post
DESCRIPTION
testTRANSCRIPT
POST TEST ILMU KESEHATAN JIWA BOGOR FK TRISAKTI
PERIODE 13 JANUARI – 15 FEBRUARI 2014
NAMA : Adhitri Anggoro
NIM : 030.08.004
SOAL
I. Buatlah status mental yang lengkap dengan diagnosis:
1. Gangguan delusional
2. Skizofrenia paranoid
II. Buatlah diagnosis banding antara:
1. Gangguan skizoafektif dengan skizofrenia
2. Gangguan bipolar episode manik dengan ciri psikotik dan gangguan skizoafektif tipe
manik
III. Buatlah rencana terapi yang lengkap untuk pasien dengan diagnosis multiple depresi
disorder
JAWABAN
I. STATUS MENTAL
1. PASIEN DENGAN GANGGUAN DELUSIONAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 30 tahun, Penampilan fisik sangat rapi, wajah
sesuai dengan usianya, ekspresi wajah terkesan sangat percaya diri. Penampilan dan
kebersihan diri cukup baik. Pasien menggunakan kemeja putih dengan celana cokelat.
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang. Pembicaraan lancar. Kontak dengan
pewawancara cukup, sikap pasien kooperatif.
1
2. Kesadaran
Kesadaran neurologis : compos mentis
Kesadaran psikologis : terganggu
Kesadaran social : terganggu
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Selama wawancara : pasien menjawab hampir semua pertanyaan terjawab
4. Pembicaraan
Pasien aktif menjawab pertanyaan, menjawab sesuai yang ditanyakan.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif. Namun marah saat disinggung tentang wahamnya (dokter mengatakan
hasil pemeriksaan lab. normal dan HIV/AIDS negative.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym
2. Afek
- Stabilitas : stabil
- Pengendalian : cukup
- Echt/unecht : echt
- Empati : tidak ada
- Skala diferensiasi : luas
- Dalam/dangkal : dalam
- Keserasian : serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
2
D. Fungsi Intelektual
1. Intelegensi dan kemampuan informasi :
Taraf pendidikan : ….
Taraf pengetahuan : ....
Taraf kecerdasan : ...
2. Orientasi waktu : baik
Orientasi tempat : baik
Orientasi personal : baik
3. Daya ingat jangka panjang : baik
Daya ingat jangka pendek : baik
4. Daya konsentrasi : cukup
5. Kemampuan membaca dan menulis: baik
6. Kemampuan visuospasial : baik
7. Pikiran abstrak : baik
8. Kemampuan menolong sendiri : baik
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
- Produktivitas : ...
- Kontinuitas : ...
- Hendaya berbahasa : tidak terganggu
2. Isi Pikir
- Preokupasi
- Waham : waham curiga,kejar,kebesaran,cemburu,somatik
F. Pengendalian Impuls : cukup
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : cukup
3
3. Daya nilai realita : terganggu
H. Tilikan : Derajat 1
I. Taraf dapat dipercaya : tidak dapat dipercaya
2. PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA DENGAN TIPE PARANOID
Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang wanita berusia 60 tahun yang berpenampilan sesuai dengan
usianya. Pasien tidak tampak kelebihan maupun kekurangan berat badan dengan
tinggi badan yang sesuai. Rambut pasien berwarna hitam dengan uban yang
mendominasi. Pasien mengenakan kemeja berwarna putih dengan rok hijau bermotif
bunga dan alas kaki berupa sandal jepit. Kebersihan dan perawatan tubuh pasien
terjaga dengan sangat baik dan tidak berbau. Selama wawancara pasien tampak
duduk tenang dengan sikap tubuh agak membungkuk dan kepala agak tertunduk,
ramah, kooperatif dan terlihat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan pemeriksa.
b. Kesadaran
Kesadaran biologik : Compos mentis
Kesadaran Psikologis : Tidak terganggu
Kesadaran Sosial : Tidak terganggu
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara : Sebelum wawancara pasien sedang duduk
Selama wawancara : Pasien duduk tenang dengan sikap tubuh agak
membungkuk dan kepala agak tertunduk, kontak mata
baik, ramah, suara dapat didengar dengan jelas, spontan,
antusias dalam menjawab pertanyaan dan sikap
bersahabat.
Sesudah wawancara : Pasien makan siang bersama teman-temannya.
4
d. Pembicaraan
Selama pemeriksaan pasien berbicara dengan lancar dan kecepatan sedang, intensitas
suara tidak tinggi, perbendaharaan kata banyak.
e. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dan menjawab setiap pertanyaan pemeriksa dengan baik.
