post partum normal
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
POST PARTUM NORMALI. DEFINISI
• Post partum adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali kandungan, lamanya sekitar 6 minggu (FK.UNPAD, 2000)• Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik, psikologis terhadap proses melahirkan dimulai 1 jam setelah persalinan sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan mendekati keadaan semula.
II. PERUBAHAN DAN ADAPTASI PADA MASA POST PARTUM
1. Adaptasi Fisiologis• SuhuSetelah persalinan dalam 24 jam pertama umumnya kurang dari 380C, bila setelah hari pertama suhu meningkat lebih dari 380C selama 2 hari berturut-turut dalam sepuluh hari pertama post partum perlu dicurigai adanya sepsis endometritis, mastitis, purpunalis risk, atau infeksi lainnya• System Kardiovaskuler Tekanan DarahUmumnya stabil terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk. Hal ini menggambarkan hipotensi ortostatik dan merupakan gangguan sementara pada kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler pada panggul. Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau diastolic 15 mmHg terutama bila disertai sakit kepala atau perubahan penglihatan dapat dicurigai adanya Preeklamsia post partum. NadiMungkin terjadi bradikardi, sekitar 50-70 x / menit dan kembali pada keadaan normal selama 1 jam. SuhuDapat meningkat pada keletihan dan dehidrasi atau pada hari ke 2-3 bila terjadi pembengkakan payudara biasanya kenaikan suhu tidak akan lebih dari 24 jam.• Komponen DarahHemoglobin, hemotokrit dan eritrosit mendekati keadaan sebelum terjadi hemokonsentrasi karena diuresis limfosit menurun, leukosit darah dari 15.000 – 30.000 mekanisme pembengkakan darah akan aktif pada periode immediate post partum beberapa saat setelah melahirkan sehingga meningkatkan tromboemboli.• Kandung kemihSelama proses melahirkan kandung kemih mendapatkan trauma yang dapat mengakibatkan oedema atau kehilangan sensitivitas terhadap cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan atau pengosongan yang tidak sempurna dari kandung kemih, kebanyakan klien dapat berkemih spontan dalam 8 jam post partum.• Sistem EndokrinEstrogen, Progesteron menurun dengan cepat, prolaktin meningkat dengan adanya proses menyusui, produksi ASI dimulai sekitar 3 hari post partum oleh sel, pada alveoli atas pengaruh prolaktin. Isapan bayi merangsang kontraksi myoepitel karena skeresi oksitosin, sehingga ASI keluar, pada klien biasanya menstruasi terjadi pada minggu ke 36.
• Sistem MuskuloskeletalOtot-otot abdomen teregang selama hamil menyebabkan kehilangan kekenyalan otot-otot setelah otot menurun selama post partum terutama dinding otot abdominalis sering lembek dan kendur, keadaan kendur akan kembali ke keadaan semula ± 6 minggu setelah post partum.• Organ Reproduksi
Involusi UteriTerjasi segera setelah melahirkan dan berlangsung cepat, tingkatan involusi 1-2 jam post partum posisi fundus uteri berada pada pertengahan pusat simpisis, berat uterus 1000 gr. 3 hari post partum posisi fundus uteri 3 cm dibawah pusat, terus menurun 1 cm / hari dengan lochea serosa setelah 9 hari tidak turun dibawah simpisis dengan berat 500 gr. Lochea alba 5-6 minggu sedikit lebih banyak dari nulipara.• LocheaAdalah pengeluaran uterus pervaginan saat melahirkan terdiri atas sel-sel tua dan bakteri lochea, pertama kemerahan dan mungkin mengandung bekuan, jumlah dan karakternya berubah dari hari ke hari. Pada awalnya jumlah lochea sangat banyak kemudian sedang dan biasanya berhenti dalam 2 minggu. Warna dibedakan atas rubra untuk darah segar, serosa untuk serum kecoklatan dan alba untuk kuning keputihan. Normalnya lochea memiliki bau apek, bau amis, dan bau busuk menandakan terjadinya infeksi. Periode menstruasi biasanya mulai kembali sekitar 6-8 minggu setelah melahirkan bila pasien tidak menyususi 3 bulan setelah melahirkan.
