potensi pariwisata

18

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI PARIWISATA
Page 2: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA

JAWA BARAT

Editor :

Ute Lies Siti Khadijah

Evi Novianti

Page 3: POTENSI PARIWISATA

ii POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

Copyright @2019, Evi Novianti, dkk

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Cetakan 1, Agustus 2019

Diterbitkan oleh Unpad Press

Graha Kandaga, Gedung Perpustakaan Unpad Jatinangor, Lt I

Jl. Raya Bandung – Sumedang (Ir. Soekarno) KM 21, Jatinangor – Sumedang 45363 –

Jawa Barat-Indonesia

Telp. (022) 84288888 ext 3806, Situs: http://press.unpad.ac.id

email:[email protected]/[email protected]/ [email protected]

Anggota IKAPI dan APPTI

Editor : Evi Novianti, Ute Lies Siti Khadijah

Editor Ahli/ Reviewer : Pawit M. Yusup, Agus Rusmana

Editor Bahasa : Lutfi Khoerunnisa

Tata Letak : Lutfi Khoerunnisa,Sendi Rustandi, Sri Mulyati

Desainer Sampul : Sendi Rustandi

Katalog

Novianti, Evi dkk

Manajemen Pengetahuan / Ute Lies Siti Khadijah dkk; Pawit M.

Yusup dan Agus Rusmana, - Cet.1.Bandung; Unpad Press; 2019

<vi+278> h. ; 18 x 26 cm

ISBN : 978-602-439-647-3

I .Potensi Pariwisata Jawa Barat II. Ute Lies Siti Khadijah dkk

Page 4: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillahirobbil alamiin. Puji syukur hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia kepada kita semua, khususnya dalam penyelesaian penyusunan

Book Chapter dengan judul Potensi Pariwisata Berkelanjutan Jawa Barat . Book

Chapter ini merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan artikel hasil penelitian

maupun kajian pustaka hasil karya mahasiswa dan dosen di lingkungan Universitas

Padjadjaran yang membahas mengenai topik Potensi Pariwisata berkelanjutan yang ada

di wilayah Jawa Barat. Book chapter pariwisata berkelanjutan Jawa Barat ini merupakan

pengembangan dari book chapter sebelumnya dengan judul pariwisata berkelanjutan,

yang mana saat ini pembahasan atau topiknya khusus membahas mengenai potensi

parwisata yang ada di Jawa Barat. Dengan selesainya penyusunan book Chapter ini,

penyusun berharap dapat memberikan khazanah pengetahuan baru dalam bidang

Pariwisata Berkelanjutan.

Namun demikian, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan

dalam pengerjaan penulisan Book Chapter ini. Untuk itu, penyusun menyampaikan maaf

kepada segenap pembaca dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk

kami gunakan sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb

Page 5: POTENSI PARIWISATA

iv POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv

1. Ethnotourism di Jawa Barat .................................................................................................... 1

Atwar Bajari

2. Ecotourism : Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Berkelanjutan ................... 15

Eka Susanto

3. Potensi Wisata Berkelanjutan Melalui Kegiatan Citarum Adventure, Art & Tours .. 32

1 Iriana Bakti, 2 Priyo Subekti

4. Pengembangan Potensi Wisata Pantai Pangandaran Untuk Meningkatkan Kepuasan

Wisatawan ................................................................................................................................... 42

1Priyo Subekti , 2Iriana Bakti

5. Pengaruh Media Sosial dalam Industri Pariwisata ........................................................... 51

Atwar Bajari

6. Tinjauan Penerapan Standar Prosedur Nasional dan Internasional dalam

Pengelolaan Mitigasi Bencana di Kawasan Geopark Ciletuh ............................................. 63

1 Laksmana, A. Tb. , 2 Awaludin, N. , 3 Rahmat, H

7. Pengembangan Objek Wisata Berbasis Lingkungan oleh Karang Taruna Di

Citumang Pangandaran ............................................................................................................. 78

1 Priyo Subekti , 2 Aat Ruchiat

8. Potensi Desa Wisata dalam Menunjang Pariwisata Berkelanjutan di Jawa Barat .... 87

1 Santi Susanti , 2 FX Ari Agung Prastowo

9. Penerapan Rumus “3 A” dalam Mengembangkan Destinasi Wisata di Jawa Barat 95

Uud Wahyudin

10. Creative Tourism ............................................................................................................... 104

Muhammad Iqbal Maulana

11. Menerapkan Model Pentahelix dalam Membangkitkan Ekowisata Alam Hutan

Produksi Indonesia .................................................................................................................. 116

