potensi ekstrak metanol dan ekstrak air isolat...

51
POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT MIKROALGA DARI SITU PAMULANG SEBAGAI ANTIBAKTERI ENJANI AZMI ANDAWA PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR

ISOLAT MIKROALGA DARI SITU PAMULANG

SEBAGAI ANTIBAKTERI

ENJANI AZMI ANDAWA

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR

ISOLAT MIKROALGA DARI SITU PAMULANG

SEBAGAI ANTIBAKTERI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

pada Progam Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ENJANI AZMI ANDAWA

11140950000062

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019

Page 3: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Potensi Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air Isolat Mikroalga

dari Situ Pamulang sebagai Antibakteri” yang ditulis oleh “Enjani Azmi

Andawa, NIM 11140950000062” telah diuji dan dinyatakan “LULUS” dalam

seminar hasil pada tanggal 12 Juli 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi

Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Menyetujui:

Mengetahui,

PENGESAHAN UJIAN

Penguji I

Dr. Nani Radiastuti, M.Si

NIP. 196509022001122001

Penguji II

Dr. Priyanti, M.Si

NIP. 197505262000122001

Pembimbing I

Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si

NIP. 197203222002122002

Pembimbing II

Saiful Bahri, M.Si

NIDN. 0303078405

Ketua Prog Studi Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Priyanti, M.Si

NIP. 197505262000122001

Page 4: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Potensi Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air Isolat Mikroalga

dari Situ Pamulang sebagai Antibakteri” yang ditulis oleh Enjani Azmi

Andawa, NIM 11140950000062 telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam

Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2019. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (1)

Program Studi Biologi.

Menyetujui:

Mengetahui,

Penguji I

Dr. Dasumiati, M.Si.

NIP. 19739231999032002

Penguji II

Dr. Fahma Wijayanti, M.Si.

NIP. 19690317 2003122001

Pembimbing I

Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si.

NIP. 197203222002122002

Pembimbing II

Saiful Bahri, M.Si.

NIDN. 0303078405

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri M.Env.Stud.

NIP. 196904042005012005

Ketua Prog Studi Biologi

Dr. Priyanti, M.Si.

NIP. 197505262000122001

Page 5: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2019

Enjani Azmi Andawa

11140950000062

Page 6: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

i

ABSTRAK

Enjani Azmi Anadawa. Potensi Ekstrak Metanol dan Ekstrak Air Isolat

Mikroalga dari Situ Pamulang sebagai Antibakteri. Skripsi. Prog Studi

Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2019. Dibimbing oleh Dr. Megga Ratnasari Pikoli dan

Saiful Bahri, M.Si

Resistensi bakteri patogen dapat terjadi akibat penggunaan senyawa antibakteri

yang berkelanjutan dalam jangka waktu lama. Akibat resistensi bakteri patogen

maka harus dicari senyawa lain untuk dijadikan sebagai antibakteri. Salah satunya

dengan eksplorasi senyawa bahan alam yang berasal dari lingkungan sekitar.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji senyawa antibakteri dari mikroalga

menggunakan pelarut metanol dan air dalam proses maserasi. Variasi ekstrak

1.000 µg, 5.000 µg, dan 10.000 µg digunakan dalam penelitian ini. Ekstrak

metanol isolat P2-15 dan P5-4 menunjukkan respon positif antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus, tetapi menunjukkan respon negatif terhadap bakteri

Escherichia coli. Ekstrak air isolat P2-15 dan P5-4 menunjukkan respon

antibakteri negatif terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ekstrak

isolat P5-4 memiliki diameter zona hambat rata-rata terbesar (12,86 mm), yang

kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Gas Cromatography Massa

Spectroscopy. Kandungan ekstrak metanol isolat P5-4 yang memiliki daya hambat

terhadap bakteri S. aureus terdapat senyawa phytol yang termasuk golongn

diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic acid; 9,12-

octadecadienoic acid, methyl ester, ($,$)-(CAS) methyl linolelaidate; dan 9,12-

Octadecadienoyl chloride, (Z,Z)-$$ Linoleoyl chloride. Berdasarkan hasil analisis,

ekstrak metanol isolat P5-4 yang diketahui sebagai antibakteri adalah phytol, n-

hexadecanoic acid, dan 9,12-Octadecadienoyl chloride, (Z,Z)- $$ Linoleoyl chloride.

Kata kunci: Antibakteri, Asam lemak, Metanol, Mikroalga, Phytol

Page 7: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

ii

ABSTRACT

Enjani Azmi Andawa. Potential of Methanol Extract and Water Extract of

Microalgae Isolate from Situ Pamulang as Antibacterial. Undergraduate

Thesis. Departement of Biology. Faculty of Science and Technology. State

Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019. Advised by Dr. Megga

Ratnasari Pikoli and Saiful Bahri, M.Si The resistance of pathogenic bacteria can occur due to the use of long-term

antibacterial compounds. Due to the resistance of pathogenic bacteria, other

compounds must be sought to be used as antibacterial. One of them is the

exploration of natural material compounds from the surrounding environment.

This research aimed to test the antibacterial compounds of microalgae using

methanol and water solvents in the maceration process. Extract variations of 1,000

µg, 5,000 µg, and 10,000 µg were used in this study. The methanol extract of P2-

15 and P5-4 isolates showed an antibacterial positive response to Staphylococcus

aureus, but showed negative response to Escherichia coli. Water extracts of P2-15

and P5-4 isolates showed a negative antibacterial response to Escherichia coli and

Staphylococcus aureus. In addition, the extract of P5-4 isolate had the largest

diameter of inhibition zone (12,86 mm), which was further analyzed using Gas

Cromatography Mass Spectroscopy. The content of methanol extract of P5-4

isolate which has a inhibitory effect on S. aureus bacteria contained phytol

compounds including diterpene and fatty acid compounds, namely n-

hexadecanoic acid; 9,12-octadecadienoic acid, methyl ester, ($,$)-(CAS) methyl

linolelaidate; and 9,12-Octadecadienoyl chloride, (Z,Z)-$$ Linoleoyl chloride.

Based on the results of the analysis, methanol extract of P5-4 isolates known as

antibacterial were phytol, n-hexadecanoic acid, and 9,12-Octadecadienoyl

chloride, (Z, Z) - $$ Linoleoyl chloride.

Keywords: Antibacterial, Fatty acids, Methanol, Microalgae, Phytol

Page 8: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menulis serta

menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains

pada Prog Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi berjudul “Potensi Ekstrak Metanol

dan Ekstrak Air Isolat Mikroalga dari Situ Pamulang sebagai Antibakteri”

Peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas

segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Priyanti, M.Si selaku Ketua Prog Studi Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi izin

pelaksanaan penelitian.

3. Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi.

4. Saiful Bahri, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi.

5. Mba Puji, Ka Amal, dan Mba Festi selaku laboran PLT UIN LAB. Biologi

dan teman-teman yang telah membantu selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam menyusun

skripsi ini. Keterbatasan tersebut membuat penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Jakarta, Juli 2019

Penulis

Page 9: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

iv

DAFTAR ISI Halaman

PERNYATAAN ..................................................................................................... i

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3. Hipotesis ............................................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

1.6. Kerangka Berpikir ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1. Mikroalga .......................................................................................... 5

2.2. Ekstraksi ............................................................................................ 6

2.3. Antibakteri......................................................................................... 8

2.4. Bakteri Uji ....................................................................................... 11

2.5. Metode Uji Antibakteri ................................................................... 13

2.6. Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) ...................... 14

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 16

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 16

3.2. Alat dan Bahan ................................................................................ 16

3.3. Metode Penelitian............................................................................ 16

3.4. Cara Kerja ....................................................................................... 17

3.5. Analisis Data ................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 20

4.1. Hasil Uji Antibakteri ....................................................................... 20

4.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Senyawa Ekstrak Mikroalga ......... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 28

5.1. KESIMPULAN ............................................................................... 28

5.2. SARAN ........................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

LAMPIRAN ......................................................................................................... 34

Page 10: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

v

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Perlakuan Isolat P2-15 Terhadap S. aureus ........................................................ 17

Tabel 2. Diameter Zona Hambat ....................................................................................... 20

Tabel 3. Nama Senyawa pada Ekstrak Metanol Isolat P5-4 ............................................. 25

Page 11: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Uji Potensi Ekstrak Mikroalga Isolat P2-15 dan

P5- 4 ................................................................................................................. 4

Gambar 2. Skema Mekanisme Aksi Antibakteri dari Asam Lemak Terhadap Sel Target

(Desbois & Smith, 2010) ................................................................................ 11

Page 12: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Komponen dan Konsentrasi Medium BG11 ................................................ 34

Lampiran 2. Daya Hambat Ekstrak Metanol Isolat P2-15 terhadap Bakteri S. aureus ..... 35

Lampiran 3. Daya Hambat Ekstrak Metanol Isolat P5-4 terhadap Bakteri S. aureus ....... 36

Lampiran 4. Sel Mikroalga Isolat P2-15 dan P5-4 Perbesaran 100x ................................ 37

Lampiran 5. Ekstrak Metanol Mikroalga Setelah Sentrifugasi ......................................... 38

Lampiran 6. Krogatog Senyawa Ekstrak Mikroalga P5-4 ................................................ 39

Page 13: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Antibakteri merupakan zat yang dapat membunuh atau menghambat

pertumbuhan bakteri. Penggunaan antibakteri sudah lama digunakan dalam

bidang medis untuk mengobati pasien yang terkena penyakit infeksi bakteri.

Penggunaan senyawa antibakteri yang terus-menerus dengan dosis yang tidak

tepat dapat menyebabkan bakteri patogen menjadi resisten. Berdasarkan penelitian

terdahulu beberapa bakteri telah mengalami resistensi. Contoh bakteri yang

mengalami resistensi, yaitu Staphylococcus aureus yang resisten terhadap

amoxicillin (Setiawati, 2015). Penelitian lain oleh Milanda, Bonar, Saragih, Sri, &

Kusuma (2014), mendeteksi gen bla dengan ukuran 199 bp pada Escherichia coli

hasil isolasi dari urin pasien Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang

resisten terhadap ampisilin. Salmonella typhi resisten terhadap chloramphenicol

dan ampisilin (Alam, 2011). Rukmono dan Zuraida (2013) meneliti Pseudomonas

aeruginosa yang resisten terhadap gentamicin dan ampisilin. Semakin banyaknya

bakteri yang resisten terhadap senyawa antibakteri, maka sangat diperlukan

eksplorasi senyawa dari bahan alam sebagai antibakteri terbaru dalam menangani

masalah tersebut.

