politeknik industri furnitur dan pengolahan kayu ......2020/05/01 · reformasi birokrasi nomor...
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS 2020-2024 POLITEKNIK INDUSTRI FURNITUR DAN PENGOLAHAN KAYU KENDAL
BPSDMI 2020
02 Januari 2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Kondisi Internal ............................................................................................................. 1
a. Bidang Pendidikan ........................................................................................................ 1
b. Bidang Penelitian .......................................................................................................... 2
c. Bidang Pengabdian Masyarakat, Inovasi dan Kewirausahaan ...................................... 2
d. Bidang SDM.................................................................................................................. 3
e. Bidang Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 5
f. Bidang Organisasi dan Manajemen .............................................................................. 6
1.2. Kondisi Eksternal .......................................................................................................... 7
a. Kondisi Umum Pendidikan Vokasi………………………………………………………….. 7
b. Pergeseran/Perkembangan Paradigma……………………………………………………. 8
c. Rancangan Pendidikan Tinggi Vokasi……………………………………………………….9
d. Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi…………………………………………………11
e. Potensi dan Permasalahan pembangunan SDM di bidang Perkayuan…………………14
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ........................................................................... 17
2.1. Visi, Misi, Tujuan ............................................................................................................ 17
2.2. Sasaran dan Indikator Kinerja ......................................................................................... 19
BAB III STRATEGI, PROGRAM, UKURAN, TARGET, CAPAIAN ............................................21
3.1. Analisis SWOT ............................................................................................................... 21
3.2. Strategi Pencapaian Sasaran ........................................................................................ 23
3.3. Program ………………………………………………………………………………………... 25
3.4. Ukuran dan Target Capaian Tahunan ............................................................................ 28
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 35
Lampiran Visi Misi Tujuan dan Strategis Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ...... 37
Lampiran Strategi dan Program Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ................... 40
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Misi dan Tujuan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ............................................ 18
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ...... 19
Tabel 3. SWOT Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu .......................................................... 22
Tabel 4. Faktor Eksternal dan Internal Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ....................... 24
Tabel 5. Program Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ...................................................... 25
Tabel 6. Ukuran dan Target Capaian Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu........................ 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ........................................ 2
Gambar 2. Ortaker Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ...................................... 5
Gambar 3. Stakeholder Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu ............................... 6
Gambar 4 Proporsi SDM vs Tingkat Pendidikan ...................................................................... 7
Gambar 5 Diagram Jenis dan Strata Pendidikan Tinggi dalam Jenjang KKNI .......................... 8
Gambar 6 Rancangan Pendidikan Tinggi Vokasi ..................................................................... 9
Gambar 7 Diagram Sistem Pendidikan Tinggi Vokasi ............................................................ 10
Gambar 8 Hubungan Lulusan Perguruan Tinggi dan Jenjang KKNI ....................................... 11
Gambar 9 Diagram Proporsi Sebaran Program Studi Vokasi ................................................. 13
Gambar 10 Diagram Proporsi Politeknik ................................................................................ 13
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Salawat beriring salam semoga disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Berkat rahmat dan hidayah Allah yang disampaikan melalui Rasulullah lah kami dapat
menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
tahun 2020-2024.
Penyusunan Rencana Strategis dilakukan dengan mengacu kepada Rencana Strategis
BPSDMI yang telah disusun sebelumnya yang disesuaikan dengan amanah dan tupoksi yang
diberikan kepada Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu. Rangkaian penyusunan
Rencana Strategis melibatkan pihak industri furnitur dan pengolahan kayu sebagai praktisi yang
mengetahui perkembangan dan kebutuhan teknologi pada masa yang akan datang. Selain itu,
juga melibatkan akademisi dari Bern University of Applied Science, sebagai narasumber untuk
menganalisa keadaan internal dan external dengan menggunakan metodologi Business model
canvas serta analisis SWOT.
Sebagai Direktur Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu, kami juga menyertakan
visi, misi dan program kerja yang menjadi panduan pelaksanan Politeknik kedepannya.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan semua dokumen Rancana Strategis ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dibutuhkan dalam upaya penyempurnaan.
Kendal, Januari 2020
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Internal
a. Bidang Pendidikan
Kementerian Perindustrian mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan
Kayu di Kawasan Industri Kendal, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Dasar
hukum pendiriannya adalah Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor B/408/M.KT.01/2018 Tanggal 8 Juni 2018 tentang
persetujuan pembentukan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu, dan Surat
Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
538/KPT/I/ 2018 tentang Izin Pembukaan Program Studi dalam Rangka Pendirian
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Di Kabupaten Kendal yang
diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian. Tiga program studi yang disetujui
untuk diselenggarakan yaitu Teknik Produksi Furnitur, Desain Industri Furnitur, dan
Manajemen Bisnis Industri Furnitur.
Di bidang pendidikan, Politeknik Kendal memiliki kurikulum dengan komposisi
80% praktek dan 20% teori. Pengembangan SDM industri di Politeknik Kendal
diselaraskan dengan kebutuhan industri meliputi hard skill dan soft skill. Hard Skill berupa
peningkatan kemampuan teknis mahasiswa melalui penerapan kurikulum pendidikan
berbasis kompetensi dan Soft Skill berupa peningkatan kualitas kepribadian mahasiswa
melalui pelaksanaan berbagai kegiatan co dan ekstra kurikuler. Pendidikan yang
dilaksanakan di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu menggunakan
konsep dual system yang diadopsi dari Jerman dan Swiss. Hal ini tertuang dalam
Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 1151 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Unit Pendidikan Vokasi Industri di
Lingkungan Kementerian Perindustrian. Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan
Kayu melaksanakan sistem Pendidikan ganda model B, dimana dalam setiap tahun
ajaran, dilaksanakan praktik selama 4 (empat) bulan di perusahaan industri.
Hasil dari sistem Pendidikan tersebut diharapkan berupa lulusan Politeknik
Kendal sebagai SDM Industri yang handal dan professional di bidang furnitur. Model
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu adalah:
2
Gambar 1. Model Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
b. Bidang Penelitian
Di bidang penelitian, Politeknik Kendal dituntut untuk mampu melakukan
pengembangan riset atau penelitian yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi industri
furnitur (applied theory). Upaya mewujudkan hal tersebut perlu ditunjang oleh
keberadaan dosen dan mahasiswa yang mengenali budaya industri dan memiliki
pengetahuan dan skill yang setara dengan kebutuhan industri. Karenanya, program
magang industri sangat diperlukan oleh dosen dan mahasiswa. Program kegiatan yang
telah direncanakan tersebut perlu acuan/ standar dari kegiatan berupa monitoring
instrument (SOP) agar dapat dijalankan secara optimal.
c. Bidang Pengabdian Masyarakat, Inovasi dan Kewirausahaan
Kerjasama dengan industri, institusi perguruan tinggi lainnya dan asosiasi furnitur
dan pengolahan kayu memegang peranan penting. Kerjasama ini dapat meliputi
penempatan magang industry selama 4 bulan pada setiap akhir tahun, Guest lecturer,
project-based learning week, students company visit, penelitian, dan program
pengabdian kepada masyarakat.
Politeknik Kendal telah menjalin kerjasama dengan 24 industri sebagai bagian dari
program kerja di bidang pengabdian masyarakat, inovasi, dan kewirausahaan. Hal
ini senantiasa berusaha untuk ditingkatkan lagi secara bertahap dan berkesinambungan.
Keuntungan yang diperoleh dari kerjasama ini tentunya sangat beragam. Namun secara
3
umum tujuannya adalah untuk mendekatkan diri dengan dunia industri. Kerjasama
dengan industri ini dimulai dengan pelibatan industri didalam penyusunan kurikulum dan
pengajaran, kunjungan mahasiswa, dan praktek industri. Kerjasama dengan institusi lain,
seperti instansi pemerintah daerah, dan institusi perguruan tinggi lainnya seperti
Akademi PIKA, Universitas Diponegoro, dan lainnya.
d. Bidang SDM
SDM yang handal dan professional dibidangnya dibutuhkan untuk melaksanakan
program kerja Politeknik Kendal. Bidang SDM ini menjadi perhatian yang sangat penting.
Politeknik Kendal, saat ini, memiliki 3 dosen ASN (dengan jabatan fungsional lektor) dan
9 calon dosen ASN yang memiliki latar belakang keilmuan beragam. Khusus bidang
furnitur, sebagian besar dosen adalah dosen Luar Biasa yang berasal dari industri atau
disebut dengan Dosen Industri. Seiring berkembangnya Kampus, Politeknik Kendal
senantiasa berusaha menambah jumlah staf dan tenaga kependidikannya. Hal ini
dilakukan dengan melakukan rekruitmen melalui jalur PPNPN (pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri) maupun melalui seleksi terbuka Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan untuk
meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi staf, Politeknik Kendal
menyelenggarakan program pelatihan dan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan
sendiri maupun bekerjasama dengan berbagai pihak.
Struktur Organisasi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Industri Furnitur dan Industri Pengolahan
Kayu. Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu dipimpin oleh seorang Direktur.