Uud Wahyudin

12. Potensi Serta Dampak Lingkungan Pariwisata Berkelanjutan Pantai Kelapa

Patimban Pusaka Negara di Patimban Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat ........ 125

1 R. Hendro S. Arlianto , 2 E. Novianti , 3 C. Endayana

Page 6: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT v

13. Aspiring Geopark Kalimantan Utara ............................................................................. 138

1 R. Willy Ananta Permadi , 2 Sapari

14. The Marketing Communication Strategy Of Village Tourism In Indonesia: ......... 143

Ilham Gemiharto

15. Kegiatan Daur Ulang Sampah Gelas Plastik Sebagai Wisata Edukasi Di Kampung

Wisata Pancer .......................................................................................................................... 155

1 Arfah Sahabudin, 2 Rusdin Tahir, 3 Mohamad Sapari Dwi Hadian

16. Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Kabupaten Purwakarta Sebagai

Destinasi Wisata Budaya Kolaborasi Tradisional Dan Modern ...................................... 166

1 Ghea Madinatu, 2 Evi Novianti, 3 Rusdin Tahir

17. Kegiatan Dokumetasi Taman Tematik Untuk Mengembangkan Pariwisata Kota

Bandung ..................................................................................................................................... 178

Ute Lies Siti Khadijah

18. Pesona Nagara Padang Ciwidey: Analisis Potensi Pariwisata di Kabupaten

Bandung ..................................................................................................................................... 187

1Heru Ryanto Budiana, 2FX. Ari Agung Prastowo

19. Wisata Budaya Ritual Kebo-Keboan Sebagai Local Branding Masyarakat

Banyuwangi .............................................................................................................................. 197

Evi Novianti

20. Strategi Komunikasi Wisata Masyarakat Purwakarta Dalam Mengembangkan

Kearifan Lokal Budaya Sunda ................................................................................................ 207

Evi Novianti

21. Potensi Destinasi Wisata Halal Di Jawa Barat ............................................................ 219

Yustikasari

22. Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Betawi Setu Babakan Sebagai Upaya

Konservasi Budaya Betawi Dan Menjadi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Di Kota

Jakarta ........................................................................................................................................ 229

1 Febrianti, D. , 2 Suganda, D. , 3 Nugraha, A.

23. Menemukenali Tipologi Wisatawan Guna Mendukung Keberlanjutan Destinasi

Pariwisata Jawa Barat ............................................................................................................. 244

Rifki Rahmanda Putra, Ute Lies Siti Khadijah, Cecep Ucu Rakhman

24. Dari Mass Tourism Menuju Quality Tourism: Perspektif Heritage Tourism Dalam

Pengembangan Pariwisata Cirebon Masa Depan ............................................................. 257

Dudi Andre Setiawan

Page 7: POTENSI PARIWISATA

vi POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

1 Tita Juwita, 2 Novianti , 3 Rusdin Tahir

26. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dan Pengembangan Potensi Desa Jatiroke

Sebagai Aset Pariwisata Kabupaten Sumedang ................................................................ 279

1 Muhammad Ifan, 2 Edwin Rizal

27. Gunung Geulis Sebagai Aset Parawisata dalam Pemberdayaan Masyarakat Jatiroke

..................................................................................................................................................... 294

1 Raja Intan Kemalasari, 2 Edwin Rizal

28. Potensi Pariwisata Budaya Kota Cimahi ...................................................................... 305

Cecep Ucu Rakhman

25. Pengembangan Wisata Edukasi Berkelanjutan Di Museum Pendidikan ............... 270

Page 8: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 155

KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH GELAS PLASTIK

SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KAMPUNG WISATA PANCER

1 Arfah Sahabudin, 2 Rusdin Tahir, 3 Mohamad Sapari Dwi Hadian Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan, Universitas Padjadjaran

E-mail : [email protected] , [email protected] , [email protected]

PENDAHULUAN

SAMPAH, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PARIWISATA

Saat ini program pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata sedang gencar-

gencarnya dilakukan. Sehingga potensi daerah atau kampung atau desa dapat digali dan

dikembangkan. Termasuk diantaranya merubah sampah menjadi sebuah solusi dan

menghasilkan bagi masyakat (From Trash to Cash). Sebagai perkampungan pesisir yang

padat penduduknya Kampung Wisata Pancer juga memiliki masalah sampah. Yaitu

sampah rumah tangga dari peduduk, atau pun limbah wisata yang dihasilkan dari

kegiatan wisata di lingkungan Kampung Wisata Pancer (Pratiwi 2014).

