kokosan Lansium aquaeum Corr. Meliaceae Pohon

Kopi Coffea robusta Linden. Ex De Wildem. Rubiaceae Pohon

Kukuk Lagenaria leucantha (Duch.) Rusby. Cucurbitaceae Herba

Kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Semak

Laban Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae Pohon

Lame/pulai Alstonia scholaris (L.) R. Br. Apocynaceae Pohon

Lempuyang Zingiber aromaticum Val. Zingiberaceae Semak

Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon

Page 109: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

94

Lampiran 12 Lanjutan

No. Lokasi Nama local Nama ilmiah Famili Habitus

3 Kebun Melinjo Gnetum gnemon L. Gnetaceae Pohon

Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae Pohon

Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae Herba

Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Perdu

Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Pohon

Petai cina Leucaena glauca (L.) Benth. Mimosaceae Pohon

Pete Parkia speciosa Hassk. Mimosaceae Pohon

Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae Herba

Puspa Schima wallichii Reinw. Theaceae Pohon

Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

Rangda kaya - - Pohon

Rumput jampang Eleusine indica (L.) Gaertn. Poaceae Herba

Salak Salacca zalacca (Gaertener) Voss. Arecaceae Palem

Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myrtaceae Pohon

Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Poaceae Herba

Singkong Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae Perdu

Singugu Clerodendrum serratum (L.) Moon. Verbenaceae Perdu

Ubi Dioscorea alata L. Dioscoreaceae Semak

Talas Colocasia esculenta Schoot. Araceae Semak

Sulangkar Leea aequata L. Leeaceae Pohon

Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni (Bl.) Jacq. Meliaceae Pohon

4 Sawah Padi Oryza sativa L. Poaceae Rumput

Genjer Limnocharis flava (L.) Buchenau. Limnocharitaceae Herba

5 Pekarangan Andong Cordyline fruticosa (Linn.) A. Cheval.) Liliaceae Perdu

Belimbing wulu Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae Pohon

Bunga pukul empat Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae Herba

Cabe Capsicum frutescens L. Solanaceae Perdu

Ceuri Garcinia dioica Bl. Clusiaceae Pohon

Daun bahagia Diffenbachia maculate Araceae Herba

Daun bahagia

albino Diffenbachia sp. Araceae Herba

Gandarusa Gandarusa vulgaris Nees. Acanthaceae Semak

Honje Nicolalia speciosa Hornn. Zingiberaceae Semak

Jahe Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae Semak

Jambu aer Syzygium aqueum (Burm. f.) Alst. Myrtaceae Pohon

Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae Perdu

Jarak pagar Jatropha curcas L. Euphorbiaceae Perdu

Jeruk nipis

Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.)

Swingle. Rutaceae Pohon

Kacapiring Gardenia jasminoides Ellis. Rubiaceae Perdu

Page 110: Potensi tumbuhan berguna di cagar alam Yanlappa, Bogor ... · (PPEH) di Cagar Alam Gunung Sawal, Sukabumi-Jawa Barat dan Taman Wisata Alam Pangandaran, Ciamis-Jawa Barat. ... 4.4

95

Lampiran 12 Lanjutan

No. Lokasi Nama local Nama ilmiah Famili Habitus

5 Pekarangan Kadaka Asplenium nidus L. Aspleniaceae Epifit

Kejibeling Seriocalyx crispus (L.) Bremek. Acanthaceae Semak

Keladi hias merah Caladium bicolor (W. Ait.) Vent. Araceae Herba

Keladi hias putih Alocasia sp. Araceae Herba

Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae Perdu

Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Semak

Kunyit Curcuma domestica Val. Zingiberaceae Semak

Lempuyang Zingiber aromaticum Val. Zingiberaceae Semak

Lengkuas Languas galanga (L.) Stuntz. Zingiberaceae Semak

Lidah mertua Sanmsevieria laurentii N.E.Br. Liliaceae Herba

Mahkota duri Euphorbia milii CH. Des. Moulins. Euphorbiaceae Semak

Nanas Ananas comosus (L.) Merr. Bromeliaceae Herba

Pacar air Impatiens balsamina L. Balsaminaceae Herba

Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae Perdu

Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Pohon

Pohon sig-sag Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.) Euphorbiaceae Semak

Portulaka Portulaca grandiflora Hook. Portulacaceae Semak

Puring Codiaeum variegatum (L.) Bl. Euphorbiaceae Perdu

Rambutan Nephelium lapaceum L. Sapindaceae Pohon

Rosela Hibiscus sabdariffa L. Malvaceae Semak

Salak Salacca zalacca (Gaertener) Voss. Arecaceae Palem

Sembung Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae Perdu

Sereh Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Poaceae Herba

Singkong Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae Perdu

Sirsak Annona muricata L. Annonaceae Pohon

Suji

Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E.

Brown.) Liliaceae Perdu

Talas Colocasia esculenta Schoot. Araceae Semak

Tapak liman Elephantopus scaber L. Asteraceae Semak

Tebu Saccharum officinarum L. Poaceae Rumput

Teh-tehan Acalypha siamensis Oliv. ex Gage Euphorbiaceae Semak

Tomat

Lycopersicon lycopersicum (L.)

Karsten. Solanaceae Herba