Direktur adalah dosen yang diberi tugas tambahan untuk memimpin, mengatur dan
mengendalikan pelaksanaan program pembelajaran yang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan.
Dalam menjalankan tugasnya, Direktur dibantu oleh tiga Pembantu Direktur.
Pembantu Direktur I adalah seorang dosen yang diberi tugas tambahan untuk membantu
Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Pembantu Direktur II adalah dosen yang diberi tugas tambahan untuk
membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan,
4
administrasi umum, rumah tangga, kepegawaian, dan pengawasan internal. Pembantu
Direktur III adalah dosen yang diberi tugas tambahan dalam memimpin pelaksanaan
kegiatan di bidang kemahasiswaan, hubungan alumni dan kerjasama.
Dalam penyusunan kebijakan akademik, terdapat Senat yang berfungsi untuk
menetapkan dan mempertimbangkan implementasi kebijakan akademik. Selain itu, ada
Dewan Pengawas yang bertugas memberikan pertimbangan dalam hal pertimbangan
non-akademik. Senat dan Dewan Pengawas diatur dalam Statuta Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu. Elemen Penjaminan Mutu dilaksanakan oleh Unit
Penjaminan Mutu yang melakukan fungsi dokumentasi, pemeliharaan, kontrol dan
pengembangan sistem Penjaminan Mutu pendidikan. Elemen Pengawas dilakukan oleh
Unit Pengawas Internal yang melakukan fungsi pengawasan Non-Akademik. Unit
Penjaminan Mutu dan Unit Pengawas diatur dalam Statuta Politeknik Industri Furnitur
dan Pengolahan Kayu. Sistem administrasi di Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu dipusatkan di pada masing-masing program studi yang ada, yaitu
Teknik Produksi Furnitur, Desain Furnitur, dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur yang
dilaksanakan oleh:
• Subbagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama yang bertugas
melaksanakan urusan administrasi akademik, kemahasiswaan, hubungan alumni,
perencanaan, sistem informasi, dan kerja sama. Bertanggung jawab kepada Direktur
dan dalam tugas sehari-hari berkoordinasi dengan Pembantu Direktur I dan III.
• Subbagian Umum dan Keuangan yang bertugas melaksanakan urusan administrasi,
urusan rumah tangga, harta negara, manajemen, hubungan masyarakat,
kepegawaian, dan keuangan. Bertanggung jawab kepada Direktur dan dalam tugas
sehari-harinya berkoordinasi dengan Pembantu Direktur II.
Dalam Struktur Organisasi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi: Unit Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, Unit Pabrik Pengajaran, Unit Inovasi Teknologi dan Diversifikasi Produk, dan
Unit Pendukung (Unit Perpustakaan dan Unit Komputer). Struktur secara lengkap dapat
dilihat pada gambar berikut, :
5
Gambar 2. Ortaker Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
e. Bidang Sarana dan Prasarana
Di bidang sarana dan prasarana, Politeknik Kendal senantiasa berusaha
memenuhi kuantitas dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Pendidikan
beserta penunjangnya bagi ketiga program studi yaitu Teknik Produksi Furnitur, Desain
Furnitur, dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur. Saat ini Poli Kendal memiliki 12 ruang
kelas dengan kapasitas 40 mahasiswa yang telah dilengkapi AC, LCD projector, dan
white board, terdapat 2 ruang computer dengan jumlah computer 33 buah untuk setiap
ruangnya, Laboratorium desain dengan jumlah meja gambar 32 unit, dan workshop
furniture dengan jumlah mesin sebanyak 54 unit. Mesin yang tersedia saat ini hanya
mencakup mesin untuk proses pengerjaan kayu sampai proses assembling.
Kampus Politeknik Kendal memiliki fasilitas pendukung yang memadai bagi
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar seperti jaringan internet untuk staf dan
dosen. Sebagai upaya untuk mencapai proses pembelajaran yang ideal, Politeknik
Kendal senantiasa berusaha memenuhi fasilitas pendukung lainnya seperti information
technology, safety equipment, student facilities, equipment and tools.
6
LITEKNI
f. Bidang Organisasi dan Manajemen
Manajemen Poli Kendal terdiri dari Direktur, Pembantu Direktur I (bidang
akademik), Pembantu Direktur II (bidang umum dan keuangan), Pembantu Direktur III
(bidang kemahasiswaan). Pada tingkatan selanjutnya, terdapat Kasubag Administrasi
Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama, dan Kasubag Umum dan Keuangan.
Manajemen Poli Kendal terdiri dari PNS yang memiliki beragam latar belakang. Sehingga
manajemen perlu dilakukan penyamaan persepsi untuk meningkatan kerjasama dalam
meraih visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan.
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu adalah salah satu Lembaga
Pendidikan Tinggi di bawah manajemen Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Mereka berada di bawah koordinasi BPSDMI yang sebelumnya bernama Pusdiklat
Industri. Sebagai lembaga pendidikan tinggi pemerintah, semua kegiatan didanai oleh
pemerintah dan terutama untuk mahasiswa untuk lima tahun pertama, semua biaya
pendidikan akan dibayar oleh pemerintah. Dalam menjalankan aktivitasnya, Politeknik
dibantu oleh banyak Pemangku kepentingan (Stakeholder) sesuai dengan fungsi dan
tugas masing-masing. Stakeholder menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi
salah satu kekuatan politeknik. Secara detail dapat dilihat pada gambar berikut:
KOMITE
(Advisor Board)
PO K
-Izin pendirian -Karirer dosoen -Sistem pendidikan
INDUSTRI
• Supported Company (16)
Industri
Wakil Unsur
Pemerintah
Wakil Unsur Industri
furniture dan
INDUSTRI FURNITUR
DAN PENGOLAHAN
KAYU
INSTITUSI
PENDIDIKAN
Institusi
ASSOSIASI
PROFESI • HIMKI • KADIN Jateng
Asosiasi
Lainnya
MASYARAKAT
• Orang Tua Mahasiswa
• Masyarakat • Alumni
Gambar 3. Stakeholder Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
KEMENRISTEKDIKTI KEMENPERIN (BPSDMI)
7
1.2. Kondisi Eksternal
a. Kondisi Umum Pendidikan Vokasi
Pada masa awalnya pendidikan tinggi vokasi dimaksudkan untuk menjembatani
(interface) Insinyur dan Operator. Pendidikan tinggi vokasi belum secara spesifik
menjawab tantangan bangsa yang berkembang saat ini. Pendidikan tinggi vokasi
mengambil peran dalam menghasilkan lulusan kompeten dengan kualifikasi yang cocok
dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Pendidikan tinggi vokasi mampu
secara tepat mengidentifikasi kebutuhan di lingkungannya dan menyiapkan proses
pembelajaran yang menjamin lulusannya dapat menjawab tantangan tersebut.
Selanjutnya, lulusan pendidikan tinggi vokasi harus meredefinisi peran dalam
konstelasi pendidikan tinggi di Indonesia yang saat ini mencakup Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi, Pendidikan tinggi vokasi, Akademi, dan tambahan baru yakni Akademi
Komunitas. Lulusan pendidikan tinggi vokasi di universitas/akademi maupun politeknik
seharusnya didorong bukan hanya dapat “bekerja”, karena peran ini sekarang telah
diambil alih oleh Akademi Komunitas. Orientasi profil lulusan pendidikan tinggi vokasi
perlu dibenahi kembali dan disempurnakan dengan menyertakan postur sebagai “job
creator” yang “sadar” dan “faham” akan keunggulan daerahnya. Berikut dapat dilihat
ilustrasi korelasi antara capaian pembelajaran dari Pendidikan tinggi vokasi (perguruan
tinggi) dengan level kemampuan berproduksi.
Gambar 4 Proporsi SDM vs Tingkat Pendidikan
8
Berdasarkan gambar di atas, secara umum semakin tinggi jenjang pendidikan
tenaga kerja berpeluang menghasilkan produk berteknologi tinggi yang added value– nya
besar dan memberikan sumbangan pada kemampuan kompetitif bangsa. Pendidikan
tinggi vokasi dalam hal ini sangat dituntut untuk dapat mengubah proporsi SDM
berpendidikan tinggi yang berkualitas menjadi mayoritas. Lulusan pendidikan tinggi
vokasi selain dituntut dapat bekerja dengan kompeten namun harus juga dapat berperan
sebagai “agen pejuang kedaulatan” yang memiliki kemampuan entrepreneurial. Pada
jenjang pendidikan tinggi vokasi lulusannya juga harus menjadi “trend setter” dalam
menjawab berbagai aspek tantangan bangsa. Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan
Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian
terapan tertentu sampai program sarjana terapan, dan dapat dikembangkan oleh
Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.
b. Pergeseran/Perkembangan Paradigma
Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi sebagaiamana diatur
dalam permenristekdikti 44 tahun 2015, Pasal 59 dapat berbentuk universitas, institute,
sekolah tinggi, politeknik, dan akademi. Mandat dan tanggung jawab hak untuk
menyelenggarakan program pendidikan sampai pada jenjang S2 terapan dan S3 terapan
bisa dilakukan oleh universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik.