A. Mood dan Afek
Mood : Euthym
Afek : Menyempit
Keserasian : Tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan
Empati : Dapat dirabarasakan
B. Fungsi Intelektual (Kognitif)
a. Orientasi
Waktu : Pasien dapat menyebutkan tanggal, bulan dan tahun
pemeriksaan dengan tepat.
Tempat : Pasien dapat menyebutkan dengan tepat dan rinci
mengenai tempat dimana pasien berada saat ini.
Orang : Pasien dapat menyebutkan nama orang-orang yang berada
di sekitarnya dengan tepat.
b. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat nama lengkap laki-laki yang pernah
disukainya ketika remaja dan nama guru-guru yang mengajarnya di sekolah.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat menceritakan kegiatan apa saja yang dilakukannya sejak
pagi hari.
Daya ingat segera
5
Baik, pasien mampu mengulang enam huruf dan enam angka yang diucapkan
pemeriksa secara acak dengan cepat.
c. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat menyebutkan satu peribahasa dan artinya : air susu dibalas air
tuba, yang artinya perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Riwayat halusinasi auditorik
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
D. Pikiran
a) Proses pikir/bentuk pikiran
Logis, koheren, jawaban sesuai dengan pertanyaan, kontinuitas pikiran baik, tidak ada
hendaya berbahasa.
b) Isi pikiran
Riwayat waham kejar, tidak ada preokupasi, tidak ada obsesif kompulsif, tidak ada
pikiran untuk bunuh diri atau mencederai diri sendiri maupun orang lain.
E. Pengendalian Impuls
Baik
F. Daya Nilai
a) Daya nilai sosial
Baik, ketika diberi pertanyaan menganai apakah mencuri milik orang lain itu berdosa
atau tidak, pasien menjawab itu merupakan tindakan berdosa.
b) Uji daya nilai
Baik, jumlah nilai MMSE 30
6
c) Penilaian realita
Baik
G. Tilikan
Derajat 4. Pasien sadar dirinya sakit akibat sesuatu yang tidak diketahui dalam dirinya.
H. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
II. Diagnosis banding:
1. Gangguan skizoafektif dan skizofrenia
Skizofrenia Gangguan skizoafektifMenurut Diagnostic and statistical manual of Mental Disorders Fourth Text Revised (DSM-IV-TR):
A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama 1 bulan atau kurang dari sebulan jika pengobatan berhasil
1. Waham2. Halusinasi3. Bicara disorganisasi4. Perilaku disorganisasi/katatonik yang jelas5. Symptom negative (afek datar, alogia, avolition)Catatan = dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre/halusinasi dengar
B. Disfungsi social/pekerjaan
C. Durasi gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
E. Disingkirkan gangguan penggunaan
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif.
Gejala skizofrenia menurut DSM-IV-TR dan PPDGJ III
Kriteria diagnosis skizoafektif menurut DSM-IVA. Suatu periode penyakit yang
tidak terputus selama mana, pada suatu waktu. Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala yangmemenuhi kriteria A untuk skizofrenia.Catatan:Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurangnya 2 minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
7
zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan parsive, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian bermaknadari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yangdisalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
Menurut PPDGJ III:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas:(a)- “Thought echo” : isi pikiran dirinya
sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kulitasnya berbeda; atau
- “Thought insertion or withdrawal”: isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar (withdrawal); dan
- “Thought broadcasting”: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
(b) - “delusion of control” : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dati luar; atau
- “delusion of influence”: waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Menurut PPDGJ III:
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain,dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini,episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien
yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia) Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu
8
- “delusion of passivity”: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ‘dirinya”: secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);
- “delusional perception”: pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c) Halusinasi auditorik :- Suara halusinasi yang berkomentar
secara terus menerus terhadap perilaku pasien,atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yangberbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggaptidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
(e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik olehwaham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
atau dua episode manik atau depresif (F30-F33)
9
menetap,atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
(f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisis tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
(h) Gejala-gejala “negative” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satubulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadai (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Diagnosis Banding1. Gangguan psikotik akibat penyakit umum2. Gangguan psikotik akibat zat
10
3. Gangguan skizofreniform4. Gangguan afektif dengan gambaran psikotik5. Gangguan waham6. Gangguan afektif dengan gambaran psikotik7. Gangguan psikotik singkat8. Gangguan psikotik ytt
2. Gangguan bipolar episode manik dengan ciri psikotik dan gangguan skizoafektif dengan cirri manic
Gangguan Bipolar Episode Manik Dengan Ciri Psikotik
Gangguan Skizoafektif Dengan Ciri Manik
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup.
