politik sumber daya alam

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaka Sumberdaya alam merupakan salah satu unsur dari lingkungan hidup yang terbentuk karena kekuatan alamiah, sangat penting artinya dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan keperluan manusia, Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 menyebutkan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan. Hutan adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga yang tersebar dipermukaan bumi. Di dalam ekosistem memiliki fungsi straregis yaitu fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial, selain itu hutan juga memiliki peranan yang besar dalam tata hidrologis dan proses klimatologis. Hutan dengan masyarakat disekitar merupakan suatu kesatuan ekosistem yang mempunyai hubungan saling ketergantungan. Berdasarkan hubungan di atas, Perum Perhutani Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan Departemen Kehutanan yang mempuyai Visi dan Misi menjadi pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip

Upload: kusma-mayang-sari

Post on 07-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Politik Sumber daya alam

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakaSumberdaya alam merupakan salah satu unsur dari lingkungan hidup yang terbentuk karena kekuatan alamiah, sangat penting artinya dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan keperluan manusia, Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 menyebutkan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan.Hutan adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga yang tersebar dipermukaan bumi. Di dalam ekosistem memiliki fungsi straregis yaitu fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial, selain itu hutan juga memiliki peranan yang besar dalam tata hidrologis dan proses klimatologis. Hutan dengan masyarakat disekitar merupakan suatu kesatuan ekosistem yang mempunyai hubungan saling ketergantungan.Berdasarkan hubungan di atas, Perum Perhutani Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan Departemen Kehutanan yang mempuyai Visi dan Misi menjadi pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelola hutan lestari, menyelenggarakan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) melalui perusahaan yang bersih, berwibawa, mendukung dan berperan serta dalam pembangunan wilayah dan perekonomian nasional.Untuk itu disini saya mengambil studi kasus mengenai pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan Mergo Mulyo. Berikut akan dibahas di bab selanjutnya.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Hubungan Perum Perhutani dengan LMDH?2. Bagaimana aktivitas/fungsi pengelolaaan sumber daya alam berbasis masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Margo Mulyo?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Ruang Lingkup Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat merupakan suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang antara pemerintah Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau para pihak yang berkepentingan dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal (Perum Perhutani, 2003). Perhutani sendiri adalah Badan Usaha Milik Negara berbentuk Perusahaan Umum (Perum) sebagai pengelola sumberdaya hutan di pulau Jawa dan Madura. Peran strategis Perhutani adalah mendukung sistem kelestarian lingkungan, sistem sosial budaya dan sistem perekonomian masyarakat perhutanan. Dalam mengelola perusahaan, Perhutani menghargai seluruh aturan mandatory dan voluntary guna mencapai Visi dan Misi perusahaan. Perhutani optimis akan keberhasilan masa depan pengelolaan sumberdaya hutan dan lingkungan berdasarkan kondisi hutan yang ada, kekuatan Visi yang ingin dicapai dan konsistensi penarapan standard internasional pengelolaan hutan sebagai pendukung bisnis yang berkelanjutan. Interaksi antara masyarakat dengan hutan tidak mungkin dapat dipisahkan. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan harus memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan peduli dengan masyarakat miskin di sekitar hutan.Mengingat pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan maka Perum Perusahaan yang berada di Jawa Timur bekerja sama dengan pemerintah setempat merancang program pola kerja sama yang merupakan panduan program PHBM dari Perum Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan dan Pemerintah setempat. Untuk mancapai Visi dan Misi Perum Perhutani, sesuai dengan paradigma baru pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat, pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan atau pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya hutan menjadi penting dan strategis sehingga lebih perlu dimaknai, diwadahi dan difasilitasi serta mutlak dilaksanakan.Di dasari rasa ingin menjaga dan melestarikan hutan agar memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan, maka diawal tahun 2006 dengan melihat kondisi hutan dan lingkungan yang rawan dan kritis LMDH ini tergerak untuk menyelamatkan hutan dan lingkungan dengan pola PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Mereka melakukan bersama dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan. Kemudian dilandasi oleh rasa ingin mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat desa hutan yang umumnya sebagian besar adalah golongan masyarakat Pra Sejahtera ( miskin) sehingga masyarakat di sekitar hutan/ masyarakat desa hutan bersama Perum Perhutani membentuk wadah Masyarakat desa hutan yang kami namakanLembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Margo Mulyountuk merealisasikan hal tersebut.2.2 Hubungan Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Margo MulyoPerum Perhutani sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang kehutanan. Besarnya tingkat pertambahan penduduk dan angka kerja serta meningkatkan kebutuhan pangan nasional, berakibatkan semakin tingginya tekanan sosial ekonomi terhadap sumber daya hutan. Oleh karena itu Perum Perhutani membuat surat kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ada disekitar kawasan hutan, salah satunya dengan LMDH Margo Mulyo. Guna meningkatkan kepedulian mereka atas kerusakan hutan. Selain itu juga Perum Perhutani telah membuat kesepakatan tentang pengelolaan lahan dibawah tegakan hutan dan pemberlakuan strategi bertajuk PHBM.Dengan dilandasi oleh kepedulian rasa kecintaan dan kebanggaan yang tinggi terhadap kelestarian desa hutan dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan, maka lembaga masyarakat Desa Hutan Margo Mulyo ini bertekat untuk menjaga, memelihara dan melestarikan hutan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, sehingga fungsi dan manfaat hutan lebih optimal dalam meningkatkan kesejahteraanh masyarakat.

