plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - … · uji toksisitas subkronis infusa daun sirsak...
TRANSCRIPT
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Persetujuan Pembimbing
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA
MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT
TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
skripsi yang diajukan oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt. tanggal…………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pengesahan Skripsi Berjudul
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA
MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT
TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA
Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 10 Januari 2013
Mengetahui
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Dekan
Ipang Djunarko, M.Sc, Apt.
Pembimbing:
Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt.
Tim Penguji:
1. Phebe Hendra M.Si, PhD, Apt. ………………………….
2. Ipang Djunarko, M.Sc, Apt ………………………….
3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si ………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
That is what alchemists do. They show that, when we strive to become
better than we are, everything around us becomes better, too.
-Paulo Coelho, The Alchemist-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 10 Januari 2013
Penulis,
Meita Eryanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA
Meita Eryanti
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Intisari
Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit oleh
masyarakat dari berbagai negara. Sayangnya, penelitian untuk mengungkapkan
keamanan penggunaan infusa daun sirsak masih kurang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati dan kadar SGPT akibat
konsumsi infusa daun sirsak.
Lima puluh ekor tikus jantan dan betina dibagi secara acak menjadi 5
kelompok, 1 kelompok kontrol, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 108; 180;
301; dan 503 mg/kgBB selama 30 hari. Pengambilan darah untuk menentukan
kadar SGPT dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pada hari ke 31. Pada hari ke
31 separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologinya. Lalu
dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari. Data berupa kadar SGPT dan bobot
hati yang didapat kemudian dianalisis dengan one way Annova dan deskripsi
histologi hati.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT
sebelum dan sesudah perlakuan dan kadar SGPT kontrol dengan kelompok
perlakuan. Hasil pemeriksaan histologinya, 2 hewan mengalami degenerasi
hidropik dari 50 hewan uji.
Kesimpulannya, tidak terjadi efek toksik pada pemberian infusa daun
sirsak selama 30 hari pada hati tikus jantan dan betina galur Sprague dawley
sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronik untuk mengungkap efek toksik yang
tidak nampak pada penelitian ini.
Kata kunci: Sirsak, toksisitas, subkronis, SGPT, hati
Abstract
Graviola leaves being used to address in variety of diseases by people
from various countries. Unfortunately, studies to reveal the safety of graviola
leaves infusion used is still lacking. The study aims to determine the form of
subchronic toxicity effects on the liver and SGPT’s levels due to consumption of
graviola leaves infusion.
Fifty male and female rats were divided randomly into 5 groups, 1 control
group and 4 treated groups dosed of 108; 180; 301, and 503 mg/kg BB for 30
days. Blood sampling to determine levels of SGPT were performed before
treatment and at 31st day. On 31
st day half of the mice were sacrificed to make
preparations of histology. Then recovery test was done for 14 days. Data in the
form of SGPT levels and liver weights were obtained and analyzed with one-way
Annova and liver histologies were described.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT
before and after treatment and levels of SGPT between the control and the
treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic
degeneration of the 50 animals.
The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of
graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley
strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that
are not performed in this study.
Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
Latar belakang dan Permasalahan
Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk
mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sejak
ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada
tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh
sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker
baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang
mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk menjaga kesehatan
(Duryatmo, 2011).
Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari)
infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum
Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian
penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun
sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan
ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode,
Terlabi, and Larbie, 2011). Penelitian ini menggunakan bentuk infusa karena
masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan
sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT
before and after treatment and levels of SGPT between the control and the
treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic
degeneration of the 50 animals.
The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of
graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley
strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that
are not performed in this study.
Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
Latar belakang dan Permasalahan
Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk
mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sejak
ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada
tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh
sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker
baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang
mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk menjaga kesehatan
(Duryatmo, 2011).
Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari)
infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum
Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian
penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun
sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan
ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode,
Terlabi, and Larbie, 2011). Penelitian ini menggunakan bentuk infusa karena
masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan
sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
pembuatannya maka penelitian ini menggunakan infusa yang memiliki patokan
baku pembuatannya dan serupa dengan rebusan. Pengujian dilakukan pada organ
hati karena organ hati merupakan organ utama metabolisme zat zat yang masuk
dalam tubuh.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah
a. Seperti apa wujud biokimia efek toksik pada SGPT dan wujud struktural
efek toksik infusa daun sirsak pada histologi organ hati pada uji toksisitas
subkronis?
b. Apakah spektrum efek toksik senyawa uji tersebut berkaitan dengan
takaran dosis?
c. Adakah keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi?
Bahan, Alat, dan Cara Penelitian
1. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan
dan betina, berusia 2 – 2,5 bulan, berat badan 170 – 280 gram, yang diperoleh
dari laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak dalam kondisi dewasa dan segar
berwarna hijau tua, dan diperoleh dari kebun milik H.Sunarto di dusun Jetis
Baran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada bulan Mei - Juni 2012.
3. Bahan untuk membuat preparat histopatologi hati adalah larutan formalin
37%, larutan formalin p.a 10%, larutan alkohol 80%, larutan alkohol 95%,
larutan alkohol absolut, cairan xylol, cairan paraffin, paraffin blok, Mayers
Egg Albumin, larutan hematoksilin, dan larutan eosin alkohol yang disediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada.
4. Bahan yang digunakan sebagai kontrol adalah aquadest yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Alat penelitian yang digunakan adalah jarum suntik peroral, spuit injeksi,
seperangkat alat bedah, alat alat gelas (Pyrex), timbangan (analytical
balance), blender, ayakan, mikroskop, kamera digital, metabolic cage, panci
infusa yang didapat di laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan laboratorium
Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Cara Penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan serbuk daun sirsak
Sejumlah daun sirsak dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3
hari pada suhu ± 470C. Kemudian daun diblender hingga menjadi serbuk
halus. Setelah itu serbuk diayak dengan ayakan no.40.
b. Penetapan kadar air daun sirsak kering
Cara penetapan kadar air daun sirsak kering dilakukan dengan
metode destilasi. Awalnya, daun sirsak kering dibuat bentuk serbuknya
lalu alat-alat yang digunakan, tabung penerima dan tabung pendingin,
dibersihkan menggunakan asam pencuci, dibilas dengan air, dan
dikeringkan dalam lemari pengering. Lima puluh gram serbuk daun sirsak
dimasukkan dalam labu kering lalu dalam labu tersebut ditambah 200 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
toluene. Toluena juga dituang dalam tabung penerima melalui alat
pendingin. Selanjutnya labu dipanaskan selama 15 menit.
Ketika toluene mulai mendidih, penyulingan dilakukan dengan
kecepatan 2 tetes perdetik hingga sebagian besar air tersuling, lalu
kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua
air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene sambil
dibersihkan. Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca
dan ditetapkan kadarnya dalam persen.
c. Penetapan dosis daun sirsak
Penentuan kisaran dosis untuk uji pendahuluan ini didasarkan
pada pengobatan yang digunakan dalam masyarakat yaitu 2 gram serbuk
yang kemudian dicampur 100 ml dan direbus kemudian diminum air
rebusannya. 2 gram serbuk daun sirsak untuk manusia 70 kg.
Selanjutnya dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi infusa daun
sirsak yang dapat dibuat. Hasilnya, konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat
adalah 6 gram/ 100 ml (6% b/v). Sehingga peringkat dosisnya adalah
Dosis I = 108 mg/kg BB; Dosis II = 180 mg/kg BB; Dosis III = 301 mg/kg
BB dan Dosis IV = 503 mg/kg BB.
d. Pembuatan infusa daun sirsak
Sejumlah daun sirsak yang sudah masak dikeringkan lalu diserbuk
dan diambil 9 gram dengan air, direbus dalam panci infusa bersama 150 ml air
dengan suhu 900 C selama 15 menit. Setelah itu, hasil rebusan tersebut
disaring dan didapat ±135 ml air rebusan yang kemudian ditambah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
aquadest panas yang dilewatkan pada ampas serbuk hingga volumenya
kembali menjadi 150 ml. Sembilan gram serbuk daun sirsak dalam 150 ml air
setara dengan 6g serbuk daun sirsak dalam 100 ml aquadest (6% b/v) yang
merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat berdasarkan hasil orientasi.
e. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Lima puluh ekor tikus yang terdiri dari tikus jantan dan betina
masing-masing 25 ekor, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan
(masing-masing 10 tikus: 5 jantan dan 5 betina). Kelompok I adalah kelompok
kontrol negatif dengan perlakuan aquadest, kelompok II – V adalah kelompok
perlakuan dengan peringkat dosis berturut turut 108, 180, 301, dan 504 mg/kg
BB secara peroral dengan kekerapan sekali sehari selama 30 hari.
Semua tikus pada kelompok I – V pada hari ke nol diambil darahnya
melalui sinus orbitalis mata. Masing-masing cuplikan darah diambil serumnya
dan ditetapkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) nya
secara spektrofotometri. Pada hari ke 31 semua tikus dilakukan pengambilan
darah untuk penentuan kadar SGPT dan separuh dari total tikus dikorbankan
untuk dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati. Pada hari ke 31
sampai dengan hari ke 44 tikus diberi pakan dan minuman (tanpa perlakuan
sediaan uji), lalu pada hari ke 45, sisa tikus dikorbankan dan kemudian dibuat
preparat histopatologisnya untuk organ hati sebagai uji reversibilitas.
Parameter lainnya yang diamati berupa gejala klinis, berat badan, konsumsi
pakan, dan konsumsi minum yang diamati setiap hari.
f. Analisis hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Data histologi organ dideskripsikan secara kualitatif. Untuk data berat
badan, asupan makanan, asupan minuman, dan hasil pemeriksaan SGPT
dilakukan analisis dengan Kolmogorov- Smirnov (K-S) untuk melihat data
terdistribusi normal atau tidak. Hasil K-S menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal jika nilai signifikansi (α) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas untuk mengetahui homogenitas varian. Data dikatakan homogen
jika α > 0,01. Jika varian homogen, maka dilakukan uji Dunnet untuk
mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.
Terdapat perbedaan jika nilai F < 0,05. Untuk membandingkan data sebelum
dan sesudah perlakuan digunakan metode analisis Paired samples T-test.
Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan analisis nonparametrik
Kruskal Wallis (K-W). Data dikatakan berbeda bermakna jika signifikansi
kurang dari 0,05. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, dilakukan
analisis dengan Mann-Whitney U. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka
dikatakan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji. Pengujian statistik
uji Kolmogorov- Smirnov, uji homogenitas, uji Dunnet, uji Kruskal Wallis,
dan uji Mann-Whitney U menggunakan program Assistat 7.6 Beta. Sedangkan
uji paired samples T-test menggunakan Microsoft Excel 2007.
Hasil dan Pembahasan
1. Pembuatan Sediaan Uji
Daun sirsak dari pohon yang telah dideterminasi sejumlah 184 g dicuci
dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari hingga benar-benar kering kemudian
diblender dan diayak hingga mendapatkan serbuk halus sejumlah 39,3 g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Sehingga, didapat rendemen sebesar 22,5%. Serbuk tersebut kemudian ditetapkan
kadar airnya dengan destilasi toluene hasilnya didapat kadar 9,7%. Kadar tersebut
masih dibawah dari kadar air dalam simplisia yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan dalam Materia Medika Indonesia (1995) yaitu 10%.
2. Perkembangan Berat Badan Tikus
Rata-rata berat badan tikus jantan dan betina terlihat pada gambar 1 dan
gambar 2.
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180
mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak
secara subkronis
050
100150200250300350
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28
Be
rat
bad
an t
iku
s (g
)
Hari ke-
berat badan tikus kontrol
berat badan tikus dosis I
berat badan tikus dosis II
berat badan tikus dosis III
0
50
100
150
200
250
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Be
rat
bad
an t
iku
s (g
)
Hari ke-
kontrol
dosis 1
dosis 2
dosis 3
dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180
mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel I. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Dosis Rata-rata perubahan berat
badan (g) Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB 0,8 ± 3,0 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB 0,8 ± 1,8 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB 0,8 ± 0,8 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB 0,9 ± 1,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB 0,8 ± 1,3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Rata-rata perubahan berat badan tikus betina kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Dosis Rata-rata perubahan berat
badan (g) Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB 0,3 ± 6,8 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB 0,3 ± 3,4 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180 0,4 ± 2,4 Tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB 0,1 ± 0,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB 0,1 ± 1, 3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
3. Asupan Makanan Perhari
Rata-rata asupan makanan diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-
Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi secara normal. Rata-rata tersebut
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan Dunnet test.
Hasilnya, ada perbedaan yang bermakna dari keempat dosis terhadap kontrol.
Tabel III. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak
Dosis Rata-rata asupan makanan selama
30 hari (g)
Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
18,2 ± 0,8 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
18,1 ± 1,2 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
18,6 ± 1,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
17,6 ± 1,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
17,9 ± 1,5 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Rata-rata pola makan tikus betina perharinya diuji normalitasnya dengan
uji kolmogorov-Smirnov dan hasilnya data terdistribusi secara normal. Kemudian
diuji homogenitasnya hasilnya data tersebut homogen. Lalu diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan dunnet test. Hasilnya, terdapat perbedaan yang
tidak bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak
Dosis Rata-rata asupan makanan selama 30
hari (g)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis 503 12,9 ± 1,6 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
13,2 ± 1,7 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
14,1 ± 2,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
12,3 ± 1,6 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
12,5 ± 1,8 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
4. Asupan minuman perhari
Rata-rata asupan minuman tikus jantan diuji normalitasnya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi tidak normal maka
untuk mengetahui perbedaannya digunakan uji kruskal Wallis hasilnya antara
dosis dan kontrol berbeda tidak bermakna.
Tabel V. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Dosis Rata-rata asupan minuman selama
30 hari (ml)
Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
28,8 ± 4,3 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
29,4 ± 5,3 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
29,2 ± 4,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
27,3 ± 4,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
28,4 ± 5,3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Rata-rata asupan minuman tikus betina juga diuji normalitasnya dengan uji
kolmogorov-Smirnov hasilnya data terdistribusi secara normal. Data lalu diuji
homogenitasnya dan hasilnya data tersebut homogen. Data kelompok kontrol
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok perlakuan dengan dunnet test.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna dari kontrol dan kelompok
perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel VI. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak (mean ±SD)
Dosis Rata-rata asupan minuman
selama 30 hari (ml)
Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
26,6 ± 5,3 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
23,8 ± 4,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
27,5 ± 4,5 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
23,4 ± 5,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
27,2 ± 4,7 Tidak bermakna
5. Pemeriksaan SGPT
Untuk menginterpretasi adanya kerusakan sel hati, pada penelitian ini
dilakukan pengukuran kadar SGPT dalam serum. Kenaikan jumlah SGPT
biasanya menunjukkan adanya kerusakan hati seperti nekrosis, sirosis, dan
neoplasma.
Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre (IU/L) Post (IU/L) Perubahan hasil uji T
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
68,3 ± 11,5 66,9 ± 8,3 -1,4 0.324(tb)
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
66,3 ± 13,3 76,0 ± 17,1 9,3 0.169(tb)
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
67,2 ± 6,7 64,4 ± 9,4 -2,8 0.339(tb)
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
62,1 ± 9,1 65,2 ± 11,8 3,1 0.224(tb)
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
57,5 ± 7,7 62,7 ± 3,2 5,2 0.144(tb)
Keterangan:data direpresentasikan dalam mean ± SD
Hasil uji T: tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05)
b = bermakna
perubahan - = terjadi penurunan kadar
+ = terjadi peningkatan kadar
Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre(IU/L) Post (IU/L) perubahan hasil uji T
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
48,3 ± 5,9 67,1 ± 9,2 18,8 0.000(b)
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
46,0 ± 6,4 56,9± 5,7 10,9 0.050(tb)
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
51,9 ±4,4 67,8 ± 19,3 15,9 0.054(tb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
53,5 ± 11,8 66,2 ± 5,1 12,7 0.057(tb)
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
47,8 ± 3,4 56,2 ± 10,3 8,9 0.049(b)
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Hasil uji T: tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05)
b = bermakna
Sebelum perlakuan, tikus diambil darahnya untuk diperiksa SGPT . Nilai
SGPT normal untuk tikus adalah 10 – 50 IU/L (Derelanko and Holinger, 1995).
Data hasil kemudian diuji normalitasnya dan homogenitasnya. Hasilnya, data
tersebut normal dan homogen. Angka angka tersebut berbeda secara tidak
signifikan secara statistika melalui tukey test sehingga dapat dikatakan bahwa
semua tikus memiliki awal yang sama sebelum dilakukan perlakuan.
Setelah 30 hari perlakuan, tikus kembali diambil darahnya untuk kembali
dilakukan pemeriksaan SGPT. Selanjutnya dilakukan Paired-samples T Test
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah
perlakuan selama 30 hari. Hasil uji pada tikus jantan dan betina selama perlakuan
dapat dilihat pada tabel VII dan VIII.
Hasil Paired-samples T test menunjukkan bahwa harga SGPT sebelum dan
sesudah perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05) kecuali pada kelompok
tikus betina kontrol dan tikus betina dosis 4 yang menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan. Namun demikian,
perbedaan tersebut bukan karena pemberian sediaan uji karena pada kelompok
kontrol tikus tidak diberi sediaan uji sedangkan tikus betina dosis 4 kenaikannya
tidak jauh dari nilai normalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Data dari tikus jantan kemudian diuji normalitas secara statistika.
Hasilnya, datanya tidak terdistribusi dengan normal sehingga kemudian diuji
secara non parametrik dengan Kruskal Wallis test, hasilnya rata-rata dari kelima
kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel dosis tidak merubah nilai dari SGPT tikus jantan. Data untuk tikus betina
kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Hasil dari kedua uji menyatakan
bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan dunnet test
untuk mengetahui perbedaan antara kontrol dengan kelompok perlakuan hasilnya
rata-ratanya berbeda secara tidak signifikan.