Penemuan senyawa antibakteri terbaru dapat dilakukan dengan cara isolasi

pada bahan alam. Bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah

mikroalga. Mikroalga merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang

memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan. Mikroalga adalah kelompok

mikorganisme fotosintetik, yang memiliki habitat pada perairan dan tempat-

tempat lembap. Hidup secara berkoloni maupun sel tunggal. Mikroalga

mengandung senyawa organik yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat,

vitamin dan pigmen yang dapat digunakan dalam bidang industri farmasi, pangan

fungsional, dan kosmetik Challouf, Dhieb, Omrane, Ghozzi, & Ouada (2012).

Salah satu potensi mikroalga yang telah diteliti adalah memiliki aktivitas

antibakteri (Challouf et al., 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

oleh Setyaningsih, Desniar, & Purnamasari (2012), ekstrak Chaetoceros gracilis

Page 14: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

2

memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus cereus dan Vibrio harveyi. Hasil

penelitian Sani, Nisa, Andriani, & Maligan (2014) menunjukkan bahwa ekstrak

Tetrachelmis chuii memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S.

aureus. Pada penelitian Wenno, Purbosari, & Thenu (2010) ekstrak Chlorella sp.

dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus, P. aeruginosa,

Aeromonas hydrophyla, dan V. harveyi. Bariyyah, Fasya, Abidin, & Hanapi

(2013) telah mengidentifikasi golongan senyawa dalam ekstrak Chlorella sp.,

yaitu mengandung senyawa steroid, tanin, dan asam askorbat sebagai antibakteri.

Menurut Shannon dan Abu-Ghannam (2016) yang menelaah beberapa aktivitas

senyawa dari alga dan mikroalga yang berpotensi sebagai antibakteri, yaitu

phlorotannins, asam lemak, polisakarida, protein dan peptida, terpen,

chrysophaentins, dan lactones.

Berdasarkan penelitian Pikoli, Sari, Solihah, & Muarif (2017) terdapat 48

isolat mikroalga yang berhasil diisolasi dari situ Pamulang dan Situ Gintung. Dua

isolat asal Situ Pamulang, yaitu isolat P2-15 dan P5-4 yang terseleksi berdasarkan

kesuburan pertumbuhannya telah diteliti memiliki kandungan asam lemak yang

tinggi untuk produksi biodisel. P2-15 memiliki kadar lipid sebanyak 29,06%

sedangkan P5-4 memiliki kadar lipid sebanyak 13,54%. Berdasarkan penelitian,

berapa senyawa asam lemak memiliki aktivitas antibakteri (Shannon dan Abu-

Ghannam, 2016). Berdasarkan potensi tersebut, peneliti ingin memeriksa potensi

aktivitas antibakteri ekstrak kasar mikroalga isolat P2-15 dan P5-4 terhadap

bakteri E. coli dan S. aureus.

ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol dan air.

Metanol merupakan pelarut polar yang sering digunakan karena lebih efisien

menembus dinding sel, sehingga dapat menghasilkan ekstrak dengan metabolit

yang beragam. Air merupakan pelarut polar yang dapat melarutkan banyak zat

kimia, seperti mineral, karbohidrat, protein, beberapa asam lemak rantai karbon

pendek (C<12) Khasbullah, Murhadi, & Suharyono (2013) dan senyawa lain yang

bersifat polar. Ekstrak dibuat menjadi tiga konsentrasi, yaitu 1.000µg, 5.000µg,

dan 10.000µg dan diuji terhadap bakteri S. aureus dan E. coli dengan tiga kali

ulangan. Ekstrak pada pelarut yang memiliki diameter zona hambat terbaik akan

Page 15: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

3

dianalisis lebih lanjut kandungan senyawanya menggunakan Gas Cromatography

Massa Spectroscopy (GC-MS).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak metanol dan ekstrak air dari isolat mikroalga P2-15 dan P5-4

asal Situ Pamulang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S.

aureus?

2. Apakah senyawa pada ekstrak metanol dan ekstrak air dari isolat mikroalga P2-

15 dan P5-4 asal Situ Pamulang memiliki potensi antibakteri?

1.3. Hipotesis

1. Ekstrak metanol dan ekstrak air dari isolat mikroalga P2-15 dan P5-4 asal Situ

Pamulang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji E. coli dan S. aureus.

2. Senyawa pada ekstrak metanol dan ekstrak air dari isolat mikroalga P2-15 dan

P5-4 asal Situ Pamulang memiliki potensi sebagai antibakteri.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi ekstrak

metanol dan ekstrak air dari isolat mikroalga P2-15 dan P5-4 sebagai bahan

antibakteri dan kandungan senyawa antibakterinya.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi antibakteri

baru yang bisa digunakan sebagai alternatif antibakteri alami dan memberdayakan

isolat mikroalga dari Situ Pamulang.

Page 16: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

4

1.6. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Uji Potensi Ekstrak Mikroalga Isolat P2-15 dan

P5-4

Uji antibakteri

ekstrak mikroalga

Bakteri patogen

mengalami resistensi

Potensi mikroalga dalam

menghasilkan senyawa antibakteri

alami

Pemeriksaan senyawanya ekstrak

menggunakan GC-MS

Pemanfaatan isolat mikroalga P2-

15 dan P5-4, hasil isolasi dari Situ

Pamulang

Page 17: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroalga

Mikroalga merupakan kelompok mikorganisme fotosintetik, yang memiliki

habitat pada perairan dan tempat-tempat lembap. Mikroalga terdiri dari beberapa

filum, yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, Rhodophyta, Cryptophyta, Haptophyta,

Pyrrophyta, Streptophyta, dan Heterokontophyta (Al-Wathnani & Johnhansen,

2011). Ukuran mikroalga berkisar 3-30µm, hidup secara berkoloni maupun sel

tunggal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga yaitu, faktor

abiotik (cahaya matahari, suhu, nutrisi, kelembaban, pH, dan salinitas) dan faktor

biotik (bakteri, jamur, virus, dan kompetisi dengan mikroalga lain) (Harun, Singh,

Forde, & Danquah, 2010). Selain itu beberapa spesies mikroalga dapat tumbuh

pada kondisi lingkungan yang ekstrim yaitu air laut dengan salinitas tinggi, air

payau, dan air yang tercemar limbah (Mata, Martins, & Caetano, 2010).

Mikroalga memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis

dengan bantuan sinar matahari, CO2 dan air, serta membutuhkan bahan anorganik

seperti NO3-, NH4

-, dan PO4

-, sehingga menghasilkan energi kimiawi dalam

bentuk biomassa seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Energi tersebut

digunakan untuk biosintesis, pertumbuhan, pergerakan serta reproduksi sel.

Mikroalga juga menghasilkan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan

bakar, suplemen, pakan dan obat-obatan (Mata et al., 2010). Seperti firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala dalam surah As-Syura ayat:7, bahwa Allah telah

menciptakan berbagai macam tumbuhan yang baik dan bermanfaat bagi makhluk

hidup. Berikut ayat dan terjemah dari surah As-Syura ayat:7:

Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang

baik?” (Q.S. As-Syura ayat:7)

Mikroalga mengandung senyawa organik yang terdiri dari protein, lemak,

karbohidrat, vitamin dan pigmen. Kadar kandungan senyawa organik tersebut

berbeda-beda berdasarkan setiap jenis mikroalga. Kandungan bahan organik dari

Page 18: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

6

mikroalga yang diteliti Darsi, Supriadi, & Sasanti (2012) yaitu Dunaliella salina

memilik kadar protein sebesar 17%, lemak 0,003%, karbohidrat 15,07%, dan

karoten 0,19 ppm; dan Nannochloropsis sp. memiliki kadar protein 16,17%,

lemak 0,30%, karbohidrat 19,08% dan karoten 0,27 ppm. Spirulina sp. memiliki

kandungan protein sebesar 68%, karbohidrat 11%, lipid 12% dan senyawa lain

9% (Novery, Sutrisno, & Hanif, 2016). Selain itu, mikroalga juga memiliki

kandungan senyawa bioaktif, yaitu eksopolisakarida, karotenoid, asam lemak,

asam amino, gliserol, hidrokarbon, fikobiliprotein, dan vitamin (Santhosh,

Dhandapani, & Hemalatha, 2016). Komponen senyawa organik tersebut dapat

digunakan dalam bidang industri farmasi, industri pangan fungsional dan industri

kosmetik.

2.2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penarikan senyawa aktif dari jaringan tanaman

maupun hewan menggunakan pelarut organik yang sesuai dengan kepolarannya

(Tiwari et al., 2011). Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya adalah ekstraksi dengan maserasi, sokletasi, pemanasan dengan

microwave, dan dengan sonikasi (Azwanida, 2015). Maserasi adalah teknik

ekstraksi menggunakan cara perendaman bahan tanaman dalam bentuk kasar atau

serbuk halus dalam suatu pelarut dan di aduk dalam waktu tertentu. Kelebihan

dalam metode maserasi adalah cara yang digunakan sangat mudah dan sederhana,

tidak membutuhkan suhu tinggi. Kekurangan dalam metode ini adalah

menggunakan pelarut dalam jumlah banyak dan waktu perendaman yang cukup

lama.

Sokletasi adalah cara ekstraksi dengan menumbuk sampel, kemudian

ditempatkan dalam kantong berpori atau kertas saring. Lalu sampel diletakkan

dalam aparat soklet. Selanjutnya pelarut dipanaskan dalam labu dan dievaporasi.

Kelebihan dalam metode ini adalah menggunakan pelarut yang lebih sedikit jika

dibandingkan dengan maserasi, namun pelarut yang digunakan harus memiliki

tingkat kemurnian yang tinggi. Kekurangan dalam metode ini adalah

menggunakan pelarut yang toksik dan mudah terbakar, tidak ramah lingkungan,

penggunaan pelarut yang murni dapat menambah biaya. Banyak faktor yang dapat

Page 19: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

7

mempengaruhi hasil ekstraksi pada metode ini yaitu penggunaan suhu, rasio

pelarut dengan sampel, dan kecepatan agitasi (Azwanda, 2015).

Metode pemanasan dengan microwave yaitu menggunakan radiasi

gelombang mikro yang akan berinteraksi dengan pelarut dan sampel. Perpindahan

dipol molekul yang diinduksi oleh gelombang mikro elektromagnetik dapat

mengganggu ikatan hidrogen dan menyebabkan kerusakan dinding sel, sehingga

senyawa akan berpindah dari bahan ke pelarut. Kelebihan dalam metode ini

adalah waktu ekstaksi yang digunakan lebih singkat dan menggunakan pelarut

yang sedikit dibandingkan metode maserasi dan sokletasi. Kekurangan dari

metode ini adalah senyawa yang terekstraksi hanya senyawa yang tahan dengan

pemanasan, karena menggunakan suhu yang tinggi mencapai 100ᴼC selama 20

menit (Maleta, Indrawati, Limantara, & Brotosudarmo, 2018).

