pneumatik 1 (rangkaian dasar)

Upload: dwi-achmad-satrio

Post on 27-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    1/31

    Rangkaian hidrolik

    Sebuah diagram rangkaian hidrolik akan menunjukkan bagaimana sebuah rangkaian

    hidrolik itu disusun atau dibangun.

    Setiap bagian dari sebuah rangkaian hidrolik akan digambarkan sebagai simbol (lambang) dan

    akan dihubungkan satu dengan lainnya sesuai dengan perencanaan atau design yang

    diinginkan. Pipa-pipa penghubung antara satu bagian dengan bagian lainnya akan digambarkan

    sebagai sebuah garis.

    Tahap-tahap fungsi masing-masing bagian dari sebuah sistem hidrolik dapat dilihat dari diagram

    rangkaian hidroliknya (circuit diagram). Biasanya juga tersedia daftar langkah kerja setiap bagian

    dari rangkaian hidrolik tersebut, sehingga dengan mudah dapat diketahui aktu kerja dari setiap

    bagian dengan tepat.!alau diperhatikan dari beberapa diagram rangkaian hidrolik, maka akan dijumpai bermacam-

    macam "ariasi langkah kerja (sitching se#uences) sebuah rangkaian hidrolik. $ni adalah bagian

    dari pengembangan pemakaian sistem hidrolik.

    1. Sistem Hidrolik Sederhana (Simple Hydraulic System)

    %ambar berikut ini adalah sebuah rangkaian hidrolik yang sangat sederhana. Sebuah

    pompa (no.&), yang mempunyai kapasitas pemompaan yang tetap, menghisap fluida dari sebuah

    tanki reser"oir dan mengirimkan fluida tersebut keseluruh rangkaian hidrolik. Pada posisi netral

    katup pengatur manual (manually directional control "al"e, no.'), fluida hidrolik akan bersirkulasi

    bebas tanpa bertekanan dari pompa kembali ke tanki reser"oir. danya dua buah pegas pada sisi

    kiri dan kanan katup pengatur, memaksa katup pengatur berada pada posisi netral.

    pabila katup pengatur (no.') digerakkan kekanan (pada posisi panah yang sejajar), maka fluida

    akan masuk kedalam ruangan piston dari silinder (no.). *aka piston rod akan bergerak keluar

    atau kekanan.

    !ecepatan gerak piston rod tergantung pada aliran dari pompa dan ukuran dari piston (luasan

    penampang piston).

    %aya yang terjadi pada piston rod, tergantung pada luasan penampang piston dan tekanan kerja

    sistem. Tekanan kerja sistem maksimum dan pembebanan sistem hidrolik dapat diatur pada

    katup pengatur tekanan (pressure relief "al"e no.+).

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &

    %ambar &. angkaian hidrolik sederhana

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    2/31

    Tekanan sesungguhnya yang tersedia untuk mengatasi tahanan yang harus diatasi dapat dibaca

    pada alat pengukur tekanan (pressure gauge no.).

    2. Sistem hidrolik dengan katup pengatur arah yang dihubungkan seri

    pabila pada sistem hidrolik sederhana, yang telah dibicarakan sebelumnya,

    ditambahkan satu atau lebih katup-katup pengatur, maka ada satu sistem yang disebut dengan

    "series sitching se!uence". Sistem ini adalah sistem yang menghubungkan saluran kembali

    (ke tanki) pada katup pengatur pertama kepada saluran masuk katup pengatur kedua.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    3/31

    Perlu

    diperhatikan disini, baha sistem ini kerjanya sangat terbatas. /ang dimaksudkan dengan sangatterbatas disini adalah, baha silinder-silinder harus bekerja bergantian, karena katup-katup

    pengaturpun harus bekerja bergantian. !alau beroperasi bersama-sama maka gerakan dari

    masing-masing silinder akan kacau, karena tekanan dan kecepatan fluida terganggu.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 +

    %ambar . Sistem hidrolik dengan katup pengatur arah seri

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    4/31

    . Sistem hidrolik paralel dengan beberapa katup pengatur arah.

