pokok pokok kebijakan belanja dalam pagu indikatif tahun 2020 · fokus dan arah kebijakan apbn 2020...
TRANSCRIPT
Kementerian Keuangan
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
Pokok Pokok Kebijakan Belanjadalam Pagu Indikatif tahun 2020
Disampaikan oleh:Direktur Jenderal Anggaran
Rapat Koordinasi Pembangunan PusatJakarta, 30 April 2019
Kementerian Keuangan
OUTLINE
1
Pengantar
Kebijakan Belanja K/L
Pagu Indikatif Belanja K/L 2020
Tindak Lanjut yang Harus Dilaksanakan
Penutup
Kementerian Keuangan
Fokus dan ArahKebijakan APBN 2020diarahkan untuk mendukung
“APBN untuk AkselerasiDaya Saing melaluiInovasi dan PenguatanKualitas SDM”
Tema:
Mobilisasi Pendapatan Yang Inovatif
Pembiayaan Yang Kreatif
1. Reformasi perpajakan untuk merespon ekonomi digital
2. Insentif fiskal untuk mendorong daya saing investasi dan ekspor
1. Penguatan daya saing SDM
2. Program perlindungan sosial yang komprehensif: sinergi dan integrasi
3. Penguatan sinergi dan perbaikan kualitas implementasi desentralisasi fiskal
1. Pembiayaan kreatif dan inovatif yang mengikutsertakanperan swasta
2. Penguatan efektifitas peran quasi fiskal sebagai agent development (BUMN & BLU)
Belanja Negara Yang Lebih Efektif
Strategi:
2
Kementerian Keuangan
Belanja Pemerintah Pusat tahun 2020didorong untuk lebih produktif dan bermanfaatnyata bagi perekonomian dan kesejahteraan
Kesehatan Efektivitas program JKN Konvergensi penurunan stunting
Pendidikan skill, entrepreneurship, penguasaan
ICT KIP Kuliah dan Kartu Prakerja
Kesejahteraan Menjaga daya beli Kartu sembako
Birokrasi yang efisiendan melayani
Transformasi industrialisasi (pangan, energi, air, konektivitas)
Infrastruktur perkotaan (air bersih, sanitasi, pengelolaan sampah, dantransportasi massal)
Skema pembiayaan kreatif (KPBU AP)
Akselerasi Infrastruktur
577,2732,1 684,2 765,1 842,2 849,3
626,3451,2 469,8
500,2
608,8683,6
5,8
-1,7 -2,5
9,6
14,7
5,6
-60
-40
-20
0
20
0
800
1.600
2.400
2014 2015 2016 2017 2018 2019
(Outlook)
Belanja K/L Belanja Non K/L Growth
Rp triliun persen
1.203,6 1.183,3 1.154,01.265,4
1.444,41.532,9
1.634,3 (APBN)
3
SDM yang berkualitas1 2
Produktivitas, integritas, danpelayanan publik
Reformasi gaji dan skema pension
Birokrasi yang berbasis kemajuanICT
Integrasi tunjangan kinerja denganalokasi konsinyering dan RDK
3
Rehabilitasi dan Rekonstruksi daerah bencana
4
Kementerian Keuangan
Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas, serta lebih produktif
dan bermanfaat nyata bagi
perekonomian dan kesejahteraan
Mendukung penguatan daya
saing SDM dan perlindungan
sosial
4
Kebijakan Umum Belanja K/L
Mempertajam prioritas penganggaran
untuk mendukung pencapaian target
pembangunan nasional
Mempertajam program dan kegiatan
oleh semua K/L, untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
Memperkuat sinergi dan koordinasi antara
K/L, Pemerintah Daerah, dan instansi lainnya
Kementerian Keuangan
Belanja Pegawai diarahkan untuk mendukung birokrasi yangefisien, melayani, dan bebas korupsi
2015 tumbuh 15,3% :• Gaji pokok naik rata-rata 6%• Pensiun pokok naik rata-rata 4%• Uang makan dan Uang Lauk Pauk
a. Peningkatan program reformasi birokrasi di K/L
b. Kebijakan penerimaan pegawai baru
c. Mempertahankan kebijakan penggajian yang sudah ada (gaji ke 13 dan THR)