Episode manikPaling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi,ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat ataul ebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
1. Grandiositas atau percaya diri berlebihan
2. Berkurangnya kebutuhan tidur 3. Cepat dan banyaknya
pembicaraan4. Lompatan gagasan atau pikiran
berlomba5. Perhatian mudah teralih6. Peningkatan energy dan
hiperaktivitas psikomotor 7. Meningkatnya aktivitas
bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
8. Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang)
Gejala sesuai dengan kriteria diagnosis skizoafektif berdasarkan DSM-IV dan PPDGJ III
Sindrom Psikotik Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang
11
paling sering yaitu:1. Halusinasi (auditorik, visual,
atau bentuk sensasi lainnya)2. Waham
Diagnosis Banding1. Gangguan afektif akibat penyakit umum2. Gangguan afektif akibat zat3. Skizofrenia4. Gangguan waham
III. Terapi yang digunakan pada penderita gangguan depresi mayor antara lain :
1. ELECTRO CONVULSIVE THERAPY ( ECT )
ECT adalah terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak. Metode terapi
semacam ini sering digunakan pada kasus depresi mayor berat atau mempunyai risiko
bunuh diri yang besar dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik. Pada
penderita dengan risiko bunuh diri, ECT menjadi sangat penting karena ECT akan
menurunkan risiko bunuh diri dan dengan ECT lama rawat di rumah sakit menjadi lebih
pendek.
Pada keadaan tertentu tidak dianjurkan ECT, bahkan pada beberapa kondisi
tindakan ECT merupakan kontra indikasi. ECT tidak dianjurkan pada keadaan :
Usia yang masih terlalu muda ( kurang dari 15 tahun )
Masih sekolah atau kuliah
Mempunyai riwayat kejang
Psikosis kronik
Kondisi fisik kurang baik
Wanita hamil dan menyusui
Selain itu, ECT dikontraindikasikan pada : penderita yang menderita epilepsi, TBC
milier, tekanan tinggi intra kracial dan kelainan infark jantung. Depresi mayor berisiko
kambuh manakala penderita tidak patuh, ketidaktahuan, pengaruh tradisi yang tidak
percaya dokter, dan tidak nyaman dengan efek samping obat. Terapi ECT dapat menjadi
pilihan yang paling efektif dan efek samping kecil.
12
Terapi perubahan perilaku meliputi penghapusan perilaku yang mendorong
terjadinya depresi dan pembiasaan perilaku baru yang lebih sehat. Berbagai metode dapat
dilakukan seperti CBT (Cognitive Behaviour Therapy) yang biasanya dilakukan oleh
konselor, psikolog dan psikiater.
2. PSIKOTERAPI
Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola
perilaku maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional
antara terapis dengan penderita.
Psikoterapi pada penderita gangguan depresi mayor dapat diberikan secara
individu, kelompok, atau pasangan disesuaikan dengan gangguan psikologik yang
mendasarinya. Psikoterapi dilakukan dengan memberikan kehangatan, empati, pengertian
dan optimisme. Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat
dipengaruhi oleh penilaian dari dokter atau penderitanya.
3. FARMAKOTERAPI
Farmakoterapi atau terapi obat merupakan komponen penting dalam pengobatan
gangguan depresi mayor. Ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, misalnya target
simptom, kerja obat, farmakokinetik, cara pemberian, efek samping, interaksi obat,
sampai pada harga obat.
Saat merencanakan intervensi pengobatan, penting untuk menekankan kepada
penderita bahwa ada beberapa fase pengobatan sesuai dengan perjalanan gangguan
depresi, yaitu :
1) Fase akut, biasanya berlangsung selama 6-10 minggu
2) Fase lanjutan, sering berlangsung sekitar 16-20 minggu dan dapat hingga 9-12 bulan
3) Fase rumatan; pada pasien depresi rekuren, fase ini dapat berlangsung selama hidup.
Ada pula tahapan dalam pengobatan depresi, antara lain:
13
1) Meningkatkan dosis obat, bila tidak ada respons
Hal ini dapat dilakukan bila obat memiliki efek samping minimal atau tidak ada efek
samping.
2) Mengganti dengan antidepresan lain
Sering dilakukan dengan mengganti obat, terutama dari kelas yang sama. Terjadi
peningkatan efikasi setelah SSRI diganti dengan venlafaxine. Potensi interaksi
farmakokinetik atau farmakodinamik perlu diperhatikan. Misalnya, penggantian
darimonoamine oxidase inhibitor (MAOI) ke SSRI dapat menimbulkan sindrom
serotonin.
3) Penambahan obat lain
Terdapat bukti adanya perbaikan depresi setelah antidepresan ditambah
dengan lithium, olanzapine, risperidone, quetiapine, atau aripiprazole. Penambahan
dengan aripiprazoleterlihat lebih efektif.
14