pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · cinta...

68
i POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA DI SD NEGERI 02 BANJARDAWA KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Riza Dwi Noviana 1401413027 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: duongnguyet

Post on 23-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

i

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA

DI SD NEGERI 02 BANJARDAWA KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Riza Dwi Noviana 1401413027

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Page 3: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke

sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

tempat : Tegal

hari, tanggal : Selasa, 9 Mei 2017

Page 4: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul, Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial

terhadap Perilaku Menyimpang pada Siswa di SD Negeri 02 Banjardawa

Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang oleh Riza Dwi Novaiana 1401413027,

telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

pada tanggal 22 Mei 2017.

Page 5: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

� Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang

boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri (R.A

Kartini).

� Cinta seorang ibu itu menenangkan, dan cinta seorang ayah itu

menguatkan (Penulis).

� Kemarin saya pintar, jadi saya mengubah dunia. Hari ini saya

bijaksana, jadi saya mengubah diri saya sendiri (Jalaluddin Rumi).

� Orang yang emosional melihat masalah seperti melihat air yang keruh,

orang yang bijaksana mampu melihat masalah dengan hati yang jernih

(Eliza Zuzana).

Persembahan

Untuk kedua orangtua saya, Ibu Sri

Asih Pramitasari dan Bapak

Supriyanto Nurudin, Kakak saya

Dhini Rahmawati dan Adik saya

Dimas Tri Pramudya, keluarga besar,

serta sahabat yang selalu mendoakan

dan memotivasi.

Page 6: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial

terhadap Perilaku Menyimpang pada Siswa di SD Negeri 02 Banjardawa

Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik dalam perencanaan, penelitian, dan penulisan

skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP Universitas Negeri Semarang yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Universitas Negeri

Semarang yang telah mempermudah administrasi dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Noto Suharto, M.Pd. dan Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., sebagai dosen

pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing dalam menyusun

skripsi.

Page 7: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

vii

6. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan.

7. Staf TU dan karyawan Jurusan PGSD UPP Tegal FIP UNNES yang telah

banyak membantu administrasi dalam penyusunan skripsi.

8. Kepala Sekolah, guru, dan siswa SD Negeri 02 Banjardawa kabupaten

Pemalang yang telah berpartisipasi dalam melakukan penelitan.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini memperoleh pahala dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri.

Tegal, 9 Mei 2017

Penulis

Page 8: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

viii

ABSTRAK

Noviana, Riza Dwi. 2017. Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Menyimpang pada Siswa di SD Negeri 02 Banjardawa Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Noto Suharto, M.Pd., II. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd.

Kata Kunci: lingkungan losial, perilaku menyimpang, pola asuh.

Berdasarkan observasi ditemukan kasus perilaku menyimpang. Hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 02 Banjardawa Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, diperoleh informasi bahwa perilaku menyimpang dilakukan oleh salah seorang siswa di kelas V. Pertanyaan penelitian yang muncul dari fokus penelitian antara lain pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap perilaku anak, peran lingkungan sosial terhadap perilaku anak, perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak sebagai akibat pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial, serta solusi untuk mengatasi anak yang berperilaku menyimpang sebagai akibat pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial. Tujuan penelitian mendeskripsikan pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap anak, mendeskripsikan peran lingkungan sosial terhadap perilaku anak, serta mendeskripsikan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak sebagai akibat pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif Miles dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan member check.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pola asuh yang diberikan orang tua Alex adalah, mereka memberi kebebasan atas apa yang Alex lakukan. Hal lain yang tampak pada lingkungan sosial sekolah Alex, guru kelas Alex sangat berperan besar dalam perubahan perilaku Alex. Beliau melakukan seluruh tugasnya termasuk sebagai guru bimbingan dan konseling. Akan tetapi, berbeda dengan peran lingkungan masyarakat Alex, sebagian besar memberi peran negatif karena terdapat gerombolan anak punkrock yang sering membuat resah masyarakat sekitar. Berdasarkan wasil wawancara dengan beberapa informan, observasi dan dokumentasi penulis mendapat informasi bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan Alex termasuk tindakan nonconform saat disekolah ia sering berkelahi dengan teman, mencuri, tidak mengerjakan PR, berangkat terlambat, serta berperilaku tidak sopan kepada guru. Perilaku menyimpang lain yang dilakukan Alex saat di lingkungan masyarakat termasuk penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain daripada yang lain, ia sering berkelahi dengan teman dan bermain dengan gerombolan anak punkrock. Simpulan dari penelitian ini adalah pola asuh yang diberikan orang tua pada seorang siswa di kelas VA cenderung pada pola asuh permisif. Sebagian besar lingkungan sosial anak memberi peran yang positif, meskipun ada beberapa yang memberi peran negatif. Perilaku menyimpang yang dilakukan cendering perilaku yang melanggar aturan yang ada, baik di lingkugan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Saran yang diberikan untuk guru diharapkan dapat bekerjasama dan membantu orang tua, bagi orang tua diharapkan lebih memerhatikan anak, sedangkan bagi peneliti lanjutan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan.

Page 9: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB

1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Fokus Penelitian ................................................................................... 10

1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 11

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 12

1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 12

1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 13

2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 14

2.1 Kajian Teori ......................................................................................... 14

2.1.1 Hakikat Perilaku Menyimpang ............................................................ 15

2.1.1.1 Definisi Perilaku Menyimpang ............................................................ 15

2.1.1.2 Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang ........................................................ 17

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Menyimpang .................. 19

Page 10: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

x

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD) ...................................... 21

2.1.2.1 Karakteristik Umum Perkembangan Anak Usia SD ............................ 21

2.1.2.2 Karakteristik Kognitif Anak Usia SD .................................................. 22

2.1.3 Hakikat Orang Tua ............................................................................... 23

2.1.3.1 Pengertian Orang Tua .......................................................................... 23

2.1.3.2 Peran Orang Tua .................................................................................. 24

2.1.3.3 Pengertian Pola Asuh Orang Tua ......................................................... 25

2.1.3.4 Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua ......................................................... 27

2.1.3.5 Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua ............................................................. 28

2.1.4 Hakikat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar (SD) ................. 29

2.1.4.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) ........................................ 29

2.1.4.2 Bidang dan Ruang Lingkup Pelayanan BK di SD ............................... 32

2.1.5 Hakikat Lingkungan Sosial .................................................................. 35

2.1.5.1 Pengertian Lingkungan Sosial ............................................................. 35

2.1.5.2 Jenis-jenis Lingkungan Sosial .............................................................. 36

2.2 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 37

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 44

3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 46

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 47

3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................ 48

3.4 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 49

3.4.1 Jenis Data ............................................................................................. 49

3.4.2 Sumbar Data ......................................................................................... 49

3.5 Subjek dan Informan ............................................................................ 51

3.5.1 Subjek .................................................................................................. 51

3.5.1 Informan ............................................................................................... 51

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 54

3.8 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 58

3.8.1 Kredibilitas ........................................................................................... 59

Page 11: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xi

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 61

4.1 Wilayah Penelitian ............................................................................... 61

4.1.1 Kabupaten Pemalang ........................................................................... 61

4.1.2 Kacamatan Taman ............................................................................... 63

4.1.3 SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang ........................................ 63

4.1.3.1 Gambaran Umum SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang ........... 64

4.1.3.2 Kondisi Sosial ...................................................................................... 69

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................... 79

4.2.1 Pola Asuh Orang Tua Alex .................................................................. 79

4.2.2 Peran Lingkungan Sosial Alex ............................................................. 84

4.2.2.1 Peran Lingkungan Sekolah .................................................................. 84

4.2.2.2 Peran Lingkungan Rumah .................................................................... 87

4.2.3 Perilaku Menyimpang .......................................................................... 90

4.2.3.1 Perilaku Menyimpang Alex di Lingkungan Sekolah ........................... 90

4.2.3.2 Perilaku Menyimpang Alex di Masyarakat ......................................... 100

4.3 Pembahasan .......................................................................................... 103

4.3.1 Pola Asuh Orang Tua Alex .................................................................. 103

4.3.2 Peran Lingkungan Sosial Alex ............................................................. 105

4.3.2.1 Peran Lingkungan Masyarakat ............................................................ 106

4.3.2.2 Peran Lingkungan Sekolah .................................................................. 108

4.3.3 Perilaku Menyimpang .......................................................................... 109

4.3.3.1 Perilaku Menyimpang Alex di Lingkungan Sekolah ........................... 110

4.3.3.2 Perilaku Menyimpang Alex di Masyarakat ......................................... 111

4.4 Solusi untuk Mengatasi Anak yang Berperilaku Menyimpang sebagai

Akibat Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial ............... 112

4.4.1 Solusi bagi Orang Tua ......................................................................... 112

4.4.2 Solusi bagi Lingkungan Sosial ............................................................ 115

4.4.2.1 Lingkungan Sosial Masyarakat ............................................................ 115

4.4.2.2 Lingkungan Sosial Sekolah .................................................................. 116

5 PENUTUP ............................................................................................ 118

5.1 Simpulan .............................................................................................. 118

Page 12: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xii

5.2 Saran .................................................................................................... 119

5.2.1 Bagi Guu Kelas .................................................................................... 119

5.2.2 Bagi Orang tua ..................................................................................... 119

5.2.3 Bagi Penulis Lanjutan .......................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 121

LAMPIRAN ....................................................................................................... 122

Page 13: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xiii

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan/Kode Arti Singkatan/Kode Pemakaian pertama

