potensi bahan galian mineral batuan di kabupaten solok

Upload: afandi

Post on 31-Oct-2015

472 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kertas Kerja Wajib Mahasiswa

TRANSCRIPT

  • POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN

    DI KABUPATEN SOLOK

    KERTAS KERJA WAJIB(KKW)

    Oleh :

    NAMA MAHASISWA : AFANDINIM : 541201 / AJURUSAN : MANAJEMENPROGRAM : MANAJEMEN PERTAMBANGAN

    DAN ENERGIDIPLOMA : I (SATU)

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEMPTK AKAMIGAS-STEM

    Cepu, Mei 2013

  • Judul : POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KABUPATEN SOLOK - SUMBAR

    Nama Mahasiswa : AFANDINIM : 541201 / AJurusan : MANAJEMENProgram Studi : MANAJEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGIDiploma : I (SATU)

    Menyetujui

    Pembimbing Kertas Kerja Wajib

    Dr. Ir. A. Djumarma Wirakusumah.NIP.19540101 198103 1 005

    Mengetahui :

    Ketua Program Studi : Manajemen Pertambangan dan Energi

    Ir. Apud Djadjulie, MT.NIP. 19520708 198103 1 002

  • PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    Mengetahui : Menyetujui :Kepala Bidang Pertambangan Kepala Seksi Pemetaan SDM

    dan Air Tanah

    Rolly Irawan, STNip. 19770528 200312 1 008

    Ir. NofialdiNip. 19611126 199303 1 002

  • iKATA PENGANTAR

    Pujisyukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kertas Kerja Wajib (KKW) dengan judul POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KABUPATEN SOLOK. Kertas Kerja Wajib (KKW) ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang Diploma I pada Program Studi Manajemen Pertambangan dan Energi di PTK Akamigas STEM Cepu.

    Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat terselesaikan atas dukungan, saran, bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada :

    1. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT. selaku Direktur PTK AKAMIGAS STEM Cepu;

    2. Bapak Drs. H. Indra Merdi,MM selaku Kepala Dinas Pertambangan Energi Kabupaten Solok;

    3. Bapak Rolly Irawan, ST selaku Kepala Bidang Pertambangan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok;

    4. Bapak Ir. Nofialdi selaku Pembimbing Lapangan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok;

    5. Bapak Dr. Ir. A. Djumarma Wirakusumah selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW);

    6. Bapak Ir. Apud Djadjulie, MT. selaku Ketua Program Studi Manajemen Pertambangan dan Energi;

    7. Bapak dan Ibu dosen PTK AKAMIGAS STEM Cepu;8. Serta Rekan-rekan se-angkatan, sehingga terselesaikannya KKW ini tepat

    pada waktunya;

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib(KKW) ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

    Cepu, Mei 2013

    Penulis,

    AFANDINIM 541201

  • ii

    INTISARI

    Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang potensi bahan galian mineral batuan di Kabupaten Solok, memperluas pengetahuan, menambah pengalaman serta mengadakan perbandingan antara ilmu yang diperoleh selama belajar di kampus dengan praktek dan penerapan dilapangan.

    Potensi Bahan Galian Mineral Batuan saat ini yang terdapat di Kabupaten Solok masih membutuhkan data yang begitu akurat supaya dapat digunakan sebagai mana mestinya untuk membantu dan memajukan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan warga daerah Kabupaten Solok untuk menuju suatu kabupaten yang mandiri dan sejahtera. Potensi bahan galian mineral batuan tersebut diantaranya, Andesit, Clay, Marmer, Tanah Urug, Batu Gamping, Pasir, Granit. Potensi bahan galian mineral batuan di daerah Kabupaten Solok saat ini sudah ada yang termanfaatkan, namun masih cukup banyak potensi yang masih belum dimanfaatkan sehingga komoditas mineral batuan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.Pengembangan investasi disektor pertambangan khusus komoditas batuan diharapkan dapat menjadi salah satu sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Solok.

    Dari hasil yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini, diketahui bahwa potensi bahan tambang yang potensial di Kabupaten Solok telah termanfaatkan dan memiliki peluang untuk dikembangkan adalah Tanah Urug, Batu Gamping, Pasir.

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. iINTISARI................................................................................................................ iiDAFTAR ISI.......................................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ivDAFTAR TABEL................................................................................................... vDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi

    I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 11.1. Latar Belakang Penulisan.................................................................................... 11.2. Tujuan Penulisan................................................................................................. 31.3. Batasan Masalah ................................................................................................. 41.4. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4

    II. ORIENTASI UMUM..................................................................................... 72.1. Sejarah Singkat Kabupaten Solok....................................................................... 72.2. Letak Geografis Kabupaten Solok ...................................................................... 92.3. Lambang Kabupaten Solok............................................................................... 112.4. Makna Lambang Kabupaten Solok................................................................... 112.5. Visi dan Misi Kabupaten Solok ........................................................................ 122.6. Lingkungan dan penduduk................................................................................ 132.7. Struktur Organisasi Distamben Kabupaten Solok............................................. 142.8. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan............................................... 15

    III. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 173.1. Batuan ............................................................................................................... 173.2. Penggolongan Bahan Galian............................................................................. 193.3. Pertambangan.................................................................................................... 203.4. Dasar Hukum .................................................................................................... 25

    IV. PEMBAHASAN ........................................................................................... 264.1. Geologi Kabupaten Solok ................................................................................. 264.2. Potensi Bahan Galian di Kabupaten Solok ....................................................... 324.3. Pengusahaan...................................................................................................... 394.4. Prospek Kedepan .............................................................................................. 41

    V. PENUTUP..................................................................................................... 425.1. Simpulan ........................................................................................................... 425.2. Saran ................................................................................................................. 43

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44LAMPIRAN

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Solok.................................................. 10Gambar 2.2 Lambang Kabupaten Solok ............................................................... 11Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Solok .... 15Gambar 4.1 Andesit di Kecamatan Danau Kembar .............................................. 32Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin............................................... 33Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti ............. 34Gambar 4.4 Singkapan Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi............................. 35Gambar 4.5 Contoh dan singkapan Batu Granit di Kec. Hiliran Gumanti ........... 36Gambar 4.6 Singkapan Kalsit di Kecamatan Lembah Gumanti ........................... 36

  • vDAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Produksi rata-rata hasil tambang bahan galian di Kab. Solok .............. 40

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran. 1. Data keberadaan Batu Pecah/Tanah Urug dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 2. Data keberadaan Batu Gamping dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 3. Data keberadaan Pasir dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 4. Daftar nama pemegang izin usaha bahan galian mineral bukan logam dan

    batuan di Kab. Solok

  • 1I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penulisan

    Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya mineral merupakan kegiatan

    yang tidak dapat dipisahkan, apabila pemanfaatan tidak disertai dengan

    pengelolaan yang baik akan mengakibatkan terkurasnya sumber daya mineral

    yang ada namun tidak memiliki dampak positif terhadap kehidupan manusia dan

    lingkungan. Indonesia umumnya dan Kabupaten Solok khususnya memiliki

    sumber daya mineral yang cukup banyak dan berbagai macam jenis atau

    komoditasnya. Sumber daya mineral tersebut saat ini ada yang sudah

    dimanfaatkan dan masih banyak yang belum termanfaatkan.

