poliomielitis

13
Poliomielitis Sebastian Ivan Kristianto Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 1151! "l# $ 5666%5& isako''icial()ahoo.co* Pendahuluan +olio adalah suatu #en)akit )an, dise-a-kan oleh virus #olio )an, da#at *en, terjadin)a kelu*#uhan )an, #er*anen. +en)akit ini da#at *en)eran, #a kelo*#ok u*ur! na*un )an, #elin, rentan adalah kelo*#ok u*ur kuran, dari t /ejala *eli#uti de*a*! le*as! sakit ke#ala! *untah! sulit -uan, air -esar! n kaki! tan,an! kadan, disertai diare. Ke*udian virus *en)eran, dan *erusakkan s)ara' ! sehin,,a *eni*-ulkan kelu*#uhan )an, #er*anen. +en)akit #olio #erta terjadi di 0ro#a #ada a-ad ke 12! dan *en)e-ar ke A*erika 3erikat -e-era#a ke*udian. +en)akit #olio ju,a *en)e-ar ke ne,ara *aju -elahan -u*i -er*usi* #anas. +en)akit #olio *enjadi terus *enin,kat dan rata rat *enderita #en)akit #olio*enin,,al! sehin,,a ju*lah ke*atian *enin,kataki-at #en)akit ini. +en)akit #olio *en)e-ar luas di A*erika 3erikat tahu #enderita &! oran, )an, terkena #en)akit ini 1. 1.1 Latar Belakang

Upload: sebastian-ivan-kristianto

Post on 04-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Paper Poliomielitis

TRANSCRIPT

PoliomielitisSebastian Ivan KristiantoMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : [email protected]

PendahuluanPolio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini 1.

1.1 Latar BelakangPolio adalah infeksi penyakit virus polio menyerang dan merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah yaitu lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.Polio masih menjadi masalah di beberapa negara di seluruh dunia. Pada tahun 1988, beberapa negara meluncurkan Program Pemberantasan Polio Global untuk menghapus polio dengan melaksanakan kampanye imunisasi masal. Sebab masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, kampanye imunisasi masal dilakukan dengan mengadakan PIN (Pekan Imunisani Nasional). PIN adalah merupakan suatu imunisasi suplementasi, bertujuan untuk menghilangkan atau mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar yang masih ada di wilayah yang bersangkutan (Pedoman Pelaksanaan PIN. 2005). Program PIN ini, semua anak usia 0-59 bulan (Balita), tanpa kecuali akan serentak diimunisasi, tanpa memandang apakah sudah pernah diimunisasi Polio atau belum. Imunisasi serentak dilakukan pada pos-pos PIN, seperti Posyandu dan Puskesmas. Selain itu, juga dilakukan kunjungan kesemua rumah untuk meyakinkan bahwa semua balita telah terimunisasi.Dengan program PIN tersebut, Indonesia pernah dinyatakan bebas polio selama 10 tahun. Tetapi pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi (Jawa Barat) akibat strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji. Mewabahnya kembali polio di Indonesia terjadi karena pada putaran-putaran imunisasi sebelumnya ditahun 2005 tidak cukup untuk mengimunisasi banyak anak, rendahnya angka rata-rata cakupan imunisasi berkala di Indonesia yaitu 70 persen serta pola hidup masyarakat yang masih kurang. 1,6

PEMBAHASAN2.1 Tinjauan Singkat Polio

Poliovirus

Gambar 1. PicornavirusKlasifikasi virusGolongan : Golongan IV ((+)ssRNA)Familia : PicornaviridaeGenus : EnterovirusSpesies : Poliovirus

2.1.1 Jenis jenis Polio1. Polio Non-ParalisisPolio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

2. Polio Paralisis SpinalStrain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

3. Polio BulbarPolio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher. 2

2.1.2 Penyebab PolioPolio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus yaitu poliovirus (PV). Virus polio terdiri atas tiga strain, yaitu strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon). Strain 1 merupakan paralitogenik atau paling ganas dan sering menyebabkan kejadian luar biasa (wabah), strain 3 lebih jarang demikian pula strain 2 paling jarang dan paling jinak. Virus polio berukuran hanya 27 nanometer, berbentuk icosahedral, tanpa sampul (envelope) dengan genom RNA, single stranded messenger molecule. Single stranded RNA membentuk hampir 30% bagian virion dan sisanya terdiri atas 4 protein besar (VP1-4) dan satu protein kecil (Vpg). 3