pada halaman

G.K2 Guru Kelas 2 150

SD N 02 Banjardawa

Catatan Lapangan 4

G.K3 Guru Kelas 3 147

SD N 02 Banjardawa

Catatan Lapangan 3

G.K5.1 Guru Kelas 5 138

SD N 02 Banjardawa

Catatan Lapangan 1

G.K5.2 Guru Kelas 5 142

SD N 02 Banjardawa

Catatan Lapangan 2

S.P1 Subjek Penelitian 1 156

Siswa Berperilaku Menyimpang

Catatan Lapangan 6

S.P2 Subjek Penelitian 2 153

Ibu Tiri Siswa

Catatan Lapangan 5

S.P3 Subjek Penelitian 3 161

Tetangga Siswa

Catatan Lapangan 8

S.P4 Sbujek Penelitian 4 158

Teman siswa

Catatan Lapangan 7

Page 14: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xiv

DOF Deskripsi Observasi Fisik 166

Aplikasi Observasi 1

DOA Deskripsi Observasi Aktivitas 170

Aplikasi Observasi 3

Page 15: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 45

3.1 Bagan Model Interaktif Miles dan Huberman ........................................ 55

4.1 Peta Kabupaten Pemalang ...................................................................... 63

4.2 Foto SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang Tampak Samping ..... 65

4.3 Foto SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang Tampak Depan ......... 67

4.4 Foto Halaman SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang ................... 67

4.5 Foto Piala Kejuaraan SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang ........ 68

4.6 Foto Tata Tertib Sekolah ........................................................................ 70

4.7 Foto Suasana Istirahat antarguru ................................................ ............ 71

4.8 Foto Suasana Istrirahat antara Guru dengan Tenaga Kependidikan ...... 71

4.9 Foto Interaksi Bapak Kepala Sekolah dengan Siswa ............................. 73

4.10 Struktur Organisasi SD N 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang............ 75

4.11 Foto Interaksi Siswa di Depan Kelas saat Jam Istirahat ......................... 76

4.12 Foto Interaksi Siswa di Kantin saat Jam Istirahat .................................. 77

4.13 Foto Proses Pembelajaran di Kelas VA .................................................. 91

4.14 Foto Posisi Tempat Duduk Alex ............................................................ 92

4.15 Foto Kejailan Alex saat Jam Istirahat .................................................... 95

4.16 Foto Pemberian Nasihat di Kelas VA .................................................... 99

4.17 Foto Alex Pergi Bermain dengan Maulana ............................................ 102

Page 16: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data ............................... 125

2. Daftar Informan dan Pengkodean ............................................................. 128

3. Pedoman Wawancara ................................................................................ 129

4. Catatan Lapangan ..................................................................................... 134

5. Catatan Observasi ................................................................................... .. 164

6. Transkip Nilai Alex dari Kelas I-V .......................................................... 193

7. Gambar Lokasi-lokasi Interaksi Alex ....................................................... 194

8. Foto Penelitian .......................................................................................... 195

9. Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 197

Page 17: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan terdiri dari beberapa subjudul. Subjudul tersebut yaitu

latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian. Lebih lengkapnya sebagai berikut. Penelitian dilakukan

karena ada hal-hal yang menjadi latar belakang masalah suatu penelitian.

Penelitian membutuhkan rumusan masalah supaya apa yang akan diteliti

menjadi jelas. Berdasarkan rumusan masalah, penulis menentukan tujuan

yang ingin dicapai. Selain itu, penelitian dikatakan baik apabila penelitian

tersebut bermanfaat. Penjelasan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak merupakan suatu anugerah yang indah yang diberikan Allah SWT

kepada orang tua. Hendaknya sebagai orang tua harus memberikan yang terbaik

untuk anak, baik dari segi pola asuh ataupun pendidikan yang nantinya dapat

dijadikan bekal anak di masa yang akan datang. Setiap orang tua harus

mengetahui pentingnya memberikan pola asuh yang tepat untuk anak. Orang tua

dapat belajar baik melalui buku atau pengetahuan-pengetahuan lain tentang apa

saja pola asuh untuk anak, sehingga tepat saat memberikan pola asuh kepada

anak. Kesadaran orang tua untuk memberikan pola asuh yang baik dan tepat untuk

anak-anaknya perlu ditingkatkan karena berpengaruh besar bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Page 18: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

2

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 dalam Suharto

(2016: 7) tentang Perlindungan Anak bahwa segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang

meliputi kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan

psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dan lain-lain), serta sosialisasi norma-

norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan

lingkungannya. Dengan kata lain pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua

dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak. Keberhasilan keluarga

dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung

pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya (Suyanto, 2010: 93).

Pola asuh yang diberikan oleh orang tua, terutama dalam mendidik anak-

anaknya sangat banyak memberikan pengaruh terhadap perilaku anak karena anak

cenderung meniru setiap yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya,

hal ini sesuai dengan Undang-Undang Tentang Kesejahteraan Anak BAB III

Pasal 9 yang menyatakan bahwa, orang tua adalah yang pertama-tama

bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani,

jasmani, maupun sosial. Semua itu membuktikan bahwa lingkungan keluarga

memiliki pengaruh penting dalam menumbuhkembangkan anak.

Seorang anak mengalami proses dalam kehidupannya, sejak dilahirkan

hingga tutup usia. Perkembangannya mengalami peningkatan yang sangat pesat,

tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh orang tua. Sejak dini anak-anak

Page 19: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

3

harus dikenalkan pada pendidikan dasar yang mencakup moral, akhlak, budi

pekerti, pengetahuan keterampilan, kesehatan, seni, dan budayanya agar anak

mampu bertahan menyesuaikan diri serta berhasil dalam kehidupan menjadi anak

sholeh. Anak harus diberi stimulasi untuk mengembangkan perkembangan

bahasa, fisik motorik, nilai agama, nilai moral, nilai sosial, emosi, kognitif, dan

seni.

Kejadian di SD Negeri Bandung 2 Kota Tegal adalah saat melakukan

praktik mengajar di SD tersebut penulis menemukan siswa yang berperilaku

menyimpang karena kurang tepatnya penerapan pola asuh pada anak. Thomas

adalah salah seorang siswa kelas dua yang memiliki perilaku menyimpang.

Menurut guru kelas dua, Thomas tinggal dengan nenek dan kakak laki-laki yang

sedang kuliah. Thomas sering mengamuk saat jam pelajaran bahkan dipulangkan

karena perilakunya mengganggu teman-teman saat proses pembelajaran. Pola

asuh yang didapatkan Thomas sangat memengaruhi proses perkembangannya.

Keterbatasan seorang nenek dan seorang kakak laki-laki untuk mengasuh Thomas

sesuai perkembangannya sulit dilakukan. Ia yang seharusnya merasakan

kehangatan dalam keluarga justru ditinggal bekerja kedua orangtuanya.

Lembaga formal atau pendidikan menjadi faktor penting dalam

menciptakan anak yang cerdas dan kreatif. Akan tetapi, biasanya pendidikan

kurang efektif karena hanya mementingkan satu perkembangan saja yaitu

kognitif, dan perkembangan yang lain kurang diperhatikan. Keterbatasan waktu di

sekolah juga menyebabkan pendidikan yang diberikan tidak memenuhi berbagai

Page 20: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

4

aspek. Sebaiknya anak tidak dididik supaya cerdas saja atau hanya berkembang

kognitifnya, tetapi juga mampu berpikir kreatif, imajinatif dan mempunyai emosi

yang stabil. Selama ini anak-anak memiliki perkembangan kognitif dengan baik

tetapi emosinya masih belum stabil. Emosi seorang anak sangat berpengaruh pada

perilakunya di kehidupan sehari-hari, dan tentunya tidak lepas dari peran orang

tua yang memberikan stimulasi kepada anak.

Herdy dan Hayes (1988) dalam Suyanto (2010: 94) mengelompokkan pola

asuh menjadi 3 jenis, yaitu:

(1) Pola asuh otoriter, (2) Pola asuh demokratis, dan (3) Pola asuh permisif. Pola asuh otoriter artinya orang tua yang memiliki gaya pengasuhan otoriter akan berperilaku seperti seorang komandan kepada anak buahnya. Pola asuh demokratis, artinya tipe pengasuhan yang paling baik, karena menggabungkan dua tipe pengasuhan yang ekstrim yaitu tidak terlalu mengekang dan tidak terlalu bebas juga, sedangkan pola asuh permisif, artinya orang tua tidak mampu untuk melakukan diskusi atau memberikan pendapatanya kepada ank karena anak terkesan lebih berkuasa. Meskipun dapat disadari bahwa tidak ada orang tua yang menerapkan

salah satu tipe pola asuh secara mutlak, tetapi biasanya orang tua menerapkan

salah satu pola asuh yang paling dominan terhadap anak-anaknya. Dengan

demikian, pola asuh orang tua memegang peranan penting pada seorang anak

untuk bersikap, berperilaku, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan yang paling utama dalam

menentukan perkembangan pendidikan seseorang.

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

terhadap berbagai aspek perkembangan anak. Pola asuh orang tua terhadap anak

Page 21: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

5

dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial

anak. Anak diharapkan bisa berkembang kearah yang positif. Akan tetapi, karena

dalam keluarga menerapkan pola asuh yang berbeda sehingga perkembangan anak

juga berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga orang tua perlu

memilih penerapan pola asuh yang paling tepat agar membantu perkembangan

anak lebih optimal.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang

Perlindungan Anak Pasal 26 Ayat 1 yaitu:

Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: (a) mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; (b) menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya; (c) mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, (d) memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Pengasuhan orang tua atau keluarga terhadap anak dengan baik meliputi

memberikan kasih sayang, bimbingan, pendidikan akademik dan pemenuhan

kebutuhan finansial yang layak bagi anak. Hal ini tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan

Anak pada Pasal 1 Ayat 11 yang tertulis, “Kuasa asuh adalah kekuasaan orang

tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi, dan

menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan sesuai

dengan kemampuan, bakat, serta minatnya”.

Selain pola asuh orang tua, lingkungan sosial juga sangat berpengaruh

terhadap perkembangan anak, yang mana lingkungan sosial merupakan segala

yang ada di sekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang

Page 22: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

6

terjadi, maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat memberikan pengaruh

kuat kepada anak. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang selalu mengiringi

anak dalam masa pertumbuhannya. Baik buruk anak saat ia dewasa juga sangat

dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya (Maunah, 2009: 54).

Lingkungan sosial seseorang yang memengaruhi perilakunya bukan hanya

berasal dari lingkungan sosial keluarga saja, namun menurut Syah (2003) dalam

Saragih, dkk. (2014) ada tiga jenis lingkungan sosial yaitu, lingkungan sosial

masyarakat, lingkungan sosial keluarga, dan lingkungan sosial sekolah. Ketiga

lingkungan tersebut saling berkelanjutan dalam perkembangan perilaku seseorang.

Jika salah satu lingkungan tersebut memberikan peran yang negatif, namun

lingkungan yang lain memberikan peran yang positif, maka hal tersebut dapat

teratasi agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat.