Belanja pegawai 2014-2019 rata-rata tumbuh 9,3 persen per tahun
1. Belanja Pegawai K/L 2020 memperhitungkan :
2. Belanja Pegawai Non K/L 2020 terutama untuk mengantisipasi perubahan kebijakan pensiun.
2017 tumbuh hanya 2,5% : • Uang makan dan Uang Lauk
Pauk
2019 tumbuh 8,5% : • Gaji Pokok naik 5%
5
serta memperhatikan kesejahteraan pensiunan aparatur negara melalui reformasi program pensiun
9,9
15,3
8,5
2,5
10,9
8,5
-4
1
6
11
16
0
100
200
300
400
500
2014 2015 2016 2017 2018 Outlook 2019
K/L non K/L Pertumbuhan
Rp triliun Persen
305,1 312,7
346,9376,3
243,7
281,1
Kementerian Keuangan
Penajaman Belanja Barang Terutama Pada Belanja Barang NonOperasional
2015
tumbuh 31,9%2018
tumbuh 18,6%• Kebijakan reklasifikasi belanja
barang, belanja bansos danbelanja modal menjadi belanjabarang.
• Pelaksanaan Asian Games, dan para Asian Games di Jakarta dan Palembang,
• Pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB di Bali, dan
• Persiapan Pemilu 2019
1. Penghematan belanja honorarium, perjalanan dinas, dan paket meeting, pembatasan Rapat Dalam Kantor (RDK) dan konsinyering bagi K/L
sama sekitar realisasi 2017
2. Penajaman dan sinkronisasi Belanja Barang yang Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
3. Mendukung program strategis, yaitu pelaksanaanPON Papua dan Sensus Penduduk
4. Penajaman proyek KPBU dengan memberikan dukungan melalui fasilitasi penyiapan proyek (PDF) dan dukungan kelayakan proyek (VGF)
5. Mendukung mitigasi bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi.
6. Pengembangan SDM melalui pelatihanvokasi, termasuk inisiatif kartu prakerja
6
176,7
233,3259,4
291,3
345,5 330,7
4,6
31,9
11,3 12,218,6
-4,2
-70
-50
-30
-10
10
30
0
200
400
600
2014 2015 2016 2017 2018 2019(Outlook)
Bel Barang KL % Pertumbuhan
Rp triliun persen
Kementerian Keuangan
233,3259,4
291,3345,5 344,6
0
100
200
300
400
2015 2016 2017 2018 APBN 2019Belanja Barang dan bahan Belanja Jasa
Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan
BLU Belanja Barang untuk diserahkan kpd Masy/pemda
Total Belanja Barang
Uraian (Rp T) 2015 2016 2017 2018APBN 2019
Belanja Barang dan bahan 98,1 94,4 105,1 136,1 134,4
Belanja Jasa 26,3 26,8 29,6 35,7 34,6
Belanja Pemeliharaan 33,8 30,3 43,5 38,2 36,7
Belanja Perjalanan 29,6 33,7 34,1 42,7 45,4
BLU 19,4 34,7 36,6 36,7 41,7
Belanja Barang untuk diserahkan kpd Masy/pemda 26,1 39,5 42,3 56,1 51,9
Total Belanja Barang 233,3 259,4 291,3 345,5 344,6
Belanja Barang dan bahan (mengalami kenaikansekitar Rp36,3 T dari tahun 2015–2019) a.l. untuk :
• Listrik, air, internet, telepon, ATK, honorarium, danbelanja yang tidak terkait prioritas nasional
• Pemberian BOS
Efisiensi dapat dilakukan pada :
Belanja Jasa (yang mengalami kenaikan sekitar Rp8,3T dari tahun 2015–2019) a.l. untuk :• Jasa konsultan• Jasa profesi• Sewa gedung, kendaraan, perlengkapan kantor
Belanja Perjalanan (yang mengalami kenaikan sekitarRp15,8 T dari tahun 2015–2019) a.l. untuk :• Perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri yang tidak
terkait langsung dengan prioritas nasional , paketmeeting
Belanja Barang utk diserahkan kpdmasyarakat/Pemda (yang mengalami kenaikan sekitarRp25,8 T dari tahun 2015–2019) a.l. untuk :• Alat dan mesin tertentu (pertanian, produksi)• Bangunan tertentu (pasar, gudang)
Upaya peningkatan efisiensi Belanja Barang terus dilakukan
Perkembangan Belanja Barang K/L 2015-2019Rp Tirliun
7
Kementerian Keuangan 8
Pola belanja perjadin dan paket meeting dirinci menurutbidang tugas yg perlu dilihat lagi efisiensinya
INFRASTRUKTUR:KEMENTAN,KEMEN ESDM, KEMENHUB, KEMEN PU PERA
