potensi bahan galian mineral batuan di kabupaten solok
DESCRIPTION
Kertas Kerja Wajib MahasiswaTRANSCRIPT
-
POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN
DI KABUPATEN SOLOK
KERTAS KERJA WAJIB(KKW)
Oleh :
NAMA MAHASISWA : AFANDINIM : 541201 / AJURUSAN : MANAJEMENPROGRAM : MANAJEMEN PERTAMBANGAN
DAN ENERGIDIPLOMA : I (SATU)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEMPTK AKAMIGAS-STEM
Cepu, Mei 2013
-
Judul : POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KABUPATEN SOLOK - SUMBAR
Nama Mahasiswa : AFANDINIM : 541201 / AJurusan : MANAJEMENProgram Studi : MANAJEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGIDiploma : I (SATU)
Menyetujui
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Dr. Ir. A. Djumarma Wirakusumah.NIP.19540101 198103 1 005
Mengetahui :
Ketua Program Studi : Manajemen Pertambangan dan Energi
Ir. Apud Djadjulie, MT.NIP. 19520708 198103 1 002
-
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Mengetahui : Menyetujui :Kepala Bidang Pertambangan Kepala Seksi Pemetaan SDM
dan Air Tanah
Rolly Irawan, STNip. 19770528 200312 1 008
Ir. NofialdiNip. 19611126 199303 1 002
-
iKATA PENGANTAR
Pujisyukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kertas Kerja Wajib (KKW) dengan judul POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KABUPATEN SOLOK. Kertas Kerja Wajib (KKW) ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang Diploma I pada Program Studi Manajemen Pertambangan dan Energi di PTK Akamigas STEM Cepu.
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat terselesaikan atas dukungan, saran, bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT. selaku Direktur PTK AKAMIGAS STEM Cepu;
2. Bapak Drs. H. Indra Merdi,MM selaku Kepala Dinas Pertambangan Energi Kabupaten Solok;
3. Bapak Rolly Irawan, ST selaku Kepala Bidang Pertambangan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok;
4. Bapak Ir. Nofialdi selaku Pembimbing Lapangan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok;
5. Bapak Dr. Ir. A. Djumarma Wirakusumah selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW);
6. Bapak Ir. Apud Djadjulie, MT. selaku Ketua Program Studi Manajemen Pertambangan dan Energi;
7. Bapak dan Ibu dosen PTK AKAMIGAS STEM Cepu;8. Serta Rekan-rekan se-angkatan, sehingga terselesaikannya KKW ini tepat
pada waktunya;
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib(KKW) ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Cepu, Mei 2013
Penulis,
AFANDINIM 541201
-
ii
INTISARI
Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang potensi bahan galian mineral batuan di Kabupaten Solok, memperluas pengetahuan, menambah pengalaman serta mengadakan perbandingan antara ilmu yang diperoleh selama belajar di kampus dengan praktek dan penerapan dilapangan.
Potensi Bahan Galian Mineral Batuan saat ini yang terdapat di Kabupaten Solok masih membutuhkan data yang begitu akurat supaya dapat digunakan sebagai mana mestinya untuk membantu dan memajukan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan warga daerah Kabupaten Solok untuk menuju suatu kabupaten yang mandiri dan sejahtera. Potensi bahan galian mineral batuan tersebut diantaranya, Andesit, Clay, Marmer, Tanah Urug, Batu Gamping, Pasir, Granit. Potensi bahan galian mineral batuan di daerah Kabupaten Solok saat ini sudah ada yang termanfaatkan, namun masih cukup banyak potensi yang masih belum dimanfaatkan sehingga komoditas mineral batuan memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.Pengembangan investasi disektor pertambangan khusus komoditas batuan diharapkan dapat menjadi salah satu sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Solok.
Dari hasil yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini, diketahui bahwa potensi bahan tambang yang potensial di Kabupaten Solok telah termanfaatkan dan memiliki peluang untuk dikembangkan adalah Tanah Urug, Batu Gamping, Pasir.
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iINTISARI................................................................................................................ iiDAFTAR ISI.......................................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ivDAFTAR TABEL................................................................................................... vDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 11.1. Latar Belakang Penulisan.................................................................................... 11.2. Tujuan Penulisan................................................................................................. 31.3. Batasan Masalah ................................................................................................. 41.4. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4
II. ORIENTASI UMUM..................................................................................... 72.1. Sejarah Singkat Kabupaten Solok....................................................................... 72.2. Letak Geografis Kabupaten Solok ...................................................................... 92.3. Lambang Kabupaten Solok............................................................................... 112.4. Makna Lambang Kabupaten Solok................................................................... 112.5. Visi dan Misi Kabupaten Solok ........................................................................ 122.6. Lingkungan dan penduduk................................................................................ 132.7. Struktur Organisasi Distamben Kabupaten Solok............................................. 142.8. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan............................................... 15
III. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 173.1. Batuan ............................................................................................................... 173.2. Penggolongan Bahan Galian............................................................................. 193.3. Pertambangan.................................................................................................... 203.4. Dasar Hukum .................................................................................................... 25
IV. PEMBAHASAN ........................................................................................... 264.1. Geologi Kabupaten Solok ................................................................................. 264.2. Potensi Bahan Galian di Kabupaten Solok ....................................................... 324.3. Pengusahaan...................................................................................................... 394.4. Prospek Kedepan .............................................................................................. 41
V. PENUTUP..................................................................................................... 425.1. Simpulan ........................................................................................................... 425.2. Saran ................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44LAMPIRAN
-
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Solok.................................................. 10Gambar 2.2 Lambang Kabupaten Solok ............................................................... 11Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Solok .... 15Gambar 4.1 Andesit di Kecamatan Danau Kembar .............................................. 32Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin............................................... 33Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti ............. 34Gambar 4.4 Singkapan Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi............................. 35Gambar 4.5 Contoh dan singkapan Batu Granit di Kec. Hiliran Gumanti ........... 36Gambar 4.6 Singkapan Kalsit di Kecamatan Lembah Gumanti ........................... 36
-
vDAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Produksi rata-rata hasil tambang bahan galian di Kab. Solok .............. 40
-
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. 1. Data keberadaan Batu Pecah/Tanah Urug dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 2. Data keberadaan Batu Gamping dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 3. Data keberadaan Pasir dan potensinya di Kab. SolokLampiran. 4. Daftar nama pemegang izin usaha bahan galian mineral bukan logam dan
batuan di Kab. Solok
-
1I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya mineral merupakan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan, apabila pemanfaatan tidak disertai dengan
pengelolaan yang baik akan mengakibatkan terkurasnya sumber daya mineral
yang ada namun tidak memiliki dampak positif terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan. Indonesia umumnya dan Kabupaten Solok khususnya memiliki
sumber daya mineral yang cukup banyak dan berbagai macam jenis atau
komoditasnya. Sumber daya mineral tersebut saat ini ada yang sudah
dimanfaatkan dan masih banyak yang belum termanfaatkan.