Walgito (2009: 27) menjelaskan bahwa lingkungan sosial merupakan

lingkungan masyarakat yang didalamnya terdapat interaksi individu dengan

individu yang lain. Lingkungan sosial menjadi fokus dari psikologi sosial, yang

mana lingkungan sosial tersebut digolongkan menjadi dua macam yaitu

lingkungan sosial primer dan lingkungan sosial sekunder. Pada lingkungan sosial

primer terdapat hubungan yang erat antara individu satu dengan individu yang

lain, sedangkan lingkungan sosial sekunder hubungan antar individu lebih longgar

dan kurang mengenal satu sama lain.

Keadaan lingkungan sosial dapat memengaruhi tingkatan emosi setiap

anak. Anak yang hidup dalam lingkungan sosial yang baik pasti akan

menumbuhkan pengaruh positif pada anak, sebaliknya jika anak hidup di

Page 23: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

7

lingkungan sosial yang kurang baik maka dapat berpengaruh negatif pada anak.

Oleh karena itu, sebagai orang tua harus bisa mendidik dan menuntun anak agar

lebih baik karena tingkatan emosi usia anak-anak masih belum stabil.

Menurut Nugraha (2006) dalam Ambarwati (2016: 6), emosi adalah suatu

keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang

ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu

perilaku. Perkembangan emosi yang baik pada anak disesuaikan oleh rangsangan

dan contoh yang diberikan dari orang-orang di sekitar anak, terutama keluarga

dari anak tersebut. Perkembangan emosi adalah yang melibatkan emosi anak

seperti marah, sedih, senang, takut yang mengarah pada psikologis anak.

Emosi pada diri seseorang akan berdampak pada perilakunya, yang dapat

menyebabkan seseorang berperilaku menyimpang. Perilaku menyimpang yaitu

suatu sikap atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku

dalam masyarakat. Perilaku menyimpang tesebut tentunya tidak sesuai dengan

norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial, sehingga perilaku tersebut

menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk

memperbaiki perilaku yang menyimpang (Triyono, 2016: 117).

Perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang tergolong dalam beberapa

jenis. Menurut Narwoko, dkk (2011: 101) perilaku menyimpang digolongkan

menjadi tiga jenis yang meliputi tindakan yang nonconform, tindakan yang anti

sosial atau asosial, dan tindakan-tindakan kriminal. Ketiga jenis perilaku

menyimpang tersebut adalah tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.

Page 24: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

8

Penelitian yang relavan dengan penelitian ini sudah banyak dilakukan.

Salah satu penelitian yang relevan yaitu penelitian Aryanti tahun 2015 yang

berjudul Identifikasi Faktor Penyebab Perilaku Membolos dan Alternatif

Pemecahannya pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 1 Purbalingga Kidul. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang memengaruhi perilaku

membolos yang dilakukan oleh DR (subjek penelitian) adalah lambat dalam

belajar (slow learner) yang menyebabkan kurang dorongan untuk berprestasi dan

kurang kemampuan dalam penyesuaian diri. Faktor eksternalnya yaitu teman yang

sering nakal, guru yang kurang mampu memahami perbedaan individu dan

penyampaian pembelajaran yang kurang tepat sehingga mata pelajaran itu

dianggap sulit. Ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh besar terhadap sikap

yang ditimbulkan oleh subjek yang sedang diteliti ini.

Kondisi empirik yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh

penulis di desa Banjardawa kabupaten Pemalang, di desa ini terdapat dua sekolah

dasar (SD). Dari dua SD yang ada di desa Banjardawa, akhirnya penulis memilih

untuk melakukan penelitian di SD Negeri 02 Banjardawa, dengan alasan karena

akses jalan yang lebih mudah dan memiliki jumlah siswa yang lebih banyak.

Selain itu, karena mendapat rekomendasi dari salah seorang guru kelas V di SD

tersebut.

SD Negeri 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang pada umumnya sama

dengan sekolah-sekolah dasar lain yang memiliki jenjang pendidikan dari kelas I-

VI. Setelah melakukan wawancara dengan dua orang guru yang mengajar di SD

Page 25: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

9

Negeri 02 Banjardawa Kabupaten Pemalang, penulis memilih kelas V untuk

dijadikan sebagai kelas penelitan. Hal ini dikarenakan penulis menganggap bahwa

siswa kelas V sudah bisa diajak untuk berkomunikasi dengan baik dan salah satu

siswa di kelas V memiliki sebuah permasalahan yang membuat penulis tertarik

untuk menelitinya. Hasil wawancara dengan ibu Semi Yuliati, S.Pd. sebagai guru

kelas V pada tanggal 15 Desember 2016 yang dilakukan oleh penulis di SD

Negeri 02 Banjardawa Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, terdapat seorang

siswa di kelas V yang mempunyai kondisi kurang percaya diri dan mudah putus

asa dalam menghadapi masalah serta sering berangkat terlambat. Ibu Semi

Yulianti, S.Pd. pernah melakukan kunjungan ke rumah Alex, beliau mendapat

informasi bahwa kenalkan yang dilakukan muridnya tidak hanya dilakukan saat di

sekolah saja.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru tersebut, penulis

mendapat sebuah rekomendasi bahwa dalam melakukan penelitian, penulis

diperbolehkan melakukan penelitian lebih mendalam terhadap salah satu siswa

kelas V tersebut sebagai subjek penelitian. Sebut saja siswa itu Alex, ia hampir

saja dikeluarkan dari sekolah karena perilakunya yang sering melanggar tata tertib

di sekolah seperti sering menggunakan seragam tidak lengkap, berangakt sekolah

terlambat, dan mencuri makanan di kantin maupun Indomaret samping sekolahan.

Tentu saja hal tersebut menjadi catatan tersendiri bagi ibu Semi Yuliati, S. Pd.

sebagai guru kelas V. Penulis juga mendapat informasi dari guru tersebut bahwa

saat ini Alex tinggal dengan nenek, ayah, dan ibu tirinya, dikarenakan ibu

Page 26: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

10

kandungnya merantau. Ibu Semi Yuliati, S. Pd. seringkali merasa ada yang

janggal dengan Alex, dimulai dari sikapnya yang sangat cuek dan tidak pernah

merasa bersalah meskipun tidak mengerjakan PR serta rasa percaya diri yang

dianggap sangat kurang. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu akhirnya beliau

sedikit kesulitan untuk melakukan pendekatan intensif dengan Alex.

Penelitian mengenai kondisi seperti ini sudah mulai banyak dilakukan.

Seperti penelitian tentang pola asuh orang tua dan lingkungan sekolah terhadap

kemandirian belajar siswa. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk

diadakan penelitian lebih lanjut, baik yang bermaksud melengkapi maupun yang

baru. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial terhadap Perilaku

Menyimpang pada Siswa di SD Negeri 02 Banjardawa Kecamatan Taman

Kabupaten Pemalang”.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan untuk membatasi permasalahan yang diteliti.

Setelah melakukan observasi awal di salah satu sekolah di kecamatan Taman,

kabupaten Pemalang tepatnya di SD Negeri 02 Banjardawa dan dengan

memperhatikan norma yang berlaku serta prinsip keterbukaan, maka fokus

penelitian ini adalah tentang pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial

terhadap perilaku menyimpang pada siswa di SD Negeri 02 Banjardawa

Kabupaten Pemalang.

Page 27: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

11

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian merupakan rumusan persoalan yang perlu

dipecahkan melalui penelitian. Pertanyaan penelitian yang muncul dari fokus

penelitian adalah sebagai berikut.

(1) Bagaimana pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap anak?

(2) Bagaimana peran lingkungan sosial terhadap perilaku anak?

(3) Bagaimana perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak sebagai akibat

pola asuh orangtua dan peran lingkungan sosial?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tolok ukur berhasil tidaknya penelitian yang

dilakukan. Jika tujuan tercapai, maka penelitian yang dilaksanakan dikatakan

berhasil. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan pertanyaan penelitian yang telah

dibuat. Tujuan penelitian berisi tentang suatu pernyataan informasi (data) apa

yang akan digali (diketahui) melalui penelitian. Pada bagian ini akan diuraikan

tujuan penelitian secara umum dan khusus. Penjelasan selengkapnya mengenai

tujuan umum dan tujuan khusus penelitian, yaitu sebagai berikut.

1.4.1 Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan yang mencakup semua tujuan penelitian.

Tujuan umum penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai penulis secara

umum setelah melakukan penelitian. Tujuan umum penelitian ini ialah untuk

mengetahui secara umum perilaku menyimpang anak yang menjadi korban

perceraian kedua orangtuanya.

Page 28: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

12

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian disesuaikan dengan pertanyaan penelitian

yang akan diteliti. Tujuan khusus berisi tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam

penelitian secara khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut.

(1) Mendeskripsikan pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap anak.

(2) Mendeskripsikan peran lingkungan sosial terhadap perilaku anak.

(3) Mendeskripsikan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak sebagai

akibat pola asuh orang tua dan peran lingkungan sosial.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang mampu memberikan manfaat

bagi lingkungan sekitarnya. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat

dibagi menjadi dua, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis

adalah manfaat dalam bentuk teori, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat

dalam bentuk praktik. Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat yang diperoleh

dari penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis adalah manfaat yang dapat membantu untuk lebih

memahami suatu konsep atau teori dalam suatu disiplin ilmu. Manfaat teoritis

merupakan manfaat hasil penelitian yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan objek penelitian. Manfaat teoritis penelitian ini adalah

untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pola asuh orang tua dan

peran lingkungan sosial terhadap perilaku menyimpang siswa.

Page 29: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

13

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang bersifat praktik atau terapan.

Manfaat praktis dapat dirasakan secara langsung. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru kelas, orang tua, dan peneliti

lanjutan. Penjelasan tentang manfaat praktis penelitian ini sebagai berikut.

(1) Bagi guru kelas yaitu hasil penelitian dapat memberi informasi kepada guru

mengenai peran lingkungan sosial khususnya lingkungan sosial sekolah

terhadap perilaku siswa. Selain itu, guru dapat mempraktikkan ilmu

bimbingan dan konseling.

(2) Bagi orang tua yaitu orang tua menjadi lebih memerhatikan dan memenuhi

kebutuhan anak. Dengan demikian, perilaku anak menjadi baik serta dapat

tumbuh dan berkembang secara optimal.