Gambar 5 Diagram Jenis dan Strata Pendidikan Tinggi dalam Jenjang KKNI
9
Dengan hak dan kewajiban baru ini, pendidikan tinggi vokasi harus berkembang
dari institusi yang berperan pada penyiapan lulusan pada level 5 & 6 Kerangka Kuaifikasi
Nasional Indonesia (KKNI), menjadi institusi yang dapat menyelenggarakan program
pendidikan sampai level 9 KKNI. Hal ini bukan hanya akan mengubah perangkat
operasionalnya, namun secara mendasar juga akan mengubah Visi dan Misi dari
pendidikan tinggi vokasi secara keseluruhan.
c. Rancangan Pendidikan Tinggi Vokasi
Ciri khas pendidikan tinggi vokasi memberikan kemampuan aplikatif dan
kemampuan inovatif. Pada titik puncaknya, baik pendidikan tinggi vokasi, profesi dan
pendidikan akademik memiliki derajad yang sama namun memiliki domain dan peran
yang berbeda untuk saling berkomplementer. Jenjang pendidikan vokasi pada program
pendidikan Diploma1 (D1), Diploma 2 (D2), Diploma 3 (D3) dan Diploma 4 (D4)
merupakan program terminasi sebagai satu program utuh, setiap jenjang diploma akan
menghasilkan keahlian atau kompetensi sesuai dengan level pada KKNI. Sedangkan
jenjang pendidikan vokasi S2 terapan dan S3 terapan merupakan jenjang pendidikan
setelah lulus Diploma4 atau sarjana (S1) terapan. Gambar ilustrasi berikut akan
memberikan kerangka pemahaman dalam mengembangkan model pendidikan tinggi
vokasi.
Gambar 6 Rancangan Pendidikan Tinggi Vokasi
10
INDUSTRY AND POLYTECHNIC COLLABORATION
3 – 2 – 1 Cooperative System
OUTPUT
12
SMA/SMK/MA
KULIAH DASAR PRODI
KULIAH DASAR PRODI 3
KULIAH KHUSUS PRODI 2
KULIAH KHUSUS PRODI 1
INPUT
PRAKTIK INDUSTRI
PRODI 3 PRODI 2 PRODI 1
Saat ini sedang dikembangakan wacana sistem pendidikan tinggi vokasi pada
universitas/institut/sekolah tinggi/politeknik/akademi mengikuti pola sistem kooperatif 3-
2-1. Diagram dibawah ini memperlihatkan contoh mekanisme sistem dimaksud.
Gambar 7 Diagram Sistem Pendidikan Tinggi Vokasi
Sumber : Menko PMK
Pendidikan vokasi memiliki ciri atau kekhasan dan mengutamakan dalam
menerapkan aspek-aspek praktis yang didukung oleh teori yang tepat. Hal ini untuk
membedakan terhadap pendidikan akademis yang lebih mengutamakan capaian teoritis
didukung aspek praktis. Ketepatan komposisi antara praktek dan teori pendukung
menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan pada pendidikan tinggi
vokasi. Komposisi praktek lebih dominan dari pada teori menjadi ciri khas pendidikan
vokasi. Kuriklum dan pembelajaran menggunakan dual system 3-2-1 untuk jenjang
pendidikan D3 masih relevan dan sesuai dalam penerapannya. Mahasiswa, diawal
belajar/kuliah diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di kampus selama tiga (3)
semester dilanjutkan dengan dua (2) semester magang di industri, dan diakhiri dalam
satu (1) semester untuk menyelesaiakan pendidikan di kampus atau di industri. Dalam
S
emester VI
Semester IV
Semester V
Semester I
Semester II
Semester III
DIPLOMA -3
11
3
penyelenggaraan pola pendidikan 3-2-1 ini, institusi pendidikan tinggi penyelenggara
program vokasi bekerjasama dengan industri yang relevan. Selama magang di industri,
mahasiswa yang memiliki kompetensi dapat memperoleh surat keterangan atau
sertifikasi kompetensi. Pendidikan tinggi vokasi secara khusus akan dikemukakan pada
buku kurikulum pendidikan vokasi ini.
d. Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi
Dalam pengembangan kurikulum pendidikan vokasi mata kuliah wajib umum yakni
Pancasila, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan dan Agama, harus diajarkan kepada
mahasiswa dengan memberikan muatan yang mampu menanamkan karakter unggul
untuk mendukung daya saing bangsa. Kemampuan penerapan etika industri diajarkan
sebagai bagian pendidikan secara umum (general education) untuk memberikan dasar
dan pemahaman tentang kedisiplinan, kualitas kerja profesional, berkomunikasi dan
berinteraksi dalam lingkungan kerja juga pemahaman etika profesi dan tahapan kerja
serta keselamatan kerja di industri. Selain itu materi wawasan kebangsaan menjadi
bagian kurikulum yang diajarkan agar mahasiswa memiliki jiwa nasionalisme dalam
membangun kemakmuran dan kejayaan negara.
Gambar 8 Hubungan Lulusan Perguruan Tinggi dan Jenjang KKNI
12
Merujuk Rencana Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Indonesia
(RPJP-PT), 2011, kondisinya adalah sebagai berikut:
a. Indonesia kekurangan tenaga ahli bidang sains dan teknik,
b. Peningkatan nilai tambah terhadap sumber daya alam memerlukan penguasaan
sains (ilmu pengetahuan alam) dan teknik untuk menghasilkan inovasi produk dan
inovasi proses,
c. Perpanjangan rantai pasok suatu industri membutuhkan penguasaan sains (ilmu
pengetahuan alam),
d. Sains & teknik sangat diperlukan sebagai driver dan enabler pengembangan
industri
e. Untuk menghasilkan PDB yang tinggi diperlukan pengembangan jasa
berteknologi tinggi, yang memiliki nilai tambah sangat tinggi,
f. Indonesia masih tertinggal dalam knowledge economy, yang sangat besar
kontribusinya terhadap PDB di masa-masa mendatang,
g. Sektor manufaktur, baik teknologi tinggi maupun bukan, masih memberikan nilai
tambah yang tinggi sehingga diperlukan untuk peningkatan PDB
h. Sektor dengan nilai tambah tinggi masih didominasi sektor-sektor yang terkait
erat dengan sains dan teknik
Indikator sebagaimana dipaparkan di atas berlaku juga secara spesifik pada
institusi pendidikan tinggi vokasi dan politeknik. Pengembangan pendidikan tinggi vokasi
di masa mendatang dapat dilakukan secara akurat dan sistematis apabila secara tepat
dapat memotret kondisi penyelenggaraan pendidikan vokasi saat ini. Sebagai gambaran
saat ini jumlah program studi pendidikan diploma mencapai kurang lebih 5.355 yang
tersebar baik di universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi. Grafik berikut
memperlihatkan proporsi jumlah program studi vokasi yang ada saat ini.
13
Gambar 9 Diagram Proporsi Sebaran Program Studi Vokasi
Dari keseluruhan jumlah prodi vokasi dapat diambil contoh sebaran prodi di
politeknik mengikuti institusi penyelenggaranya, grafik pie berikut memperlihatkan
proporsi tersebut.
Gambar 10 Diagram Proporsi Politeknik
Diagram Pie memperlihatkan proporsi politeknik swasta masih jauh lebih banyak
dari politeknik negeri dan politeknik kedinasan. Jumlah total politeknik saat ini (tahun
2015) adalah 262 (Sumber : Forlap DIKTI dan PDPT, 12 Juli 2015). Jumlah institusi di
atas akan semakin berlipat jumlahnya jika menyertakan seluruh jenis perguruan tinggi
yang menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi. Khusus institusi politeknik, jumlah
14
tersebut di atas sesungguhnya telah melewai target jumlah politeknik sebesar 180 tahun
2009 sebagaimana hasil studi yang dilakukan oleh ADB. Dengan jumlah tersebut, sangat
besar peluangnya bagi politeknik untuk dapat berperan meningkatkan kualitas SDM yang
mampu mengelola kekayaan sumber daya Indonesia. Jumlah politeknik swasta yang
lebih banyak dari politeknik negeri dapat dimaknai positif bahwa keterlibatan masyarakat
dalam menyelenggarakan pendidikan politeknik sangat tinggi. Tentunya hal ini menjadi
tanggung jawab semua pihak untuk memajukan dan mengembangkan politeknik
Indonesia.
