plak

8
Plak gigi merupakan deposit lunak pembentuk biofilm yang terdiri dari kumpulan bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi dan permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Pada plak terdapat berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri, virus, ragi dan protozoa. Satu gram plak gigi mengandung 2x10 11 bakteri. Plak dapat diklasifikasikan menjadi plak supragingiva yang melekat erat pada permukaan gigi dan plak subgingiva yang terletak pada sulkus gingiva dan pocket periodontal. Diperkirakan 70-80% plak mengandung mikroba dan matriks ekstraseluler. Matriks intraseluler yang mengandung sekitar 20% massa plak, juga mengandung mikroorganisme organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva dan produk-produk bakteri. Kandungan organiknya seperti polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Pada umumnya karbohidrat di produksi oleh bakteri sebagai dextran dan ada juga beberapa levan dan galaktosa. Pada prinsipnya komponen anorganiknya terdiri dari kalsium, posphor, magnesium, sodium, potasium, dan fluoride. Garam ornagik yang dikandung sangat besar terdapat pada permukaan lidah dan dibawah insisive. Ion kalsium melakukan merupakan perantara ikatan antara bakteri yang satu dengan bakteri yang lain dengan pelikel. Komponen bahan organik dan anorganik terbesar dihasilkan oleh saliva yang juga berperan dalam meningkatkan kandungan mineral sehingga massa plak ini dapat terkalsifikasi menjadi kalkulus. Tahap pembentukan plak supragingiva sendiri diawali dengan pembentukan pelikel, yang mana beberapa saat setelah pembersihan

Upload: ina-permata-dewi

Post on 27-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

plak

TRANSCRIPT

Page 1: plak

Plak gigi merupakan deposit lunak pembentuk biofilm yang terdiri dari kumpulan bakteri

yang melekat erat pada permukaan gigi dan permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Pada

plak terdapat berbagai macam mikroorganisme seperti bakteri, virus, ragi dan protozoa. Satu

gram plak gigi mengandung 2x1011 bakteri. Plak dapat diklasifikasikan menjadi plak

supragingiva yang melekat erat pada permukaan gigi dan plak subgingiva yang terletak pada

sulkus gingiva dan pocket periodontal. Diperkirakan 70-80% plak mengandung mikroba dan

matriks ekstraseluler. Matriks intraseluler yang mengandung sekitar 20% massa plak, juga

mengandung mikroorganisme organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus

gingiva dan produk-produk bakteri. Kandungan organiknya seperti polisakarida, protein,

glikoprotein dan lemak. Pada umumnya karbohidrat di produksi oleh bakteri sebagai dextran dan

ada juga beberapa levan dan galaktosa. Pada prinsipnya komponen anorganiknya terdiri dari

kalsium, posphor, magnesium, sodium, potasium, dan fluoride. Garam ornagik yang dikandung

sangat besar terdapat pada permukaan lidah dan dibawah insisive. Ion kalsium melakukan

merupakan perantara ikatan antara bakteri yang satu dengan bakteri yang lain dengan pelikel.

Komponen bahan organik dan anorganik terbesar dihasilkan oleh saliva yang juga berperan

dalam meningkatkan kandungan mineral sehingga massa plak ini dapat terkalsifikasi menjadi

kalkulus.

Tahap pembentukan plak supragingiva sendiri diawali dengan pembentukan pelikel, yang

mana beberapa saat setelah pembersihan gigi terbentuk lapisan tipis dari protein saliva, sebagian

besar glikoprotein, disimpan pada permukaan gigi (baik itu pada restorasi dan gigi tiruan).

Lapisan ini, disebut pelikel saliva acquired, yang tipis (0,5 μm), lembut, tidak berwarna dan

transparan. Melekat pada permukaan gigi dan dapat dihilangkan hanya dengan gesekan ringan.

Terdapat elektrostatik antara hidroxiapati dan komponen saliva seperti glikoprotein. Pada awal

pembentukan pelikel masih terbebas dari bakteri. Perbedaan kandungan yang lebih spesifik dari

pelikel pada permukaan yang berbeda dan penelitian menyatakan pelikel muda yang terdapat

pada enamel (2 jam) menunjukkan adanya kandungan asam amino yang berbeda dengan asam

amino yang terdapat pada saliva. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa pembentukan pelikel

bersal dari penyerapan selektif makromolekul saliva. Pelikel saliva berfungsi sebagai pelindung.

