pocket periodontal
DESCRIPTION
Gigi MulutTRANSCRIPT
POCKET PERIODONTAL
Definisi
Istilah saku (pocket) diartikan sebagai sulkus gingival yang bertambah dalam
secara patologis. Saku yang terbentuk semata-mata karena bergeraknya tepi
gingival ke arah koronal tanpa disertai perubahan perletakan epitel penyatu
dinamakan sebagai saku gusi atau saku relatif atau saku semu (gingival pocket /
relative pocket / false pocket). Sebaliknya saku yang terbentuk karena telah
bergeraknya perlekatan epitel penyatu ke apical, dengan atau tanpa bergeraknya
tepi gingival ke koronal, dinamakan sebagai saku periodontal atau saku absolut
atau saku sebenarnya (periodontal pocket / absolute pocket / true pocket).
Pembentukan poket yang progresif dapat menyebabkan destruksi jaringan
periodontal pendukung dan kehilangan serta ekspoliasi gigi.
Etiologi
Bertambahnya kedalaman sulkus gingival yang normal disebabkan oleh:
a. Bergeraknya tepi gingival ke arah koronal akibat adanya pertambahan besar
gingival, seperti pada gingivitis akan menghasilkan gingival pocket
b. Perpindah epitel jungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel terlepas dari
permukaan gigi akan menghasilkan true pocket
c. Kombinasi antara keduanya
Patogenesis
Saku periodontal disebabkan oleh mikroorganisme dan produknya, yang
menimbulkan perubahan patologis pada jaringan yang menjurus ke pendalaman
sulkus gingival. Pembentukan saku diawali oleh perubahan inflamatori yang
diakibatkan oleh plak bakteri pada dinding jaringan ikat sulkus gingival. Cairan
dan sel-sel eksudat inflamasi menyebabkan degenerasinya jaringan ikat di
sekitarnya, termasuk serabut gingival.
Tepat di bawah epitel penyatu terjadi perusakan terhadap serabut kolagen,
dan daerah tersebut akan diinfiltrasi oleh sel-sel dan eksudat inflamasi. Di bawah
daerah tersebut dijumpai daerah dengan perusakan sebagian dan lebih ke bawah
lagi daerah dengan perlekatan jaringan ikat yang normal.
Ada dua hipotesa yang dikemukakan berkaitan dengan mekanisme
penghancuran kolagen tersebut:
a. Kolagenase dan enzim lisosomal lainnya yang diproduksi lekosit
polimorfonuklear dan makrofag menghancurkan makrofag
b. Fibroblast memfagositosa serabut kolagen dengan jalan menjulurkan
processus sitoplasmiknya ke pertemuan ligament periodontal-sementum, dan
dengan jalan meresorbsi fibril kolagen yang melekat serta fibril yang berada
pada matriks sementum
Sebagai akibat dari penghancuran dan hilangnya kolagen, bagian apikal dari
epitel penyatu berproliferasi sepanjang permukaan akar gigi, dengan menjulurkan
penonjolan-penonjolan yang mirip jari-jari (finger-like projection) dengan
ketebelan dua atau tiga sel.
Bagian koronal dari epitel penyatu lepas dari permukaan akar begitu bagian
apikalnya migrasi atau berproliferasi. Sebagai akibat inflamasi, lekosit
polimorfonukleus (LPN) yang menginvasi tepi koronal dari epitel penyatu
bertambah jumplahnya. LPN tersebut tidak berikatan satu sama lainnya maupun
ke sel-sel epitel yang tersisa. Apabila jumlah relative LPN telah mencapai 60%
atau lebih volume epitel penyatu, epitel penyatu akan kehilangan daya ikatnya dan
terlepas dari permukaan gigi. Dengan demikian, dasar sulkus bergerak ke apikal
dan epitel sulkular akan menempati bagian dinding sulkus (atau saku) yang
bertambah secara pelan-pelan.
Dengan berlanjutnya inflamasi, besar gingiva bertambah sehingga krista tepi
gingiva bergerak ke arah koronal. Migrasi epitel penyatu sepanjang permukaan
akar gigi terus berlanjut dan epitel penyatu lepas dari permukaan gigi. Lekosit dan
eksudat inflamasi dari jaringan ikat yang terinflamasi menginfiltrasi dinding epitel
saku, dengan akibat terjadinya degenerasi dan nekrosis.
Peralihan dari sulkus gingival menjadi saku periodontal menciptakan suatu
daerah dimana penyingkiran plak menjadi sukar sehingga memperparah keadaan.