    Kabupaten Solok saat ini berupaya memacu pertumbuhan ekonomi guna

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor sektor yang memiliki

    potensi untuk mendatangkan investasi seperti sektor pariwisata, sektor

    perkebunan, sektor pertanian dan juga sektor potensi sumber daya mineral

    menjadi salah satu sektor yang cukup diunggulkan dan bahkan Pemerintah

    Kabupaten Solok selalu mengadakan promosi tentang potensi sumber daya

    mineral di berbagai iven di Indonesia.

    Kabupaten Solok sesuai dengan penggolongan jenis sumber daya mineral

    menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara memiliki potensi yang

    terdiri dari Mineral Logam, Mineral bukan logam, Batuan dan Batubara. Saat ini

  • 2beberapa potensi tersebut sudah ada yang dimanfaatkan dan beberapa lagi potensi

    yang ada tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

    Sekaitan dengan hal tersebut diatas guna memenuhi persyaratan wajib

    dalam perkuliahan di PTK Akamigas STEM maka penulis mengangkat judul

    POTENSI BAHAN GALIAN MINERAL BATUAN DI KABUPATEN

    SOLOK dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) pengkajian tentang

    Potensi Bahan Galian Mineral Batuan di Kabupaten Solok sangat erat sekali

    kaitannya dengan perkuliahan yang penulis ikuti. Untuk menfokuskan kedalaman

    pembahasan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini maka penulis memilih dan

    membatasi potensi sumber daya mineral yang ada di Kabupaten Solok untuk

    dilakukan pengkajian, dimana penulis memilih pembahasan tentang potensi

    mineral atau bahan tambang untuk mineral batuan saja.

    Adapun alasan penulis memilih mineral batuan adalah karena pemanfaatan

    komoditas tambang batuan sangat erat sekali kaitannya dengan pemenuhan

    kebutuhan pembangunan di Kabupaten Solok. Pelaksanaan pembangunan fisik

    tidak terlepas dari pemanfaatan bahan tambang batuan sebagai salah satu bahan

    baku untuk pembangunan tersebut. Selain dari pada itu mineral batuan juga dapat

    dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu sektor lapangan kerja.

    Dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini penulis akan melakukan

    pembahasan tentang seluruh potensi untuk komoditas batuan yang ada di wilayah

    Kabupaten Solok lengkap dengan data dan keberadaannya atau sebarannya di

    Kabupaten Solok, dan selanjutnya penulis akan membahas potensi komoditas

    tambang jenis batuan yang paling potensial dan sudah mulai dimanfaatkan atau

  • 3diusahakan oleh masyarakat dan menjadi salah satu lapangan pekerjaan bagi

    masyarakat. Selain dari pada itu penulis juga akan memberikan data prospek

    perseimbangan pemanfaatan atau pengusahaan mineral batuan dimasa yang akan

    datang.

    Dengan pemaparan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini penulis berharap

    juga dapat memberikan gambaran guna ajang promosi untuk menarik minat

    investasi disektor pemanfaatan dan pengelolaan potensi mineral batuan yang ada

    di Kabupaten Solok, sekaligus memberikan pemahaman yang baik bagi penulis

    dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini penulis ikuti.

    1.2. Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini secara umum adalah memenuhi

    salah satu syarat kelulusan program studi Manajemen Pertambangan dan Energi

    PTK Akamigas STEM, sedangkan tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini

    secara khusus adalah sebagai berikut:

    1. Memperkaya wawasan penulis dalam upaya penerapan teori yang dipelajari

    dengan pelaksanaan dilapangan (dunia kerja)

    2. Memberikan pemahaman yang baik kepada penulis tentang tata cara

    pengambilan data (survey) potensi mineral batuan.

    3. Mengetahui sekaligus menginventarisasi seluruh mineral batuan di Kabupaten

    Solok.

    4. Mengetahui potensi mineral batuan yang ekonomis untuk dilaksanakan

    penambangan

    5. Mengetahui potensi mineral batuan yang dapat dikembangkan

  • 46. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas

    Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok

    1.3. Batasan Masalah

    Dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini (KKW) penulis melakukan kajian

    umum tentang potensi bahan tambang yang ada di Wilayah Administrasi

    Pemerintah Kabupaten Solok.

    Dalam pembahasan Kertas Kerja Wajib ini penulis membatasi pengkajian

    atau masalah potensi bahan tambang yaitu khusus untuk bahan galian mineral

    batuan. Selain daripada itu penulis dalam membahas bahan galian mineral batuan

    akan memfokuskan kepada hal-hal sebagai berikut:

    Jenis Mineral Batuan di Kabupaten Solok

    Jenis Mineral Batuan yang potensial di Kabupaten Solok

    Letak geografis mineral batuan yang potensial.

    1.4. Sistematika Penulisan

    Penulisan Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari beberapa bab, dengan susunan

    sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, dalam penulisan materi Kertas

    Kerja Wajib (KKW) yang diberikan disertai dengan Tujuan, Batasan Masalah dan

    Sistematika Penulisan.

  • 5BAB II ORIENTASI UMUM

    Bab ini berisikan tentang gambaran umum Kabupaten Solok yang meliputi

    Sejarah, Bentuk dan Makna Lambang, Letak Geografis, Visi dan Misi, Penduduk

    dan Lingkungan Kabupaten Solok dan pendalaman tentang Struktur Organisasi

    Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisikan hal-hal yang berkaitan studi referensi tentang pengertian

    pertambangan, bahan galian batuan, penggolongan bahan galian batuan, jenis

    bahan galian batuan.

    BAB IV PEMBAHASAN

    Bab ini membahas tentang potensi bahan galian batuan di Kabupaten

    Solok dengan Metode pembahasan dalam pengumpulan data yang dilakukan

    penulis guna menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini, adalah sebagai berikut:

    a. Pengumpulan Data Sekunder

    - Pengumpulan data dan dokumen yang berbentuk tulisan, formulir dan

    isian-isian di Dinas Pertambangan dan Energi dan Bappeda Kabupaten

    Solok.

    - Pengumpulan data hasil kajian yang ada tentang mineral batuan di wilayah

    Kabupaten Solok.

    - Wawancara langsung

    b. Pengumpulan data primer

    - Wawancara langsung dengan intansi terkait yaitu Dinas Pertambangan dan

    Energi Kabupaten Solok dan Bappeda Kabupaten Solok

  • 6- Survey lapangan guna melihat potensi batuan yang ada

    - Teori-teori yang didapat selama mengikuti kuliah di STEM jurusan

    Manajemen Pertambangan dan Energi.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan tulisan

    dari pembahasan, serta saran-saran untuk pemecahan masalah yang harus

    diselesaikan sebagai upaya perbaikan dalam penyempurnaan Kertas Kerja Wajib

    (KKW).

  • 7II. ORIENTASI UMUM

    2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Solok

    Berdasarkan Buku Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2011 dinyatakan

    bahwa Kabupaten Solok secara legalitas formal (de jure) dibentuk dengan

    Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom

    Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah. Daerah ini

    terdiri dari 12 Kecamatan 247 (dua ratus empat puluh tujuh) desa dan 6 (enam)

    Kelurahan. Berdasarkan kajian historis, yuridis formal dan sosial budaya (de

    facto).