    Sebuah "ariable displacement pump (no.&), dimana kapasitas pemompaannya bisa diatur

    oleh sebuah motor pengatur (no.), menghisap fluida dari tanki dan mengirimkannya kepada

    sistem hidrolik yang dihubungkan dengan pompa tersebut.

    Saluran ini terbagi menjadi tiga cabang, dimana silinder-silinder 0, 1 dan &2 akan dilayani oleh

    katup-katup pengatur , dan 3.

    !atup-katup pengatur dan silinder-silinder dihubungkan secara parallel. Pada contoh gambar

    diatas, katup dan katup mempunyai port P, port , Port B dan port T, dimana masing-masing

    katup adalah pada kedudukan netral. !atup pengatur 3 mempunyai port P dimana kedudukan

    katup adalah pada posisi kanan.

    Sistem tekanan yang diatur pada katup pengatur tekanan (pilot operated "al"e no.+), sangat

    membantu kerja katup pengatur.4engan menekan tombol dari katup pengatur arah +5 (no.'), tekanan kerja didalam rangkaian

    hidrolik dapat dibaca pada alat pengukur tekanan.

    Sebuah double acting telescopic cylinder 0, sebuah differential cylinder 1 yang dilengkapi dengan

    sebuah constant cushioning pada bagian pistonnya, dan sebuah silinder tunggal berpegas balik

    &2 adalah silinder-silinder yang akan dioperasikan pada rangkaian ini. Sistem hubungan parallel

    ini memungkinkan bergeraknya (bekerjanya) beberapa silinder pada saat yang bersamaan.

    $nipun kalau kapasitas fluida dan tekanan fluida yang dipompakan kedalam sistem ini mencukupi.

    !alau kebutuhan tekanan dan kapasitas fluida kerja tidak tercukupi maka kerja dari silinder-

    silinder tersebut akan bekerja berdasarkan tekanan fluida dan kapasitas fluida yang ada. $ni

    berarati baha silinder dengan tekanan kerja yang paling rendah akan bergerak dahulu.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 '

    %ambar +. Sistem hidrolik paralel dengan beberapa katup pengatur arah

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    5/31

    Bila silinder yang pertama ini sampai pada akhir pergerakannya maka tekanan didalam sistem

    akan mulai naik lagi sampai pada tekanan kerja yang dibutuhkan oleh silinder selanjutnya. 6leh

    sebab itu silinder-silinder (dalam hal ini piston rodnya) akan bergerak bergantian sesuai dengan

    kebutuhan tekanan kerjanya.

    #. Sistem hidrolik dengan tingkat pengatur tekanan

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    6/31

    *isalkan didalam suatu sistem hidrolik dibutuhkan tiga tingkat tekanan (misalnya untuk

    mengatur kecepatan suatu actuator yang ber"ariasi), maka yang dapat dilakukan adalah dengan

    menghubungkan sistem saluran tertentu dengan dua buah pengatur tekanan tambahan atau

    dengan pilot "al"es.

    Pilot operated relief "al"e (pada gambar no.&) dihubungkan dengan salah satu atau kedua relief

    "al"e + dan relief "a"e ', dimana sistem kerja penghubungannya diatur oleh katup pengatur .

    pabila katup pengatur arah ini ada pada posisi netral (ditengah-tengah), maka katup + dan

    katup ' akan dihubungkan langsung dengan tanki reser"oir. 4imana tekanan sistem hidrolik pada

    kondisi ini adalah sesuai dengan tekanan yang diatur oleh katup & (pressure relief "al"e &).

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

    %ambar '. Sistem hidrolik dengan + tingkat pengatur tekanan

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    7/31

    pabila katup pengatur tekanan + atau katup pengatur tekanan ' bekerja, yaitu dengan

    mengatur katup pengatur arah kekiri atau kekanan maka katup + atau katup ' akan bekerja

    bersama-sama dengan katup no &. 4alam hal ini tekanan sistem akan mengikuti tekanan yang

    lebih kecil. 7adi pengaturan tekanan maksimum harus selalu dilakukan pada katup pengatur

    tekanan &, yang kemudian disusul dengan pengaturan tekanan yang lebih rendah pada katup

    pengatur tekanan + atau katup pengatur '.