Poket periodontal mengandung debris terutama terdiri dari mikroorganisme
dan produk-produknya (enzim, endotoksin, dan hasil metabolisme lainnya), cairan
gingiva, sisa makanan, mucin salivari, desquamasi sel epitelial, dan leukosit. Plak
atau kalkulus biasanya menutupi permukaan gigi. Plak yang ditutupi kalkulus
biasanya merupakan proyeksi dari permukaan gigi . jika exudat purulen muncul
maka dia mengandung lekosit yang hidup yang mengalami degenerasi dan
nekrotik (dominan PMN); bakteri yang hidup dan mati, serum dan sejumlah kecil
fibrin.
Permukaan akar gigi yang mendidingi saku sering mengalami perubahan
yang berakibat memperparah inflamasi pada periodonsium, menimbulkan nyeri
sakit, dan mempersulit perawatan. Perubahan pada sementum akar gigi tersebut
mencakup:
a. Perubahan struktural
Akibat pembentukan saku periodontal, pada sementum bisa dijumpai
pembentukan granul-granul patologis yang merupakan daerah yang tadinya
berisi kolagen sebelum mengalami degenerasi atau berisi fibril kolagen yang
tidak mengalami mineralisasi. Lalu ditemukan daerah dengan mineralisasi
yang meningkat yang disebabkan oleh interaksi antara mineral dengan
komponen organic pada sementum yang terpapar oleh saliva. Terakhir,
ditemukan daerah demineralisasi dimana akibat terpaparnya sementum
terhadap cairan oral dan plak bakteri terjadi proteolysis sisa serabut Sharpey
yang masih tertanam dalam sementum sehingga menyebabkan sementum
menjadi lunak dan mengalami frakmentasi dan terbentuk karies.
b. Perubahan kimiawi
Kandungan mineral dari sementum yang terlibat meningkat, misalnya
kalsium, magnesium, fosfor, dan fluor. Sementum yang terpapar dapat
mengabsorbsi kalsium, fosfor dan fluor dari lingkungan sekitar, sehingga bisa
terbentuk lapisan yang sangat terkalsifikasi yang resisten terhadap
pembentukan karies. Namun, kemampuan sementum mengabsorbsi substansi
dari lingkungan sekitar bisa berakibat buruk apabila yang diabsorbsi adalah
substansi toksik.
c. Perubahan sitotoksik
Bakteri ternyata bisa penetrasi sampai ke batas sementum-dentin. Selain
bakteri, produk bakteri seperti endotoksin bisa pula masuk ke sementum.
Penyebaran infeksi dari poket periodontal bisa menyebabkan perubahan
biologis dalam pulpa. Perubahan seperti ini mempengaruhi gejala rasa sakit atau
mempengaruhi respon pulpa secara kurang baik terhadap prosedur restoratif.
Keterlibatan pulpa pada penyakit periodontal, terjadi baik melalui foramen apikal
maupun kanal lateral pada akar setelah penyebaran infeksi dari poket melalui
ligamentum period. Perubahan pulpa, inflamasi dan atrofik, terjadi dalam kasus-
kasus seperti ini.
Terbentuknya poket dapat menyebabkan resesi gingiva dan telanjangnya
permukaan akar gigi. Keparahan resesi pada umumnya tidak selalu berhubungan
dengan kedalam poket. Derajat resesi tergantung pada lokasi dasar poket terhadap
permukaan akar gigi, sedangkan kedalaman adalah jarak antara dasr poket dan
puncak gingiva. Kedalaman poket dapat sama tetapi mempunyai derajat resesi
yang berbeda. Kepadatan dari kehilangan tulang berkorelasi dengan kedalaman
poket.
Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan morfologi dan hubungan dengan struktur terdekat
dibagi atas 2 yaitu:
1.1 Gingival pocket / relatif pcoket / false pocket / pseudo pocket , dimana
poket dibentuk oleh pembesaran gingiva dan tidak terjadi kerusakan
jaringan pendukung dibawahnya. Sulcus gingiva menjadi dalam karena
bertambahnya ukuran gingiva.
1.2 Absolute poket / periodontal pocket / true pocket adalah poket yang terjadi
karena kerusakan jaringan periodontal pendukung.