PENDATAAN DAN PENELITIAN :KEMENRISTEKDIKTI, BPS, LIPI, BPPT,LAPAN
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tri
liu
n R
p
Infrastruktur Penanggulangan Kemiskinan & Ketertinggalan Pendidikan & Pelatihan
Pelayanan Kesehatan Pengawasan & Pemeriksaan Pendataan & Penelitian
Promosi
Alokasi Perjalananberdasarkan bidang tugas
PENDIDIKAN & PELATIHAN: KEMENDIKBUD, KEMENAG, KEMRISTEKDIKTI
PELAYANAN KESEHATAN :• KEMENKES
PENANGGULANGAN KEMISKINAN :KEMENAKER, KEMENSOS, KEMENKOP & UKM, KEMEN PP & PA, KEMENDES PDTT
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN :BPK, BPOM, BNN, BPKP, BNPT
PROMOSIKEMENPERIND,KEMENPAR, BKPM,, KEMENDAG
Kementerian Keuangan
147,3
215,4
169,5208,7
181,5 173,7
-18,5
46,2
-21,3
23,1
-13,0-4,3
-250,0
-200,0
-150,0
-100,0
-50,0
0,0
50,0
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
2014 2015 2016 2017 2018 Outlook 2019
Belanja Modal Pertumbuhan
1. Meningkatkan belanja modal yang terkaitinfrastruktur (a.l. Kemen PUPR,Kemenhub, KESDM)
2. Pengembangan konektivitas untukmendukung pusat pertumbuhanekonomi, jalur logistik, dan integrasiantarmoda
3. Pengembangan transportasi dasar padakawasan perbatasan dan tertinggal,
4. Mendukung industrialisasi,
5. Peningkatan sinkronisasi alokasi belanjamodal di K/L dengan alokasi TKDD,pembiayaan infrastruktur, dan KPBU
Refocusing Belanja Modal Tahun 2014-2019 Untuk Mewujudkan Pengembangan Kapasitas Produksi dan Konektivitas Antarwilayah
2015 tumbuh 46,2%:
Pemerintahan baru mendorong pembangunan infrastruktur
2017 tumbuh 23,1% :
Pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur
Penyiapan kegiatanstrategis: Asian Games, dan Pemilu 2019
Triliun Rp %
9
Kebijakan Belanja Modal Tahun 2020:
Kementerian Keuangan
Peningkatan Perlindungan Sosial sebagai Wujud KeberpihakanPemerintah Kepada Masyarakat Miskin
Ket:• Perlinsos yang hanya berasal dari jenis belanja bantuan
sosial. tidak termasuk: Dana desa, subsidi, dan Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Peningkatan ketepatan sasaran menggunakan single data, pemanfaatan Information, Communications and Technology (ICT), serta penguatan monev
Integrasi dan sinergi program program-bantuan sosial: Memperkuat Program Keluarga Harapan
(PKH)kesehatan, disabilitas dan lansia
Perbaikan kualitas data PBI (BPJS Kesehatan, Kemensos, dan Kemenkes)
Perbaikan kualitas BPNT melalui Kartu Sembako
Peningkatan bantuan pendidikan melalui program KIP Kuliah
Perlu perbaikan dari sisi ketepatan sasaran, efektivitas dan efisiensi, serta dukungan bagi disabilitas serta lansia
10
-0,7%
-49,0%
11,5%
52,4%
20,4%
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2014 2015 2016 2017 2018
Realisasi
Sementara
2019
Outlook
Pe
rse
n
Rp
Trili
un
PKH B. Pangan PIP & Bidikmisi PBI Lainnya Growth (%)
97,9 97,2
49,655,3
83,9
101,5
Kementerian Keuangan
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa diarahkan untuk mendukung peningkatan akses dan kualitas dasar layanan publik, penguatan SDM, dan akselerasi daya saing
perlu disinkronkan dengan Belanja K/L
Kinerja pelayanan umum relatif membaik
2014
2017
Air MinumLayak (%)`
SanitasiLayak(%)
Harapan Lama Sekolah (tahun)
Kelahiran di tolong tenagakesehatan (%)
68,4
72,0
61,1
67,9
12,39
12,72
87,1
93,3
1. Memastikan Pemda melaksanakan tugasnya dlmpembangunan infrastruktur utk meningkatkanakses dan kualitas layanan dasar publik di daerah
2. Penguatan kebijakan DAK Fisik afirmasi kepada daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) untuk mengejar ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan publik utamanya untuk infrastruktur konektivitas.