Metode ekstraksi dengan cara sonikasi melibatkan gelombang ultrasound

dari 20 kHz sampai 2000 kHz. Efek mekanis dari kavitasi akustik dapat

meningkatkan kontak permukaan sampel dengan pelarut, sehingga dapat

memudahkan pelepasan senyawa. Kelebihan dalam metode ini adalah

menggunakan sedikit pelarut dan waktu yang lebih singkat. Kekurangan dalam

metode ini adalah penggunaan gelombang ultrasound lebih dari 20 kHz dapat

menyebabkan pembentukan radikal bebas (Azwanida, 2015). Berdasarkan

kelebihan dan kekurangan dalam metode ekstraksi tersebut, maka penelitian ini

menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi. Karena prosesnya yang

mudah dan menggunakan alat sederhana, serta dimungkinkan cara ini dapat

mengekstraksi banyak senyawa karena tidak menggunakan pemanasan.

Pemilihan pelarut pada metode maserasi sangat mempengaruhi kandungan

senyawa yang terekstraksi berdasarkan sifat pelarut, karena beberapa senyawa ada

yang bersifat polar, semi polar dan non polar. Senyawa polar akan terlarut dalam

pelarut polar, sedangkan senyawa semi polar akan larut dalam senyawa semi polar

begitu pula dengan senyawa non polar akan terlarut dalam pelarut non polar.

Beberapa pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah metanol,

etanol, aseton, kloroform, heksana, air dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan

pelarut metanol karena pelarut ini bersifat polar dan lebih efisien dalam

menembus dinding sel, sehingga dapat dihasilkan ekstrak dengan metabolit yang

Page 20: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

8

beragam. Berdasarkan penelitian Bariyyah et al. (2013) yang mengidentifikasi

golongan senyawa dari ekstrak kasar Chlorella sp. menggunakan pelarut metanol

didapatkan senyawa steroid, tanin, dan asam askorbat sebagai antibakteri.

Senyawa ekstrak T. chuii yang terdapat pada pelarut metanol berdasarkan

penelitian Maligan, Tri, & Zubaidah (2015) adalah senyawa pentadecanoic acid;

methyl pentadecanoate, 1,13-tetradecadiene, 9-hexadecanoic acid, methyl

palmitoleate, palmitic acid, 9,12-octadecadienoic acid, linoleic acid, oleic acid,

dan 1,2-benzenedicarboxylic acid. Penelitian ini juga menggunakan pelarut air

untuk dijadikan pembanding dari pelarut metanol. Air merupakan pelarut umum

yang digunakan dalam mengekstraksi senyawa pada tumbuhan. Air diketahui

dapat melarutkan berbagaimacam senyawa kimia yang bersifat polar. Senyawa

yang dapat larut dalam pelarut air contohnya adalah mineral, karbohidrat, protein,

dan asam lemak rantai karbon pendek (C<12) (Khasbullah et al., 2013). Selain itu,

berdasarkan penelitian Septiana dan Asnani (2012), air dapat melarutkan senyawa

flavonoid, saponin, dan terpenoid.

2.3. Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan

bakteri. Antibakteri dapat diklasifikan sebagai bakteriostatik, bakteriosidal dan

bakteriolitik berdasarkan daya hambatnya terhadap suatu mikroorganisme.

Senyawa yang dapat membunuh mikroorganisme memiliki akhiran –sidal

contohnya seperti bakteriosidal, fungisidal, dan virisidal karena senyawa tersebut

dapat membunuh bakteri, fungi dan virus. Senyawa yang tidak membunuh namun

hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme memiliki akhiran –statik

contohnya seperti bakteriostatik, fungistatik dan viristatik. Senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara melisis sel memiliki

akhiran -litik. Beberapa senyawa bakterisidal dan juga bakteriolitik dapat

menyebabkan lisis sel. Senyawa bakteriostatik dapat berikatan erat dengan target

selulernya dan membunuh sel. Senyawa bakteriolitik dapat menghambat sintesis

dinding sel (Madigan et al., 2012).

Berdasarkan beberapa penelitian, mikroalga memiliki aktivitas antibakteri,

seperti pada penelitian Setyaningsih et al. (2012), yang menyebutkan bahwa

ekstrak mikroalga Chaetoceros gracilis memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Page 21: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

9

Bacillus cereus dan V. harveyi. Penelitian Wenno et al. (2010) yang mengekstrak

Chlorella sp. dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli, S. aureus,

Pseudomonas aeruginosa, Aeromonas hydrophyla, dan V. harveyi. Kemudian

Bariyyah et al. (2013) juga mengidentifikasi golongan senyawa dalam ekstrak

Chlorella sp. yang mengandung senyawa steroid, tanin, dan asam askorbat

sebagai antibakteri. Shannon et al. (2016) juga mereview beberapa aktivitas

senyawa dari alga dan mikroalga yang berpotensi sebagai antibakteri yaitu

phlorotannins, asam lemak, polisakarida, protein dan peptida, terpen,

chrysophaentins, dan lactones.

Phytol termasuk dalam golongan senyawa diterpen yang memiliki rantai

karbon asiklik dan bersifat tidak jenuh. Senyawa ini merupakan komponen

penting yang terdapat pada klorofil (Lee, Woo, & Lee, 2016) dan berfungsi dalam

biosintesis klorofil (Vetter, Schroder, & Lehnert, 2012). Phytol merupakan

minyak esensial yang dapat digunakan sebagai pengharum pada sabun, sampo dan

beberapa produk pembersih rumah tangga lainnya. Selain itu, senyawa phytol dan

beberapa turunannya dapat diaplikasikan dalam bidang farmasi seperti,

antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, sitotoksik, dan dapat menginduksi autofag

serta apoptosis sel. Berdasarkan penelitian Ghaneian, Ehrampoush, Jebali,

Hekmatimoghaddam, & Mahmoudi (2015), phytol memiliki stabilitas yang tinggi,

tidak toksik dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E.

coli. Berdasarkan penelitian Lee et al. (2016), phytol merupakan senyawa

antibakteri yang dapat menginduksi kematian sel dengan mengakumulasi Reactive

Oksigen Species (ROS) yang diuji terhadap bakteri P. aeruginosa. Berdasarkan

penelitian (Ghaneian et al., 2015), Phytol juga dapat menghambat pertumbuhan

bakteri S. aureus dan E. coli.

Senyawa asam lemak adalah asam karboksilat dengan panjang rantai karbon

2-24 dengan gugus utamanya adalah gugus karboksil (-COOH). Jumlah atom

karbon pada asam lemak biasanya genap. Gugus karboksil pada asam lemak

bersifat polar, sedangkan ujung rantai karbon terakhirnya yang disebut gugus

metal bersifat non-polar. Asam lemak bersifat polar, sehingga dapat larut dalam

pelarut polar. Tetapi kelarutan asam lemak pada pelarut polar dipengaruhi oleh

jumlah atom karbon yang dimiliki. Semakin tinggi jumlah atom karbon pada asam

Page 22: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

10

lemak, maka tingkat kelarutannya semakin rendah. Asam lemak banyak terdapat

pada membran sel dan jaringan adiposa. Asam lemak pada tumbuhan ditemukan

pada penyimpanan cadangan energi (biji, kecambah, vakuola) dan membran sel.

Mikroalga adalah salah satu mikroorganisme fotosintetik yang dapat

menghasilkan asam lemak. Bebarapa jenis asam lemak pada mikroalga yaitu,

asam palmitat, linoleat dan hesadekanoat . Jenis dan kadar asam lemak pada

mikroalga berbeda-beda setiap spesies. Berdasarkan penelitian Moraes, Oliveira,

Costa, Junior, de Sousa, & Freitas (2014), total kandungan lipid Monoraphidium

sp. yang dihasilkan dari berat biomassa 100,36 mg.L-1

.d-1

sebanyak 21,5 %.

Kandungan asam lemak linoleat (C18:1) dari Monoraphidium negeletum pada

penelitian Bogen, lassen, Wichmann, Russa, Doebbe, & Grundmann (2013)

mencapai 57 %. Menurut Novery et al. (2016), mikroalga Spirulina sp. memiliki

kandungan lipid sebanyak 12 %. Penelitian yang dilakukan Darsi et al. (2012)

diketahui biomassa kering mikroalga D. Salina mengandung lipid sebanyak 0,003

%, sedangkan mikroalga Nannochloropsis sp. memiliki kadar lipid sebanyak

0,30%.

Senyawa asam lemak diketahui memiliki fungsi sebagai pemberi bentuk

pada membran sel, berperan pada proses pengelihatan, dan membantu fungsi

sistem saraf pusat. Selain itu, asam lemak dapat diaplikasikan pada bidang farmasi

yaitu, sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian Cartron, England, Chiriac,

Josten, Turner, & Rauter (2014) diketahui senyawa Cis-6-hexadecanoid acid

(C6H) dari asam lemak yang dihasilkan oleh kelenjar keringat pada kulit manusia

berfungsi sebagai antibakteri terhadap bakteri S. aureus.

Beberapa cara kerja asam lemak dalam menghambat pertumbuhan bakteri

seperti pada Gambar 2. yaitu, mengganggu proses transpor rantai elektron dengan

mengikat pembawa elektron (protein carier), mengganggu fosforilasi oksidatif

dengan menurunkan potensial membran dan gradien proton, menghambat kerja

enzim seperti glukosiltransferase dan enzim pada pembentukan membran sel,

menghasilkan peroksidasi atau auto-oksidasi dari asam lemak dalam membunuh

sel. Asam lemak juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi secara langsung pada

protein carier atau secara tidak langsung dengan mengganggu pembentukan ATP

(Desbois & Smith, 2010).

Page 23: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

11

Gambar 2. 1 Skema Mekanisme Aksi Antibakteri dari Asam Lemak Terhadap Sel Target

(Desbois & Smith, 2010)

Secara umum mekanisme senyawa antibakteri dalam menghambat

pertumbuhan bakteri di antaranya yaitu, dengan merusak dinding sel, merubah

permeabilitas membran sel, menghambat sintesis protein dan asam nukleat,

menghambat enzim-enzim metabolik, menginduksi reactive oksigen species

(ROS) yang dapat memicu pembunuhan mikroba dan kerusakan sel melalui tiga

alur yaitu: (a) kerusakan pada membran sel; (b) inaktivasi enzim esensial dan

protein; dan (c) kerusakan DNA (Marwati, 2012).