2. Klasifikasi berdasarkan lokasi dasar saku:
2.1 Saku supraboni atau saku suprakrestal atau saku supraalveolar ( suprabony
pocket / subcrestal pocket / supra-alveolar pocket )
Tipe saku periodontal dimana dasar sakunya berada koronal dari tulang
alveolar. Ini disertai dengan kerusakan serabut gingiva di dekatnya,
ligamen periodonsium, dan puncak tulang alveolar. Poket supraboni
dihubungkan dengan resorpsi tulang horizontal, yaitu penurunan
ketinggian puncak alveolar keseluruhan, umumnya puncak tulang dan
permukaan akar membentuk sudut siku-siku.
2.2 Saku infraboni atau saku intraboni ( infrabony pocket / subcrestal pocket /
intra-alveolar pocket )
Tipe saku dimana dasar sakunya berada apikal dari level tulang alveolar
yang berbatasan; dengan kata lain dinding lateral saku berada antara
permukaan gigi dengan tulang alveolar. Poket infraboni dihubungkan
dengan resorpsi tulang vertikal (resorpsi tulang angular), yaitu kehilangan
tulang yang membentuk sudut tajam terhadap permukaan akar.
Gambar 1. (A) Saku gusi, (B) Saku supraboni, (C) Saku infraboni
3. Berdasarkan jumlah permukaan yang terkena, dapat dibagi atas :
3.1 Simple pocket : dimana hanya mengenai satu sisi / permukaan gigi
3.2 Compound pocket : poket yang hanya mengenai 1 atau > permukaan
gigi, dimana besar poket berhubungan langsung dengan marginal
gingiva masing-masing permukaan yang terkena poket : bukal, distal,
mesial, lingual pada satu gigi.
3.3 Complex pocket / spiral pocket / multiple pocket spiral : berasal dari
satu permukaan gigi dan sekelilling gigi meliputi 1 atau > permukaan
tambahan. Hubungannya dengan permukaan gingiva adalah pada
permukaan gingiva dimana dasar poket tersebut berada.
Gambar 2. Klasifikasi saku berdasarkan permukaan yang terkena. (A) Saku simple, (B) Saku gabungan, (C)
Saku kompleks
Diagnosis
Satu-satunya cara yang paling akurat untuk menetapkan lokasi saku
periodontal dan menentukan perluasannya adalah dengan jalan probing secara
hati-hati pada setiap permukaan gigi dumulai dari tipe gingival ke arah apikal.
Meskipun demikian ada beberapa ciri-ciri klinis maupun symptom yang dapat
dijadikan pedoman guna mencurigai keberadaan saku periodontal, yaitu:
a. Gingival bebas menebal dan berwarna merah kebiru-biruan
b. Adanya zona vertikal berwarna merah kebiru-biruan mulai dari tepi gingival
ke mukosa alveolar
c. Perdarahan gingival dan / atau supurasi (penahanan)
d. Gigi menjadi mobil
e. Terjadinya diastema yang sebelumnya tidak ada
Simtom yang menyertai pembentukan saku periodontal bisa berupa:
a. Nyeri sakit yang terlokalisir pada daerah saku
b. Nyeri sakit yang terasa di dalam tulang
Penatalaksanaan
1. Scaling dan root planning
Scaling adalah prosedur pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan
supragingiva dan subgingiva sedangkan root planning adalah prosedur
pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga diperoleh
permukaan akar gigi yang mulus dan bersih. Tujuan dari scaling dan root
planing adalah meningkatkan kesehatan gingiva dengan mengambil elemen
penyebab inflamasi gingiva yaitu plak, kalkulus, endotoksin dari permukaan
gigi. Prosedur scaling dan root planning adalah:
1.1. Deteksi Kalkulus
Dengan pemeriksaan visual dan penggunaan eksplorer.
1.2. Scaling manual
Proses pengambilan deposit dengan alat instrumentasi manual dengan
tenaga yang dihasilkan dari kekuatan jari dan tangan operator. Alat
instrumentasi:
1.2.1. Sickle scaler
1.2.2. Kuret
1.2.3. Hoe, Chisel, dan File scaler.
1.3. Scaling dengan menggunakan alat ultra Sonic Scaler (USS)
1.4. Polishing
Polishing merupakan prosedur menghaluskan permukaan gigi bagian
supragingiva setelah prosedur scaling. Alat instrumentasi : handpiece, low
speed, bisa menggunakan rubber cup atau brush.
2. Kuret
Kuret adalah tindakan membersihkan jaringan lunak pada bagian dalam
dinding poket dari jaringan granulasi/nekrotik dengan tujuan mengganti
jaringan granulasi pada dinding poket dengan luka yang segar, luka tersebut
akan merangsang aktivitas pagositosis unutk meresorbsi toksin dan jaringan
nekrotik sehingga dapat menyembuhkan jaringan dan keradangan.