Kabupaten Solok saat ini berupaya memacu pertumbuhan ekonomi guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor sektor yang memiliki
potensi untuk mendatangkan investasi seperti sektor pariwisata, sektor
perkebunan, sektor pertanian dan juga sektor potensi sumber daya mineral
menjadi salah satu sektor yang cukup diunggulkan dan bahkan Pemerintah
Kabupaten Solok selalu mengadakan promosi tentang potensi sumber daya
mineral di berbagai iven di Indonesia.
Kabupaten Solok sesuai dengan penggolongan jenis sumber daya mineral
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara memiliki potensi yang
terdiri dari Mineral Logam, Mineral bukan logam, Batuan dan Batubara. Saat ini
-
2beberapa potensi tersebut sudah ada yang dimanfaatkan dan beberapa lagi potensi
yang ada tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Sekaitan dengan hal tersebut diatas guna memenuhi persyaratan wajib
dalam perkuliahan di PTK Akamigas STEM maka penulis mengangkat judul
POTENSI BAHAN GALIAN MINERAL BATUAN DI KABUPATEN
SOLOK dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) pengkajian tentang
Potensi Bahan Galian Mineral Batuan di Kabupaten Solok sangat erat sekali
kaitannya dengan perkuliahan yang penulis ikuti. Untuk menfokuskan kedalaman
pembahasan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini maka penulis memilih dan
membatasi potensi sumber daya mineral yang ada di Kabupaten Solok untuk
dilakukan pengkajian, dimana penulis memilih pembahasan tentang potensi
mineral atau bahan tambang untuk mineral batuan saja.
Adapun alasan penulis memilih mineral batuan adalah karena pemanfaatan
komoditas tambang batuan sangat erat sekali kaitannya dengan pemenuhan
kebutuhan pembangunan di Kabupaten Solok. Pelaksanaan pembangunan fisik
tidak terlepas dari pemanfaatan bahan tambang batuan sebagai salah satu bahan
baku untuk pembangunan tersebut. Selain dari pada itu mineral batuan juga dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu sektor lapangan kerja.
Dalam penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini penulis akan melakukan
pembahasan tentang seluruh potensi untuk komoditas batuan yang ada di wilayah
Kabupaten Solok lengkap dengan data dan keberadaannya atau sebarannya di
Kabupaten Solok, dan selanjutnya penulis akan membahas potensi komoditas
tambang jenis batuan yang paling potensial dan sudah mulai dimanfaatkan atau
-
3diusahakan oleh masyarakat dan menjadi salah satu lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Selain dari pada itu penulis juga akan memberikan data prospek
perseimbangan pemanfaatan atau pengusahaan mineral batuan dimasa yang akan
datang.
Dengan pemaparan dalam Kertas Kerja Wajib (KKW) ini penulis berharap
juga dapat memberikan gambaran guna ajang promosi untuk menarik minat
investasi disektor pemanfaatan dan pengelolaan potensi mineral batuan yang ada
di Kabupaten Solok, sekaligus memberikan pemahaman yang baik bagi penulis
dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini penulis ikuti.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini secara umum adalah memenuhi
salah satu syarat kelulusan program studi Manajemen Pertambangan dan Energi
PTK Akamigas STEM, sedangkan tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini
secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Memperkaya wawasan penulis dalam upaya penerapan teori yang dipelajari
dengan pelaksanaan dilapangan (dunia kerja)
2. Memberikan pemahaman yang baik kepada penulis tentang tata cara
pengambilan data (survey) potensi mineral batuan.
3. Mengetahui sekaligus menginventarisasi seluruh mineral batuan di Kabupaten
Solok.
4. Mengetahui potensi mineral batuan yang ekonomis untuk dilaksanakan
penambangan
5. Mengetahui potensi mineral batuan yang dapat dikembangkan
-
46. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok
1.3. Batasan Masalah
Dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini (KKW) penulis melakukan kajian
umum tentang potensi bahan tambang yang ada di Wilayah Administrasi
Pemerintah Kabupaten Solok.
Dalam pembahasan Kertas Kerja Wajib ini penulis membatasi pengkajian
atau masalah potensi bahan tambang yaitu khusus untuk bahan galian mineral
batuan. Selain daripada itu penulis dalam membahas bahan galian mineral batuan
akan memfokuskan kepada hal-hal sebagai berikut:
Jenis Mineral Batuan di Kabupaten Solok
Jenis Mineral Batuan yang potensial di Kabupaten Solok
Letak geografis mineral batuan yang potensial.
1.4. Sistematika Penulisan
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari beberapa bab, dengan susunan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, dalam penulisan materi Kertas
Kerja Wajib (KKW) yang diberikan disertai dengan Tujuan, Batasan Masalah dan
Sistematika Penulisan.
-
5BAB II ORIENTASI UMUM
Bab ini berisikan tentang gambaran umum Kabupaten Solok yang meliputi
Sejarah, Bentuk dan Makna Lambang, Letak Geografis, Visi dan Misi, Penduduk
dan Lingkungan Kabupaten Solok dan pendalaman tentang Struktur Organisasi
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan hal-hal yang berkaitan studi referensi tentang pengertian
pertambangan, bahan galian batuan, penggolongan bahan galian batuan, jenis
bahan galian batuan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang potensi bahan galian batuan di Kabupaten
Solok dengan Metode pembahasan dalam pengumpulan data yang dilakukan
penulis guna menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini, adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data Sekunder
- Pengumpulan data dan dokumen yang berbentuk tulisan, formulir dan
isian-isian di Dinas Pertambangan dan Energi dan Bappeda Kabupaten
Solok.
- Pengumpulan data hasil kajian yang ada tentang mineral batuan di wilayah
Kabupaten Solok.
- Wawancara langsung
b. Pengumpulan data primer
- Wawancara langsung dengan intansi terkait yaitu Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Solok dan Bappeda Kabupaten Solok
-
6- Survey lapangan guna melihat potensi batuan yang ada
- Teori-teori yang didapat selama mengikuti kuliah di STEM jurusan
Manajemen Pertambangan dan Energi.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan tulisan
dari pembahasan, serta saran-saran untuk pemecahan masalah yang harus
diselesaikan sebagai upaya perbaikan dalam penyempurnaan Kertas Kerja Wajib
(KKW).
-
7II. ORIENTASI UMUM
2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Solok
Berdasarkan Buku Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2011 dinyatakan
bahwa Kabupaten Solok secara legalitas formal (de jure) dibentuk dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah. Daerah ini
terdiri dari 12 Kecamatan 247 (dua ratus empat puluh tujuh) desa dan 6 (enam)
Kelurahan. Berdasarkan kajian historis, yuridis formal dan sosial budaya (de
facto).
Hari jadi Kabupaten Solok ditetapkan tanggal 9 April 1913 dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penetapan hari
jadi Kabupaten Solok. Penetapan ini antara lain berdasarkan pada fakta sejarah
bahwa pada tanggal tersebut nama Solok pertama kali digunakan sebagai nama
sebuah unit administrasi setingkat kabupaten yakni Afdeeling Solok sebagaimana
disebut dalam Besluit Gubernur Jenderal Belanda yang kemudian dimuat dalam
Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1913 Nomor 321. Sejak ditetapkannya nama
Solok setingkat Kabupaten tahun 1913 (walaupun nama daerah administratifnya
berubah-ubah, seperti Bun pada zaman Jepang, Luhak pada zaman kemerdekaan
dan kemudian Kabupaten hingga sekarang), Solok tetap digunakan sebagai daerah
administratif pemerintahan.