Tabel IX. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis Rata-rata kadar SGPT Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
66,9 ± 8,3
-
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
76,0 ± 17,1 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
64,4 ± 9,4 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
65,2 ± 11,8 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
62,7 ± 3,2 Tidak Bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis Rata-rata kadar SGPT Perbedaan dengan kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
67,1 ± 9,2 -
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
56,9± 5,7 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 180
mg/kg BB
67,8 ± 19,3 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 301
mg/kg BB
66,2 ± 5,1 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis 503
mg/kg BB
56,2 ± 10,3 Tidak Bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan jika kadar SGPT tidak
mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari
dan ada perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan
setelah pemberian infusa daun sirsak.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan histologi pada organ hati.
Pembedahan dilakukan 2 tahap yaitu pada hari ke 30 dan setelah 15 hari
penghentian administrasi sediaan uji. Pada hari ke 30, 5 ekor hewan uji
dikorbankan tiap dosisnya dengan cara dislokasi leher sedangkan pada hari ke 45
hewan uji sisanya dikorbankan dengan cara pembiusan. Hasil pemeriksaan
histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari pemejanan dan 14 hari
masa reversibilitas ada pada tabel XI.
Tabel XI. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari masa
pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas
Jenis
kelamin
Perlakuan Hari ke 30 Hari ke 45
N Hasil pemeriksaan N Hasil
pemeriksaan
Jantan Kontrol 2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB
2 Normal 3 Normal
Betina Kontrol 3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB
3 1 hewan Normal, 1
hewan degenerasi
hidrofobik, 1
hewan glikogennya
naik
2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB
3 2 hewan Normal, 1
hewan degenerasi
2 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
hidrofobik
Keterangan: Normal = vena sentralis berbentuk lingkaran (agak lonjong) dikelilingi oleh hepatosit
yang tersusun radier dengan inti berwarna biru tua. Sinusoid diantara hepatosit dengan sel endotel
yang pipih dan gelap.
Pada kontrol, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan
maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal.
Gambaran hati normalnya tampak seperti pada gambar 3. Pada gambar a nampak
lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula
pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan
sinusoid yang juga normal.
a.
b
. Gambar3. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada kontrol
jantan
Keterangan gambar:a. vena centralis b. hepatosit c. sinusoid d. nucleus hepatosit
Pada hewan uji betina dari kelompok perlakuan terdapat tikus yang pada
gambaran histologinya, terdapat banyak sel darah merah pada vena sentralisnya.
Akan tetapi hal tersebut adalah normal karena cara euthanasia hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
dilakukan dengan dislokasi leher. Pada gambar 4 (perbesaran 400) terlihat
jaringan mengalami infiltrasi sel radang disekitar sel retikuloendotelial pada
sinusoid dan terlihat sinusoid disekitar vena sentralis melebar akan tetapi hal itu
masih dianggap normal karena infasinya tidak melebihi batas normal.
Gambar pada hewan uji yang lain dari kelompok kontrol perlakuan
maupun reversibel, histologi hatinya dinyatakan normal dengan gambaran seperti
pada hewan uji jantan sehingga secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa sel
hati pada kelompok kontrol adalah normal.
Gambar4. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada kontrol
betina
Keterangan gambar: a. vena sentralis b. sinusoid yang melebar c. sel radang
d. hepatosit
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB,
hewan jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kelompok reversibel
kondisi hispatologinya dinyatakan normal seperti pada gambar 3.
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok
reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan b).
Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia
yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak
pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel
mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas
sel tidak jelas (gambar 5).
Gambar5. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg
BB
Keterangan gambar: a. vena sentralis b. nucleus hepatosit c. batas antar sel yang
tidak jelas d. hepatosit yang mengalami degenerasi hidrofobik
Selain itu terlihat gambaran histologi pada hati hewan uji betina yang
terdapat penumpukan glikogen. Infiltrasi glikogen mendesak inti sel hati ke
samping sehingga banyak dari sel hati yang intinya terlihat pecah dan pada
gambaran tersebut sitoplasmanya menjadi sangat terang. Selain itu adanya
kenaikan glikogen juga menyebabkan batas antar sel tidak jelas dan sinusoid
mengalami pelebaran (gambar 6). Glikogen yang banyak pada hewan uji betina
kemungkinan berasal dari makanannya karena pada tikus betina kelompok dosis 2
mengalami peningkatan pola makan dibanding dengan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
Gambar6. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada dosis 180
mg/kg BB
Keterangan gambar: a. duktus b. hepatosit yang mengalami penumpukan glikogen c.
glikogen d. nucleus e. batas antar sel yang tidak jelas
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan dan betina baik dari kelompok perlakuan maupun
kelompok reversibel gambaran histologi hatinya menunjukkan gambaran normal
(gambar 3 a dan b). Pada kelompok yang memperoleh infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun
kelompok reversible kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan
b). Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang
(karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan
juga batas sel tidak jelas (gambar 5).
Kesimpulan
Tidak terlihat wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar SGPT
dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada organ hepar hewan uji
hanya terjadi pada 2 tikus dari 50 hewan uji yaitu adanya degenerasi hidropik.
Efek toksik yang muncul tidak berkaitan dengan takaran dosis karena efek toksik
yang muncul terjadi pada 1 ekor di dosis 180 mg/kg BB dan 1 ekor di doses 503
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
mg/kg BB. Terjadi keterbalikan efek toksik dari infusa daun sirsak karena pada
dosis 180 mg/kg BB dan 503 mg/kg BB kelompok uji reversibilitas semua hewan
dinyatakan normal.
Daftar Pustaka
Anonim, 2004, Monograph of Graviola, Raintree nutrition Inc., Carson City.
Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C., 2011, Evaluation of
Acute and Subchronic Toxicity of Annona Muricata (Linn.) Aqueous Extract
in Animals, Euro. J. Exp. Bio., 1 (4), 115 – 124.
Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java, vol I,
Noordhoflbroningen, Nederlands.
Champy, P., Hoglinger, G.U., Feger, J., Gleye, C., Hocquemiller, R., Laurens,
A., et al., 2004, Annonacin, a Lipophilic Inhibitor of Mitochondrial Complex
I, Induces Nigral and Striatal Neurodegeneration in Rats: Possible Relevance
for Atypical Parkinsonism in Guadeloupe, Journal of Neurochemistry, 88, 63
– 69.
Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 41.
Depkes, 1995, Materia Medika Indonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 323-324.
Derelanko, M. J., and Holinger, M. A., 1995, Handbook of Toxicology, 2nd
edition, CRCpress, USA, 87.
Donatus, I.A., 2001, Toksisitas Dasar, Laboratorium Farmakologi-
Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 178.
Duryatmo, S., 2011, Dokter Bicara Daun Sirsak, Trubus, 469, 12 – 17.
Kaplowitz, N., 2004, Drug-Induced Liver Injury, CID, 38 (2), S44 – S48.
Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian
Risiko, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 206 – 214.
Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, fourth edition,
Informa Healthcare, USA, 194 – 200.
Walker, Hall, and Hurst, 1990, Clinical Methods: The History, Physical, and
Laboratory Examinations, third edition, Boston, diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201/ pada tanggal 9 Desember 2012
pukul 15.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Uji
Toksisitas Subkronis Infusa Daun Sirsak (Annonae muricatae folium) Terhadap
Organ Hati Dan Kadar Sgpt Tikus Putih Jantan Dan Betina“.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dalam dunia kefarmasian pada umumnya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas segala
bantuan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Adapun ucapan terimakasih
yang tulus hendak penulis ucapkan kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., PhD, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan segala waktu dan kesabarannya dalam mendampingi penulis
dalam penulisan karya tulis ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc, Apt. Dan Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk
memperbaiki karya tulis ini.
4. Teman teman sekelompok yang banyak membantu penggalian ide dalam
penulisan karya tulis ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung
untuk terwujudnya karya tulis ini.
Semoga Tuhan yang Maha Kasih membalas segala budi baik yang telah
mendukung penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Segala kesempurnaan adalah milik Tuhan. Penulis menyadari bahwa karya
tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar karya ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis
juga menyampaikan maaf setulus-tulusnya apabila ada kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis ini berguna
bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan dunia kefarmasian pada
khususnya.
Yogyakarta, 10 Januari 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... III
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ........................................................... IV
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. VI
PRAKATA ......................................................................................................... VII
DAFTAR ISI .................................................................................................. XXIX
DAFTAR TABEL ...................................................................................... XXXIII
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... XXXV
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. XXXVII
INTISARI ........................................................................................................... XL
ABSTRACT ....................................................................................................... XLI
BAB I PENGANTAR ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1. Permasalahan ........................................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ................................................................................... 3
3. Manfaat penelitian ................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1. Tujuan umum ............................................................................................ 4
2. Tujuan khusus ........................................................................................... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Daun Sirsak .............................................................................................. 6
1. Klasifikasi tanaman .................................................................................. 6
2. Deskripsi tanaman sirsak ......................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxx
3. Morfologi daun sirsak .............................................................................. 7
4. Kandungan kimia daun sirsak .................................................................. 7
5. Kegunaan daun sirsak .............................................................................. 8
6. Toksisitas daun sirsak .............................................................................. 9
B. Uji Toksisitas Subkronis ........................................................................... 9
C. Toksisitas Hati ........................................................................................ 11
1. Anatomi dan fisiologi hati ...................................................................... 13
2. Fungsi hati .............................................................................................. 15
3. Patogenesis kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik ................... 16
4. Tipe kerusakan hati yang diakibatkan induksi senyawa toksik .............. 19
a. Perubahan bobot hati ............................................................................. 19
b. Perlemakan hati (Steatosis) .................................................................... 19
c. Nekrosis hati ........................................................................................... 20
d. Sirosis ..................................................................................................... 21
e. Hepatitis kronis aktif .............................................................................. 21
f. Karsinogenesis ....................................................................................... 22
D. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) .................................... 22
E. Keterangan Empiris ............................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 24
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 24
1. Variabel utama ....................................................................................... 24
2. Variabel pengacau ................................................................................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxi
C. Bahan Penelitian .................................................................................... 25
D. Alat Penelitian ........................................................................................ 26
E. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 27
1. Penyiapan hewan uji .............................................................................. 27
2. Percobaan pendahuluan ......................................................................... 27
a. Determinasi tanaman sirsak ................................................................... 27
b. Pembuatan serbuk daun sirsak ............................................................... 27
c. Penetapan kadar air daun sirsak kering ................................................ 27
d. Penetapan dosis daun sirsak .................................................................. 28
3. Pembuatan infusa daun sirsak ............................................................... 29
4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ............................................. 30
5. Penetapan kadar SGPT .......................................................................... 31
6. Pembuatan dan pemerikasaan preparat histologi ................................. 31
F. Analisis Hasil ......................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
A. Pembuatan Sediaan Uji .......................................................................... 36
B. Pengamatan Umum ................................................................................ 36
1. Perkembangan Berat Badan Tikus ......................................................... 37
2. Asupan Makanan Perhari ...................................................................... 40
3. Asupan minuman perhari ....................................................................... 42
C. Pemeriksaan SGPT ................................................................................. 45
D. Pemeriksaan Histologi Hati ................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxii
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran ...................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Eksperimental desain - uji toksisitas subkronis pada hewan pengerat .... 11
selama 4 minggu ................................................................................................... 11
Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 38
Tabel III. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 39
Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 41
Tabel V. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 42
Tabel VI. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 44
Tabel VII. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak (mean ±SD) ............................................................................. 44
Tabel VIII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30
hari perlakuan infusa daun sirsak .......................................................................... 45
Tabel IX. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak ................................................................................. 46
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 49
Tabel XI. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxiv
TabelXII. Rata-rata bobot hati tikus jantan dan betina pada kelompok perlakuan
dan kontrol ............................................................................................................ 50
Tabel XIII. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30
hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas ........................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 37
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun
sirsak secara subkronis .......................................................................................... 37
Gambar 3. Grafik perubahan berat badan tikus tiap hari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 38
Gambar4. Grafik perubahan rata-rata berat badan tikus betina perhari selama 30
hari pemberian infusa daun sirsak ......................................................................... 39
Gambar5. Grafik pakan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 40
Gambar6. Grafik rata-rata pakan tikus jantan perhari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 41
Gambar 7. Asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 43
Gambar 8. Asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 43
Gambar9. Grafik perubahan SGPT tikus jantan sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47
Gambar10. Grafik perubahan SGPT tikus betina sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47
Gambar11. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada
kontrol jantan ........................................................................................................ 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxvi
Gambar12. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada
kontrol betina ........................................................................................................ 54
Gambar13. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis
180 mg/kg BB ....................................................................................................... 56
Gambar14. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada
dosis 180 mg/kg BB .............................................................................................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Persetujuan Penelitian dari Komisi Etik ........................................... 63
Lampiran2. Surat determinasi tanaman sirsak ...................................................... 64
Lampiran3. Rata-rata berat badan tikus jantan perhari ......................................... 65
Lampiran4. Rata-rata berat badan tikus betina perhari ......................................... 66
Lampiran5. Asupan makanan tikus jantan dan betina perhari .............................. 67
Lampiran6. Asupan minuman tikus jantan dan betina perhari ............................. 69
Lampiran7. Uji normalitas perubahan berat badan tikus jantan ........................... 71
Lampiran8. Uji kruskal Wallis perubahan berat badan tikus jantan ..................... 72
Lampiran9. Uji normalitas perubahan berat badan betina .................................... 73
Lampiran10. Uji Kruskal Wallis perubahan berat badan tikus betina .................. 74
Lampiran11. Uji normalitas asupan makanan tikus jantan ................................... 75
Lampiran12. Uji homogenitas data asupan makanan tikus jantan ........................ 76
Lampiran13. Uji Dunnet asupan makanan tikus jantan ........................................ 77
Lampiran14. Uji normalitas asupan makanan tikus betina ................................... 78
Lampiran 15. Uji homogenitas asupan makanan tikus betina............................... 79
Lampiran 16. Uji Dunnet asupan makanan tikus betina ....................................... 80
Lampiran17. Uji normalitas asupan minuman tikus jantan .................................. 81
Lampiran18. Uji Kruskal wallis asupan minuman tikus jantan ............................ 82
Lampiran19. Uji normalitas asupan minum tikus betina ...................................... 83
Lampiran20. Uji homogenitas asupan minuman tikus betina ............................... 84
Lampiran21. Uji Dunnett asupan minuman tikus betina ...................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxviii
Lampiran22. Uji normalitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 86
Lampiran23. Uji homogenitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 87
Lampiran24. Uji Tukey SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun sirsak
............................................................................................................................... 88
Lampiran25. Uji normalitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 89
Lampiran26. Uji homogenitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 90
Lampiran26. Uji Tukey SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun sirsak
............................................................................................................................... 91
Lampiran26. Uji normalitas SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 92
Lampiran27. Uji Kruskal Wallis SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak .................................................................................................. 93
Lampiran28. Uji normalitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 94
Lampiran29. Uji homogenitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak .................................................................................................. 95
Lampiran30. Uji Dunnet SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxix
Lampiran 31. Perhitungan Paired Samples T-Test SGPT sebelum dan sesudah
perlakuan ............................................................................................................... 97
Lampiran32. Kondisi organ yang diperiksa di laboratorium patologi KH UGM
setelah pembedahan .............................................................................................. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xl
Intisari
Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit oleh
masyarakat dari berbagai negara. Sayangnya, penelitian untuk mengungkapkan
keamanan penggunaan infusa daun sirsak masih kurang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati dan kadar SGPT akibat
konsumsi infusa daun sirsak.
Lima puluh ekor tikus jantan dan betina dibagi secara acak menjadi 5
kelompok, 1 kelompok kontrol, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 108; 180;
301; dan 503 mg/kgBB selama 30 hari. Pengambilan darah untuk menentukan
kadar SGPT dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pada hari ke 31. Pada hari ke
31 separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologinya. Lalu
dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari. Data berupa kadar SGPT dan bobot
hati yang didapat kemudian dianalisis dengan one way Annova dan deskripsi
histologi hati.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT
sebelum dan sesudah perlakuan dan kadar SGPT kontrol dengan kelompok
perlakuan. Hasil pemeriksaan histologinya, 2 hewan mengalami degenerasi
hidropik dari 50 hewan uji.
Kesimpulannya, tidak terjadi efek toksik pada pemberian infusa daun
sirsak selama 30 hari pada hati tikus jantan dan betina galur Sprague dawley
sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronik untuk mengungkap efek toksik yang
tidak nampak pada penelitian ini.
Kata kunci: Sirsak, toksisitas, subkronis, SGPT, hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xli
Abstract
Graviola leaves being used to address in variety of diseases by people
from various countries. Unfortunately, studies to reveal the safety of graviola
leaves infusion used is still lacking. The study aims to determine the form of
subchronic toxicity effects on the liver and SGPT’s levels due to consumption of
graviola leaves infusion.
Fifty male and female rats were divided randomly into 5 groups, 1 control
group and 4 treated groups dosed of 108; 180; 301, and 503 mg/kg BB for 30
days. Blood sampling to determine levels of SGPT were performed before
treatment and at 31st day. On 31
st day half of the mice were sacrificed to make
preparations of histology. Then recovery test was done for 14 days. Data in the
form of SGPT levels and liver weights were obtained and analyzed with one-way
Annova and liver histologies were described.
As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT
before and after treatment and levels of SGPT between the control and the
treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic
degeneration of the 50 animals.
The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of
graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley
strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that
are not performed in this study.
Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Sebelum pengobatan modern masuk Indonesia, masyarakat Indonesia
banyak menggunakan bahan alam sebagai media pengobatan. Mereka
menggunakan bagian tanaman, hewan, dan mineral yang kemudian diracik untuk
menyembuhkan penyakit. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor
246/Menkes/Per/V/1990 pasal 1 menyebutkan bahwa obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, dan mineral,
sediaan galenik atau campuran bahan bahan tersebut, yang secara tradisional telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Depkes, 1990). Sehingga
penggunaan bahan tanaman, hewan, dan mineral yang diracik tersebut untuk
melakukan pengobatan disebut pengobatan tradisional.
Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk
mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Di Indonesia,
daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai obat bisul, batuk, diare, hepatitis,
hipertensi, dan rematik seperti juga di Malaysia. Di negara negara Amerika Latin,
daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai analgesik, antiplasmodik, antihipertensi,
dan antidiabetes. Sejak ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh
Mc Laughin pada tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat
berfungsi membunuh sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam
terapi antikanker baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan
banyak dokter yang mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjaga kesehatan (Duryatmo, 2011). Sejak itu pula, mulai banyak penelitian
mengenai efek farmakologis dari daun sirsak misalnya antilipidemia dan
antidiabetes (Adewole, and Ojewole, 2009) serta sebagai antinociceptive dan
antiinflamasi (Sousa, Vieira, Pinho, Yamamoto, and Alves, 2010).