e. Potensi dan Permasalahan pembangunan SDM di bidang Perkayuan
Konteks Pembangunan Industri Nasional menyatakan bahwasanya dalam rangka
menentukan arah, sasaran, dan kebijakan Pengembangan Industri Nasional ke depan,
Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang Perindustrian No. 3 tahun 2014 Tentang
Perindustrian, Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) difokuskan pada:
Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara Industri Tangguh Dunia
yang bercirikan :
1. Industri kelas dunia;
2. PDB sektor industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa;
3. Teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan pasar.
Untuk menuju Visi tersebut, dirumuskan Visi tahun 2020 yakni Tercapainya
Negara Industri Maju Baru sesuai dengan Deklarasi Bogor tahun 1995 antar para kepala
Negara APEC. Sebagai Negara Industri Maju Baru, Indonesia harus mampu memenuhi
beberapa kriteria dasar antara lain:
1. Kemampuan tinggi untuk bersaing dengan negara industri lainnya;
2. Peranan dan kontribusi sektor industri tinggi bagi perekonomian nasional;
3. Kemampuan seimbang antara Industri Kecil Menengah dengan Industri Besar;
4. Struktur industri yang kuat (pohon industri dalam dan lengkap, hulu dan hilir kuat,
keterkaitan antar skala usaha industri kuat);
5. Jasa industri yang tangguh.
Berdasarkan visi tahun 2020, kemampuan industri nasional diharapkan mampu
mendapatkan pengakuan dunia internasional, mampu menjadi basis kekuatan ekonomi
15
modern secara struktural, dan wahana tumbuh suburnya ekonomi kerakyatan. Untuk
mewujudkan Visi 2020 di atas, Kementerian Perindustrian sebagai kementerian teknis
yang berhubungan langsung dengan dunia industri telah menyusun upaya-upaya
sistemik yang dijabarkan ke dalam peta strategi yang mengakomodasi perspektif
pemangku kepentingan berupa pencapaian strategis (strategic outcome) yaitu:
1. Meningkatnya nilai tambah industri
2. Meningkatnya pengusaan pasar dalam dan luar negeri
3. Meningkatnya kemampuan SDM industri, R&D, dan kewirausahaan
4. Meningkatnya pengusaan teknologi industri yang hemat energi dan ramah
lingkungan
5. Lengkap dan menguatnya struktur industri
6. Tersebarnya pembangunan industri
7. Meningkatnya peran IKM terhadap PDB
Dalam upaya mendukung kinerja Kementerian Perindustrian, Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Industri (Pusdiklat Industri) melalui program dukungan manajemen,
pelaksaan tugas teknis lainnya, dan kegiatan prioritas peningkatan kualitas SDM industri,
mengemban tugas utama melaksanakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut adalah dalam rangka mempersiapkan dan
meningkatkan SDM aparatur sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta peningkatan produktivitas SDM industri
guna meningkatkan daya saing sektor industri, sehingga pendidikan dan pelatihan yang
diberikan harus berbasis kompetensi. Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
merupakan subsistem yang berfungsi mewujudkan SDM industri yang kompeten secara
operasional dan manajerial. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan selalu diarahkan
pada terwujudnya SDM yang handal, efektif dan efisien baik untuk saat ini maupun masa
mendatang.
Pemberlakuan MEA pada awal 2016 membuat tingkat persaingan ekonomi antar
negara ASEAN semakin ketat. Sektor industri memegang peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan sektor lainnya. Oleh karena itu, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Industri, Kementerian Perindustrian, melakukan langkah
16
antisipasi dengan menerapkan tujuh langkah strategis. Tujuh langkah strategis tersebut
antara lain:
1. Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
2. Link and Match dengan kebutuhan dunia usaha industri
3. Menggunakan modul pebelajaran berbasis kompetensi (setiap paket modul terdiri
dari : buku kerja, buku informasi, dan buku penilaian) sistem pembelajaran
Competency Based Training (CBT)
4. Memiliki Teaching Factory, Lembaga Sertifikasi Profesi, dan Tempat Uji
Kompetensi
5. Menyelenggarakan sertfikasi kompetensi terhadap siswa/ mahasiswa dan lulusan
6. Memiliki kerjasama dengan dunia usaha industri dalam rangka penyusunan
kurikulum, pemagangan industri dan penempatan kerja lulusan
7. Lulusan dapat berkiprah/bersaing secara nasional dan Internasional dengan
kompetensi yang dimiliki
Langkah strategis tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan di sektor
industri yang berkisar diangka 400.000 orang per tahun (BPS, 2013). Situasi dan kondisi
ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Pusdiklat Industri untuk menciptakan
SDM industri yang kompeten dan ahli di bidang industri yang sesuai dengan karakteristik
daerah di Indonesia.
17
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
2.1. Visi, Misi, Tujuan
Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu melibatkan unsur internal dan eksternal. Unsur internal yaitu
jajaran manajemen Politeknik industri Furnitur dan Pengolahan Kayu adapun unsur
eksternal adalah pihak industri dan asistensi dari Swisscontact melalui program Skill for
competitiveness (S4C).
Visi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu menjadi role model bagi
Pendidikan sektor Furnitur dan Pengolahan Kayu pada tahun 2030, sebagai pijakan bagi
pengakuan internasional di masa yang akan datang.
Misi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu adalah:
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi dalam bidang Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai
kebutuhan industri;
b. Menyelenggarakan penelitian terapan dalam bidang Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu;
c. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dalam bidang Industri Furnitur
dan Pengolahan Kayu
d. Menyelenggarakan kerjasama dengan industri dan kelembagaan dalam bidang
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
18
Sejalan dengan Misi maka tujuan Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu dikelompokkan sesuai penetapan misi adalah:
Tabel 1. Misi dan Tujuan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
No Misi No Tujuan
1 2 3 4
1 Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi
dalam bidang Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu untuk menghasilkan
lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai
kebutuhan industri;
1 Membangun pendidikan tinggi sebagai
penyedia sumber daya manusia industri
yang kompeten untuk mengisi celah
manajemen tingkat menengah di
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu.
2 Pengembangan institusi menuju
industri 4.0
3 Pengembangan kualitas SDM ASN
4 Pengembangan tata kelola administrasi
dan birokrasi
2 Menyelenggarakan penelitian terapan dalam
bidang Industri Furnitur dan Pengolahan
Kayu
1 Menghasilkan penelitian yang dapat
diaplikasikan di industri Furnitur dan
Pengolahan kayu
3 Menyelenggarakan pengabdian pada
masyarakat dalam bidang Industri Furnitur
dan Pengolahan Kayu
1 Menghasilkan program pengabdian
kepada masyarakat yang dapat
diaplikasikan di industri Furnitur dan
Pengolahan kayu
4 Menyelenggarakan kerjasama dengan
industri dan kelembagaan dalam bidang
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
1 Mengembangkan networking untuk
kerjasama dalam bidang pendidikan
vokasi, penelitian dan pengabdian
masyarakat serta menyediakan
pelayanan kepada masyarakat di
lingkup nasional, regional dan
internasional
19
2.2. Sasaran dan Indikator Kinerja
Dalam mewujudkan visi dan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis
yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif
Pemangku Kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Proses Internal, dan
Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal tahun 2020-2024
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu
No Tujuan No Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4 5
1 Membangun pendidikan
tinggi sebagai penyedia
sumber daya manusia industri
yang kompeten untuk mengisi
celah manajemen tingkat
menengah di Industri Furnitur
dan Pengolahan Kayu.
1 Pengembangan pendidikan
tinggi vokasi industri
berbasis kompetensi
menuju dual system
Presentase lulusan yang
terserap oleh sektor industri
2 Peningkatan kualitas
pendidikan tinggi vokasi
industri berbasis
kompetensi menuju dual
system
Calon tenaga kerja program
dual system yang meningkat
kompetensinya
Nilai Minimum akreditasi
program studi di Politeknik
2 Pengembangan institusi
menuju industri 4.0
1 Pengembangan SDM
lulusan menuju industri 4.0
Pilot project industri 4.0 yang
terbentuk
3 Pengembangan kualitas SDM
ASN
1 Terwujudnya ASN Satker
yang profesional dan
berkepribadian
Indeks kompetensi profesional
dan integritas pegawai Satker
unit pendidikan
4 Pengembangan tata kelola
administrasi dan birokrasi
1 Terwujudnya birokrasi
Satker yang efektif, efisien
dan berorientasi pada
layanan prima
Nilai IKPA
Nilai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Internal Pemerintah
Satker
5 Menghasilkan penelitian yang
dapat diaplikasikan di industri
Furnitur dan Pengolahan kayu
1 Peningkatan kualitas
penelitian terapan di bidang
industri furnitur dan
pengolahan kayu
Penelitian yang
didiseminasikan melaui
seminar nasional dan
internasional
20
No Tujuan No Sasaran Indikator Kinerja
6 Menghasilkan program
pengabdian kepada
masyarakat yang dapat
diaplikasikan di industri
Furnitur dan Pengolahan kayu
1 Peningkatan kualitas dan
kuantitas pengabdian
masyarakat di bidang
industri furnitur dan
pengolahan kayu, yang
bermanfaat bagi Industri
kecil
Program pengabdian
masyarakat yang bisa
implementasikan di Industri
kecil
7 Mengembangkan networking
untuk kerjasama dalam
bidang pendidikan vokasi,
penelitian dan pengabdian
masyarakat serta
menyediakan pelayanan
kepada masyarakat di lingkup
nasional, regional dan
internasional
1 Meningkatkan jumlah dan
jenis bidang kerjasama
serta menyediakan
pelayanan kepada
masyarakat di lingkup
nasional, regional dan
internasional
Industri yang terlibat dan
berperan dalam proses
pendidikan di Politeknik
21
BAB III
STRATEGI, PROGRAM, UKURAN, TARGET, CAPAIAN
3.1. Analisis SWOT
Tahap awal dalam menyusun rencana strategis dengan melakukan analisis
kondisi internal dan eksternal. Program sebagai inti dari rencana strategis Politeknik
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu disusun menggunakan metode Analisis
SWOT. Selanjutnya strategi diturunkan dari hasil Analisis SWOT.