Sebagai sebuah daerah yang sedang dibangun masyarakatnya melalui

pariwisata, perkampungan nelayan di bekas pelabuhan besar di abad ke 15 atau bekas

pelabuhan perdagangan kayu yang berhenti kegiatannya sejak tahun 90an, sedang

dirintis sebuah Kampung Wisata yang digerakkan oleh Kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis). Pokdarwis sedang berjuang menularkan “virus positif” kepada masyarakat

agar tumbuh Sadar Wisata.

Sadar Wisata adalah kondisi yang menggambarkan partisipasi dan dukungan

segenap komponen masyarakat untuk mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh

dan berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi atau wilayah melalui Sapta

Pesona. Yaitu yang mengupayakan Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan,

Kesejukan, Keramahtamahan dan Kenangan. Sehingga akan tumbuh daya tarik wisata

di wilayah itu.

Daya tarik wisata berarti segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan,

dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu

(Suryadana, 2015). Daya tarik wisata juga definisikan sebagai segala sesuatu yang dapat

memenuhi keperluan motif wisata wisatawan, seperti motif rekreasi, motif kebudayaan,

Page 9: POTENSI PARIWISATA

156 POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

motif pengembangan diri yang berasal dari kekayaan alam, kebudayaan, maupun

buatan manusia (artificial) yang menjadi sasaran kunjungan wisatawan (Soekadijo,

2000).

Sebagai salah satu usaha mewujudkan Sapta Pesona dan menambah daya tarik

di rintisan Kampung wisata Pancer, Pokdarwis Kiamuk mengembangkan

pemberdayaan masyarakat melalui Pengolahan Sampah. Daur ulang sampah menjadi

aneka kerajinan tangan yang unik dan dapat digunakan kembali menjadi alat kebutuhan

rumah tangga. Sehingga dapat mengurangi penggunaan kantong plastik dan tahan lebih

lama.

Proses pembuatan kerajinan daur ulang sampah ini diharapkan dapat menjadi

salah satu daya tarik dan sebuah keunikan dari Kampung Wisata Pancer. Dan perlu

dilakukan sesuatu agar kegiatan ini dapat menjadi penyebab datangnya wisatawan

sehingga berakibat pada bertambahnya penghasilan masyarakat. Tentu kegiatan ini

seharusnya menjadi kegiatan yang berkualitas agar kepuasan wisatawan saat

berkunjung menjadi loyalitasnya untuk berkunjung kembali dan merekomendasikan

kepada orang lain untuk berkunjung (Hermawan, 2017)

Damanik dan Weber (2006), menyatakan tentang kriteria kualitas daya tarik

wisata yang baik mencakup empat hal sebagai berikut:

(1) Keunikan, artinya kombinasi kelangkaan dan daya tarik yang khas dari suatu objek

wisata;

(2) Originalitas atau keaslian, yakni produk tidak terkontaminasi oleh atau tidak

mengadopsi model atau nilai yang berbeda dengan nilai aslinya;

(3) Otentisitas, mengacu pada keaslian. Yang lebih sering dikaitkan dengan derajat

keantikan atau eksotisme budaya sebagai daya tarik wisata;

(4) Keragaman atau diversitas produk artinya, keanekaragaman produk dan jasa yang

ditawarkan.

Pokdarwis dalam mengelola sebuah Desa/ Kampung Wisata sebagai sebuah

destinasi wisata, perlu memperhatikan syarat-syarat agar pengunjung atau wisatawan

menarik untuk datang. (Maryani, 1991). Syarat-syarat tersebut adalah :

a) What to see; tersedianya objek dan daya tarik wisata yang unik atau berbeda dengan

yang dimiliki daerah lain.

b) What to do; tersedianya fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah.

Page 10: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 157

c) What to buy; tersedianya fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan

kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh.

d) What to arrived; mudahnya aksesbilitas untuk mengunjungi daya tarik wisata itu,

seperti kendaraan yang digunakan sdan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke

tempat tujuan wisata itu.

e) What to stay; tersedianya fasilitas akomodasi untuk tingggal sementara selama

berlibur.

Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan Kegiatan Pengelolaan Sampah Gelas Plastik

di Kampung wisata Pncer,

What to see Melihat Proses daur ulang sampah gelas plastic

What to do Wisatawan dapat Mencoba ikut membuat

What to buy Hasil kerajinan daur ulang berupa keranjang dll.