Pada tahun 1970, ibukota Kabupaten Solok berkembang menjadi
kotamadya yaitu Kotamadya Solok, namun pusat pemerintahan Kabupaten Solok
-
8tetap berada di Solok. Setelah Kota Solok berubah menjadi Kotamadya, belum
pernah diprogramkan untuk menetapkan ibukota Kabupaten Solok yang baru atau
definitif. Pada tahun 1979 pusat pelayanan pemerintahan Kabupaten Solok pindah
dari Solok ke Koto Baru salah satu nagari di Kecamatan Kubung. Secara faktual
pindah pada tahun 1980, namun secara yuridis ibukota Kabupaten Solok tetap
Solok, dengan 13 Kecamatan Induk, 11 Kantor Perwakilan Kecamatan (KPK),
247 Desa dan 6 kelurahan memiliki luas wilayah 7.084,2 Km2.
Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, maka kepada daerah diberikan wewenang yang nyata, luas
dan bertanggungjawab untuk mengurus daerahnya masing-masing. Pada saat itu
juga terjadi lagi penambahan satu kecamatan, sehingga Kabupaten Solok memiliki
14 Kecamatan Induk, 11 Kantor Perwakilan Kecamatan (KPK), 247 Desa dan 6
Kelurahan. Kemudian tahun 2001, Kantor Perwakilan Kecamatan dan Kelurahan
diliquidasi dan diregroping, sehingga Kabupaten Solok menjadi 19 Kecamatan, 86
Nagari dan 520 Jorong. Wilayah administrasi terakhir ini ditetapkan dengan Perda
No. 4 tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari dan Perda No. 5 tahun 2001
tentang Pemetaan dan Pembentukan Kecamatan.
Pada bulan Mei 2001, pusat pelayanan Pemerintahan Kabupaten Solok
mulai pindah dari Koto Baru ke Kayu Aro-Sukarami yang disingkat dengan
Arosuka. Dengan demikian, sudah dua kali pemindahan pusat pelayanan
pemerintahan Kabupaten Solok. Akhir tahun 2003 Kabupaten Solok kembali
dimekarkan menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok
Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003
-
9tentangPemekaranWilayah Kabupaten Solok Selatan. Dengan terjadinya
pemekaran wilayah tersebut, maka sekarang luas Kabupaten Solok menjadi 3.738
Km2 (373.800 Ha).
Kabupaten Solok terdiri dari 14 kecamatan dengan 74 nagari dan 403 jorong.
Kecamatan yang memiliki nagari terbanyak adalah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi dan
Kecamatan X Koto Diatas masing-masing memiliki 9 nagari, sedangkan kecamatan
dengan jumlah nagari terkecil terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau
Kembar dan Kecamatan Junjung Sirih masing-masing hanya memiliki 2 nagari.
Kecamatan yang memiliki jorong terbanyak adalah Kecamatan X Koto Diatas dengan
jumlah 51 jorong dan kecamatan yang memiliki jorong paling sedikit adalah Kecamatan
Payung Sekaki dan Kecamatan Junjung Sirih dengan jumlah masing-masing 11 jorong.
2.2. Letak Geografis Kabupaten Solok
Secara geografis Kabupaten Solok terletak pada 100 25 53 - 101 14
43 BT dan 0 3203 - 1 19 5 LS. Wilayah Kabupaten Solok setelah dilakukan
pemekaran adalah 3.738 Km yang meliputi 14 Kecamatan dengan pusat
Pemerintahan berada di Arosuka. Batas-batas Wilayah Kabupaten Solok antara
lain (dapat dilihat pada gambar 2.1):
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok Selatan
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sawahlunto/Sijunjung
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan
Secara umum Daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi
antara 18 derajat Celsius hingga 30 derajat Celsius, dimana dapat ditemui daerah
-
berhawa panas, sedang dan dingin d
M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai
500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian
500 sampai 1000 M meliputi 34% da
1.700 M diatas permukaan taut sekitar 29%.
Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
10
nas, sedang dan dingin dengan ketinggian antara 400 M sampai 1.700
M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai
500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian
500 sampai 1000 M meliputi 34% dan berada pada ketinggian 1000 M sampai
1.700 M diatas permukaan taut sekitar 29%.
Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
engan ketinggian antara 400 M sampai 1.700
M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai
500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian
n berada pada ketinggian 1000 M sampai
Gambar. 2.1 Peta administrasi Kabupaten Solok( Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
-
11
2.3. Lambang Kabupaten Solok
Lambang Kabupaten Solok terlihat pada gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2. lambang Kabupaten Solok
2.4. Makna Lambang Kabupaten Solok
a. Mesjid dan Rumah Gadang melambangkan Adat Basandi Syara,
Syara Basandi Kitabbullah.
b. Dua buah garis biru bergelombang dan berpuncak Tiga melambangkan
tiga buah danau besar dan dua buah sungai terbesar
c. Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan
d. Motto Alua Jo Patuik mencerminkan demokrasi yang dituangkan
dalam musyawarah untuk menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan
e. Warna Hijau berarti Harapan Masa Depan yang lebih baik
f. Warna putih berarti suci
g. Warna merah berarti berani
h. Warna hitam berarti abadi, ulet, tabah, dan tahan uji.
-
12
2.5. Visi dan Misi Kabupaten Solok
Dalam mengimplementasikannya maka visi dan misi Kabupaten Solok
sebagai berikut:
Visi
TERWUJUDNYA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA
Misi
Dalam rangka mewujudkan visi maka ditetapkanlah misi sebagai berikut:
a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan
taat hukum.
b. Meningkatkan kehidupan yang agamais, bermoral dan berbudaya.
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menciptakan tatanan
perekonomian terpadu berbasis tekhnologi dan pelestarian lingkungan
d. Menciptakan pendidikan berkualitas.
e. Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.
f. Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan di segala
bidang.
g. Mengembangkan pembangunan kepemudaan, olahraga dan
pemberdayaan perempuan.
h. Membangun kepariwisataan.