Kini, disaat berkembangnya obat modern, pengobatan tradisional masih
menjadi idola untuk sebagian orang karena pengobatan tradisional dianggap lebih
aman daripada obat modern. Daun sirsak kini menjadi idola sebagian orang untuk
dikonsumsi rutin sebagai pencegah penyakit. Namun, ada kejadian atipikal
Parkinson di French West Indies dihubungkan dengan kebiasaan masyarakatnya
yang suka mengkonsumsi daun sirsak dalam bentuk sediaan teh (Caparros-
Lefebvre and Elbaz, 1999). Oleh karena itu, perlu adanya pengujian yang
mendalam mengenai efek buruk pengkonsumsian daun sirsak secara berulang
dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari)
infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum
Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian
penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun
sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan
ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode,
Terlabi, and Larbie, 2011). Pengujian subkronis inilah yang akan menunjukkan
bila ada efek buruk yang terjadi dari pengkonsumsian daun sirsak secara berulang
untuk waktu 30 terhadap organ hati dan kadar SGPT yang tidak terungkap pada
penelitian sebelumnya yang hanya 14 hari. Penelitian ini menggunakan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
infusa karena masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan
rebusan sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk
pembuatannya maka penelitian ini menggunakan infusa yang memiliki patokan
baku pembuatannya dan serupa dengan rebusan. Pengujian dilakukan pada organ
hati karena organ hati merupakan organ utama metabolisme zat zat yang masuk
dalam tubuh. Sehingga bila ada zat yang berbahaya yang masuk dalam tubuh,
organ hati yang berpotensi besar untuk terjadi kerusakan. Kerusakan organ hati
dapat terlihat dalam hispatologi hati tersebut, apakah terjadi ketidaknormalan
dalam hispatologinya atau tidak. Indikator lain dari adanya kerusakan fungsi hati
adalah kadar SGPT. Kadar SGPT nilainya akan berubah bila terjadi kelainan
fungsi hati.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah
d. Seperti apa wujud biokimia efek toksik pada SGPT dan wujud struktural
efek toksik infusa daun sirsak pada histologi organ hati pada uji toksisitas
subkronis?
e. Apakah spektrum efek toksik senyawa uji tersebut berkaitan dengan
takaran dosis?
f. Adakah keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang sudah pernah dikerjakan adalah uji toksisitas akut ekstrak
etanol daun sirsak dan hasilnya adalah ekstrak etanol daun sirsak memiliki
LD50 1,67 g/kg BB (Sousa et al., 2010). Uji toksisitas akut dari ekstrak air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
daun sirsak hasilnya adalah LD50 ekstrak air daun sirsak adalah lebih dari 200
mg/kg secara i.p (Adewole et al., 2009). Ekstrak daun sirsak dinyatakan aman
karena LD50nya lebih dari 5 g/kg BB secara per oral dan untuk dosis tinggi
daun sirsak menyebabkan kerusakan ginjal bila dikonsumsi dalam jangka
waktu 14 hari pada tikus walaupun secara umum pengkonsumsian ekstrak air
daun sirsak tidak menimbulkan efek buruk (Arthur et al, 2011). Ekstrak air
daun sirsak juga memiliki efek hepatoprotektif terhadap hati tikus yang
terinduksi CCl4 dan asetaminofen pada dosis 400 mg/kg BB (Arthur, Woode,
Terlabi, and Larbie, 2012).
Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian uji toksisitas subkronik infusa
daun sirsak dalam waktu 30 hari pada tikus putih belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan farmasi terutama pada penggunaan obat tradisional.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek
toksik subkronis pada hati akibat pemberian infusa daun sirsak.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis
pada hati akibat konsumsi infusa daun sirsak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Tujuan khusus
Penelitian ini dilakukan untuk:
a. Mengungkapkan wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada
kadar SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada hati
tikus betina dan jantan pada pemejanan subkronis.
b. Mengungkapkan apakah efek toksik senyawa uji berkaitan dengan
takaran dosis atau tidak.
c. Mengeveluasi keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Daun Sirsak
1. Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L. (Anonim, 2008).
2. Deskripsi tanaman sirsak
Tanaman sirsak adalah tanaman tropis yang bisa berbuah sepanjang
tahun, tingginya 5 – 6 m, dengan daun yang berwarna hijau tua, glosi, dan
lebar. Buah yang dihasilkan besar, berbentuk seperti jantung, dapat dimakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
diameternya 15 – 23 cm, luarnya berwarna kuning kehijauan dan dalamnya
berwarna putih (Anonim, 2004).
3. Morfologi daun sirsak
Daun sirsak atau Annona muricata folium adalah daun dari tanaman
Annona muricata L., suku Annonaceae. Daun ini berbau agak keras dan
rasanya agak kelat. Daun sirsak adalah daun tunggal, berwarna kehijauan
sampai hijau kecoklatan, helaian daunnya seperti kulit. Bentuk dari daun
sirsak adalah bundar panjang, lanset, atau bundar telur terbalik. Panjang tiap
helainya adalah 6 cm sampai 18 cm dan lebarnya antara 2 cm hingga 6 cm.
Ujung daun sirsak meruncing pendek, begitu juga dengan pangkalnya. Tepi
daun sirsak adalah rata. Panjang tangkai daun sirsak sekitar 0.7 cm.
Permukaan daun sirsak licin agak mengkilat. Tulang daun daun sirsak
menyirip dan ibu tulangnya menonjol pada permukaan bawah (Depkes, 1989).
4. Kandungan kimia daun sirsak
Secangkir infusa atau dekokta daun sirsak mengandung 140 µg
kelompok senyawa acetogenin (Lannuzel, Hoglinger, Champy, Michel,
Hircsh, and Ruberg, 2006). Acetogenin yang ada dalam daun sirsak adalah
annocatalin, annohexocin, annonomicin, annomontacin, annomuricatin A dan
B, annomuricin A hingga E, annomutacin, annonacin, annonacinone,
annopentocin A hingga C, cis-annonacin, cis-corossolone, cohibin A hingga
D, gigantetrocin A dan B, gigantetrocinone, gigantetronenin, goniothalamicin,
iso-annonacin, javoricin, montanacin, montecristin, muracin A hingga G,
muricapentocin, muricatalicin, muricatalin, muri-catenol, muricatetrocin A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dan B, muricatin D, muricatocin A hingga G, muricin H, muricin I,
muricoreacin, murihexocin 3, murihexocin A hingga C, murihexol, murisolin,
robustocin, rolliniastatin 1 dan 2, saba-delin, solamin, uvariamicin I dan IV,
dan xylomicin (Anonim, 2004). Selain itu, ekstrak air daun sirsak mengandung
saponin, tannin terkondensasi, glikosida, dan flavonoid (Arthur et al., 2011).
Daun sirsak juga mengandung senyawa alkaloid, Annonamine (Matsushige,
Kotake, Matsunami, Otsuka, Ohta, and Takeda, 2012).
5. Kegunaan daun sirsak
Daun sirsak banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk
pengobatan penyakit abses, arthritis, asthenia, asma, bronchitis, selesma,
batuk, diabetes, disentri, demam, edema, batu empedu, hipertensi, kelainan
pencernaan, infeksi, kecacingan, sakit liver, malaria, neuralgia, palpitasi,
rematik, dan tumor. Juga dapat sebagai astringen dan diuretik (Anonim, 2004).
Penelitian invivo membuktikan manfaat daun sirsak antara lain: Ekstrak air
daun sirsak menghambat lipid peroksida dan meningkatkan produksi insulin
dan antioksidan endogen sehingga ekstrak air daun sirsak dapat melindungi
dan memelihara sel β pancreas (Adewole and Caxton-Martins, 2006) dan sel
hati pada tikus(Adewole and Ajowole, 2009). Ekstrak air daun sirsak juga
memiliki efek hepatoprotektif terhadap hati tikus yang terinduksi CCl4 dan
asetaminofen (Arthur et al, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
6. Toksisitas daun sirsak
Caparros-Lefebvre dan Elbaz (1999) mengemukakan bahwa ada
hubungan antara pengkonsumsian herbal teh daun sirsak dalam jangka
panjang dapat menyebabkan terjadinya Progressive Supranuclear Palsy dan
Parkinson karena herbal teh daun sirsak mengandung senyawa
benzyltetrahydroisoquinolines yang bersifat toksik terhadap sel sel otak.
Konsumsi daun sirsak dalam jangka waktu yang panjang dapat menginduksi
toksik yang terkumulasi yang dapat menyebabkan atypical parkinsonism
syndrome (Champy, Hoglinger, Feger, Gleye, Hocquemiller, Laurens, et al.,
2004). Infusa daun sirsak juga mengandung annonacin yang dapat menembus
blood brain barrier dan menginduksi neurodegenerasi pada basal ganglia
seperti yang terjadi pada atypical parkinsonism (Lannuzel et al., 2006).
B. Uji Toksisitas Subkronis
Toksikologi adalah ilmu yang mencakup pengamatan berbagai efek
kualitatif maupun kuantitatif dalam diri makhluk hidup baik in vivo maupun in
vitro. Ada 4 asas toksikologi yang meliputi kondisi pemejanan dan kondisi
makhluk hidup, mekanisme aksi, wujud efek toksik, dan sifat efek toksik.
Mekanisme aksi racun atas sistem aksi tertentu dalam tubuh dapat dijelaskan
berdasarkan atas sifat kejadiannya, sifat antaraksinya, dan resiko
penumpukannya dalam gudang penyimpanan tubuh. Wujud efek toksik suatu
racun dapat berupa perubahan biokimia, fungsional atau struktural dan
ketiganya memiliki sifat terbalik dan tidak terbalik (Donatus, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sebuah uji toksisitas dirancang untuk menghasilkan data tentang efek
buruk dari suatu zat pada manusia, hewan, atau lingkungan. Kebanyakan uji
toksisitas menguji efek tertentu yang bersifat khas, yang disebut end point,
seperti kanker (karsinogenik) atau iritasi mata (ketoksikan ocular). Walau
begitu, uji toksisitas juga ada yang bersifat umum seperti uji toksisitas
pemaparan tunggal (uji toksisitas akut) dan uji toksisitas pemaparan berulang
(uji toksisitas repeat dose), dimana hewan coba diberikan zat dengan dosis
harian untuk menghitung NOAELs (No Observable Adverse Effect Level) dan
menentukan kerusakan organ atau sistem akibat pemejanan zat selama 1
bulan, 3 bulan, atau 2 tahun. Uji toksisitas dimaksudkan untuk menentukan
kebahayaan suatu zat pada manusia yang biasa diungkap dengan keamanan
dan pada lingkungan yang disebut ekotoksisitas (Anonim, 2009).
Uji toksisitas subkronis adalah uji yang digunakan untuk menentukan
toksisitas yang timbul dari paparan berulang beberapa minggu sampai
beberapa bulan, biasanya digunakan pengujian secara oral, dermal, dan inhal.
Pada uji ini dilakukan pengamatan klinis yang rinci dan pemeriksaan patologi
(Monnosson, 2007).
Tabel I menunjukkan minimal jumlah hewan yang dapat digunakan
sebagai hewan coba pada uji toksisitas subkronis selama 4 minggu
menggunakan hewan pengerat. Minimal hewan uji yang digunakan adalah 5
untuk masing-masing jenis kelamin serta minimal ada 3 peringkat dosis dan 1
kelompok kontrol yang digunakan. Untuk pengamatan nekropsi, dilakukan
evaluasi yang lengkap pada semua hewan (A.S). Pada pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mikroskopik, untuk dosis rendah dan menengah dilakukan pengamatan bila
memang diperlukan (A.R) (Derelanko and Holinger, 1995).
Tabel I. Eksperimental desain - uji toksisitas subkronis pada hewan pengerat
selama 4 minggu
Jumlah hewan minimal
4 minggu
Initial
Clinical
laboratory
studies
Necropsy Microscopic
pathology
Group
Dos
e
level
mal
e
Femal
e
mal
e
Femal
e
mal
e
femal
e
Mal
e
Femal
e
I
(control
)
0 5 5 5 5 A.S A.S 5 5
II (low) * 5 5 5 5 A.S A.S A.R A.R
III
(mild) * 5 5 5 5 A.S A.S A.R A.R
IV
(high) * 5 5 5 5 A.S A.S 5 5
Keterangan A.S = all survivors
A.R = as required
(Derelanko and Holinger, 1995).
C. Toksisitas Hati
Senyawa toksik dapat sangat berbahaya pada organ organ tertentu
meskipun banyak organ dan jaringan yang lain dapat menjadi target senyawa
toksik. Organ organ tertentu dapat menjadi target senyawa toksik dengan
alasan:
1. Organ tersebut merupakan penyuplai darah
2. Pada organ tersebut terdapat enzim tertentu yang berinteraksi dengan
senyawa toksik tersebut atau organ tersebut merupakan jalur biokimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Organ tersebut berada di posisi tertentu dan memiliki fungsi tertentu
4. Rentan terhadap gangguan
5. Memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan
6. Adanya sistem uptake tertentu
7. Memiliki kemampuan memetabolisme senyawa dan memiliki
kesetimbangan sistem toksikasi dan detoksikasi
8. Berikatan dengan makromolekul tertentu (Timbrell, 2009).
Jika senyawa induk bersifat toksik, faktor seperti enzim penginduksi
dan penginhibisi, yang merubah metabolisme atau merubah distribusi atau
ekskresi, akan memiliki kecenderungan merubah ketoksikan senyawa tersebut.
Sistem uptake yang spesifik akan mempengaruhi distribusi, dan rute ekskresi
tertentu akan menjadi jenuh. Metabolisme bisa menyebabkan penampakan
dari tipe toksisitas yang berbeda. Jika metabolitnya toksik, kemudian faktor
yang meningkatkan metabolisme dapat meningkatkan toksisitas, sehingga bila
jalur detoksifikasinya juga tidak meningkat, tidak terjadi keseimbangan.
Metabolit toksik atau metabolit yang hampir toksik bisa dihasilkan di sebuah
organ seperti hati dan ditransportasikan ke organ lain. Interaksi antara toksin
atau metabolit yang reaktif dengan reseptor terjadi di jaringan yang spesifik
(Timbrell, 2009).
Hati menjadi target senyawa beracun karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Hati mampu memetabolisme senyawa asing yang masuk dalam tubuh tapi
hasil metabolism tidak selalu berupa detoksifikasi. Bisa saja hasil
metabolism berupa racun sehingga meracuni hati.
2. Hati memiliki peran penting sebagai perantara metabolisme dan sintesis,
sebagai konsekuensinya, interfensi dengan jalur metabolisme endogen
dapat memicu ketoksikan.
3. Sekresi bile oleh hati. Hal ini merujuk pada ekskresi biliary senyawa asing
yang menjadikan konsentrasinya tinggi.
4. Suplai darah menentukan bahwa hati terpapar senyawa toksik dengan
konsentrasi yang tinggi yang diserapnya dari gastrointestinal (Timbrell,
2009).
1. Anatomi dan fisiologi hati
Hati adalah sebuah organ yang terletak di abdomen atas dan terbagi
menjadi 2 lobes mayor dan 2 lobes minor (Stine and brown, 1996). Senyawa
yang memasuki tubuh melalui gastrointestinal diserap dalam sistem peredaran
darah hepatic-portal dan masuk ke hati melalui portal vein (Timbrell, 2009).
Walaupun sebenarnya darah memasuki hati dengan 2 cara, yaitu melalui
hepatic artery dan portal vein. Darah keluar dari hati melalui hepatic vein, dan
bile dikeluarkan melalui hepatic duct lalu melalui common bile duct menuju
usus halus atau melalui cystic duct menuju ke gall bladder untuk disimpan
(Stine and Brown 1996).
Hati menerima sekitar 25% cardiac output, yang mengalir melalui
organ tersebut sekitar 1 sampai 1.3 ml min-1
g-1
dan mengalir melalui hepatic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
vein ke inferior vena cava (Timbrell, 2009). Sel dalam hati disusun secara
khusus dengan pola hexagonal yang disebut lobules. Sel epitel yang disebut
hepatosit terlihat seperti menyebar keluar dari central vein. Kolom hepatosit
memiliki kanal yang disebut sinusoid yang tersusun dari sel endothelial yang
sangat permeabel dan mengandung sel fagosit yang disebut sel kupffer. Tiga
vessel lainnya ditemukan pada tiap ujung heksagon, yaitu cabang dari portal
vein, cabang dari hepatic artery, dan bile duct. Darah mengalir masuk melalui
cabang hepatic artery dan portal vein, melalui sinusoid, dan mengalir keluar
melalui central vein. Bile dihasilkan di hepatosit dan mengalir keluar melalui
bile canaliculi ke bile duct (Stine and Brown, 1996).
Tiap hepatic artery/ portal vein tidak hanya mensuplai darah ke satu
lobule, tetapi ke daerah sel yang melalui dua atau lebih lobule. Daerah sel ini
disebut acinus. Karakteristik tiap hepatosit berbeda tergantung dari lokasi
mereka di acinus (Stine and Brown, 1996). Ada 3 zona dalam acinus, zona 1
akan menerima darah dari afferent venules dan arterioles pertama, diikuti zona
2, dan zona 3. Darah yang diterima di zona 1 kaya akan oksigen dan
nutrien(Timbrell, 2009). Sel di zona 1 menunjukkan aktifitas enzim yang
tinggi termasuk dalam respirasi; zona 1 sepertinya merupakan tempat
bermulanya regenerasi dan perpindahan sel hati (sel baru tersebut kemudian
bermigrasi ke zona 2 dan 3). Sel di zona 3, menunjukkan aktifitas sitokrom
P450 yang tinggi (Stine and brown, 1996). Sel di zona 3 ini juga sensitif
terhadap senyawa yang toksik (Timbrell, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Banyak hepatosit yang mengandung enzim yang dapat mengubah
senyawa toksik secara kimia. Senyawa toksik tersebut bisa jadi lebih toksik,
atau menjadi kurang toksik. Ada 2 tipe biotransformasi yaitu reaksi fase 1 dan
reaksi fase 2 (Stine and Brown, 1996).