Pada awalnya, glikoprotein saliva dan calsium saliva dan ion phospat diserap pada permukaan

enamel dimana proses ini merupakan kompensasi dari hilangnya gigi oleh atrisi dan erosi.

Pelikel juga membatasi difusi dari produk asam dari hasil pemecahan glukosa. Pelikel ini juga

Page 2: plak

mampu mengikat ion organk yang lain seperti fluoride yang dapat meningkatkan remineralisasi.

Pelikel juga mengandung antibakteri antara lain Ig G, Ig A, Ig M, komplemen dan lisosim.

Dental pelikel terbentuk pada permukaan yang juga menyediakan substrat yang

mendukung akumulasi bakteri pada bentukan plak. Fungsi yang tepat dari beberapa komponen

individu dari saliva pada pembentukan plak tidak begitu jelas dan jumlah potensial dari hasil

pengitungan antara 80 atau lebih dari komponen saliva dan 500 atau lebih jenis bakteri yang

berada pada rongga mulut yang sanagt luas. Dapat dipercaya bahwa beberapa komponen dari

saliva membantu pembentukan plak yaitu keterlibatan aglutinin bakteri atau oleh karena aksi dari

substrat nutrisi, sementara kelompok mikroba yang lain berikatan dengan permukaan gigi.

Berbagai macam bentuk interaksi bakteri dengan saliva antara lain bakteri dapat mengikat

reseptor yang berada pada pelikel melalui perlekatan. Meskipun, pada komponen yang sama

terbebas dari saliva juga mengikat bakteri dan menghalangi pengikatannya dengan gigi dan

membersihkannya dari rongga mulut. Komponen saliva juga berinteraksi dengan bakteri melalui

berbagai macam pengikatan yang menyebabkan aglutinasi yang mampu meningkatkan

kemampuannya dalam membersihkan rongga mulut. Jalan terkecil dari agregasi bakteri mungkin

berikatan dengan gigi. Beberapa komponen saliva toksik terhadap bakteri dan mampu

melisiskan membran sel bakteri tersebut. Komponen saliva juga berperan sebagai penyedia

sumber nutrisi dari bakteri.

Tahap kedua yaitu tahap kolonosasi awal yang berlangsung sangat cepat, hanya

membutuhkan waktu beberapa menit, setelah itu pelikel langsung terdeposit oleh populasi

bakteri. Bakteri dapat terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu terjadi perlekatan

dengan pelikel dan agregasi bakteri juga dilapisi oleh glikoprotein saliva. Pada orang primitif

dimana dietnya yang alami dari makan yang keras dan berserat pada permukaan oklusal dan area

kontak dari subjek cukup mengenai seluruh permukaan sehingga deposit bakteri sangat minimal.

Ketika dietnya lunak gigi yang digunakan hanya terkena sedikit atau tidak sama sekali dan

mendorong terjadinya deposit dari bakteri. Akumulasi terbesar pada sisi yang tersembunyi pada

bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari lidah. Pada regio interdental yang berada

dibawah daerah kontak merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak terbesar. Pada beberapa

jam pertama jenis Streptococcus dan sedikit perlekatan dari Actinomyces pada pelikel yang

merupakan awal dari kolonisasi. Selama jam pertama pada beberapa hari terjadi pertumbuhan

Page 3: plak

dari populasi bakteri dan menyebar keluar dari permukaan gigi dimana dibawah pemeriksaan

mikroskop elektron terlihat bentukan organisme tersebut seperti Skyscrapers, pada satu lapisan

yang terbaik dari permukaan gigi tersebut. Terdapat kolom pararel dari bakteri yang dipisahkan

oleh ruang sempit dan proses pertumbuhan plak tersebut merupakan deposisi dari jenis baru

dalam bentuk ruang. Terdapat deposit jenis baru yang melekat merupakan perintis bakteri yang

menggunakan molekul spesifik dan mekanismenya. Pada awal ini, jenis bakteri yang baru dari

saliva atau sekitar membran mukosa yang muncul pada bakterei secara alami dari permukaan

gigi dan perlekatan oleh interaksi dengan kesiapan perlekatan bakteri plak. Hubungan ini

diketahui sebagai coagregasi intergenerik dan merupakanperantara terhadap perlekatan spesifik

dari protein dimana terjadi antara sel-sek tersebut. Pembentukan plak supragingiva juga

dipelopori oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida ekstraseluler yang

diikuti dengan berikatan pada gigi dan yang lainnya termasuk pada Streptococcus mitior,

Streptococcus sanguis, Actinomyces dan A. Naeslundi.