-
13
2.6. Lingkungan dan penduduk
Secara umum daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi
antara 18 derajat Celsius hingga 30 derajat celsius, dimana dapat ditemui daerah
berhawa panas, sedang dan dingin dengan ketinggian antara 400 M sampai 1.700
M diatas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 sampai
500 M diatas permukaan laut meliputi sekitar 37% dan berada pada ketinggian
500 sampai 1000 M meliputi 34% dan berada pada ketinggian 1000 M sampai
1.700 M diatas permukaan laut sekitar 29%.
Dengan tipografi yang tidak rata, Kabupaten Solok dianuggerahi empat
buah danau yaitu:
1. Danau Singkarak di Kecamatan X Koto Singkarak seluas + 1129,29 Ha.
2. Danau Diatas di Kecamatan Lembah Gumanti seluas + 17,19 Ha.
3. Danau Dibawah di Kecamatan Lembang Jaya seluas + 16,83 Ha dan
4. Danau Talang di Kecamatan Lembang Jaya + 1,9 Ha
Penduduk
Berdasarkan Data Sensus Penduduk tahun 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Solok sebanyak 348.566 jiwa. Perkembangan penduduk masing-
masing kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Kubung tetap merupakan kecamatan
terbesar jumlah penduduknya yaitu 55.303jiwa, sementara kecamatan Lembah
Gumanti merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk kedua terbanyak yaitu
53.178 jiwa atau sekitar 15,26% dari jumlah penduduk Kabupaten Solok,
selanjutnya Kecamatan Gunung Talang berada pada urutan ketiga dengan jumlah
penduduk sekitar 46.738 jiwa, dengan persentase 13,41%. Sedangkan jumlah
-
14
penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Payung Sekaki dengan jumlah
penduduk 8.027 jiwa (2,3%).
2.7. Struktur Organisasi Distamben Kabupaten Solok
Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok
diperlihatkan pada gambar 2.3.
Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai
tugas; Membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah
berdasarkan azaz otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertambangan dan
energi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah. Sedangkan fungsi Dinas
Pertambangan dan Energi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertambangan dan energi sesuai
dengan tugasnya.
2. Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
pertambangan dan energi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.
Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis dan kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan lingkup tugasnya.
-
15
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
2.8. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan
Bidang yang mempunyai tugas terkait dengan topik Potensi Bahan Galian
Batuan di dalam Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok adalah Bidang
Pertambangan. Oleh karena itu, dalam hal ini yang diuraikan tentang tugas
fungsinya. Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Fungsi Uraian Tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah, Kepala Bidang
Pertambangan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok
mempunyai fungsi sebagai berikut:
-
16
Menyusun rencana kerja berdasarkan Renstra Dinas Pertambangan dan
Energi dan RPJMD
Penyusunan rancangan peraturan daerah bidang pertambangan mineral,
batu bara dan panas bumi
Pengelolaan data dan informasi usaha pertambangan mineral, batubara dan
panas bumi pada lintas kecamatan serta pengelolaan sistem informasi
geologi (SIG) wilayah kerja pertambangan di wilayah kabupaten
Pemberian bahan usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi
serta izin badan usaha jasa pertambangan pada lintas kecamatan
Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan dan izin
usaha jasa pertambangan pada lintas kecamatan
Pembinaan dan pengawasan pengusahaan kuasa pertambangan dan
Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan
pertambangan termasuk reklamasi pasca tambang, konservasi dan
peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan pada lintas
kecamatan.
-
17
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Batuan
Menurut Sabardi Musliki (2012), bahan padat yang menyusun kerak bumi
disebut batuan.Batuan terdiri dari komponen-komponen pembentuk batuan,
dimana komponen sangat tergantung pada cara terjadinya. Batuan penyusun kerak
bumi terdiri dari : Batuan Beku, Batuan Endapan/ Sedimen dan Batuan Metamorf.
3.1.1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi akibat pembekuan langsung dari
magma. Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Batuan beku dalam (plautonik/Intrusi)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk berada jauh di dalam
bumi (15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan
astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal.
Contoh batuan beku dalam : granit, granodiorit, gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal)
Terbentuk pada celah-celah / pipa gunung api, proses pendinginannya
relative cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tak
sempurna dan bercampur dengan masa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contohnya granit porfiri dan diorit porfiri. Granit porfiri disebut
dengan gang (batuan intrusi). magma yang mempunyai susunan granit itu
membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk itu disebut
porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.
-
18
c. Batuan beku luar (ekstrusi)
Terbentuk di (dekat) permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat
sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan
amorf. Contohnya obsidian, riolit, batu apung.
3.1.2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat proses pengendapan
sedimentasi. Mekanisme proses sedimentasi menghasilkan batuan dengan ciri-ciri
khas tergantung pada kondisi fisika, kimia, lingkungan dimana batuan tersebut
diendapkan. Secara genesis batuan sedimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu batuan
sedimen Klastik dan batuan sedimen Nonklastik.
Batuan Sedimen Klastik terjadi karena pelapukan batuan induk kemudian
ditransport dan diendapkan pada suatu tempat yang lebih rendah (cekungan
sedimentasi). Contohnya batu pasir, batu lempung, konglomerat dan lain-lain.
Batuan sedimen Nonklastik tidak mengalami transportasi tetapi batuan
yang terbentuk karena proses kimiawi misalnya endapan silika, endapan besi,
endapan karnon dan lain-lain.
3.1.3. Batuan Metamorf
Batuan Metamorfose adalah batuan yang mengalami proses mineralogi
(komposisi mineral) dalam batuan dalam keadaan padat, sebagai reaksi terhadap
kondisi fisik dan kimiawi akibat perubahan temperatur dan tekanan yang tinggi.
-
19
3.2. Penggolongan Bahan Galian
Dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, bahwa penggolongan bahan galian terbagi kedalam 5 (lima) komoditas
tambang yaitu :
1. Mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan
galian radioaktif lainnya.
2. Mineral Logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,
emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth,
molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit,
antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit,
besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,
ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium,
hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium,
iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin.
3. Mineral Bukan Logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir
kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes,
talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin,
feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon,
wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping
untuk semen.
-
20
4. Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah
diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro,
peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal,
kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet,
giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit,
kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir
pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah),
urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut,
dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral
bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan.
5. Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.
3.3. Pertambangan
3.3.1. Pengertian Pertambangan
Berdasarkan Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara. Yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara,Kegiatan Pertambangan meliputi Kegiatan Penyelidikan
-
21
Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Kontruksi, Penambangan,
Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan, Penjualan dan Reklamasi serta Kegiatan
Pascatambang.
Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau secara
geofisika didaratan, perairan dan foto udara terhadap segala sesuatu yang
ada dimuka bumi dengan maksud untuk membuat peta geologi secara umum
atau untuk menetapkan tanda tanda adanya kandungan bahan galian
disuatu wilayah.
Penyelidikan umum dilaksanakn dengan cara: sumur uji, pemboran uji, parit
uji, mendulang dan foto udara. Data yang diperoleh dari penyelidikan umum
masih bersifat kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis endapan, nama
endapan dan taksiran kualitas atau kadar.
Eksplorasi adalah Segala penyelidikan pertambangan untuk mengetahui
secara teliti tentang penyebaran endapan bahan galian, besar cadangan dan
nilai cadangan.
Eksplorasi dilaksanakan dengan cara pemboran, sumur uji, terowongan dan
shaf. Pada Eksplorasi ini data yang diperoleh lebih rinci antara lain kualitas
atau kadar, penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat
cadangan.
Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
-
22
Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan
pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian
dampak lingkungan.
Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
Penambanganterbagi menjadi 2 (dua) sistim:
Sistem Tambang Terbuka
Sistem Tambang Bawah Tanah.
