posyandu usila

10
POSYANDU USILA Oleh : Mahyuliansyah POSYANDU Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.  berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembang an sumber daya manusia sejak dini. Kegiatan Posyandu merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang didasari nilai-nilai gotong royong di dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian. Untuk meningkatkan kegiatan Posyandu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah. Posyandu juga merupakan upaya pemenuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat, menumbuhkan peran serta masyarakat, dilaksanakan merata diseluruh wilayah pedesaan. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu juga sebenarnya adalah salah satu kegiatan dari LKMD yang dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa dengan dikoordinir isteri kepala desa/lurah sehingga dikatakan “Posyandu adalah milik masyarakat dan sebagai bentuk  partisifasi masyarakat” USILA / LANSIA Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalah kesehatan (fisik dan psikis) Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun 3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami  penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan : 1) Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit, 2) Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati, 3) Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan 4) Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan  baru. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit , karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya  penampilan, menurunnya fungsi pan ca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri,

Upload: ulfamarina

Post on 30-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 1/10

POSYANDU USILA 

Oleh : Mahyuliansyah

POSYANDU

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat

dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.

 berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak 

dini.

Kegiatan Posyandu merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang didasari

nilai-nilai gotong royong di dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian. Untuk 

meningkatkan kegiatan Posyandu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah.

Posyandu juga merupakan upaya pemenuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi

masyarakat, berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat,

menumbuhkan peran serta masyarakat, dilaksanakan merata diseluruh wilayah pedesaan.

Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang badan) dan orang

lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu juga sebenarnya adalah salah satu kegiatan dari

LKMD yang dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa dengan dikoordinir isteri kepala

desa/lurah sehingga dikatakan “Posyandu adalah milik masyarakat dan sebagai bentuk 

 partisifasi masyarakat”

USILA / LANSIA

Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalah kesehatan

(fisik dan psikis)

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami

 penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan :

1) Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,2) Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,

3) Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan

4) Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan

 baru.

Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik 

dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka.

Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.

Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu

rentannya terhadap berbagai penyakit , karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam

menghadapi pengaruh dari luar.

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri,

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 2/10

mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang

lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan

sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial.

Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan mereka kurang mampu

menghasilkan pekerjaan yang produktif. Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi

 berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya,seperti kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin,

 perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi.

POSYANDU USILA DAN KEGIATANNYA

Sesuai dari pengertian di atas tentang Posyandu dan usila maka Posyandu Usila dapat

diartikan sebagai wadah atau temapt kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi usila atau

lansia yang bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi

lansia yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam hal ini pihak PKK desa dengan dibantu

 pihak kesehatan. Adapun secara umum adanya Posyandu Usila bertujuan :

1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia di masyarakat.2) Mendekatkan pelayanan seta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan pada lansia.

Sedangkan kegiatan Posyandu Usila bisa dilaksanakan dengan lima meja sama dengan

Posyandu Balita, yaitu :

Meja I : Pendaftaran

Meja II : pengukuran dan penimbangan berat badan

Meja III : Melakukan pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan

 berat badan. Indeks massa tubuh (IMT). mengisi KMS

Meja IV : Kegiatan Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi

serta pemberian PMT

Meja V : Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data

hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.

Setip kunjungan lansia dianjurkan untuk selalu membwa KMS lansia guna memantau status

kesehatan.

Kegiatan lain yang biasanya juga dilakukan adalah senam lansia yang bertujuan untuk 

meningkatkan kebugaran bagi lansia.

KMS (KARTU MENUJU SEHAT) LANSIA

Kartu Menuju Sehat Lansia adalah sebuah kartu catatan tentang perkembangan status

kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau berkunjung ke Puskesmasyang meliputi pemantauan kesehatan fisik dan emosional serta deteksi dini atas penyakit atau

ancaman kesehatan yang dihadapi lansia. Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia

adalah :

1) Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan

status gizi)

2) Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur,

 buang air besar/kecil dan sebagainya.)

3) Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.

4) Pengukuran tekanan darah.

5) Pemeriksaa Hemoglobin.

6) Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis(diabetes mellitus).

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 3/10

7) Pemeriksaan protein urine guna detiksi penyakit ginjal.

8) Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu

 pengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.

Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk 

 penyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.

PERMASALAHAN

Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang menghambat berkembangnya

Posyandu Usila, diantaranya :

1) Pihak Pemerintah/Institusi : Permasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya

 program ini sebagai program unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya

terbentuk 1 atau 2 Posyandu Usila ”percobaan” saja

2) Masyarakat : Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat

Posyandu Usila yang dilihat dari sedikitnya kunjungan serta pemanfaatan Kegiatan Posyandu

Usila ketika buka/dilaksanakan.