Dua tahap pembentukan plak ini membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak

disebabkan karena ikatan multi[likasi internal dan deposisi pada permukaan gigi. Meskipun,

multiplikasi internal sangat lambat samapai plak menjadi matur.

Tahap terakhir adalah kolonisasi sekunder dan maturasi plak. Kolonisasi sekunder ini

memasukkan plak pada bagian belakang bentukan dari plak utama dan mengambil keuntungan

dari perubahan lingkungan yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak

utama. Pertama-tama, pda proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi

bakteri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis

Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak yaitu adanya

inflamasi gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah

secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini termasuk

pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang lebih dalam

ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Ini merupakan hasil penyediaan nutrisi dari

serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan bakteri lain yang memilki kebutuhan

metabolisme berbeda untuk masuk kedalam plak dan ini termasuk gram negatif rods seperti jenis

Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah 7-14 hari

kompleksibilitas dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaranbakteri motil

seperti Spirocaeta dan vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan perbedaan jumlah

Page 4: plak

dan jenisnya. Pada kolonisasi sekunder ini juga bentuk dari beberapa kelompok bakteri yang

berasal dari plak subgingiva pada pembentukan selanjutnya.

Sebuah mikroflora didirikan dengan adanya sebuah keseimbangan dari organisme atau

ekosistem mikroba pada permukaan gigi. Plak yang matur merupakan kumpulan yang penuh

dengan segudang jenis bakteri indigenous dan ini membuat kesulitan jenis bakteri exogenous

untuk berkolonisasi. Jadi dental plak, seperti flora indigenous pada kulit, rongga mulut dan

membran mukosa lainnya dan yang terdapat dalam usus, yang sangat protektif dalam

pencegahan masuknya spesies patogen. Moore et al. (1982) memilki hubungan 166 jenis bakteri

yang berbeda berasal dari plak supragingiva. Menariknya penelitian ini dari 150 anak dengan

umur 8-11 tahun menunjukkan adanya mikroorganisme patogen termasuk Porphyromonas

gingivalis, Pro0vetella intermedia dan provetella nigrecens didalam rongga mulut mereka. Juga

ditemukan dua dari tiga yang diisolasi terdapat subjek gen pembawa erm (F), erythromycin-

resisten dantet, tetracycline-resisten.

Pada klinis tingkat dental plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merypakan

tempat akumulasi bakteri dan perlekatan gigi dengan objek yang lain seperti restorasi, gigi

tiruan, dan kalkulus. Pada lapisan tipis ini hampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan

menggunakn disclosing solution. Lapisan ini terlihat adanya deposit warna pink kemerahan yang

tidak dapat dihilangkang hanya dengan berkumur atau dengan irigasi tetapi dengan

menggunakan sikat gigi.

Page 5: plak

Indeks Plak Loe & Silness

Indeks plak harus dapat menggambarkan jumlah plak dan distribusi plak pada rongga

mulut. Faktor terpenting dari penilaian dengan indeks ini adalah ketebalan plak pada tepi

gingival, karena plak berkontak langsung pada jaringan gingival dan berperan sebagai etiologi

keradangan gingival. Pemeriksaan yang dilakukan adalah paa permukaan bukal dan lingual.

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut 0 menunjukan tidak ada plak, 1 ada plak berbentuk film

tipis pada tepi gingva dan dapat dilihat dengan menggunakan probe, 2 plak terlihat dengan mata,

ketebalan plak pada tepi gingival namun ruang interdental bebas dari plak, 3 akumulasi plak

banyak pada tepi gingival dan ruang interdental.

Penentuan indeks Loe & Silness ini menggunakan enam gigi indeks menurut Ramfjord,

yaitu gigi 16, 21, 24, 36, 41 dan 44. Gigi-gigi tersebut dipilih mewakili gigi tiap rahang dan tiap

kuadran. Apabila gigi-gigi tersebut tidak ada, digunakan gigi pengganti yang terdapat di sebelah

distalnya, yaitu 17, 11, 25, 37, 42, dan 45. Pemeriksaannya dilakukan dengan melihat

permukaan gigi secara visual dengan cahaya cukup menggunakan kaca mulut dan probe,

evaluasi plak bagian servical dan jika ada bagian yang tidak terlihat langsung gunakan probe.

Terlusuri pula sepertiga servical permukaan gigi dan sulcus gingival. Nilai akhir dari indeks ini

diukur dengan menghitung jumlah skor dibagi jumlah permukaan yang diperiksa.