posyandu usila
TRANSCRIPT
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 1/10
POSYANDU USILA
Oleh : Mahyuliansyah
POSYANDU
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.
berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.
Kegiatan Posyandu merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang didasari
nilai-nilai gotong royong di dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian. Untuk
meningkatkan kegiatan Posyandu perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah.
Posyandu juga merupakan upaya pemenuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi
masyarakat, berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat,
menumbuhkan peran serta masyarakat, dilaksanakan merata diseluruh wilayah pedesaan.
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang badan) dan orang
lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu juga sebenarnya adalah salah satu kegiatan dari
LKMD yang dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa dengan dikoordinir isteri kepala
desa/lurah sehingga dikatakan “Posyandu adalah milik masyarakat dan sebagai bentuk
partisifasi masyarakat”
USILA / LANSIA
Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalah kesehatan
(fisik dan psikis)
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami
penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan :
1) Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,2) Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3) Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
4) Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan
baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik
dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka.
Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu
rentannya terhadap berbagai penyakit , karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi pengaruh dari luar.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri,
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 2/10
mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang
lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan
sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial.
Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan mereka kurang mampu
menghasilkan pekerjaan yang produktif. Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya,seperti kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin,
perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi.
POSYANDU USILA DAN KEGIATANNYA
Sesuai dari pengertian di atas tentang Posyandu dan usila maka Posyandu Usila dapat
diartikan sebagai wadah atau temapt kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi usila atau
lansia yang bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi
lansia yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam hal ini pihak PKK desa dengan dibantu
pihak kesehatan. Adapun secara umum adanya Posyandu Usila bertujuan :
1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia di masyarakat.2) Mendekatkan pelayanan seta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan pada lansia.
Sedangkan kegiatan Posyandu Usila bisa dilaksanakan dengan lima meja sama dengan
Posyandu Balita, yaitu :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : pengukuran dan penimbangan berat badan
Meja III : Melakukan pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan
berat badan. Indeks massa tubuh (IMT). mengisi KMS
Meja IV : Kegiatan Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi
serta pemberian PMT
Meja V : Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.
Setip kunjungan lansia dianjurkan untuk selalu membwa KMS lansia guna memantau status
kesehatan.
Kegiatan lain yang biasanya juga dilakukan adalah senam lansia yang bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran bagi lansia.
KMS (KARTU MENUJU SEHAT) LANSIA
Kartu Menuju Sehat Lansia adalah sebuah kartu catatan tentang perkembangan status
kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau berkunjung ke Puskesmasyang meliputi pemantauan kesehatan fisik dan emosional serta deteksi dini atas penyakit atau
ancaman kesehatan yang dihadapi lansia. Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia
adalah :
1) Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan
status gizi)
2) Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur,
buang air besar/kecil dan sebagainya.)
3) Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.
4) Pengukuran tekanan darah.
5) Pemeriksaa Hemoglobin.
6) Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis(diabetes mellitus).
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 3/10
7) Pemeriksaan protein urine guna detiksi penyakit ginjal.
8) Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu
pengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.
Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk
penyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.
PERMASALAHAN
Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang menghambat berkembangnya
Posyandu Usila, diantaranya :
1) Pihak Pemerintah/Institusi : Permasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya
program ini sebagai program unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya
terbentuk 1 atau 2 Posyandu Usila ”percobaan” saja
2) Masyarakat : Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat
Posyandu Usila yang dilihat dari sedikitnya kunjungan serta pemanfaatan Kegiatan Posyandu
Usila ketika buka/dilaksanakan.
3) Petugas : Belum siapnya petugas baik kader dan petugas kesehatan bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatan Posyandu Usila dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas
kesehatan dan kader Posyandu Usila.
4) Jarak : Jauhnya lokasi Posyandu dengan rumah Lansia akan mempersulit jangkauan dan
memungkinkan kurangnya rasa aman bagi lansia ketika mencapai lokasi.
5) Dukungan keluarga yang kurang : Keluarga merupakan motivator untuk keaktifan lansia
untuk berkunjung ke Posyandu dengan cara mengantar mereka ke lokasi Posyandu Lansia.
6) Sarana dan prasarana yang kurang : Peralatan yang minim memungkinkan kegiatan tidak
bisa optimal.
REKOMENDASI
Guna kelancaran pelaksanaan Posyandu Usila serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di
atas diperlukan :
1) Dukungan Pemerintah/institusi terkait dengan menempatkan program Posyandu Usila
sebagai salah satu program pendukung pembangunan kesehatan di wilayahnya.
2) Meningkatkan promosi kesehatan tentang Posyandu Usila di masyarakat.
3) Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila tentang bagaimana kegiatan
Posyandu Usila.
4) Menempatlkan lokasi Posyandu Usila yang mudah dijangkau semua lansia.
5) Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untuk pembentukan Posyandu Usila.
6) Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Usila guna mendukung
pemeriksaan kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia/Usila.
Daftar Pustaka
Anonim, 1999, Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia. Jakarta : Depkes RI
Nugroho.W. ,2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia
www.iinaza.wordpress.com : All About Posyandu
www.library.usu.ac.id : Posyandu dan Kader Kesehatanwww.gizi.ned : Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 4/10
www.puskesmas-oke.blogspot.com : Pengelolaan Posyandu Lansia
www.damandiri.or.id. /file/ratnasuhartini
• Latar Belakang
Sehat merupakan suatu kondisi tidak terganggunya keseimbangan baik fisik, jiwa maupunrohani. Setiap orang sangat meniginginkan bahwa dirinya selalu dalam keadaan sehat, baik
itu anak-anak, Remaja, Orang Dewasa maupun Orang Tua. Banyak cara yang dapat
dilakukan supaya tubuh kita tidak terserang penyakit, misalnya; olah raga teratur dan
menjaga pola makan yang baik seperti mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna
dan cukup istirahat. Tapi Sesuai dengan bertambahnya usia, khususnya yang sudah
menginjak usia lanjut a ( 50 tahun ke-atas ) semua fungsi yang ada dalam tubuhnya akan
mengalami penurunan.