What to arrilved Transportasi umum ataupun pribadi 30 menit dari Kota

Serang

What to stay Sudah Ada Homestay

Tabel 1. Kaitan Kegiatan dengan Teori

Sumber : penulis

SAMPAH APA YANG DIKELOLA DI KAMPUNG WISATA PANCER?

Menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang dihasilkan

dari kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki (2002). Di Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) arti sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak

terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, misalnya kotoran, kaleng minuman, daun-daunan,

kertas, dan lain-lain.

Jenis sampah yang dikelola adalah sampah yang berasal dari kegiatan

masyarakat di lokasi Kampung Wisata dan sekitarnya. Yaitu sampah bekas gelas

minuman instan bahan plastik. Atau bekas pembungkus minuman. Bentuknya sampah

ini padat. Sampah ini merupakan sampah anorganik, sulit membusuk dan tidak dapat

terurai. Oleh itu sampah ini dimanfaatkan dengan mendaur ulang menjadi sesuatu yang

baru dan bermanfaat.

Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Menurut

Gelbert dkk (1996), ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya:

Page 11: POTENSI PARIWISATA

158 POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

yaitu dampah terhadap kesehatan, terhadap lingkungan dan terhadap sosial ekonomi

yaitu meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit dan kondisi lingkungan

tidak bersih. Dan akhirnya akan berdampak buruk pada kehidupan sosial masyarakat

secara keseluruhan.

Sampah platik yang sulit diurai oleh tanah 100 sampai 500 tahun berdampak

buruk pada lingkungan. Tercemar tanah, air tanah dan mahluk bawah tanah, racun

partikel plastik yang masuk ke dalam tanah dapat membunuh hewan pengurai dan

meracuni rantai makanan. Jalur resapan air terganggu dan menurunkan kesuburan

tanah dan lain sebagainya. Sampah plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang,

dan karena ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut. Begitu pula di udara.

Sampah plastik yang dibakar hasilkan asap racun yang memicu penyakit seperti kanker,

hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem syaraf dan pemicu depresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

LULUANA KRAFT DAN POKDARWIS

Luluana Kraft salah adalah satu usaha anggota Pokdarwis Kiamuk di Kelurahan

Banten yang mempelopori pemanfaatan limbah gelas plastik di daerah ini. Luluana

Kraft berhasil me-reduce sampah gelas plastik dengan reuse dan recycle sampah gelas

platik dengan cara membuatnya menjadi berbagai bentuk kreasi kerajinan tangan yang

kemudian menjadi cinderamata di Kampung Wisata Pancer. Ini biasa disebut metode

3R (Vesilind, 2002).

Basriyanta (2007) menyatakan bahwa berkaitan dengan sampah khususnya

sampah rumah tangga (sampah domestik), akan lebih efektif dan efisien apabila

pengelolanya dilakukan bersama secara komunal, dimulai dalam satu lingkup yang

kecil (keluarga, kampung). Hal ini karena keluarga merupakan bagian inti dari suatu

kampung atau wilayah. Begitu pula dengan Luluana Kraft. Kegiatan ini awalnya

merupakan kegiatan keluarga. Yang akhirnya mengajak masyarakat sekitar untuk

belajar dan ikut membantu proses pembuatan kerajinan.

Apabila setiap keluarga bisa mengelola sampahnya masing-masing secara

efektif dan efisien, maka dapat dipastikan kebersihan lingkungan sekitar juga terjaga.

Apabila dalam satu kampung masyarakatnya sadar dan mau bekerja sama mengelola

Page 12: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 159

sampah dengan baik dan benar, maka dapat diharapkan kampung tersebut akan

memiliki lingkungan yang bersih, sehat, dan menyenangkan.

Pengelolaan sampah merupakan suatu cara untuk menyikapi sampah agar

dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan. Untuk mengelola

sampah yang terkumpul tersedia 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan menimbun

di suatu tempat, dengan mengabukan dan dengan daur ulang atau recycling ke proses-

proses lain. seperti yang dilakukan oleh Luluana Kraft bersama beberapa masyarakat

Kampung Wisata Pancer dibawah komando Pokdarwis Kiamuk.

Kendalanya, saat ini pemahaman atas manfaat kegiatan ini masih kurang. Minat

belajar membuat kerajinan ini pun masih kurang. Masih banyak masyarakat yang

enggan belajar dan menekuni kegiatan ini. Sebagai contoh, pada saat pesanan ekspor

tiba dari Riyadh sebagai hasil dari Luluana Kraft mengikuti Trade Expo, jumlah produksi

yang diminta tidak dapat dipenuhi karena kurangnya tenaga pengrajin.