    Hari jadi Kabupaten Solok ditetapkan tanggal 9 April 1913 dengan

    Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penetapan hari

    jadi Kabupaten Solok. Penetapan ini antara lain berdasarkan pada fakta sejarah

    bahwa pada tanggal tersebut nama Solok pertama kali digunakan sebagai nama

    sebuah unit administrasi setingkat kabupaten yakni Afdeeling Solok sebagaimana

    disebut dalam Besluit Gubernur Jenderal Belanda yang kemudian dimuat dalam

    Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1913 Nomor 321. Sejak ditetapkannya nama

    Solok setingkat Kabupaten tahun 1913 (walaupun nama daerah administratifnya

    berubah-ubah, seperti Bun pada zaman Jepang, Luhak pada zaman kemerdekaan

    dan kemudian Kabupaten hingga sekarang), Solok tetap digunakan sebagai daerah

    administratif pemerintahan.

    Pada tahun 1970, ibukota Kabupaten Solok berkembang menjadi

    kotamadya yaitu Kotamadya Solok, namun pusat pemerintahan Kabupaten Solok

  • 8tetap berada di Solok. Setelah Kota Solok berubah menjadi Kotamadya, belum

    pernah diprogramkan untuk menetapkan ibukota Kabupaten Solok yang baru atau

    definitif. Pada tahun 1979 pusat pelayanan pemerintahan Kabupaten Solok pindah

    dari Solok ke Koto Baru salah satu nagari di Kecamatan Kubung. Secara faktual

    pindah pada tahun 1980, namun secara yuridis ibukota Kabupaten Solok tetap

    Solok, dengan 13 Kecamatan Induk, 11 Kantor Perwakilan Kecamatan (KPK),

    247 Desa dan 6 kelurahan memiliki luas wilayah 7.084,2 Km2.

    Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah, maka kepada daerah diberikan wewenang yang nyata, luas

    dan bertanggungjawab untuk mengurus daerahnya masing-masing. Pada saat itu

    juga terjadi lagi penambahan satu kecamatan, sehingga Kabupaten Solok memiliki

    14 Kecamatan Induk, 11 Kantor Perwakilan Kecamatan (KPK), 247 Desa dan 6

    Kelurahan. Kemudian tahun 2001, Kantor Perwakilan Kecamatan dan Kelurahan

    diliquidasi dan diregroping, sehingga Kabupaten Solok menjadi 19 Kecamatan, 86

    Nagari dan 520 Jorong. Wilayah administrasi terakhir ini ditetapkan dengan Perda

    No. 4 tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari dan Perda No. 5 tahun 2001

    tentang Pemetaan dan Pembentukan Kecamatan.

    Pada bulan Mei 2001, pusat pelayanan Pemerintahan Kabupaten Solok

    mulai pindah dari Koto Baru ke Kayu Aro-Sukarami yang disingkat dengan

    Arosuka. Dengan demikian, sudah dua kali pemindahan pusat pelayanan

    pemerintahan Kabupaten Solok. Akhir tahun 2003 Kabupaten Solok kembali

    dimekarkan menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok

    Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003

  • 9tentangPemekaranWilayah Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya

    pemekaran wilayah tersebut, maka sekarang luas Kabupaten Solok menjadi 3.738

    Km2 (373.800 Ha).

    Kabupaten Solok terdiri dari 14 kecamatan dengan 74 nagari dan 403 jorong.

    Kecamatan yang memiliki nagari terbanyak adalah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi dan

    Kecamatan X Koto Diatas masing-masing memiliki 9 nagari, sedangkan kecamatan

    dengan jumlah nagari terkecil terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau

    Kembar dan Kecamatan Junjung Sirih masing-masing hanya memiliki 2 nagari.

    Kecamatan yang memiliki jorong terbanyak adalah Kecamatan X Koto Diatas dengan

    jumlah 51 jorong dan kecamatan yang memiliki jorong paling sedikit adalah Kecamatan

    Payung Sekaki dan Kecamatan Junjung Sirih dengan jumlah masing-masing 11 jorong.

    2.2. Letak Geografis Kabupaten Solok

    Secara geografis Kabupaten Solok terletak pada 100 25 53 - 101 14

    43 BT dan 0 3203 - 1 19 5 LS. Wilayah Kabupaten Solok setelah dilakukan

    pemekaran adalah 3.738 Km yang meliputi 14 Kecamatan dengan pusat

    Pemerintahan berada di Arosuka. Batas-batas Wilayah Kabupaten Solok antara

    lain (dapat dilihat pada gambar 2.1):

    Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar

    Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan

    Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sawahlunto/Sijunjung

    Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan

    Secara umum Daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi

    antara 18 derajat Celsius hingga 30 derajat Celsius, dimana dapat ditemui daerah

  • berhawa panas, sedang dan dingin d

    M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai

    500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian

    500 sampai 1000 M meliputi 34% da

    1.700 M diatas permukaan taut sekitar 29%.

    Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    10

    nas, sedang dan dingin dengan ketinggian antara 400 M sampai 1.700

    M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai

    500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian

    500 sampai 1000 M meliputi 34% dan berada pada ketinggian 1000 M sampai

    1.700 M diatas permukaan taut sekitar 29%.

    Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    engan ketinggian antara 400 M sampai 1.700

    M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai

    500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian

    n berada pada ketinggian 1000 M sampai

    Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

  • 11

    2.3. Lambang Kabupaten Solok

    Lambang Kabupaten Solok terlihat pada gambar 2.2 berikut ini.

    Gambar 2.2. lambang Kabupaten Solok

    2.4. Makna Lambang Kabupaten Solok

    a. Mesjid dan Rumah Gadang melambangkan Adat Basandi Syara,

    Syara Basandi Kitabbullah.

    b. Dua buah garis biru bergelombang dan berpuncak Tiga melambangkan

    tiga buah danau besar dan dua buah sungai terbesar

    c. Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan

    d. Motto Alua Jo Patuik mencerminkan demokrasi yang dituangkan

    dalam musyawarah untuk menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan

    e. Warna Hijau berarti Harapan Masa Depan yang lebih baik

    f. Warna putih berarti suci

    g. Warna merah berarti berani

    h. Warna hitam berarti abadi, ulet, tabah, dan tahan uji.

  • 12

    2.5. Visi dan Misi Kabupaten Solok

    Dalam mengimplementasikannya maka visi dan misi Kabupaten Solok

    sebagai berikut:

    Visi

    TERWUJUDNYA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK MENUJU

    MASYARAKAT SEJAHTERA

    Misi

    Dalam rangka mewujudkan visi maka ditetapkanlah misi sebagai berikut:

    a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan

    taat hukum.

    b. Meningkatkan kehidupan yang agamais, bermoral dan berbudaya.

    c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menciptakan tatanan

    perekonomian terpadu berbasis tekhnologi dan pelestarian lingkungan

    d. Menciptakan pendidikan berkualitas.

    e. Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.

    f. Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan di segala

    bidang.

    g. Mengembangkan pembangunan kepemudaan, olahraga dan

    pemberdayaan perempuan.

    h. Membangun kepariwisataan.