Reaksi fase 1 adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa, yang dilakukan
oleh sistem enzim yang disebut system sitokrom P450. Sistem ini terdiri dari
beberapa jenis enzim berbeda, termasuk beberapa bentuk dari sitokrom P450
itu sendiri. Mereka memetabolisme steroid, senyawa endogen, dan xenobiotik
(Stine and Brown, 1996).
Sitokrom P450 monooksigenase terdiri dari haemoprotein yang disebut
sitokrom P450 (CYP) dan flavoprotein yang disebut NADPH-sitokrom P450
reduktase. CYP adalah sebuah senyawa dan merupakan sebuah tempat
pengikatan oksigen dalam sistem enzim tersebut dan reduktase-nya adalah
donor electron. CYP3A4 adalah enzim CYP yang paling penting di dalam hati
diikuti CYP1A2, CYP2C9, CYP2D6, CYP2E1, dan CYP2C19. Hidroksilasi
beberapa obat dimediasi oleh CYP2D6 dan demetilasinya didominasi oleh
CYP1A2, CYP2C, dan CYP3A4 (Greaves, 2000).
Reaksi fase 2 meliputi konjugasi senyawa toksik (metabolit hasil dari
reaksi fase 1) dengan molekul lainnya. Biasanya, aksi ini meningkatkan
ukuran dan kelarutan pada air senyawa tersebut, dan membuatnya mudah
untuk diekskresikan (Stine and Brown, 1996).
2. Fungsi hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hati adalah organ yang memiliki peran penting dalam proses
metabolisme. Darah yang mengandung nutrien dari saluran pencernaan
singgah ke hati (melalui vena portal), dimana nutrien seperti karbohidrat, lipid,
dan vitamin diambil dari darah dan disimpan hingga suatu waktu dibutuhkan.
Sel hati juga bisa memetabolisme karbohidrat, lipid, dan protein (Stine and
Brown, 1996). Hati juga mensintesis dan mensekresi bile, yang mengandung
air, ion, lipid, dan pigmen bile. Bile disimpan di gall bladder dan disekresikan
ke usus halus (Stine and Brown, 1996). Hati juga tempat terjadinya
metabolisme xenobiotik. Artinya, hepatosit memiliki resiko terpapar toksik
yang teraktifkan yang merupakan hasil dari metabolisme senyawa toksik
(Stine and Brown, 1996).
3. Patogenesis kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik
Kerusakan hati yang diakibatkan oleh senyawa toksik ada yang bisa
diprediksi dan ada yang tidak bisa diprediksi. Senyawa yang menyebabkan
kerusakan hati yang bisa diprediksi biasanya menampakkan gejalanya dalam
beberapa hari dan biasanya menimbulkan toksisitas hati secara langsung yang
disebabkan oleh senyawa induk maupun metabolitnya. Sedangkan yang tidak
bisa diprediksi gejalanya tampak setelah beberapa minggu sampai satu tahun.
Kebanyakan kejadian kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik adalah
tidak bisa diprediksi dan merupakan hipersensitif yang dimediasi oleh imun
atau idiosyncratic (Kaplowitz, 2004).
Patogenesis kerusakan hati yang diinduksi senyawa toksik biasanya
karena senyawa toksik atau metabolitnya menimbulkan respon imun atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berefek secara langsung pada biokimia sel. Metabolit senyawa kimia bisa
berupa senyawa elektrofilik atau radikal bebas yang memiliki kemampuan
untuk beinteraksi dengan makromolekul selular seperti protein, lipid, dan
asam nukleat, yang menyebabkan disfungsi protein, peroksidasi
lipid,kerusakan DNA, dan stress oksidatif (Kashaw, Nema, and Agarwal,
2011). Konsekuensi dari reaksi kimia tersebut bisa berefek langsung pada
organel tapi bisa juga mempengaruhi organel secara tidak langsung melalui
aktivasi dan inhibisi sinyal kinase, faktor transkripsi, dan ekspresi gen.
Kerusakan intraselular mengakibatkan kematian sel yang disebabkan oleh
penyusutan sel dan pembongkaran nukleus (apoptosis) atau pembengkakan
dan lisis (nekrosis). Kematian hepatosit adalah penyebab utama kerusakan hati
meskipun sel sinusoidal endothelial dan epithelium bile duct juga bisa menjadi
target kerusakan (Kaplowitz, 2004).
Sensitisasi sitokinin yang berada di hati juga bisa terjadi dan
menyebabkan hepatotoksik. Metabolit senyawa yang aktif dapat berikatan
secara kovalen dengan protein yang ada di hati, menimbulkan respon imun
dan menimbulkan kerusakan hati yang dimediasi oleh respon imun. Hal ini
biasanya dicirikan dengan demam, eosinofilia, atau reaksi alergi. Mekanisme
ini melibatkan aksi yang mirip hapten. Sebenarnya, senyawa toksik yang
beukuran kecil tidak imunogenik, tetapi mereka dapat menyebabkan respon
imun ketika berikatan dengan makromolekul seperti protein. Hal ini akan
mengubah protein dan protein tersebut dianggap sebagai benda asing oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sistem imun sehingga menyebabkan serangan autoimun pada hepatosit yang
normal (Kaplowitz, 2004).
Selain itu, metabolit reaktif juga menyebabkan gangguan gradient ion
dan cadangan kalsium intraseluler, yang mengakibatkan gangguan
mitokondrial dan hilangnya produksi energi. Kerusakan tersebut menghasilkan
sejumlah besar oksidan yang merusak sel hepatik. Aktifasi beberapa enzim
dari sistem sitokrom P-450 seperti CYP2E1 juga menyebabkan stress
oksidatif. Kerusakan hepatosit dan sel bile duct menyebabkan akumulasi bile
acid di hati. Hal ini yang menyebabkan kerusakan hati lebih lanjut. Kerusakan
fungsi sel bisa memuncak pada sel mati dan menyebabkan gagal hati.
Kerusakan dan kematian sel hati juga dapat memicu timbulnya reaksi imun,
baik imun aktif maupun pasif. Stres dan kerusakan hepatosit menghasilkan
sinyal yang menstimulasi aktivasi sel lainnya, terutama sistem imun pasif,
seperti sel Kupfer, NK sel, dan NKT cells. Sel sel tersebut berkontribusi pada
kelangsungan kerusakan sel dengan memproduksi mediator proinflamatori dan
mengeluarkan kemokin yang menyebabkan datangnya sel inflamasi yang lebih
banyak. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai sitokin inflamasi, seperti TNF-
α, IFN-ϒ, dan IL-1β, dihasilkan selama pengrusakan sel hepatik yang
mempengaruhi kerusakan jaringan. Sel imun pasif juga merupakan merupakan
sumber utama IL-10, IL-6, dan beberapa prostaglandin, yang dapat berfungsi
sebagai hepatoprotektor. Sehingga, hal ini menjadikan kesetimbangan yang
sulit dari inflamasi dan produksi mediator hepatoprotektif setelah aktifasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sistem imun pasif yang ditentukan oleh kerentanan dan adaptasi individu
terhadap kerusakan sel hepatik (Kashaw et al, 2011).
4. Tipe kerusakan hati yang diakibatkan induksi senyawa toksik
Kerusakan yang terjadi pada hati akibat induksi dari senyawa toksik dapat
berupa:
a. Perubahan bobot hati
Penyebab perubahan bobot hati berbeda-beda. Bobot hati bisa
meningkat karena akumulasi lipid, glikogen atau senyawa lain atau karena
kerusakan sel, kongesti sel, hipertrofi atau hiperplasia dari hepatoselular
yang disertai dengan proliferasi RE halus atau peroksisom. Pengaruh
hipertrofi centrilobular dengan kenaikan massa hati pada rodent biasanya
dihubungkan dengan proliferasi RE halus dan induksi enzim adaptif
(Greaves, 2000).
b. Perlemakan hati (Steatosis)
Perlemakan hati adalah hati yang mengandung berat lipid lebih
dari 5%. Adanya kelebihan lemak dalam hati dapat dibuktikan secara
histokimia. Lesi dapat bersifat akut, seperti yang disebabkan oleh etionin,
fosfor, atau tetrasiklin. Mekanisme perlemakan hati yang paling umum
adalah rusaknya pelepasan trigliserida hati ke plasma. Penimbunan lipid
hati dapat terjadi lewat beberapa mekanisme:
a. Penghambatan sintesis satuan protein dari lipoprotein
b. Penekanan konjugasi trigliserida dengan lipoprotein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Hilangnya kalium dari hepatosit, mengakibatkan gangguan transfer
VLDL melalui membrane sel
d. Penghambatan sintesis fosfolipid (Lu, 1995).
Penampakan mikroskopik dari steatosis ada 2 macam yaitu
mikrovesikular, lipid-containing cytoplasmic vacuoles, dan
makrovesikular, ada satu vakuola tiap sel. Makrovesikular
dikarakteristikkan dengan adanya satu vakuola berlemak yang besar yang
menggeser posisi nukleus ke periphery. Senyawa penyebab
makrovesikular mengganggu proses pengeluaran lipid dari sel (Greaves,
2000).
Mikrovesikular steatosis merupakan pertanda dari kerusakan hati
yang serius atau terjadi keracunan dalam organ hati. Sitoplasma sel hati
terisi oleh sejumlah kecil lipid yang sering memberikan tampilan berbusa
dan inti sel tetap tinggal ditengah sel. Pada manusia, mikrovesikular
streatosis dihubungkan dengan penyakit hati seperti fatty liver akut pada
kehamilan dan Reye’s syndrome (Greaves, 2000).
c. Nekrosis hati
Nekrosis adalah kematian hepatosit dan biasanya merupakan
kerusakan akut. Nekrosis hati merupakan manifestasi toksik yang
berbahaya tetapi tidak selalu kritis karena hati memiliki kapasitas
pertumbuhan kembali yang cepat (Lu, 1995).
Kematian sel terjadi bersamaan dengan pecahnya membran
plasma. Ada beberapa perubahan yang mendahului kematian sel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Perubahan morfologi awal antara lain berupa edema sitoplasma, dilatasi
Retikulum endoplasma, dan disagregasi polisom. Perubahan yang
terdahulu merupakan pembengkakan mitokondria progresif dengan
kerusakan krista, pembengkakan sitoplasma, penghancuran organel dan
hati, dan pecahnya membran plasma (Lu, 1995).
d. Sirosis
Sirosis didefinisikan sebagai proses difusi yang dikarakteristikkan
oleh fibrosis dan konversi hati normal menjadi nodules yang strukturnya
abnormal oleh WHO (Greaves, 2000). Sirosis ditandai dengan adanya
septa kolagen yang tersebar di sebagian besar hati. Sirosis berasal dari
nekrosis sel tunggal karena kurangnya perbaikan. Kemudian keadaan ini
menyebabkan aktivitas fibroblastik dan pembentukan jaringan parut (Lu,
1995).
e. Hepatitis kronis aktif
Kondisi inflamasi kronik dikarakteristikkan dengan adanya
senyawa penyebab inflamasi terutama limfosit dan sel plasma dengan
bervariasi jumlah neutrofil dan eosunofil, yang meluas hingga area portal
dan memanjang hingga lobule hati dan mengikis limiting plate (Greaves,
2000).
Banyak obat yang dilaporkan berhubungan dengan hepatitis kronis.
Kebanyakan dari hepatitis kronik yang diakibatkan oleh obat pada manusia
adalah hasil dari pemaparan terus-terusan obat tersebut. Obat induk atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
senyawa metabolitnya mungkin bertindak sebagai hapten dengan
berkombinasi dengan makromolekul dalam hati dan mengubah antigenic
mereka dengan hasilnya adalah sensitisasi limfosit dan kerusakan hepatosit
(Graves, 2000).
f. Karsinogenesis
Karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma adalah jenis
neoplasma yang paling umum pada hati (Lu, 1995). Pada manusia,
karsinoma hati bergantung pada kuantitas dan karakter sitoplasma, ukuran
dan derajat hiperkromatis inti sel, rasio nukleus dan sitoplasma, kohesifitas
sel tumor, dan gambaran umum sel (Greaves, 2000).
D. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT)
Transferase adalah gugus enzim yang mengkatalisis interkonvensi asam
amino dan oxoacids dengan memindahkan gugus amino. SGPT (Serum
Glutamat Piruvat Transaminase) atau sering disebut juga ALT (Alanine
Aminotransferase) biasa digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosis
adanya penyakit hati. Kerusakan sel hati dimanifestasikan dengan peningkatan
aktivitas transaminase (Walker, Hall, and Hurst, 1990).
Pengukuran aktivitas ALT secara rutin digunakan untuk screening darah
donor apakah memiliki resiko hepatitis atau tidak, terutama untuk hepatitis
non A dan non B, karena belum ada tes serologi yang lebih spesifik lagi. Hal
ini dapat mencegah kejadian post-transfusion hepatitis (Walker et al., 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mendapatkan bukti
pengaruh pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari terhadap organ hati dan
aktifitas SGPT pada tikus putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian pengaruh pemberian berulang infusa daun sirsak terhadap hati
dan kadar SGPT tikus putih jantan dan betina galus Sprague Dawley termasuk
dalam penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian
acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
Variabel utama dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel tergantung.
a. Variabel bebas: dosis air infusa daun sirsak. Dosis air infusa daun sirsak
adalah sejumlah serbuk daun sirsak (mg) yang dibuat infusa dalam 100
ml aquadest tiap satuan berat badan (kg) hewan uji.
b. Variabel tergantung: kerusakan struktur anatomi hati yang dilihat dari
gambaran histologi hati dan perubahan kadar SGPT dalam darah hewan
uji.
2. Variabel pengacau
Variabel pengacau dalam penelitian ini terdiri dari variabel pengacau
terkendali dan variabel pengacau tidak terkendali.
a. Variabel pengacau terkendali :
1) subjek uji berupa tikus putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a) galur Sprague Dawley
b) jenis kelamin jantan dan betina
c) umur 2 – 2,5 bulan
d) berat badan 170 – 280 gram
e) keadaan fisik yang berstatus sehat dan tikus betina sedang
dalam keadaan tidak hamil
2) bahan uji berupa daun sirsak
a) Daun berwarna hijau tua berupa daun dewasa, utuh dan terlihat
sehat (tidak terkena gigitan serangga maupun ada noda jamur).
b) Daun diperoleh dari satu pohon yang sama, yang lokasinya
jauh dari jalan raya dan tidak terpapar pestisida.
b. Variabel tidak dikendalikan:
2) keadaan patologis tikus: meskipun keadaan fisik tikus dinyatakan
berstatus sehat, tapi itu tidak bisa menjamin keadaan hatinya
berstatus sehat.
C. Bahan Penelitian
1. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan
dan betina, berusia 2 – 2,5 bulan, berat badan 170 – 280 gram, yang diperoleh
dari laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak dalam kondisi dewasa dan segar
berwarna hijau tua, dan diperoleh dari kebun milik H.Sunarto di dusun Jetis
Baran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada bulan Mei - Juni 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Bahan untuk membuat preparat histopatologi hati adalah larutan formalin
37%, larutan formalin p.a 10%, larutan alkohol 80%, larutan alkohol 95%,
larutan alkohol absolut, cairan xylol, cairan paraffin, paraffin blok, Mayers
Egg Albumin, larutan hematoksilin, dan larutan eosin alkohol yang disediakan
oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada.
4. Bahan yang digunakan sebagai kontrol adalah aquadest yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
D. Alat Penelitian
1. jarum suntik peroral
2. spuit injeksi
3. seperangkat alat bedah
4. alat alat gelas (Pyrex)
5. timbangan (analytical balance)
6. blender
7. ayakan
8. mikroskop
9. kamera digital
10. metabolic cage
11. panci infusa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Tata Cara Penelitian
1. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan berjumlah 50 ekor (25 jantan dan 25
betina), ditempatkan dalam metabolic cage. Hewan uji yang digunakan adalah
tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley; umur 2 – 2,5 bulan; berat
badan 170 – 280 g.
2. Percobaan pendahuluan
a. Determinasi tanaman sirsak
Determinasi tanaman sirsak dilakukan dengan cara mencocokkan
ciri ciri yang dipunyai tanaman sirsak dengan buku acuan (Backer and
Bakhizen van den Brink, 1963).
b. Pembuatan serbuk daun sirsak
Sejumlah daun sirsak dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3
hari pada suhu ± 470C. Kemudian daun diblender hingga menjadi serbuk
halus. Setelah itu serbuk diayak dengan ayakan no.40.
c. Penetapan kadar air daun sirsak kering
Cara penetapan kadar air daun sirsak kering dilakukan dengan
metode destilasi. Awalnya, daun sirsak kering dibuat bentuk serbuknya
lalu alat-alat yang digunakan, tabung penerima dan tabung pendingin,
dibersihkan menggunakan asam pencuci, dibilas dengan air, dan
dikeringkan dalam lemari pengering. Lima puluh gram serbuk daun sirsak
dimasukkan dalam labu kering lalu dalam labu tersebut ditambah 200 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
toluene. Toluena juga dituang dalam tabung penerima melalui alat
pendingin. Selanjutnya labu dipanaskan selama 15 menit.
Ketika toluene mulai mendidih, penyulingan dilakukan dengan
kecepatan 2 tetes perdetik hingga sebagian besar air tersuling, lalu
kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua
air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene sambil
dibersihkan. Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca
dan ditetapkan kadarnya dalam persen.
d. Penetapan dosis daun sirsak
Penentuan kisaran dosis untuk uji pendahuluan ini didasarkan
pada pengobatan yang digunakan dalam masyarakat yaitu 2 gram serbuk
yang kemudian dicampur 100 ml dan direbus kemudian diminum air
rebusannya. 2 gram serbuk daun sirsak untuk manusia 70 kg.
Konversi manusia ke tikus = 0,018
2 𝑔 × 0,018 = 0,036 𝑔 𝑝𝑒𝑟 200 𝑔 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠
= 0,00018 gram per gram berat badan
= 180 mg/ kg BB
Dosis 180 mg/kg BB digunakan sebagai peringkat kedua.