2.3 Profil LMDH Margo MulyoDi dasari rasa ingin menjaga dan melestarikan hutan agar menjadi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan, maka diawal tahun 2006 dengan melihat kondisi hutan dan lingkungan yang rawan dan kritis, kami tergerak untuk menyelamatkan hutan dan lingkungan dengan pola PHBM (Pengololaan Hutan Bersama Masyarakat) yang kami lakukan dengan Perum Perhutani KPH Pasuruan.Dan dilandasi oleh rasa ingin mengentaskan kemiskinan bagi masyarakat ditepi hutan yang notabennya sebagian besar adalah golongan masyarakat prasejahtera sehingga menjadi kewajiban kami (LMDH) Margo Mulyo untuk melaksanakan hal tersebut. LMDH Margo Mulyo berdiri tahun 2006 dengan akte notaris nomor 18 tanggal 30 Nopember 2006 beranggotakan 256 kepala keluarga dengan Kawasan Hutan Pangkuan Desa (KHDP) kurang lebih 283,3 ha dengan jenis tanaman pinus dan rimba campur.LMDH Margo Mulyo berada diwilayah Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, berada dalam Kesatuan Pangkuan HUtan (KPH) Pasuruan, BKPH Pacet, RPH Kemloko dengan matapencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, berada di ketinggian 700 sampai dengan 1200 m diatas permukaan air laut dengan batas-batas wilayah desa : Sebelah Utara : Desa Kesiman Sebelah Barat : Desa Trawas Sebelah Selatan : Tahura R. Soerdjo Sebelah Timur : Kab. Pasuruan / BKPH Lawang Barat.