3. Memperkuat pengalokasian DAK Nonfisikberbasis kinerja, terutama di bidang pendidikandan kesehatan.
4. Peningkatan DID untuk memacu kinerja Pemda.
5. Penguatan Dana Desa dan pengawasannya.
Kebijakan TKDD 2020 yang perlu disinkronisasi dengan Program/Kegiatan K/L
11
573,7
602,4
663,6
682,2 697,9
743,4
-20,8
46,7 59,8 59,9
70,0
11,8
8,6
14,0
4,5
2,1
7,3
-
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
18,0
20,0
-
200,0
400,0
600,0
800,0
2014 2015 2016 2017 2018 Outlook2019
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah Dana Desa
710,3742,0
623,2
757,8
813,5
573,7
Rp Triliun persen
Kementerian Keuangan
• Konvergensi penurunan stunting• Program JKN
Kesehatan
• skill, entrepreneurship, penguasaanICT
• KIP Kuliah, KIP dasar & Menengah• Kartu Pra Kerja
Keterampilan/ Pendidikan
• penelitian, insentif riset, kebudayaan
Inovasi
Kebijakan Prioritas Penganggaran Tahun 2020 untuk mendukung pencapaian target pembangunan nasional, utamanya:
Kesejahteraan
• Akselerasi pengentasan kemiskinan• PKH, BPNT, Kartu sembako
• Transformasi industrialisasi(pangan, energi, air, konektivitas, pariwisata)
• Mitigasi risiko bencana
• pelestarian lingkungan & pengembangan EBT
• Stabilitas politik, hukum, dan hankam
Akselerasi Infrastruktur
Antisipasi Ketidakpastian
12
Kementerian Keuangan 13
Penggabungan
bantuan pangan
(BPNT) dengan
bantuan tetap
pada PKH
Indeks meningkat
Menyediakan
komoditi pangan
Kartu Sembako KIP KULIAH
Optimalisasi Bidik
misi
Perluasan target
penerima
dan/atau
peningkatan
indeks bantuan
Kelanjutan dari
KIP SMA/sederajat
VOKASI KARTU PRA KERJA
Kegiatan prioritas dan strategis tahun 2020 (1)
Penguatan sinergi antar
lembaga & peningkatan
kompetensi tenaga
pendidik melalui:
(i) Penguatan BLK
Komunitas,
(ii) Magang mandiri
dalam/luar negeri,
sertifikasi tenaga kerja,
kerja sama dengan
industri
I II III IV
• Mendukung masyarakat
miskin belum bekerja
• Dalam bentuk pelatihan
kerja dan bantuan
insentif pasca training
(target 2 juta)
Mengoptimalkan lembaga
training masyarakat di KL
dan swasta
Kementerian Keuangan 14
Melanjutkan
pemberian bantuan
iuran jaminan
kesehatan nasional
bagi rakyat miskin
(PBI)
Potensi perluasan
Peserta dan
Penyesuaian iuran
Mendorong
penyediaan layanan
kesehatan berkualitas
KARTU INDONESIA
SEHAT
Penguatan konvergensi
berbagai program
kesehatan (pemberian
gizi) dan non kesehatan
(PAUD, sanitasi, air
bersih)
Fokus intervensi pada
260 Kabupaten/Kota
Sinkronisasi program di
22 K/L (7 utama dan 15
pendukung)
PERCEPATAN PENANGANAN
STUNTING POLHUKHANKAMKEGIATAN
PENELITIAN
Kegiatan prioritas dan strategis tahun 2020 ... (2)
VI VII VIIIV
Menjaga stabilitas
negara dalam
mendukung
berbagai program
pembangunan
yang dilaksanakan
Memberikan rasa
aman kepada
masyarakat secara
lebih profesional
Sinergi lintas K/L baik
dalam aspek
pendanaan untuk riset,
maupun substansi riset
menciptakan nilai
tambah dan daya saing
bangsa.