Selanjutnya dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi infusa daun
sirsak yang dapat dibuat. Hasilnya, konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat
adalah 6 gram/ 100 ml (6% b/v). Sehingga perhitungan untuk dosis ke 4
adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 =𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ×
12 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠
=6 𝑔
100 𝑚𝑙 ×2,5 𝑚𝑙
300 𝑔 = 0,0005 g/ gBB
= 0,5 mg/ gBB tikus = 500 mg/ kg BB tikus.
Untuk menentukan dosis pertama dan ketiga, faktor perkalian
dosis ditentukan terlebih dahulu dengan rumus:
faktor perkalian dosis = 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ
𝑛−1
dengan
n = jumlah peringkat dosis
dosis tertinggi = 500 mg/ kg BB
dosis terendah = 180 mg/ kg BB
Hasilnya diperoleh 1,673; sehingga dosis pertama adalah 180 mg/
kg BB dibagi 1,673 dan dosis ketiga adalah 180 mg/ kg BB dikali dengan
1,673, sehingga peringkat dosisnya adalah
Dosis I = 108 mg/kg BB
Dosis II = 180 mg/kg BB
Dosis III = 301 mg/kg BB
Dosis IV = 503 mg/kg BB
3. Pembuatan infusa daun sirsak
Sejumlah daun sirsak yang sudah masak dikeringkan lalu diserbuk
dan diambil 9 gram dengan air, direbus dalam panci infusa bersama 150 ml air
dengan suhu 900 C selama 15 menit. Setelah itu, hasil rebusan tersebut
disaring dan didapat ±135 ml air rebusan yang kemudian ditambah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
aquadest panas yang dilewatkan pada ampas serbuk hingga volumenya
kembali menjadi 150 ml. Sembilan gram serbuk daun sirsak dalam 150 ml air
setara dengan 6g serbuk daun sirsak dalam 100 ml aquadest (6% b/v) yang
merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat berdasarkan hasil orientasi.
4. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Lima puluh ekor tikus yang terdiri dari tikus jantan dan betina
masing-masing 25 ekor, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan
(masing-masing 10 tikus: 5 jantan dan 5 betina). Kelompok I adalah kelompok
kontrol negatif dengan perlakuan aquadest, kelompok II – V adalah kelompok
perlakuan dengan peringkat dosis berturut turut 108, 180, 301, dan 504 mg/kg
BB secara peroral dengan kekerapan sekali sehari selama 30 hari.
Semua tikus pada kelompok I – V pada hari ke nol diambil darahnya
melalui sinus orbitalis mata. Masing-masing cuplikan darah diambil serumnya
dan ditetapkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) nya
secara spektrofotometri. Pada hari ke 31 semua tikus dilakukan pengambilan
darah untuk penentuan kadar SGPT dan separuh dari total tikus dikorbankan
untuk dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati.
Pada hari ke 31 sampai dengan hari ke 44 tikus diberi pakan dan
minuman (tanpa perlakuan sediaan uji), lalu pada hari ke 45, sisa tikus
dikorbankan dan kemudian dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati
sebagai uji reversibilitas. Parameter lainnya yang diamati berupa gejala klinis,
berat badan, konsumsi pakan, dan konsumsi minum yang diamati setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5. Penetapan kadar SGPT
Kadar SGPT ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Pengambilan darah tikus dilakukan dengan menggunakan mikrokapiler
melalui pleksus retroorbitalis. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya. Tabung reaksi yang
berisi darah tanpa antikoagulan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar,
kemudian disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit.
Serum di atas sel-sel darah yang menggumpal selanjutnya diambil
dengan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam tabung evendorf. Kemudian
dilakukan pengukuran kadar SGPT menggunakan reagen.
Kadar SGPT dihitung oleh laboratorium klinik Parahita Yogyakarta.
6. Pembuatan dan pemerikasaan preparat histologi
Hati hewan uji difiksasi dalam formalin 10% selama kurang lebih 24
jam, dipotong dalam ukuran kecil setebal kira kira 3 mm kemudian difiksasi
dalam larutan yang sama selama kurang lebih 24 jam.
Dehidrasi, kliring, dan embeding. Preparat dimasukkan dalam larutan
alkohol secara bertingkat. Pertama alkohol 80% satu kali, alkohol 95% dua
kali, dan alkohol absolut dua kali. Kemudian preparat dimasukkan dalam
cairan xylol dua kali dan cairan paraffin sebanyak tiga kali. Pada setiap
larutan, preparat direndam selama 60 menit.
Pemotongan jaringan. Setelah preparat dicetak dengan paraffin blok,
preparat didinginkan kemudian preparat dipotong setebal 4 – 5 mikron, lalu
ditempatkan pada gelas objek yang sebelumnya telah diolesi dengan Mayers
Egg Albumin. Kemudian preparat dibiarkan selama kurang lebih 24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pewarnaan jaringan. Preparat dimasukkan dalam xylol dua kali,
masing-masing 2 menit kemudian dipindahkan dalam alkohol absolut dan
alkohol 95% masing-masing 2 kali selama 1 menit. Selanjutnya, preparat
dimasukkan dalam larutan hematoksilin dalam air sebanyak 4 kali, kemudian
dipindahkan di bawah air mengalir selama 5 menit. Selanjutnya, preparat
dimasukkan dalam larutan eosin alkohol selama 15 detik kemudian
dimasukkan dalam larutan alkohol 95% dan 100% sebanyak dua kali selama 1
menit. Preparat dipindah dalam xylol sebanyak 3 kali, masing-masing selama
2 menit lalu dibersihkan dan ditetesi dengan balsam kanada serta ditutup
dengan gelas penutup. Preparat yang telah diwarnai dibiarkan pada temperatur
kamar hingga kering.
Preparat diperiksa secara mikroskopik untuk melihat gambaran
histopatologik hati dengan mikroskop cahaya perbesaran 400 kali. Pembacaan
preparat histologi organ hati dan interpretasinya dilakukan di Laboratorium
Kedokteran Hewan UGM didampingi oleh drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D.
F. Analisis Hasil
Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Data histologi organ dideskripsikan secara kualitatif.
2. Data penimbangan berat badan hewan uji ditabelkan dan dibuat grafik,
kemudian dihitung purata kenaikan berat perhari. Data tersebut antar
kelompok perlakuan selanjutnya dianalisis secara statistika sesuai butir 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Data asupan makanan dan minuman ditabelkan dan dibuat grafik, kemudian
perbedaan rata-rata harian antar kelompok perlakuan dianalisis secara
statistika sesuai butir 6.
4. Data pemeriksaan SGPT ditabelkan, kemudian rata-ratanya dianalisis secara
statistika sesuai butir 6.
5. Bobot hati masing-masing tikus ditabelkan untuk menunjukkan rata-rata
setelah hari ke 30 dan hari ke 45.
6. Untuk data kuantitatif pada butir 2, 3, dan 4 dilakukan analisis dengan
Kolmogorov- Smirnov (K-S) untuk melihat data terdistribusi normal atau
tidak. Hasil K-S menunjukkan bahwa data terdistribusi normal jika nilai
signifikansi (α) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk
mengetahui homogenitas varian. Data dikatakan homogen jika α > 0,01. Jika
varian homogen, maka dilakukan uji Dunnet untuk mengetahui perbedaan
antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan jika
nilai F < 0,05. Untuk membandingkan data sebelum dan sesudah perlakuan
digunakan metode analisis Paired samples T-test.
Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan analisis nonparametrik
Kruskal Wallis (K-W). Data dikatakan berbeda bermakna jika signifikansi
kurang dari 0,05. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, dilakukan
analisis dengan Mann-Whitney U. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka
dikatakan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji.
Pengujian statistik uji Kolmogorov- Smirnov, uji homogenitas, uji Dunnet, uji
Kruskal Wallis, dan uji Mann-Whitney U menggunakan program Assistat 7.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Beta. Sedangkan uji paired samples T-test menggunakan Microsoft Excel
2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian toksisitas subkronik infusa daun sirsak ini bertujuan untuk
mengetahui gejala toksik, spektrum efek toksik, kekerabatan antara dosis dan
spektrum efek toksik serta reversibilitas efek toksik pada hati apabila infusa daun
sirsak diberikan dalam jangka waktu 30 hari pada tikus jantan dan betina galur
Sprague dawley.
Sediaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah infusa daun sirsak
yang diberikan secara oral dalam 4 peringkat dosis. Peringkat dosis yang
digunakan sebagai dosis perlakuan dalam penelitian ini adalah 108, 180, 301, dan
503 mg/kg BB, sedangkan yang digunakan sebagai larutan kontrol adalah
aquadest. Aquadest digunakan sebagai kontrol karena aquadest merupakan pelarut
yang digunakan untuk membuat infusa daun sirsak. Selain itu, aquadest
memenuhi syarat sebagai kontrol karena tidak beracun dan tidak toksik.
Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan dan
betina galur Sprague dawley. Pada penelitian ini dilakukan analisis secara
kuantitatif terhadap data perkembangan berat badan perhari, data asupan makanan
dan minuman, data kimia darah berupa pengukuran kadar SGPT dalam serum,
serta data bobot hati. Analisis terhadap data pengamatan histopatologis organ hati
dilakukan secara kualitatif yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan
terhadap kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
A. Pembuatan Sediaan Uji
Daun sirsak dari pohon yang telah dideterminasi sejumlah 184 g dicuci
dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari hingga benar-benar kering kemudian
diblender dan diayak hingga mendapatkan serbuk halus sejumlah 39,3 g.
Sehingga, didapat rendemen sebesar 22,5%. Serbuk tersebut kemudian ditetapkan
kadar airnya dengan destilasi toluene hasilnya didapat kadar 9,7%. Kadar tersebut
masih dibawah dari kadar air dalam simplisia yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan dalam Materia Medika Indonesia (1995) yaitu 10%. Hal ini berarti
simplisia tersebut aman untuk dikonsumsi sebab bila kadar air lebih dari 10%
dapat berpotensi tumbuhnya jamur dan kapang yang bersifat toksik untuk tumbuh
pada simplisia.
B. Pengamatan Umum
Pengamatan umum yang dilakukan terhadap hewan uji meliputi
pengamatan perkembangan berat badan perhari, asupan makanan perhari, dan
asupan minuman perhari. Pada penelitian ini digunakan variabel bebas berupa
dosis infusa daun sirsak yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel
tergantung berupa perkembangan berat badan perhari, asupan makanan perhari,
dan asupan minuman perhari hewan uji. Selanjutnya dilakukan analisis secara
kuantitatif terhadap data perkembangan berat badan perhari, asupan makanan
perhari, dan asupan minuman perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Perkembangan Berat Badan Tikus
Berat badan tikus penting untuk dievaluasi karena merupakan salah satu
parameter yang sering digunakan untuk mengetahui kesehatan hewan uji secara
umum. Terjadinya penurunan berat badan tikus dianggap sebagai gejala toksisitas.
Rata-rata berat badan tikus jantan dan betina terlihat pada gambar 1 dan gambar 2.
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat
perlakuan infusa daun sirsak secara subkronis
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun
sirsak secara subkronis
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
0
50
100
150
200
250
300
350
1 3 5 7 9 11131517192123252729
Be
rat
bad
an t
iku
s (g
)
Hari ke-
berat badan tikus kontrol
berat badan tikus dosis I
berat badan tikus dosis II
berat badan tikus dosis III
berat badan tikus dosis IV
0
50
100
150
200
250
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Be
rat
bad
an t
iku
s (g
)
Hari ke-
kontrol
dosis 1
dosis 2
dosis 3
dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Gambar 3.
menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus jantan perharinya.
Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis
Dosis Rata-rata perubahan berat
badan (g)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB 0,8 ± 3,0 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB 0,8 ± 1,8 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB 0,8 ± 0,8 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB 0,9 ± 1,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB 0,8 ± 1,3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Gambar 3. Grafik perubahan berat badan tikus tiap hari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
-10
-5
0
5
10
15
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
pe
rub
ahan
be
rat
bad
an (
g)
hari ke-
Control
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Rata-rata perubahan berat badan tikus betina kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol. Gambar 3.
menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus jantan perharinya.
Tabel III. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis
Dosis Rata-rata perubahan berat
badan (g)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB 0,3 ± 6,8 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB 0,3 ± 3,4 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB 0,4 ± 2,4 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB 0,1 ± 0,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB 0,1 ± 1, 3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Gambar4. Grafik perubahan rata-rata berat badan tikus betina perhari selama 30
hari pemberian infusa daun sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
-30
-20
-10
0
10
20
30
1 3 5 7 9 11131517192123252729
Pe
rub
ahan
be
rat
bad
an (
g)
Hari ke-
kontrol
dosis 1
dosis 2
dosis 3
dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hasilnya, perlakuan sediaan uji tidak mempengaruhi berat badan hewan
uji secara signifikan.
2. Asupan Makanan Perhari
Asupan makanan berkaitan dengan perkembangan berat badan hewan uji.
Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan uji diamati setiap hari selama 30
hari. Gambaran grafiknya tampak seperti pada gambar 5 untuk tikus betina dan
gambar 6 untuk tikus jantan.
Gambar5. Grafik pakan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
asu
pan
mak
an (
g)
hari ke-
kontrol
dosis 1
dosis 2
dosis 3
dosis 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar6. Grafik rata-rata pakan tikus jantan perhari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata asupan makanan diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-
Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi secara normal. Rata-rata tersebut
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan Dunnet test.
Hasilnya, ada perbedaan yang bermakna dari keempat dosis terhadap kontrol.
Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak
Dosis Rata-rata asupan makanan
selama 30 hari (g)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
18,2 ± 0,8 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
18,1 ± 1,2 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
18,6 ± 1,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
17,6 ± 1,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
17,9 ± 1,5 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
0
5
10
15
20
25
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
asu
pan
mak
anan
(g)
hari ke-
kontrol
dosis I
dosis II
dosis III
dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Rata-rata pola makan tikus betina perharinya diuji normalitasnya dengan
uji kolmogorov-Smirnov dan hasilnya data terdistribusi secara normal. Kemudian
diuji homogenitasnya hasilnya data tersebut homogen. Lalu diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan dunnet test. Hasilnya, terdapat perbedaan yang
tidak bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel V. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari
pemberian infusa daun sirsak
Dosis Rata-rata asupan makanan
selama 30 hari (g)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
12,9 ± 1,6 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
13,2 ± 1,7 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
14,1 ± 2,1 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
12,3 ± 1,6 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
12,5 ± 1,8 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Kesimpulannya, pada hewan uji pemberian infusa daun sirsak tidak
merubah pola asupan makanan.
3. Asupan minuman perhari
Asupan minuman berkaitan dengan perkembangan berat badan hewan uji
dan kondisi dehidrasi dari hewan uji. Jumlah minuman yang dikonsumsi oleh
hewan uji diamati setiap hari selama 30 hari. Gambaran grafiknya tampak seperti
pada gambar 7.Untuk tikus betina dan gambar 8 untuk tikus jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 7. Asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis 1=108 mg/kg BB;
dosis 2=180 mg/kg BB; dosis 3=301 mg/kg BB, dosis 4=503 mg/kg BB
Gambar 8. Asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Rata-rata asupan minuman tikus jantan diuji normalitasnya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi tidak normal maka
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
asu
pan
min
um
an (
ml)
hari ke-
kontrol
dosis 1
dosis 2
dosis 3
dosis 4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
asu
pan
min
um
an (
ml)
hari ke-
kontrol
dosis I
dosis II
dosis III
dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
untuk mengetahui perbedaannya digunakan uji kruskal Wallis hasilnya antara
dosis dan kontrol berbeda tidak bermakna.
Tabel VI. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak
Dosis Rata-rata asupan minuman
selama 30 hari (ml)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
28,8 ± 4,3 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
29,4 ± 5,3 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
29,2 ± 4,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
27,3 ± 4,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
28,4 ± 5,3 Tidak bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Rata-rata asupan minuman tikus betina juga diuji normalitasnya dengan uji
kolmogorov-Smirnov hasilnya data terdistribusi secara normal. Data lalu diuji
homogenitasnya dan hasilnya data tersebut homogen. Data kelompok kontrol
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok perlakuan dengan dunnet test.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna dari kontrol dan kelompok
perlakuan.
Tabel VII. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak (mean ±SD)
Dosis Rata-rata asupan minuman
selama 30 hari (ml)
Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
26,6 ± 5,3 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
23,8 ± 4,9 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
27,5 ± 4,5 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
23,4 ± 5,0 Tidak bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
27,2 ± 4,7 Tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kesimpulannya, pada hewan uji pemberian infusa daun sirsak tidak
merubah pola asupan minum.
C. Pemeriksaan SGPT
Enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel hati adalah enzim
dari golongan aminotransferase, yakni enzim yang mengkatalisis pemindahan
gugus amino secara reversible antara asam amino dan asam alfa keto. Glutamate
Pyruvate Transferase (GPT) menyelenggarakan reaksi antara alanin dan asam α-
ketoglutarat.
Untuk menginterpretasi adanya kerusakan sel hati, pada penelitian ini
dilakukan pengukuran kadar SGPT dalam serum. Kenaikan jumlah SGPT
biasanya menunjukkan adanya kerusakan hati seperti nekrosis, sirosis, dan
neoplasma. Apabila ada sel hati yang rusak maka enzim GPT akan keluar dari sel
dan masuk dalam darah sehingga kadarnya dalam darah meningkat.