(3) Bagi peneliti lanjutan yaitu diharapkan penelitian ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti terkait pola asuh orang tua dan peran

lingkungan sosial terhadap perilaku anak. Peneliti mendapatkan pengalaman

dan hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan penelitian

selanjutnya.

Page 30: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

13

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk menguatkan

penulis sebagai human instrument, sehingga mampu membuat pertanyaan, analisis

data, membuat fokus penelitian dan simpulan. Pada bagian kajian pustaka berisi

kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang mendasari

penelitian. Teori, temuan, dan bahan penelitian digunakan sebagai acuan penulis

untuk dijadikan landasan dalam mengatasi masalah dalam penelitian. Kajian teori

dan penelitian yang relevan digunakan untuk menyusun kerangka berpikir yang

digunakan pada penelitian. Bab 2 pada penelitian akan membahas: (1) kajian

teori, (2) penelitian yang relevan, dan (3) kerangka berpikir. Uraiannya sebagai

berikut.

2.1 Kajian Teori

Bagian kajian teori berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

Kajian teori digunakan penulis sebagai dasar atau acuan untuk melaksanakan

penelitian teori yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber yang relevan, baik

buku maupun internet. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini adalah

hakikat perilaku menyimpang, jenis-jenis perilaku menyimpang, faktor-faktor

yang memengaruhi perilaku menyimpang, karakteristik anak usia sekolah dasar,

hakikat orang tua, pola asuh orang tua, jenis-jenis pola asuh, ciri-ciri pola asuh

Page 31: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

15

orang tua, bimbingan dan konseling di sekolah dasar, bidang dan ruang lingkup

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, dan hakikat lingkungan

sosial. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

2.1.1 Hakikat Perilaku Menyimpang

Hakikat perilaku menyimpang berisi tentang definisi perilaku

menyimpang, jenis-jenis perilaku menyimpang, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku menyimpang. Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai

berikut.

2.1.1.1 Definisi Perilaku Menyimpang

Pada saat ini, kenakalan di kalangan anak-anak menjadi salah satu problem

utama yang dihadapi masyarakat. Problem yang kini telah menjadi penyakit ganas

di tengah masyarakat sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Hal tersebut

terbukti dengan adanya berbagai kasus yang telah meresahkan masyarakat.

Misalnya, di media massa, baik elektronik maupun cetak dengan leluasa

menampilkan hal-hal yang dapat mengakibatkan rusaknya akhlak calon generasi

penerus bangsa. Sejatinya, kenakalan semacam itu terjadi pada diri mereka,

karena pada masa itu mereka sedang berada dalam masa transisi yaitu, anak

menuju remaja. Masa ini dianggap rawan. Oleh karena itu, kebanyakan orang tua

gelisah dan khawatir terhadap perilaku anaknya.

Seorang anak yang kurang perhatian dari kedua orangtuanya dapat

mengakibatkan perilaku anak menjadi seenaknya sendiri. Misalnya, apabila anak

tersebut bergaul dengan teman-temannya tanpa pengawasan dari orang tua mereka

bisa jadi mereka salah bergaul karena tidak semua anak memiliki perilaku yang

Page 32: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

16

positif. Hal tersebut dapat memicu anak untuk berperilaku menyimpang. Oleh

karena itu, sebagai orang tua harus bisa mendidik anak-anaknya agar dapat

bergaul sesuai norma yang berlaku sehingga anak tersebut selalu dikenal baik di

kalangan masyarakat.

Narwoko (2011: 98) menjelaskan bahwa perilaku menyimpang yaitu

perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan

kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara sederhana dapat

dikatakan seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian

masyarakat (minimal disuatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau

tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma

sosial yang berlaku.

Triyono (2016: 117) menjelaskan bahwa perilaku menyimpang yaitu suatu

sikap atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat. Perilaku menyimpang tesebut tentunya tidak sesuai dengan norma-

norma yang berlaku dalam sistem sosial, sehingga perilaku tersebut menimbulkan

usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku

yang menyimpang. Akan tetapi, suatu perilaku dianggap menyimpang, hanya

berlaku dalam suatu masyarakat terbatas. Artinya, suatu tindakan mungkin dalam

suatu masyarakat dianggap menyimpang, namun dalam masyarakat yang lain

tindakan tersebut dianggap suatu hal yang biasa.

Berbeda halnya dengan pendapat Zanden (1984) dalam Siagian (2013: 47)

perilaku menyimpang adalah, “Perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di

Page 33: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

17

luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. Walaupun masyarakat

berusaha agar setiap anggotanya berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat,

tetapi dalam setiap masyarakat selalu dijumpai perilaku menyimpang. Hal ini

dikarenakan sifat yang dimiliki orang berbeda-beda”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku

menyimpang merupakan setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma

dalam masyarakat. Suatu perilaku yang dianggap menyimpang, hanya berlaku

dalam suatu masyarakat yang terbatas. Artinya, suatu tindakan mungkin dalam

suatu masyarakat dianggap sebagai penyimpangan, namun dalam masyarakat

yang lain tersebut dianggap suatu hal yang biasa.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang

Narwoko, dkk (2011: 101) menjelaskan bahwa ada tiga penggolongan

perilaku menyimpang, yaitu: tindakan yang nonconform, tindakan yang anti sosial

atau asosial, dan tindakan-tindakan kriminal.

Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai atau norma-norma yang ada. Misalnya, tidak menggunakan seragam sekolah

lenkap, menggunakan perhiasan yang berlebihan, terlambat datang ke sekolah,

berperilaku tidak sopan kepada bapak/ibu guru, dan lain sebagainya. Tindakan

yang antisosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat

atau kepentingan umum. Misalnya, tidak mau berteman, menarik diri dari

pergaulan, minum-minuman keras, menggunakan narkoba, dan lain sebaginya.

Tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata telah melanggar aturan-

aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.

Page 34: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

18

Misalnya, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan berbagai bentuk tindak

kejahatan lainnya yang terdapat dalam aturan kepolisian.

Triyono, dkk (2016: 119-20) menjelaskan bahwa ada empat penggolongan

perilaku menyimpang sebagai berikut: a) perilaku menyimpang yang dianggap

sebagai tindak kejahatan atau kriminal, b) penyimpangan sosial, c) penyimpangan

dalam bentuk konsumsi yang berlebih dan terlarang, d) penyimpangan dalam

bentuk gaya hidup yang lain daripada yang lain.

Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai tindak kejahatan atau

kriminal, adalah tindakan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di

masyarakat umum. Dalam kejahatan tersebut, biasanya penyimpangan yang

dilakukan membawa akibat yang merugikan bagi pihak lain. Penyimpangan

seksual, yaitu segala bentuk perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Dalam

masyarakat kita, seseorang boleh melakukan hubungan seksual apabila sudah

terikat oleh tali perkawinan yang sah dan hanya dilakukan terhadap pasangan

masing-masing. Hal ini didasarkan kepada ketentuan norma agama dan didukung

oleh norma-norma sosial yang hidup dan terpelihara dalam kehidupan masyarakat.

Penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebih dan terlarang.

Contohnya, mabuk-mabukan dan penggunaaan obat-obat terlarang seperti heroin,

ganja, dan lain sebagainya yang sangat membahayakan serta menimbulkan efek

halusinasi. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain daripada yang lain.

Kelompok ini adalah mereka yang memelihara gaya hidup yang tidak semestinya

berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup, dapat berupa

sikap arogan dan bentuk hidup yang eksentrik atau dengan prinsip yang penting

berbeda dengan yang lain. Contohnya, perilaku anak punkrock.

Page 35: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

19

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Menyimpang

Ada yang menganggap bahwa perilaku menyimpang disebabkan oleh

faktor-faktor biologis. Kemudian banyak sosiolog lebih menerima faktor-faktor

psikologis, seperti hubungan orang tua dengan anak yang tidak serasi, terutama

yang diakibatkan oleh pengalaman tertentu. Oleh sebab itu, perilaku menyimpang

harus diperhatikan bukan hanya dari kedua faktor tersebut, karena seiring

berkembangnya teknologi ikut serta dalam perkembangan perilaku anak.

Menurut Sitorus (2007: 98-101) beberapa faktor terjadinya perilaku

menyimpang, yaitu: a) ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan, b)

Proses belajar yang menyimpang, c) ketegangan anatara kebudayaan dan struktur

sosial, d) ikatan sosial yang berlain-lainan, dan e) akibat proses sosialisasi nilai-

nilai subkebudayaan yang menyimpang.

Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan dalam

kepribadiannya, seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas

dan yang tidak pantas. Ini terjadi karena seseorang menjalani proses sosialisasi

yang tidak sempurna. Hal ini tampak dalam diri seseorang yang berasal dari

keluarga berantakan (brokenhome). Bila kedua orangtuanya tidak bisa mendidik si

anak secara sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak-hak dan

kewajibannya sebagai anggota keluarga, tidak mengenal disiplin, sopan santun,

ketaatan, dan lain-lain. bila anak itu terjun ke dalam lingkungan masyarakat yang

lebih luas, maka ia cenderung untuk tidak sanggup menjalankan perannya sesuai

dengan perilaku yang pantas menurut ukuran masyarakat.

Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan

proses belajar lainnya. Misalnya, seorang anak yang sering mencuri uang orang

Page 36: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

20

tuanya dari lemari mula-mula mempelajari cara mengambil uang tersebut mulai

dari cara yang paling sederhana hingga ke cara yang lebih rumit penjelasan ini

menerangkan bahwa, seseorang harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana

cara yang paling efisien untuk beroprasi. Proses belajar ini terjadi melalui

interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang berperilaku

menyimpang yang sudah berpengalaman.

Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial terjadi pada setiap

masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaan,

tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk

mencapai tujuan tadi. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk memilih cara-

cara ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, maka kemungkinan besar akan

terjadi perilaku menyimpang.

Ikatan sosial yang berlain-lainan terjadi pada setiap orang biasanya

berhubungan dengan beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan

kelompok-kelompok tersebut akan membuatnya mengidentifikasi diri dengan

kelompok yang paling dihargainya. Dalam hubungan ini, individu tersebut akan

memperoleh pola-pola sikap dan kelompoknya. Jika pergaulan itu memiliki pola-

pola sikap dan perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan besar ia juga akan

menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang.

Proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang sering

terjadi pada manusia. Proses sosialisasi dapat terjadi secara sengaja maupun tidak

sengaja. Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi tidak sengaja, misalnya

anak-anak belajar jahat melalui acara televisi, film atau membaca buku. Manakala

Page 37: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

21

anak-anak melihat orang tua, guru dan orang dewasa lainnya tidak memenuhi

norma-norma, lantas ia pun meniru perilaku tersebut. Perilaku demikian

umumnya terjadi secara tidak sengaja, karena tanpa disadari perilaku itu tertanam

dalam diri anak-anak. Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang sengaja

dapat terjadi melalui kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar

mengajarkan penyimpangan.

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)

Pada bagian karakteristik anak usia SD akan dibahas mengenai

karakteristik umum perkembangan anak usia SD dan karakteristik kognitif anak

usia SD. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.

2.1.2.1 Karakteristik Umum Perkembangan Anak Usia SD

Anak usia SD memiliki karakteristik senang bergerak, senang bekerja

dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung

unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau

belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung

dalam pembelajaran.

Hvighurts (1952) dalam Desmita (2010: 35) menjelaskan tugas perkembangan anak SD meliputi: a) menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik, b) membina hidup sehat, c) belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok, d) belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, e) belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, f) memperoleh sebuah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, g) mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai, h) mencapai kemandirian pribadi.

Page 38: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

22

2.1.2.2 Karakteristik Kognitif Anak Usia SD

Menurut Piaget dalam Desmita (2010: 104), pemikiran anak usia SD

masuk dalam tahap pemikiran konkret operasional yaitu masa dimana aktivitas

mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian

yang pernah dialaminya. Pada tahap konkret oprasional ini anak berumur 7-11

tahun dimana anak memiliki kemajuan kognitif atau pemahaman yang lebih baik

dibanding pada tahap pra-oprasional. Ini berarti bahwa anak usia SD sudah

memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab-akibat dan mulai

mengenali banyaknya cara yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapinya. Anak-anak pada masa konkret operasional ini telah mampu

menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan dengan

sejumlah aspek yang berbeda secara serempak.

Menurut Desmita (2010: 105-6), pada masa konkret oprasional anak telah

mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu:

negasi, resikoprasi, dan identitas.

Negasi (negation) pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan

permulaan dan deretan benda, yaitu pada mulanya keadaannya sama dan pada

akhirnya keadaanya menjadi tidak sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi

diantaranya. Tetapi, pada masa konkret operasional, anak memahami hubungan-

hubungan antara keduanya. Pada deretan benda-benda, anak bisa melalui kegiatan

mentalnya, mengembalikan atau membatalkan perubahan yang terjadi sehingga

bisa menjawab bahwa jumlah benda-benda adalah tetap sama.

Page 39: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

23

Hubungan timbal balik (resiprokasi) ketika anak melihat bagaimana

deretan dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deretan benda-

benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deretan

lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal balik antara panjang dan kurang

rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih rapat, maka anak tahu pula

bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua deretan itu sama. Identitas yang

terjadi pada anak saat masa konkret operasional sudah bisa mengenal satu per satu

benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga

meskipun benda-benda dipindahkan, anak dapat mengetahui bahwa jumlah akan

tetap sama.

2.1.3 Hakikat Orang tua

Pada bagian hakikat orang tua akan dibahas mengenai pengertian orang

tua, peran orang tua, pengertian pola asuh orang tua, jenis-jenis pola asuh orang

tua, dan ciri-ciri pola asuh orang tua. Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai

berikut.

2.1.3.1 Pengertian Orang Tua

Alwi (2008) mengemukakan bahwa, ayah merupakan sebutan bagi

orangtua kandung laki-laki atau ayah biologis dari seorang anak, sedangkan ibu

merupakan wanita yang telah melahirkan seseorang atau panggilan dari orangtua

kandung perempuan. Jadi, orang tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak, baik

melalui hubungan biologis maupun sosial.

Orang tua adalah pihak yang paling dekat dengan anak sehingga kebiasaan

dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan

dengan mudah ditiru anak. Keteladanan orang tua adalah faktor utama

Page 40: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

24

keberhasilan pendidikan karakter didalam keluarga. Jadi, apapun perilaku orang

tua akan menurun atau diikuti oleh anaknya (Wibowo, 2012: 120).

Pendapat lain dikemukakan oleh Wahib (2015) bahwa orang tua adalah

orang yang lebih tua atau yang dituakan. Akan tetapi, umumnya di masayarakat

pengertian orangtua itu adalah orang yang telah melahirkan dan membesarkan kita

yaitu ibu dan bapak. Orang tua adalah pusat kehidupan rohani anak, maka setiap

reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian adalah hasil dari ajaran orang

tuanya tersebut, sehingga orang tua memegang peranan yang penting dan sangat

berpengaruh atas pendidikan anak-anak.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa orangtua kandung

merupakan sepasang suami istri yang disatukan dalam sebuah ikatan pernikahan,

yang kemudian mereka mempuyai anak biologis, dalam lingkungan

keluarga/rumah tangga tersebut tugas orang tua selain memberi sandang dan

pangan mereka juga harus bisa mendewasakan dan mendidik anak menuju kearah

yang lebih baik serta menumbuhkan ikatan emosi dan sosial pada anak.

2.1.3.2 Peran Orang Tua

Menurut Santrock (2009) dalam Surna, dkk. (2014: 105), orang tua

memiliki peran yang sangat penting dan utama dalam perkembangan personal

anak. Dapat dikatakan bahwa, keluarga dalam hal ini orang tua merupakan

pendidik utama dan pertama. Di samping memelihara pertumbuhan fisik dan

kesehatan anak, orang tua menginternalisasikan nilai-nilai budaya, agama,

kemanusiaan, kemasyarakatan, dan nilai-nilai luhur lainnya ke dalam diri anak.

Page 41: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

25

Keluarga secara tidak langsung menjadi model yang ditiru oleh anak. Apa

yang dilihat dan dipelajari dari orang tua, apa yang dirasakan dan dialami oleh

anak termasuk hal-hal yang menyenangkan, menyakitkan atau membanggakan

akan terinternalisasi dalam batin anak. Kehidupan pribadi orang tua, ketaatan

dalam hukuman, aturan, menjalankan kaidah agama, kesusilaan, semangat dan

motivasi hidup yang diperagakan orang tua seluruhnya terekam secara tidak

langsung dalam pikiran anak. Semua faktor tersebut memiliki kontribusi yang

sangat kuat dalam perkembangan personal anak.

Kesejahteraan jiwa seorang anak timbul karena kehangatan, kemesraan,

dan hubungan yang erat dari tokoh ibu sejak ia dilahirkan. Akan tetapi orang tua

yang terlalu menguasai anaknya akan memupuk ketergantungan yang berlebihan,

pasif, dan memiliki hubungan yang buruk dengan teman sebaya. Dengan kata lain,

orang tua yang terlalu memberi kebebasan penuh akan menjadikan anak tidak

patuh, banyak menuntut, nakal, dan bertingkah laku anti sosial.

2.1.3.3 Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Alwi (2008) mengungkapkan bahwa, pola asuh terdiri dari dua kata yaitu

pola dan asuh. Pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (sturktur) yang

tetap, sedangkan asuh memiliki arti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil,

membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai

dan menyelenggarakan) suatu badan atau lembaga. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pola asuh orang tua adalah cara orang tua untuk menjaga (merawat dan

mendidik) anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Page 42: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

26

Pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang

meliputi kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan

psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dan lain-lain), serta sosialisasi norma-

norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan

lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua

dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak. Keberhasilan keluarga

dalam menanamkan nilai-nilai kebijakan (karakter) sangat tergantung pada jenis

pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya (Suyanto, 2010:93).

Hasil penelitian Eggen dan Kauchak (2004); Body dan Bee (2010) dalam

Surna, dkk. (2014: 105) yang mengungkapkan bahwa, pola asuh orang tua

ternyata memiliki peran yang sangat signifikan dalam perkembangan personal

anak. Orang tua adalah orang pertama yang mulai membentuk kepribadian anak.

Baik buruk anak tergantung bagaimana awal orang tua mendidik anak.

Pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak

dengan orang tua, yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan,

minum, dan lain-lain) dan kebutuhan non-fisik seperti perhatian, empati, kasih

sayang dan sebaginya. Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua.

Dari semua itu harus dipenuhi secara penuh agar perkembangan anak lebih

optimal (Wibowo, 2012: 112).

Pembentukan anak bermula atau berawal dari keluarga. Pola asuh orang

tua terhadap anak-anaknya sangat menentukan dan memengaruhi kepribadian

serta perilaku anak. Anak menjadi baik atau buruk semua tergantung pola asuh

orang tua dalam keluarga.

Page 43: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

27

Berdasarkan definisi-defini tersebut dapat disimpulkan, bahwa pola asuh

orang tua adalah keseluruhan interaksi antara orang tua dan anak, dimana peran

orang tua adalah memberikan dorongan kepada anak dengan mengubah tingkah

laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap tepat agar anak dapat bersikap

mandiri, tumbuh dan berkembang secara optimal, serta memiliki rasa kepercayaan

diri yang tinggi.

2.1.3.4 Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Menurut Hardy dan Heyes (1988) dalam Suyanto (2010: 94), pola asuh

dibagi menjadi 3 jenis yaitu: (1) Pola asuh otoriter, (2) Pola asuh demokratis, dan

(3) Pola asuh permisif. Pola asuh otoriter artinya orang tua yang memiliki gaya

pengasuhan otoriter akan berperilaku seperti seorang komandan kepada anak

buahnya. Pola asuh demokratis, artinya tipe pengasuhan yang paling baik, karena

menggabungkan dua tipe pengasuhan yang ekstrim yaitu tidak terlalu mengekang

dan tidak terlalu bebas juga, sedangkan pola asuh permisif, artinya orang tua tidak

mampu untuk melakukan diskusi atau memberikan pendapatnya kepada anak

karena anak terkesan lebih berkuasa.

Menurut Sukomo (2011: 75-6) jenis-jenis pola asuh orang tua yaitu:

authotarian/otoriter, permisif, authoritative/demokratis.

Pola asuh authotarian/otoriter menggunakan pendekatan yang

memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus patuh dengan orang

tua. Kemauan anak harus dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan pendapat. Pola

asuh ini dapat mengakibatkan anak menjadi penakut, pencemas, menarik diri dari

pergaulan, kurang adaptif, kurang tujuan, mudah curiga pada orang lain dan

mudah stres.