  • 13

    2.6. Lingkungan dan penduduk

    Secara umum daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi

    antara 18 derajat Celsius hingga 30 derajat celsius, dimana dapat ditemui daerah

    berhawa panas, sedang dan dingin dengan ketinggian antara 400 M sampai 1.700

    M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai

    500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian

    500 sampai 1000 M meliputi 34% dan berada pada ketinggian 1000 M sampai

    1.700 M diatas permukaan laut sekitar 29%.

    Dengan tipografi yang tidak rata, Kabupaten Solok dianuggerahi empat

    buah danau yaitu:

    1. Danau Singkarak di Kecamatan X Koto Singkarak seluas + 1129,29 Ha.

    2. Danau Diatas di Kecamatan Lembah Gumanti seluas + 17,19 Ha.

    3. Danau Dibawah di Kecamatan Lembang Jaya seluas + 16,83 Ha dan

    4. Danau Talang di Kecamatan Lembang Jaya + 1,9 Ha

    Penduduk

    Berdasarkan Data Sensus Penduduk tahun 2011 jumlah penduduk

    Kabupaten Solok sebanyak 348.566 jiwa. Perkembangan penduduk masing-

    masing kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Kubung tetap merupakan kecamatan

    terbesar jumlah penduduknya yaitu 55.303jiwa, sementara kecamatan Lembah

    Gumanti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk kedua terbanyak yaitu

    53.178 jiwa atau sekitar 15,26% dari jumlah penduduk Kabupaten Solok,

    selanjutnya Kecamatan Gunung Talang berada pada urutan ketiga dengan jumlah

    penduduk sekitar 46.738 jiwa, dengan persentase 13,41%. Sedangkan jumlah

  • 14

    penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah

    penduduk 8.027 jiwa (2,3%).

    2.7. Struktur Organisasi Distamben Kabupaten Solok

    Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok

    diperlihatkan pada gambar 2.3.

    Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tugas

    Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai

    tugas; Membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah

    berdasarkan azaz otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertambangan dan

    energi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah. Sedangkan fungsi Dinas

    Pertambangan dan Energi sebagai berikut :

    1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertambangan dan energi sesuai

    dengan tugasnya.

    2. Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang

    pertambangan dan energi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki

    daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

    Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dan kelompok jabatan

    fungsional sesuai dengan lingkup tugasnya.

  • 15

    Gambar 2.3. Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi

    Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.

    2.8. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan

    Bidang yang mempunyai tugas terkait dengan topik Potensi Bahan Galian

    Batuan di dalam Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok adalah Bidang

    Pertambangan. Oleh karena itu, dalam hal ini yang diuraikan tentang tugas

    fungsinya. Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 15 Tahun 2011 tentang

    Fungsi Uraian Tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah, Kepala Bidang

    Pertambangan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok

    mempunyai fungsi sebagai berikut:

  • 16

    Menyusun rencana kerja berdasarkan Renstra Dinas Pertambangan dan

    Energi dan RPJMD

    Penyusunan rancangan peraturan daerah bidang pertambangan mineral,

    batu bara dan panas bumi

    Pengelolaan data dan informasi usaha pertambangan mineral, batubara dan

    panas bumi pada lintas kecamatan serta pengelolaan sistem informasi

    geologi (SIG) wilayah kerja pertambangan di wilayah kabupaten

    Pemberian bahan usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi

    serta izin badan usaha jasa pertambangan pada lintas kecamatan

    Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan dan izin

    usaha jasa pertambangan pada lintas kecamatan

    Pembinaan dan pengawasan pengusahaan kuasa pertambangan dan

    Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan

    pertambangan termasuk reklamasi pasca tambang, konservasi dan

    peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan pada lintas

    kecamatan.

  • 17

    III. TINJAUAN PUSTAKA

    3.1. Batuan

    Menurut Sabardi Musliki (2012), bahan padat yang menyusun kerak bumi

    disebut batuan.Batuan terdiri dari komponen-komponen pembentuk batuan,

    dimana komponen sangat tergantung pada cara terjadinya. Batuan penyusun kerak

    bumi terdiri dari : Batuan Beku, Batuan Endapan/ Sedimen dan Batuan Metamorf.

    3.1.1. Batuan Beku

    Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat pembekuan langsung dari

    magma. Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku dibagi menjadi tiga, yaitu :

    a. Batuan beku dalam (plautonik/Intrusi)

    Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk berada jauh di dalam

    bumi (15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan

    astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal.

    Contoh batuan beku dalam : granit, granodiorit, gabro.

    b. Batuan beku korok (hypabisal)

    Terbentuk pada celah-celah / pipa gunung api, proses pendinginannya

    relative cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tak

    sempurna dan bercampur dengan masa dasar sehingga membentuk struktur

    porfiritik. Contohnya granit porfiri dan diorit porfiri. Granit porfiri disebut

    dengan gang (batuan intrusi). magma yang mempunyai susunan granit itu

    membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu disebut

    porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.

  • 18

    c. Batuan beku luar (ekstrusi)

    Terbentuk di (dekat) permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat

    sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan

    amorf. Contohnya obsidian, riolit, batu apung.

    3.1.2. Batuan Sedimen

    Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat proses pengendapan

    sedimentasi. Mekanisme proses sedimentasi menghasilkan batuan dengan ciri-ciri

    khas tergantung pada kondisi fisika, kimia, lingkungan dimana batuan tersebut

    diendapkan. Secara genesis batuan sedimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu batuan

    sedimen Klastik dan batuan sedimen Nonklastik.

    Batuan Sedimen Klastik terjadi karena pelapukan batuan induk kemudian

    ditransport dan diendapkan pada suatu tempat yang lebih rendah (cekungan

    sedimentasi). Contohnya batu pasir, batu lempung, konglomerat dan lain-lain.

    Batuan sedimen Nonklastik tidak mengalami transportasi tetapi batuan

    yang terbentuk karena proses kimiawi misalnya endapan silika, endapan besi,

    endapan karnon dan lain-lain.

    3.1.3. Batuan Metamorf

    Batuan Metamorfose adalah batuan yang mengalami proses mineralogi

    (komposisi mineral) dalam batuan dalam keadaan padat, sebagai reaksi terhadap

    kondisi fisik dan kimiawi akibat perubahan temperatur dan tekanan yang tinggi.

  • 19

    3.2. Penggolongan Bahan Galian

    Dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara, yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23

    Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan

    Batubara, bahwa penggolongan bahan galian terbagi kedalam 5 (lima) komoditas

    tambang yaitu :

    1. Mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan

    galian radioaktif lainnya.

    2. Mineral Logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,

    emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth,

    molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit,

    antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit,

    besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,

    ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium,

    hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium,

    iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin.

    3. Mineral Bukan Logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir

    kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes,

    talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin,

    feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon,

    wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping

    untuk semen.

  • 20

    4. Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah

    diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro,

    peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal,

    kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet,

    giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit,

    kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir

    pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah),

    urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut,

    dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral

    bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi

    pertambangan.

    5. Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.

    3.3. Pertambangan

    3.3.1. Pengertian Pertambangan

    Berdasarkan Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang

    Pertambangan Mineral dan Batubara Pertambangan adalah sebagian atau seluruh

    tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral

    atau batubara. Yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

    konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

    penjualan, serta kegiatan pascatambang.

    Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara,Kegiatan Pertambangan meliputi Kegiatan Penyelidikan

  • 21

    Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Kontruksi, Penambangan,

    Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan, Penjualan dan Reklamasi serta Kegiatan

    Pascatambang.

    Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau secara

    geofisika didaratan, perairan dan foto udara terhadap segala sesuatu yang

    ada dimuka bumi dengan maksud untuk membuat peta geologi secara umum

    atau untuk menetapkan tanda tanda adanya kandungan bahan galian

    disuatu wilayah.