Strategi yang sudah dipilih digunakan untuk mencapai sasaran politeknik
dalam mempersiapkan lulusan sebagai sumber daya manusia yang siap bekerja di
industri furnitur dan pengolahan kayu. Dan oleh karena itu output dari politeknik harus
memenuhi persyaratan industri. Proposisi nilai politeknik adalah alumni akan terampil
sebagai kepala seksi, mendapatkan penempatan kerja dan bergabung dengan jaringan
furnitur profesional dan industri kayu. Ini akan meningkatkan daya saing industri. Selain
itu, kerja sama erat akan dibangun antara politeknik dan sektor swasta. Untuk
merealisasikan hal ini, politeknik membangun alat pendidikan dan pelatihan serta
organisasi mahasiswa. Politeknik juga melakukan hubungan pribadi langsung dan tidak
langsung dengan semua mitra utama. Politeknik juga melakukan dukungan individu
untuk siswa kami. Untuk industri Politeknik melakukan hubungan pribadi langsung dan
beberapa kerja sama internasional menggunakan alat kerja sama dalam manajemen
dan alat kerja sama pendidikan.
Politeknik tidak mengambil SPP dari mahasiswa, semua keuangan berasal dari
pemerintah. Politeknik memiliki bengkel dengan mesin industri standar, fasilitas
pengajaran, kurikulum, dosen, dan ruang pamer. Politeknik melakukan teori pengajaran
dan praktik, pengembangan penelitian dan layanan masyarakat, administrasi akademik,
dan pengembangan program studi. Dan dengan industri ini Politeknik melakukan kerja
sama sektor swasta. Politeknik bekerja erat dengan industri, kementerian, S4C,
lembaga pendidikan tinggi, LSP dan BNSP, komite, dan asosiasi. Untuk struktur biaya
politeknik ini adalah untuk biaya studi, gaji, infrastruktur, dan pemasaran.
22
Metode analisis SWOT digunakan untuk melihat kondisi nyata saat ini. Adapun hasil analisinya adalah:
Tabel 3. SWOT Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
Faktor Internal
Strenghts Weaknesses
1. Semua kegiatan didanai dan didukung oleh
Departemen Perindustrian.
1. Kurangnya staf permanen dalam kualitas dan kuantitas (tidak ada latar belakang profesional dalam furnitur dan kayu)
2. Industry mendukung Poly dengan para dosen
dan menjamin siswa magang sejak awal
2. Dosen industri tidak memahami metodologi pengajaran dan pembelajaran.
3. Politeknik Kendal memiliki infrastruktur
utama,Workshop, dan Mesin Teknologi Tinggi.
3. Kegiatan yang tidak direncanakan dalam
anggaran tidak mudah dibiayai, perlu proses
revisi.
4. Implementasi program dan kegiatan didukung
oleh Komite.
4. Kurangnya soft skill untuk staf dan siswa
5. Banyak peluang kerja di industri ini 5. Fasilitas pendukung (Teknologi informasi,
peralatan Keselamatan, fasilitas Siswa,
peralatan dan alat) tidak memadai dan masih
dalam proses.
6. Politeknik Kendal dibantu oleh Pemerintah Swiss melalui S4C.
6. Kurikulum yang digunakan saat ini tidak sejalan dengan kebutuhan industri
7. Tanah sendiri tersedia untuk membangun
gedung baru
7. Kurangnya kerja sama dan kolaborasi
dengan lembaga pendidikan tinggi potensial
lainnya, asosiasi Furnitur dan kayu lainnya
8. Pembayaran gratis untuk siswa dalam asupan
5 tahun
8. Kurangnya instrumen pemantauan (SOP)
dan alat untuk kegiatan akademik
9. Masih menggunakan Bahasa sebagai bahasa resmi
10. Durasi studi tidak sesuai dengan waktu kerja
Faktor Eksternal
Opportunities Threats
1. Satu satunya Politeknik Negeri dalam bidang Perkayuan
1. Kondisi ekonomi global yang tidak stabil dan tren masa depan
2. Pasar tenaga kerja di sektor furnitur menawarkan banyak peluang kerja
2. Kurangnya bahan baku dan masa tumbuh yang panjang untuk kayu
3. Kerjasama / kolaborasi (nasional dan
internasional) dengan lembaga dan perusahaan
lain tersedia.
3. Lingkungan sosial di sekitar tempat tinggal
akan mempengaruhi sikap dan perilaku
mahasiswa
4. Kondisi bagus untuk R&D menemukan bahan baru dalam furnitur dan pemrosesan kayu
5. Banyak pameran dan poli dapat bergabung untuk promosi
6. Terletak di Kawasan Industri Kendal (KIK)
7. Pengembangan teknologi cepat
8. Industri lain di sektor kayu (panel, papan, konstruksi)
9. Daya saing pasar untuk kayu (sertifikat keberlanjutan)
23
3.2. Strategi Pencapaian Sasaran
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 3 Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2014 tentang Perindustrian Pasal 16 dijelaskan bahwa pembangunan sumber daya
manusia industri dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten,
meliputi:
1) wirausaha industri,
2) tenaga kerja industri,
3) pembina industri, dan
4) konsultan industri.
Pasal tersebut kemudian diperjelas oleh Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2015,
bahwa pembangunan tenaga kerja industri dilakukan melalui
(1) pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi,
(2) pendidikan dan pelatihan industri berbasis kompetensi, dan
(3) pemagangan industri.
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu sebagai salah satu
penyelenggara pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi di bawah Kementrian
Perindustrian, saat ini terus menerus melakukan berbagai usaha untuk menghasilkan
tenaga kerja industri yang kompeten dibidangnya. Berbagai kebijakan strategis yang
telah berhasil dilakukan pada periode selanjutnya akan terus dikembangkan demi
memperkuat peran Kementrian Perindustrian terutama lembaga pendidikan vokasi
industri untuk menghasilkan tenaga kerja industri yang berdaya saing. Kebijakan strategis
yang akan dilakukan untuk periode 5 (lima) tahun kedepan (2020-2024) mengacu pada
kebijakan strategis Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Industri Kementerian
Perindustrian sebagai induk organisasi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu.
Strategi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu merupakan usaha yang
dilakukan dalam upaya mewujudkan kebijakan Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu.
24
Tabel 4. Faktor Eksternal dan Internal Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu
Faktor Eksternal
Opportunities Threat
F
akto
r In
tern
al
Strenghts
S6-O2 Memanfaatkan bantuan pemerintah Swiss untuk menyediakan instrumen bagi penjaminan kualitas pendidikan yang menghasilkan lulusan sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.
S1-O1 Dukungan dana Kementerian Perindustrian digunakan untuk mengembangkan kompetensi Politeknik sebagai satu-satunya Politeknik negeri di bidang industri furnitur dan pengolahan kayu.
S3-O4 Politeknik Kendal memanfaatkan infrastruktur utama,Workshop, dan Mesin Teknologi Tinggi yang dimiliki untuk menjalankan R & D di bidang industri furnitur dan pengolahan kayu.
S1-O5 Memanfaatkan pendanaan dan dukungan Kementerian Perindustrian untuk mengikuti berbagai pameran dan menjalankan promosi.
S4-O3 Memanfaatkan dukungan Komite Pendidikan untuk membangun kerjasama dengan dunia industri dalam skala nasional dan internasional.
S6-O3 Memanfaatkan bantuan pemerintah Swiss untuk membangun kerjasama dengan dunia industri dalam skala nasional dan internasional.
Weaknes
W5-O1 Menyediakan sarana dan prasarana beserta segala fasilitas pendukung (Teknologi informasi, peralatan Keselamatan, fasilitas Siswa, peralatan dan alat) yang memadai sebagai satu- satunya Politeknik negeri di bidang industri furnitur dan pengolahan kayu.
W1-O4 Memenuhi jumlah staff dan tenaga kependidikan untuk mendorong R&D.
W4-O2 Mengatasi kekurangan soft skill staff dan mahasiswa untuk dapat mengisi pasar tenaga kerja di sektor furnitur.