    $. Sistem hidrolik dengan Differential switching Cylinder

    (pengaturan gerak maju dan mundur sebuah actuator dengan memanfaatkan perbedaan

    penampang).

    $stilah 8differential sitching8 bukanlah suatu istilah yang baru dalam dunia hidrolik. Sifat

    istimea dari sirkuit ini adalah selalu diisinya bagian piston no.& (pada gambar berikut) denganfluida bertekanan, sedangkan bagian piston no. (pada posisi normal katup pengatur arah +)

    akan selalu dihubungkan dengan tanki reser"oir.

    Tekanan yang bekerja pada bagian depan dan belakang dari piston inilah yang membedakan

    gaya yang bekerja pada masing-masing luasan ini (luasan annulus dan luasan piston5spool),

    inilah yang dimaksudkan dengan 8differential sitching8.

    Sistem ini dipakai apabila sistem yang bekerja membutuhkan gaya clamping hidrolik sedangkan

    pompa yang dipakai adalah pompa yang sekecil mungkin.

    Bila piston rod bergerak keluar, maka fluida dari bagian & akan keluar melalui pipa saluran '

    dan akan masuk bersama dengan aliran fluida yang dipompakan dari pompa

    kedalam bagian spool atau bagian silinder no .

    /ang perlu diperhatikan adalah gaya yang bekerja pada piston rod maupun gaya yang bekerja

    pada bagian spool (no.), sebab tekanan yang bekerja pada rod adalah selisih tekanan antara

    tekanan yang bekerja pada piston area dengan luasan annulus.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 3

    %ambar $. Sistem hidrolik dengan Differential switching Cylinder

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    8/31

    pabila dipilih perbandingan &9 antara luasan annulus dengan luasan piston, maka keuntungan

    tambahan yang akan didapatkan adalah kecepatan maju dan kecepatan kembali dari piston rod

    yang sama besarnya.

    &. Sistem hidrolik dengan double shut'o pada satu silinder

    pabila sebuah silinder hidrolik harus dapat bekerja untuk dua arah gerakan (kekiri dan

    kekanan) dan bisa berhenti pada suatu posisi gerakan tertentu (mis. setengah dari seluruh

    perjalanan lengkap piston rod), maka dibutuhkan dua buah check "al"e untuk menahan posisi

    rod pada posisi yang diinginkan tersebut. Satu dipasang sebelum saluran

    masuk port , dan yang satu lagi dipasang pada saluran masuk port B.

    Pada posisi katup pengatur seperti terlihat pada diagram (pada posisi netral), piston rod tidak bisa

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 0

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    9/31

    digerakkan baik kekiri maupun kekanan, sekalipun diberikan gaya dari luar.

    *asing-masing check "al"e ini dengan rapatnya akan menahan aliran fluida balik, dimana

    bekerjanya check "al"e ini tergantung gaya luar yang mempengaruhinya. pabila gaya luar

    menekan piston rod kekiri, maka check "al"e sebelah kiri yang bertugas untuk menahan aliran

    balik. 4emikian pula sebaliknya. /ang perlu diingat adalah, apabila katup pengatur berada pada

    kedudukan netral maka saluran masuk ke check "al"e kiri maupun saluran masuk check "al"e

    yang kanan harus dihubungkan dengan tanki reser"oir, agar tekanan didalam kedua saluran

    masuk tidak mengganggu kerja spool didalam double check "al"e.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 1

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    10/31

    .Sistem hidrolik yang dilengkapi dengan *ackpressure +al+e dan ,heck +al+e.

    pabila sebuah beban atau gaya mempengaruhi sebuah silinder (actuator) secara terusmenerus, maka kedudukan piston rod pada silinder harus dijaga agar posisinya tidak

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &2

    %ambar &. Sistem hidrolik dengan double shut-off pada satu silinder

    %ambar . Sistem hidrolik dengan Backpressure "al"e dan :heck "al"e.