Tabel VIII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre (IU/L) Post (IU/L) Perubahan hasil uji T
Kontrol aquadest
dosis 503 mg/kg BB
68,3 ± 11,5 66,9 ± 8,3 -1,4 0.324(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
66,3 ± 13,3 76,0 ± 17,1 9,3 0.169(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB
67,2 ± 6,7 64,4 ± 9,4 -2,8 0.339(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
62,1 ± 9,1 65,2 ± 11,8 3,1 0.224(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB
57,5 ± 7,7 62,7 ± 3,2 5,2 0.144(tb)
Keterangan:data direpresentasikan dalam mean ± SD
Hasil uji T: tb = tidak bermakna
b = bermakna
perubahan - = terjadi penurunan kadar
+ = terjadi peningkatan kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel IX. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok Pre(IU/L) Post (IU/L) perubahan hasil uji T
Kontrol aquadest
dosis 503 mg/kg BB
48,3 ± 5,9 67,1 ± 9,2 18,8 0.000(b)
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
46,0 ± 6,4 56,9± 5,7 10,9 0.050(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB
51,9 ±4,4 67,8 ± 19,3 15,9 0.054(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
53,5 ± 11,8 66,2 ± 5,1 12,7 0.057(tb)
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB
47,8 ± 3,4 56,2 ± 10,3 8,9 0.049(b)
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD Hasil uji T: tb = tidak bermakna
b = bermakna
Sebelum perlakuan, tikus diambil darahnya untuk diperiksa SGPT . Nilai
SGPT normal untuk tikus adalah 10 – 50 IU/L (Derelanko and Holinger, 1995).
Data hasil kemudian diuji normalitasnya dan homogenitasnya. Hasilnya, data
tersebut normal dan homogen. Angka angka tersebut berbeda secara tidak
signifikan secara statistika melalui tukey test sehingga dapat dikatakan bahwa
semua tikus memiliki awal yang sama sebelum dilakukan perlakuan.
Setelah 30 hari perlakuan, tikus kembali diambil darahnya untuk kembali
dilakukan pemeriksaan SGPT. Selanjutnya dilakukan Paired-samples T Test
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah
perlakuan selama 30 hari. Hasil uji pada tikus jantan dan betina selama perlakuan
dapat dilihat pada tabel VIII dan IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar9. Grafik perubahan SGPT tikus jantan sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis 1=108 mg/kg BB;
dosis 2=180 mg/kg BB; dosis 3=301 mg/kg BB, dosis 4=503 mg/kg BB
Gambar10. Grafik perubahan SGPT tikus betina sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis
II=180 mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB
Hasil Paired-samples T test menunjukkan bahwa harga SGPT sebelum dan
sesudah perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4
kad
ar S
GP
T (I
U/l
)
kelompok perlakuan
pre
post
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4
kad
ar S
GP
T (I
U/l
)
kelompok perlakuan
Pre
post
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05) kecuali pada kelompok
tikus betina kontrol dan tikus betina dosis 4 yang menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan. Namun demikian,
perbedaan tersebut bukan karena pemberian sediaan uji karena pada kelompok
kontrol tikus tidak diberi sediaan uji sedangkan tikus betina dosis 4 kenaikannya
tidak jauh dari nilai normalnya. Sehingga disimpulkan terjadi perubahan yang
tidak bermakna antara sebelum dan setelah 30 hari pemejanan infusa daun sirsak.
Data dari tikus jantan kemudian diuji normalitas secara statistika.
Hasilnya, datanya tidak terdistribusi dengan normal sehingga kemudian diuji
secara non parametrik dengan Kruskal Wallis test, hasilnya rata-rata dari kelima
kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel dosis tidak merubah nilai dari SGPT tikus jantan. Data untuk tikus betina
kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Hasil dari kedua uji menyatakan
bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan dunnet test
untuk mengetahui perbedaan antara kontrol dengan kelompok perlakuan hasilnya
rata-ratanya berbeda secara tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Dosis Rata-rata kadar SGPT Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
66,9 ± 8,3
-
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
76,0 ± 17,1 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
64,4 ± 9,4 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
65,2 ± 11,8 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
62,7 ± 3,2 Tidak Bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Tabel XI. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Dosis Rata-rata kadar SGPT Perbedaan dengan
kontrol
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
67,1 ± 9,2 -
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
56,9± 5,7 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
67,8 ± 19,3 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
66,2 ± 5,1 Tidak Bermakna
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
56,2 ± 10,3 Tidak Bermakna
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan jika kadar SGPT tidak
mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari
dan ada perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan
setelah pemberian infusa daun sirsak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
D. Pemeriksaan Histologi Hati
Pengamatan makroskopis hati tikus jantan dan betina dilakukan dengan
melihat apakah ada perubahan morfologi pada hati tikus kelompok perlakuan
yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada pengamatan tersebut, tidak
dijumpai perbedaan pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Selanjutnya dilakukan penimbangan bobot hati. Berat organ merupakan
petunjuk yang sangat peka dari efek yang terjadi pada hati, meskipun efek tersebut
tidak selalu menunjukkan toksisitas (Lu, 1995). Rata-rata bobot hati tiap
kelompok ditampilkan pada tabel XII.
TabelXII. Rata-rata bobot hati tikus jantan dan betina pada kelompok perlakuan
dan kontrol
Kelompok
Rata-rata bobot hati
Jantan Betina
Setelah 30
hari (n=2)
Setelah 45
hari (n=3)
Setelah 30
hari (n=3)
Setelah 45
hari (n=2)
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
11,1 ±0,4 9,6 ± 1,6 8,0 ± 0,3 5,3 ± 0,2
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
9,4 ± 0,9 10,2 ±1,5 9,3 ±0,8 6,4 ± 0,3
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB
10,9 ±0,7 9,3 ±1,3 8,4±0,7 7,5 ± 0,8
Infusa daun sirsak dosis
301 mg/kg BB
11,5 ±0,1 8,1 ±0,8 7,6 ± 0,7 6,3 ±0,4
Infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB
12,5 ±0,7 8,5 ±0,4 9,2 ± 1,7 5,8 ± 0,5
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Data bobot hati pada penelitian ini adalah sebagai data pendukung dari
pengamatan histologi organ hati. Secara sekilas terlihat bahwa bobot hati
perlakuan lebih besar dari bobot hati kelompok reversibel. Data seharusnya diuji
secara statistik untuk memastikan perbedaan kelompok perlakuan dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
reversibel tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena jumlah sampel yang
hanya 2 pada hewan uji jantan setelah 30 hari dan hewan uji betina setelah 45
hari.
Metode lain untuk melihat pengaruh suatu senyawa pada tubuh makhluk
hidup adalah dengan melakukan pengamatan kualitatif terhadap organ vital yang
dapat terkena dampak dari adanya senyawa uji maupun metabolitnya.
Pemeriksaan histologi dilakukan untuk melihat adanya kerusakan organ tingkat
seluler yang tidak tampak pada pengamatan makroskopik. Pemeriksaan ini
penting untuk memperkirakan spectrum efek toksik yang ditimbulkan akibat
pemberian sediaan uji.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan histologi pada organ hati.
Pembedahan dilakukan 2 tahap yaitu pada hari ke 30 dan setelah 15 hari
penghentian administrasi sediaan uji. Pada hari ke 30, 5 ekor hewan uji
dikorbankan tiap dosisnya dengan cara dislokasi leher sedangkan pada hari ke 45
hewan uji sisanya dikorbankan dengan cara pembiusan. Hasil pemeriksaan
histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari pemejanan dan 14 hari
masa reversibilitas ada pada tabel XIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel XIII. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30
hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas
Jenis
kelamin
Perlakuan Hari ke 30 Hari ke 45
N Hasil
pemeriksaan
N Hasil
pemeriksaan
Jantan Kontrol 2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg
BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg
BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg
BB
2 Normal 3 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg
BB
2 Normal 3 Normal
Betina Kontrol 3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg
BB
3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg
BB
3 1 hewan Normal,
1 hewan
degenerasi
hidrofobik, 1
hewan
glikogennya naik
2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg
BB
3 Normal 2 Normal
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg
BB
3 2 hewan Normal,
1 hewan
degenerasi
hidrofobik
2 Normal
Keterangan: Normal = vena sentralis berbentuk lingkaran (agak lonjong) dikelilingi oleh
hepatosit yang tersusun radier dengan inti berwarna biru tua. Sinusoid diantara hepatosit
dengan sel endotel yang pipih dan gelap.
Pada kontrol, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan
maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal.
Gambaran hati normalnya tampak seperti pada gambar 11. Pada gambar a nampak
lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan
sinusoid yang juga normal.
a.
b.
Gambar11. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada
kontrol jantan
Keterangan gambar:a. vena centralis b. hepatosit c. sinusoid d. nucleus
hepatosit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada hewan uji betina dari kelompok perlakuan terdapat tikus yang pada
gambaran histologinya, terdapat banyak sel darah merah pada vena sentralisnya.
Akan tetapi hal tersebut adalah normal karena cara euthanasia hewan uji
dilakukan dengan dislokasi leher. Pada gambar 12 (perbesaran 400) terlihat
jaringan mengalami infiltrasi sel radang disekitar sel retikuloendotelial pada
sinusoid dan terlihat sinusoid disekitar vena sentralis melebar akan tetapi hal itu
masih dianggap normal karena infasinya tidak melebihi batas normal.
Gambar pada hewan uji yang lain dari kelompok kontrol perlakuan
maupun reversibel, histologi hatinya dinyatakan normal dengan gambaran seperti
pada hewan uji jantan sehingga secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa sel
hati pada kelompok kontrol adalah normal.
Gambar12. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada
kontrol betina
Keterangan gambar: a. vena sentralis b. sinusoid yang melebar c. sel radang
d. hepatosit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB,
hewan jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kelompok reversibel
kondisi hispatologinya dinyatakan normal seperti pada gambar 11. Lobus
berbentuk poligonal dan dalam poligonal tersebut terdapat vena sentralis.
Hepatosit dan sinusoidnya juga terlihat jelas.
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok
reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 11 a dan b). Pada
gambar a nampak lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena
sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak
normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal.
Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan
karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia
yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak
pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel
mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas
sel tidak jelas (gambar 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar13. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis
180 mg/kg BB
Keterangan gambar: a. vena sentralis
b. nucleus hepatosit
c. batas antar sel yang tidak jelas
d. hepatosit yang mengalami degenerasi hidrofobik
Selain itu terlihat gambaran histologi pada hati hewan uji betina yang
terdapat penumpukan glikogen. Infiltrasi glikogen mendesak inti sel hati ke
samping sehingga banyak dari sel hati yang intinya terlihat pecah dan pada
gambaran tersebut sitoplasmanya menjadi sangat terang. Selain itu adanya
kenaikan glikogen juga menyebabkan batas antar sel tidak jelas dan sinusoid
mengalami pelebaran (gambar 14). Glikogen yang banyak pada hewan uji betina
kemungkinan berasal dari makanannya karena pada tikus betina kelompok dosis 2
mengalami peningkatan pola makan dibanding dengan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar14. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada
dosis 180 mg/kg BB
Keterangan gambar: a. duktus
b. hepatosit yang mengalami penumpukan glikogen
c. glikogen
d. nucleus
e. batas antar sel yang tidak jelas
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan dan betina baik dari kelompok perlakuan maupun
kelompok reversibel gambaran histologi hatinya menunjukkan gambaran normal
(gambar 11 a dan b). Pada gambar a nampak lobus berbentuk polygonal, dan pada
lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti
sel yang nampak normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal.
Pada kelompok yang memperoleh infusa daun sirsak dosis 503 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok
reversible kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 11 a dan b). Pada
gambar a nampak lobus berbentuk polygonal, dan pada lobus terdapat vena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sentralis. Tampak pula pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak
normal begitu juga dengan sinusoid yang juga normal.
Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan
karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia
yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak
pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel
mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas
sel tidak jelas (gambar 13).
Secara umum dapat disimpulkan bahwa selama pemberian infusa daun
sirsak selama 30 hari dan masa uji reversibilitas 15 hari terjadi perubahan organ
secara tidak bermakna. Hal ini didukung dari nilai SGPT yang menunjukkan
perubahan yang tidak bermakna setelah pemberian sediaan uji dan bobot hati yang
berbeda tidak bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Perlu
dilakukan uji toksisitas seumur hidup hewan uji (toksisitas kronik) untuk
mengetahui efek toksik infusa daun sirsak pada masa yang lebih lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tidak terlihat wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar
SGPT dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada organ
hepar hewan uji hanya terjadi pada 2 tikus dari 50 hewan uji yaitu adanya
degenerasi hidropik.
2. Efek toksik yang muncul tidak berkaitan dengan takaran dosis karena efek
toksik yang muncul terjadi pada 1 ekor di dosis 180 mg/kg BB dan 1 ekor
di doses 503 mg/kg BB.
3. Terjadi keterbalikan efek toksik dari infusa daun sirsak karena pada dosis
180 mg/kg BB dan 503 mg/kg BB kelompok uji reversibilitas semua
hewan dinyatakan normal.
B. Saran
Perlu dilakukan uji toksisitas kronis pemberian infusa daun sirsak untuk
meyakinkan tidak adanya efek buruk dari konsumsi infusa daun sirsak dalam
jangka waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Adewole, S. O., and Caxton-Martins, E. A., 2006, Morphological Changes and
Hypoglycemic Effects of Annona Muricata Linn. Leaf Aquaeous Extract
on Pancreatic B-Cells of Streptocin-Treated Diabetic Rats, Afr. J. Biomed.
Res., 9, 173 – 180.
Adewole, S. O., and Ojewole, A. O, 2009, Protective effect of Annona Muricata
Linn. (Annonaceae) Leaf Aquaous Extract on Serum Lipid Profils and
Oxidative Stress in Hepatocytes of Streptozotocin-Treated Diabetic Rats,
Afr. J. Trad. CAM, 6(1), 30-41.
Anonim, 2004, Monograph of Graviola, Raintree nutrition Inc., Carson City.
Anonim, 2008, Sirsak (Annona Muricata),
http://www.plantamor.com/index.php?plant=106, diakses pada tanggal 15
April 2012 pukul 13.18.
Anonim, 2009, Toxicity Testing Overview, http://alttox.org/ttrc/tox-test-overview/,
diakses pada tanggal 15 April 2012 pukul 12.55.
Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C., 2011, Evaluation of
Acute and Subchronic Toxicity of Annona Muricata (Linn.) Aqueous
Extract in Animals, Euro. J. Exp. Bio., 1 (4), 115 – 124.
Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C.,2012, Evaluation of
Hepatoprotective Effect of Aqueous Extract of Annona Muricata (Linn.)
Leaf Against Carbon Tetrachloride and Acetaminophen-Induced Liver
Damage, Journal of Natural Pharmaceuticals, 3 (1), 25 - 30.
Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java, vol I,
Noordhoflbroningen, Nederlands.
Caparros-Lefebvre, D., and Elbaz, A., 1999, Possible Relation a Typical
Parkinsonism in the French West Indies with Consumption of Tropical
Plants: a Case-Control Study, Lancet, 354, 281 – 286.
Champy, P., Hoglinger, G.U., Feger, J., Gleye, C., Hocquemiller, R., Laurens, A.,
et al., 2004, Annonacin, a Lipophilic Inhibitor of Mitochondrial Complex
I, Induces Nigral and Striatal Neurodegeneration in Rats: Possible
Relevance for Atypical Parkinsonism in Guadeloupe, Journal of
Neurochemistry, 88, 63 – 69.
Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 41.
Depkes, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
246246/Menkes/Per/V/1990, diunduh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Permenkes_246.pd
f tanggal 15 April 2012 pukul 13.00.
Depkes, 1995, Materia Medika Indonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 323-324.
Derelanko, M. J., and Holinger, M. A., 1995, Handbook of Toxicology, 2nd
edition, CRCpress, USA, 87.
Donatus, I.A., 2001, Toksisitas Dasar, Laboratorium Farmakologi-Toksikologi,
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 178.
Duryatmo, S., 2011, Dokter Bicara Daun Sirsak, Trubus, 469, 12 – 17.
Greaves, P., 2000, Histopathology of Preclinical Toxicity Studies: Interpretation
and Relevance in Drug Safety Evaluation, second edition, Elsevier,
Netherland, 432 – 481.
Kaplowitz, N., 2004, Drug-Induced Liver Injury, CID, 38 (2), S44 – S48.
Kashaw V., Nema A.K, and Agarwal A, 2011, Hepatoprotective Prospective of
Herbal Drugs and Their Vesicular Carriers – A Review, IJRPB, 2 (2), 360
– 374.
Lannuzel, A., Hoglinger, G.U., Champy, P., Michel, P.P., Hircsh, E.C., and
Ruberg, M., 2006, Is Atypical Parkinsonism in the Caribbean Caused by
the Consumption of Annonaceae?, J Neural Transm, 70 (suppl), 153 –
157.
Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 206 – 214.
Matsushige, A., Kotake, Y., Matsunami, K., Otsuka, H., Ohta, S., and Takeda, Y.,
2012, Annonamine, a New Aporphine Alkaloid from the Leaves of
Annona muricata, Chem. Pharm. Bull., 60(2), 257 – 259.
Mc Laughin, J.L., Liau, X., and Alali, F.Q., 1999, Annonaceous Acetogenin: In
Progress, J. Nat. Prod., 62, 504 – 540.
Monnosson, E., 2007, Toxicity Testing Methods, Eds. Cutler J. Cleveland,
http://www.eoearth.org/article/Toxicity_testing_methods diakses pada
tanggal 15 April 2012 pukul 12.20
Sousa, O. V., Vieira, G.DV., Pinho, J. J. R. G., Yamamoto, C.H., and Alves, M.S.,
2010, Antinoceptive and Anti-Inflammatory Activity of the Ethanol
Extract of Annona Muricata L. Leaves in Animal Models, Int. J. Mol. Sci.,
11, 2067 – 2078.
Stine, K., and Brown, T. M., 1996, Principles of Toxicology, CRC Press, USA,
149-157.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, fourth edition,
Informa Healthcare, USA, 194 – 200.