25
3.3 Program
Adapun program Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu tertuang pada
table berikut ini :
Tabel 5. Program Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
PROGRAM
No Uraian Indikator Kinerja
1 2 3
1 Memiliki Insfrastruktur yang sesuai dengan industri
Terpenuhinya Peralatan Workshop sesuai Program Studi
Terpenuhinya Peralatan Laboratorium sesuai Program Studi
Tersedianya Sarana Perpustakaan
Tersedianya Cyber Area
Tersedianya fasilitas Aula
Tersedianya pagar keliling
Tersedianya sarana olah raga
Tersedianya area parkir
Tersedianya landscap kampus
Tersedianya maket
Tersedianya hutan buatan
Ketersediaan daya listrik yang cukup untuk kegiatan Pendidikan
Terlaksananya pengurukan
Tersedianya asrama mahasiswa
2 Memiliki LSP dan TUK Terbentuknya LSP
Terbentuknya TUK
Jumlah Asesor
Jumlah Skema
Jumlah RSKKNI
Jumlah MUK
3 Memiliki unit pengembangan karir lulusan
Terbentuknya CDC
Terlaksananya Tracer Study
4 Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang memadai
Jumlah Dosen Industri
Jumlah Dosen PT lain
Jumlah Silver Expert
Jumlah Dosen Tetap
5 Memiliki Modul Pembelajaran untuk semua mata kuliah
Jumlah Modul tersusun
Jumlah RPS tersusun
Terlaksananya pengembangan kurikulum
6 Memiliki Akreditasi Unggul
Terlaksananya persiapan akreditasi institusi dan program studi
26
PROGRAM
No Uraian Indikator Kinerja
1 2 3
Terlaksananya pelatihan pengisian borang akreditasi
Terlaksananya pelatihan asesmen akreditasi
Terlaksananya konsultasi PDDIKTI
7 Review kurikulum Terlaksananya workshop developing curriculum
Terlaksananya evaluasi dan peninjauan kurikulum yang ada
8 Reakreditasi Terlaksananya reakreditasi
9 Memiliki infrastruktur IT yang baik
Terbangunnya infrastruktur Sistem Informasi
10 Memiliki E-Learning Tersusunnya Sistem Informasi Akademik berbasis IT
Terlaksananya pelatihan SIA bagi Dosen
Terlaksanya pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis web
11 Memiliki wahana untuk mengasah kreativitas mahasiswa
Terbentuknya Unit Kegiatan Mahasiswa
12 Memiliki Single sign account
Tersusunnya Sistem Informasi Terintegrasi
13 Memiliki ISO certification 21001:2018
Terselenggaranya workshop penyusunan dokumen ISO
Tersusunnya dokumen ISO
Terlaksananya pelatihan auditor internal
Terlaksananya audit internal
Terlaksananya asesmen sistem ISO
14 Memiliki Quality Management System
Terlaksananya workshop SPIP
Tersusunnya dokumen SPIP
Terlaksananya kegiatan Zona Integritas
15 Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
Terlaksananya workshop penyusunan SOP
Tersusunnya SOP
16 Memiliki program studi pengolahan kayu
Tersusunnya naskah akademik
Terlaksananya kegiatan perencanaan pembukaan program studi wood processing
17 Melakukan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Jumlah hibah penelitian
Jumlah hibah PKM
Jumlah publikasi penelitian
Jumlah seminar nasional dan internasional
18 Politeknik dikenal secara luas di Masyarakat
Jumlah MoU
Terselenggaranya Temu Industri
Jumlah Road Show ke Industri
27
PROGRAM
No Uraian Indikator Kinerja
1 2 3
Jumlah Road Show ke SMK
Jumlah Pameran yang diikuti
Tersusunnya materi promosi (brosur, leaflet, booklet, CD Profile)
Jumlah kuliah umum
19 Memiliki kerjasama nasional
Jumlah kerjasama dengan perguruan tinggi lain
Jumlah kerjasama dengan lembaga pemerintahan
20 Memiliki kerjasama internasional
Jumlah kerjasama dengan lembaga di luar negeri
28
3.4. Ukuran dan Target Capaian Tahunan
Indikator kinerja dari masing masing sasaran strategis berdasarkan kelompok masing-masing pemangku
kepentingan berdasarkan ukuran dan target capaian tahunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Ukuran dan Target Capaian Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Memiliki Terpenuhinya
Insfrastruktur Peralatan
yang sesuai Workshop
dengan sesuai Program
industri Studi 70 persen 70 80 100 100 100 Terpenuhinya
Peralatan
Laboratorium
sesuai Program
Studi 70 persen 70 100 100 100 100 Tersedianya
Sarana
Perpustakaan Tersedia - Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
Cyber Area Tersedia - Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
fasilitas Aula Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
pagar keliling Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
sarana olah
raga Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
area parkir Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya
landscap
kampus Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia
29
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersedianya maket
Belum
-
Belum
Belum
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Tersedianya hutan buatan
Belum
-
Belum
Belum
Tersedia
Tersedia
Tersedia
Ketersediaan daya listrik yang cukup untuk kegiatan Pendidikan
450
KVA
450
1000
1000
1000
1000
Terlaksananya pengurukan
60
persen
60
80
100
100
100
Tersedianya asrama mahasiswa
Belum
-
Belum
Belum
Belum
Tersedia
Tersedia
2 Memiliki LSP dan TUK
Terbentuknya LSP
Terbentuk
-
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuknya TUK
Terbentuk
-
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Jumlah Asesor 2 orang 2 4 8 10 10
Jumlah Skema 3 buah 3 6 9 12 12
Jumlah RSKKNI 3 buah 3 2 - - -
Jumlah MUK 3 buah 3 6 9 12 12
3 Memiliki unit pengembang an karir lulusan
Terbentuknya CDC
Terbentuk
-
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terlaksananya Tracer Study
-
-
-
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
4 Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang memadai
Jumlah Dosen Industri
27
orang
27
20
18
18
18
Jumlah Dosen PT lain
10
orang
10
8
8
8
8
Jumlah Silver Expert
5
orang
5
7
8
8
8
30
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Dosen Tetap
20
orang
20
30
35
35
35
5 Memiliki Modul Pembelajaran untuk semua mata kuliah
Jumlah Modul tersusun
80
persen
80
100
100
100
100
Jumlah RPS tersusun
100
persen
100
100
100
100
100
Terlaksananya pengembangan kurikulum
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
6 Memiliki Akreditasi Unggul
Terlaksananya persiapan akreditasi institusi dan program studi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya pelatihan pengisian borang akreditasi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya pelatihan asesmen akreditasi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya konsultasi PDDIKTI
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
7 Review kurikulum
Terlaksananya workshop developing curriculum
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksananya evaluasi dan peninjauan kurikulum yang ada
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
31
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Reakreditasi Terlaksananya reakreditasi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
Terlaksana
-
9 Memiliki infrastruktur IT yang baik
Terbangunnya infrastruktur Sistem Informasi
50
persen
50
65
80
100
100
10 Memiliki E- Learning
Tersusunnya Sistem Informasi Akademik berbasis IT
80
persen
80
100
100
100
100
Terlaksananya pelatihan SIA bagi Dosen
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksanya pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis web
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
11 Memiliki wahana untuk mengasah kreativitas mahasiswa
Terbentuknya Unit Kegiatan Mahasiswa
Terbentuk
-
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
12 Memiliki Single sign account
Tersusunnya Sistem Informasi Terintegrasi
-
-
-
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
13 Memiliki ISO certification 21001:2018
Terselenggaran ya workshop penyusunan dokumen ISO
Terselengga ra
-
Terselengga ra
-
-
-
-
Tersusunnya dokumen ISO
Tersusun
-
Tersusun
-
-
-
-
32
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terlaksananya pelatihan auditor internal
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksananya audit internal
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksananya asesmen sistem ISO
-
-
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
14 Memiliki Quality Management System
Terlaksananya workshop SPIP
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
Tersusunnya dokumen SPIP
Tersusun
-
Tersusun
-
-
-
-
Terlaksananya kegiatan Zona Integritas
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
15 Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
Terlaksananya workshop penyusunan SOP
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Tersusunnya SOP
Tersusun
-
Tersusun
-
-
-
-
16 Memiliki program studi pengolahan kayu
Tersusunnya naskah akademik
-
-
-
Tersusun
-
-
-
Terlaksananya kegiatan perencanaan pembukaan program studi wood processing
-
Terlaksana
-
-
-
33
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17 Melakukan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Jumlah hibah penelitian
3
penelitia n
3
6
6
9
9
Jumlah hibah PKM
3
PKM
3
6
6
9
9
Jumlah publikasi penelitian
1
publikasi
1
2
2
3
3
Jumlah seminar nasional dan internasional
3
seminar
3
3
6
6
9
18 Politeknik dikenal secara luas di Masyarakat
Jumlah MoU 30 MoU 30 50 50 60 60
Terselenggaran ya Temu Industri
Terselengga
ra
-
Terselengga
ra
Terselengga
ra
Terselengga
ra
Terselengga
ra
Terselengga
ra
Jumlah Road Show ke Industri
30
kali
30
50
50
60
60
Jumlah Road Show ke SMK
10
kali
10
10
10
10
10
Jumlah Pameran yang diikuti
2
kali
2
2
2
2
2
Tersusunnya materi promosi (brosur, leaflet, booklet, CD Profile)
Tersusun
-
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Jumlah kuliah umum
6
kali
6
6
6
6
6
34
Program Tahun
N o
Uraian Indikator Kinerja
Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19 Memiliki Jumlah
kerjasama kerjasama
nasional dengan
perguruan tinggi
lain 2 buah 2 4 6 8 10
Jumlah
kerjasama
dengan
lembaga
pemerintahan 3 buah 3 4 5 6 7
20 Memiliki kerjasama internasional
Jumlah kerjasama dengan lembaga di luar negeri
3
buah
3
5
7
9
11
35
BAB IV
PENUTUP
Rencana strategis Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu tahun 2020 –
2024 merupakan rencana kerja jangka menengah yang disusun berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian
Perindustrian R.I, Rencana strategis tersebut juga merupakan penjabaran program,
kegiatan, sasaran, dan indikator kinerja dalam upaya untuk mencapai visi dan misi
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu selama lima tahun. Penyusunan
Renstra dilakukan secara sistematis, komprehensif, integratif, dan sinergis dengan
menggunakan alat bantu Peta Strategi dan Key Performance Indicator (KPI) agar
penggunaan sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan. Rencana Strategis Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu akan direview secara berkala setiap tahunnya dan dilakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kebijakan.
Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan berdasarkan kondisi
lingkungan saat ini. oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu pelaksanaan,
kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya sesuai dengan perubahan lingkungan yang
ada ketika menyusun Rencana Kinerja per Tahun. Renstra ini diharapkan mampu
meningkatkan kinerja dan memberikan kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian visi
dan misi Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu secara sistematis.
36
LAMPIRAN
37
Lampiran Visi Misi Tujuan dan Strategis Politeknik
Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
RENCANA STRATEGIS 2020-2024
NAMA INSTANSI : POLITEKNIK INDUSTRI FURNITUR DAN PENGOLAHAN KAYU
BAGIAN I VISI MISI VISI : Menjadi role model bagi Pendidikan sektor Furnitur dan Pengolahan Kayu pada tahun 2030, sebagai pijakan bagi pengakuan internasional di masa yang akan datang
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi dalam bidang Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan industri Furnitur dan Pengolahan
MISI : Kayu
: 2. Menyelenggarakan penelitian terapan dalam bidang Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu;
: 3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dalam bidang Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu berkelanjutan.
4. Menyelenggarakan kerjasama dengan industri dan kelembagaan dalam bidang Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu
BAGIAN II TUJUAN DAN SASARAN
No
Misi
Tujuan Sasaran
No
Uraian
No
Uraian
Indikator Kinerja
Baseline
Satuan Tahun
I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Menyelenggarakan
pendidikan tinggi
vokasi dalam bidang
Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu
untuk menghasilkan
lulusan yang
mempunyai
kompetensi sesuai
kebutuhan industri;
1 Membangun pendidikan tinggi
sebagai penyedia sumber daya
manusia industri yang
kompeten untuk mengisi celah
manajemen tingkat menengah
di Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu.
1 Pengembangan
pendidikan tinggi vokasi
industri berbasis
kompetensi menuju dual system
Presentase lulusan yang
terserap oleh sektor industri
100
Persen
100
100
100
100
100
2 Peningkatan kualitas
pendidikan tinggi vokasi
industri berbasis
kompetensi menuju dual
system
Calon tenaga kerja program
dual system yang meningkat
kompetensinya
279
Orang
279
429
480
450
450
Nilai Minimum akreditasi
program studi di Politeknik
Baik
Nilai
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
2 Pengembangan institusi menuju
industri 4.0
3 Pengembangan SDM
lulusan menuju industri 4.0
Pilot project industri 4.0
yang terbentuk
1
Pilot project
1
1
2
2
2
3 Pengembangan kualitas SDM
ASN
4 Terwujudnya ASN Satker
yang profesional dan
berkepribadian
Indeks kompetensi
profesional dan integritas
pegawai Satker unit pendidikan
85
Indeks
85
86
87
90
91
4 Pengembangan tata kelola
administrasi dan birokrasi
5 Terwujudnya birokrasi
Satker yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan prima
Nilai IKPA 90 Nilai 90 92 94 95 96
Nilai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Internal Pemerintah Satker
65
Persen
65
66
70
75
80
2 Menyelenggarakan
penelitian terapan
dalam bidang Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu
1 Menghasilkan penelitian yang
dapat diaplikasikan di industri
Furnitur dan Pengolahan kayu
6 Peningkatan kualitas
penelitian terapan di
bidang industri furnitur
dan pengolahan kayu
Penelitian yang
didiseminasikan melaui
seminar nasional dan
internasional
3
Penelitian
3
6
6
9
9
No
Misi
Tujuan Sasaran
No
Uraian
No
Uraian
Indikator Kinerja
Baseline
Satuan Tahun
I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 Menyelenggarakan
pengabdian pada
masyarakat dalam
bidang Industri
Furnitur dan
Pengolahan Kayu
1 Menghasilkan program
pengabdian kepada masyarakat
yang dapat diaplikasikan di
industri Furnitur dan
Pengolahan kayu
7 Peningkatan kualitas dan
kuantitas pengabdian
masyarakat di bidang
industri furnitur dan
pengolahan kayu, yang
bermanfaat bagi Industri
kecil
Program pengabdian
masyarakat yang bisa
implementasikan di Industri
kecil
3
Penelitian
3
6
6
9
9
4 Menyelenggarakan
kerjasama dengan
industri dan
kelembagaan dalam
bidang Industri
Furnitur dan
Pengolahan Kayu
1 Mengembangkan networking
untuk kerjasama dalam bidang
pendidikan vokasi, penelitian
dan pengabdian masyarakat
serta menyediakan pelayanan
kepada masyarakat di lingkup
nasional, regional dan
internasional
8 Meningkatkan jumlah dan
jenis bidang kerjasama
serta menyediakan
pelayanan kepada
masyarakat di lingkup
nasional, regional dan
internasional
Industri yang terlibat dan
berperan dalam proses
pendidikan di Politeknik
25
Industri
25
35
45
55
60
Lampiran Strategi dan Program Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu
40
BAGIAN III Perumusan Strategi sesuai Sasaran
Eksternal
Opportunity Threat
Inte
rnal
Strength
6-2 S-O Memanfaatkan bantuan pemerintah Swiss untuk menyediakan instrumen bagi penjaminan
kualitas pendidikan yang menghasilkan lulusan sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.
1-1 S-O Dukungan dana Kementerian Perindustrian digunakan untuk mengembangkan kompetensi
Politeknik sebagai satu-satunya Politeknik negeri di bidang industri furnitur dan pengolahan kayu.
3-4 S-O Politeknik Kendal memanfaatkan infrastruktur utama,Workshop, dan Mesin
Teknologi Tinggi yang dimiliki untuk menjalankan R & D di bidang industri furnitur dan
pengolahan kayu.
1-5 S-O Memanfaatkan pendanaan dan dukungan Kementerian Perindustrian untuk
mengikuti berbagai pameran dan menjalankan promosi.
4-3 S-O Memanfaatkan dukungan Komite Pendidikan untuk membangun kerjasama
dengan dunia industri dalam skala nasional dan internasional.
6-3 S-O Memanfaatkan bantuan pemerintah Swiss untuk membangun kerjasama dengan
dunia industri dalam skala nasional dan internasional.
Weakness
5-1 W-O Menyediakan sarana dan prasarana beserta segala fasilitas pendukung (Teknologi
informasi, peralatan Keselamatan, fasilitas Siswa, peralatan dan alat) yang memadai sebagai satu-
satunya Politeknik negeri di bidang industri furnitur dan pengolahan kayu.
1-4 W-O Memenuhi jumlah staff dan tenaga kependidikan untuk mendorong R&D.
4-2 W-O Mengatasi kekurangan soft skill staff dan mahasiswa untuk dapat mengisi pasar tenaga kerja di sektor furnitur.
Bagian IV Strategi dan Program
No Sasaran Strategi Program Tahun
No Uraian No Uraian Indikator Kinerja Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
Pengembangan
pendidikan
tinggi vokasi
industri berbasis
kompetensi
menuju dual
system
1
5-1 W-O Menyediakan
sarana dan prasarana
beserta segala fasilitas
pendukung (Teknologi
informasi, peralatan
Keselamatan, fasilitas
Siswa, peralatan dan
alat) yang memadai
sebagai satu-satunya
Politeknik negeri di
bidang industri furnitur
dan pengolahan kayu.