3) Petugas : Belum siapnya petugas baik kader dan petugas kesehatan bagaimana bentuk  pelaksanaan kegiatan Posyandu Usila dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas

kesehatan dan kader Posyandu Usila.

4) Jarak : Jauhnya lokasi Posyandu dengan rumah Lansia akan mempersulit jangkauan dan

memungkinkan kurangnya rasa aman bagi lansia ketika mencapai lokasi.

5) Dukungan keluarga yang kurang : Keluarga merupakan motivator untuk keaktifan lansia

untuk berkunjung ke Posyandu dengan cara mengantar mereka ke lokasi Posyandu Lansia.

6) Sarana dan prasarana yang kurang : Peralatan yang minim memungkinkan kegiatan tidak 

 bisa optimal.

REKOMENDASI

Guna kelancaran pelaksanaan Posyandu Usila serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di

atas diperlukan :

1) Dukungan Pemerintah/institusi terkait dengan menempatkan program Posyandu Usila

sebagai salah satu program pendukung pembangunan kesehatan di wilayahnya.

2) Meningkatkan promosi kesehatan tentang Posyandu Usila di masyarakat.

3) Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila tentang bagaimana kegiatan

Posyandu Usila.

4) Menempatlkan lokasi Posyandu Usila yang mudah dijangkau semua lansia.

5) Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untuk  pembentukan Posyandu Usila.

6) Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Usila guna mendukung

 pemeriksaan kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia/Usila.

Daftar Pustaka

Anonim, 1999, Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia. Jakarta : Depkes RI

 Nugroho.W. ,2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia

www.iinaza.wordpress.com : All About Posyandu

www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatanwww.gizi.ned : Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 4/10

www.puskesmas-oke.blogspot.com : Pengelolaan Posyandu Lansia

www.damandiri.or.id. /file/ratnasuhartini

• Latar Belakang

Sehat merupakan suatu kondisi tidak terganggunya keseimbangan baik fisik, jiwa maupunrohani. Setiap orang sangat meniginginkan bahwa dirinya selalu dalam keadaan sehat, baik 

itu anak-anak, Remaja, Orang Dewasa maupun Orang Tua. Banyak cara yang dapat

dilakukan supaya tubuh kita tidak terserang penyakit, misalnya; olah raga teratur dan

menjaga pola makan yang baik seperti mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna

dan cukup istirahat. Tapi Sesuai dengan bertambahnya usia, khususnya yang sudah

menginjak usia lanjut a ( 50 tahun ke-atas ) semua fungsi yang ada dalam tubuhnya akan

mengalami penurunan.

Sesuai dengan hasil pemetaaan sosial yang dilakukan pada awal bulan Juli 2010 di Desa

Gunung Sari laporan yang di dapat dari petugas kesehatan setempat, bahwa para orang tua di

desa ini khususnya yang lanjut usia tidak sedikit yang mengalami penyakit degeneratif ( penurunan fungsi tubuh ) seperti penyakit Reumatik dan Hipertensi. Oleh karena itu, kami

( Mahasiswa KKN ) bekerja sama dengan mantri ( istilah petugas kesehatan yang ada di desa

tersebut ) mengadakan penyuluhan tentang Reumatik dan Hipertensi dengan sasaran para

orang tua yang lanjut usia yang ada di desa Gungungsari yang mengikuti jadwal yang rutin

dilakukan setiap bulannya yaitu bersamaan dengan kegiaytan Posbindu ( Pos Pembianaan

Terpadu ).

1. Persiapan

Adapun persiapan yang dilakukan diantaranya :

- Berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat

- Menyiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan

- Menyiapkan liftlet untuk disebarkan ke peserta penyuluhan

- Menyiapkan alat-alat yang akan ddigunakan saat kegiatan Posbindu seperti,

Spygmanometer, stetoskop, dan lain-lain

1. Pelaksanaan

Pelaksanaan Sub-program ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 17 Juli 2010. Bertempat di Balai

Desa Gunungsari Kec. Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya. Dihadiri oleh sekitar 20 orang

 peserta, menurut Pa Jeje ( petugas kesehatan setempat ) jumlah pesertanya sedikit karena

sebagian besar warganya sedang memanen padi, karena pada waktu tersebut sedang

musimnya panen padi. Adapun agenda yang dilakukan saat pelaksanaan meliputi;

- Pengukuran Tinggi Badan, berat badan, dan tekanan darah.

- Penyuluhan kesehatan mengenai Reumatik dan Hipertensi

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 5/10

- Pembagian Liftlet tentang Reumatik dan Hipertensi sebagai panduan unutk dibaca di

rumah

1. Evaluasi

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang baik dari peserta penyuluhan, terbukti dengan adanya beberap pertanyaan yang dilontarkan peserta saat

 penyuluhan dilaksankan.