2.1.3 Gejala PolioRespons pertama terhadap infeksi virus polio biasanya bersifat infeksi asimptomatik, yakni tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Sekitar 4 - 8 % infeksi virus polio tidak menimbulkan gejala serius. Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor (abortive poliomyelitis) berupa demam, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, otot menjadi lemah, sembelit dan sakit tenggorokan. Setelah itu, penderita dapat sembuh dalam beberapa hari.Namun, bila virus menginfeksi sel yang menjadi sasaran utamanya, yaitu susunan sel syaraf pusat di otak, terjadilah poliomyelitis nonparalitik 1 - 2% dan poliomyelitis paralitik (kelumpuhan) 0,1-1%. Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, virus polio telah mencapai selaput otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit punggung dan leher. Sedangkan kasus poliomyelitis paralitik, biasanya terjadi sebagai perkembangan lebih lanjut dimulai dengan fase preparalitik selama 1-2 hari. Strain poliovirus menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Gejalanya adalah badan panas, nyeri kepala, muntah atau mencret, nyeri pada otot-otot, kemudian terjadi kelumpuhan pada anggota gerak, lengan atau tungkai yang sifatnya lemas (flacid paralisis). Lumpuh lemas (flacid paralisis) terjadi karena hilangnya refleks atau penurunan refleks pada lengan dan tungkai, yang terjadi akibat kerusakan neuron motor bawah. Jika tidak adanya kekebalan alami akan menyebabkan terserangnya batang otak yang menyebabkan poliomyelitis bulbar. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan. Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan.Menurut Widodo Judarwanto (2005), fase-fase infeksi virus polio adalah sebagai berikut.1. Stadium akut (sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu). Ditandai dengan suhu tubuh meningkat, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus. Kelumpuhan yang terjadi sebagian besar pada tungkai kaki (78,6%), sedangkan 41,4% pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung bertahap sampai sekitar 2 bulan sejak awal sakit. Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas yang cenderung menetap.2. Stadium subakut (2 minggu s/d 2 bulan). Ditandai dengan menghilangnya demam, kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan, kemudian timbul kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.3. Stadium konvalescent (2 bulan s/d 2 tahun). Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot.4. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.

Gamar 2. Anak yang terkena polio

2.2 Mekanisme Penyebaran PolioVirus polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus polio ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan virus polio dapat berlangsung melalui:1) Fekal-oral (dari tinja ke mulut) berarti minuman atau makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio masuk ke mulut manusia sehat lainnya2) Oral-oral (dari mulut ke mulut) adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. 4.Setelah seseorang terkena infeksi, virus tersebut berkembang biak didalam usus dan akan keluar melalui feses selama beberapa minggu. Masa inkubasi umumnya 7-14 hari untuk kasus paralitik, dengan rentang waktu antara 3-35 hari. Virus polio dapat ditemukan didalam sekret tenggorokan dalam waktu 36 jam dan pada tinja 72 jam setelah terpajan dengan infeksi baik dengan penderita klinis maupun dengan kasus inapparent. Penderita polio sangat menular selama beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah gejala awal. Siklus penularan virus poilo dapat dijelaskan sebagi berikut.1. Satu virus polio mendekati sebuah sel saraf melalui aliran darah. 2. Reseptor-reseptor sel saraf menempel pada virus.3. Capsid (kulit protein) dari virus pecah untuk melepaskan RNA (materi genetik) ke dalam sel.4. RNA polio bergerak menuju sebuah ribosom-stasiun perangkai protein pada sel.5. RNA polio menduduki ribosom dan memaksanya untuk membuat lebih banyak RNA dan capsid polio.6. Capsid dan RNA polio yang baru bergabung untuk membentuk virus polio baru.7. Sel inang membengkak dan meledak, melepaskan ribuan virus polio baru kembali ke aliran darah.Banyak jenis sel manusia memiliki reseptor yang cocok dengan virus polio tak diketahui mengapa virus suka neuron motorik ketimbang sel lain. Dari 200 virus yang bertemu sel, hanya satu yang sukses masuk dan bereplikasi. Sistem kekebalan tubuh melindungi diri dengan memproduksi antibodi yang melawan protein yang ditutupi virus, mencegah virus berinteraksi dengan sel yang lain. 3

