potensi partisipasi masyarakat menuju pelaksanaan jaminan kesehatan … · 2011. 10. 26. · 2009...
TRANSCRIPT
POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN
KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE
DI KOTA BANDUNG
Henni Djuhaeni
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Unpad
LATAR BELAKANG
Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan: antara PemerintahPusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menyatakan bahwa jaminan kesehatan menggunakan prinsip asuransi sosial
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan - Setiap orang mempunyai hak memperoleh akses atas sumberdaya kesehatan -Mempunyai kewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan dan-Turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.
Masyarakat (sasaran program) salah satu komponen yang harus dipersiapkan untuk ikut dalam pembiayaan jaminan kesehatan ~ kemampuannya.
KERANGKA PIKIR PEMILIHAN SASARAN
MASYARAKAT MISKIN
MASYARAKAT PEKERJA
INFORMAL
MASYARAKAT KAYA
Ditanggung pemerintah :- pusat (Jamkesmas) - pemerintah daerah (Gakinda)
Kemampuan membayar sendiri
?
- tidak mempunyai penghasilan tetap
- bukan sasaran program pemerintah
- persentase cukup besar- Merupakan Potensi
universal coverage
MAHAL
Proporsi anggaran kesehatan pemerintah
terbatas : 7% (2004), 7,31% (2005)
OUT OF POCKET (76,66 % )
Health Insurance 23,34 %
Masyarakat mendanai sendiri
kesehatannya
Akses kepelayanankesehatanminimal (terlambat) karena takmempunyaidana tunaiyang cukup
Tingginyaangkakesakitandiikutikematian
- Biaya pelayanan kesehatan
- Hightech
KOTA BANDUNG
Potensiuntuk
Universal coverage
Universal coverageJaminan kesehatanmasyarakat
Meningkatkan akses
Harapan
Untuk mengetahui kemampuanserta kemauan masyarakat pekerjainformal Kota Bandung dalammenyisihkan dana bagi jaminankesehatan melalui asuransi.
TUJUAN PENELITIAN
S
KERANGKA PIKIR
ATP WTP
PENGHASILAN & PENGELUARAN
KEPEMILIKAN RUMAH
TABUNGAN KESEHATAN
KEPEMILIKAN KENDARAAN
KEADAAN E K O N O M IYANKES YG DIINGINKAN
TK KEPERCAYAAN TERHADAP PENGUMPUL IURAN /PREMI
PENGUMPUL IURAN /PREMI
BESARAN IURAN /PREMI
mengetahui kemampuan serta kemauan masyarakat pekerja informal Kota Bandung untuk menyisihkan dana
bagi jaminan kesehatan melalui asuransi.
KEMAUAN
Potensi partisipasi masyarakat Kota Bandung menujupelaksanaan universal coverage
Disain : Survey dengan analisis deskriptif Sampel : 700 responden,
- pekerja informal ,- merasa berpenghasilan Rp 650.000,- -
Rp 1.500.000,-, - belum tercakup asuransi kesehatan- Mulistage random sampling Alat: kuesioner terbuka dan tertutup
KEADAAN EKONOMI
Milik sendiri
36351.9%
Bukan milik sendiri, 337
, 48.1%
Milik sendiri318
45.4%
Bukan milik sendiri
38254.6%
RUMAH KENDARAAN
KEADAAN EKONOMI
n = 700 Penghasilan (Rp)
Pengeluaran (Rp)
Selisih penghasilan dengan Pengeluaran
(Rp)Mean 1.018.435,71 1.799.184,59 -780.748,88
Std.Deviation
273.830,75 774.898,93 -501.068,18
Median 1.000.000,00 1.634.415,71 -634.415,71
Minimum 650.000,00 428.932,33 221.067,67
Maximum 1.500.000,00 5.816.276,43 -4.316.276,43
PENGHASILAN DAN PENGELUARAN
Pengeluaran untuk Pokok Makanan
30.5%
Pengeluaran untuk Pokok
NonMakanan49.4%
Pengeluaran untuk Bukan Pokok
13.7%
Pengeluaran Untuk Kesehatan