Indikasi kuret adalah suprabony pocket dengan dinding yang edematous
dan beberapa jenis gingivitis kecuali gingival enlargement. Sedangkan
kontraindikasi kuret adalah:
2.1. Poket dengan dinding gingiva yang fibrotik. Bila dinding gingiva
menunjukkan tanda-tanda fibrotik maka setelah kuretase tidak terjadi
pengkerutan jaringan gingiva.
2.2. Poket yang dalam, dimana lapangan penglihatan kita akan terbatas pada
waktu melakukan skaling dan kuretase. Keterbatasan tersebut
menyebabkan kemungkinan tertinggalnya sisa-sisa kalkulus/nekrotik
semen atau jaringan granulasi dalam poket tersebut.
Mekanisme kuret
2.3. Dengan membersihkan semua jaringan granulasi/ulserasi maka keradangan
akan mereda. Hal tersebut diikuti dengan berkurangnya eksudat radang,
dan akan menyebabkan pengkerutan gingival.
2.4. Dengan membersihkan jaringan granulasi/nekrotik pada dinding jaringan
lunak serta permukaan akar maka akan terjadi perlekatan kembali antara
gingival dengan permukaan gigi.
3. Gingivektomi
Gingivektomi adalah penghilangan seluruh dinding jaringan luna pada
poket. Tujuannya adalah menghilangkan poket gingival dengan cara
melakukan reseksi jaringan gingival.
Indikasi gingivektomi adalah:
3.1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari
pertautan mukogingiva.
3.2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa alveolar.
3.3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan
dibedah.
3.4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
3.5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.
3.6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia (sehingga jika
gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar).
Keterbatasan dan kelebihan gingivektomi:
3.7. Prosedur gingivektomi menimbulkan luka terbuka yang pulih melalui fase
sekunder.
3.8. Jaringan yang terbuang sebenarnya dapat digunakan untuk menutup luka
dan pemulihan terjadi melalui proses primer.
3.9. Cacat tulang alveolar tidak terlihat dan karena itu tidak dapat diperbaiki
sepenuhnya.
3.10.Daerah perlekatan gingiva dapat hilang.
3.11.Mahkota klinis memenjang dan pada bagian depan mulut menimbulkan
estetik yang buruk dan kurang dapat diterima pasien. Pasien perlu
diberitahu sebelum operasi bahwa gigi-geligi setelah operasi akan terlihat
lebih panjang.
3.12.Akar yang terbuka sangat sensitif. Beberapa sensitivitas terhadap dingin
dan manis segera setelah gingivektomi sangat sering terjadi namun gejala
ini biasanya sementara. Apabila menetap, perlu digunakan agen
desensitisasi.
4. Flap approach
Flap didefinisikan sebagai bagian dari gingiva, mukosa alveolar, atau
periosteum yang masih memiliki suplai darah pada saat diangkat atau
dipisahkan dari gigi dan tulang alveolar. Tujuan flap adalah memberi akses
untuk melakukan detoksifikasi akar, mengurangi poket yang meluas atau
melebihi pertautan mukogingiva, menyediakan atau mempertahankan daerah
gingiva cekat yang cukup, membuka akses untuk mencapai tulang
dibawahnya, untuk merawat cacat tulang, memudahkan prosedur degeneratif.
Flap approach adalah suatu operasi untuk perawatan poket dengan indikasi
poket suprabony dan infrabony yang dalam dan perawatan poket yang perlu
tindakan koreksi kontur tulang. Indikasinya adalah suprabony dan infrabony
poket yang dalam, dimana dasar poket telah telah mencapai alveolar mukosa
serta perawatan poket yang perlu diikuti dengan tindakan koreksi kontur
tulang.
Tahap flap approach:
4.1. Pemberian lokal anestesi, baik secara blok maupun infiltrasi.
4.2. Dengan skalpel tajam pada daerah gigi yang bersangkutan dilakukan
inverse bevel incise/insisi miring kedalam.
4.3. Membuat vertikal incisi pada kedua sisi daerah operasi.
4.4. Dengan rasparatorium, flap dipisahkan dari tulang.
4.5. Setelah flap diangkat, semua deposit kalkulus, nekrotic cement dan
jaringan granulasi yang melekat pada permukaan akar dibersihkan dan
permukaan akar dihahuskan.
4.6. Tahap selanjutnya membersihkan periodontal fiber yang terdapat pada
permukaan tulang. Bila terdapat tulang yang tajam, maka bagian tersebut
dihaluskan