Pengolahan/Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan
dan memperoleh mineral ikutannya.
Ada beberapa cara dalam melakukan pengolahan/pemurnia antara lain:
Comminution atau pengecilan ukuran. Alata yang digunakan Crusher dan
Grainder
Sizing adalah proses pemisahan mineral berdasarkan ukran butir. Sizing
dilakukan dengan cara Screening dan Classifying.
Concetration dilakukan dengan cara pemisahan dengan pencucian.
Pemisahan berdasarkan perbedaan berat isi, sifat fisik permukaan butiran,
sifat magnet mineral, sifat electrostatik separator.
Dewatering adalah proses pengurangan air dari hasil konsentrasi.
Prosesnya dilakukan dengan pengentalan, penyaringan dan pengeringan.
-
23
Pengangkutan adalah Kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan
dan pemurnian sampai tempat penyerahan atau dipasarkan.
Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara baik didalam negeri maupun diluar
negeri.
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kebali sesuai peruntukannya.
Pascatambang adalah Kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan
setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal
lokasi diseluruh wilayah pertambangan.
3.3.2. Wilayah Pertambangan
Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Wilayah Pertambangan adalah wilayah yang memiliki
potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi
pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional. Wilayah
pertambangan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia. Wilayah Pertambangan dapat dibagi menjadi 3 klarisifikasi yaitu:
Wilayah Usaha Pertambangan, Wilayah Pertambangan Rakyat dan Wilayah
Pencadangan Negara.
-
24
3.3.2.1. Wilayah Usaha Pertambangan
Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) adalah bagian dari
Wilayah Pertambangan (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi.
Wilayah Pertambangan sebagai bagian dari tata ruang nasional
merupakan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan. Penetapan Wilayah
Usaha Pertambangan dilakukan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah dan disampaikan secara tertulis kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah yang
bersangkutan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki Pemerintah dan
Pemerintah Daerah. Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya
dalam penetapan Wilayah Usaha Pertambangan kepada Pemerintah Provinsi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan.
3.3.2.2. Wilayah Pertambangan Rakyat
Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Wilayah Pertambangan Rakyat adalah bagian dari Wilayah
Pertambangan tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.Wilayah
Pertambangan Rakyat ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah berkonsultasi
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
-
25
3.3.2.3. Wilayah Pencadangan Negara
Di dalam Undang undang nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara Wilayah Pencadangan Negara adalah bagian dari Wilayah
Pertambangan yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.
Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dan dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan Wilayah Pencadangan
Nasional sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah
koservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan.
3.4. Dasar Hukum
Landasan Konstitusional yang terkait dengan kegiatan pertambangan
termasuk bahan galian batuan adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat (2) dan (3).
Sedangkan Landasan Yuridisnya adalah terutama:
Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batu Bara.
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan;
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pengawasan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
-
26
IV. PEMBAHASAN
4.1. Geologi Kabupaten Solok
4.1.1. Geomorfologi
Berdasarkan Buku Data Deposit Kabupaten Solok Tahun 2011
bahwa,Wilayah Kabupaten Solok mempunyai kondisi bentang alam yang cukup
bervariasi yaitu berupa dataran tinggi dibagian selatan dan dataran rendah
dibagian utara, dengan ketinggian bervariasi antara 100 m hingga diatas 1500 m
diatas permukaan laut, serta memiliki sebuah gunung api ( Gunung Talang) dan 5
buah danau yaitu Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau
Talang dan Danau Tuo.
Berdasarkan kemiringan lereng dan kesesuaian penggunaan lahan secara
umum, topografi dapat dibagi atas :
a. Kemiringan lereng 08%
b. Kemiringan lereng 830%
c. Kemiringan lereng 3040%
d. Kemiringan lereng lebih besar40%
Berdasarkan bentuk morfologinya, kemiringan lereng serta genesanya,
maka wilayah Kabupaten Solok dapat dibagi menjadi beberapa satuan
geomorfologi yaitu:
-
27
a. Satuan Geomorfologi Gunung Api
Satuan geomorfologi gunung api yaitu Gunung Talang, dengan pembagian
bentuk morfologinya yaitu:
Lereng bagian puncak, dengan ketinggian wilayah diatas 1500 m dpl,
kemiringan lereng 50 70 %.
Lereng bagian tengah (tubuh gunung api), dengan ketinggian wilayah
1000 1500 m dpl, kemiringan lereng 15 20 %.
Lereng bagian bawah (kaki gunung api), dengan ketinggian wilayah
antara 7501000 m dpl, kemiringan lereng kurang15%.
b. SatuanGeomorfologi Perbukitan
Satuan geomorfologi perbukitan tersebar dibagian barat dan bagian timur
yang merupakan bagian dari bukit barisan, yang dapat dibagi menjadi 3
kelompok yaitu:
Perbukitan landai, mempunyai kemiringan lereng antara 5 10 %,
ketinggian topografi berkisar antara 700 1000 m dpl, sebagian besar
berada dilereng bawah perbukitan di sekitar Kecamatan Lembang Jaya
sampai dataran Solok yang sebagian besar tersusun oleh satuan tufa-pasir.
Perbukitan sedang, mempunyai kemiringan lereng antara 10 50 %, yang
sebagian besar terletak dibagian tengah dan timur disekitar perbukitan
danau singkarak, danau diatas dan danau tuo.
-
28
Perbukitan agak terjal terjal, mempunyai kemiringan lereng lebih 50 %
dengan ketinggian berkisar antara 1000 1500 m dpl.
c. Satuan Geomorfologi Dataran
Satuan dataran berada pada wilayah Kabupaten Solok, dengan kemiringan
lereng dominan kurang dari 8% terbagi menjadi 2 (dua) satuan yaitu :
Dataran rendah berada dibagian utara yaitu sekitar Kota Solok sampai
sekitar Danau Singkarak sekitar Nagari Sumani, umumnya merupakan
endapan alluvial.
Dataran Tinggi berada dibagian selatan yaitu sekitar Danau Diatas atau di
sekitar Kecamatan Alahan Panjang, umumnya batuan dasar berupa breksi
vulkanik.
4.1.2. Stratigafi
Berdasarkan Buku Data Deposit Kabupaten Solok Tahun 2011 bahwa,
Susunan stratigafi (susunan batuan) diwilayah Kabupaten Solok yaitu sebagai
berikut:
a. Endapan Permukaan
Aluvium sungai, kwarter resen terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan
bongkah-bongkahan batuan beku, kwarsit dan macam-macam batuan
lainnya.
b. Batuan Gunung Api Kwarter
Batuan Gunung Api Kwarter terdiri dari:
-
29
Tufa basalt berupa tufa abu-abu, lapili, tufa basalt berkaca dan pecahan
lava.
Tufa batu apung, khas terdiri dari batu apung putih sampai ke kuningan.
Andesit Gunung Melintang, berupa breksi andesit sampai basalt, pecahan
lava berongga, endapan lahar dan lava.