Fokus pada 10 bidang
riset: a.l. Pangan, Energi,
Transportasi
Kementerian Keuangan 15
Pengembangan 10 destinasi
pariwisata: Super Prioritas (Danau
Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan
Mandalika) dan Prioritas (Tanjung
Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan
Seribu dan Kota Tua, Bromo Tengger
Semeru, Wakatobi, Morotai)
Sinkronisasi program/kegiatan baik antar
K/L maupun dengan Pemerintah Daerah
mengacu pada Integrated TourismMasterplan
PENGUATAN DESTINASI
PARIWISATA
Melanjutkan penanganan
bencana 2018 dan
pengembangan skema
pembiayaan bencana
Dialokasikan melalui:
- Belanja K/L,
- cadangan penanggulangan
bencana,
- cadangan rehabilitasi/
rekonstruksi, dan
- dana pooling fund
PENANGANAN BENCANA
Kegiatan prioritas dan strategis tahun 2020 ... (3)
XIX
Kementerian Keuangan
Triliun Rupiah
Berdasarkan fokus dan upaya efisiensi dan penajaman belanja, Pagu Indikatif belanja K/L tahun 2020 sebesar Rp 854,0 triliun
16
Real 2018
Outlook 2019
710,8723,4
Rupiah Murni
131,5125,9
Non RM(Termasuk RMP)
842,2
849,3
721,6
132,4
854.0
RE 2020
Real 2017
649,9
115,1
765,1855,4
(APBN)
10,1%
0,8%
0,6%
Growth (%) 11,8%
2017 20182019
(outlook)2020
- RMP 4,6 2,6 5,2 6,3
- PNBP 21,8 23,6 26,7 27,1
- BLU 40,5 41,4 45,5 42,9
- PHLN 24,1 25,9 19,8 22,3
- PHDN 7,0 18,5 1,2 3,0
- SBSN 17,1 19,3 27,0 30,8tahun 2017 dan 2018 termasuk hibah langsung dalam/luar negeri
Belanja K/L tahun 2020 diarahkan untukmeningkatkan efisiensi dan efektivitas, melayani,mendukung penguatan daya saing SDM danperlindungan sosial.
Kementerian Keuangan 17
Tindak lanjut yang harus dilaksanakan… (1)
1. Perlu dilakukan penajaman program dan kegiatan oleh semua K/L, untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2. Perlu sinergi dan koordinasi antara K/L, Pemerintah Daerah, dan instansi lainnya,
seperti:
a. Sinergi di bidang Kesehatan antara Kemenkes, Pemda, dan BPJS
b. Sinergi penguatan Vokasi link and match dengan kebutuhan Industri
c. Sinergi di bidang Pendidikan keberlanjutan program pendidikan untuk masyarakat miskin sejak
usia dini, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kerja (PAUD, KIP, KIP Kuliah/Bidik Misi, Kartu Pra Kerja)
d. Sinergi pengembangan pariwisata penyediaan sarana dan prasarana, transportasi, termasuk
pemberdayaan masyarakat lokal
e. Sinergi pengembangan jaringan gas efisien subsidi LPG
f. Sinergi pemenuhan kebutuhan pokok di perkotaan penyediaan air bersih, sanitasi perumahan,
dan pengelolaan sampah
3. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan:
a. Belanja pegawai : pemberian gaji ke-13, THR, pengelolaan PNS dengan prinsip zero growth,
memperhitungkan indeks kenaikan pangkat/golongan.