Peran Pentahelix (Akademisi, Pengusaha, Pemerintah, Masyarakat dan Medi)

dalam pengembangan produk kerajinan daur ulang ini, diantara yang diterima, adalah

kegiatan-kegiatan pelatihan dan diikusertakan sebagai peserta pelatihan dan expo,

kerjasama sebagai vendor, pemberitaan di media online dan ofline, yaitu diantaranya

- Bazaar produk kreatif saat pembukaan KEK Tanjung Lesung, keranjang daur

ulang gelas plastik diborong oleh Presiden Jokowi.

- Menjadi salah satu produk yang dijual di Trade Expo Indonesia di Kemayoran

Jakarta dan mendapat buyers dari Finlandia, Malaysia, Singapore, Riyadh,

Yunani dan Afrika Selatan.

- Menjadi vendor di Toko Alun-Alun Indonesia di Grand Indonesia Jakarta

- Penjualan retail offline dan online dan mengikuti Pameran dan Expo di

Provinsi Banten

- Penjualan dari pemesanan khusus, baik bentuk ataupun warna design

- Sebagai narasumber KKM Unsera dan Unbaja di Banten

Page 13: POTENSI PARIWISATA

160 POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

Gambar 1 Trade Expo 31

Sumber : Luluana Kraft

Gambar 2 Luluana Kraft bersama Presiden Jokowi di

KEK Tanjung Lesung Sumber : Luluana Kraft

PROSES PEMBUATAN KERAJINAN

Proses daur ulang sampah bekas gelas plastik di mulai dari penerimaan bahan

baku yaitu sampah bekas gelas plastic dari pengepul. Biasanya mereka membawa dan

menjual dalam jumlah karungan. Pengrajin mencuci sampah tersebut dan

menjemurnya. Setelah kering, pengrajin akan memilah per ukuran dan warna.

Mengikatnya dalam jumlah tertentu.

Setelah bahan baku bersih, saatnya memotong dan mengiris sisi pinggir bahan

yang tidak diperlukan dalam pembuatan kerajinan sampai bersih dan rapi. Dilanjutkan

dengan menganyam sesuai bentuk yang dibutuhkan dan menjadi sebuah hasil kreasi

kerajinan daur ulang dan cinderamata Kampung Wisata Pancer. Dengan menempelkan

label, produk siap dipajang

Masing-masing tahapan dilakukan oleh orang yang berbeda. Meski pada

awalnya semua proses dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang saja. Kegiatan ini biasanya

ibu-ibu mengerjakannya setelah semua kegiatan rumah tangga mereka masing-masing

selesai. Sambil menunggu datangnya sore mereka berkumpul beberapa orang

mengerjakan bagian tugasnya masing-masing. Hasil penjualan dibagi kepada mereka

dengan pembagian yang rata. Sesuai pekerjaan masing-masing.

Page 14: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 161

Gambar 3. Pembersihan Sampah Gelas Plastik

Sumber : koleksi penulis

Gambar 4. Demo pembuatan Kerajnan Daur Ulang

Gelas Plastik kepada masyarakat. Sumber : koleksi penulis

Gambar 4.

Bahan dan Hasil Kerajinan dau ulang Sumber : koleksi penulis

Gambar 5.

Penggunaan Keranjang Daur ulang pengganti kantong plastic Sumber : koleksi penulis

Page 15: POTENSI PARIWISATA

162 POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

Gambar 6. Proses Dari sampah mejadi aneka Kerajinan Sumber : koleksi penulis

Gambar 7. Langkah pembuatan kerajinan daur ulang Sumber : hasil survey penulis

Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan daur ulang ini sangat

sederhana, yaitu ember atau baskom, cutter, korek api gas, dan gunting. Pencucian

pengrajin gunakan mesin cuci manual. Sedangkan bahan tambahannya adalah tali

plastik, selang plastik, kain perca dan pita kawat.

bahan dicucibahan

dikeringkanbahan dipotong sesuai bentuk

penganyaman pelabelan

Page 16: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 163

CINDERAMATA DAN WISATA EDUKASI

Saat ini sampah gelas dan pembungkus plastik yang dibuat menjadi kerajinan

berupa keranjang, krey / tirai jendela, wadah tissue, wadah air mineral, tas, gantungan

kunci dan lain-lain bahannya membeli dari pemulung sampah. Belum ada kegiatan Bank