1
Memiliki
Insfrastruktur
yang sesuai
dengan industri
Terpenuhinya Peralatan
Workshop sesuai
Program Studi
70
persen
70
80
100
100
100
Terpenuhinya Peralatan
Laboratorium sesuai
Program Studi
70
persen
70
100
100
100
100
Tersedianya Sarana
Perpustakaan Tersedia - Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya Cyber Area Tersedia - Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya fasilitas Aula Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya pagar
keliling Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya sarana olah
raga Belum - Belum Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya area parkir Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya landscap
kampus Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya maket Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia
Tersedianya hutan buatan Belum - Belum Belum Tersedia Tersedia Tersedia
Ketersediaan daya listrik
yang cukup untuk
kegiatan Pendidikan
450
KVA
450
1000
1000
1000
1000
Terlaksananya
pengurukan 60 persen 60 80 100 100 100
Tersedianya asrama
mahasiswa Belum - Belum Belum Belum Tersedia Tersedia
2
Memiliki LSP
dan TUK
Terbentuknya LSP Terbentuk - Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
Terbentuknya TUK Terbentuk - Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
Jumlah Asesor 2 orang 2 4 8 10 10
Jumlah Skema 3 buah 3 6 9 12 12
Jumlah RSKKNI 3 buah 3 2 - - -
Jumlah MUK 3 buah 3 6 9 12 12
3 Memiliki unit
pengembangan
karir lulusan
Terbentuknya CDC Terbentuk - Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
Terlaksananya Tracer
Study - - - - Terlaksana Terlaksana Terlaksana
Peningkatan
kualitas
pendidikan
tinggi vokasi
industri berbasis
kompetensi
1
1-4 W-O Memenuhi
jumlah staff dan tenaga
kependidikan untuk
mendorong R&D.
1
Memiliki dosen
dan tenaga
kependidikan
yang memadai
Jumlah Dosen Industri 27 orang 27 20 18 18 18
Jumlah Dosen PT lain 10 orang 10 8 8 8 8
Jumlah Silver Expert 5 orang 5 7 8 8 8
Jumlah Dosen Tetap 20 orang 20 30 35 35 35
6-2 S-O Memanfaatkan
bantuan pemerintah
Memiliki
Modul
Jumlah Modul tersusun 80 persen 80 100 100 100 100
No Sasaran Strategi Program Tahun No Uraian No Uraian Indikator Kinerja Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2
menuju dual
system
2
Swiss untuk
menyediakan instrumen
bagi penjaminan
kualitas pendidikan
yang menghasilkan
lulusan sesuai
kebutuhan pasar tenaga
kerja.
2 Pembelajaran
untuk semua
mata kuliah
Jumlah RPS tersusun 100 persen 100 100 100 100 100
Terlaksananya
pengembangan
kurikulum
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
3
Memiliki
Akreditasi
Unggul
Terlaksananya persiapan
akreditasi institusi dan
program studi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya pelatihan
pengisian borang akreditasi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya pelatihan
asesmen akreditasi
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Terlaksananya konsultasi PDDIKTI
Terlaksana - Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana
4
Review
kurikulum
Terlaksananya workshop
developing curriculum
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksananya evaluasi
dan peninjauan
kurikulum yang ada
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
5 Reakreditasi Terlaksananya
reakreditasi Terlaksana - Terlaksana - - Terlaksana -
3
Pengembangan
SDM lulusan
menuju industri
4.0
1
6-2 S-O Memanfaatkan
bantuan pemerintah
Swiss untuk
menyediakan instrumen
bagi penjaminan
kualitas pendidikan
yang menghasilkan
lulusan sesuai
kebutuhan pasar tenaga
kerja.
1
Memiliki
infrastruktur IT
yang baik
Terbangunnya
infrastruktur Sistem Informasi
50
persen
50
65
80
100
100
2
Memiliki E-
Learning
Tersusunnya Sistem
Informasi Akademik berbasis IT
80
persen
80
100
100
100
100
Terlaksananya pelatihan
SIA bagi Dosen
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksanya pelatihan
penyusunan bahan ajar
berbasis web
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
3
Memiliki
wahana untuk
mengasah
kreativitas
mahasiswa
Terbentuknya Unit
Kegiatan Mahasiswa
Terbntuk
-
Terbntuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
Terbentuk
4
Memiliki
Single sign
account
Tersusunnya Sistem
Informasi Terintegrasi
-
-
-
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
No Sasaran Strategi Program Tahun No Uraian No Uraian Indikator Kinerja Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4
Terwujudnya
ASN Satker yang
profesional dan
berkepribadian
1
4-2 W-O Mengatasi
kekurangan soft skill
staff dan mahasiswa
untuk dapat mengisi
pasar tenaga kerja di
sektor furnitur.
1
Memiliki ISO
certification
21001:2018
Terselenggaranya
workshop penyusunan
dokumen ISO
Terselenggara
-
Terselenggara
-
-
-
-
Tersusunnya dokumen ISO
Tersusun - Tersusun - - - -
Terlaksananya pelatihan
auditor internal
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
-
Terlaksana
Terlaksananya audit internal
Terlaksana - Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana
Terlaksananya asesmen sistem ISO
- - - Terlaksana Terlaksana Terlaksana Terlaksana
5
Terwujudnya
birokrasi Satker
yang efektif,
efisien dan
berorientasi pada
layanan prima
1
4-2 W-O Mengatasi
kekurangan soft skill
staff dan mahasiswa
untuk dapat mengisi
pasar tenaga kerja di
sektor furnitur.
1
Memiliki
Quality
Management
System
Terlaksananya workshop SPIP
Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana - Terlaksana
Tersusunnya dokumen SPIP
Tersusun - Tersusun - - - -
Terlaksananya kegiatan
Zona Integritas
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
2
Memiliki
Standar
Operasional
Prosedur (SOP)
Terlaksananya workshop
penyusunan SOP
Terlaksana
-
Terlaksana
-
-
-
-
Tersusunnya SOP Tersusun - Tersusun - - - -
6
Peningkatan
kualitas
penelitian
terapan di bidang
industri furnitur
dan pengolahan
kayu
1
1-1 S-O Dukungan
dana Kementerian
Perindustrian
digunakan untuk
mengembangkan
kompetensi Politeknik
sebagai satu-satunya
Politeknik negeri di
1
Memiliki
program studi
pengolahan
kayu
Tersusunnya naskah akademik
- - - Tersusun - - -
Terlaksananya kegiatan
perencanaan pembukaan
program studi wood
processing
-
Terlaksana
-
-
-
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas
pengabdian
masyarakat di
bidang industri
furnitur dan
pengolahan
kayu, yang
bermanfaat bagi
Industri kecil
1
3-4 S-O Politeknik
Kendal memanfaatkan
infrastruktur
utama,Workshop, dan
Mesin Teknologi Tinggi
yang dimiliki untuk
menjalankan R & D di
bidang industri furnitur
dan pengolahan kayu.
1
Melakukan
kegiatan
Penelitian dan
Pengabdian
Masyarakat
Jumlah hibah penelitian 3 penelitian 3 6 6 9 9
Jumlah hibah PKM 3 PKM 3 6 6 9 9
Jumlah publikasi penelitian
1 publikasi 1 2 2 3 3
Jumlah seminar nasional
dan internasional
3
seminar
3
3
6
6
9
1-5 S-O Memanfaatkan
pendanaan dan
dukungan Kementerian
Politeknik
dikenal secara
luas di
Jumlah MoU 30 MoU 30 50 50 60 60
Terselenggaranya Temu Industri
Terselenggara - Terselenggara Terselenggara Terselenggara Terselenggara Terselenggara
No Sasaran Strategi Program Tahun No Uraian No Uraian Indikator Kinerja Baseline Satuan I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
7
2
Perindustrian untuk
mengikuti berbagai
pameran dan
menjalankan promosi.
2
Masyarakat Jumlah Road Show ke Industri
30 kali 30 50 50 60 60
Jumlah Road Show ke SMK
10 kali 10 10 10 10 10
Jumlah Pameran yang diikuti
2 kali 2 2 2 2 2
Tersusunnya materi
promosi (brosur, leaflet,
booklet, CD Profile)
Tersusun
-
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Tersusun
Jumlah kuliah umum 6 kali 6 6 6 6 6
8
Meningkatkan
jumlah dan jenis
bidang kerjasama
serta
menyediakan
pelayanan
kepada
masyarakat di
lingkup nasional,
regional dan
internasional
1
4-3 S-O Memanfaatkan
dukungan Komite
Pendidikan untuk
membangun kerjasama
dengan dunia industri
dalam skala nasional
dan internasional.
1
Memiliki
kerjasama
nasional
Jumlah kerjasama dengan
perguruan tinggi lain
2
buah
2
4
6
8
10
Jumlah kerjasama dengan
lembaga pemerintahan
3
buah
3
4
5
6
7
2
6-3 S-O Memanfaatkan
bantuan pemerintah
Swiss untuk
membangun kerjasama
dengan dunia industri
dalam skala nasional
dan internasional.
2
Memiliki
kerjasama
internasional
Jumlah kerjasama dengan
lembaga di luar negeri
3
buah
3
5
7
9
11