2.4. Bakteri Uji

Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki membran inti,

berukuran mikroskopis, memiliki alat gerak berupa pili maupun flagel, ada yang

bersifat aerob, anaerob dan anaerob fakultatif. Berdasarkan penyusun dinding sel,

bakteri dibagi menjadi dua golongan yaitu bakteri Gram negatif dan bakteri Gram

positif. Bakteri Gram negatif memiliki lapisan dinding sel yang tipis (> 10nm)

yang terdiri dari tiga lapis membran yaitu membran luar, membran plasma dan

Page 24: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

12

membran dalam. Bakteri Gram positif memiliki lapisan dinding sel yang tebal

(20-80nm), lapisan tersebut merupakan peptidoglikan yang menyelubungi

membran sel (Mai-prochnow, Clauson, Hong, & Murphy, 2016). Beberapa contoh

bakteri yang termasuk dalam bakteri Gram negatif adalah E. coli, Salmonella

thyposa, Pseudomonas aeruginosa, Shigella dysenteriae, dan Haemophilus

influenzae. Contoh bakteri yang termasuk dalam Gram positif adalah S. aureus,

Streptococcus mutans, Bacillus anthracis, Clostridium tetani, dan Bacillus

cereus.

Pengujian senyawa antibakteri menggunakan beberapa jenis perwakilan

bakteri Gram negatif dan Gram positif sebagai perbandingan. Contoh bakteri yang

sering digunakan dalam penelitian yaitu, bakteri E. coli dan S. aureus. Pemilihan

bakteri uji berdasarkan kemudahan dalam mendapatkan bakteri tersebut,

kemudahan untuk diperbanyak, sebagai bakteri patogen namun tetap aman

digunakan bagi peneliti, bakteri tersebut mengalami resistensi terhadap senyawa

antibakteri. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan bakteri E.

coli dan S. aureus.

Escherichia coli adalah bakteri yang termasuk dalam Gram negatif, biasanya

spesies E. coli berbentuk basil, dapat memfermentasi laktosa, mampu

memproduksi indol, bersifat anaerob fakultatif, ukuran sel 0,5-1,0 x 1,0-3,0µm,

tidak membentuk spora, memiliki flagel tipe peritrichous (flagel merata diseluruh

tubuh). Bakteri E. coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, meningitis

neonatal, dan penyakit pada saluran usus. Klasifikasi bakteri E. coli adalah

superkingdom: Bacteria, kingdom: Eubacteria, filum: Proteobacteria, divisi:

Proteobacteria, kelas: Gammaproteobacteria, ordo: Enterobacterales, famili:

Enterobacteriaceae, genus: Escherichia, spesies: Escherichia coli (National

Center for Biotechnology Information (NCBI), (2018a). Permukaan bakteri g

negatif terdiri dari 3 lapis yaitu, membran luar terdiri dari lipopolisakarida (LPS)

dan glikolipid. Komponen penyusun LPS tersebut terdiri dari lipid hidrofobik A

yang rantai asilnya dimasukkan ke dalam membran, inti oligosakarida dan

antigen-O terdiri dari subunit berulang yang berfungsi sebagai pertahanan sel dari

tekanan ekstraseluler. Lapisan kedua terdiri dari peptidoglikan dan ruang

Page 25: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

13

periplasma, kemudian membran dalam terdiri dari membran fosfolipid bilayer

(Band & Weiss, 2015).

Staphylococcus aureus adalah bakteri yang hidup di kulit dan membran

mukosa. Bakteri S.aureus dapat ditemukan di dalam hidung manusia sekitar 10-

40% dan hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari

tubuh manusia dan hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan. S. aureus

berbentuk kokus, termasuk Gram positif, tidak bergerak, dan termasuk bakteri

fakultatif. S. aureus dapat menyebabkan infeksi pada kulit, bisul, endokarditis,

mastitis, dan meningitis. Klasifikasi bakteri S. aureus adalah superkingdom:

Bacteria, kingdom: Eubacteria, filum: Proteobacteria, divisi: Firmicutes, kelas:

Bacilli, ordo: Bacillales, famili: Staphylococcaceae, genus: Staphylococcus,

spesies: Staphylococcus aureus (NCBI, 2018b). S. aureus termasuk bakteri Gram

potitif, memiliki dinding sel terdiri atas 90% lapisan peptidoglikan yang tebal

tetapi berpori dengan asam lipoteikoat dan asam teikoat yang bermuatan negatif.

Bahan penyusun peptidoglikan berupa N-asetil glukosamin, asam N-asetil

muramat, peptida yang disusun empat asam amino yaitu L-alanin, D-alanin, asam

D-glutamat dan lisin, serta komponen kimia lain seperti asam teikoat, protein,

polisakarida, lipoprotein dan lipopolisakarida yang terikat kuat pada peptidoglikan

(Band & Weiss, 2015).

2.5. Metode Uji Antibakteri

Metode uji antibakteri yang umum digunakan adalah difusi agar, dilusi agar

dan dilusi cair. Metode difusi cakram digunakan untuk menentukan aktivitas agen

antibakteri atau sering juga dinamakan uji daya hambat. Metode difusi cakram

dilakukan dengan bahan uji yang telah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan

diteteskan pada paper disk. Kemudian ditanam dalam medium padat yang telah

berisi mikroorganisme uji. Setelah diinkubasi, diamati adanya zona bening di

sekitar paper disk (Balouiri, Sadiki, & Ibnsouda, 2016). Kemampuan bahan uji

dalam menghambat bakteri ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar

paper disk. Kriteria kekuatan antibakteri menurut Nazri, Ahmat, Adnan, Syed

Mohamad, & Syaripah Ruzaina (2011) adalah diameter zona hambat 15-20 mm

(daya hambat kuat), diameter zona hambat 10-14 mm (daya hambat sedang), dan

diameter zona hambat 0-9 mm (daya hambat lemah). Keunggulan menggunakan

Page 26: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

14

metode difusi cakram adalah biaya rendah, caranya sederhana. Kekurangan dalam

metode difusi agar adalah tidak dapat membedakan sifat antibakteri yang menjadi

bakteristatik atau bakterisidal (Balouiri et al., 2016).

Metode dilusi merupakan metode pengujian aktivitas antibakteri dengan

menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh

Minimal (KBM). Metode ini terbagi menjadi dua yaitu metode dilusi agar yang

menggunakan media agar cair dan metode dilusi broth menggunakan kaldu.

Metode dilusi dapat menentukan nilai hambat minimum (MIC) dari agen

antimikroba terhadap bakteri dan jamur secara kuantitatif. Metode dilusi

menggunakan berbagai macam konsentrasi pengenceran dari zat kedalam media

agar cair atau kaldu. Teknik ini cocok untuk pengujian kerentanan antibakteri dan

antijamur. Metode ini juga digunakan untuk menguji bakteri maupun jamur yang

bersifat anaerob (Balouiri et al., 2016).

2.6. Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)

Gas Cromatography Mass Spectroscopy (GC-MS) merupakan teknik

analisis dari dua metode yaitu Gas Cromatography yang merupakan suatu teknik

pemisahan zat kimia berdasarkan perbedaan migrasi dari masing-masing

komponen suatu bahan yang terpisah pada fase diam dibawah pengaruh fase

gerak. Sedangkan Mass Spectroscopy yaitu metode analisis yang mengubah

sampel menjadi ion-ion gasnya dan massa dari ion tersebut di ukur berdasarkan

hasil deteksi berupa spektrum massa. Pemisahan komponen dalam GC-MS terjadi

di dalam kolom (kapiler) GC dengan melibatkan dua fase. Fase diam adalah zat

yang ada di dalam kolom, sedangkan fase gerak adalah gas pembawa (Helium

maupun hidrogen dengan kemurnian yang tinggi). Suatu senyawa akan terelusi

berdasarkan peningkatan titik didihnya. Suhu yang digunakan berkisar 50-350ᵒC.

Setelah itu komponen-komponen yang telah terpisah akan masuk ke dalam MS

yang berfungsi sebagai detektor. Jumlah senyawa yang terdapat dalam sampel

ditunjukkan oleh puncak (peak) pada kromatog, sedangkan nama atau jenis

senyawa yang ada diinterpretasikan berdasarkan data spektrum dari tiap puncak

dengan menggunakan metode pendekatan pustaka pada database GC-MS

(Pringgenies, 2018).

Page 27: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

15

Beberapa senyawa antibakteri yang dianalisis menggunakan GC-MS yaitu,

seperti pada penelitian Faiqoh, Yuliana, Suhendriani dan Aini (2013) yang

menganalisis senyawa antibakteri pada karang lunak Geodia sp. Hasilnya

didapatkan 16 senyawa metabolit sekunder yang terdeteksi. Dua senyawa

antibakteri tertinggi yaitu androst-4-en-3-one dan 1,5-di-tert-butyl-1,3-

cyclohexadine. Senyawa antibakteri dari mikroalga Tetraselmis suecica yang

berhasil dianalisis yaitu 1-ethyl butyl 3-hexyl hydroperoxide, kemudian beberapa

senyawa asam lemak yang terdeteksi yaitu methyl heptanate, methyl carprate,

methyl stearate, decoic acid, palmitic acid, nonoic acid dan caprylic acid (Bai &

Krishnakumar, 2013).

Page 28: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Februari 2019 di

Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Pangan, Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, ose bulat,

mortar dan alu, tabung erlenmeyer, tabung mikro, tabung kaca, bunsen, gunting,

spatula, botol kaca, tabung falcon, pinset, cawan petri, mikropipet, tip biru, tip

kuning, jangka sorong, timbangan analitik (Sartorius), selang, aerator, gelas ukur,

vortex (Thermolyne), sentrifus (Hettich), refrigerator centrifuge (Peqlab), oven

(Memmert), shaker, inkubator (Memmert), laminar air flow, dan Gas

Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) (Shimadzu QP 2010). Bahan-

bahan yang digunakan dalam penelitian adalah medium Nutrient Broth (NB),

Nutrient Agar (NA), BG-11 (akuades; trace element; NaNO3; CaCl2.2H2O;

Na2EDTA; Na2CO3; K2HPO4; MgSO4.7H2; ferric amonim citrate; dan asam

sitrat), kapas, alkohol 70%, metanol, akuades, spirtus, cotton swab, reagen uji

fitokimia, kertas cakram, isolat mikroalga asal Situ Pamulang: Choricystis sp.