    Penyelidikan umum dilaksanakn dengan cara: sumur uji, pemboran uji, parit

    uji, mendulang dan foto udara. Data yang diperoleh dari penyelidikan umum

    masih bersifat kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis endapan, nama

    endapan dan taksiran kualitas atau kadar.

    Eksplorasi adalah Segala penyelidikan pertambangan untuk mengetahui

    secara teliti tentang penyebaran endapan bahan galian, besar cadangan dan

    nilai cadangan.

    Eksplorasi dilaksanakan dengan cara pemboran, sumur uji, terowongan dan

    shaf. Pada Eksplorasi ini data yang diperoleh lebih rinci antara lain kualitas

    atau kadar, penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat

    cadangan.

    Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

    memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk

    menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk

    analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.

  • 22

    Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan

    pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian

    dampak lingkungan.

    Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk

    memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

    Penambanganterbagi menjadi 2 (dua) sistim:

    Sistem Tambang Terbuka

    Sistem Tambang Bawah Tanah.

    Pengolahan/Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk

    meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan

    dan memperoleh mineral ikutannya.

    Ada beberapa cara dalam melakukan pengolahan/pemurnia antara lain:

    Comminution atau pengecilan ukuran. Alata yang digunakan Crusher dan

    Grainder

    Sizing adalah proses pemisahan mineral berdasarkan ukran butir. Sizing

    dilakukan dengan cara Screening dan Classifying.

    Concetration dilakukan dengan cara pemisahan dengan pencucian.

    Pemisahan berdasarkan perbedaan berat isi, sifat fisik permukaan butiran,

    sifat magnet mineral, sifat electrostatik separator.

    Dewatering adalah proses pengurangan air dari hasil konsentrasi.

    Prosesnya dilakukan dengan pengentalan, penyaringan dan pengeringan.

  • 23

    Pengangkutan adalah Kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan

    mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan

    dan pemurnian sampai tempat penyerahan atau dipasarkan.

    Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil

    pertambangan mineral atau batubara baik didalam negeri maupun diluar

    negeri.

    Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

    pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas

    lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kebali sesuai peruntukannya.

    Pascatambang adalah Kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan

    setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk

    memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal

    lokasi diseluruh wilayah pertambangan.

    3.3.2. Wilayah Pertambangan

    Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara Wilayah Pertambangan adalah wilayah yang memiliki

    potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi

    pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional. Wilayah

    pertambangan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan

    pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

    Indonesia. Wilayah Pertambangan dapat dibagi menjadi 3 klarisifikasi yaitu:

    Wilayah Usaha Pertambangan, Wilayah Pertambangan Rakyat dan Wilayah

    Pencadangan Negara.

  • 24

    3.3.2.1. Wilayah Usaha Pertambangan

    Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) adalah bagian dari

    Wilayah Pertambangan (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,

    dan/atau informasi geologi.

    Wilayah Pertambangan sebagai bagian dari tata ruang nasional

    merupakan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan. Penetapan Wilayah

    Usaha Pertambangan dilakukan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan

    Pemerintah Daerah dan disampaikan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan

    Rakyat Republik Indonesia dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah yang

    bersangkutan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki Pemerintah dan

    Pemerintah Daerah. Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya

    dalam penetapan Wilayah Usaha Pertambangan kepada Pemerintah Provinsi

    sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan.

    3.3.2.2. Wilayah Pertambangan Rakyat

    Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara Wilayah Pertambangan Rakyat adalah bagian dari Wilayah

    Pertambangan tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.Wilayah

    Pertambangan Rakyat ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah berkonsultasi

    dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

  • 25

    3.3.2.3. Wilayah Pencadangan Negara

    Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

    Mineral dan Batubara Wilayah Pencadangan Negara adalah bagian dari Wilayah

    Pertambangan yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.

    Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

    dan dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan Wilayah Pencadangan

    Nasional sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah

    koservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

    3.4. Dasar Hukum

    Landasan Konstitusional yang terkait dengan kegiatan pertambangan

    termasuk bahan galian batuan adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat (2) dan (3).

    Sedangkan Landasan Yuridisnya adalah terutama:

    Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

    Batu Bara.

    Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan

    Hidup;

    Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

    Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan;

    Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan

    Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

    Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pengawasan Kegiatan

    Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

  • 26

    IV. PEMBAHASAN

    4.1. Geologi Kabupaten Solok

    4.1.1. Geomorfologi

    Berdasarkan Buku Data Deposit Kabupaten Solok Tahun 2011

    bahwa,Wilayah Kabupaten Solok mempunyai kondisi bentang alam yang cukup

    bervariasi yaitu berupa dataran tinggi dibagian selatan dan dataran rendah

    dibagian utara, dengan ketinggian bervariasi antara 100 m hingga diatas 1500 m

    diatas permukaan laut, serta memiliki sebuah gunung api ( Gunung Talang) dan 5

    buah danau yaitu Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau

    Talang dan Danau Tuo.

    Berdasarkan kemiringan lereng dan kesesuaian penggunaan lahan secara

    umum, topografi dapat dibagi atas :

    a. Kemiringan lereng 08%

    b. Kemiringan lereng 830%

    c. Kemiringan lereng 3040%

    d. Kemiringan lereng lebih besar40%

    Berdasarkan bentuk morfologinya, kemiringan lereng serta genesanya,

    maka wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi menjadi beberapa satuan

    geomorfologi yaitu:

  • 27

    a. Satuan Geomorfologi Gunung Api

    Satuan geomorfologi gunung api yaitu Gunung Talang, dengan pembagian

    bentuk morfologinya yaitu:

    Lereng bagian puncak, dengan ketinggian wilayah diatas 1500 m dpl,

    kemiringan lereng 50 70 %.

    Lereng bagian tengah (tubuh gunung api), dengan ketinggian wilayah

    1000 1500 m dpl, kemiringan lereng 15 20 %.

    Lereng bagian bawah (kaki gunung api), dengan ketinggian wilayah

    antara 7501000 m dpl, kemiringan lereng kurang15%.

    b. SatuanGeomorfologi Perbukitan

    Satuan geomorfologi perbukitan tersebar dibagian barat dan bagian timur

    yang merupakan bagian dari bukit barisan, yang dapat dibagi menjadi 3

    kelompok yaitu:

    Perbukitan landai, mempunyai kemiringan lereng antara 5 10 %,

    ketinggian topografi berkisar antara 700 1000 m dpl, sebagian besar

    berada dilereng bawah perbukitan di sekitar Kecamatan Lembang Jaya

    sampai dataran Solok yang sebagian besar tersusun oleh satuan tufa-pasir.

    Perbukitan sedang, mempunyai kemiringan lereng antara 10 50 %, yang

    sebagian besar terletak dibagian tengah dan timur disekitar perbukitan

    danau singkarak, danau diatas dan danau tuo.

  • 28

    Perbukitan agak terjal terjal, mempunyai kemiringan lereng lebih 50 %

    dengan ketinggian berkisar antara 1000 1500 m dpl.

    c. Satuan Geomorfologi Dataran

    Satuan dataran berada pada wilayah Kabupaten Solok, dengan kemiringan

    lereng dominan kurang dari 8% terbagi menjadi 2 (dua) satuan yaitu :

    Dataran rendah berada dibagian utara yaitu sekitar Kota Solok sampai

    sekitar Danau Singkarak sekitar Nagari Sumani, umumnya merupakan

    endapan alluvial.