Karakteristik LocheaNama Batas waktu sejak melahirkan Pengeluaran normal
Rubra
Serosa
Alba Hari 1 – 3
Hari 4 – 9
Hari ke 10 Darah Beserta Bekuan, sedikit berbau, pengeluaran sedikit meningkat waktu menyususi
Pink atau Kecoklatan sedikit berbau amis
Kuning keputihan, sedikit berbau amis
• Involusio (tempat menempelnya Plasenta)Diameter area plasenta 8-9 cm. Perdarahan dapat berhenti karena tekanan pada jaringan oleh kontraksi otot-otot uterus, jaringan akan mengalami sekrose dan lepas dalam waktu sekitar 6 minggu setelah melahirkan, Kegagalan, kelambatan
penyembuhan tempat menempelnya plasenta disebut “subinvoluse lempak”. Menempelnya plasenta dapat menyebabkan lochea terus-menerus, perdarahan pervaginam tanpa nyeri.
• Perubahan pada VaginaKongesti pada dinding vagina menciut dalam beberapa hari, rogea vagina kembali dalam 3 minggu, labia minora dan labia mayora meregang dan tidak licin• Fundus- 1-2 jam post partum antara pusat dan simpisis, berat 1000 mg- 12 jam post partum 1 cm dibawah pusat- 3 hari post partum 3 cm dibawah pusat terus turun 1 cm/hari- 0 hari post partum tidak teraba dibawah simpisis, berat 500mg- 5-10 minggu post partum sedikit lebih besardari nulipara
1. Adaptasi Psikologis• Fase Honey moonMerupakan fase setelah anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak langsung antara ibu dan anak, hal tersebut dikatakan sebagai psikis. Honey moon tidak memerlukan hal-hal romantis secara biologis masing-masing memperhatikan anaknya dan menciptakan hal-hal yang baru (Rubin, 1971)
• Fase Taking inPerhatika klien terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung. 1-2 hari klien tidak meningkatkan kontak dengan bayinya tetapi tidak berarti tidak memperhatikannya, Dalam hal ini klien membutuhkan atau memerlukan informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi, klien mengenang pengalaman melahirkan yang dialaminya, untuk pemulihan diperlukan tidur dan makan cukup
• Fase Taking HoldKlien berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian klien lebih banyak kepada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya misalnya BAK, BAB, melakukan berbagai aktifitas duduk, jalan dan keinginan untuk belajar tentang perawatan diri sendiri dan bayinya, timbul rasa kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan “tidak mau” fase ini berlangsung sekitar 10 hari
• Fase Lating GoKlien merasa bayinya tidak terpisah darinya, mendapat peran dan tanggung jawab, terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya
• Fase Post Partum BluesPada masa post partum klien kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan tidur terganggu. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal dan peran transisi. Hal yang berhubungan dengan post partum blues adalah rasa tidak nyaman, kelelahan, kehabisan tenaga
III. KLASIFIKASI POST PARTUM1. Periode immediet atau post partum atau kalla IV berlangsung dalam 1 jam pertama2. Periode early post partum berlangsung selama minggu ke 2 sampai ke 6, pada periode immediet dan early post partum dipertimbangkan sebagai periode yang lebih berbahaya, dimana bahaya utama pada klien adalah pompa hemoragik dan syok hipovolemi. Selanjutnya perubahan lain secara bertahap terjadi pada periode late post partum
IV. PENGKAJIAN1. hgchgvu- Biodata klien- Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya yang berhubungan dengan ANC- Riwayat persalinan yang lalu, spontan, induksi, persalinan lama, BBLR- Riwayat persalinan yang menyangkut perdarahan, hipertensi akibat kehamilan- Riwayat penyakit yang diderita system pernafasan, cordis, Diabetes mellitus- Riwayat kesehatan keluarga hipertensi dan diabetes mellitus- Riwayat post partum sekarang- Masa post partum inmediet (1 jam pertama), early (minggu pertama), lain (minggu ke 2 sampai ke 6)- Kelkuhan : perdarahan, hipertensi, infeksi, after pain- Adaptasi psikologis fase taking in, yaking hold, letting go- Konsep diri (gambaran diri) post partum blues- Status emosional: depresi, interaksi dengan keluarga dan perawat- Reaksi sibling keluarga- Tingkat pengetahuan ibu dan keluarga