Visi dan MisiVisi : Sejahterakan Masyarakatku dan Selamatkan HutankuMisi :1. Mendorong terciptanya masyarakat yang sejahtera berdasar Pancasila.2. Menjadi mitra pengelolaan sumber daya alam dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.3. Memanfaatkan sumberdaya ekonomi untuk kepentingan anggota dan masyarakat.4. Memegang teguh prinsip-prinsip ekonomi demi kemajuan dan kemakmuran anggota dan masyarakat.5. Menciptakan lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan.Tujuan1. Sebagai wadah untuk menampung seluruh kegiatan perekonomian masyarakat desa hutan khususnya dan mayarakat desa pada umumnya.2. Meningkatkan sumber pendapatan bagi seluruh anggota KMDH MARGO MULYO.3. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya hutan/ sember daya alam yang ada disekitar desa.4. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan dengan pola kemitraan dan pola berbagiBentuk Kelembagaan LMDH Margo MulyoKepengurusan KMDH Marrgo Mulyo :1. Ketua: 1 Orang2. Sekretaris: 1 Orang3. Bendahara: 1 Orang4. Pengawas: 2 orang5. Anggota: 121 orang terdiri dari, Laki-Laki 89 orang dan Perempuan32 orang.LMDH Margo Mulyo berkantor (Sekretariat) di Jalan Air Terjun Dlundung nomor 173 Ketapanrame Trawas- MojokertoTelp. 0343 880 837 email : [email protected] blogs :lmdhmargomulyo.wordpress.comKegiatan LMDH Margo Mulyo meliputi aspek sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan lingkungan antara lain : Kehutanan, Agronomi, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga Koperasi, Pembangunan mental spiritual Industri rumah tangga.Tujuan dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan Margo Mulyo ini adalah:1. Melestarikan hutan dan lingkungan2. Meningkatkan Sumber daya Hutan demi kesejahteraan MasyarakatDesa Hutan3. Merubah pola pikir Masyarakat tentang pemanfaatan dan pengelolaansumber daya hutan yang benar sesuai dengan fungsi dan aturan4. Meningkatkan pendapatan Masyarakat Desa Hutan dengan polaberbagi bersama Perum Perhutani KPH Pasuruan5. Menanamkan rasa tanggung jawab terhadap Masyarakat Desa Hutan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan hutanBerikut Jenis Usaha dan Kegiatan LMDH Margo MulyoPemanfaatan lahan dibawah dengan :1. Budidaya Ashitaba (Sledri Jepang)2. Budidaya Iles-iles (Porang)3. Jenis-jenis tanaman lain4. Industri rumah tangga meliputi :5. KoperasiKegiatan KMDH Margo Mulyo meliputi aspek ekonomi, sosial, dengan tetap berpegang pada kemandirian dan demokrasi yaitu :1. Usaha Simpan pinjam2. Usaha pertanian3. Industri rumah tanggaPerkembangan Usaha1. Simpan Pinjam Modal awal bln juni tahun 2009 Rp. 26.000.000 Modal s/d Mei 2010 Rp. 92.700.0002. Usaha Pertanian

Gambar 1. hasil usaha pertanian Budidaya Ashitaba 16 Ha Budidaya Porang 30 Ha Budidaya Rumput gajah 26 Ha3. Industri Rumah Tangga Gambar 2. Pembuatan Keripik Pembuatan keripik Ashitaba produksi 1500 pcs/ bln Pembuatan keripik Pisang produksi 700 pcs/ bln Pembuatan jahe instant produksi 400 pcs/bln Pembuatan temulawak instan produksi 400 pcs/blnPerubahan yang dicapai LMDH Margo Mulyo kearah positif selama ini membawa dampak yang sangat berarti terhadap perubahan tingkat kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan, hal ini dibuktikan dengan perubahan tingkat status dari keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera.Hal ini tidak lain berkat kerja keras dan kerjasama yang baik dari semua pihak, Perum Perhutani KPH Pasuruan, Pemerintah Daerah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian serta pihak-pihak lain yang mendorong terciptanya Masyarakat sejahtera dan Hutan tetap Lestari.Menurut Pomeroy and William (1994 dalam Imbiri, 2004), menyebutkan bahwa kunci keberhasilan dalam pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat adalah:1. Batas wilayah yang jelas terdefinisi. Batas fisik dari suatu kawasan yang akan dikelola harus dapat ditetapkan dan diketahui secara pasti oleh masyarakat. Dalam hal ini peranan pemerintah daerah dalam menentukan zoning dan sekaligus melegalilsasinya menjadi sangat penting, batas-batas wilayah tersebut harus berdasarkan sebuah ekosistem, sehingga sumberdaya alam tersebut lebih mudah untuk diamati dan dipahami.2. Kejelasan keanggotaan. Segenap pengguna yang berhak memanfaatkan sumberdaya alam di suatu kawasan dan berpartisipasi dalam pengelolaan daerah tersebut harus dapat diketahui dan didefinisikan dengan jelas, jumlah pengguna tersebut seoptimal mungkin tidak boleh terlalu banyak, sehingga proses komunikasi daria mayarakat yang dilakukan lebih efektif.

3. Keterikatan dalam kelompok.Kelompok masyarakat yang terlibat hendaknya tinggal secara tetap di dekat wilayah pengelolaan. Dalam konteks ini, maka kebersamaan masyarakat akan baik dalam hal etnik, agama, metode pemanfaatan, keabutuhan harapan dan sebagainya.

