pola plasma proteomik sebagai biomarker
DESCRIPTION
Studi proteomikTRANSCRIPT
Pola plasma proteomik sebagai biomarker
untuk kanker ovarium
Latar Belakang
Deteksi dini kanker ovarium masih menjadi tantangan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi dan membedakan biomarker baru protein plasma pada pasien kanker
ovarium yang normal maupun ganas menggunakan metode SELDI Spektroskopi Massa.
SELDI spektroskopi massa merupakan variasi dari matriks yang dibantu laser yang desorpsi /
ionisasi (MALDI) menggunakan target yang dimodifikasi untuk mencapai afinitas biokimia
dengan senyawa analit.
Bahan dan Metode
Pasien dan spesimen
o Plasma (diambil sebelum operasi)
o Pasien yang memiliki kanker ovarium, pasien sehat dan pasien manula
Bahan
o WCX2
o SAX
o Cu Metal-binding protein chip
o SELDI MS
o Buffer posfat
Preparasi matriks dan kalibrasi SELDI
Kalibrasi seldi dilakukan setiap akan dianalisis. Matriks asam sinapinic disiapkan
baru pada saat akan digunakan secara berurutan pada 125 IL dari asetonitril dan 125
IL dari 1% asam trifluoroasetat kedalam aliquot dari matriks. Matriks sudah di vortex
dan disimpan dalam tempat gelap. Sebelum digunakan, matriks dimikrofugasi dengan
kecepatan 13.000rpm selama 1 menit. Untuk tujuan kalibrasi, bercak h4 chip yang
diisi 2 IL dari matriks yang berisi semua protein standar . termasuk campuran
sitokrom C(12.2 kD). Mioglobin (17,0 kD), dehidrogenase gliseraldehida-3-fosfat
(35,7 kD), albumin (66,4 kD), dan beta-galaktosidase (116,4 kD). Setelah
pengeringan udara, campuran dianalisis pada sistem SELDI menggunakan parameter
akuisisi massa yang tinggi dari 40 kD, berbagai massa optimum 3-20 kd, Intensitas
laser 210, sensitivitas 10, dan 50 mengumpulkan transien di seluruh permukaan
tempat. Alat telah terkalibrasi bila terlihat satu puncak dan dua puncak untuk setiap
kalibran.
Metode
Analisis berbagai Protein Chip
Perbedaan Tiga chip kimia yaitu kation (WCX2), anionic (SAX2), dan ikatan logam
Cu diuji untuk menentukan profil plasma yang terbaik dilihat dalam jumlah dan
resolusi puncak protein . Hal ini menunjukkan bahwa chip WCX2 dan SAX2
memberikan hasil terbaik .
Analisis WCX2 Chip
Delapan spot dari chip WCX2 dibilas dengan 50 mmol / L natrium asetat ( pH
4.0 ) sebanyak dua kali. Kemudian ditambahkan dapar natrium asetat kedalam
sampel plasma untuk membuat larutan dengan pengenceran 1:10 . Tiga
mikroliter plasma yang sudah diencerkan kemudian ditambahkan dengan chip
protein lalu diinkubasi selama 30 menit pada shaker. Setelah dibilas dengan
dapar natrium asetat sebanyak tiga kali ,kemudian dibilas dengan air mengalir.
0,5µL asam sinapinic jenuh(thoxy - 4 - hydroxycinnamic 3,5- dime) ditotolkan
kembali pada setiap spot lalu dibiarkan kering dengan diangin-anginkan.
Kemudian chip dianalisis dengan Ciphergen ProteinChip Reader, PBSII
( CiphergenBiosystems , Inc. ).
Analisis SAX2 Chip
Sampel plasma yang sudah di encerkan (1 : 10) dianalisis dengan chip SAX2
sesuai aturan pengerjaan (CiphergenBiosystems , Inc.). Secara singkat, setiap
spot harus diaktivasi dengan larutan dapar (1µL phosphate- buffered saline / 0,1
% Triton X - 100 , pH 7,5) pada suhu kamar selama 15 menit. Tiga mikroliter
sampel yang sudah diencerkan lalu ditambahkan kedalam chip SAX2 kemudian
diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Chip dibilas sebanyak dua kali
dengan larutan dapar dan sekali H2O untuk analisis KCKT lalu diangin-anginkan
hinga kering. Secara teratur chip dibilas dengan asam sinapinic jenuh (dengan 50
% asetonitrildan 0,5 % tri flasamuoroacetic). Chip kemudian dianalisis dengan
Ciphergen Protein Chip Reader, PBSII (CiphergenBiosystems , Inc.) .