    Dataran Tinggi berada dibagian selatan yaitu sekitar Danau Diatas atau di

    sekitar Kecamatan Alahan Panjang, umumnya batuan dasar berupa breksi

    vulkanik.

    4.1.2. Stratigafi

    Berdasarkan Buku Data Deposit Kabupaten Solok Tahun 2011 bahwa,

    Susunan stratigafi (susunan batuan) diwilayah Kabupaten Solok yaitu sebagai

    berikut:

    a. Endapan Permukaan

    Aluvium sungai, kwarter resen terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan

    bongkah-bongkahan batuan beku, kwarsit dan macam-macam batuan

    lainnya.

    b. Batuan Gunung Api Kwarter

    Batuan Gunung Api Kwarter terdiri dari:

  • 29

    Tufa basalt berupa tufa abu-abu, lapili, tufa basalt berkaca dan pecahan

    lava.

    Tufa batu apung, khas terdiri dari batu apung putih sampai ke kuningan.

    Andesit Gunung Melintang, berupa breksi andesit sampai basalt, pecahan

    lava berongga, endapan lahar dan lava.

    Andesit Gunung Merapi, berupa breksi andesit sampai basalt,

    bongkahan-bongkahan lava, lapili, tufa, aglomerat dan endapan tahar.

    c. Batuan Gunung Api Kwarter-Tersier

    Batuan volkanik tak terpisahkan, berupa aliran lahar, konglomerat dan

    endapan kolovium lainnya, bersusunan antara andesit sampai basalt.

    d. Batuan Sedimen, Tersier

    Anggota bawah formasi Ombilin, berupa batu pasir kwarsa mengandung

    mika dalam lapisan-lapisan setebal +2 m, dan setempat- setempat

    mengalami metamorfosa, mengandung sisipan lempung, abu-abu

    semubiru, konglomerat kwarsa dan lapisan batubara.

    Batu gamping karang, terdapat pada bagian bawah dari anggota bawah

    formasi telisa.

    Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih napalan coklat tua sampai

    kehitaman disisipi oleh batu pasir arkose dan setempat-setempat oleh

    breksi andesit kasar bersudut.

    Formasi Brani terdiri dari konglomerat kasar beraneka ragam dan

    beberapa sisipan batu pasir. Sebelah timur Danau Singkarak, satuan ini

  • 30

    terdiri dari konglomerat batu gamping dengan sedikit kerakal kwarsit

    dan granit dalam masa dasar atau gamping.

    e. Batuan Malihan,Trias

    Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih dan

    filit berwarna kemerah-merahan sampai coklat tua, kwarsit, batu lanau,

    rijang abu-abu dan aliran lava bersusun andesit hingga basalt.

    Anggota batu gamping Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan

    batu pasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak terkersikan, serpih,

    batuan gunung api, tufa klorit konglomerat dan rijang coklat.

    Anggota batu sabak dan serpih Formasi Tuhur, terdiri dari batu sabak,

    serpihan napalan berwarna abu-abu muda sampai tua dengan sisipan rijang

    coklat, radiolarit, serpih hitam terkersikan dan lapisan grewake

    termalihan.

    f. Batuan Malihan, Perm-Karbon

    Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih

    danfilit berwarna kemerah-merahan samapi coklat tua, kwarsit, batu lanu,

    rijang abu-abu dan aliran lava bersusun andesit hingga basalt.

    Anggota batugamping Formasi Kuantan berupa batugamping pejal,

    berongga, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis

    batu sabak abu-abu tua, kwrasit, batu lanau, rijang abu-abu dan aliran lava

    bersusun andesit hingga basalt.

  • 31

    Anggota batu gamping Formasi Kuantan berupa batu gamping pejal,

    berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batu sabak,

    filit, serpihan terkersikan dan kwarsit umumnya berbentuk tofografi kasar.

    Anggota bawah Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan batu

    pasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak terkersik, serpih, batuan

    gunung api, tufaklorit konglomerat dan rijang coklat.

    g. Batuan Terobosan (intrusi), Trias

    Granit, susunan berkisardari leo-granit sampai monzonit kwarsa. Disebelah

    timur Danau singkarak singkapan granit genes yang terkekar dan tergeser

    jelas yang ada hubungannya dengan jalur pergeseran dari patahan

    Semangko. Granodiorit, bertekstur porfirik-fenerik berwarna abu-abu muda.

    Beberapa singkapan terlihat telah cukup lapuk dan terkena proses kloritisasi.

    Kwarsa diorite, bertektur butiran holokristalin, berwarna abu-abu sampai

    abu-abu semu hijau, kebanyakan terdiri dari oligoklas, kwarsa, hornblende

    dan biotit.

    4.1.3. Struktur Geologi

    Berdasarkan atas peta geologi lembar Solok, skala 1: 250.000, Sumatera

    Barat (oleh PH. Silitonga dan Kastowo, 1975) dan peta geologi lembaran Painan

    dan bagian timur laut lembar Muara Siberut, Sumatera (H.M.D. Rosidi, S.

    Tjokrosapoetro, Pendowo, S Gafoer dan (and) Suharsono, 1996) di daerah studi

    dilalui sesar Semangko yang memanjang dari teluk Semangko (Lampung)

    sampai Aceh yang mempunyai arah Tenggara Barat Laut. Sesar Semangko

    adalah merupakan sesar aktif.

  • Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak

    dijumpai adanya cerm

    yang sangat menyolok. D

    curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi

    didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari

    anggota filit dan serpihan Formasi Kuantan (Pcks).

    Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar

    di daerah Danau Singkarak

    mempunyai arah sesar Tenggara

    Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini

    dengan ukuran lebar antara 1

    tidak beraturan. Sebagian kekar

    atau kuarsa.

    4.2. Potensi Bahan

    4.2.1. Jenis dan Lokasi Mineral Batuan

    1. Andesit

    Gambar 4.1 Andesit (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    32

    Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak

    dijumpai adanya cermin sesar, pelurusan pelurusan sungai dan perubahan batuan

    yang sangat menyolok. Di beberapa daerah tampak membentuk tebing

    curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi

    didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari

    anggota filit dan serpihan Formasi Kuantan (Pcks).

    Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar

    di daerah Danau Singkarak Solok, Gunung Talang hingga Surian yang

    mempunyai arah sesar Tenggara - Barat laut.

    Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini

    dengan ukuran lebar antara 1-5 mm dan panjang antara 0,25 1,5 m dengan arah

    tidak beraturan. Sebagian kekar kekar batuan telah terisi oleh kalsit, aksida, besi

    Bahan Galian di Kabupaten Solok

    Jenis dan Lokasi Mineral Batuan

    Gambar 4.1 Andesit di Kecamatan Danau Kembar(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak

    sungai dan perubahan batuan

    i beberapa daerah tampak membentuk tebing tebing

    curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi

    didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari

    Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar

    Solok, Gunung Talang hingga Surian yang

    Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini

    1,5 m dengan arah

    kekar batuan telah terisi oleh kalsit, aksida, besi

    di Kecamatan Danau Kembar(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

  • Batuan andesit tersebar di beberapa

    Kubung, Danau Kembar,

    Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin

    Keberadaan batuan

    Gunung Api kwarter.

    2. Clay/ Lempung

    Batuan Clay terdapat dibeberapa

    Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,

    Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.

    Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pant

    Singkarak. Keberadaan batu lempung (Clay) secara

    adanya batuan Sedimen Tersier, formasi Ombilin.