2. Pemeriksaan persistem• Sistem KardiovaskulerKaji ada tidaknya hipotensi ortostatik, keringat banyak, hemokonsentrasi Hb, Ht dan eritrosit kembali normal
• Sistem EndokrinPeningkatan hormone prolaktin dan oksitosin. Penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone• Sistem PerkemihanPengosongan kandung kemih tidak sempurna, ada tidaknya diuresis, hematuri• Sistem pencernaanKaji adanya penurunan modilitas usus, frekuensi defekasi• Sistem MuskuloskeletalKaji peregangan dinding perut pada muskulus ractus abdominalis• Sistem Reproduksi- Payudara : Penampilan payudara, luka, pembengkakan, laktasi, kebersihan punting, susu lecet dan punting susu- Genital : Perineum ada atau tidaknya lochea, hemoroid 3. Pemeriksaan fisik• Penampilan umumObservasi klien dari kepala sampai tumit, (warna kulit. Kehangatan kulit, status respirasi), kaji respon klien (tingkat kesadaran, pusing, hipotensi)• Rambut : inspeksi warna dan kebersihan kulit• Mata : inspeksi konjungtiva dan sklera• Telinga : inspeksi letak dan bentuknya• Hidung : inspeksi bentuk dan ada tidaknya sekret • Mulut dan gigi : inspeksi mukosa• Leher : inspeksi ada tidaknya peningkatan JVP• Dada : inspeksi gerakan dada, simetris atau tidak• Payudara : kaji kondisi payudara• Abdomen : inspeksi adanya peregangan otot abdomen, stric
V. ANALISA DATADATA ETIOLOGI MASALAHDs :- klien mengatakan mules
Do :- Kontraksi uterus lemah- Lochea : warna merah tua atau pink, berisi cairan da sedikit gumpalan darah, jumlah ± 50 cc- Adanya luka laserasi jalan lahir dan luka episiotomi Persalinan
Kontraksi uterus lemah
Vasodilatasi pembuluh darah
Resiko Perdarahan Resiko Tinggi PerdarahanDs :Do :- Post partum- Terdapat inserasi atau robekan pada jalan lahir- Terdapat luka episiotomi pada perineum- Blas penuh- Terdapat perdarahan pervaginam- TFU 1 jari dibawah pusatPost partum
Perubahan pada sisitem tubuh
Adaptasi fisiologis
Sistem genitalia dan kandung kemih mengalami perubahan fungsi
Kontraksi uterus
Involusio Kontraksi Pengeluaran Uteri lemah lochea
Uterus vasodilatasi peningkatanMengecil pembuluh cairan ekstraTFU turun darah sel 50%Sesuai hariPersalinanPerdarahan Bladder penuh
terjadi penekananpd kandung kemih
perubahan fungsiurogenital Perubahan Fungsi UrogenitalDs :- Klien mengatakan nyeri pada daerah perineum dan jalan lahir
Do :- Terdapat luka episiotomidan laserasi jalan lahir- Luka masih basah- Nyeri tekan (+)- Oedema (-)- Kemerahan pada luka episiotomi (-) Post partum
Luka pada jalan lahir dan episiotomi
Terputusnya kontinuitas jaringan
Merangsang neurotransmitter melepaskan mediator kimia (bradikinan, serotonin, histamine)
Dihantarkan ke thalamus dan korteks serebri
Persepsi nyeri
NyeriGangguan Rasa Nyaman : NyeriDs :Do :- Terdapat luka episiotomi dan laserasi jalan lahir- TD : 120/80mmHg- N : 80 x/menit- S : 37 0C- Lochea : warna merah tua atau pink, berbau amis, jumlah ±150 cc Laserasi jalan lahir
Terputusnya kontinuitas jaringan
Pintu gerbang masuk mikroorganisme
Area yang baik pertumbuhan mikroorganisme adanya lochea
Resiko infeksiResiko Tinggi InfeksiDs :- Klien mengatakan belum pernah melakukan perawatan payudara- Klien menanyakan tentang perawatan luka epis di rumah- Klien menanyakan tentang perawatan bayi
Do :- P1, A0- ASI belum keluar- Aerola mamae kotor- Tidak ada sumber informasi- Klien belum pernah melakukan vulva hygieneProses persalinan (P1 A 0)
Kurang informasi tentang perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan bayi
Persepsi tentang proses pemulihan dan perawatan diri tidak jelas
Deficit pengetahuan Defisit Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Post Partum
VI. PRIORITAS MASALAH1. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan atonia uteri, trauma jalan lahir2. Perubahan fungsi urogenital berhubungan dengan adaptasi fisiologis post partum3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan4. Resiko tinggi infeksi jalan lahir berhubungan dengan adanya diskontinuitas jaringan5. Defisit pengetahuan ibu tentang perawatan post partum berhubungan dengan kurangnya sumber informasi