Walker, Hall, and Hurst, 1990, Clinical Methods: The History, Physical, and
Laboratory Examinations, third edition, Boston, diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201/ pada tanggal 9 Desember
2012 pukul 15.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Persetujuan Penelitian dari Komisi Etik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran2. Surat determinasi tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran3. Rata-rata berat badan tikus jantan perhari
kontrol dosis I dosis II dosis III dosis IV
1 239.0 ± 28.4 234.9 ± 29.3 237.1 ± 26.2 227.2 ±33.6 235.8 ±26.7
2 234.8 ± 27.5 227.1 ± 26.1 234.6 ± 21.9 230.4 ± 33.1 229.2 ± 22.0
3 240.5 ± 27.1 234.6 ± 27.8 240.2 ± 22.3 238.9 ± 33.7 239.4 ± 23.0
4 241.0 ± 26.4 236.9 ± 26.1 243.2 ± 20.8 242.8 ± 34.1 236.6 ± 20.3
5 245.3 ± 25.8 241.8 ± 24.3 244.7 ± 20.2 245.4 ± 31.3 245.0 ± 19.2
6 247.7 ± 25.6 241.3 ± 25.2 247.5 ± 21.3 246.9 ± 30.2 246.8 ± 19.2
7 233.2 ± 28.9 245.2 ±23.5 252.1 ± 20.1 250.7 ± 31.5 252.9 ± 20.5
8 255.9 ± 25.7 246.5 ± 18.7 252.7 ± 23.5 256.6 ± 30.5 256.0 ± 24.0
9 258.2 ± 23.9 252.2 ± 23.3 258.6 ± 21.7 259.1 ± 30.8 259.0 ± 20.0
10 262.8 ± 25.7 255.1 ± 22.7 261.5 ± 22.0 263.8 ± 32.8 262.0 ± 16.9
11 263.8 ± 25.0 258.5 ± 21.6 264.5 ± 23.5 266.4 ± 19.9 264.3 ± 18.7
12 248.8 ± 40.5 261.1 ± 19.6 265.4 ± 24.3 268.6 ± 28.3 266.4 ± 13.8
13 271.2 ± 25.6 264.3 ± 21.0 269.9 ± 23.7 276.9 ± 27.7 267.0 ± 13.5
14 272.1 ± 24.3 266.0 ± 17.5 269.2 ± 25.2 269.1 ± 23.6 267.1 ± 14.8
15 276.1 ± 24.7 267.1 ± 20.9 274.3 ± 26.3 272.4 ± 21.7 270.0 ± 18.0
16 278.2 ± 24.7 270.9 ± 21.0 277.4 ± 28.0 275.0 ± 21.0 271.5 ± 19.5
17 281.4 ± 24.6 271.4 ± 19.9 279.1 ± 27.4 275.2 ± 19.6 272.3 ± 20.1
18 278.5 ± 19.3 271.3 ± 23.8 280.9 ± 28.3 275.9 ± 19.5 272.9 ± 17.1
19 282.0 ± 21.6 261.5 ± 37.2 281.2± 29.2 277.5 ± 18.5 275.6 ± 16.8
20 285.1 ± 19.5 275.7 ± 21.7 285.2 ± 28.8 278.5 ± 19.8 278.8 ± 15.7
21 288.7 ± 19.5 278.3 ± 22.1 288.2 ± 27.1 279.6 ± 18.8 282.2 ± 17.0
22 289.4 ± 18.8 279.1 ± 24.6 289.0 ± 26.7 281.6 ± 20.2 283.8 ± 14.8
23 287.6 ± 15.9 285.2 ± 25.4 294.6 ± 25.5 284.8 ± 19.8 285.8 ± 17.0
24 286.6 ± 13.8 286.2 ± 23.7 294.6 ± 25.5 286.3 ± 23.2 288.4 ± 15.4
25 290.2 ± 14.5 288.2 ± 21.8 296.0 ± 25.2 286.8 ± 22.1 290.8 ± 16.3
26 290.4 ± 11.9 281.0 ± 30.6 296.8 ± 23.4 288.8 ± 23.5 291.8 ± 15.2
27 293.6 ± 14.7 290.7 ± 21.3 299.6 ± 23.0 290.3 ± 21.8 295.0 ± 14.1
28 295.2 ± 15.3 291.7 ± 21.8 299.9 ± 22.2 292.3 ± 22.2 295.5 ± 14.0
29
298.6 ± 16.8
295.1 ± 20.0 303.1 ± 22.2 294.9 ± 20.7 298.2 ± 14.6
30 300.9 ± 17.3 297.0 ± 23.3 303.8± 22.5 297.5± 22.4 301.0 ± 13.3
31 297.2 ± 12.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran4. Rata-rata berat badan tikus betina perhari
Control Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4
1 194.8 ± 11.5 194.4 ± 18.1 202.8 ± 21.1 192.5 ± 11.5 195.4±9.41
2 182.8 ± 13.0 186.2 ± 10.4 192.2 ± 16.0 189.7 ± 9.7 184.9 ± 11.6
3 184.2± 14.6 189.5 ± 10 196.4 ± 18.3 191.5 ± 10.0 187.4 ± 11.0
4 185.2± 13.3 186.9 ±8.8 195.8 ± 18.6 190.2 ± 6.7 188.0 ± 11.4
5 187.0 ± 13.6 189.3 ± 10.6 194.5 ± 19.7 191.3 ± 7.7 189.2 ± 12.5
6 188.4± 13.0 189.0 ± 10.1 197.8 ± 17.6 192.5± 8.8 190.6 ±13.1
7 188.8± 13.3 191.3 ± 8.7 200.3 ± 18.9 188.7 ± 14.2 191.5 ± 13.3
8 191.4± 14.6 191.7 ± 10.7 202.7 ± 14.7 186.7 ± 12.1 194.7 ± 13.4
9 191.3± 14.6 192.9 ± 10.8 205.6 ± 19.9 189.1 ± 10.0 193.9 ±13.5
10 151.7±38.6 193.9 ± 9 202.5 ± 17.7 189.3 ± 10.4 196.0 ± 13.9
11 190.9±15.8 182.1 ± 30.6 204.8 ± 18.6 189.1 ± 12.1 196.8 ± 15.1
12 192.8±14.9 195.8 ± 7.5 207.3 ± 17.4 188.9 ± 7.9 196.3 ± 16.4
13 193.4±12.9 194.9 ± 9.3 209.4 ± 18.1 188.0 ± 10.5 197.6 ±18.7
14 194.4±12.4 191.9 ± 8.9 204.6 ± 15.7 187.7 ± 12.6 194.8 ± 17.8
15 213.0±39.4 196.2 ± 6.3 206.5 ± 16.8 188.1 ± 13.0 194.0 ± 19.2
16 194.9±15.0 216.6 ± 40.9 211.1 ± 18.2 187.8 ± 14.9 193.5 ± 19.0
17 193.4±14.2 197.6 ± 6.9 212.4 ± 18.2 190.0 ± 13.3 192.2 ± 19.4
18 193.0±18.1 198.7 ± 6.5 209.7 ± 17.2 191.8 ± 11.1 189.9 ± 19.7
19 193.6±18.5 198.8 ± 9 211.7 ± 20.0 192.4 ±12.4 191.0 ± 18.0
20 194.5± 20.3 200.9 ±8.2 211.9 ± 20.4 190.2 ± 6.6 191.0 ± 19.5
21 192.7±17.7 202.2 ± 8.3 213.8 ± 18.9 190.0 ± 8.0 191.3 ± 21.9
22 195.8±18.7 201.5 ± 7.7 212.2 ± 18.0 192.5 ± 10.0 194.1 ± 20.0
23 196.2±20.2 206.3 ± 8.6 214.7 ± 20.0 193.6 ± 10.5 194.6 ± 21.9
24 195.8±19.6 207.4 ± 7.9 216.3 ± 17.3 191.7 ± 8.6 196.9 ± 20.0
25 195.3±17.1 205.2 ± 8.4 217.1 ± 17.7 193.4 ± 10.5 197.6 ± 19.1
26 197.6±19.6 206.9 ± 7.7 217.3 ± 16.9 192.3 ± 14.5 197.1 ± 18.4
27 200.1±19.9 208.8 ± 8.9 232.2 ± 44.5 195.9 ± 14.0 201.7 ± 18.8
28 198.4± 19.6 206.9 ± 9.7 220.6 ±16.2 194.4 ± 13.0 202.6 ± 18.1
29 199.5±17.5 206.3 ± 10.5 223.4 ± 16.4 196.9 ± 13.5 202.0 ± 18.6
30 201.5± 19.6 209.1 ± 7.8 224.0 ± 17.2 199.1 ± 14.9 203.1 ± 20.3
31 201.3 ± 18.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran5. Asupan makanan tikus jantan dan betina perhari
hari ke
makanan tikus
Kontrol dosis I dosis II dosis III dosis IV
Jantan betina jantan betina Jantan betina Jantan Betina Jantan Betina
1
17.3±4.6 7.4±2.8 15.7±4.9 9.1±2.8 16.8±4.2 10.9±2.1 17.7±2.6 11.0±1.1 18.0±3.5 9.0±1.4
2
18.3±2.2 10.7±5.0 16.3±3.7 10.8±0.8 18.4±2.9 10.5±2.0 18.6±2.3 10.1±1.5 18.7±1.6 10.42±1.6
3
18.0±2.0 14.7±4.1 18.0±1.9 10.6±2.4 18.4±2.2 12.4±1.6 19.0±2.2 11.2±1.9 18.9±1.5 12.7±4.3
4
18.3±2.02 12.1±4.6 18.0±2.3 10.7±1.6 19.3±1.4 9.8±4.6 17.0±3.8 10.5±1.1 18.8±1.6 10.9±2.0
5
17.9±1.4 12.1±0.6 17.2±2.9 12.2±1.0 17.3±2.4 12.6±2.7 17.3±2.9 13.2±3.7 18.4±2.2 12.7±1.6
6
17.0±2.1 11.1±1.0 15.7±4.4 12.2±1.5 18.56±1.6 13.5±2.4 17.7±2.8 9.7±3.4 12.2±2.2 18.7±1.6
7
18.4±1.3 11.1±1.9 16.2±1.3 12±2.4 15.2±6.7 12.8±1.7 18.4±1.9 8.5±3.8 19.1±0.9 12.3±2.7
8
16.9±1.3 12.1±0.8 17.3±2.1 12.1±1.9 18.8±1.3 15.3±2.4 17.6±2.3 11.2±2.4 18.7±1.3 12.7±1.5
9
17.6±1.6 12.5±7.1 18.1±1.4 13±1.6 18.2±1.8 11.2±4.7 19.1±1.0 11.4±1.7 18.0±2.2 13.2±1.8
10
17.6±1.3 14.0±2.4 17.8±0.6 12.6±1.5 17.7±2.5 13.9±2.1 17.8±2.8 11.4±2.7 17.4±3.5 12.3±2.7
11
18.1±0.9 12.9±1.9 17.6±1.6 14.1±1.5 18.1±3.1 15.1±1.5 18.4±1.4 12.5±1.9 16.6±4.2 11.84±2.7
12
18.6±0.5 14.1±3.7 18.3±1.4 12.7±2.1 18.3±2.3 15.6±1.9 18.4±1.0 10.5±2.7 16.6±4.4 11.5±2.4
13
17.9±1.3 13.4±1.1 16.7±1.8 12.7±4.0 17.9±2.8 10.7±4.8 13.9±4.4 12.6±2.4 17.4±3.1 11.2±3.6
14
17.9±1.3 12.9±1.5 17.3±4.3 12.7±3.5 18.5±2.5 14.6±3.4 16.5±1.7 12.4±2.7 15.7±5.2 11.8±3.8
15
19.1±0.8 13.7±3.2 17.7±3.5 14.1±1.4 19.0±1.7 16.3±3.3 17.1±2.2 12.0±3.1 16.7±4.6 11.2±2.5
16
19.4±0.5 12.6±4.1 18.4±2.4 13.8±2.9 18.6±1.7 15.5±2.9 18.1±1.2 13.5±1.1 17.4±3.9 11.7±2.9
17
17.7±1.3 13.3±4.7 18±2.8 14.8±2.3 19.0±2.1 12.6±4.3 16.2±2.1 14.3±0.7 16.6±2.9 10.8±2.8
18
19.8±0.1 14.8±3.7 18.9±2.1 14.7±5.2 19.1±1.7 17.5±1.7 17.42±1.6 13.7±1.2 17.7±1.1 12.6±2.6
19
19.4±0.2 12.1±2.1 18.4±2.6 14.3±1.3 19.2±1.4 14.5±3.3 16±2.3 11.8±2.5 17.2±2.1 10.9±2.0
20
19.1±0.8 11.4±1.5 18.6±2.0 14.1±2.6 19.8±0.3 15.7±3.8 15.76±3.9 13±2.5 17.5±1.9 10.8±3.8
21
17.9±1.4 13.1±2.7 16.9±5.8 13.6±4.4 19.2±1.1 11.8±5.0 17.1±1.6 13.6±2.0 17.3±3.0 12.4±4.5
22
17.0±5.2 13.3±2.5 19.5±0.6 16.1±1.1 19.5±0.8 14.5±2.1 17.5±1.5 14.7±2.5 18.2±1.4 13.7±1.9
23
16.2±4.7 12.0±4.0 19.6±0.6 16.2±0.8 19.8±0.1 14.8±2.5 17.5±2.3 10.6±3.6 18.8±1.3 13.52±2.0
24
19.0±1.2 14.4±1.5 19.9±0.1 14.7±2.8 19.8±0.2 16.9±1.1 18.8±1.5 14.6±2.6 19.3±0.6 14.7±1.4
25
18.7±1.3 14.6±2.9 19.6±0.5 15±1.0 19.9±0.1 15.2±3.5 17.6±1.4 12.8±3.8 19.4±0.3 14.16±1.7
26
18.3±2.2 14.5±3.0 19.8±0.2 14.7±1.4 19.6±0.3 15.4±3.7 17.9±1.5 12.6±4.9 19.5±0.3 14.4±2.4
27
18.9±1.4 14.0±2.5 20±0 13.5±1.9 19.4±0.6 16.4±2.0 17.8±2.0 13.2±2.7 19.8±0.1 13.8±1.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
28
18.6±2.7 14.2±1.7 19.5±0.9 13.6±2.5 18.9±1.0 16.2±1.9 18.1±1.6 13.7±0.9 19.6±0.1 14.2±1.8
29
19.1±1.4 15.6±0.9 19.5±0.6 14.8±1.3 18.8±1.5 15.4±3.3 18.8±1.3 15.6±2.8 19.88±0.1 13.4±2.3
30
18.2±2.5 13.1±1.5 18.1±3.0 10.5±4.1 17.2±2.8 14.8±3.7 18.8±1.3 13.8±3.6 18.0±1.7 12.2 ±3.2
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran6. Asupan minuman tikus jantan dan betina perhari
hari ke
minuman tikus
kontrol dosis I dosis II dosis III dosis IV
Jantan betina Jantan betina Jantan betina Jantan Betina Jantan Betina
1
27±6.7 26±4.1 30±7.1 21±11.4 26±6.5 27±6.7 32±9.1 30±17.3 30±3.5 26±4.1
2
21±2.2 16±5.4 22±4.4 17±5.7 26±6.5 27±6.7 23±4.5 16±8.2 26±4.1 22±4.4
3
31±6.5 23±5.7 18±7.5 29±2.2 30±3.5 22±8.3 23±4.5 16±5.4 28±8.3 25±7.1
4
26±5.4 18±4.4 22±4.4 27±13.9 21±2.2 16±4.1 24±5.5 28±13.0 20±0 18±4.4
5
30±6.1 31±5.4 28±8.3 25±5 28±4.4 31±8.9 26±8.7 28±9.1 25±6.1 30±3.5
6
22±4.4 18±4.4 24±5.4 22±4.4 24±4.1 20±6.1 25±8.7 16±5.4 24±5.4 21±2.2
7
26±4.1 23±5.7 25±3.5 17±9.7 23±4.4 26±5.4 27±7.5 18±2.7 25±5 23±4.4
8
32±2.7 33±5.7 28±4.4 30±12.2 35±8.6 33±8.3 29±6.5 29±7.4 35±3.5 34±4.1
9
28±8.3 31±5.4 30±7.9 28±8.3 29±4.1 24±9.6 31±2.2 24±4.1 29±2.2 30±7.1
10
37±6.7 31±8.9 29±2.2 22±2.7 30±0 33±8.3 24±4.1 25±5 35±3.5 30±0
11
24±4.1 23±5.7 27±6.7 19±2.2 25±5 25±8.6 22±4.4 16±9.6 21±2.2 24±5.4
12
34±5.4 29±5.4 27±2.7 22±4.4 29±7.4 25±6.1 29±6.5 22±7.5 29±7.4 28±8.3
13
22±2.7 25±7.1 26±4.1 17±12 25±6.7 20±7.0 23±4.4 22±5.7 23±4.4 22±9.1
14
26±2.2 26±6.5 27±7.5 20±3.5 33±6.7 29±5.4 22±4.4 19±2.2 25±3.5 24±5.4
15
33±4.4 32±5.7 35±5 29±8.9 32±4.4 31±8.9 35±12.2 26±6.5 33±2.7 30±7.1
16
28±4.4 22±5.7 28±2.7 21±4.1 22±5.7 22±2.7 24±5.4 19±6.5 21±2.2 21±5.4
17
33±4.4 30±11.7 40±7.9 28±7.5 35±5 30±9.3 26±5.4 28±4.4 31±7.4 32±4.4
18
26±2.2 23±4.4 27±4.4 24±15.17 28±6.7 29±2.2 28±5.7 22±5.7 28±4.4 27±6.7
19
34±2.2 32±7.5 33±10.9 22±4.4 37±8.3 33±4.4 28±8.3 24±6.5 29±2.2 26±5.4
20
24±6.5 24±4.1 30±0 25±3.5 31±2.2 32±8.3 28±8.3 21±2.2 23±4.4 27±4.4
21
27±4.4 25±5 31±8.9 25±3.5 30±6.1 26±9.6 29±4.1 23±2.7 29±2.2 27±4.4
22
34±6.5 37±6.7 41±8.9 36±6.5 37±9.7 33±6.7 37±4.4 34±5.4 35±5 39±13.4
23
31±11.4 23±8.3 28±5.7 22±4.4 25±5 27±5.7 26±4.1 16±6.5 28±2.7 25±6.1
24
28±4.4 26±4.1 35±5 25±7.1 31±7.4 27±12.5 27±4.4 27±6.7 30±3.5 30±7.1
25
27±2.7 27±8.3 28±4.4 21±2.2 35±8.6 29±12.4 29±7.4 23±2.7 29±5.4 29±7.4
26
31±6.5 30±7.9 36±8.9 25±6.1 35±3.5 32±7.5 33±8.3 26±5.4 32±4.4 32±7.5
27
28±2.7 23±4.4 25±5 19±5.4 23±7.5 23±5.7 22±5.7 22±2.7 24±4.1 26±4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
28
30±3.5 24±5.4 31±5.4 25±5 28±5.7 32±5.7 27±4.4 23±2.7 27±4.4 25±7.9
29
37±4.4 38±9.0 39±7.4 34±4.1 38±10.3 32±4.4 34±4.1 33±4.5 46±24.8 36±9.6
30
26±4.2 28±2.7 33±9.7 17±10.4 24±5.4 29±6.5 27±6.7 26±5.5 32±5.7 26±4.1
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran7. Uji normalitas perubahan berat badan tikus jantan
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/16/2012 Time: 7:19:20 PM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.20613 0.07395 p < .01 No
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 145
Sum = 970.0999999
Minimum = .00000009536743
Maximum = 15.58
Range = 15.57999990463257
Midpoint = 7.79000
Mean = 6.69034
Confid.Lim.Mean -95% = 6.40395
Confid.Lim.Mean +95% = 6.97674
Median = 6.73
Mode = 5.85
Medium deviation = 0.99358
Std.Deviation(for N-1) = 1.75951
Std.deviation(for N) = 1.75343
Variance(for N-1) = 3.09588
Variance(for N) = 3.07453
Coeff.Variation(for N-1) = 26.29925
Coeff.Variation(for N) = 26.20841
Skewness = .75392
Kurtosis = 9.52548
(for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and
of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm
AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran8. Uji kruskal Wallis perubahan berat badan tikus jantan
==================================
ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/16/2012 Time: 7:32:54 PM
H0: The averages are not different
At a level of 5% of probability
H = 0.4005 Hkrit = 9.4877
p-value > 0.05 H0 not rejected
At a level of 1% of probability
H = 0.4005 Hkrit = 13.2767
p-value > 0.01 H0 not rejected
----------------------------------------------------------
Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific.