    3. Marmer

    Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin(Data Dinas Pertambangan dan Energi

    33

    Batuan andesit tersebar di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan

    Danau Kembar, (gambar 4.1) Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan IX

    Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin

    Andesit secara geologi sangat terkait dengan adanya batuan

    Gunung Api kwarter.

    / Lempung

    Batuan Clay terdapat dibeberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Kubung,

    Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,

    Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.

    Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan X Koto

    . Keberadaan batu lempung (Clay) secara geologi sangat terkait dengan

    adanya batuan Sedimen Tersier, formasi Ombilin.

    Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    antara lain: Kecamatan

    Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan IX

    Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin.

    sangat terkait dengan adanya batuan

    yaitu: Kecamatan Kubung,

    Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,

    Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.

    ai Cermin, Kecamatan X Koto

    sangat terkait dengan

    Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai CerminKabupaten Solok)

  • Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin

    Keberadaan batuan Marmer secara

    Gamping Formasi Kuantan.

    4. Tanah Urug

    Batuan Tanah Urug

    Danau Kembar. Keberadaan Tanah Urug/Batu Pecah secara

    dengan adanya batu pasir Formasi Telisa.

    5. Batu Gamping

    Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan

    34

    Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin

    Keberadaan batuan Marmer secara geologi sangat terkait dengan adanya batuan

    Gamping Formasi Kuantan.

    Tanah Urug/ Batu Pecah

    Batuan Tanah Urug terdapat di Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan

    . Keberadaan Tanah Urug/Batu Pecah secara geologi

    dengan adanya batu pasir Formasi Telisa.

    Batu Gamping

    Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin (gambar 4.2)

    sangat terkait dengan adanya batuan

    Talang dan Kecamatan

    geologi sangat terkait

    Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah GumantiEnergi Kabupaten Solok)

  • Batuan batu gamping

    Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Lembah Gumanti

    Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,

    Kecamatan X Koto Singkarak, Kecam

    Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.

    Lasi. Keberadaan batuan

    batuan Gamping Formasi Telisa.

    6. Pasir

    Gambar 4.4 Singkapan (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    Batuan pasir

    Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,

    Kecamatan Gunung Talang. Keberadaan

    dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.

    35

    batu gamping tersebar di beberapa kecamatan

    Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Lembah Gumanti

    Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,

    Kecamatan X Koto Singkarak, Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Kubung,

    Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.

    Keberadaan batuan gamping secara geologi sangat terkait dengan adanya

    batuan Gamping Formasi Telisa.

    Gambar 4.4 Singkapan Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    pasir terdapat di kecamatan: Kecamatan Danau Kembar,

    Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,

    Kecamatan Gunung Talang. Keberadaan pasir secara geologi

    dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.

    kecamatan diantaranya:

    (gambar 4.3),

    Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,

    atan X Koto Diatas, Kecamatan Kubung,

    Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.

    sangat terkait dengan adanya

    Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    : Kecamatan Danau Kembar,

    Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,

    geologi sangat terkait

    dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.

  • 7. Granit

    (a)

    Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di

    (Data Dinas Pertambangan dan Energi

    Batuan granit

    Hiliran Gumanti (gambar 4.5)

    Cermin, Kecamatan Tigo Lurah

    terkait dengan adanya Batuan Terobosan (intrusi), Trias.

    8. Kalsit

    Batuan kalsit

    Keberadaan batuan kalsit

    Formasi Kuantan.

    Gambar. 4.6 Singkapan Kalsit di (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    36

    (a) (b)

    Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di Kecamatan Hiliran Gumanti

    (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    granit terdapat di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan

    (gambar 4.5), Kecamatan IX Koto Sei. Lasi, Kecamatan Pantai

    Cermin, Kecamatan Tigo Lurah. Keberadaan batuan Granit secara

    adanya Batuan Terobosan (intrusi), Trias.

    kalsit terdapat di Kecamatan Lembah Gumanti (gambar 4.6)

    batuan kalsit secara geologi sangat terkait dengan adanya batu pasir

    Gambar. 4.6 Singkapan Kalsit di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

    Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di

    Kabupaten Solok)

    antara lain: Kecamatan

    , Kecamatan IX Koto Sei. Lasi, Kecamatan Pantai

    Granit secara geologi sangat

    terdapat di Kecamatan Lembah Gumanti (gambar 4.6).

    sangat terkait dengan adanya batu pasir

    Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)

  • 37

    4.2.2. Jenis dan Lokasi Mineral Batuan yang Potensial

    Data rinci jenis dan lokasi mineral batuan utama sebagai bahan galian

    yang potensial di Kabupaten Solok dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3

    Di Kabupaten Solok komoditas tambang batuan yang sangat potensial

    tersebar adalah sebagai berikut :

    4.2.2.1. Tanah urug/ batu pecah

    Ganesa Komoditi ini merupakan hasil endapan yang berasal dari semua

    jenis batuan. Sumber utamanya adalah batu pasir Formasi Telisa. Jenis batuan

    breksi tuf, fragmen berupa lava andesit yang tertanam pada matrik tuf. Boulder

    lava andesit berwarna abu-abu agak putih, porfiritik, inequigranular, berukuran 10

    cm - 3 m, keras.

    Komoditi ini terdapat di Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan

    Gunung Talang. Sumber daya komoditas ini di Kecamatan Danau Kembar tereka

    sebesar 5.125.000 m3(lampiran 1). Material ini berupa jenis batuan breksi tuf,

    fragmen berupa lava andesit yang tertanam pada matrik tuf. Boulder lava andesit

    berwarna abu-abu agak putih, porfiritik, inequigranular, berukuran 10 cm - 3 m,

    keras. Sedangkan di Kecamatan Gunung Talang sumber daya komoditas ini tereka

    sebesar 100.000.000 M3 Tanah urug berukuran di Kecamatan Gunung Talang ini

    berupa pasir sampai boulder berasal dari pelapukan dan transportasi berbagai jenis

    batuan, bersifat lepas, termasuk didalamnya tanah hasil pelapukan. Boulder

    umumnya berupa batuan andesitik-basaltik yang pemanfaatanya dapat sebagai

    batu pecah dan split.

  • 38

    4.2.2.2. Batu gamping

    Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik,

    mekanik dan kimia.

    a. Organik

    Sebagian besar batu gamping di alam terjadis secara organik. Jenis ini

    berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput,

    foraminfera atau ganggang atau berasal dari kerangka binatang

    koral/kerang.

    b. Mekanik

    Batu gamping yang terjadi secara mekanik bahannya tidak jauh berbeda

    dengan jenis batu gamping kapur. Yang membedakan adalah terjadinya

    perombakan dari bahan baku batu gamping tersebut kemudian terbawa

    oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.

    c. Kimia

    Terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air

    laut maupun air tawar.

    Komoditi ini terdapat di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.

    Yang paling besar sumberdaya tereka batu gamping terdapat di Nagari Kampung

    Tangah dan Salasa Kecamatan Payung Sekaki sebesar 18.237.000.000 Ton M

    (lampiran 2). Batu gamping yang terdapat di Kecamatan ini, batu gamping

    berwarna abu-abu muda-tua dan abu-abu kehitaman, keras dan pejal, masif,

    hampir tidak dijumpai berbentuk ktistal, rekahan rapat-jarang, memotong batuan

    tidak berteratur.