2.3 Upaya Preventive, Kuratif, dan Rehabilitasi Penyakit Polio2.3.1 Preventive.Upaya pencegahan polio dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat pemberian imunisasi sedini mungkin semasa anak-anak.2. Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Imunisasi dilakukan untuk memberikan vaksin polio kepada balita. Vaksin polio yang diberikan ada dua jenis vaksin polio yaitu: Vaksin polio oral (OPV) yang ditemukan Albert Sabin. OPV diberikan ke dalam mulut yang berisi virus polio hidup yang telah dilemahkan. OPV merangsang pembentukan antibodi baik antibodi di dalam darah maupun antibodi lokal pada jonjot (vili) usus. OPV dapat memberikan perlindungan kepada individu sebab jika diberikan berulang kali, vaksin ini merangsang pembentukan antibodi dalam darah yang memblokir penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi seorang anak seumur hidup. Cara memberikannya adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Vaksin polio yang dinonaktifkan/dimatikan (IPV) yang dikembangkan Jonas Salk. Vaksin polio ini mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan dengan cara disuntikkan. Baik OPV maupun IPV kedua-duanya merangsang pembentukan kekebalan intestinal. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine yaitu kombinasi DPT dan polio. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi Polio Dasar yang lengkap adalah 4 kali, yaitu saat bayi lahir (Polio-), usia 3 bln (Polio-1), usia 4 bln (Polio-2) dan usia 5 bln (Polio-3). Dengan lengkap 4 kali dimaksudkan bayi dapat menyusun antibodinya dengan maksimal, untuk suatu proteksi 5-10 thn. Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu bulan. Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (56 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). 2 Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan. Melakukan Mopping Up artinya pemberian vaksinasi masal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. Peningkatan sanitasi lingkungan dan higiena sanitasi perorangan. Karena penyebaran virus polio ini melalui tinja, maka masyarakat dihimbau menjaga kebersihan lebih baik lagi, terutama pada jamban di rumah-rumah mereka serta selalu melakukan cuci tangan bila akan melakukan sesuatu pekerjaan seperti makan. Konsumsi makanan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh seperti vitamin C. 2.3.2 Kuratif.Sejauh ini belum ditemukan obat spesifik yang dapat membunuh virus polio. Anak yang terinfeksi virus polio dan belum pernah melakukan imunisasi, maka diberikan globulin gamma. Penderita polio juga bisa diberikan obat penahan rasa sakit dan obat pengurang rasa nyeri, seperti aspirin atau obat golongan astominofen dan kejang otot. Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.2

2.3.3 Rehabilitasi.Kelumpuhan ditatalaksana dengan cara rehabilitasi medik, yaitu latihan-latihan tertentu, bila keadaan sudah stabil. Untuk perawatan bagi penderita polio akut dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang baik serta peralatan yang memadai terutama bagi penderita yang membutuhkan bantuan alat bantu pernafasan (trakeostomi). untuk memulihkan fungsi tubuh setelah mengalami kelumpuhan akibat poliomyelitis dan dapat mencegah terjadinya deformitas dapat dilakukan dengan cara fisioterapi , menggunakan sepatu khusus yaitu bidai (alat batu berjalan) dan operasi ortopedik. 2

2.4 Epidemiologi2.4.1. Angka KesakitanSejak 1979 Tidak ada laporan kasus infeksi poliovirus di Amerika Serikat. Sampai tahun 1998, rata-rata 8-10 kasus yang terkait dengan virus vaksin yang dilaporkan setiap tahun. Karena dari semua lembaga vaksin inactivated poliovirus (IPV) kebijakan dalam jadwal imunisasi rutin, jumlah vaksin-kasus terkait telah menurun secara signifikan. Empat kasus vaksin berasal poliovirus diidentifikasi pada tahun 2005 di kalangan anak-anak di sebuah unvaccinated masyarakat Amish di Minnesota. Insiden global mengenai infeksi poliovirus ini telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988. Meskipun tidak ada wabah yang dilaporkan di belahan bumi barat sejak 1991, Pan American Health Organization melaporkan sebuah kejadian di Haiti dan Republik Dominika pada tahun 2001. Sejak 2001, tidak ada tambahan wabah penyakit yang disebabkan oleh poliovirus di Amerika. Dari kelompok-jenis penyakit masih ditemukan di beberapa daerah di Afrika dan Asia Tenggara. Semenjak tahun 2004, hanya 5 negara dimana poliovirus transmisi tidak pernah terputus diantaranya adalah India, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan. Meskipun kemajuan signifikan telah dibuat terhadap pemberantasan penyakit infeksi ini di negara-negara tersebut, peningkatan jumlah kasus yang diamati pada tahun 2006 ini tetap ada. 12.4.2 Angka KematianPenyakit polio di Amerika Serikat menurut Dr. Robert Mendelsohn, ahli penyakit anak-anak dan penyelidik medis, tidak ada bukti menunjukan bahwa pemberian vaksin dapat menyembuhkan polio. Pada tahun 1923 1953, vaksin polio telah diperkenalkan dan diberikan, tetapi angka kematian penyakit polio di Amerika Serikat dan Inggris masih tinggi sekitar 47 persen sampai 55 persen. Pada data Statistik menunjukkan suatu kemunduran di negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya tentang manfaat dan efektivitas vaksin polio, karena banyak warga disana menggunakan vaksin polio tetapi masih terserang polio. 1

DAFTAR PUSTAKA

1. L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomyelitis. Switzerland : Geneva 12112. N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history, efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global Vaccine Institute.3. M.D, Paul E. Peach.2004. Poliomyelitis. Warm Springs ; GA 31830.Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA : McGraw-Hill Companies, Inc4. http://www.totalkesehatananda.com/polio3.html. Diakses tanggal 13 Januari 2015.5. http://Klinikonline.com/2008/11/polio-masalahnya-dan-cara-pencegahannya.html. Diakses tanggal 13 Januari 20156. http://www.biofarma.co.id/wp-content/uploads/2014/11/KMK-No.-1611-ttg-Pedoman-Penyelenggaraan-Imunisasi.pdf Diakses tanggal 14 Januari 2015