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    11/31

    berubah dikarenakan kebocoran pada katup pengatur. Pencegahan pertama adalah dengan

    memasangkan pilot operated check "al"e & pada saluran kembali.

    Selain check "al"e &, sebuah backpressure "al"e (dimana katup ini terdiri dari sebuah check

    "al"e dan sebuah pressure relief "al"e yang dipasang secara parallel) harus pula dipasangkan

    seperti tertera pada gambar diatas. 4imana tekanan maksimum katup ini adalah sekitar &2;

    lebih besar dari beban yang harus ditahan. $ni dilakukan untuk mengatasi pengaruh hydraulic

    backpressure, yaitu tekanan yang terjadi pada saluran balik dikarenakan adanya gaya beban

    pada piston rod. Piston rod akan bergerak kebaah apabila bagian dari piston diberikan

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &&

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    12/31

    tekanan fluida. !ecepatan gerak turun diatur oleh flo control "al"e +. :heck "al"e yang

    dipasang secara paralel dengan control "al"e ini memungkinkan gerakan piston kembali dengan

    cepat.

    -. Sistem hidrolik dengan pengatur tekanan yang berbeda pada dua buah silinder dalam

    gerakan mau dan mundur.

    /ang dimaksudkan dengan judul diatas adalah pengaturan gerak dari dua buah silinder

    (actuator) yang berbeda aktu gerak maju dan mundurnya. 4alam gerakan maju, actuator kedua

    tidak akan maju sebelum actuator pertama selesai menempuh seluruh lintasannya. 4emikian

    pula gerakan kembalinya, sekali lagi, actuator kedua tidak akan bergerak kembali sebelum

    actuator pertama kembali sepenuhnya pada posisi semula.

    :ontoh yang paling tepat untuk rangkaian ini adalah proses chucking dan proses boring.Sistem ini dipakai untuk meyakinkan baha benda kerja betul-betul dipegang oleh chuck

    sebelum proses pengeboran dilakukan.

    !atup pengatur disini yang dipakai adalah dari jenis '5 dengan sistem operasi pedal.

    !edudukan aal kedua actuator (untuk chucking dan boring) adalah pada kedudukan piston rod

    didalam silinder (inside position). pabila katup pengatur dipindahkan posisinya (dengan

    menginjak pedal pengatur) maka port P akan berhubungan dengan port B sedangkan port akan

    langsung dihubungkan dengan tanki (port T).

    *inyak akan mengalir langsung kedalam silinder untuk chucking melalui katup pengatur tekanan

    . Piston rod untuk chucking bergerak keluar. Saluran yang menuju silinder untuk boring ditahan

    oleh katup pengatur tekanan +.

    pabila rod untuk chucking telah mencapai posisi ackir, maka tekanan didalam saluran akan naik

    (tekanan didalam chucking silinder diatur oleh katup pengatur tekanan ). Tekanan didalam

    sistem, (dari pompa ke pengatur tekanan) akan naik terus sampai pada tekanan yang diatur pada

    katup pengatur tekanan +. pabila tekanan telah mencapai tekanan katup + ini maka katup

    pengatur tekanan + ini akan terbuka, yang selanjutnya akan menggerakkan rod didalam boring

    silinder. !ecepatan gerak rod ini diatur oleh katup (flo control "al"e).

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    13/31

    %ambar -. Pencekaman dan pengeboran sistem hidrolik

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    14/31

    benda kerjanya sebelum rod pada boring kembali ke posisi semula (piston rod masuk didalam

    silinder). 4engan melepaskan pedal pengatur maka katup pengatur & akan kembali pada

    kedudukannya yang semula, dan aal gerakan kembali akan dimulai. *inyak akan segera

    mencapai silinder untuk boring dimana hubungan dengan silinder chucking terisolir oleh katup

    pengatur tekanan '.

    Saat rod pada boring silinder selesai melakukan perjalanannya, maka tekanan sistem akan naik.

    pabila tekan sistem mencapai tekanan yang telah diatur pada katup pengatur tekanan ' maka

    katup akan membuka hubungannya dengan silinder chucking, dan rod pada silinder chucking

    akan kembali pada posisi masuk.

    4idalam sistem ini, pompa yang dibutuhkan adalah pompa dari jenis 8self priming pressure

    compensated dengan "ariable stroke8, dimana tekanan maksimum operasi diatur dari pompa ini.

    /. Sistem hidrolik mesin press dengan memanaatkan Preill al+e dan ast orard

    ,ylinder.

    *esin-mesin press biasanya membutuhkan gaya yang besar, oleh sebab itu pada

    umumnya yang dibutuhkan adalah silinder-silinder dengan "olume yang besar. 4alam hal ini

    Prefill "al"e dipakai untuk menghindari pemakaian pompa berukuran besar yang sangat mahal

    harganya. Seperti dijelaskan sebelumnya baha 8Prefill =al"e8 ini adalah sejenis pilot operated

    "al"e berukuran besar.

    ,ara keranya adalah sbb

    Pertama-tama posisi lengan press berada diatas. %erakan lengan press akan kebaah apabila

    katup pengatur '5+ (no.) bekerja pada kedudukan panah bersilang, dimana tekanan minyak

    akan menggerakan kedua silinder no.& (fast forard cylinder). >luida minyak yang dibutuhkan

    untuk mengisi silinder yang besar didapatkan dari tanki + melalui pilot operated check "al"e '.

    Sesudah lengan press menyentuh benda kerja, maka gaya reaksi pada rod silinder akan

    bertambah besar dan tekanan didalam sistem akan naik. !atup pengatur tekanan akan

    membuka dan fluida dari katup pengatur akan masuk kedalam silinder press yang besar. Pada

    kondisi ini ketiga luasan piston akan mendapatkan tekanan maksimum. Prefill "al"e akan tetap

    tertahan pada kondisi menutup terhadap tanki reser"oir atas.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &'

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    15/31

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    16/31

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &

    %ambar /. Sistem hidrolik mesin press dengan memanfaatkan Prefil l =al"e dan >ast >orard

    :ylinder

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    17/31

    Pada gerakan kembali (keatas), piston pada silinder yang besar tidak akan bertekanan (bagian

    ). Pada saat itu juga, port ? pada prefill "al"e akan bertekanan (karena dihubungkan dengan

    saluran tekanan balik), dan katup pada preffil "al"e akan membuka, sehingga minyak dapat

    dialirkan kembali ke tanki +.

    10. Sistem hidrolik untuk keseimbangan beberapa silinder hidrolik

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &3

    %ambar 10. Sistem hidrolik untuk keseimbangan beberapa silinder hidrolik

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    18/31

    Sistem yang dipakai ini disebut dengan 8Boden :able8. Sistem ini sangat baik dan sangat

    membantu, sekalipun sistem ini cukup mahal.

    4ua buah silinder (seperti dalam contoh gambar dibaah ini), yang mempunyai ukuran

    yang sama dengan tambahan piston rod pada sisinya yang lain, dipasangkan secara seri. 6leh

    sebab itu gerakan kedua silinder ini akan sama, kalau silinder pertama bergerak kebaah maka

    silinder kedua akan bergerak kebaah pula, demikian pula sebaliknya. /ang menjadi masalah

    untuk sistem hubungan seri ini adalah, kalau terjadi sedikit kebocoran maka salah satu silinder

    tidak akan bekerja5bergerak sampai pada akhir geraknya.

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    19/31

    piston selalu sama sampai pada akhir lintasannya, maka katup pengatur tidak aktif lagi.

    11. 3ontrol sinkronisasi berdasarkan pada tekanan minyak kembali

    angkaian hidrolik yang disajikan berikut ini adalah sebuah kontrol sinkronisasi untuk

    sebuah mesin bending yang menggunakan + buah roll.

    Sebagai contoh, dua buah roll silinder (lihat diagram) bisa diatur kearah horisontal, sedangkan roll

    silinder yang atas bisa digerakkan kearah "ertikal. 4engan sistem ini, sinkronisasi

    (keseimbangan) akan didapatkan dengan melepaskan

    fluida kembali ke tanki reser"oir dari silinder yang

    sedang dalam kondisi aktif. 4alam rangkaian ini

    silinder & dan &+ masing-masing dilayani oleh sebuah

    pompa (pompa & dan pompa ), sehingga masing-masing mendapatkan pemasukkan minyak bertekanan

    dari sumber yang berbeda. *asing-masing silinder

    tidak bisa mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

    Pelepasan fluida kembali dilakukan melalui katup

    pengatur &'.

    Pada operasi normal, katup pengatur harus mengatur

    perbedaan yang terjadi karena9

    &. perbedaan aliran dari kedua pompa

    . adanya kebocoran pada masing-masing rangkaian

    +. adanya perbedaan kelonggaran pada bantalan

    rah gerakan dari silinder diatur oleh katup pengatur 0 dan 1, !atup pengatur tekanan &2 dan &&

    dipakai sebagai backpressure "al"e, untuk menahan turunnya piston rod karena beratnya sendiri.

    !etepatan penyeimbangan (sinkronisasi) tergantung pada kepekaan menentukan kesalahan

    (error diagnosis). !alau kita perhatikan diagram, maka terlihat baha lengan & akan dipakai

    untuk mengatur katup &'. %erakan lengan & ini dihubungkan dengan peralatan sinkronisasi &

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &1

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    20/31

    (yang terdiri dari sebuah rantai atau sebuah pita baja) yang diatur kerjanya dan dihubungkan

    sedemikian rupa dengan roller, seperti terlihat pada gambar rangkaian hidrolik.

    pabila salah satu silinder masih tetap bergerak maju (dimana seharusnya silinder ini sudah

    berhenti bergerak pada kedudukan tertentu), maka peralatan sinkronisasi & akan bergerak

    sesuai dengan gerakan yang dilakukan oleh silinder. %erakan ini mempengaruhi lengan & yang

    pada akhirnya akan mengaktifkan katup pengatur sinkronisasi &', sehingga saluran minyak

    bertekanan yang masih mempengaruhi gerakan silinder maju akan dihubungkan langsung

    dengan tanki dan gerakan silinder maju akan terhenti bahkan cenderung akan kembali pada

    kedudukan normal.

    !embalinya keposisi normal ini bisa disebabkan karena tekanan balik silinder itu sendiri atau

    karena pengaruh sinkronisasi dari silinder yang lainnya (tergantung pada lengan & yang akan

    mempengaruhi kerja katup &').*isalnya, piston rod sebelah kanan bergerak terus maju (arah keluar silinder), maka peralatan &

    akan mengangkat lengan & dan menekan katup pengatur &' pada posisi B berhubungan

    dengan P.

    Pengaturan sinkronisasi ini bekerja untuk dua arah. !erja alat ini akan lebih baik apabila pengatur

    kerjanya diatur dengan sistem rangkaian listrik (dengan memanfaatkan limit sitch sebagai

    sensor sentuhnya). 4emikian pula untuk pengaturan katup 0 dan 1 sebaiknya dipakai sistem

    pengatur listrik.

    12. ork 4it ,ontrol

    angkaian yang disajikan adalah berupa control block (ini terlihat dari batas block berupa

    garis dashdot).

    Block ini terdiri dari + katup pengatur yang dipasang parallel.

    !atup pengatur & adalah untuk silnder yang mengangkat carrier.

    !atup pengatur adalah untuk tilting (memiringkan bagian pengangkat). Sedangkan katup

    pengatur + adalah untuk penggerak penjepit carrier.

    pabila katup pengatur ( ay "al"es) pada posisi netral, maka aliran akan melintasi ketiga katup

    pengatur ini tanpa tekanan (dimana P dihubungkan langsung ke tanki T).

    Sebuah pembagi aliran (no. ) dipasangkan pada saluran P. lat ini membagikan aliran fluida ke

    katup pengatur dan + terpisah dari katup pengatur &.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 2

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    21/31

    %ambar 1. !ontrol sinkronisasi berdasarkan pada tekanan minyak kembali

    :ara ini dipakai untuk memisahkan aliran fluida antara & dengan dan +. Sebagai contoh

    misalkan katup pengatur hanya membutuhkan kecepatan rendah sedangkan katup pengatur &

    tetap membutuhkan kecepatan tinggi, maka dengan adanya pembagi aliran ini masing-masing

    bisa bekerja dengan kecepatannya masing-masing. Sistem ini biasanya dipakai untuk rangkaian

    hidrolik yang mempunyai pompa yang berkemampuan sangat terbatas.

    Pembagi tekanan ini menjamin aliran fluida tidak mengganggu katup pengatur satu dengan yang

    lainnya.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 &

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    22/31

    %ambar 1. >ork @ift :ontrol

    10. 3atup Pengatur 5rah(Directional Control Valve)

    !atup pengatur arah adalah peralatan yang banyak dipakai pada sebuah peralatan yang

    melibatkan sebuah rangkaian hidrolik. !atup pengatur arah ini adalah salah satu peralatan yang

    minimum harus ada pada sebuah rangkaian hidrolik. Sebuah rangkaian hidrolik sederhana sudah

    dapat dipastikan akan mempunyai sebuah katup pengatur arah, karena peralatan ini mutlak

    dibutuhkan untuk suatu rangkaian hidrolik. Sebagai gambaran sebuah rangkaian hidrolik

    sederhana minimal antara lain harus mempunyai peralatan, pompa hidrolik, tanki reser"oir,

    simple check valve, katup pelepas tekanan (pressure relieve valve), katup pengatur arah dan

    sebuah silinder hidrolik (actuator). Bagian-bagian yang telah disebutkan ini dapat dilihat pada

    diagram rangkaian hidrolik pada gambar .&. yaitu diagam rangkaian hidrolik sederhana.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    23/31

    %ambar 1$. @ambang katup pengatur arah '5+, sistem manual

    !atup pengatur arah ada bermacam-macam jenis dan bentuknya dimana jenis dan bentuk ini

    akan keperluan pada pemakaiannya. Sebagai contoh sebuah katup pengatur arah jenis '5+ ('5+

    Directional Control Valve), katup ini mempunyai ' saluran penghu-bung yaitu port yang akan

    dihubungkan dengan saluran bagian depan silinder hidrolik, port B yang akan dihubungkan

    dengan bagian belakang silinder hidrolik, port P yang akan dihubungkan langsung dengan

    pompa hidrolik dan port T yang dihubungkan dengan tanki reser"oir. !atup ini mempunyai +

    macam posisi arahan, yaitu posisi arah kiri, posisi arah kanan dan posisi netral. %ambar .&'.

    menunjukkan gambar sebuah katup pemgatur arah '5+ (' saluran penghubung dan + posisi

    arahan) yang dioperasikan secara manual, sedangkan %ambar .&. adalah lambang dari

    peralatan tersebut.

    Telah disebutkan diatas baha ada beberapa jenis dan bentuk katup pengatur arah antara lainadalah katup jenis '5, +5, 5+ dan tentunya sistem pengoperasiannya yang antara lain adalah

    sistem manual, sistem pedal dan sistem elektromagnetik atau solenoid.

    .+. 4asar Teori yang digunakan.

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012 +

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    24/31

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    25/31

    !atup pengatur tekanan (pressure relief "al"e) adalah perlengkapan untuk mengatur

    start, stop dan arah aliran fluida didalam sistem hidrolik. Tugas yang lain katup pengatur tekanan

    ini adalah mengatur tekanan perantara yang dibaa dari pompa atau dari bejana akumulator.

    !atup pengatur tekanan ini termasuk dalam jenis katup pengatur tekanan yaitu bagian utama

    yang mempengaruhi tekanan atau diatur oleh tekanan. Tujuan dari pengaturan ini adalah agar

    tekanan didalam sistem tidak melebihi tekanan yang diijinkan.

    4idalam katup pengatur tekanan ini fluida bertekanan mengalir ke dalam pengatur

    tekanan dan bekerja tergantung pada diafragma. Pegas yang memberikan gaya tekan dapat

    diperbesar atau diperkecil melalui pengaturan baut pengatur yang terdapat pada sisi luar

    diafragma. pabila fluida bertekanan dipakai pada saluran keluar maka gaya tekan akan bekerja

    menurut diafragma yang mengecil. 4engan demikian pegas tekan dapat mendorong tangkai

    katup ke atas. >luida bertekanan dapat mengalir melalui penampang lintang yang keluar daripengatur tekanan.

    2.#. 6nergi pergerakan luida dalam pipa

    4ari persamaan momentum untuk pergerakan fluida dalam integrasi "olume kendali

    (control volume), maka persamaan "olume kendali untuk konser"asi massa adalah sbb9

    dimana 9 e D u F (=

    5) F gG HsD 2, HshearD 2, HotherD 2.

    sehingga persamaan energy menjadi 9

    .'.&. !oefisien Inergi !inetik

    !oefisien energi kinetik didefinisikan sebagai J 9

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    26/31

    .'.. ead @oss

    ead @oss yang didefinisikan sebagai h ltadalah sbb9

    .'.+. Perhitungan ead @oss

    ead @oss total adalah penjumlahan dari major losses h lyaitu kerugian karena gesekan dan

    minor losses hlm, yaitu kerugian karena adanya sambungan, perubahan penampang, adanya

    katup dsb. 6leh sebab itu mayor losses dan minor losses akan dihitung atau dipertimbangkan

    secara terpisah.

    Major Losses (Friction Loss)adalah sbb9

    Sedangkan Minor Lossesadalah 9

    dimana koefisien kerugian A, hanya akan didapatkan secara percobaan untuk setiap kondisi.

    Sebagai contoh minor head lossadalah sbb9

    @eD panjang pipa lurus

    Rudy Soenoko Pneumatik 2012

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    27/31

    27

    7585R 36P9S85355:

    &. Baumeister, *arkKs Standard andbook for *echanical Ingineering, *c %ra illBook :ompany, Ce /ork, &13.

    . :armichael, :olin, !enKt *echanical IngineeringKs andbook, 7ohn Hilley L Sons

    $nc, @ondon, &1&.

    +. !hana, S!, ighay Ingineering, Cem :hand and Bross oorke, &102.

    '. Patient, Peter, Pengantar $lmu Teknik Pneumatika, %ramedia, 7akarta, &10.

    . SI andbook =ol., Parts and :omponenets, Society of utomoti"e Ingineers

    $nc., Harrendale, &10.

    . Sugihartono, 4rs, 4asar-dasar !ontrol Pneumatik, Tarsito, Bandung, &10.

    3. Sugihartono, 4rs, Sistem !ontrol dan Pesaat Tenaga idrolik, Tarito, Bandung,

    &10.

    Rudy SoenokoMEKAT1/WP51

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    28/31

    28

    3585 P6:%5:85R

    4engan memanjatkan puji syukur kehadirat llah SHT, atas limpahan rahmat dan

    hidayah-Cya penyusun dapat menyelesaikan penelitian ini.dapun materi yang penyusun bahas adalah mengenai 9

    8PICICT$S$IC *BTC P4 4$I:T$6C@ :6CT6@ =@=I 4C

    PISSebruari &11

    Peneliti

    Rudy SoenokoMEKAT1/WP51

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    29/31

    iii

    7585R ;S;

    alaman

    !T PIC%CT i$C%!SC ii

    4>T $S$ iii

    4>T %*B "

    BB $. PIC4

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    30/31

    iv

    .'.&. !oefisien Inergi !inetik 3

    .'.. ead @oss 3

    .'.+. Perhitungan ead @oss 3

    BB $$$. P6SI4T P

  • 7/25/2019 Pneumatik 1 (Rangkaian Dasar)

    31/31

    7585R %5