  • 39

    4.2.2.3. Pasir

    Ganesa Komoditi Pasir ini merupakan hasil endapan yang berasal dari

    semua jenis batuan. Sumber utamanya adalah batu Pasir Kwarsa Formasi

    Ombilin dan Formasi Brani.

    Komoditi ini terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau

    Kembar, Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan IX Sei. Lasi. Sumber daya

    komoditas ini yang terbanyak terdapat di Kecamatan Pantai Cermin sebesar

    7.750.000.000 M. Pasir / tanah urug (gunung) di Kecamatan Cermin ini berasal

    dari lapukan lanjut berbagai jenis batuan termasuk granit yang mengalami tingkat

    pelapukan lanjut, berukuran pasir halus-bongkah, lepas (mudah berai), termasuk

    didalamnya tanah.

    4.3. Pengusahaan

    Dari apa yang telah dijelaskan pada sub bab diatas dapat diketahui bahwa

    potensi mineral batuan sangat banyak terdapat di wilayah Kabupaten Solok.

    Mineral batuan tersebut pada saat ini pada umumnya dimanfaatkan untuk

    memenuhi bahan baku pembangunan fisik di daerah Kabupaten Solok maupun

    daerah daerah sekitarnya.

    Berdasarkan data terakhir yang diperoleh terdapat beberapa mineral batuan

    yang telah diusahakan atau ditambang oleh Badan Usaha atau perorangan dengan

    izin usaha pertambangan yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah (tabel 4.1),

    adapun Izin Usaha Pertambangan Batuan tersebut dapat dilihat pada (lampiran 4)

  • 40

    Sedangkan produksi batuan untuk masing masing Izin Usaha

    Pertambangan (IUP) adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Produksi rata-rata hasil tambang bahan galian di Kabupaten Solok(Data Dinas Pertambanagn dan Energi Kabupaten Solok, 2011)

    No Perusahaan

    Produksi rata-rata (M/tahun)

    Tahun

    2009

    Tahun

    2010

    Tahun

    2011

    Tahun

    2012

    1 CV. Tanah Kayo 33.750 45.000 6.660 6.411

    2 CV. Tanakay Prima 13.500 25.000 44.732 41.600

    3 Jupri Marabunta - 24.000 - -

    4 CV. Herfi Tan Kayo - 24.000 6.662 9.608

    5 CV. Wandi Putra Makin Jaya - 24.000 12.371 17.843

    6 CV. Pratama Putra Sejahtera 6.192 24.000 18.774 -

    7 PT. Arpex Primadhamor - 24.000 - -

    8 Sdr.Mainir Munaf - 12.000 - 2.467

    9 Sdr Suherman - - - 1.267

    10 Sdr. Joni Afrizon - - 1.908 933

    11 PT. Sinar Asia Fortuna - - - 5.000

  • 41

    Selain dari pelaksanaan Usaha Pertambangan, melalui Izin Usaha

    Pertambangan (IUP) juga potensi mineral batuan khusus jenis sirtukil juga ada

    yang diusahakan melalui Pertambangan Rakyat yaitu di Nagari Aie Dingin + 25

    titik Tambang Rakyat dengan jumlah produksi pertahun rata rata 267 per tahun.

    4.4. Prospek Kedepan

    Jika dilihat potensi untuk mineral batuan yang ada di wilayah Kabupaten

    Solok berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan sangat potensial dan juga

    sangat banyak jenis mineral batuan yang dapat diusahakan atau dimanfaatkan.

    Prospek pengusahaan mineral batuan kedepannya akan menjadi salah satu

    potensi yang akan dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Solok untuk

    mendatangkan investasi ke Daerah Kabupaten Solok guna peningkatan

    pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan guna kesejahteraan

    masyarakat melalui ketiga jenis bahan galian utama yang potensial tersebut diatas.

  • 42

    V. PENUTUP

    5.1. Simpulan

    Kabupaten Solok memiliki potensi Bahan Galian Mineral Batuan yang

    sangat besar dan sangat menguntungkan jika dikelola dan dimanfaatkan dengan

    baik. Hal ini terbukti dengan survey-survey yang dilakukan selama PKL (Praktek

    Kerja Lapangan) di Kabupaten Solok.

    Potensi Bahan Galian Mineral Batuan yang terdapat di daerah Kabupaten

    Solok merupakan salah satu potensi yang dapat di kelola dan di manfaatkan

    apabila data potensinya sudah akurat, sehingga dapat diminati para investor -

    investor besar yang mau menanamkan modalnya.

    Disamping itu mengingat banyaknya cadangan yang terdapat di Daerah

    Kabupaten Solok, maka Pemerintah Daerah sudah dapat menjadikan potensi

    tersebut sebagai bahan promosi dalam menarik investor luar maupun lokal untuk

    mengusahakan pertambangan di wilayah kabupaten ini.

    Hasil Penelitian dan upaya pengumpulan informasi dan data potensi bahan

    galian mineral batuan di Kabupaten Solok, sesuai dengan tupoksi dari Dinas

    Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.

    Hasil pengusahaan jenis bahan galian potensial terutama tanah urug/ batu

    pecah, batu gamping, pasir, dinilai berhasil mensejahterakan kesejahteraan

    masyarakat dan lingkungannya yang juga merupakan tindak lanjut dari tupoksi

    Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.

  • 43

    5.2. Saran

    Dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran yang

    semakin meningkat, mengingat potensi yang ada di daerah tersebut pemerintah

    sudah bisa menarik investor-investor kecil, menengah dan yang besar untuk saling

    kerjasama dalam mengelola potensi yang ada di daerah tersebut. Sehingga

    masyarakat dapat menikmati hasil potensi pertambangan serta pemerintah daerah

    setempat.

    Perlu dilakukan kajian secara mendalam tentang kemungkinan

    pengusahaan bahan-bahan galian secara skala kecil maupun besar, maka perlu

    dilakukan pembinaan masyarakat dekat bahan galian tersebut untuk

    mengusahakannya sebagai sumber mata pencaharian utama atau sampingan.

    Sesuai dengan Tupoksi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok

    disarankan Pemda Kabupaten Solok membuat kebijakan yang mendorong

    pengusaha dan masyarakat lokal serta minat investor untuk bisa menanamkan

    modalnya di bidang pertambangan di wilayah ini.

    Mendorong pengusaha dan masyarakat lokal memulai kajian

    pemamfaatannya secara pemberdayaan potensi lokal untuk mengusahakan bahan

    galian industri yang ada.

  • 44

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Bappeda Kabupaten Solok, 2011, Kabupaten Solok Dalam Angka2. Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten Solok, 2010, Potensi Bahan

    Galian Kabupaten Solok3. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok, 2011, Data Deposit

    Kabupaten Solok4. Dinas Pertambangan dan Energi, Propinsi Sumbar, 2002, Potensi Bahan

    Galian se - Propinsi Sumatera Barat5. Musliki Sabardi, 2012, Diktat Kuliah Geologi6. Nursahan, Iwan, Sutisna. D, 2003, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral

    Logam di Daerah Kabupaten Solok dan Kab. Pesisir Selatan, DIM, Bandung

    7. Rosidi, H.M.D, Tjokrosaputro and Pendowo, B. 1976, Geologic map of the Painan and Northeastern of the Muara Siberut Quadrangle, Sumatera, GSI.

    8. ------------------- , 2009, Undang undang Nomor 4 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

    SAMPUL DEPAN KKW.pdfKKW POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KAB. SOLOK.pdf