(accession number: MH795199) dan Monoraphidium sp. P5-4 (accession number:

MH795200) (jgn lupa Sitasi), bakteri uji yang digunakan adalah bakteri

Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus koleksi Laboratorium

Mikrobiologi PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang menguji pengaruh

jenis pelarut dengan tiga variasi konsentrasi ekstrak mikroalga terhadap rata-rata

diameter daya hambat. Setiap perlakuan diuji terhadap dua bakteri uji, yaitu

bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis pelarut yang

Page 29: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

17

diuji adalah metanol dan air. Jenis mikroalga yang digunakan adalah isolat P5-4

dan P2-15. Variasi konsentrasi ekstrak mikroalga dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perlakuan ekstrak isolat mikroalga terhadap bakteri uji

Isolat Mikroalga Pelarut Konsentrasi Ekstrak Mikroalga

(µg)

P5-4

Metanol

1.000

5.000

10.000

Air

1.000

5.000

10.000

P2-15

Metanol

1.000

5.000

10.000

Air

1.000

5.000

10.000

3.4. Cara Kerja

Medium NA dibuat dengan menimbang medium NB sebanyak 12 g dan

ditambah agar sebanyak 7,5 g, lalu dilarutkan dalam akuades 500 mL, dan

dihomogenkan. Medium NB dibuat dengan menimbang NB sebanyak 6 g,

kemudian dilarutkan dalam akuades 250 mL, dan dihomogenkan.

Medium BG-11 terdiri atas beberapa larutan stok mineral dan larutan stok

trace element. Komposisi larutan stok mineral dan trace element terlampir pada

Lampiran 1. Medium BG-11 dibuat dengan menambahkan masing-masing larutan

stok mineral sebanyak 10 mL/L dan larutan stok trace element sebanyak 1 mL/L

ke dalam akuades, setelah itu medium ditera hingga volumenya 1.000 mL. Semua

alat dan medium distrerilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 ºC, 1 atm

selama 15 menit.

Stok cair isolat mikroalga diambil sebanyak 1 mL kemudian dikultivasi

dalam 5 mL medium BG-11 dalam tabung reaksi. Kultur mikroalga diinkubasi

selama 14 hari menggunakan pencahayaan sinar matahari pada suhu ruang dan

Page 30: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

18

dikocok minimal setiap hari satu kali. Setelah itu, kultur dikultivasi ke dalam

medium BG-11 dengan volume 95 mL. Sebelumnya selang di rangkai sesuai

kebutuhan, kemudian di steril dengan UV selama 30 menit. Kemudian botol

diberi aerasi dengan selang steril dan aerator, lalu diinkubasi selama 14 hari.

Kemudian diambil sebanyak 25 mL kultur lalu dikultivasi pada medium BG-11

475 mL. Botol diberi aerasi dengan selang steril dan aerator. Kultur diinkubasi

pada suhu ruang dengan pencahayaan sinar matahari. Kultur diinkubasi hingga

fase stasioner akhir yaitu pada hari ke-16 berdasarkan kurva tumbuh dari

penelitian terdahulu (Pikoli et al., 2017). Biomassa kultur dipanen dengan cara

sentrifugasi pada kecepatan 4.000 rpm selama 15 menit. Setelah itu, endapan

dibilas dengan akuades sebanyak 1 kali. Kemudian biomassa dikeringkan

menggunakan oven pada suhu 40-50 ºC hingga kering.

Setelah biomassa mikroalga kering, masing-masing sampel digerus

menggunakan mortar hingga menjadi serbuk halus. Kemudian diekstrak secara

maserasi dengan masing-masing pelarut yaitu metanol dan air. Perbandingan

biomassa dengan pelarut yaitu 1 : 5 (b/v) (Maligan et al., 2015). Larutan

ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu dikocok menggunakan shaker 120 rpm

selama 24 jam (Wenno et al., 2010). Kemudian ekstrak dicentrifuge, lalu

supernatan dipindahkan ke tabung steril dan dikeringkan menggunakan oven pada

suhu 45 ᵒC. Kemudian dibuat ekstrak dengan variasi konsentrasi 1.000 µg/200 µL,

5.000 µg/200 µL, dan 10.000 µg/200 µL ke dalam microtube dengan masing-

masing pelarut. Setelah itu ekstrak di sentrifus pada kecepatan 10.000 rcf selama

10 menit. Kemudian supernatan dipisahkan pada masing-masing tube sesuai

konsentrasi, jika ekstrak terlalu pekat maka diencerkan dengan menambahkan 100

µL pelarut. Kemudian ekstrak dan kontrol (air dan metanol) diteteskan secara

bertahap pada kertas cakram steril secara aseptis dan dikeringkan menggunakan

oven pada suhu 45 ᵒC.

Kultur bakteri uji, yaitu E. coli dan S. aureus diremajakan pada medium NA

miring lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ᵒC. Masing-masing kultur

bakteri diambil sebanyak 1 ose, lalu diinokulasi dalam 5 mL medium NB steril.

Inokulum diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam menggunakan shaker dengan

kecepatan 120 rpm. Kemudian diambil 10% inokulum lalu diinokulasi dalam 10

Page 31: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

19

mL medium NB steril. Kultur bakteri diinkubasi pada suhu ruang hingga masing-

masing fase midlog bakteri uji menggunakan shaker dengan kecepatan 120 rpm.

Umur bakteri yang digunakan pada fase midlog E. coli adalah pada jam ke-5,

sedangkan bakteri S. aureus fase midlognya pada jam ke-4, berdasarkan kurva

tumbuh Khotimah (2010).

Suspensi bakteri diinokulasi pada permukaan agar dengan cotton swab

steril, lalu ditunggu selama ± 5-10 menit. Kemudian kertas cakram yang telah

berisi ekstrak sesuai konsentrasi dan kontrol diletakkan secara aseptis pada

permukaan agar yang telah diinokulasi bakteri uji. Selanjutnya kultur diinkubasi

pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Diameter zona hambat yang terbentuk diukur

menggunakan jangka sorong. Kemudian ekstrak dengan zona hambat terbaik dari

variasi konsentrasi akan diuji lebih lanjut dengan pemeriksaan kandungan

senyawa menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS).

Ekstrak mikroalga yang membentuk zona hambat tertinggi diperiksa

kandungan senyawanya menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry

(GC-MS). Kondisi alat yang digunakan yaitu, injection volume:1µl, column oven

temperatur: 40ᵒC, injection temperatur: 250ᵒC, injection mode: split, flow control

mode: linear velocity, pressure: 49,7 kPa, total flow: 104,2 mL/min, column flow:

1 mL/min, linear velocity: 36,1 cm/sec, purge flow: 3,0 mL/min, split ratio: 100,0.

Analisis senyawa ekstrak mikroalga dilakukan di Laboratorium Pangan, Pusat

Laboratorium PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.5. Analisis Data

Data hasil uji yang diperoleh, yaitu diameter zona hambat dan pemeriksaan

kandungan senyawa dianalisis secara deskriptif.

Page 32: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Uji Antibakteri

Berdasarkan hasil uji antibakteri yang dilakukan pada kedua ekstrak

mikroalga didapatkan hasil bahwa ekstrak metanol isolat mikroalga P2-15 dan P5-

4 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus. Ekstrak metanol isolat

mikroalga P2-15 memiliki daya hambat pada konsentrasi 1.000 µg sampai 5.000

µg, tetapi pada konsentrasi 10.000 µg tidak terdapat daya hambat terhadap bakteri

S. aureus.

Tabel 2. 1 Diameter Zona Hambat

Isolat

Mikroalga Pelarut

Konsentrasi

Ekstrak (µg)

Zona Hambat (mm)

S. aureus E. coli

P2-15

Metanol

1.000 8,23 ± 0,68 0

5.000 13,82 ± 2,96 0

10.000 0 0

Air

1.000 0 0

5.000 0 0

10.000 0 0

P5-4

Metanol

1.000 14,56 ± 0,11 0

5.000 13,36 ± 0,35 0

10.000 10,66 ± 0,57 0

Air

1.000 0 0

5.000 0 0

10.000 0 0

Kloramfenikol 30 27

Air 0 0

Metanol 0 0

Ekstrak metanol isolat mikroalga P5-4 pada semua konsentrasi memiliki

daya hambat terhadap bakteri S. aureus. Kedua ekstrak metanol tidak dapat

membentuk zona hambat terhadap bakteri E. coli. Kedua ekstrak air isolat

mikroalga P2-15 dan P5-4 pada konsentrasi 1.000 µg, 5.000 µg, dan 10.000 µg

tidak dapat membentuk zona hambat terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.

Page 33: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

21

Oleh sebab itu, pada penelitian ini pelarut metanol lebih baik dalam

melarutkan senyawa antibakteri pada ekstrak mikroalga P2-15 dan P5-4

dibandingkan dengan air. Efektivitas ekstraksi suatu senyawa pada metode

maserasi bergantung pada jenis pelarut yang digunakan. Menurut Bariyyah et al.

(2013), metanol lebih efisien dalam menembus dinding sel sehingga dihasilkan

ekstrak dengan metabolit yang beragam. Beberapa faktor yang mempengaruhi

kelarutan suatu senyawa adalah suhu, ukuran zat, volume pelarut dan kecepatan

pengadukan. Senyawa asam lemak yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut

polar seperti air, namun tingkat kelarutan asam lemak juga dipengaruhi oleh

jumlah panjang rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbon pada suatu asam

lemak, maka tingkat kelarutan pada air semakin kecil. Sebagai contoh

perbandingan kelarutan asam lemak C6:0 pada pelarut air yaitu, 970 mg/100 mL,

sedangkan asam lemak C18:0 memiliki kelarutan dalam air yaitu, 0,04 mg/100

mL (Mamuaja, 2017).

Pola zona hambat yang dihasilkan dari ekstrak metanol isolat mikroalga P2-

15 adalah semakin tinggi konsentrasi ekstrak, diameter zona hambat yang

dihasilkan semakin besar (Tabel 2 dan Lampiran 2). Rata-rata diameter zona

hambat ekstrak metanol pada konsentrasi 1.000 µg, yaitu 8,23±0,68 mm termasuk

kategori kekuatan antibakteri yang lemah, yaitu kisaran diameter zona hambat 0-9

mm. Rata-rata diameter zona hambat pada konsentrasi 5.000 µg, yaitu 13,82±2,96

mm termasuk dalam kategori sedang, yaitu kisaran diameter zona hambat 10-15

mm (Nazri et al., 2011). Sementara itu, konsentrasi 10.000 µg tidak membentuk

zona hambat terhadap bakteri S. aureus. Zona hambat yang dihasilkan oleh isolat

P2-15 lebih kecil jika dibandingkan dengan isolat P5-4. Hal tersebut diduga

disebabkan oleh ukuran sel mikroalga P2-15 yang sangat kecil sehingga sulit

untuk dipecah secara menyeluruh. Ukuran sel mikroalga isolat P2-15 adalah 0,79-

1,44 µm, lebih kecil daripada ukuran sel isolat P5-4 (2,85-3,27 µm) (Lampiran 3).