Sesuai dengan hasil pemetaaan sosial yang dilakukan pada awal bulan Juli 2010 di Desa
Gunung Sari laporan yang di dapat dari petugas kesehatan setempat, bahwa para orang tua di
desa ini khususnya yang lanjut usia tidak sedikit yang mengalami penyakit degeneratif ( penurunan fungsi tubuh ) seperti penyakit Reumatik dan Hipertensi. Oleh karena itu, kami
( Mahasiswa KKN ) bekerja sama dengan mantri ( istilah petugas kesehatan yang ada di desa
tersebut ) mengadakan penyuluhan tentang Reumatik dan Hipertensi dengan sasaran para
orang tua yang lanjut usia yang ada di desa Gungungsari yang mengikuti jadwal yang rutin
dilakukan setiap bulannya yaitu bersamaan dengan kegiaytan Posbindu ( Pos Pembianaan
Terpadu ).
1. Persiapan
Adapun persiapan yang dilakukan diantaranya :
- Berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat
- Menyiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan
- Menyiapkan liftlet untuk disebarkan ke peserta penyuluhan
- Menyiapkan alat-alat yang akan ddigunakan saat kegiatan Posbindu seperti,
Spygmanometer, stetoskop, dan lain-lain
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan Sub-program ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 17 Juli 2010. Bertempat di Balai
Desa Gunungsari Kec. Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya. Dihadiri oleh sekitar 20 orang
peserta, menurut Pa Jeje ( petugas kesehatan setempat ) jumlah pesertanya sedikit karena
sebagian besar warganya sedang memanen padi, karena pada waktu tersebut sedang
musimnya panen padi. Adapun agenda yang dilakukan saat pelaksanaan meliputi;
- Pengukuran Tinggi Badan, berat badan, dan tekanan darah.
- Penyuluhan kesehatan mengenai Reumatik dan Hipertensi
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 5/10
- Pembagian Liftlet tentang Reumatik dan Hipertensi sebagai panduan unutk dibaca di
rumah
1. Evaluasi
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang baik dari peserta penyuluhan, terbukti dengan adanya beberap pertanyaan yang dilontarkan peserta saat
penyuluhan dilaksankan.
1. Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan yang digabungkan dengan kegiatan posbindu ini merupakan salah satu
cara dalam meningkatkan taraf kesehatan mayarakat Desa Gunungsari, khususnya Usia lanjut
untuk tetap dalam keadaan sehat. Respon yang kami terima baik dari peserta sangat senang
dalam mengikuti sub-program kesehatan ini, karena materi yang disampaikan sangat cocok
sekali dengan tingkat kejadian yang ada di masyarakat khususnya usia lanjut.
1. Saran
Semoga untuk kegiatan pelaksanaan program KKN tahun depan ( Bila ada ) bisa berjalan
lebih sukses, dengan menyesuaikan waktu yang cocok saat masyarakatnya bisa dikumpulkan
dalam satu tempat dan kegiatan.
MANAJEMEN PUSKESMAS
1. PERENCANAAN
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk
melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber
daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi
dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi
digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu,
kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program,
kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya
puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari
kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit
kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.
Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai
tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan
dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan
pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan
kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan,
perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasaswasta seperti pengobatan individu.
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 6/10
2. ORGANIZING
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi
puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I,
adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar
tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruhterhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usahaBertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan
dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
3. ACTUATING
a. Sistem ketenagaan
Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang
pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.
Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang
berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah
ada.
Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan
serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada
kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikandengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan.
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 7/10
Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga
medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga
keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).
b. Pengembangan Staff
Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas
organisasi.Jenis – jenis pengembangan staff :
1. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,
kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja selam atiga hari
pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma –
norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
3. Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi
peningkatan praktek keperawatan.
c. Konsep – konsep pengembangan staff
1. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya
dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.
2. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
3. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran
tertentu.
4. Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor
yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.
d. Tahapan pengembangan staff
1. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan
2. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan
komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan
mengunggulinya.4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf
Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai.
Sumber – sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar,
sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi
keperawatan professional dan tugas belajar.
f. Motivasi staf
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)
motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang menyebabkan, menyalurkan danmempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 8/10
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang
tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi
terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang
dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan
yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas,
karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain. Sedangkan
motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan,
intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak
yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu
yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang
dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan
untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.g. Komunikasi dalam manajemen
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan
pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama.
Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu
pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage),
penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal.
Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal
adalah nilai – nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal
meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan
keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.
Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg
dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratankomunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.
4. CONTROLLING
Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang
meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku
masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit
yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga,
pelayanan kesehatan tingkat I meluputi :
a. EvaluasiSalah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi
7/15/2019 POSYANDU USILA
http://slidepdf.com/reader/full/posyandu-usila 9/10
adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan
kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.
Prinsip – prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah
laku untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk
evaluasi untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang
diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang
tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam
pelaksanaan kerja.
Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas2. Pengurutan ayng sederhana
3. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian grafik (Henderson, 1984)
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar
professional dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang
telah ditetapkan (Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional,
praktek keperawatan professional.
3. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien,
sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak
menyenangkan.
- Syarat pelayanan berkualitasEfficacy
a) Efficacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) Effectiveness (keberhasilan)
f) Efficiency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakanc) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan