pnpm terhadap kemiskinan di diy

36
5/21/2018 PNPMterhadapKemiskinandiDIY-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pnpm-terhadap-kemiskinan-di-diy 1/36  KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN RENCANA SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN PNPM DAN ALOKASI BELANJA DAERAH UNTUK PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM TERHADAP PENANGGULANGAN KEMISKINAN : STUDI KASUS PADA KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI XYZ TAHUN 2006-2013 Diajukan oleh: Hendrawan Budi Susilo NPM. 134060018277 APRIL 2014

Upload: wijaya-budiman

Post on 12-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berisi mengenai proposal penelitian

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    1/36

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    TANGERANG SELATAN

    RENCANA SKRIPSI

    ANALISIS HUBUNGAN PNPM DAN ALOKASI BELANJA DAERAH

    UNTUK PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM

    TERHADAP PENANGGULANGAN KEMISKINAN : STUDI KASUS

    PADA KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI XYZ TAHUN 2006-2013

    Diajukan oleh:

    Hendrawan Budi Susilo

    NPM. 134060018277

    APRIL 2014

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    2/36

    ii

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATANGERANG SELATAN

    TANDA PERSETUJUAN

    RENCANA SKRIPSI

    NAMA : HENDRAWAN BUDI SUSILO

    NOMOR POKOK MAHASISWA : 134060018277

    BIDANG SKRIPSI : SEMINAR KEUANGAN PUBLIK

    JUDUL SKRIPSI : PENGARUH PNPM DAN ALOKASI

    BELANJA DAERAH UNTUK

    PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN

    PEKERJAAN UMUM TERHADAP

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN :

    STUDI KASUS PADA KABUPATEN /

    KOTA DI DAERAH ISTIMEWA

    YOGYAKARTA TAHUN 2006-2013

    Menyetujui

    Dosen Pembimbimg

    .

    NIP ..

    Mengetahui

    .

    NIP ..

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    3/36

    iii

    DAFTAR ISI

    BAGIAN PENDAHULUAN

    A. Halaman Judul ...........................................................................................i

    B. Tanda Persetujuan Rencana Skripsi ..........................................................iii

    C. Daftar Isi ....................................................................................................iii

    BAGIAN ISI

    I.

    SINOPSIS ..................................................................................................5

    A.

    PENDAHULUAN .............................................................................5

    a. Latar Belakang Penelitian ............................................................5

    b. Ruang Lingkup.............................................................................7

    c. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................8

    d.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................8

    e. Sistematika Pembahasan ..............................................................9

    f. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah ...........................................10

    B. LANDASAN TEORI .........................................................................11

    a.

    Definisi Kemiskinan ....................................................................11

    b.

    Pengukuran Kemiskinan ...13

    c. Anggaran dan Belanja Daerah .....................................................14

    d. Ruang Fiskal ................................................................................15

    e. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ..............15

    f. Penelitian Sebelumnya .................................................................16

    g. Hipotesis Penelitian .....................................................................18

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    4/36

    iv

    C.

    METODOLOGI PENELITIAN.........................................................19

    a. Gambaran Umum Objek dan Alasan Pemilihan Objek ...............19

    b. Data Yang Harus Diperoleh Dan Cara Memperoleh Data...........20

    c. Variabel Penelitian dan definisi operasional variabel ..................21

    d. Tekni pengujian variabel..............................................................23

    e.

    Model Penelitian ..........................................................................24

    f.

    Cara Pengujian Model..................................................................26

    g.

    Pengolahan data penelitian ..........................................................26

    h. Sarana Pengujian ..........................................................................30

    i. Hasil yang diharapkan..................................................................30

    j. Pengujian lain yang diperlukan ....................................................30

    k.

    Rencana Daftar Isi........................................................................30

    II. RENCANA DAFTAR PUSTAKA ...........................................................33

    BAGIAN PENUTUP

    A. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan ...........35

    B.

    Rencanan Kontinjensi ................................................................................36

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    5/36

    5

    BAGIAN ISI

    I.

    SINOPSIS

    A. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang penelitian

    Kemiskinan masih menjadi masalah dasar di Indonesia, walaupun kemiskinan

    adalah masalah yang umum dalam Negara-negara berkembang, pemerintah sebagai

    pengelola sumberdaya dan kebijakan public telah mengeluarkan berbagai program

    dan kebijakan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, namun hingga saat ini

    belum secara tuntas mengatasi permasalahan kemiskinan, walaupun ditengah

    melesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia

    Pulau Jawa sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masih

    mengalami permasalah yang pelik dalam pengentasan kemiskinan. Banyak dari kita

    beranggapan bahwa provinsi termiskin di Jawa adalah Banten dengan melihat ekspos

    media yang selama ini kita lihat dan saksikan, namun berdasarkan data dari Badan

    Pusat Statistik menunjukkan bahwa tanpa disangka provinsi termiskin se-Jawa adalah

    Provinsi XYZ.

    Hal ini kita rasa tidak masauk akal, mengingat Provinsi XYZ merupaka sebuah

    kota Jasa dan wisata dengan kemajuan pembangunannya, dan sebagai pusat kaum

    terpelajar, namun pada kenyataannya berbicara lain. Data Badan Pusat Statistik (BPS)

    terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa

    di XYZ sebesar 15,03%. Angka tersebut memang turun dari periode yang sama tahun

    2012. Namun tingkat kemiskinan di XYZ tetap menjadi yang terbesar di antara

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    6/36

    6

    seluruh Provinsi di Jawa. Sebagai gambaran DKI Jakarta yang dikenal memiliki

    banyak penduduk miskin kota persentase kemiskinannya sebesar 3,72%. Sementara

    Banten yang dikenal sebagai salah satu provinsi tertinggal memiliki angka kemiskinan

    5,89%. XYZ pun masuk ke dalam 10 besar provinsi termiskin di Indonesia. Beberapa

    aspek kehidupan masyakarat yang diduga menyebabkan tingginya kemiskinan di DIY

    adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, ketiadaan usaha produktif

    meliputi keterampilan dan daerah yang kurang produktif serta ketiadaan modal.

    Propinsi

    Persentase Penduduk Miskin (%) P1 (%) P2 (%)

    Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota + Desa Kota Desa Kota + Desa

    DKI Jakarta 3.72 - 3.72 0.39 - 0.39 0.07 - 0.07

    Jawa Barat 8.69 11.42 9.61 1.53 1.89 1.65 0.44 0.45 0.44

    Banten 5.27 7.22 5.89 1.14 0.77 1.02 0.37 0.12 0.29

    Jawa Tengah

    12.5

    3 16.05 14.44 2.06 2.64 2.37 0.51 0.66 0.59

    DI Yogyakarta

    13.7

    3 17.62 15.03 2.18 2.03 2.13 0.52 0.34 0.46

    Jawa Timur 8.90 16.23 12.73 1.42 2.66 2.07 0.34 0.66 0.50

    Indonesia 8.52 14.42 11.47 1.41 2.37 1.89 0.37 0.60 0.48

    Data dari BPS per September 2013

    Menariknya faktor pendidikan yang selama ini dianggap sebagai salah satu

    faktor jamak yang mempengaruhi pola pikir masyarakat memicu menguatnya mata

    rantai kemiskinan sepertinya kurang berlaku di DIY. Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM) DIY justru tertinggi ketiga se-Indonesia setelah Riau dan DKI Jakarta. Dengan

    demikian masalah kemiskinan di DIY bukan lagi mengenai rendahnya pendidikan

    atau hambatan cara pandang masyarakatnya melainkan masalah bagaimana

    meningkatkan kemandirian dan pendapatan penduduk DIY.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    7/36

    7

    Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana peran

    pemeritnh pusat dengan program pada cluster II pengentasan kemiskinan yaitu

    melalui pemberdayaan terutama program PNPM dan bagaimana Pemerintah Daerah

    mengalokasikan APBD melalui pengeluaran bidang Kesehatan, Pengeluaran bidang

    pendidikan dan Pengeluaran melalui Belanja daerah bidang Pekerjaan umun dengan

    judul PENGARUH PNPM DAN ALOKASI BELANJA DAERAH UNTUK

    PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM TERHADAP

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN : STUDI KASUS PADA

    KABUPATEN/KOTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

    2006-2013

    b. Ruang Lingkup

    Penanggulanngan kemiskinan bisa dipengaruhi berbagai macam faktor, dalam

    penelitian ini ruang lingkup dibatasi pada beberapa aspek yaitu:

    (1)Penelitian ini hanya mengkaji hubungan antara alokasi pada PNPM terhadap

    penanggulangan kemiskinan.

    (2)Hubungan antara alokasi pengeluaran pemeritah Daerah Istimewa Yogyakarta

    pada bidang Pendidikan, bidang kesehatan dan Pekerjaan Umum (infrastruktur

    Publik) terhadap penanggulangan kemiskinan

    (3)Objek penelitian ini adalah alokasi PNPM dan APBD Kabupaten/Kota di Daerah

    Istimewa Yogyakarta

    (4)Penelitian ini dibatasi pada pendanaan mengenai pengentasan kemiskinan yang

    berasal dari PNPM dan anggaran daerah untuk pendidikan, kesehatan, dan

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    8/36

    8

    pekerjaan umum pada kabupaten/kota di Daerah Istimewa Ygyakarta dalam

    jangka waktu 7 (tujuh) tahun mulai dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2013.

    c. Rumusan Masalah Penelitian

    Pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana sebenarnya pengaruh dari alokasi PNPM dan alokasi anggaran

    belanja daerah untuk pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap

    kemiskinan di Indonesia?

    2.

    Apakah Dari dua saluran dana dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

    pusat dan daerah mempunyai dampak yang signifikan terhadap

    penanggulangan kemiskinan?

    d. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah

    menganalisis pengaruh pendanaan dan pelaksanaan Publik Spending menggunakan

    model CDD pada PNPM dan anggaran belanja daerah pada bidang pendidikan,

    kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap kemiskinan Kabupaten/Kota di Daerah

    Istimewa Yogyakarta sehingga nantinya dapat memberikan masukan untuk

    pengambilan kebijakan yang lebih tepat dalam penanggulan kemiskinan di

    Yogyakarta. Dan dapat memberikan manfaat kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota

    dalam upaya mengalokasikan anggaran APBD dalam rangka pengentasan

    Kemiskinan.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    9/36

    9

    e. Sistematika pembahasan

    Skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab

    tersebut akan berisi pembahasan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini, penulis akan menguraikan Latar Belakang Penelitian, Identifikasi

    Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran,

    dan Metode Penelitian yang akan digunakan oleh penulis

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang diambil dari

    literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang dianggap relevan. Penulis akan

    menjelaskan mengenai gambaran umum definsi kemiskinan, pengukuran kemiskinan,

    APBD, PNPM dan penentuan hipotesis dari penelitian ini.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian, metode penelitian,

    hipotesis, , variabel penelitian dan pengukurannya, serta pengujian atas hipotesis yang

    telah disebutkan sebelumnya.

    BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

    Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai deskripsi data hasil penelitian

    dengan melaporkan hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

    BAB V SIMPULAN

    Dalam bab terakhir ini, penulis akan mengambil simpulan berdasarkan analisis yang

    telah dilakukan pada bab sebelumnya dan mencoba memberikan saran-saran

    perbaikan yang penulis pandang perlu.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    10/36

    10

    f.

    Kerangaka Pikir Pemecahan Masalah

    Latar Belakang

    Fakta

    Prosentase Kemiskinan di Daerah

    Istimewa Yogyakarta Masih Tinggi yaitu

    15,03 % diatas rata-rata Indonesia yaitu

    11,47%

    Harapan

    Penurunan Jumlah Kemiskinan

    di Yogyakarta

    PERAN SERTA PUSAT DAN DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA KABUPATEN DAN KOTA DI DAERAH ISTIMEWA

    YOGYAKARTA

    TujuanMenganalisis pengaruh pendanaan dan pelaksanaan Publik Spending menggunakan model CDD pada

    PNPM dan anggaran belanja daerah pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap

    kemiskinan di Daerah Istimewa Yo akarta

    HipotesisPengaruh pendanaan secara bersama-sama melalui PNPM dan anggaran belanja daerah untuk

    pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta

    berpengaruh negatif dan pengaruh PNPM lebih besar daripada anggaran daerah.

    Pengujian

    HipotesisVariabel Dependent

    Variabel Indeks

    Kemiskinan (Po);

    Indeks Kedalaman

    Kemiskinan (P1)

    Indeks Keparahan

    Kerniskinan P2

    Analisis

    Regresi Data

    Panel

    Variabel Independent

    PNPM

    Belanja Daerah

    Urusan Pendidikan

    Belanja Daerah

    Urusan Kesehatan

    Belanja Daerah

    urusan Pekerjaan

    umum

    Hasil Penelitian dan

    Rekomendasi Kebijakan

    Uji Kriteria ekonomi, criteria statistic,

    dan ekonometrika dengan software

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    11/36

    11

    B. LANDASAN TEORI

    a.

    Definisi Kemiskinan

    Kemiskinan Menurut Gunawan Somodiningrat (1998:26) adalah sebagai

    berikut: Kemiskinan dibedakan dalam kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

    Sedangkan berdasarkan penyebabnya, kemiskinan dapat dibedakan dalam tiga

    pengertian: kemiskinan natural (alamiah), kemiskinan struktural, dan kemiskinan

    kultural. Dikatakan kemiskinan absolut apabila tingkat pendapatan berada di bawah

    garis kemiskinan, atau pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

    minimum. Kebutuhan hidup minimum tersebut dapat diukur dengan kebutuhan

    pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan, yang diperlukan untuk bisa

    hidup dan bekerja. Kemiskinan relatif adalah keadaan perbandingan antara kelompok

    masyarakat dengan tingkat pendapatan sudah di atas garis kemiskinan. Sehingga,

    sebenarnya sudah tidak termasuk miskin, tetapi masih lebih miskin dibandingkan

    dengan kelompok masyarakat lain. Dengan ukuran pendapatan, keadaan ini dikenal

    dengan ketimpangan dalam distribusi pendapatan antar golongan penduduk, antar

    sektor kegiatan ekonomi maupun ketimpangan antar daerah. Kemiskinan natural

    adalah keadaan miskin, karena dari asalnya memang miskin. Kelompok masyarakat

    ini miskin karena tidak memiliki sumber daya yang memadai, baik sumber daya alam,

    sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, sehingga mereka tidak dapat ikut

    serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapatkan imbalan pendapatan yang

    rendah.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    12/36

    12

    Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan hasil pembangunan

    yang belum seimbang, termasuk jenis kemiskikan ini adalah kemiskinan absolut dan

    kemiskinan relatif.

    Sedangkan kemiskinan kultural adalah mengacu pada sikap hidup seseorang

    atau masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya, di

    mana mereka sudah merasa kecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok ini

    tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mudah untuk

    melakukan perubahan, menolak untuk mengikuti perkembangan, dan tidak mau

    berusaha untuk memperbaiki kehidupannya. Akibatnya, tingkat pendapatan mereka

    rendah menurut ukuran yang dipakai umum. Dengan ukuran absolut, misalnya tingkat

    pendapatan minimum, mereka dapat dikatakan miskikn. Tetapi mereka tidak merasa

    miskin dan tidak mau disebut miskin. Dengan keadaan seperti ini, bermacam tolok

    ukur dan kebijakan pembangunan sulit menjangkau mereka.

    World Bank menyimpulkan bahwa kemiskinan adalah kondisi dimana orang

    ingin lepas darinya (World Bank, 2005) dalam (Santoso, 2011). Dalam publikasi yang

    lain, yaitu World Development Report 2000/2001: Attacking Poverty, World Bank

    mendefinisikan kemiskinan sebagai ketercabutan dari kehidupan yang layak. Miskin

    adalah keadaan kelaparan, kurang tempat tinggal, kurang sandang, dan kurang

    pendidikan. Menurut definisi ini, orang menjadi miskin bukan karena kelemahan

    mereka, namun karena hal itu terjadi di luar kendali mereka. Biasanya, karena

    kebijakan yang buruk dari Institusi negara atau masyarakat yang tidak memperhatikan

    suara mereka.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    13/36

    13

    Menurut World Bank yang dikutip oleh (Santoso : 2011), ada tiga faktor utama

    penyebab kemiskinan, yaitu:

    (1)Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti:

    makanan, tempat tinggal, pakaian,dan kesehatan dan pendidikan;

    (2)Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di depan institusi

    negara dan masyarakat;

    (3)

    Rentan terkena guncangan ekonomi, terkait dengan ketidakmampuan untuk

    menanggulanginya.

    b. Pengukuran Kemiskinan

    Tiga indeks yang digunakan sebagai ukuran kemiskinan oleh BPS yaitu Indeks

    Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan.

    Pertama,Head Count Index (P0) yang biasa disebut Indeks Kemiskinan. Indeks ini

    merupakan manifestasi dan the incidence of poverty yang menggambarkan persentase

    populasi yang hidup di dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di

    bawah garis kemiskinan. Semakin kecil angka ini menunjukkan semakin berkurangnya

    jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Demikian juga sebaliknya,

    bila angka P0 besar maka menunjukkan tingginya jumlah persentase penduduk yang

    berada dibawah garis kemiskinan.

    Poverty Gap Index (P1) disebut juga Indeks Kedalaman Kemiskinan. Indeks ini

    merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin

    terhadap garis kemiskinan. Angka ini memperlihatkan jurang (gap) antara pengeluaran

    atau pendapatan rata-rata yang diterima penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    14/36

    14

    Semakin tinggi angka ini maka semakin besar kesenjangan pengeluaran/pendapatan

    penduduk miskin terhadap garis kemiskinan atau dengan kata lain semakin tinggi

    nilaiindeks menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk.

    Distributionally Sensitive Index (P2) disebut juga Indeks Keparahan

    Kemiskinan. Indeks ini dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran

    pengeluaran di antara penduduk miskin dan dapat pula digunakan untuk mengetahui

    intensitas kemiskinan. Angka ini memperlihatkan sensitivitas distribusi pendapatan

    antar kelompok miskin. Semakin kecil angka ini menunjukkan bahwa distribusi

    pendapatan diantara penduduk miskin akan semakin merata (BPS : 2013)

    c. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan

    tahunan Pemeiintahan Daerah yang dibahas dan disetujuibersama oieh Pemerintah

    Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa

    1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31

    Desember.

    Dimana dalam penyusunannnya Kepala daerah membuat rancangan APBD

    menetapkan prioritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja

    dan anggaran satuan kerja perangkat daerah. APBD Perubahan dan

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, dan

    distribusi. Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dalam tahun anggaran yang

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    15/36

    15

    bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD. Surplus APBD dapat digunakan untuk

    membiayai pengeluaran Daerah tahun anggaran berikutnya (UU No.33 tahun 2004)

    d. Ruang Fiskal

    Ruang Fiskal dapat didefinisikan sebagai ruang dalam anggaran pemerintah

    yang memungkinkan untuk menyediakan sumber daya untuk tujuan yang diinginkan

    tanpa membahayakan keberlanjutan posisi keuangan atau stabilitas ekonomi (Peter

    Heller: 2005). Ruang fiscal pada intinya adalah besarya dana dalam satu tahun

    anggaran yang bisa digunakan secara bebas oleh daerah sesuai dengan kebutuhannya.

    Dimana semakin besar dana yang masih bisa digunakan secara bebas oleh daerah

    ditunjukkan dengan Ruang Fiskalyang semakin besar. Dimana ruang fiscal mengacu

    pada dana yang masih bisa digunakan oeh pemerintah setelah seluruh pendapatan

    dikurangi belanja yang yang sudah tetap.

    e. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

    PNPM Mandiri menurut (Tim Pengendali PNPM Mandiri ) adalah program

    nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

    masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah :

    1.

    PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

    sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

    kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan

    melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur

    program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk

    mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

    kemiskinan yang berkelanjutan.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    16/36

    16

    2.

    Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

    kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

    memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

    kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan

    keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak

    untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil

    yang dicapai.

    Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah

    program pembangunan berbasis masyarakat atau Community Driven Development

    (CDD), dirumuskan untuk membangun kemandirian masyarakat dan mengurangi

    kemiskinan.

    Dalam pendanaan program PNPM terdapat dana pendamping yang diwajibkan

    kepada Daerah penerima yang disebut dengan Dana Daerah untuk Urusan Bersama

    (DDUB) dan dana yang berasal dari APBN yaitu Dana untuk Urusan Bersama

    (DUB). Besarnya dana pendamping yang dikeluarkan oleh daerah didasarkan oleh

    kemampuan fiskal daerah dan kondisi kemiskinan daerah yang telah dipetakan oleh

    Kementerian Keuangan dalam Indeks Ruang Fiskal dan Kemiskinan Daerah

    (IRFKD).

    f.

    Penelitian Sebelumnya

    Penelitian Oleh Nadhif Alawi (2006) dengan mengambil sisi pengeluaran (belanja),

    khususnya belanja pembangunan realisasi APBD Jawa Tengah untuk

    diperbandingkan dengan kemiskinan. Penelitian ini untuk menyelidiki apakah benar

    AnggaranBelanja Pembangunan Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    tingkat kemiskinan. Penelitian ini melihat pola anggaran belanja untuk

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    17/36

    17

    kebutuhanpembangunan yang dilokasikan ke dalam tiga jenis pengeluaran.pertama,

    pengeluaran untuk kebutuhan pertumbuhan ekonorni dalamrangka penciptaan

    lapangan kerja. Kedua, pengeluaran untuk human capital investment dalam rangka

    pemberdayaan masyarakat. Ketiga,pengeluaran dalam rangka menyediakan jaminan

    kesejahteraan sosial.Temuan utama dan penetitlan iniadalah pembuktian bahwa ketiga

    jenis pengeluaran pembangunan tersebut berpengaruh terhadapketiga jenis ukuran

    kemiskinan, yaitu: tingkat kemiskinan, tingkatkedalaman kemiskinan, dan tingkat

    keparahan kemiskinan di JawaTengah.

    Penelitian terdahulu dengan Judul Pengaruh PNPM dan Alokasi Belanja Daerah

    Untuk Pendidikan, Kesehatan, dan Pekerjaan umum Terhadap Penanggulangan

    Kemiskinan (Studi Kasus Kabupaten/kota di Jawa Timur Tahun 2007-2009) oleh

    Santoso (2011) memberikan kesimpulan sebagai berikut : hasil penelitian model yang

    telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk penanggulangan kemiskinan dapat

    berhasil dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan daerah. Hal ini dapat

    dilihat dengan ketiga model yang dibahas dalam tesisnya diperoleh suatu kebijakan

    terpadu mengenai penanggulangan kemiskinan. Hasil dari ketiga model tersebut

    adalah:

    Indeks kemiskinan adalah indeks yang menunjukkan persentase jumlah penduduk

    yang miskin berdasarkan garis kemiskinan di suatu daerah.F aktor yang signifikan

    mempengaruhi penurunan persentase jumlah penduduk miskin adalah PNPM dan

    alokasi belanja daerah bidang kesehatan.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    18/36

    18

    Faktor yang signifikan mempengaruhi kesenjangan pengeluaran penduduk miskin

    dengan garis kemiskinan adalah PNPM dan belanja daerah untuk pendidikan.

    Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan kesenjangan distribusi di antara

    penduduk miskin. Faktor yang signifikan terhadap kesenjagan distribusi di antara

    penduduk miskin adalah PNPM dan belanja di bidang pendidikan.

    g. Hipotesis Penelitian

    Pengaruh pendanaan secara bersama-sama melalui PNPM dan anggaran belanja

    daerah untuk pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap kemiskinan di

    Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh negatif dan pengaruh PNPM lebih

    besar daripada anggaran daerah.

    Hipotesis yang diambil adalah:

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap Indeks Kemiskinan

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Kemiskinan

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap kedalaman Kemiskinan

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Kedalaman Kemiskinan

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap Indeks Keparahan Kemiskinan

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    19/36

    19

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Keparahan Kemiskinan

    H0 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Kemiskinan

    H1 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Kemiskinan

    H0 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Kedalaman Kemiskinan

    H1 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Kedalaman Kemiskinan

    H0 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Keparahan Kemiskinan

    H1 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Keparahan Kemiskinan

    C. METODOLOGI PENELITIAN

    a. Gambaran Umum Objek dan Alasan Pemilihan Objek

    Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia

    yang merupakan peleburanNegara Kesultanan Yogyakarta danNegara Kadipaten

    Paku Alaman.Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatanPulau

    Jawabagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera

    Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu

    kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438

    http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Paku_Alamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Paku_Alamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Samudera_Hindiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Samudera_Hindiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Samudera_Hindiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Samudera_Hindiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Paku_Alamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadipaten_Paku_Alamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa
  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    20/36

    20

    desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk

    3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan,

    serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.

    Yogyakarta masih memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi dengan

    prosentase kemiskinan untuk wilayah kota sebesar 13,73% sedangkan wilayah

    pedesaan sebesar 17,62% dimana secara rata-rata adalah 15,03% dimana berada

    diatas rata-rata nasional yaitu sebesar 11,47%.

    Alasan pemilihan obyek Provinsi daerah istimewa Yogyakarta adalah, dimana

    Yogyakarta merupakan daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa,

    dengan tingkat sebaran kemiskinan yang cukup merata, dan didukung kemampuan

    daerah yang tidak terlalu timpang diantara Kabupaten dan Kota di Daerah

    Istimewa Yogyakarta sehingga diharapkan dengan menggunakan Yogyakarta

    sebagai objek penelitian bisa memberikan hasil yang cukup menggambarkan

    pengaruh Perananan Pemerintah Pusat dengan dana PNPM serta Alokasi Daerah

    dengan Belanja pada Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Pekerjaan Umum.

    b. Data Yang Harus Diperoleh Dan Cara Memperoleh Data

    Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang

    berupa laporan yang diterbitkan oleh BPS dan data realisasi APBN dan APBD

    yang dapat diperoleh dari Laporan Keuangan Pemeritah Pusat dan Laporan APBD

    Pemerintah Daerah dari masing-masing Kabupaten / Kota di Yogyakarta serta

    Laporan dari pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dimana data

    dapat diperoleh melalui website BPS maupun di Perpustakaan BPS Daerah

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    21/36

    21

    Istimewa Yogyakarta dan Permintaan data laporan ke Pemerintah daerah masing-

    masing Kabupaten Kota.

    c. Variabel Penelitian dan definisi operasioanl variable

    Dalam penelitian ini, yang menganalisa hubungan pengaruh PNPM dan Alokasi

    Belanja Daerah untuk pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umm terhadap

    peanggulangan kemiskinan menggunan variable-variabel seperti dibawah ini :

    Variabel dependent Kemiskinan, data yang digunakan yaltu:

    -Variabel Indeks Kemiskinan (Po);

    -Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1); dan

    -Indeks Keparahan Kerniskinan (P2)

    Dimana indeks tersebut di atas adalah indeks yang dikeluarkan oleh BPS.

    Diamana intuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

    memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,

    kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

    memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

    pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

    pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sumber data utama

    yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul

    Konsumsi dan Kor.

    Untuk persentase Penduduk Miskin (Po) menggunakan Head Count Index

    (HCIP0), adalah persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan

    (GK).

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    22/36

    22

    Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap

    Index-P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing

    penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin

    jauh rata-rata pengeluaran pesuduk dari garis kemiskinan.

    Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty

    Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran

    diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi

    ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

    Variabel Independen Utama, teridiri dari :

    - PNPM

    PNPM disini yang dimaksudkan adalah bagian dari upaya pemerintah pusat dalam

    pengentasan kemiskinan, dimana disini diwakili oleh alokasi PNPM yang

    digunakan yang berasal dari Pemerintah Pusat yaitu Dana Urusan Bersama

    (DUB), dimana bagian dari pemerintah daerah yaitu DDUB dikeluarkan.

    - APBD

    APBD dibagi atas tiga kelompok yaitu

    Pendidikan (PEND)

    Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah

    kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan human capital investmentmelalui

    belanja daerah dalam urusan pendidikan;

    Kesehatan (KES)

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    23/36

    23

    Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah

    kabupaten/kota untuk memberikan pelayanan kesehatan melalui belanja daerah

    dalam urusan kesehatan.

    Pekerjaan Umum (PU)

    Alokasi ini mewakili upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah

    kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan infrastruktur melalui belanja daerah

    dalam urusan pekerjaan umum

    Guna menetralkan perbedaan jumlah penduduk antar daerah, alokasi belanja

    daerah di atas ditransformasikan menjadi data per kapita dengan cara membaginya

    denganjumlah penduduk kabupaten/kota masing-masing.

    d.

    Cara/Teknik pengujian variabel

    Adapun fungsi persamaan model yang akan diregresi adalah sebagai berikut:

    P0it = f(PNPM it,PENDit ,KES it,PUit)

    P1it = f(PNPM it,PENDit ,KES it,PUit)

    P2it = f(PNPM it,PENDit ,KES it,PUit)

    Sumber data yang digunakan adalah data panelkabupaten/kota di Daerah Istimewa

    Yogyakarta. Untuk data yang berasal dan APBN, APBD, dan data kemiskinan

    digunakan data periode 2006 sampai 2013. Selanjutnya, data-data yang telah

    diverifikasi dimasukkan dalam database Eviews. Pemilihan data akan didasarkan

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    24/36

    24

    pada tingkat ruang fiskal dari APBD kabupaten/kota di Daerah Istimewa

    Yogyakarta sehingga terdapat kesamaan kemampuan keuangan daerahnya.

    e. Model Penelitian dan Metode Estimasi

    Penelitian ini mempunyai model penelitian yang bersifat kuantitatif korelasional

    yang mencari seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Dimana dalam penelitian ini modelnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

    Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi parameter

    model adalah pendekatan data panel. Dalam pendekatan ini, data disusun dalam

    bentuk kombinasi data time series dan data cross section, Penggunaan data panel

    memberikan hasil yang lebih menyeluruh dibandingkan hasih estimasi data time

    series atau cross section (Santoso ; 2011). Di samping itu, menurut Baftagi (1995)

    dalam santoso (2011), pendekatan ini memberi keuntungan antara lain:

    1. untuk mengendalikan keheterogenan individu

    Variabel Dependent

    Variabel Indeks

    Kemiskinan (Po);

    Indeks Kedalaman

    Kemiskinan (P1)

    Indeks Keparahan

    Kerniskinan P2

    Variabel Independent

    PNPM

    Belanja Daerah

    Urusan Pendidikan

    Belanja Daerah

    Urusan Kesehatan

    Belanja Daerah

    urusan Pekerjaanumum

    Analisis

    Regresi Data

    Panel

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    25/36

    25

    2.

    memberikan informasi yang lebih kaya, mengurangi kolinieritasdi antara

    variabel-variabel independent, memperbesar derajatbebas (degree of

    freedom), dan lebih efisien;

    3. lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidakbisa

    dideteksi dalam model data time seriesatau cross section;

    4. sangat sesuai untuk mempelajari dan menguji perilaku modelyang lebih

    kompleks dibanding model data time series atau datacross section.

    Persamaan regresi, data panel memilikipersamaan dasar sebagai berikut:

    Yit = + it+it

    I=1, .N; t=1,.. T

    Dalam peneiltian ini, I menunjukkan dimensi cross section yaitu urutan

    kabupaten/kota. Sedangkan t menunjukkan dimensi time series yaitu periode

    tahun.

    Berbeda dengan model regresi time series, aplikasi data panel yang menggunakan

    one-way error component model seperti dalam peneltian mendeskripsikan

    disturbance-nya sebagai berikut:

    it = i + it

    Dimana i merupakan unobservable specific effect dan vit merupakan sisa

    disturbance.

    Berkenaan dengan i terdapat dua model panel data, yaitu fixed effect dan

    random effect. Spesifkasi model fixed effect digunakan jika cross-sectional unit

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    26/36

    26

    yang digunakan dalam penelitian mencakup seluruh populasi. Sementara itu,

    spesiflkasi random effect digunakan jika cross-sectional unit yang digunakan

    dalam penelitian merupakan sampel yang diambil dan populasi yang besar

    (Baltagi,1995) dalam (Santoso,2011). Dalam analisis model panel data dikenal,

    dua macam pendekatan yang terdiri dari pendekatan efek tetap (fixed effect), dan

    pendekatan efek acak (random effect)

    f. Cara Pengujian Model

    Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah parameter-parameter dalam

    model yang telah dihasilkan sudah bermakna secara teoritis (theoritically

    meaningful) dan nyata secara statistik (statistically significant). Kriteria

    bermakna secara teoritis ditentukan dengan melihat nilaimaupun tanda taksiran

    parameter. Sedangkan kriteria nyata secara statistik ditentukan oleh tiga faktor,

    yaitu:

    a. AdjustedRSquare(goodness of fit), untuk melihat kemampuan model dalam

    menjelaskan perilaku variabel dependent;

    b. F-stat, untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama

    mampu menjelaskan variabel dependent;

    c. T-stat, untuk menguj apakah masing-masing variabel independent berpengaruh

    nyata terhadap variabel dependent.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    27/36

    27

    g. Pengolahan Data Penelitian

    a.

    Analisis regresi

    Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh

    variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Analisis regresi juga digunakan

    untuk membuat persamaan, dan digunakan untuk membuat perkiraan.

    b.

    Pengujian hipotesis

    Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas PNPM, PEND,

    KES, PU secara terpisah (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

    terikat P0, P1 dan P2. Penelitian ini mengambil tingkat signifikansi sebesar 0,05

    Untuk Model Indeks Kemiskinan (P0)

    H0 = n= 0;n=1,2,3,4 (tidak ada hubungan linier)

    H1 = Lainnya (ada hubungan linier)

    Dengan =0,05

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap Indeks Kemiskinan

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Kemiskinan

    Untuk Model Kedalaman Kemiskinan (P1)

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    28/36

    28

    H0 = n= 0;n=1,2,3,4 (tidak ada hubungan linier)

    H1 = Lainnya (ada hubungan linier)

    Dengan =0,05

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap kedalaman Kemiskinan

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Kedalaman Kemiskinan

    Untuk Model Kedalaman Kemiskinan (P2)

    H0 = n= 0;n=1,2,3,4 (tidak ada hubungan linier)

    H1 = Lainnya (ada hubungan linier)

    Dengan =0,05

    H0: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum Tidak ada

    hubungan liner terhadap Indeks Keparahan Kemiskinan

    H1: PNPM, Anggaran Pendidikan, Keseahatan dan Pekerjaan Umum

    Berpengaruh terhadap Indeks Keparahan Kemiskinan

    Pengujian Model Secara Keseluruhan (uji F)

    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

    (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

    Untuk Model Indeks Kemiskinan(P0)

    H0 = 1= 1= 3= 4 (model secara tidak signifikan menjelaskan variable

    dependent)

    H1 = minimal ada satu 0 (model signifikan menjelaskan variable)

    =0,05

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    29/36

    29

    Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikan uji

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    30/36

    30

    H1 = Secara bersama-sama variabel , PNPM, Pendidikan, Kesehatan dan PU tidak

    signifikan berpengaruh pada indeks Keparahan Kemiskinan

    h. Sarana Pengujian

    Sarana yang akan digunakan untuk pengujian statistik seluruhnya menggunakan

    perangkat lunak Eviews 6. Data diinput dengan perangkat lunak Microsoft Excel

    2007 dalam format .xlsx dan nantinya diimpor ke dalam Eviews 6.

    i. Hasil yang diharapkan

    Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat membuktikan hipotesa

    bahwa pengaruh pendanaan secara bersama-sama melalui PNPM dan anggaran

    belanja daerah untuk pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum terhadap

    kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta berpengaruh negatif dan pengaruh

    PNPM lebih besar daripada anggaran daerah.

    j. Pengujian lain yang diperlukan

    Pengujian lain yang diperlukan adalah uji normalitas, heteroskedasitisitas,

    multikolinieritas, dan autokorelasi. Hal ini berdasarkan pada (Santoso : 2005)

    yang menyatakan bahwa terdapat empat asumsi utama yang harus dipenuhi dalam

    persamaan regresi yaitu normalitas, heteroskedasitas, multikolinieritas, dan

    autokorelasi.

    k. Rencana Daftar Isi

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    31/36

    31

    HALAMAN JUDUL

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

    TANDA LULUS UJIAN KOMPREHENSIF

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    B. Ruang Lingkup Penelitian

    C.

    Rumusan Masalah Penelitian

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    E. Sistematika Pembahasan

    BAB II LANDASAN TEORI

    A.

    Landasan Teori

    a.

    Definisi Kemiskinan

    b. Pengukuran Kemiskinan

    c. Anggaran dan Belanja Daerah

    d. Ruang Fiskal

    e. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

    B. Penelitian Sebelumnya

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    32/36

    32

    C.

    Hipotesis Penelitian

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Objek dan Alasan Pemilihan Objek

    B. Data Yang Harus Diperoleh Dan Cara Memperoleh Data

    C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

    D. Teknik pengujian variabel

    E.

    Model Penelitian

    F.

