pola asuh orang tua

9
POLA ASUH ORANG TUA A. DEFINISI Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai/ norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya. (Theresia, 2009) Sedangkan pola asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama yang berarti memahami anak dari berbagai aspek, dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak yatim, menerima, memberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik- baiknya. (QS Al Baqoroh: 220) Pola asuh adalah cara, bentuk atau strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Strategi, cara dan bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya sudah tentu dilandasi dengan harapan orang tua. Diharapkan pendidikan yang diberikan orangtua membuat anak mampu bertahan hidup sesuai alam dan lingkungannya dengan cara menumbuhkan potensi- potensi yang berupa kekuatan batin, fikiran dan kekuatan jasmani pada diri setiap anak. (Anto, dkk.1998)

Upload: petra-maya

Post on 10-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jenis-jenis pola asuh orang tua

TRANSCRIPT

POLA ASUH ORANG TUAA. DEFINISIPola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai/ norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya. (Theresia, 2009)Sedangkan pola asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama yang berarti memahami anak dari berbagai aspek, dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak yatim, menerima, memberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik- baiknya. (QS Al Baqoroh: 220)Pola asuh adalah cara, bentuk atau strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Strategi, cara dan bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya sudah tentu dilandasi dengan harapan orang tua. Diharapkan pendidikan yang diberikan orangtua membuat anak mampu bertahan hidup sesuai alam dan lingkungannya dengan cara menumbuhkan potensi- potensi yang berupa kekuatan batin, fikiran dan kekuatan jasmani pada diri setiap anak. (Anto, dkk.1998)Menurut Baumrind (1975), pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control. Hal senada juga dikemukakan oleh Kohn (1971) yang menyatakan bahwa pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anaknya meliputi; pemberian aturan, hadiah, hukuman, dan pemberian perhatian, serta tanggapan terhadap perilaku anak. Berdasarkan dari pendapat di atas maka pola asuh dapat didefinisikan sebagai upaya pemeliharaan seorang anak, yakni bagaimana orangtua memperlakukan, mendidik membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak, yang meliputi cara orangtua memberikan peraturan hukuman, hadiah, kontrol dan komunikasi untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma- norma yang diharapkan masyarakat pada umumnya.Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan orang tua pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak baik dari segi negatif maupun positifnya. Berhasil tidaknya orang tua membentuk tingkah laku anak sangat bergantung kepada bagaimana pola asuh orang tua yang dirasakan anak itu sendiri.B. TIPE POLA ASUH ORANG TUABaumrind (1989), mengemukakan tiga pola asuh orang tua, yaitu :a. Pola Asuh Authoritarian (Otoriter)Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak yang harus dituruti biasanya disertai dengan ancaman- ancaman, anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua, pengontrolan orang tua terhadap sikap anak sangat ketat, hampir tidak pernah memberikan pujian, sering memberikan hukuman fisik jika terjadi kegagalan memenuhi standar yang ditetapkan orang tua. Kebebasan anak sangat dibatasi dan orang tua memaksa anak untuk berperilaku seperti yang diinginkan. Pola asuh ini ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua, bila aturan-aturan ini dilanggar, orang tua akan menghukum anak dengan hukuman yang biasanya bersifat fisik. Tapi bila anak patuh maka orang tua tidak memberikan hadiah karena sudah dianggap sewajarnya bila anak menuruti kehendak orang tua. Perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak bercirikan tegas, suka menghukum, anak dipaksa untuk patuh terhadap aturan-aturan yang diberikan oleh orang tua tanpa merasa perlu menjelaskan kepada anak apa guna dan alasan dibalik aturan tersebut, serta cenderung mengekang keinginan anak. Pola asuh otoriter dapat berdampak buruk pada anak, yaitu anak merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif (kurang berinisiatif), selalu tegang, cenderung ragu, tidak mampu menyelesaikan masalah, kemampuan komunikasinya buruk serta mudah gugup, akibat seringnya mendapat hukuman dari orang tua. Dengan pola asuh seperti ini, anak diharuskan untuk berdisiplin karena semua keputusan dan peraturan ada di tangan orang tua. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum, tidak mengenal kompromi dan komunikasi biasanya satu arah, tidak memerlukan umpan balik dari anaknya.Profil yang dibentuk dari pola asuh orang tua Otoriter ini adalah : Mudah tersinggung dan pendiam Penakut. Gemar menentang Tertutup. Tidak berinisiatif Suka melanggar norma Pemurung dan merasa tidak bahagia Mudah terpengaruh Mudah stress Tidak punya masa depan yang jelas Tidak bersahabatb. Pola Asuh Authoritative (Demokratis)Pola asuh orang tua ini memprioritaskan kepentingan anak yang bersifat rasional. Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal, anak diakui secara pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan ; menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak. Orang tua menggunakan hukuman fisik yang diberikan jika terbukti anak secara sadar menolak melakukan apa yang telah disetujui bersama, jadi bersifat edukatif.Orang tua tipe ini bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan atas kemampuan anak, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan. Pendekatan kepada anak bersifat hangat.Pola asuh demokratik ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya serta belajar untuk dapat menanggapi pendapat orang lain. Orang tua bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak. Dengan pola asuhan ini, anak akan mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya sendiri dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini akan mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang dengan baik karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif.Menurut Shochib (dalam Yuniyati, 2003), orang tua menerapkan pola asuh demokratis dengan banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk berbuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Pola asuh authoritative dihubungkan dengan tingkah laku anak-anak yang memperlihatkan emosional positif, sosial, dan pengembangan kognitif. Profil yang dibentuk dari pola asuh orang tua authoritative (demokratis) ini adalah : Memiliki rasa percaya diri Bersikap bersahabat Punya Self Control (mengendalikan diri) Bersikap sopan Mau bekerja sama Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas Berorientasi pada prestasi Mandiri Mampu menghadapi stressc. Pola Asuh Permessive (Permisif)Pola asuh orang tua ini memberikan pengawasan yang sangat longgar/tidak cukup pengawasan dari orang tua. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit mendapat bimbingan dari orang tua. Namun, orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai anak.Pola asuh ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anaknya untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan dari orang tua. Anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah karena orang tua tidak pernah membenarkan atau menyalahkan anak. Akibatnya anak akan berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat atau tidak.Dengan pola asuh seperti ini, anak mendapatkan kebebasan sebanyak mungkin dari orang tua. Pola asuh permisif membuat hubungan antara anak-anak dan orang tua penuh dengan kasih sayang, tapi menjadikan anak agresif dan suka menurutkan kata hatinya. Secara lebih luas, kelemahan orang tua dan tidak konsistennya disiplin yang diterapkan membuat anak-anak tidak terkendali, tidak patuh, dan tingkah laku agresif di luar lingkungan keluarga. Profil yang dibentuk dari pola asuh ini adalah : Bersifat impulsif dan agresif Suka memberontak Kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri Suka mendominasi Tidak jelas arah hidupnya Prestasinya rendah Tidak patuh Manja Kurang matang secara sosial.d. Pola asuh penelantar Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak- anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadang kala biayapun dihemat- hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik dan psikis pada anak- anaknya. Menurut Maccoby dan Martin, tipe pola asuh ini bercirikan orang tua yang secara aktif melupakan anak mereka dan dimotivasi untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk meminimalkan biaya, dan usaha berinteraksi dengan anak. Profil yang dibentuk dari pola asuh ini adalah: Moody Impulsive dan agresif Kurang bertanggung jawab Tidak mau mengalah, Self Esteem (harga diri) yang rendah, Sering Membolos Tidak punya control diri yang baik. Kemampuan sosialnya buruk Merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya.

Tipe pola asuh menurut Hoffman, 1970 (dalam Garliah, 2003) terdiri dari tiga tipe yaitu :a. Induction (Pola Asuh Bina Kasih)Adalah suatu teknik disiplin dimana orang tua memberi penjelasan atau alasan mengapa anak harus mengubah perilakunya. Pada tipe pola asuh seperti ini dijumpai perilaku orang tua yang directive dan supportive tinggi.b. Power Assertion (Pola Asuh Unjuk Rasa)Adalah perilaku orang tua tertentu yang menghasilkan tekanan-tekanan eksternal pada anak agar mereka berperilaku sesuai dengan keinginan orang tua. Pada tipe pola asuh ini dijumpai perilaku orang tua yang directive nya tinggi dan supportive rendah.c. Love withdrawal (pola asuh lepas kasih)Adalah pernyataan-pernyataan non fisik dari rasa dan sikap tidak setuju orang tua terhadap perilaku anak dengan implikasi tidak diberikannya lagi kasih saying sampai anak merubah perilakunya. Pada tipe pola asuh ini dijumpai perilaku orang tua yang directive dan supportive rendah.