Page 44: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

28

Pola asuh permisif orang tua serba memperbolehkan anak berbuat apa saja.

Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan yang

ditunjukkan dengan menerima apa adanya dan cenderung memberikan kebebasan

kepada anak untuk berbuat apa saja. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak

agresif, tidak patuh pada orang tua, sok kuasa, kurang mampu menontrol diri, dan

kurang intens mengikuti pelajaran di sekolah.

Pola asuh authoritative/demokrasi orang tua sangat memerhatikan

kebutuhan anak, dan mencukupinya dengan pertimbangan faktor kepentingan dan

kebutuhan. Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak menjadi mandiri, mempunyai

kontrol diri dan kepercayaan diri yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman

sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap

hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh dan

berorientasi pada prestasi. Pola asuh demokratis dianggap baik digunakan karena

memberikan dampak baik bagi anak.

2.1.3.5 Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua memiliki ciri-ciri setiap jenisnya menurut Hardy dan

Hayes (1988) dalam Suyanto (2010: 94) meliputi pola asuh otoriter, pola asuh

demokratis, dan pola asuh permisif.

Pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri kekuasaan orang tua dominan, anak

tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat,

orang tua menghukum anak jika anak tidak patuh. Pola asuh demokratis memiliki

ciri-ciri ada kerjasama antar orang tua dengan anak, anak diakui sebagai pribadi,

Page 45: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

29

ada bimbingan dan pengarahan dari orang tua, ada kontrol dari orang tua yang

tidak kaku. Pola asuh permisif memiliki ciri-ciri dominasi pada anak, sikap

longgar atau kebebasan dari orang tua, tidak ada bimbingan dan pengarahan dari

orang tua, kontrol dan perhatian orang tua sangat kurang.

2.1.4 Hakikat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar (SD)

Pada bagian hakikat bimbingan dan konseling di SD akan dibahas

mengenai pengertian bimbingan dan konseling, dan bidang dan ruang lingkup

pelayanan bimbingan dan konseling di SD. Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai

berikut.

2.1.4.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan merupakan satu kesatuan dengan konseling, yang mana

konseling berada dalam kesatuan bimbingan. Permendikbud No 111 tahun 2014

Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa bimbingan dan Konseling adalah

upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta terprogram yang

dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi

perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam

kehidupannya.

Supriadi (2009: 185) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses

bantuan yang sistematis yang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien

agar klien dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya (keluarga,

Page 46: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

30

sekolah, masyarakat), mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya

dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga

berguna bagi dirinya dan masyarakat. Konseling adalah hubungan tatap muka

antara konselor dengan klien dalam rangka membantu klien agar dapat mencapai

tujuan-tujuan yang diinginkan.

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan atau pertolongan yang

diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui

pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli

memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta

mampu memecahkan masalahnya sendiri. Selain itu, proses pemberian bantuan

yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui

pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk

mengungkap masalah konseli. (Tohirin, 2009: 26).

Tujuan yang hendak dicapai dari bimbingan dan konseling yaitu sama-

sama berusaha memandirikan individu, sama-sama diterapkan dalam program

persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungan

masyarakat tempat kegiatan tersebut berlangsung. Sementara itu, dalam

Permendikbud No 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 3 menjelaskan bahwa layanan

bimbingan dan konseling memiliki tujuan membantu konseli mencapai

perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,

sosial, dan karir.

Page 47: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

31

Karakteristik dan latar belakang siswa berbeda-beda. Hal ini memengaruhi

perbedaan tingkah laku pada siswa. Tersedianya guru yang juga memfasilitasi

sebagai guru bimbingan dan konseling harus dipergunakan sebaik mungkin

sebagai layanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam mengatasi tingkah

laku siswa.

Menurut Supriadi (2009: 187-9) alasan pentingnya layanan bimbingan dan

konseling di sekolah yaitu: perbedaan anatarindividu, siswa menghadapi masalah-

masalah dalam pendidikan, dan masalah belajar.

Perbedaan antarindividu. Setiap siswa mempunyai perbedaan antara satu

dan lainnya, di samping persamaannya. Perbedaan menyangkut kapasitas

intelektual, keterampilan (skills), motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat,

dll. Siswa menghadapi masalah-masalah dalam pendidikan. Masalah-masalah

tersebut bisa masalah pribadi, hubungan dengan orang lain (guru, teman), masalah

kesulitan belajar, dll. Dalam penyelesaiannya, seringkali tidak bisa dilakukan

sendiri, melainkan memerlukan bantuan orang lain untuk berdialog. Orang lain

maksudnya adalah orang yang mau mengerti diri siswa dan mengetahui cara

penyelesaiannya. Dalam setting sekolah, konselor adalah orang yang dituntut

untuk dapat memberikan bantuan tersebut.

Masalah belajar sering dihadapi oleh siswa. Siswa datang ke sekolah

dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik. Tetapi tidak

selamanya demikian. Ada berbagai masalah yang mereka hadapi, bersumber dari

stress karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk

bekerja sebaik-baiknya tetapi tidak mampu, ingat kepada keluarga (homesick),

Page 48: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

32

persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelektual yang kurang, motivasi

belajar yang lemah, dll. Masalah-masalah tersebut tidak selalu bisa diselsaikan

dalam setting belajar mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara

khusus oleh konselor melalui konsultasi pribadi.

2.1.4.2 Bidang dan Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar (SD)

Menurut Tohirin (2009: 123-34) materi bimbingan dan konseling di SD

termuat dalam empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar,

dan karir. Ruang lingkup kegiatan bimbingan dan konseling di SD dapat dilihat

dari empat segi yaitu: (1) segi fungsi, (2) segi sasaran, (3) segi layanan, dan (4)

segi masalah.

Aspek bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari

pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas

perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Dengan demikian, tujuan

dari bimbingan pribadi itu sendiri adalah agar individu mampu mengatasi sendiri,

mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut

keadaan batinnya sendiri. Dengan kata lain, agar individu mampu mengatur

dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, dan pengisian waktu

luang.

Aspek bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan yang

diberikan kepada individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah

sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan

Page 49: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

33

sebagainya. Tujuan bimbingan itu sendiri adalah agar individu yang dibimbing

mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya, membantu

individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah

sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam

lingkungan sosialnya.

Aspek bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan

dari pembimbing individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat,

dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-

kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi pendidikan.

Tujuan dari bimbingan belajar secara umum yaitu membantu siswa agar mencapai

perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan siswa.

Siswa yang perkembangannya terhambat atau terganggu akan berpengaruh

terhadap perkembangan atau kemampuan belajarnya, sedangkan tujuan khusus

dari bimbingan belajar adalah agar siswa mampu mengahadapi dan memecahkan

masalah-masalah belajar.

Aspek bimbingan karier adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada

terbimbing (siswa) dalam mengahdapi dan memecahkan masalah-masalah karier.

Dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan karier adalah: (a) agar siswa

memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau profesi tertentu, (b) agar

siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan atau profesi tertentu

secara benar, (c) agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan

karier tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan, (d) agar siswa mampu

menyesuaikan diri dengan karier yang akan dipilihnya kelak, (e) agar siswa

mampu mengembangkan karier setelah selesai dari pendidikannya.

Page 50: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

34

Menurut Sulistyarini (2014: 50) ruang lingkup kegiatan bimbingan dan

konselin meliputi: (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi pencegahan, (3) fungsi

pengentasan, dan (4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Fungsi pemahaman, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami, yaitu

pemahaman tentang masalah klien. Dalam pengenalan, bukan hanya mengenal

diri klien, melainkan lebih dari itu, yaitu pemahaman yang menyangkut latar

belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungan

klien. Fungsi pencegahan, berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan

ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang

berbahaya tingkat lanjut yang mana perlu pengobatan yang rumit pula.

Fungsi pengentasan, dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan

ditugaskan untuk mengenal penggunaan unsur-unsur fisik yang berada diluar diri

klien, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang

berada dalam diri klien. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi

pemeliharan berarti memlihara segala yang baik yang ada pada diri individu, baik

hal yang merupakan pembawaan, maupun dari hasil pengembangan yang telah

dicapai selama ini. Dalam bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan

pengembangan dilakasanakan melalui berbagai peraturan, kegiatan, dan program.

Guru kelas di SD pada dasarnya diharapkan dapat menampilkan segenap

unsur yang terkandung dalam ruang lingkup BK tersebut. Akan tetapi, mengingat

tingkat kelas yang lebih tinggi, dan mengingat tugas rangkap guru kelas adalah

melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, maka ruang lingkup kegiatan

Page 51: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

35

bimbingan dan konseling pada setiap tingkat kelas SD dapat berbeda, baik materi,

bentuk layanan, maupun pelaksanaannya.

2.1.5 Hakikat Lingkungan Sosial

Pada bagian hakikat lingkungan sosial akan dibahas mengenai pengertian

lingkungan sosial dan jenis-jenis lingkungan sosial. Lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut.

2.1.5.1 Pengertian Lingkungan Sosial

Menurut Dalyono (2010) dalam Fitri (2013: 51) lingkungan sosial ialah

semua orang/manusia yang memengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial ada

yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh langsung

seperti dalam pergaulan sehari-hari, seperti keluarga, teman-teman, kawan sekolah

dan sepekerjaan.

Menurut Hertati (2009) dalam Saragih, dkk. (2014) lingkungan sosial

merupakan lingkungan pergaulan antara pendidik dengan peserta didik serta

orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Pengaruh

lingkungan sosial ada yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung.

Pengaruh langsung seperti dalam pergaulan sehari-hari, seperti keluarga, teman-

teman, kawan sekolah dan sepekerjaan.

Ahmadi, dkk (2007: 275) menjelaskan, “Lingkungan sosial yaitu

lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat interaksi individu dengan

individu yang lain. Jadi, yang termasuk lingkungan sosial ialah setiap orang yang

berhubungan dengan anak itu. Karena sejatinya anak dibesarkan ditengah-tengah

Page 52: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

36

berbagai kumpulan. Artinya, anak dipenuhi oleh anggota keluarga, teman-teman

sepermainan, dan masyarakat sekitar”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa

lingkungan sosial adalah tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan

melakukan sesuatu secara bersama-sama antarsesama maupun dengan

lingkungannya. Lingkungan sosial terdiri dari beberapa tingkat. Tingkat yang

paling awal adalah keluarga, dari keluarga kita diajari cara, sikap, dan sifat untuk

berinteraksi dengan orang lain di dalam maupun di luar keluarga, contohnya

berinteraksi dengan saudara jauh, tetangga dan orang-orang yang berada di

lingkungan tempat tinggal kita.