b. Belanja barang : Biaya pemeliharaan dengan standar biaya terbaru, Biaya pemeliharaan tambahan aset
Kementerian Keuangan 18
Tindak lanjut yang harus dilaksanakan… (2)
4. Pengalokasian sumber dana non RM PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu
pada surat bersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L 2020
5. Alokasi anggaran pendidikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan
(5% dari APBN), yang merupakan amanat UUD 1945 dan UU Kesehatan, tidak boleh
berkurang.
6. Efisiensi belanja K/L terutama perjalanan dinas, paket meeting, dan honorarium
7. Identifikasi proyek di masing-masing K/L yang dapat dilaksanakan dengan skema KPBU AP,
dengan tetap menjaga kualitas pelayanan dan capaian output
8. Alokasi per program, di luar yang bersifat wajib dipenuhi dan wajib dialokasikan, merupakan
ancar-ancar dan bersifat indikatif, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaian
9. Apabila ada usulan baru yang lebih prioritas, maka:
a. pendanaannya dilakukan dengan penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang
ada,
b. didiskusikan/disepakati dalam forum trilateral meeting.
Kementerian Keuangan 19
Tahapan Pagu Indikatif menuju Pagu Anggaran membutuhkan
koordinasi yang baik antara Kemenkeu, Bappenas dan KL
N0. Uraian Pihak Terkait Substansi dan Hal Penting
1. Penyusunan Renja K/L
K/L K/L menyusun Renja berdasarkan Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP K/L yang terkait langsung dengan pencapaian prioritas nasional, capaian
kinerja program/kegiatan harus tercermin dalam umusan kinerjanya.
2. Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting)
Kemenkeu, Bappenas, K/L
Tujuan: • meningkatkan koordinasi dan kesepahaman 3 pihak terkait pencapaian
sasaran prioritas pembangunan nasional, dan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan belanja tahun 2020;
• menjaga konsistensi kebijakan dalam RPJM, RKP, Renja K/L, serta RKA-K/L;
3. Penyampaian Renja K/L kepada Kemenkeu dan Bappenas
Kemenkeu, Bappenas, K/L
K/L menyampaikan Renja dengan melakukan penyesuaian berdasarkan dokumen kesepakatan dalam forum Trilateral Meeting.
4. PenyampaianKEM PPKF dan
RKP 2020
Kemenkeu dan Bappenas
Menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan rancangan Rencana KerjaPemerintah ke DPR dasar penyusunan RAPBN 2020
5. Pembicaraan Pendahuluan
Kemenkeu, Bappenas, K/L
Pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, prioritas anggaran, serta rancangan RKP
6. Penetapan Pagu Anggaran K/L
Kemenkeu dan Bappenas
Menteri Keuangan dan Ka. Bappenas menyampaikan surat pagu anggaran K/L dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, besaran pagu indikatif, Renja K/L, dan hasil evaluasi kinerja K/L.
Kementerian Keuangan
Penutup
Pagu Indikatif 2020 diterjemahkan ke dalam Renja K/L dan dibahas dalam forum trilateralmeeting antara Kemenkeu, Bappenas dan Kementerian/Lembaga.
Fokus pada upaya untuk memenuhi target prioritas pembangunan nasional, efisien,dan peningkatan pelayanan.
Apabila terdapat kebutuhan strategis/ mendesak/ urgent, mengoptimalkan paguindikatif di masing-masing K/L serta diusulkan internal Pemerintah terlebih dahulu
mendapat direktif Presiden
Dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBN tahun 2020 (Mei-Juni 2019), K/L agar tetapberpedoman pada kebijakan yang sudah ditetapkan dalam KEM & PPKF danRancangan RKP 2020
Mempertimbangkan keterbatasan waktu, proses penyusunan Renja K/L dan trilateralmeeting dapat dilakukan secara efisien dan efektif
20
Kementerian Keuangan
Terima Kasih
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
21