Andesit Gunung Merapi, berupa breksi andesit sampai basalt,
bongkahan-bongkahan lava, lapili, tufa, aglomerat dan endapan tahar.
c. Batuan Gunung Api Kwarter-Tersier
Batuan volkanik tak terpisahkan, berupa aliran lahar, konglomerat dan
endapan kolovium lainnya, bersusunan antara andesit sampai basalt.
d. Batuan Sedimen, Tersier
Anggota bawah formasi Ombilin, berupa batu pasir kwarsa mengandung
mika dalam lapisan-lapisan setebal +2 m, dan setempat- setempat
mengalami metamorfosa, mengandung sisipan lempung, abu-abu
semubiru, konglomerat kwarsa dan lapisan batubara.
Batu gamping karang, terdapat pada bagian bawah dari anggota bawah
formasi telisa.
Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih napalan coklat tua sampai
kehitaman disisipi oleh batu pasir arkose dan setempat-setempat oleh
breksi andesit kasar bersudut.
Formasi Brani terdiri dari konglomerat kasar beraneka ragam dan
beberapa sisipan batu pasir. Sebelah timur Danau Singkarak, satuan ini
-
30
terdiri dari konglomerat batu gamping dengan sedikit kerakal kwarsit
dan granit dalam masa dasar atau gamping.
e. Batuan Malihan,Trias
Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih dan
filit berwarna kemerah-merahan sampai coklat tua, kwarsit, batu lanau,
rijang abu-abu dan aliran lava bersusun andesit hingga basalt.
Anggota batu gamping Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan
batu pasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak terkersikan, serpih,
batuan gunung api, tufa klorit konglomerat dan rijang coklat.
Anggota batu sabak dan serpih Formasi Tuhur, terdiri dari batu sabak,
serpihan napalan berwarna abu-abu muda sampai tua dengan sisipan rijang
coklat, radiolarit, serpih hitam terkersikan dan lapisan grewake
termalihan.
f. Batuan Malihan, Perm-Karbon
Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih
danfilit berwarna kemerah-merahan samapi coklat tua, kwarsit, batu lanu,
rijang abu-abu dan aliran lava bersusun andesit hingga basalt.
Anggota batugamping Formasi Kuantan berupa batugamping pejal,
berongga, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis
batu sabak abu-abu tua, kwrasit, batu lanau, rijang abu-abu dan aliran lava
bersusun andesit hingga basalt.
-
31
Anggota batu gamping Formasi Kuantan berupa batu gamping pejal,
berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batu sabak,
filit, serpihan terkersikan dan kwarsit umumnya berbentuk tofografi kasar.
Anggota bawah Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan batu
pasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak terkersik, serpih, batuan
gunung api, tufaklorit konglomerat dan rijang coklat.
g. Batuan Terobosan (intrusi), Trias
Granit, susunan berkisardari leo-granit sampai monzonit kwarsa. Disebelah
timur Danau singkarak singkapan granit genes yang terkekar dan tergeser
jelas yang ada hubungannya dengan jalur pergeseran dari patahan
Semangko. Granodiorit, bertekstur porfirik-fenerik berwarna abu-abu muda.
Beberapa singkapan terlihat telah cukup lapuk dan terkena proses kloritisasi.
Kwarsa diorite, bertektur butiran holokristalin, berwarna abu-abu sampai
abu-abu semu hijau, kebanyakan terdiri dari oligoklas, kwarsa, hornblende
dan biotit.
4.1.3. Struktur Geologi
Berdasarkan atas peta geologi lembar Solok, skala 1: 250.000, Sumatera
Barat (oleh PH. Silitonga dan Kastowo, 1975) dan peta geologi lembaran Painan
dan bagian timur laut lembar Muara Siberut, Sumatera (H.M.D. Rosidi, S.
Tjokrosapoetro, Pendowo, S Gafoer dan (and) Suharsono, 1996) di daerah studi
dilalui sesar Semangko yang memanjang dari teluk Semangko (Lampung)
sampai Aceh yang mempunyai arah Tenggara Barat Laut. Sesar Semangko
adalah merupakan sesar aktif.
-
Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak
dijumpai adanya cerm
yang sangat menyolok. D
curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi
didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari
anggota filit dan serpihan Formasi Kuantan (Pcks).
Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar
di daerah Danau Singkarak
mempunyai arah sesar Tenggara
Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini
dengan ukuran lebar antara 1
tidak beraturan. Sebagian kekar
atau kuarsa.
4.2. Potensi Bahan
4.2.1. Jenis dan Lokasi Mineral Batuan
1. Andesit
Gambar 4.1 Andesit (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
32
Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak
dijumpai adanya cermin sesar, pelurusan pelurusan sungai dan perubahan batuan
yang sangat menyolok. Di beberapa daerah tampak membentuk tebing
curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi
didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari
anggota filit dan serpihan Formasi Kuantan (Pcks).
Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar
di daerah Danau Singkarak Solok, Gunung Talang hingga Surian yang
mempunyai arah sesar Tenggara - Barat laut.
Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini
dengan ukuran lebar antara 1-5 mm dan panjang antara 0,25 1,5 m dengan arah
tidak beraturan. Sebagian kekar kekar batuan telah terisi oleh kalsit, aksida, besi
Bahan Galian di Kabupaten Solok
Jenis dan Lokasi Mineral Batuan
Gambar 4.1 Andesit di Kecamatan Danau Kembar(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
Hasil pengamatan lapangan, daerah yang dilalui oleh zona sesar banyak
sungai dan perubahan batuan
i beberapa daerah tampak membentuk tebing tebing
curam hingga hampir tegak > 70% serta longsoran tanah dan batuan yang terjadi
didaerah ini seperti yang terdapat di daerah yang dibentuk oleh batuan dari
Beberapa sesar normal banyak dijumpai di daerah penelitian, seperti sesar
Solok, Gunung Talang hingga Surian yang
Struktur kekar banyak dijumpai pada batuan yang terdapat di daerah ini
1,5 m dengan arah
kekar batuan telah terisi oleh kalsit, aksida, besi
di Kecamatan Danau Kembar(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
-
Batuan andesit tersebar di beberapa
Kubung, Danau Kembar,
Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin
Keberadaan batuan
Gunung Api kwarter.
2. Clay/ Lempung
Batuan Clay terdapat dibeberapa
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,
Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.
Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pant
Singkarak. Keberadaan batu lempung (Clay) secara
adanya batuan Sedimen Tersier, formasi Ombilin.
3. Marmer
Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin(Data Dinas Pertambangan dan Energi
33
Batuan andesit tersebar di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan
Danau Kembar, (gambar 4.1) Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan IX
Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin
Andesit secara geologi sangat terkait dengan adanya batuan
Gunung Api kwarter.
/ Lempung
Batuan Clay terdapat dibeberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Kubung,
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,
Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.
Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan X Koto
. Keberadaan batu lempung (Clay) secara geologi sangat terkait dengan
adanya batuan Sedimen Tersier, formasi Ombilin.
Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai Cermin(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
antara lain: Kecamatan
Kecamatan Lembang Jaya, Kecamatan IX
Koto Sei. Lasi, Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin.
sangat terkait dengan adanya batuan
yaitu: Kecamatan Kubung,
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan Lembang Jaya,
Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan IX Koto Sei.
ai Cermin, Kecamatan X Koto
sangat terkait dengan
Gambar 4.2 Marmer di Kecamatan Pantai CerminKabupaten Solok)
-
Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin
Keberadaan batuan Marmer secara
Gamping Formasi Kuantan.
4. Tanah Urug
Batuan Tanah Urug
Danau Kembar. Keberadaan Tanah Urug/Batu Pecah secara
dengan adanya batu pasir Formasi Telisa.
5. Batu Gamping
Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan
34
Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin
Keberadaan batuan Marmer secara geologi sangat terkait dengan adanya batuan
Gamping Formasi Kuantan.
Tanah Urug/ Batu Pecah
Batuan Tanah Urug terdapat di Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan
. Keberadaan Tanah Urug/Batu Pecah secara geologi
dengan adanya batu pasir Formasi Telisa.
Batu Gamping
Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
Batuan Marmer terdapat di Kecamatan Pantai Cermin (gambar 4.2)
sangat terkait dengan adanya batuan
Talang dan Kecamatan
geologi sangat terkait
Gambar 4.3 Singkapan Batu Gamping di Kecamatan Lembah GumantiEnergi Kabupaten Solok)
-
Batuan batu gamping
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Lembah Gumanti
Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,
Kecamatan X Koto Singkarak, Kecam
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.
Lasi. Keberadaan batuan
batuan Gamping Formasi Telisa.
6. Pasir
Gambar 4.4 Singkapan (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
Batuan pasir
Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,
Kecamatan Gunung Talang. Keberadaan
dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.
35
batu gamping tersebar di beberapa kecamatan
Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Lembah Gumanti
Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,
Kecamatan X Koto Singkarak, Kecamatan X Koto Diatas, Kecamatan Kubung,
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.
Keberadaan batuan gamping secara geologi sangat terkait dengan adanya
batuan Gamping Formasi Telisa.
Gambar 4.4 Singkapan Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
pasir terdapat di kecamatan: Kecamatan Danau Kembar,
Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,
Kecamatan Gunung Talang. Keberadaan pasir secara geologi
dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.
kecamatan diantaranya:
(gambar 4.3),
Kecamatan Junjung Sirih, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Payung Sekaki,
atan X Koto Diatas, Kecamatan Kubung,
Kecamatan Gunung Talang, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan IX Koto Sei.
sangat terkait dengan adanya
Pasir di Kecamatan IX Koto Sei. Lasi(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
: Kecamatan Danau Kembar,
Kecamatan IX Koto Sei. Lasi (gambar 4.4), Kecamatan Pantai Cermin,
geologi sangat terkait
dengan adanya batu Pasir Kwarsa Formasi Ombilin dan Formasi Brani.
-
7. Granit
(a)
Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di
(Data Dinas Pertambangan dan Energi
Batuan granit
Hiliran Gumanti (gambar 4.5)
Cermin, Kecamatan Tigo Lurah
terkait dengan adanya Batuan Terobosan (intrusi), Trias.
8. Kalsit
Batuan kalsit
Keberadaan batuan kalsit
Formasi Kuantan.
Gambar. 4.6 Singkapan Kalsit di (Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
36
(a) (b)
Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di Kecamatan Hiliran Gumanti
(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
granit terdapat di beberapa kecamatan antara lain: Kecamatan
(gambar 4.5), Kecamatan IX Koto Sei. Lasi, Kecamatan Pantai
Cermin, Kecamatan Tigo Lurah. Keberadaan batuan Granit secara
adanya Batuan Terobosan (intrusi), Trias.
kalsit terdapat di Kecamatan Lembah Gumanti (gambar 4.6)
batuan kalsit secara geologi sangat terkait dengan adanya batu pasir
Gambar. 4.6 Singkapan Kalsit di Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
Gambar 4.5 (a) Contoh Batu Granit dan (b) Singkapan Batu Granit di
Kabupaten Solok)
antara lain: Kecamatan
, Kecamatan IX Koto Sei. Lasi, Kecamatan Pantai
Granit secara geologi sangat
terdapat di Kecamatan Lembah Gumanti (gambar 4.6).
sangat terkait dengan adanya batu pasir
Kecamatan Lembah Gumanti(Data Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok)
-
37
4.2.2. Jenis dan Lokasi Mineral Batuan yang Potensial
Data rinci jenis dan lokasi mineral batuan utama sebagai bahan galian
yang potensial di Kabupaten Solok dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3
Di Kabupaten Solok komoditas tambang batuan yang sangat potensial
tersebar adalah sebagai berikut :
4.2.2.1. Tanah urug/ batu pecah
Ganesa Komoditi ini merupakan hasil endapan yang berasal dari semua
jenis batuan. Sumber utamanya adalah batu pasir Formasi Telisa. Jenis batuan
breksi tuf, fragmen berupa lava andesit yang tertanam pada matrik tuf. Boulder
lava andesit berwarna abu-abu agak putih, porfiritik, inequigranular, berukuran 10
cm - 3 m, keras.
Komoditi ini terdapat di Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan
Gunung Talang. Sumber daya komoditas ini di Kecamatan Danau Kembar tereka
sebesar 5.125.000 m3(lampiran 1). Material ini berupa jenis batuan breksi tuf,
fragmen berupa lava andesit yang tertanam pada matrik tuf. Boulder lava andesit
berwarna abu-abu agak putih, porfiritik, inequigranular, berukuran 10 cm - 3 m,
keras. Sedangkan di Kecamatan Gunung Talang sumber daya komoditas ini tereka
sebesar 100.000.000 M3 Tanah urug berukuran di Kecamatan Gunung Talang ini
berupa pasir sampai boulder berasal dari pelapukan dan transportasi berbagai jenis
batuan, bersifat lepas, termasuk didalamnya tanah hasil pelapukan. Boulder
umumnya berupa batuan andesitik-basaltik yang pemanfaatanya dapat sebagai
batu pecah dan split.
-
38
4.2.2.2. Batu gamping
Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik,
mekanik dan kimia.
a. Organik
Sebagian besar batu gamping di alam terjadis secara organik. Jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput,
foraminfera atau ganggang atau berasal dari kerangka binatang
koral/kerang.
b. Mekanik
Batu gamping yang terjadi secara mekanik bahannya tidak jauh berbeda
dengan jenis batu gamping kapur. Yang membedakan adalah terjadinya
perombakan dari bahan baku batu gamping tersebut kemudian terbawa
oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
c. Kimia
Terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air
laut maupun air tawar.
Komoditi ini terdapat di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Solok.
Yang paling besar sumberdaya tereka batu gamping terdapat di Nagari Kampung
Tangah dan Salasa Kecamatan Payung Sekaki sebesar 18.237.000.000 Ton M
(lampiran 2). Batu gamping yang terdapat di Kecamatan ini, batu gamping
berwarna abu-abu muda-tua dan abu-abu kehitaman, keras dan pejal, masif,
hampir tidak dijumpai berbentuk ktistal, rekahan rapat-jarang, memotong batuan
tidak berteratur.