Pemecahan sel mikroalga pada isolat P2-15 dengan cara penggerusan dalam

penelitian ini belum bisa menghancurkan sel secara menyeluruh. Hal tersebut juga

dilihat secara mikroskopis dan dari kepekatan warna ekstrak. Secara mikroskopis

masih terdapat sel mikroalga yang utuh dan dari kepekatan warna ekstrak, isolat

P2-15 memiliki warna hijau yang lebih terang dibandingkan dengan ekstrak isolat

Page 34: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

22

P5-4 (Lampiran 4). Sel mikroalga yang belum pecah juga dapat menjadi

pennghalang bagi senyawa antibakteri untuk berdifusi ke dalam media agar.

Sehingga Koefisien gesek pada penggerusan sangat dipengaruhi oleh ukuran

partikel. Ukuran partikel yang kecil dan halus akan menimbulkan gaya gesek yang

kecil, sedangkan pada ukuran partikel yang lebih kasar akan menimbulkan gaya

gesek yang semakin besar. Oleh karena itu, dapat disarankan untuk

mengoptimalkan pemecahan sel mikroalga dengan cara lain, misalnya

menggunakan cara pemanasan (Agustini dan Setyaningrum, 2018), nitrogen cair

atau dengan sonikasi (Lee et al., 2016).

Isolat P5-4 yang diekstraksi dengan pelarut metanol memiliki zona hambat

pada semua konsentrasi (Tabel 2 dan Lampiran 3). Diameter zona hambatnya

yaitu, pada konsentrasi 1.000 µg sebesar 14,56 ± 0,11 mm, konsentrasi 5.000 µg

sebesar 13,36 ± 0,35 mm, dan konsentrasi 10.000 µg sebesar 10,66 ± 0,57 mm.

Ketiga konsentrasi tersebut termasuk dalam kategori kekuatan antibakteri sedang,

yaitu pada kisaran diameter zona hambat 10-15 mm (Nazri et al., 2011). Pola zona

hambat yang dihasilkan dari ekstrak metanol isolat mikroalga P5-4 adalah

semakin tinggi konsentrasi, diameter zona hambat yang dihasilkan semakin kecil.

Hal ini tidak seperti yang diperkirakan, yang seharusnya semakin tinggi

konsentrasi, maka semakin besar zona hambat yang dihasilkan. Semakin

rendahnya zona hambat yang terjadi diduga disebabkan oleh tingginya kandungan

bahan organik yang menyertai ekstrak metanol mikroalga. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian Novery et al. (2016), kandungan biomassa kering yang terdapat

dalam mikroalga secara umum memiliki beberapa kandungan bahan organik,

misalnya pada Spirulina sp. mengandung protein yang tinggi yaitu sebesar 68%,

karbohidrat 11%, lipid 12% dan senyawa organik lain 9%. Menurut Darsi et al.

(2012), biomassa kering mikroalga D. Salina mengandung kadar protein sebesar

17%, lemak 0,003%, karbohidrat 15,07%, dan karoten 0,19 ppm. Mikroalga

Nannochloropsis sp. memiliki kadar protein 16,17%, lemak 0,30%, karbohidrat

19,08% dan karoten 0,27 ppm. Setiap spesies mikroalga memiliki jumlah

komposisi bahan organik yang berbeda-beda.

Kandungan bahan organik yang tinggi pada ekstrak mikroalga dapat

menghambat senyawa antibakteri untuk berdifusi ke dalam medium NA. Hal

Page 35: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

23

tersebut dikarenakan senyawa antibakteri pada ekstrak kasar masih berikatan

dengan bahan organik. Oleh sebab itu, semakin tinggi konsentrasi ekstrak

mikroalga yang diujikan, zona hambat yang dihasilkan semakin kecil. Beberapa

penelitian lain juga menunjukkan adanya penghambatan senyawa antibakteri

untuk berdifusi pada media agar yang disebabkan oleh bahan organik. Pada

penelitian Agustini et al. (2018), yang mengekstrak mikroalga C. vulgaris,

hasilnya pada ekstrak kasar mikroalga tidak memiliki daya hambat terhadap

bakteri S. aureus dan E. coli. Kemudian setelah dilakukan pemurnian senyawa

pada ekstrak mikroalga, baru didapatkan daya hambat terhadap bakteri S. aureus

dan E. coli. Kusmiyati & Agustini (2007), yang mengekstrak senyawa antibakteri

dari mikroalga Porphyridium cruentum dengan pelarut diklorometan secara

bertingkat, dihasilkan ekstrak A, B dan C. Ekstrak A masih berupa ekstrak kasar

yang masih terdapat komponen senyawa biomassa, sehingga tidak dapat

menghambat pertumbuhan bakteri g negatif (E. coli) dan g positif (B. Subtilis dan

S. aureus). Ekstrak B hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri g positif

sedangkan ekstrak C dapat menghambat seluruh pertumbuhan bakteri uji.

Berdasarkan penelitian Wayan, Agustini, & Handayani (2017), yang mengekstrak

senyawa asam lemak dari Ligbya sp., dihasilkan ekstrak A, B dan C, namun hanya

ekstrak C yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E.coli.

Setelah menganalisis senyawa lebih lanjut pada ekstrak C, diketahui hanya

senyawa fraksi 16 yang memiiki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E.

coli. Menurut (Wayan et al., 2017) semakin banyak tahap ekstraksi dalam

pemurnian senyawa, maka zona hambat yang dihasilkan pada masing-masing

ekstrak semakin besar. Berdasarkan mekanisme pemisahan bahan organik dari

ekstrak mikroalga pada penelitian ini dengan menggunakan cara sentrifugasi

dianggap belum optimal dalam memisahkan bahan organik dari ekstrak

mikroalga. Hasil tersebut tampak pada pekatnya warna ekstrak mikroalga P2-15

dan P5-4 pada konsentrasi 10.000 µg setelah dilakukan sentifugasi dengan

kecepatan 4.000 rpm selama 10 menit dan diberi pengenceran 100 µL metanol

(Lampiran 5 dan Tabel 3).

Kontrol positif yang digunakan dalam uji antibakteri yaitu kloramfenikol

yang memiliki spektrum luas sehingga dapat menghambat bakteri Gram positif

Page 36: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

24

dan Gram negatif. Kekuatan antibakteri kloramfenikol tergolong dalam aktivitas

antibakteri tinggi yaitu, pada bakteri S. aureus zona hambatnya sebesar 30 mm,

sedangkan pada bakteri E. coli zona hambatnya sebesar 27 mm. Ekstrak kasar

mikroalga P2-15 dan P5-4 pada penelitian ini yang dimaserasi menggunakan

pelarut metanol belum bisa menandingi kekuatan aktivitas antibakteri

kloramfenikol. Karena kloramfenikol merupakan senyawa antibakteri yang sudah

lama digunakan sebagai obat dalam dunia medis. Melihat khasiat dari

kloramfenikol yang sangan baik, hal tersebut dikarenakan proses pembuatan obat

tersebut telah melalui proses atau tahap pemurnian senyawanya, sehingga

aktivitas antibakteri yang dihasilkan tergolong tinggi. Kloramfenikol bekerja

dengan menghambat sintesis protein, berikatan pada ribosom subunit 50s dan

menghambat kerja enzim peptidil transferase pada proses sintesis protein.

Meskipun demikian, ekstrak metanol P2-15 dan P5-4 tetap memiliki potensi

sebagai alternatif antibakteri yang alami. Kontrol negatif pada uji antibakteri

menggunakan pelarut metanol dan pelarut air saja pada cakram. Hasilnya tidak

terbentuk zona hambat pada kontrol negatif kedua pelarut, sehingga dapat

dipastikan bahwa tidak adanya pengaruh dari pelarut terhadap aktivitas antibakteri

dari ekstrak mikroalga.

4.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Senyawa Ekstrak Mikroalga

Ekstrak mikroalga yang digunakan pada pemeriksaan kandungan senyawa

adalah ekstrak metanol P5-4, yang menghasilkan zona hambat lebih besar

dibandingkan dengan P2-15 dari konsentrasi 1.000 µg. Ekstrak metanol isolat P5-

4 mengandung 5 macam senyawa yang ditunjukkan dengan adanya 5 puncak

kromatog pada 5 waktu retensi yang berbeda (Lampiran 6 dan Tabel 3).

Berdasarkan luas area kromatog pada ekstrak metanol isolat P5-4, terdapat tiga

senyawa dominan, yaitu phytol, 9,12-octadecadienoyl chloride (linoleoyl

chloride) dan n-hexadecanoic acid. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Maligan et al. (2015), yang mendapatkan senyawa 9-

hexadecanoic acid dan 9,12-octadecadienoic acid dari ekstrak mikroalga

Tetraselmis chuii pada pelarut metanol. Berdasarkan penelitian Lin et al (2019),

terdapat senyawa hexadecanoid acid sebanyak 22,1% yang diekstrak dari

mikroalga Monoraphidium sp. Pada penelitian Agustini (2018), senyawa

Page 37: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

25

hexadecanoid acid, 9,12 octadecanoic acid, dan phytol juga terdapat pada ekstrak

mikroalga Chlorella vulgaris.

Senyawa dominan pertama dari ekstrak mikroalga P5-4 adalah phytol, dengan

presentase 33,5%. Phytol adalah senyawa umum yang terdapat dalam klorofil

Lee et al. (2016) dan berfungsi dalam biosintesis klorofil (Vetter et al., 2012). Hal

tersebut sesuai dengan banyaknya kandungan klorofil dalam ekstrak mikroalga

yang ditunjukkan dengan pekatnya warna ekstrak metanol isolat P5-4 setelah

dilakukan sentrifugasi dan telah diberi pengenceran sebanyak 100µL (Lampiran

6). Berdasarkan penelitian Lee et al. (2016), phytol merupakan senyawa

antibakteri yang dapat menginduksi kematian sel dengan mengakumulasi reactive

oksigen species (ROS) yang diuji terhadap bakteri P. aeruginosa. Berdasarkan

penelitian (Ghaneian et al., 2015), Phytol juga dapat menghambat pertumbuhan

bakteri S. aureus dan E. coli.