6.4%
Proporsi Besaran Rupiah rata-rata Pengeluaran untuk Pokok Makanan , Pokok nonmakanan,
Bukan Pokok dan Kesehatan Responden
Proporsi responden yang memiliki tabungan kesehatan
Sudah memilikit a b u n g a nk e s e h a t a n5 . 6 %
Belum memiliki tabungan kesehatan
94.4%
Rawat Jalan, Rawat Inap, Lab & Operasi
87.1%
Rawat Jalan, Rawat
Inap,Lab2.7%
Rawat Jalan 10.1%
RT/RW51.4%
Listrik19.1%
Petugas Khusus29.4%
Percaya88.9%
Tidak percaya11.1%
93.3%
5.4%
0.7%
0.6%
< Rp 25,000,- Rp 25,000 - 50,000,-
Rp 50,001 - 75,000,- > Rp 75,000,-
Pelayanan yg diharapkan
Kepercayaan thd kolektor premi
Pelaksana pengumpul premi
Besaran Premi yg diinginkan
KESIMPULAN1. Tidak ada perbedaan signifikan dalam kepemilikan rumah dan
kendaraan
2. Selisih antara penghasilan dan pengeluaran rata-rata negatif yaitu sebesar minus Rp.780.748,88. Hampir 80% dari rata-rata pengeluaran perbulan digunakan untuk kebutuhan pokok dengan pengeluaran bukan makanan lebih besar. (49,4%) daripada kebutuhan pokok makanan (30,34%).
3. Rata-rata pengeluaran untuk kebutuhan bukan pokok dan kesehatan << (21,1%): 13,7% pengeluaran bukan pokok dan pengeluaran untuk kesehatan hanya 6,39% per bulan. dasar untuk konversi iuran/premi asuransi kesehatan
4. Hampir seluruh (93,3%) responden bersedia membayar (Willingness to pay) premi asuransi sebesar < Rp.25,000.-./orang
besaran konversi perkapita sangat tergantung dari jumlah tanggungan
KESIMPULAN lanjutan
5. Ability to pay - keluarga dgn tanggungan ≤ 4 orang (79,6%) tidak
masalah ~ pelayanan kesehatan sesuai
- Keluarga dgn tanggungan > 4 orang kendala cukup besar, karena willingness tidak diikuti dengan ability.
6. Sebagian besar (87,1%) mengharapkan jaminan pelayanan kesehatan yang lengkap.
7. Sebagian (51,4%) responden mempercayakan pengambilan iuran/premi asuransi kesehatan kepada Rt/Rw dengan tingkat kepercayaan mencapai 88,9 % .
8. Sebagian besar (94,4%) responden tidak memiliki tabungan kesehatan kesehatannya semakin tidak terjamin
SARAN • Untuk pencapaian universal coverage , selain masyarakat
miskin, perhatian pemerintah Kota Bandung hendaknya jugaditujukan pada kelompok masyarakat pekerja informal
• Perhatian ini sebaiknya dalam bentuk subsidi sebagian pembayaraniuran/premi asuransi kesehatan bukan pelayanan kesehatangratis
• rentang pengeluaran masyarakat sangat heterogen sumberiuran sebaiknya ~ persentase pengeluaran ~ fakta: tidak mungkindilakukan persentase penghasilan.
• Pada pelaksanaan universal coverage, tampaknya ATP iuran/premiasuransi kesehatan akan mengalami kendala, karenasebagian besar masyarakat bekerja pada sektor informal (tidaktermasuk miskin, tapi daya beli rendah). Konsekuensi peranPemerintah dalam mendanai kesehatan, harus cukup besar
SARAN
• Upayakan agar kelompok masyarakat pekerja informal inidapat memperoleh yankes optimal sampai di tingkat rumahsakit dengan lengkap apabila dibutuhkan.
• Kerja keras dengan melibatkan lintas sektor dalammensosialisasikan UU SJSN dan dilakukan bagi seluruhmasyarakat di Kota Bandung sehingga universal coveragetercapai.
• Perlu dilakukan analisis dan penelitian lebih lanjut untukpenghitungan harga iuran/ premi asuransi dan bentukpembayaran serta besaran rupiah dari badan penyelenggaraasuransi.