2.1.5.2 Jenis-jenis Lingkungan Sosial

Menurut Syah (2003) dalam Saragih, dkk. (2014) ada tiga jenis

lingkungan sosial, yaitu: lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial

keluarga, dan lingkungan sosial sekolah.

Lingkungan sosial masyarakat adalah semua orang atau manusia yang

memengaruhi kita. Semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara

tertentu memengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan dan perkembangan atau life

process. Masyarakat yang aktual hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling

kita yang benar-benar memengaruhi kita. Lingkungan keluarga mencakup

keadaan rumah dan keadaan tempat belajar, sarana dan prasarana yang ada,

suasana dalam rumah dan suasana lingkungan di sekitar rumah, keutuhan

keluarga, iklim psikologis, iklim belajar dan hubungan antar anggota keluarga.

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering

terjadi dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah

Page 53: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

37

merupakan faktor penting. Suasana rumah yang tidak gaduh dan ramai tidak akan

memberi ketenangan kepada anak yang belajar.

Lingkungan sosial sekolah merupakan satu faktor yang turut memengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak terutama seperti guru, administrasi dan

kecerdasannya. Lingkungan sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang

menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik, memberikan dukungan dan

motivasi kepada siswa dan memperlihatkan teladan yang baik, serta rajin

khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Seluruh warga

sekolah memiliki pengaruh besar bagi siswa.

Menurut Siska (2016: 182) lingkungan sosial dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu lingkugan sosial primer dan lingkungan sosial sekunder.

Lingkungan sosial primer yaitu lingkungan sosial terdapat hubungan yang erat

anatara individu satu dengan yang lain, individu satu dengan yang lain saling

kenal. Lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial dimana hubungan

individu satu dengan yang lain agak longgar,kurang mengenal satu sama lain.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah segala informasi yang diperoleh melalui

penelitian, eksperimen atau observasi. Beberapa hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktafiany, dari Universitas Negeri Jakarta

yang melakukan penelian dengan judul Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan

Page 54: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

38

Kecerdasan Emosional Siswa di SMP Diponegoro 1 Jakarta. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Pola Asuh

Orang tua dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VIII SMP Diponegoro 1

Jakarta. Apabila Pola Asuh Orang Tua baik, atau tinggi maka semakin baik pula

dan meningkat pula Kecerdasan Emosional Siswa. Meningkatkan kecerdasan

emosional siswa, maka pola asuh yang sebaiknya diterapkan oleh orang tua yaitu

pola asuh demokratis karena pola asuh demokratis menyesuaikan dengan

perkembangan anak sehingga hal tersebut mengacu pada kecerdasan emosional

anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Asyhari, dari Universitas Negeri Semarang

yang melakukan penelitian dengan judul Peran Orang Tua Terhadap Kecerdasan

Emosi Anak di SD Negeri 1 Tosari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi yang Acil miliki masih

buruk, hal ini dapat dilihat dari lima aspek kecerdasan emosi yang Acil hanya

cukup baik dalam aspek mengenal emosi diri dan membina hubungan dengan

orang lain. Dalam hal lain yaitu aspek mengelola emosi, memotivasi diri, serta

mengenal emosi orang lain atau empati dia masih buruk bahkan bisa dikatakan

buruk sekali. Orang tua ataupun keluarga sangat memengaruhi kecerdasan emosi

anak. Pola asuh dan peran serta orangtua atau keluarga dalam mendidik anak

terlihat memberi dampak yang cukup besar bagi perkembangan kecerdasan emosi

anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Kordi dan Rozumah mahasiswa studi

departemen pengembangan dan keluarga manusia, fakultas ekologi manusia

Page 55: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

39

Universitas Putra Malaysia 43400 Selangor. Pada tahun 2010 melakukan

penelitian dengan judul Parenting Attitude and Style and Ist Effect on Children’s

School Achievements. Hasil penelitian mengungkapkan, orang tua memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi sekolah anak mereka Baumrind (1971)

berpendapat bahwa gaya otoritatif berbahaya bagi anak. Selain itu para ahli

berpendapat bahwa pola asuh orang tua akan menyebabkan anak-anak ,menjadi

otonom, berorientasi prestasi, dan mengendalikan diri (ParkKim, Chiang & M. Ju,

2010). Temuan penelitian menggambarkan bahwa pola pengasuhan otoritatif

dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari prestasi sekolah remja. Sikap dan

pola asuh orang tua memengaruhi prestasi belajar anak di sekolah, ketidak

seimbangan antara anggota keluarga dapat menciptakan masalah bagi anak

mereka, terutama untuk anak remaja dan anak-anak. Temuan yang paling jelas

muncul dari tinjauan ini adalah bahwa prestasi anak bisa tercermin dari sikap dan

pola asuh orang tua mereka. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut tentang topik

perlu dilakukan untuk memastikan hubungan antara prestasi sekolah anak, sikap,

dan pola asuh orangtua.

Penelitian yang dilakukan oleh Sung dari Alliant International Unniversity,

San Francisco, USA melalui jurnal internasional yang dibuatnya dengan judul

Nurutring Emotional Intelligence Through A Home-School Partnership: Using

Teacher Training as Basis For School-Based Family Counseling dengan hasil dari

penelitiannya adalah adanya pengaruh yang kuat antara peran orang tua terhadap

kecerdasan emosi pada anak, hubungan yang terjalin baik antara orang tua dan

anak akan memengaruhi kondisi anak. Selain orang tua, guru juga sangat berperan

dalam pengembangan kecerdasan emosi anak.

Page 56: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

40

Penelitian yang dilakukan oleh Anindya dari Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang

Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak di TK Lazuardi Kamila Global School

Surakarta Tahun 2015/2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

hubungan antara pola asuh orangtua permisif terhadap perkembangan sosial anak

di TK Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun 2015/2016. Hal

ini dibuktikan dengan hasil nilai r perarson correlation sebesar 0,325 dengan

signifikansi sebesar 0,005<0,01 (p = 0,005; p<0,01) yang berarti Ho ditolak yang

artinya ada hubungan antara pola asuh orangtua permisif dengan perkembangan

sosial anak di TK Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun

2015/2016.

Penelitian yang dilakukan oleh Saprelia dari Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang

Tua Terhadap Kedisiplinan Anak TK di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar

Kliwon, Surakarta Tahun 2015/2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa,

berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh r pearson correlation sebesar

0,503 dengan signifikasi sebesar 0,000 < 0,01 (p = 0,000; p < 0.01). Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara pola

asuh demokratis terhadap kedisiplinan anak TK di Kelurahan Baluwarti

Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta Tahun 2015/2016.

Penelitian yang dilakukan oleh Adistiya dari Universitas Negeri

Yogyakarta yang melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orang

Page 57: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

41

Tua dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemandirian Belajar Siswa dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII SMP N 3 Colomadu,

Karanganyar Tahun 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ada

pengaruh positif dan sangat signifikan pola asuh orang tua terhadap kemandirian

belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP

N 3 Colomadu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,424

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. (2) Ada pengaruh positif dan sangat

signifikan lingkungan sekolah terhadap kemandirian belajar siswa dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP N 3 Colomadu. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,514 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000 .(3) Ada pengaruh positif dan sangat signifikan pola

asuh orangtua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap kemandirian

belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP

N 3 Colomadu. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 24,206 dan nilai

F tabel sebesar 3,10 pada taraf signifikan 0,000. Pada variabel pola asuh orang tua

diperoleh SR sebesar 37,1% dan SE sebesar 12,9%, sedangkan pada variabel

lingkungan sekolah diperoleh SR sebesar 62,9% dan SE sebesar 22,1%.

Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dari Universitas Negeri

Yogyakarta yang melakukan penelitian pada tahun 2014 dengan judul Pengaruh

Pola Asuh Orangtua Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V SD Se-Gugus II

Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Hasil dari penelitian menyimpulkan: 1)

seluruh orangtua dari siswa kelas V SD se-gugus II Kecamatan Umbulharjo

Page 58: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

42

Yogyakarta menerapkan pola asuh otoritatif, 2) persentase tingkat kecerdasan

emosi siswa yaitu: 16,67% siswa tergolong kecerdasan emosi tinggi, 67,78%

siswa tergolong kecerdasan emosi sedang, dan 15,55% siswa tergolong

kecerdasan emosi rendah, 3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan emosi. Hal ini dibuktikan dengan nilai r

hitung variabel pola asuh otoritatif dan variabel kecerdasan emosi yaitu 0,236. r

tabel sebesar 0,207. Terbukti r hitung lebih besar dari r tabel. Besarnya

sumbangan pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan emosi adalah 5,5%,

sedangkan 94,5% ditentukan oleh variabel atau faktor lain yang tidak dibahas

pada penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauzi dari Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul Penanganan

Kenakalan Siswa (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah 1 Gondangrejo

Karanganyar). Hasil penelitian menunjukkan (1) Faktor-faktor penyebab

kenakalan siswa di MTs Muhammadiyah 1 Gondangrejo Karanganyar adalah

masalah keluarga lingkungan, dan media elektronik. (2) Cara pencegahan

kenakalan siswa di MTs Muhammadiyah 1 Gondangrejo Karanganyar secara

preventif (pencegahan), dan represif (menghambat), sedangkan yang telah

terlanjur dengan cara kuratif (penyembuhan) serta rehabilitasi (perbaikan). (3)

Solusi penanganan kenakalan siswa di MTs Muhammadiyah 1 Gondangrejo

Karanganyar yakni sekolah berperan aktif dalam mencari solusi penanganan

kenakalan siswa antara lain dengan program bimbingan yang melibatkan orangtua

Page 59: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

43

siswa, misalnya mengenai cara memahami tingkah laku siswa baik di sekolah

maupun di rumah sehingga akan didapat metode penanganan dan pencegahan

kenakalan yang terjadi Masyarakat juga dituntut turut serta memikul tanggung

jawab pendidikan. Begitu juga pemerintah sebagai pihak yang mempunyai

wewenang luas dalam penanggulangan kenakalan siswa ini mempunyai program-

program yang dapat dilaksanakan agar kenakalan siswa dapat diminimalisir.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti dari Universitas Negeri

Yogyakarta yang melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul Studi Kasus

Siswa Perilaku Menyimpang Siswa Kelas I SD Negeri Ngemplak Nganti Sleman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi siswa berperilaku

menyimpang disebabkan melihat contoh yang salah. Meski berperilaku

menyimpang, siswa tersebut dalam kesehariaannya menujukkan perilaku baik

seperti tertib menaati peraturan sekolah, berlaku sopan pada guru, patuh dengan

perintah guru, menjalin interaksi sosial yang baik dengan teman sekelas, memiliki

sikap pemaaf dan memaafkan. Pihak sekolah terutama guru berupaya mengatasi

perilaku menyimpang siswa dengan memberi perhatian dan menasihati siswa agar

berbuat baik.

Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan, bahwa pola asuh orang tua

dan peran lingkungan sosial berpengaruh terhadap perilaku menyimpang siswa.

Berdasarkan penelitian yang relevan penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orang tua dan peran lingkungan

sosial terhadap perilaku menyimpang siswa SD Negeri 02 Banjardawa, kecamatan

Taman, kabupaten Pemalang.

Page 60: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

44

2.3 Kerangka Berpikir

Sugiyono (2015: 272) menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Menurut Thompson dalam Lestari (2013: 16), anak-anak menjalani proses

tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan hubungan. Suatu hubungan

dengan kualitas yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak.

Pengalaman mereka sepanjang waktu bersama orang-orang yang mengenal

mereka dengan baik, serta berbagai karakteristik dan kecenderungan yang mulai

mereka pahami merupakan hal-hal pokok yang memengaruhi perkembangan

konsep dan kepribadian sosial mereka.

Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial keluarga, lingkungan

sosial masyarakat dan lingkungan sosial sekolah. Melalui interaksi dengan

lingkungan sosial, anak dapat memperoleh ide dan pengetahuan yang semula

berada di luar dan secara bertahap ditransfer ke dalam diri anak. Oleh sebab itu,

penting bagi lingkungan sosial untuk memberikan peran yang positif.

Perceraian orangtua memiliki arti tersendiri bagi anak, mereka yang

seharusnya dididik dengan kasih sayang dari kedua orang tuanya harus menerima

kenyataan tersebut. Keegoisan kedua orangtua tidak memikirkan dampak negatif

yang muncul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Dampak dari

perceraian orangtua kandung serta pergegesaran pengasuhan dari orangtua

kandung ke orang tua tiri (ibu) dan nenek bagi anak pasti akan ada. Serta adanya

peran negatif dari lingkungan sosialnya membawa dampak negatif pula bagi

perilaku anak.

Page 61: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

45

Berdasarkan uraian kerangka berpikir tersebut, dapat digambarkan alur

pemikiran seperti bagan 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Peran negatif dari lingkungan sosial.

Pengasuhan oleh keluarga

brokenhome.

Perilaku Menyimpang

Page 62: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

118

BAB 5

PENUTUP

Penelitian yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua dan Peran Lingkungan Sosial

terhadap Perilaku Menyimpang pada Siswa di SD Negeri 02 Banjardawa

Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan

hasil penelitian yang diperoleh dapat dibuat simpulan dan saran yang diuraikan

sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Pola asuh orang tua yang didapatkan oleh Alex lebih cenderung pada pola

asuh permisif, dimana orang tua serba memperbolehkan Alex berbuat apa saja.

Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan yang

ditunjukkan dengan menerima apa adanya dan cenderung memberikan kebebasan

kepada anak untuk berbuat apa saja. Pola asuh ini mengakibatkan Alex tidak

patuh pada orang tua, sok kuasa, kurang mampu menontrol diri, dan kurang intens

mengikuti pelajaran di sekolah.

Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial keluarga, masyarakat dan

sekolah. Peran lingkungan sosial keluarga yang didapatkan Alex tidak sepenuhnya

memberikan peran yang positif. Pemberian pengasuhan oleh orang tua yang tidak

sesuai dengan apa yang dibutuhkan Alex berdampak negatif pada perkembangan

perilakunya. Peran lingkungan sosial masyarakat Alex ada yang memberikan

peran positif ada pula yang memberikan peran negatif. Peran negatif yang

diberikan adalah terdapat gerombolan punkrock didekat rumah Alex. Berbeda

halnya dengan lingkungan sosial sekolah Alex, di sana Alex sepenuhnya

mendapatkan peran positif dari berbagai pihak.

Page 63: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

119

Perilaku menyimpang yang tampak jelas dilakukan oleh Alex adalah

pelanggaran aturan yang ada di sekolah. Dia sering berangkat sekolah terlambat

hingga mendapatkan nasihat dan peringatan berkali-kali oleh guru kelas dan guru-

guru yang lain. Kejadian lain adalah tindakan kriminal yang dilakukan Alex

ketika dia mencuri jajan di kantin sekolah dan Indomaret. Bentuk perilaku

menyimpang yang dilakukan oleh Alex adalah tindakan yang nonconform yaitu

perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada seperti

melanggar peraturan yang ada di sekolah, tindakan yang antisosial atau asosial

yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum.

5.2 Saran

Saran pada penelitian ini merupakan saran yang berkaitan dengan hasil

penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Guru Kelas

Guru diharapkan bisa bekerjasama dan membantu orang tua dalam

pemerolehan pendidikan anak supaya pemerolehan pendidikan anak terselenggara

dengan baik, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan kualitas sumber

daya manusia dapat meningkat.

5.2.2 Bagi Orang Tua

Bagi orang tua hendaknya memerhatikan perkembangan perilaku anak.

Apabila terdapat perubahan sikap, orang tua hendaknya mencari tahu

penyebabnya, dan berkonsultasi dengan guru di sekolah serta memenuhi

kebutuhan anak, bukan hanya sekedar kebutuhan materi saja melainkan kebutuhan

psikis yang harus dipenuhi.

Page 64: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

120

5.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan

Bagi peneliti lanjutan diharapkan dapat meneliti faktor lain yang juga

memengaruhi perilaku siswa. Mengingat banyaknya faktor lain yang turut

memengaruhi perilaku siswa yang masih perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut.

Peneliti lanjutan dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk

melakukan penelitian yang sejenis.

Page 65: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

121

DAFTAR PUSTAKA

Adistiya Yesi, Larasati. 2015. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kemandirian Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII SMP N 3 Colomadu, Karanganyar Tahun 2014/2015. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ahmadi, H. Abu dan Nur. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambarwati, Nita, dkk. 2016. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Emosi Anak di TK Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal.

Anindya, Destiara. 2016. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Sosial Anak di TK Lazuardi Kamila Global School Surakarta Tahun 2015/2016. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

----- 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asyhari, Hafidz Imam. 2015. Peran Orang Tua Terhadap Kecerdasan Emosi Anak SD Negeri 1 Tosari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fauzi, Agus Muhammad. 2016. Penanganan Kenakalan Siswa (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah 1 Gondangrejo Karanganyar). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fitri, Nelpa. 2013. Hubungan antara Lingkungan Sosial dengan Motivasi Belajar Santri di Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah. Jurnal.

Kay, Janet. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: KANISIUS.

Page 66: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

122

Kordi, Abdorreza. 2010. Parenting Attitude and Style and Ist Effect on Children’s School Achievements. International of Journal.

Lestari, Sri. 2013. Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Marlina, Ike. 2014. Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Moeleong, J. L. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mulyana, Rohmat. 2007. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.

Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Oktafiany, Nur Dian. 2013. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Siswa di SMP Diponegoro 1 Jakarta. Skripsi. Universitas Negeri Jakarta.

Oktavianti, Erlin. 2016. Studi Kasus Siswa Perilaku Menyimpang Siswa Kelas I SD Negeri Ngemplak Nganti Sleman. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. www.ppbunm.blogspot.com. Diakses Minggu, 14 Januari 2017, pukul 19.00 WIB.

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral Dalam Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan. Semarang: UNNES PRESS.

Saprelia Kuswardani, Resita. 2016. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kedisiplinan Anak TK di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta Tahun 2015/2016. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 67: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

123

Saragih, Sofia Gusnia, dkk. 2013. Hubungan Lingkungan Sosial dengan Efektivitas Belajar Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus. Jurnal.

Satori, D dan Komariah, A. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatatif. Bandung: Alfabeta.

Siagian, Julianti. Tinjauan Tentang Perilaku Menyimpang Remaja di Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Ejurnal.

Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI.Yogyakarta: Garudhawaca.

Sitorus. 2007. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2016. Pedoman Penyelenggaraan RPSA. Jakarta: Kementrian Sosial RI.

Sulistyarini dan Mohammad. 2014. Dasar Dasar Konseling. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sukomo, Rizki Joko. 2011. Mendongkrak Kecerdasan Otak dengan Meditasi.Jakarta Selatan: Visi Media.

Sung, Helen Y. 2012. Nurturing Emotional Intelligence Through A Home-Based School Partnership: Using Teacher Training As Basis For School-Based Family Counseling. Alliant International University San Francisco, USA. International of Journal.

Surna, Nyoman dan Olga. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga.

Surya, Mohamad. 2007. Bina Keluarga. Bandung: Aneka Ilmu.

Supriyadi, Dedi. 2009. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyanto. 2010. Pendidikan Karakter. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 68: POLA ASUH ORANG TUA DAN PERAN LINGKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/31036/2/1401413027.pdf · Cinta seorang ibu itu menenangkan, ... Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

124

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Triyono, Slamet dan Hermanto. 2016. Sosiologi. Bandung: Srikandi Empat.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. www.hukum.unsrat.ac.id. Diakses Minggu, 14 Januari 2017, pukul 19.00 WIB.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-undang Perlindungan Anak. http://kpai.go.id. Diakses Minggu, 14 Januari 2017, pukul 19.00 WIB.

Wahib, Abdul. 2015. Konsep Orang Tua dalam Membangun Kepribadian Anak. Jurnal.

Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus dan Desain Metode. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Yuliani, Fitri. 2013. Hubungan Antara Lingkungan Sosial dengan Motivasi Belajar Santri di Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah. Vol. I, No.2.