Tabel 3. Nama Senyawa pada Ekstrak Metanol Isolat P5-4

Puncak Waktu

Retensi Area% Nama Senyawa

Nama

Umum

Golongan

Senyawa

Rumus

Molekul

Senyawa

1 29.608 3.73

(3a.beta.,4.alpha.,7a.alpha.)-

4-ethenyl-1,3,3a,4,5,7a-

hexhydroisobenzofuran

Benzofuran Benzofuran C8H6O

2 30.198 24.38 n-Hexadecanoic acid Palmitic

acid

Asam

lemak C16H32O2

3 32.634 33.50 Phytol Fitol Diterpen C20H40O

4 32.903 11.17

9,12-Octadecadienoic acid,

methyl ester, ($,$)- (CAS)

Methyl linolelaidate

Linolelaidic

acid,

Methyl

ester

Asam

lemak C19H34O2

5 33.003 27.22

9,12-Octadecadienoyl

chloride, (Z,Z)- $$ Linoleoyl

chloride

Linoleoyl

Chloride

Asam

lemak C18H31ClO

Senyawa dominan kedua dalam ekstrak metanol isolat P5-4 adalah 9,12-

Octadecadienoyl chloride, (Z,Z)- $$ Linoleoyl chloride (linoleoyl chloride)

dengan presentase 27,22%. Linoleyl chloride merupakan senyawa yang dapat

menyebabkan iritasi dan korosif, berfungsi sebagai antibakteri, dan sudah ada

yang menjual senyawa ini untuk dijadikan sebagai antibakteri, misalnya pada

perusahaan industri kimia seperti Spectrum Chemical Mfg. Corp di New

Burnswick, Canada (Spectrum Chemical, 2019) dan Santa Cruz Biotechnology di

Page 38: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

26

Dallas, Texas (Santa Cruz, 2019). Berdasarkan penelitian Altuner, Çeter, Gur,

Guney, Kirani, & Akwietieten (2018), senyawa ini dapat menghambat

pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Secara umum cara kerja antibakteri

senyawa asam lemak yaitu, dapat merusak permeabilitas membran sel,

mengganggu kerja enzim pada membran sel, dan menjadi inhibitor yang dapat

menghambat pembentukan ATP (Desbois & Smith, 2010).

Senyawa dominan ketiga adalah n-hexadecanoid acid dengan presentase

24,38% dengan nama umum asam palmitat. Senyawa ini merupakan senyawa

asam lemak jenuh yang diketahui berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Pada

penelitian Mohan et al. (2016), n-hexadecanoid acid dapat menghambat

pertumbuhan bakteri S. aureus (4±0,02 – 9±0,09 mm) dan E. coli (2±0,03 -

8±0,06 mm). Cara kerja senyawa asam lemak ini sama seperti linoleoyl chloride

yang dapat merusak permeabilitas membran sel, mengganggu kerja enzim pada

membran sel, dan menjadi inhibitor yang dapat menghambat pembentukan ATP

(Desbois & Smith, 2010).

Berdasarkan mekanisme fisiologis bakteri E. coli dapat menangkal senyawa

antibateri dengan menghasilkan enzim periplasmik seperti β-lactamase,

mengurangi permeabilitas membrane sel dengan memodifikasi membran luar

membentuk lipopolisakarida (LPS), dan merubah komponen membran luar

dengan mereduksi porin atau merubah fungsi permeabilitas porin (Andersen et al.,

2015). Bakteri E. coli juga dapat mengaktifkan mekanisme Effluks Pump seperti

pompa Resistance Nodulation Division (RND) yang terletak pada membran sel

sehingga dapat mengenali senyawa antibiotik dan beberapa senyawa lain seperti

asam lemak, desinfektan, dan detergen untuk dikeluarkan kembali ke luar sel

(Fernando & Kumar, 2013). Bakteri S. aureus memiliki pertahanan terhadap

antibakteri dengan menghasilkan enzim ekstraseluler dan memodifikasi

permukaan sel dengan mengurangi komponen anionik membran sel seperti

fosfolipid dan asam teikoat (Desbois & Smith, 2010). Oleh sebab itu, terdapat

perbedaan dari bakteri E. coli dan S. aureus dalam mecegah masuknya senyawa

antibakteri. Berdasarkan mekanisme fisiologis tersebut, sistem pertahanan bakteri

E.coli terhadap senyawa antibakteri lebih kompleks dibandingkan dengan bakteri

S. aureus. Oleh sebab itu, bakteri E. coli lebih resisten terhadap senyawa

Page 39: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

27

antibakteri yang terdapat dalam ekstrak mikroalga P2-15 dan P5-4 pada penelitian

ini.

Terdapat pula perbedaan sensitifitas senyawa asam lemak terhadap bakteri

S. aureus dan E. coli. Berdasarkan penelitian Yoon, Jackman, Valle-González, &

Cho (2018), bakteri S. aureus lebih rentan terhadap senyawa asam lemak dengan

panjang rantai karbon C:16 (asam palmitat) dan C:18 (asam linoleat)

dibandingkan degan bakteri E. coli. Hasil dari pemeriksaan senyawa antibakteri

oleh isolat P2-15 dan p5-4 menyerupai hasil penelitian Kumalasari, Fasya, Adi, &

Maunatin (2014), yang menguji aktivitas antibakteri senyawa asam lemak dari

mikroalga C. Vulgaris. Hasilnya terdapat senyawa asam 9,2-oktadekadienoat

(asam linoleat) dan asam heksanoat (asam palmitat) yang memiliki aktivitas

antibakteri terhadap S. aureus namun tidak menunjukkan aktivitas terhadap

bakteri E. coli.

Page 40: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

28

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Ekstrak metanol isolat P2-15 dan P5-4 memiliki daya hambat terhadap bakteri

S. aureus namun, tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri E. coli. Ekstrak

air isolat P2-15 dan P5-4 sama sekali tidak memiliki daya hambat terhadap

bakteri S. aureus dan E. coli.

2. Berdasarkan analisis senyawa menggunakan GC-MS, ekstrak metanol isolat

P5-4 terdapat senyawa phytol, 9,12-octadecadienoyl chloride (linoleoyl

chloride), n-hexadecanoic acid, 9,12-octadecadienoic acid, methyl ester,

(E,E)- (CAS) methyl linolelaidate, (3a.beta.,4.alpha.,7a.alpha.)-4-ethenyl-

1,3,3a,4,5,7a-hexhydroisobenzofuran. Senyawa yang memiliki aktivitas

antibakteri adalah phytol, 9,12-octadecadienoyl chloride (linoleoyl chloride),

dan n-hexadecanoic acid.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ekstrak kasar

mikroalga isolat P2-15 dan P5-4 yang dilarutkan dengan metanol perlu dilakukan

pemurnian agar didapatkan daya hambat yang maksimal. Kemudian, perlu dicoba

variasi jenis pelarut semipolar dan non polar lainnya agar didapatkan senyawa

yang lebih beragam yang mungkin berpotensi pula.

Page 41: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

29

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N. W. S., & Setyaningrum, M. (2018). Screening fitokimia, uji aktivitas

antimikroba dan antioksidan, serta identifikasi senyawa dari ekstrak

biomassa Chlorella vulgaris. Journal of Ago-Based Industry, 35(1), 29–37.

Al-Wathnani, H., & Johnhansen, R. J. (2011). Cyanobacteria in soils from a

mojave desert ecosystem. Naturalist, 5(3), 71–89.

Alam, A. (2011). Pola resistensi Salmonella enterica serotipe Typhi, Departemen

Ilmu Kesehatan Anak RSHS, Tahun 2006 - 2010. Sari Pediatri, 12(5), 296–

301.

Altuner, E. M., Çeter, T., Gur, M., Guney, K., Kirani, B., Akwietieten, H. E., &

Soulman, S. I. (2018). Chemical composition and antimicrobial activities of

cold-pressed oils obtained from nettle, radish and pomegranate seeds.

Kastamonu University Journal of Forestry Faculty, 18(3), 236–247.

https://doi.org/10.17475/kastorman.498413

Azwanida, N. N. (2015). A review on the extraction methods use in medicinal

plants, principle, strength and limitation. Medicinal & Aromatic Plants,

04(03), 3–8. https://doi.org/10.4172/2167-0412.1000196

Bai, V. D. M., & Krishnakumar, S. (2013). Evaluation of antimicrobial

metabolites from marine microalgae Tetraselmis suecica using Gas

Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) analysis. Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences, 5(3), 17-23.

Balouiri, M., Sadiki, M., & Ibnsouda, S. K. (2016). Methods for in vitro

evaluating antimicrobial activity: a review. Journal of Pharmaceutical

Analysis, 6(2), 71–79. https://doi.org/10.1016/j.jpha.2015.11.005

Band, V., & Weiss, D. (2014). Mechanisms of antimicrobial peptide resistance in

G-negative bacteria. Antibiotics, 4(1), 18–41.

https://doi.org/10.3390/antibiotics4010018

Bariyyah, S. K., Fasya, A. G., Abidin, M., & Hanapi, A. (2013). Uji aktivitas

antioksidan terhadap DPPH dan identifikasi golongan senyawa aktif ekstrak

kasar mikroalga Chlorella sp. hasil kultivasi dalam medium ekstrak tauge.

Alchemy, 2(3), 195–204.

Bogen, C., Klassen, V., Wichmann, J., Russa, M. La, Doebbe, A., Grundmann,

M., … Mussgnug, J. H. (2013). Identification of Monoraphidium contortum

as a promising species for liquid biofuel production. Bioresource

Technology, 133, 622–626. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2013.01.164

Cartron, M. L., England, S. R., Chiriac, A. I., Josten, M., Turner, R., Rauter, Y.,

… Foster, S. J. (2014). Bactericidal activity of the human skin fatty acid cis-

6-hexadecanoic acid on Staphylococcus aureus. Antimicrobial Agents and

Chemotherapy, 58(7), 3599–3609. https://doi.org/10.1128/AAC.01043-13

Page 42: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

30

Challouf, R., Dhieb, R., Ben., Omrane, H., Ghozzi, K., & Ouada, H. Ben. (2012).

Antibacterial, antioxidant and cytotoxic activities of extracts from the

thermophilic green alga, Cosmarium sp. African Journal of Biotechnology,

11(82), 14844–14849. https://doi.org/10.5897/AJB12.1118

Darsi, R., Supriadi, A., & Sasanti, A. D. (2012). Karakteristik kimiawi dan potensi

pemanfaatan Dunaliella salina dan Nannochloropsis sp. Jurnal Perikanan,

1(1), 14–25.