Sampah. Namun kerja sama antara masyarakat pengrajin dan masyarakat pengepul

untuk membuat kerajinan daur ulang ini merupakan sebuah kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

Pembuatan kerajinan dari bahan dasar sampah plastik unik dan kreatif. Menjadi

daya tarik wisata ke Kampung Wisata Pancer. Oleh itu, harus ada cara agar pengolahan

sampah menjadi cinderamata ini menjadi daya tarik wisata. Diantaranya adalah

menjadikan proses pengolahan sampah menjadi cinderamata ini sebagai wisata Edukasi

khas dari Kampung Wisata Pancer. Menjadi bagian dari paket-paket wisata ke

Kampung Wisata Pancer.

Aktivitas wisata edukasi dapat menjadi sarana bersosialisasi dan menumbuhkan

rasa kepedulian, kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya dan bangsa. Wisata

edukasi merupakan aktivitas pariwisata yang dilakukan wisatawan dan bertujuan utama

memperoleh pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain motivasi wisatawan dalam

berwisata edukasi dipengarui oleh faktor daya tarik destinasi dan faktor pendorong

dari daerah asal.

Wisatawan tentu menginginkan manfaat dari perjalanannya, berupa

pengalaman berkualitas serta wawasan baru selama berwisata. Oleh karena itu, dalam

pengelolaan wisata edukasi dituntut adanya pelayanan yang maksimal, yaitu mampu

memenuhi harapan wisatawan akan perolehan pengalaman baru yang berharga serta

informasi/edukasi pembuatan kerajinan daur ulang di destinasi yang dikunjunginya.

Salah satu caranya adalah dengan menyediakan interpreter dan pelatih yang akan

membantu pengunjung mendapat penjelasan tentang proses pembuatan kerajinan

daur ulang.

SIMPULAN

- Sebagai solusi sampah, yang dapat kita lakukan adalah mulailah dari diri

sendiri dan mulailah dari rumah

- Kurangi penggunaan kantong plastik sekarang juga (reduce) dan gunakan Tas

Page 17: POTENSI PARIWISATA

164 POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT

Daur Ulang (recycle) setiap kali berbelanja. Pakai berulang-ulang (reuse).

- Pembuatan Kerajinan berbahan dasar sampah plastik sudah terbukti dapat

memberi manfaat ekonomi, dan menjadi salah satu solusi sampah plastik.

- Pembuatan kerajinan berbahan dasar sampah plastik menghasilkan karya-

karya buatan tangan yang unik, bernilai ekonomi, berseni, dan menjadi

kerajinan yang memiliki manfaat berbeda.

- Pembuatan kerajinan berbahan dasar sampah menarik perhatian buyers

mancanegara, tentu proses pembuatannya sangat berpotensi menjadi daya

tarik wisata yaitu wisata edukasi pengolahan sampah.

- Perlu dilakukan pembinaan berkelanjutan agar Kampung Wisata Pancer

memiliki manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik yang melibatkan

masyarakat banyak. Seperti pengelolaan Bank Sampah dan Pelatihan

Membuat Cinderamata.

- Agar kegiatan pembuatan kerajinan daur ulang sampah di Kampung Wisata

Pancer dapat terus meningkat kemanfaatannya bagi masyarakat, dapat

dijadikan sebagai wisata edukasi selain penjualan produk kerajinan yang

dihasilkan.

BIBLIOGRAPHY

Artiningsih, N.K.A. (2008). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Azwar, Azrul, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber, Jakarta

Bahar. Yul, H. 1986, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah,. Jakarta : PT Waca Utama Pramaesti.

Febriani, S. (2016). Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pariwisata di Desa Wisata Blue Lagoon Dalem Widodomartani Ngemplak Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Hastuti, E.K. (2008) Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Sayuti Melik, Dusun Kadilobo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Morgan, Sally, 2009, Daur Ulang Sampah, Solo:Tiga Serangkai

Page 18: POTENSI PARIWISATA

POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT 165

Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Standar Nasional Indonesia. (2002). Standar Nasional Indonesia Nomor SNI-19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Badan Standar Nasional (BSN).

Slamet, Juli Soemirat, 2002. Kesehatan Lingkungan. Gajahmada University Press, Yogyakarta

Tim Pengabdian Masyarakat STP ARS Internasional dan AKPAR BSI Bandung, 2017. Buku Panduan Wisata Edukasi

https://www.youtube.com/watch?v=G-irfEPhgX0&t=6s