Penilaian stabilitas sampel
Untuk mengevaluasi stabilitas plasma selama proses percobaan sebelum analisis
SELDI, percobaan skala pilot dilakukan di mana sampel melewati satu atau dua
siklus freeze-thaw dipengaruhi oleh durasi yang berbeda pada proses
penyimpanan pada suhu kamar atau di atases. Efekdari siklus freeze-thaw pada
puncak profil diuji dengan pembanding sampel yang sesuai (plus dan minus
freeze - thaw) pada waktu nol (t0). Pengaruh suhu penyimpanan diuji dengan
melihat perubahan intensitas puncak pada periode 2jam pada suhu dibawah 40C
atau suhu kamar setelah satu siklus freeze-thaw.
Bioinformatika dan biostatistik
Klasifikasi model dibuat dengan Software Biomarker Pattern (BPS,
CiphergenBiosystems, Inc.). Pengolahan data terdiri dari 65 sampel plasma (30
dari pasien dengan kanker ovarium dan 35 dari individu yang sehat). BPS
menggunakan informasi puncak yang dihasilkan oleh probandus untuk membuat
algoritma.Fungsi algoritma menetapkan masing-masing sampel didisribusikan
kedalam dua kelompok berdasarkan intensitas puncak tertentu atau splitter.
Sebagai contoh, jika intensitas puncak sampel lebih rendah dari atau sama
dengan ambang batas, sampel ini akan cenderung kesisi kiri. Jika tidak, sampel
akan cenderung kesisi kanan. Proses ini akan berlangsung sampai sampel
memasuki batas kelompok. Puncak dibawah berlabel CON (kontrol plasma) atau
puncak diatas berlabel T (plasma tumor). Spesifisitas dan sensitivitas masing-
masing dihitung dan diidentifikasi untuk mengetahui proporsi jumlah sampel non-
acancer dan cancer.
Result
Intensitas puncak yang dihasilkan dipindahkan ke BPS untuk melihat puncak yang
paling benar untuk mengklasifikasikan sampel. Dengan profil protein SAX2 Chip
menghasilkan tiga puncak dengan Mr dari 8.780,48, 11.537,7, dan 5.147,06, ternyata
menjadi penentu puncak terbaik. Pada node 1 (puncak 8.780,48) 25 kontrol dan 1 kanker
puncak intensitas yang dihasilkan lebih tinggi dari 18,986 yang diklasifikasikan ke dalam
terminal simpul 4. Sedangkan 39 sampel lainnya yang diklasifikasikan lebih lanjut pada
simpul 2 (puncak 11.537,7) dimana 8 kontrol dan 2 kanker dengan puncak intensitas yang
lebih rendah dari atau sama dengan 0,626 diklasifikasikan ke node terminal 1. 29 sampel
lainnya masuk simpul 3 (puncak 5.147,06) dimana 2 kontrol dengan puncak intensitas
lebih rendah dari atau sama dengan 0,251 diklasifikasikan ke terminal node 2. Sisa dari
27 sampel kanker yang diklasifikasikan ke node terminal 3. Secara keseluruhan dari 65
sampel, model yang benar diklasifikasikan semua 35 kontrol dan 27 dari 30 kanker
mencapai sensitivitas 90% dan spesifisitas 100%. Tiga puncak dengan Mr 11.522,6,
6.190,48, dan 5.295,5, ternyata menjadi yang terbaik untuk menentukan titik puncak dari
profil protein Chip WCX2. Di antara 56 sampel yang menggunakan spektrum SELDI-
TOF berhasil membedakan semua 29 kontrol dan 26 dari 27 jenis kanker dan mencapai
kepekaan dari 96,3% dan spesifisitas 100%.