    Cara Pengujian Instrumen Penelitian

    G.

    Pengujian Hipotesis

    H. Sarana (Program Komputer) yang Digunakan

    I. Hasil yang Diharapkan

    J. Pengujian Lainnya yang Diperlukan

    BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

    A. Analisis Deskriptif

    B. Analisis Regresi

    C. Pembahasan

    BAB V SIMPULANDAN SARAN

    A.

    Simpulan

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRANLAMPIRAN

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    33/36

    33

    II.

    RENCANA DAFTAR PUSTAKA

    Literatur yang akan digunakan penulis sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini

    adalah:

    Brata, Aloysius Gunadi. (2005). Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan

    Manusia, dan Kemiskinan.Lembaga PenelitianUniversitas Atma Jaya Yogyakarta,

    Februari

    Capra, M Umer. (1999). Islam dan Tantangan Ekonomi: Islamisasi Ekonomi

    Kontemporer, Edisi Terjemahan, Surabaya: Risalah Gusti

    Capra, M Umer. (2000). Islam dan Pembangunan Ekonomi, edisi terjemahan, Jakarta:

    Gema Insani Press

    Capra, M Umer. (2001). Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, edisi

    terjemahan, Jakarta: Gema Insani Press

    Chemingui, Mohamed Abdelbasset (2007).Public Spending and Poverty Reduction inan Oil based Economy: The Case of Yemen,Revised: January

    Huda, Nurul, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution, Ranti Wiliasih (2008),

    Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

    IDB, (1985).Management of Zakah in Modern Muslim Society,Paper diseminarkan

    pada Seminaron Management of Zakah in Modern Muslim Society, di Karachi,

    Pakistan, 22 April-02 Mei 1985

    Iyig, Wulan (2001). Rancangan Sistem Kesejahteraan Sosial (Social Security System)

    Di Indonesia Dalam Perspektif Akutansi (Studi Empiris Propinsi Daerah Istimewa

    Jogjakarta), Tesis Program Pascasarjana UGM.

    Gunawan Sumodiningrat. (1998). Membangun perekonomian rakyat. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Kahf, Monzer.Public Sector Economics From Islamic Persfektif

    Karim, Adiwarman A (2007), RajaGrafindo Persada

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    34/36

    34

    Alam, Jaoharul. Disparitas Pendapatan dan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi. Universitas

    Indonesia. 2006

    Alawi, Nadif. Pengaruh Anggaran Belanja Pembangunan Daerah terhadap

    Kemiskinan Studi Kasus: Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2002-2004.

    Universitas Indonesia. Jakarta. 2006

    Andika, Muhammad Nova. Pengaruh Anggaran Belanja Pemerintah Daerah DKI

    Jakarta terhadapa Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Kota. Universitas

    Indonesia. 2004.

    Aritenang, Adiwan F. A Study on Indonesia Regions Disparity: Post Decentralization.

    2008

    Dethier, Jean-Jacques. Decentralisation And Poverty Reduction: Exploring The

    Linkages. 2004

    Hendra, Roy. Determinan Kemiskinan Absolut Di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera

    Utara Tahun 20052007. Universitas Indonesia. Jakarta. 2010

    Hendrasto, Tatot. Pengaruh Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Minyak Bumi

    terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Regional Riau.

    Universitas Indonesia. 2003

    Hestiana,Agustri. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pemberdayaan

    PenanggulanganKemiskinan(StudiKasusPNPMP2KPdiDesaBatu

    KuningdanDesaTebatKubuKabupatenBengkuluSelatan)

    Jasmina, T., A. Bayhaqi, L. Trialdi dan Usman. 2001. Analisa Peringkat

    Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota. Jurnal Ekonomi dan Keuangan

    Indonesia, 49 (4) : 423-451.

    Ladjin , Nurjanna. Analisis Kemandirian Fiskal Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus

    Di Propinsi Sulawesi Tengah). Universitas Diponegoro. 2008

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    35/36

    35

    BAGIAN PENUTUP

    I. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan

    Rencana aktivitas dan periode pelaksanaan penyusunan skripsi yang dirancang

    oleh penulis adalah sebagai berikut:

    Usulan

    Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    PenyusunanOutline

    Penyusunan

    BAB I

    Penyusunan

    BAB II

    Penyusunan

    BAB III

    Penyusunan

    BAB IV

    Penyusunan

    BAB V

    Tahap

    Penyelesaian

    Jadwal tersebut telah disesuaikan dengan Jadwal Skripsi dan Ujian

    Komprehensif Program Diploma IV Semester X Akuntansi Tahun 2014 yang

    diumumkan oleh Sekretariat Diploma IV STAN.

  • 5/21/2018 PNPM terhadap Kemiskinan di DIY

    36/36

    36

    III.Rencana Kontinjensi

    Jika dalam penyusunan skripsi ini penulis menemui hambatan baik dalam

    pengumpulan data maupun dalam pembahasan masalah, maka akan dilakukan

    perubahan-perubahan dari rencana skripsi yang telah disusun. Perubahan-perubahan

    tersebut meliputi perubahan objek penelitian, perubahan metode penelitian, perubahan

    pendekatan penyusunan skripsi, atau perubahan judul, bab dan subbab skripsi.

    Sesuai dengan ketentuan resmi penyusunan skripsi, sebelum melakukan

    perubahan-perubahan diatas penulis akan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan

    dosen pembimbing dan akan melaporkan pada lembaga jika terjadi perubahan yang

    signifikan.