4. Manfaat harus lebih besar dari biaya.Setiap komponen masyarakat di sebuah kawasan pengelolaan mempunyai harapan bahwa manfaat yang diperoleh dari partisipasi masyarakat dalam konsep pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat akan lebih besaar disbandingbiaya yang dikeluarkan. Dalam hal ini, salah satu komponen indikatornya dapata berupa rasio pendapatan relatif dari masyarakat lokal dan stakehoders lain. 5. Pengelolaan yang sederhana.Dalam model pengelolaan sumberdaya alam, salah satu kunci kesuksesan adalah penerapan peraturan yang sederhana namun terintegrasi. Proses monitoring dan penegakan hukum dapat dilakukan secara terpadu dengan basis masyarakat sebagai pemeran utama. 6. Legalisasi PengelolaanMasyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan membutuhkan pengakuan legal dari pemerintah daerah sehingga hak dan kewajibannya dapat terdefinisikan dengan jelas dan secara hukum terlindungi. Dalam hal ini jika hukum adat dalam suatu wilayah telah ada maka pemerintah seyogyanya memberikan legalisasi sehingga keberadaan hukum ini mempunyai kekuatan hukum yang lebih dalam penerapannya, baik setempat maupun stakeholders lain yang lerlibat, selain itu dengan adanya legalisasi semakin menumbuhkan kepercayaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumberdaya alam yang lebih lestari. 7. Kerjasama dalam kepemimpinan masyarakat. Kunci sukses lain adalah adanya individu maupun kelompok inti yang bersedia melakukan upaya semaksimal mungkin demi berjalannya proses pengelolaan sumber daya alam, upaya tersebut termasuk kepemimpinan yang diterima semua pihak khususnya dalam kalangan masyarakat, selain itu program kemitraan antar segenap pengguna sumberdaya alam (pemerintah, masyarakat, swasta, LSM dan lain sebagainya) saling bermitra dalam setiap aktifitas ekonomi, sosial, keamanan dan lain-lain. 8. Desentralisasi dan pendelegasian wewenang. Pemerintah daerah sebagai bagian dari tripartit pengelolaan dengan model pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat ini perlu memberikan desentralisasi proses administrasi dan pendelegasian tanggunga jawab pengelolaan kepada kelompok masyarakat yang terlibat.9. Koordinasi antara pemerintah dan masyarakat. Sebuah lembaga koordinasi atau semacam koordinasi pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat berada di luar masyarakat yang terlibat dan beranggotakan masyarakat lokal, stakeholders lainnya dan wakil pemerintah, merupakan hal yang penting pula dibentuk dalam rangka memonitor pengelolaan penyusunan lokal dan pemecahan konflik. 10. Pengetahuan, kemampuan dan kepedulian masyarakat. Dalam rangka memberikan kepastian bahwa masyarakat mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam pengelolaan sumberdaya alam, maka diperlukan suatu upaya yang mampu memberikan peningkatan ketrampilan dan kepedulian masyarakat untuk turut serta secara aktif, responsif dan efektif dalam proses pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPola kerjasama yang dilakukan oleh LMDH dengan Perum Perhutani dan adalah dalam bentuk kegiatan pemanfaatan lahan dibawah, penyulaman kembali pada tanaman kehutanan, persemaian tanaman kehutanan, dan keamanan hutan. Dalam proses kerjasama antara Perum Perhutani dan LMDH Mono Mulyo terdapat sinergisitas yang baik sehingga dapat membantu perum perhutani dalam peningkatan kawasan hutan dan pendapatan bagi masyarakat semakin meningkat.Pelaksanaan program PHBM yang melibatkan masyarakat desa hutan memiliki dampak sosial yaitu dengan menyerap tenaga kerja serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani guna tercapainya fungsi hutan.3.2 SaranDalam pelaksanaan kegiatan PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Perum Perhutani harus memberikan sosialisasi secara baik dan benar agar semua pihak yang ikut terlibat dalam program/kegiatan ini dapat melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan prosedur yang baik dan benar sehingga tercapainya kegiatan PHBM dapat lebih maju yaitu PHBM.

DAFTAR PUSTAKA Blog LMDH Mergo Mulyo. diakses di : http://lmdhmargomulyo.wordpress.com Website Perum Perhutani, diakses di : http://perumperhutani.com Undang-Undang tentang lingkungan hidup diakses di :http://djpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?czoyNjoiZD0xOTAwKzgyJmY9dXU0LTE5ODJidC5odG0iOw== http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf%E2%80%8E http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-hutan-manfaat-hutan-yang-mempengaruhi-persebaran-hutan.html