1. Kesimpulan

Kegiatan penyuluhan yang digabungkan dengan kegiatan posbindu ini merupakan salah satu

cara dalam meningkatkan taraf kesehatan mayarakat Desa Gunungsari, khususnya Usia lanjut

untuk tetap dalam keadaan sehat. Respon yang kami terima baik dari peserta sangat senang

dalam mengikuti sub-program kesehatan ini, karena materi yang disampaikan sangat cocok 

sekali dengan tingkat kejadian yang ada di masyarakat khususnya usia lanjut.

1. Saran

Semoga untuk kegiatan pelaksanaan program KKN tahun depan ( Bila ada ) bisa berjalan

lebih sukses, dengan menyesuaikan waktu yang cocok saat masyarakatnya bisa dikumpulkan

dalam satu tempat dan kegiatan.

MANAJEMEN PUSKESMAS 

1. PERENCANAAN

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana

 pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk 

melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta

fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber 

daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi

dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi

digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu,

kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program,

kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya

 puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari

kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit

kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.

Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai

tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan

dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan

 pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan

kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan,

 perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasaswasta seperti pengobatan individu.

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 6/10

2. ORGANIZING

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi

 puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I,

adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar 

tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruhterhadap kualitas program yang ditangani.

Struktur organisasi dan tata kerja :

Struktur organisasi puskesmas

1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Tugas pokok :

1. Kepala Puskesmas

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat

dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.

2. Kepala urusan tata usahaBertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan

dan pelaporan.

3. Unit I

Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan

 perbaikan gizi.

4. Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya

imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

5. Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

6. Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,

kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

7. Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan

 penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.

8. Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

9. Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. ACTUATING

a. Sistem ketenagaan

Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang

 pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.

Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang

 berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah

ada.

Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan

serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada

kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikandengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan.

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 7/10

Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga

medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga

keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).

 b. Pengembangan Staff 

Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas

organisasi.Jenis – jenis pengembangan staff :

1. Pelatihan induksi

Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,

kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga hari

 pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma – 

norma.

2. Orientasi

Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan

tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.

3. Kelanjutan pendidikan

Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi

 peningkatan praktek keperawatan.

c. Konsep – konsep pengembangan staff 

1. Daya saing

Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya

dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.

2. Minat

Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk 

mendukung pertumbuhan dan perkembangan.

3. Kebutuhan pendidikan

Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran

tertentu.

4. Pembelajaran teknis

Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor 

yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.

d. Tahapan pengembangan staff 

1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan

2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan

komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.

3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan

mengunggulinya.4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing

5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.

e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf 

Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai.

Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar,

sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi

keperawatan professional dan tugas belajar.

f. Motivasi staf 

Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)

motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat

komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan danmempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 8/10

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang

tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi

terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang

dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang

dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan

yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas,

karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain. Sedangkan

motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan,

intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak 

yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu

yang lama.

Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara

kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang

dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan

untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.g. Komunikasi dalam manajemen

1) Proses komunikasi

Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan

 pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama.

Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu

 pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.

2) Komunikasi dalam keperawatan

Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage),

 penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal.

Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal

adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal

meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.

3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan

Tahapan komunikasi :

a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan

keputusan

 b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.

Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg

dipimpinnya.

c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratankomunikasi.

e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.

4. CONTROLLING

Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang

meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku

masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit

yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator 

 penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga,

 pelayanan kesehatan tingkat I meluputi :

a. EvaluasiSalah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 9/10

adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan

kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.

Prinsip – prinsip evaluasi :

1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah

laku untuk posisi yang ditempati.

2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk 

evaluasi untuk peninjauan ulang.

4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang

diperlukan.

5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas

6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang

tepat.

7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam

 pelaksanaan kerja.

Alat evalausi :

1. laporan tanggapan bebas2. Pengurutan ayng sederhana

3. Checklist pelaksanaan kerja

4. Penilian grafik (Henderson, 1984)

 b. Kontrol kualitas

Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar 

 professional dan dapat diterima oleh klien.

- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan

setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata

 penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang

telah ditetapkan (Azwar, 1996)

- Kriteria mutu pelayanan kesehatan

1. Struktur 

Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)

2. Proses

Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional,

 praktek keperawatan professional.

3. Tujuan

Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien,

sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak 

menyenangkan.

- Syarat pelayanan berkualitasEfficacy

a) Efficacy (kamanjuran)

 b) Appropriatennes (kepantasan)

c) Accebility (mudah dicapai)

d) Accepbility (diterima)

e) Effectiveness (keberhasilan)

f) Efficiency (ketepatan)

g) Continuity (terus - menerus)

- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu

a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

 b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakanc) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

7/15/2019 POSYANDU USILA

http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 10/10

d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.

e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu

 pelayanan.