-
39
4.2.2.3. Pasir
Ganesa Komoditi Pasir ini merupakan hasil endapan yang berasal dari
semua jenis batuan. Sumber utamanya adalah batu Pasir Kwarsa Formasi
Ombilin dan Formasi Brani.
Komoditi ini terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Danau
Kembar, Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan IX Sei. Lasi. Sumber daya
komoditas ini yang terbanyak terdapat di Kecamatan Pantai Cermin sebesar
7.750.000.000 M. Pasir / tanah urug (gunung) di Kecamatan Cermin ini berasal
dari lapukan lanjut berbagai jenis batuan termasuk granit yang mengalami tingkat
pelapukan lanjut, berukuran pasir halus-bongkah, lepas (mudah berai), termasuk
didalamnya tanah.
4.3. Pengusahaan
Dari apa yang telah dijelaskan pada sub bab diatas dapat diketahui bahwa
potensi mineral batuan sangat banyak terdapat di wilayah Kabupaten Solok.
Mineral batuan tersebut pada saat ini pada umumnya dimanfaatkan untuk
memenuhi bahan baku pembangunan fisik di daerah Kabupaten Solok maupun
daerah daerah sekitarnya.
Berdasarkan data terakhir yang diperoleh terdapat beberapa mineral batuan
yang telah diusahakan atau ditambang oleh Badan Usaha atau perorangan dengan
izin usaha pertambangan yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah (tabel 4.1),
adapun Izin Usaha Pertambangan Batuan tersebut dapat dilihat pada (lampiran 4)
-
40
Sedangkan produksi batuan untuk masing masing Izin Usaha
Pertambangan (IUP) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Produksi rata-rata hasil tambang bahan galian di Kabupaten Solok(Data Dinas Pertambanagn dan Energi Kabupaten Solok, 2011)
No Perusahaan
Produksi rata-rata (M/tahun)
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
1 CV. Tanah Kayo 33.750 45.000 6.660 6.411
2 CV. Tanakay Prima 13.500 25.000 44.732 41.600
3 Jupri Marabunta - 24.000 - -
4 CV. Herfi Tan Kayo - 24.000 6.662 9.608
5 CV. Wandi Putra Makin Jaya - 24.000 12.371 17.843
6 CV. Pratama Putra Sejahtera 6.192 24.000 18.774 -
7 PT. Arpex Primadhamor - 24.000 - -
8 Sdr.Mainir Munaf - 12.000 - 2.467
9 Sdr Suherman - - - 1.267
10 Sdr. Joni Afrizon - - 1.908 933
11 PT. Sinar Asia Fortuna - - - 5.000
-
41
Selain dari pelaksanaan Usaha Pertambangan, melalui Izin Usaha
Pertambangan (IUP) juga potensi mineral batuan khusus jenis sirtukil juga ada
yang diusahakan melalui Pertambangan Rakyat yaitu di Nagari Aie Dingin + 25
titik Tambang Rakyat dengan jumlah produksi pertahun rata rata 267 per tahun.
4.4. Prospek Kedepan
Jika dilihat potensi untuk mineral batuan yang ada di wilayah Kabupaten
Solok berdasarkan data yang ada, dapat dikatakan sangat potensial dan juga
sangat banyak jenis mineral batuan yang dapat diusahakan atau dimanfaatkan.
Prospek pengusahaan mineral batuan kedepannya akan menjadi salah satu
potensi yang akan dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Solok untuk
mendatangkan investasi ke Daerah Kabupaten Solok guna peningkatan
pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan guna kesejahteraan
masyarakat melalui ketiga jenis bahan galian utama yang potensial tersebut diatas.
-
42
V. PENUTUP
5.1. Simpulan
Kabupaten Solok memiliki potensi Bahan Galian Mineral Batuan yang
sangat besar dan sangat menguntungkan jika dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik. Hal ini terbukti dengan survey-survey yang dilakukan selama PKL (Praktek
Kerja Lapangan) di Kabupaten Solok.
Potensi Bahan Galian Mineral Batuan yang terdapat di daerah Kabupaten
Solok merupakan salah satu potensi yang dapat di kelola dan di manfaatkan
apabila data potensinya sudah akurat, sehingga dapat diminati para investor -
investor besar yang mau menanamkan modalnya.
Disamping itu mengingat banyaknya cadangan yang terdapat di Daerah
Kabupaten Solok, maka Pemerintah Daerah sudah dapat menjadikan potensi
tersebut sebagai bahan promosi dalam menarik investor luar maupun lokal untuk
mengusahakan pertambangan di wilayah kabupaten ini.
Hasil Penelitian dan upaya pengumpulan informasi dan data potensi bahan
galian mineral batuan di Kabupaten Solok, sesuai dengan tupoksi dari Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.
Hasil pengusahaan jenis bahan galian potensial terutama tanah urug/ batu
pecah, batu gamping, pasir, dinilai berhasil mensejahterakan kesejahteraan
masyarakat dan lingkungannya yang juga merupakan tindak lanjut dari tupoksi
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.
-
43
5.2. Saran
Dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran yang
semakin meningkat, mengingat potensi yang ada di daerah tersebut pemerintah
sudah bisa menarik investor-investor kecil, menengah dan yang besar untuk saling
kerjasama dalam mengelola potensi yang ada di daerah tersebut. Sehingga
masyarakat dapat menikmati hasil potensi pertambangan serta pemerintah daerah
setempat.
Perlu dilakukan kajian secara mendalam tentang kemungkinan
pengusahaan bahan-bahan galian secara skala kecil maupun besar, maka perlu
dilakukan pembinaan masyarakat dekat bahan galian tersebut untuk
mengusahakannya sebagai sumber mata pencaharian utama atau sampingan.
Sesuai dengan Tupoksi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok
disarankan Pemda Kabupaten Solok membuat kebijakan yang mendorong
pengusaha dan masyarakat lokal serta minat investor untuk bisa menanamkan
modalnya di bidang pertambangan di wilayah ini.
Mendorong pengusaha dan masyarakat lokal memulai kajian
pemamfaatannya secara pemberdayaan potensi lokal untuk mengusahakan bahan
galian industri yang ada.
-
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Bappeda Kabupaten Solok, 2011, Kabupaten Solok Dalam Angka2. Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten Solok, 2010, Potensi Bahan
Galian Kabupaten Solok3. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok, 2011, Data Deposit
Kabupaten Solok4. Dinas Pertambangan dan Energi, Propinsi Sumbar, 2002, Potensi Bahan
Galian se - Propinsi Sumatera Barat5. Musliki Sabardi, 2012, Diktat Kuliah Geologi6. Nursahan, Iwan, Sutisna. D, 2003, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Logam di Daerah Kabupaten Solok dan Kab. Pesisir Selatan, DIM, Bandung
7. Rosidi, H.M.D, Tjokrosaputro and Pendowo, B. 1976, Geologic map of the Painan and Northeastern of the Muara Siberut Quadrangle, Sumatera, GSI.
8. ------------------- , 2009, Undang undang Nomor 4 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
SAMPUL DEPAN KKW.pdfKKW POTENSI BAHAN GALIAN BATUAN DI KAB. SOLOK.pdf