Desbois, A. P., & Smith, V. J. (2010). Antibacterial free fatty acids: activities,

mechanisms of action and biotechnological potential. Applied Microbiology

and Biotechnology. https://doi.org/10.1007/s00253-009-2355-3

Faiqoh, E. N., Yuliana, D. E., Suhendriani, S., Aini, H. Q. (2013). Studi daya

antibakteri ekstrak karang lunak (Geodia sp.) segar terhadap bakteri

Escherechia coli dan Vibrio parahaemolyticus serta kandungan senyawa

aktifnya. Jurnal Teknologi pertanian. 14(3), 201-208.

Fernando, D., & Kumar, A. (2013). Resistance-Nodulation-Division multidrug

efflux pumps in G-negative bacteria: role in virulence. Antibiotics, 2(1), 163–

181. https://doi.org/10.3390/antibiotics2010163

Ghaneian, M. T., Ehrampoush, M. H., Jebali, A., Hekmatimoghaddam, S., &

Mahmoudi, M. (2015). Antimicrobial activity, toxicity and stability of phytol

as a novel surface disinfectant. Environmental Health Engineering and

Management Journal, 2(1), 13–16. Retrieved from

https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2610015

Harun, R., Singh, M., Forde, G. M., & Danquah, M. K. (2010). Bioprocess

engineering of microalgae to produce a variety of consumer products.

Renewable and Sustainable Energy Reviews, 14(3), 1037–1047.

https://doi.org/10.1016/j.rser.2009.11.004

Khasbullah, F., Murhadi., & Suharyono, A. S. (2013). Karakteristik produk

etanolisis CPO dan PKO kajian karakteristik fungsional produk etanolisis

campuran CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) pada reaksi

etanolisis tingkat dua. Teknologi Industri Dan Hasil Pertanian, 18(1), 13–27.

Khotimah, F. K. (2010). Karakterisasi senyawa aktif antibakteri minyak atsiri

bunga cengkeh (Syzygium aromaticum).

Kumalasari, D., Fasya, A. G., Adi, T. K., & Maunatin, A. (2014). Uji aktivitas

antibakteri asam lemak hasil hidrolisis minyak mikroalga Chlorella sp.

Alchemy. 3(2), 163–172.

Kusmiyati, K., & Agustini, N. W. S. (2007). Uji aktivitas senyawa antibakteri dari

mikroalga Porphyridium cruentum. Biodiversitas, 8, 48–53.

https://doi.org/10.1067/mic.2001.117119

Lee, W., Woo, E. R., & Lee, D. G. (2016). Phytol has antibacterial property by

inducing oxidative stress response in Pseudomonas aeruginosa. Free Radical

Page 43: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

31

Research, 50(12), 1309–1318.

https://doi.org/10.1080/10715762.2016.1241395

Mai-prochnow, A., Clauson, M., Hong, J., & Murphy, A. B. (2016). G positive

and G negative bacteria differ in their sensitivity to cold plasma. Nature

Publishing Group, 1(11).

https://doi.org/10.1038/srep38610

Maleta, H. S., Indrawati, R., Limantara, L., & Brotosudarmo, T. H. P. (2018).

Ragam metode ekstraksi karotenoid dari sumber tumbuhan dalam dekade

terakhir. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 13(1), 40–50.

https://doi.org/10.23955/rkl.v13i1.10008

Maligan, J. M., Tri, W. V., & Zubaidah, E. (2015). Identifikasi senyawa

antimikroba ekstrak mikroalga jenis pelarut, dan waktu ekstraksi. 16(3), 195–

206.

Mamuaja, C. F. (2017). Lipida. Edisi I , Unsrat Press.

Mata, T. M., Martins, A. A., & Caetano, N. S. (2010b). Microalgae for biodiesel

production and other applications: a review. Renewable and Sustainable

Energy Reviews, 14(1), 217–232. https://doi.org/10.1016/j.rser.2009.07.020

Milanda, T., Saragih, B. C., & Kusuma, S. A. F. (2014). Detection of ampicillin

resistance genes (bla) in clinical isolates of Escherichia coli with Polymerase

Chain Reaction method. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 3(3), 98–

106. https://doi.org/10.15416/ijcp.2014.3.3.98

Moraes, J., de Oliveira, R. N., Costa, J. P., Junior, A. L. G., de Sousa, D. P.,

Freitas, R. M., … Pinto, P. L. S. (2014). Phytol, a diterpene alcohol from

chlorophyll, as a drug against neglected tropical disease Schistosomiasis

mansoni. PLoS Neglected Tropical Diseases, 8(1), 51.

https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0002617

National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2018a). Klasifikasi dan

deskripsi bakteri E. coli.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/genome/?term=E.+coli. Tanggal akses Mei

2018

National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2018b). Klasifikasi dan

deskripsi bakteri S. aureus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/genome/154

Tanggal akses Mei 2018

Nazri, N. A. . M., Ahmat, N., Adnan, A., Syed Mohamad, S. A., & Syaripah

Ruzaina, S. A. (2011). In vitro antibacterial and radical scavenging activities

of malaysian table salad. African Journal of Biotechnology, 10(30), 5728–

5735. https://doi.org/10.5897/AJB11.227

Novery, K., Sutrisno, E., & Hanif, M. (2016). Optimasi proses likuifaksi

mikroalga Spirulina sp. untuk produksi bahan bakar cair menggunakan

metode respon permukaan: pengaruh tekanan awal dan konsentrasi katalis.

Page 44: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

32

Jurnal Teknik Lingkungan, 5(2), 1–12.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tlingkungan/article/view/11755/1141

0

Pikoli, M. R., Sari, A. F., Solihah, N. A., & Muarif, M. R. (2017). Tahun

anggaran 2017 lipid-producing microalgae and cyanobacteria from Situ

Gintung and Situ Pamulang and their potential for biodiesel feedstock.

Pringgenies, D. (2018). Characteristic bioactive compound of the mollusc

symbiotic bacteria by using GC-MC. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan

Tropis, 2(2), 34–40. https://doi.org/10.29244/jitkt.v2i2.7850

Rukmono, P., & Zuraida, R. (2013). 2013, Uji kepekaan antibiotik terhadap

Pseudomonas aeruginosa penyebab sepsis neonatorum. Sari Pediatri, 14(5),

332–336.

Sani, R. N., Nisa, F. C., Andriani, R. D., & Maligan, J. M. (2014). Analisis

rendemen dan skrining fitokimia ekstrak etanol mikroalga laut Tetraselmis

chuii. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 2(2), 121–126.

Santa Cruz. (2019). https://www.scbt.com/scbt/product/linoleoyl-chloride-7459-

33-8. Tanggal akses April 2019.

Santhosh, S., Dhandapani, R., & Hemalatha, N. (2016). Bioactive compounds

from microalgae and its different applications-a review. Pelagia Research

Library Advances in Applied Science Research, 7(4), 153–158. Retrieved

from www.pelagiaresearchlibrary.com

Setyaningsih, I., Desniar., & Purnamasari, E. (2012). Antimikroba dari

Chaetoceros gracillis yang dikultivasi dengan lama penyinaran berbeda.

Jurnal Akuatika, 3(2), 180–189.

Shannon, E., & Abu-Ghannam, N. (2016). Antibacterial derivatives of marine

algae: An overview of pharmacological mechanisms and applications.

Marine Drugs. https://doi.org/10.3390/md14040081

Spectrum Chemical. https://www.spectrumchemical.com/OA_HTML/chemical-

products_Linoleoyl-Chloride_TCI-L0113.jsp. Tanggal akses April 2019

Vetter, W., Schroder, M., & Lehnert, K. (2012). Differentiation of refined and

virgin edible oils by means of the trans - and cis -phytol isomer distribution.

Agriculturaland Food Chemistry, 1(60), 6103–6107.

https://doi.org/10.1021/jf301373k

Wayan, N., Agustini, S., & Handayani, K. D. (2017). Aktivitas antibakteri dan

identifikasi senyawa kimia asam lemak dari mikroalga Lyngbya sp . 99–107.

Wenno, M. R., Purbosari, N., & Thenu, J. L. (2010). Ekstraksi senyawa

antibakteri dari Chlorella sp. extraction antibakteri compound from Chlorella

sp. 10(2), 131–137.

Yoon, B. K., Jackman, J. A., Valle-González, E. R., & Cho, N. J. (2018).

Page 45: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

33

Antibacterial free fatty acids and monoglycerides: Biological activities,

experimental testing, and therapeutic applications. In International Journal

of Molecular Sciences 19(1114), 1-40. https://doi.org/10.3390/ijms19041114

Page 46: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Komponen dan Konsentrasi Medium BG11

Komponen Konsentrasi Larutan Stok

NaNO3 75 g/500 ml dH2O

K2HPO4 2 g/500 ml dH2O

MgSO4.7H2O 3,75 g/500 ml dH2O

CaCl2.2H2O 1,8 g/500 ml dH2O

Citrit Acid H2O 0,3 g/500 ml dH2O

Ferric Ammonium Citrate 0,3 g/500 ml dH2O

Na2EDTA 2H2O 0,05 g/500 ml dH2O

Na2CO3 1 g/500 ml dH2O

BG-11 Trace Metals Solution

Page 47: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

35

Lampiran 2. Daya Hambat Ekstrak Metanol Isolat P2-15 terhadap Bakteri S.

aureus

Keterangan: A adalah zona hambat pada ekstrak metanol P2-15 konsentrasi 1.000

µg, B adalah zona hambat pada ekstrak metanol P2-15 konsentrasi 5.000 µg, C

adalah zona hambat pada ekstrak metanol P2-15 konsentrasi 10.000 µg

A B

C

Page 48: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

36

Lampiran 3. Daya Hambat Ekstrak Metanol Isolat P5-4 terhadap Bakteri S.

aureus

Keterangan: A adalah zona hambat pada ekstrak metanol P5-4 konsentrasi 1.000

µg, B adalah zona hambat pada ekstrak metanol P5-4 konsentrasi 5.000 µg, C

adalah zona hambat pada ekstrak metanol P5-4 konsentrasi 10.000 µg dan kontrol

positif kloramfenikol

A B

C

Page 49: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

37

Lampiran 4. Sel Mikroalga Isolat P2-15 dan P5-4 Perbesaran 100x

Keterangan: A adalah sel mikroalga isolat P2-15, B adalah sel mikroalga isolat

P5-4

A B

Page 50: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

38

Lampiran 5. Ekstrak Metanol Mikroalga Setelah Sentrifugasi

Page 51: POTENSI EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK AIR ISOLAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47441/1/ENJANI AZMI... · diterpen dan senyawa-senyawa asam lemak yaitu n-hexadecanoic

39

Lampiran 6. Krogatog Senyawa Ekstrak Mikroalga P5-4