----------------------------------------------------------
1 29 0.81310 2033.000 a
2 29 0.80552 2169.500 a
3 29 0.85379 2133.000 a
4 29 0.90897 2196.500 a
5 29 0.82034 2053.000 a
----------------------------------------------------------
COMMENT
This software makes correction of
H for same data in the treatments
DATA
------------------------------------------
The data had not been presented because
the table exceeds the width of this screen
or because it is a large amount of data
------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran9. Uji normalitas perubahan berat badan betina
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/16/2012 Time: 7:39:42 PM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D)0.26160 0.07395 p < .01 No
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 145
Sum = 2932.7999992
Minimum = -.7000008
Maximum = 45.84
Range = 46.5400008
Midpoint = 22.57000
Mean = 20.22621
Confid.Lim.Mean -95% = 19.64404
Confid.Lim.Mean +95% = 20.80838
Median = 20.32
Mode = 20
Medium deviation = 1.58665
Std.Deviation(for N-1) = 3.57667
Std.deviation(for N) = 3.56432
Variance(for N-1) = 12.79258
Variance(for N) = 12.70435
Coeff.Variation(for N-1) = 17.68335
Coeff.Variation(for N) = 17.62227
Skewness = 1.18932
Kurtosis = 26.31946
(for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and
of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm
AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran10. Uji Kruskal Wallis perubahan berat badan tikus betina
==================================
ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/16/2012 Time: 7:48:25 PM
H0: The averages are not different
At a level of 5% of probability
H = 2.3954 Hkrit = 9.4877
p-value > 0.05 H0 not rejected
At a level of 1% of probability
H = 2.3954 Hkrit = 13.2767
p-value > 0.01 H0 not rejected
----------------------------------------------------------
Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific.
----------------------------------------------------------
1 29 0.30379 2116.500 a
2 29 0.26034 2113.500 a
3 29 0.35759 2391.500 a
4 29 0.08586 1909.000 a
5 29 0.12345 2054.500 a
----------------------------------------------------------
COMMENT
This software makes correction of
H for same data in the treatments
DATA
------------------------------------------
The data had not been presented because
the table exceeds the width of this screen
or because it is a large amount of data
------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran11. Uji normalitas asupan makanan tikus jantan
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/16/2012 Time: 8:02:43 PM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-valueNormal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.04150 0.07272 p > .15 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 150
Sum = 1951.5
Minimum = 7.4
Maximum = 18.7
Range = 11.3
Midpoint = 13.05000
Mean = 13.01000
Confid.Lim.Mean -95% = 12.71240
Confid.Lim.Mean +95% = 13.30760
Median = 12.95
Mode = 12.6
Medium deviation = 1.49160
Std.Deviation(for N-1) = 1.85970
Std.deviation(for N) = 1.85349
Variance(for N-1) = 3.45849
Variance(for N) = 3.43543
Coeff.Variation(for N-1) = 14.29440
Coeff.Variation(for N) = 14.24667
Skewness = -.01968
Kurtosis = .20828
(for N-1) = Sample (for N) = Population
For calculation of the statistics (W) of Shapiro-Wilk and
of yours probability (p-value), the Assistat uses Algorithm
AS R94, Applied Statistics (1995), vol.44, no.4, 547-551
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran12. Uji homogenitas data asupan makanan tikus jantan
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:33:13 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 18.20667 0.70340
2 18.08667 1.57292
3 18.60667 1.06064
4 17.59333 1.24754
5 17.91000 2.35266
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 11.45854
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran13. Uji Dunnet asupan makanan tikus jantan
==========================================================
========
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/16/2012 Time 8:10:05 PM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 16.77627 4.19407 3.0229 ns
Error 145 201.17767 1.38743
------------------------------------------------------------------
Total 149 217.95393
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 18.20667 |
2 18.08667 |
3 18.60667 |
4 17.59333 |
5 17.91000 |
----------------------
smd = 0.74941
GA = 18.08067 VC% = 6.51
Midpoint = 16.10000
The Dunnett Test at a level of
5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran14. Uji normalitas asupan makanan tikus betina
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/16/2012 Time: 8:15:36 PM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.04150 0.07272 p > .15 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 150
Sum = 1951.5
Minimum = 7.4
Maximum = 18.7
Range = 11.3
Midpoint = 13.05000
Mean = 13.01000
Confid.Lim.Mean -95% = 12.71240
Confid.Lim.Mean +95% = 13.30760
Median = 12.95
Mode = 12.6
Medium deviation = 1.49160
Std.Deviation(for N-1) = 1.85970
Std.deviation(for N) = 1.85349
Variance(for N-1) = 3.45849
Variance(for N) = 3.43543
Coeff.Variation(for N-1) = 14.29440
Coeff.Variation(for N) = 14.24667
Skewness = -.01968
Kurtosis = .20828
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 15. Uji homogenitas asupan makanan tikus betina
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:32:02 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 12.92667 2.62409
2 13.20000 2.95172
3 14.08000 4.33476
4 12.32333 2.73426
5 12.52000 3.15959
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 2.40762
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 16. Uji Dunnet asupan makanan tikus betina
==========================================================
========
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/16/2012 Time 8:22:50 PM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 56.98667 14.24667 4.5072 ns
Error 145 458.32833 3.16089
------------------------------------------------------------------
Total 149 515.31500
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 12.92667 |
2 13.20000 |
3 14.08000 |
4 12.32333 |
5 12.52000 |
----------------------
smd = 1.13114
GA = 13.01000 VC% = 13.67
Midpoint = 13.05000
The Dunnett Test at a level of
5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran17. Uji normalitas asupan minuman tikus jantan
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/16/2012 Time: 8:35:45 PM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.09819 0.07272 p < .01 No
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 150
Sum = 4293
Minimum = 18
Maximum = 46
Range = 28
Midpoint = 32.00000
Mean = 28.62000
Confid.Lim.Mean -95% = 27.85380
Confid.Lim.Mean +95% = 29.38620
Median = 28
Mode = 28
Medium deviation = 3.77120
Std.Deviation(for N-1) = 4.78767
Std.deviation(for N) = 4.77168
Variance(for N-1) = 22.92174
Variance(for N) = 22.76893
Coeff.Variation(for N-1) = 16.72839
Coeff.Variation(for N) = 16.67254
Skewness = .57041
Kurtosis = .43324
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran18. Uji Kruskal wallis asupan minuman tikus jantan
==================================
ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/16/2012 Time: 8:42:24 PM
H0: The averages are not different
At a level of 5% of probability
H = 3.7499 Hkrit = 9.4877
p-value > 0.05 H0 not rejected
At a level of 1% of probability
H = 3.7499 Hkrit = 13.2767
p-value > 0.01 H0 not rejected
----------------------------------------------------------
Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific.
----------------------------------------------------------
1 30 28.76667 2335.000 a
2 30 29.43333 2470.500 a
3 30 29.16667 2427.000 a
4 30 27.33333 1901.000 a
5 30 28.40000 2191.500 a
----------------------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran19. Uji normalitas asupan minum tikus betina
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/17/2012 Time: 9:36:23 AM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.05560 0.07272 p > .15 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 150
Sum = 3853
Minimum = 16
Maximum = 39
Range = 23
Midpoint = 27.50000
Mean = 25.68667
Confid.Lim.Mean -95% = 24.86789
Confid.Lim.Mean +95% = 26.50544
Median = 25.5
Mode = 22
Mode = 25
Medium deviation = 4.12667
Std.Deviation(for N-1) = 5.11628
Std.deviation(for N) = 5.09920
Variance(for N-1) = 26.17633
Variance(for N) = 26.00182
Coeff.Variation(for N-1) = 19.91804
Coeff.Variation(for N) = 19.85154
Skewness = .09233
Kurtosis = -.38964
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran20. Uji homogenitas asupan minuman tikus betina
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:30:15 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 26.56667 27.77126
2 23.80000 23.61379
3 27.50000 20.60345
4 23.40000 25.35172
5 27.16667 21.59195
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 0.83296
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran21. Uji Dunnett asupan minuman tikus betina
==========================================================
========
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/17/2012 Time 9:41:48 AM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 451.24000 112.81000 4.7426 ns
Error 145 3449.03333 23.78644
------------------------------------------------------------------
Total 149 3900.27333
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 26.56667 |
2 23.80000 |
3 27.50000 |
4 23.40000 |
5 27.16667 |
----------------------
smd = 3.10297
GA = 25.68667 VC% = 18.99
Midpoint = 27.50000
The Dunnett Test at a level of
5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran22. Uji normalitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa
daun sirsak
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/17/2012 Time: 9:54:10 AM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.15366 0.17345 p > .10 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 25
Sum = 44.898172
Minimum = 1.663701
Maximum = 1.93902
Range = .275319
Midpoint = 1.80136
Mean = 1.79593
Confid.Lim.Mean -95% = 1.76795
Confid.Lim.Mean +95% = 1.82391
Median = 1.79029
Mode = 1.72016
Mode = 1.75205
Mode = 1.78604
Mode = 1.79727
Mode = 1.80754
Mode = 1.88139
Medium deviation = 0.05064
Std.Deviation(for N-1) = 0.06791
Std.deviation(for N) = 0.06654
Variance(for N-1) = 0.00461
Variance(for N) = 0.00443
Coeff.Variation(for N-1) = 3.78153
Coeff.Variation(for N) = 3.70513
Skewness = .33092
Kurtosis = -.10077
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran23. Uji homogenitas SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa
daun sirsak
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:28:27 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 68.32000 131.63200
2 66.34000 176.26300
3 62.08000 81.23200
4 62.08000 81.23200
5 57.46000 59.38300
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 1.39690
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran24. Uji Tukey SGPT hewan jantan sebelum perlakuan infusa daun
sirsak
==========================================================
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:09:29 AM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 357.57360 89.39340 0.8437 ns
Error 20 2118.96800 105.94840
------------------------------------------------------------------
Total 24 2476.54160
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
DF DFE F-krit F p
4 20 0.117 0.8437 >0.050
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 68.32000 a
2 66.34000 a
3 62.08000 a
4 62.08000 a
5 57.46000 a
----------------------
smd = 19.51767
GA = 63.25600 VC% = 16.27
Midpoint = 66.50000
The Tukey Test at a level of 5% of probability was applied
The averages followed by the same letter do not
differ statisticaly between themselves
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran25. Uji normalitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa
daun sirsak
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/19/2012 Time: 7:11:13 AM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.17083 0.17345 p > .05 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 25
Sum = 1237.8
Minimum = 35.4
Maximum = 69.9
Range = 34.5
Midpoint = 52.65000
Mean = 49.51200
Confid.Lim.Mean -95% = 46.63740
Confid.Lim.Mean +95% = 52.38660
Median = 50.3
Mode = 48
Mode = 54.2
Medium deviation = 4.89952
Std.Deviation(for N-1) = 6.97712
Std.deviation(for N) = 6.83616
Variance(for N-1) = 48.68027
Variance(for N) = 46.73306
Coeff.Variation(for N-1) = 14.09178
Coeff.Variation(for N) = 13.80707
Skewness = .48639
Kurtosis = 2.482
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran26. Uji homogenitas SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa
daun sirsak
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:27:04 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 48.34000 35.30300
2 46.02000 40.35200
3 51.88000 19.73200
4 53.48000 138.12200
5 47.84000 11.42800
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 6.72640
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran27. Uji Tukey SGPT hewan betina sebelum perlakuan infusa daun
sirsak
==========================================================
========
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:28:11 AM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 188.57840 47.14460 0.9624 ns
Error 20 979.74800 48.98740
------------------------------------------------------------------
Total 24 1168.32640
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
DF DFE F-krit F p
4 20 0.117 0.9624 >0.050
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 48.34000 a
2 46.02000 a
3 51.88000 a
4 53.48000 a
5 47.84000 a
----------------------
smd = 13.27159
GA = 49.51200 VC% = 14.14
Midpoint = 52.65000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran28. Uji normalitas SGPT hewan jantan setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/19/2012 Time: 7:33:09 AM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.19990 0.17345 p <.025 No
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 25
Sum = 1676.3
Minimum = 53.5
Maximum = 97
Range = 43.5
Midpoint = 75.25000
Mean = 67.05200
Confid.Lim.Mean -95% = 62.49280
Confid.Lim.Mean +95% = 71.61120
Median = 64.3
Mode = 53.5
Medium deviation = 8.67072
Std.Deviation(for N-1) = 11.06609
Std.deviation(for N) = 10.84251
Variance(for N-1) = 122.45843
Variance(for N) = 117.56010
Coeff.Variation(for N-1) = 16.50375
Coeff.Variation(for N) = 16.17031
Skewness = 1.09826
Kurtosis = .71209
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran29. Uji Kruskal Wallis SGPT hewan jantan setelah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
==================================
ASSISTAT - KRUSKAL-WALLIS TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 7:37:37 AM
H0: The averages are not different
At a level of 5% of probability
H = 3.0159 Hkrit = 9.4877
p-value > 0.05 H0 not rejected
At a level of 1% of probability
H = 3.0159 Hkrit = 13.2767
p-value > 0.01 H0 not rejected
----------------------------------------------------------
Treatment Repetitions Average Sum of ranks Classific.
----------------------------------------------------------
1 5 66.92000 71.000 a
2 5 76.04000 87.500 a
3 5 64.38000 54.000 a
4 5 65.20000 56.500 a
5 5 62.72000 56.000 a
----------------------------------------------------------
COMMENT
This software makes correction of
H for same data in the treatments
DATA
----------------------------
61.4 81.4 63.0 62.3 66.5
64.6 83.0 82.1 97.0 53.5
54.7 59.8 78.4 68.9 60.1
71.1 53.5 60.2 82.9 58.3
64.5 64.3 58.2 65.9 60.7
----------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran30. Uji normalitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak
===============================================
ASSISTAT - NORMALITY AND DESCRIPTIVE STATISTICS
http://www.assistat.com
===============================================
Date: 12/19/2012 Time: 7:40:49 AM
NORMALITY (a = 5%)
---------------------------------------------------------
Test (Statistic) Value Vkrit p-value Normal
---------------------------------------------------------
Kolmogorov-Smirnov (D) 0.09414 0.17345 p > .15 Yes
---------------------------------------------------------
DESCRIPTIVE STATISTICS
Number of data = 25
Sum = 1573.1
Minimum = 44.4
Maximum = 87.2
Range = 42.8
Midpoint = 65.80000
Mean = 62.92400
Confid.Lim.Mean -95% = 58.23120
Confid.Lim.Mean +95% = 67.61680
Median = 63
Mode = 73.3
Medium deviation = 9.17504
Std.Deviation(for N-1) = 11.39025
Std.deviation(for N) = 11.16012
Variance(for N-1) = 129.73773
Variance(for N) = 124.54822
Coeff.Variation(for N-1) = 18.10159
Coeff.Variation(for N) = 17.73587
Skewness = .31838
Kurtosis = -.43172
(for N-1) = Sample (for N) = Population
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran31. Uji homogenitas SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak
==================================
ASSISTAT - BARTLETT TEST
http://www.assistat.com
==================================
Date: 12/19/2012 Time: 8:25:29 AM
----------------------------------
Treatment Average Variance
----------------------------------
1 67.08000 84.27200
2 56.88000 32.67700
3 67.80000 371.86500
4 66.16000 25.66300
5 56.70000 105.46500
----------------------------------
H0: The variances are homogeneous
Test statistic value (X²) : 8.57549
Critical value X²(alfa=5%): 9.48773
Critical value X²(alfa=1%): 13.27670
X² < X²(1%) H0 was not rejected p > 0.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran32. Uji Dunnet SGPT hewan betina setelah 30 hari perlakuan
infusa daun sirsak
==========================================================
========
ASSISTAT Version 7.6 beta (2011) - Website http://www.assistat.com
By Francisco de A. S. e Silva DEAG-CTRN-UFCG Updated on 07/30/2012
==========================================================
========
File: temporary Date 12/19/2012 Time 7:53:36 AM
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN
VARIANCE TABLE
------------------------------------------------------------------
VS DF SS MS F
------------------------------------------------------------------
Treatments 4 633.93760 158.48440 1.2782 ns
Error 20 2479.76800 123.98840
------------------------------------------------------------------
Total 24 3113.70560
------------------------------------------------------------------
** Significative at a level of 1% of probability (p < .01)
* Significative at a level of 5% of probability (.01 =< p < .05)
ns Non-significative (p >= .05)
DF DFE F-krit F p
4 20 2.8661 1.2782 0.3116
AVERAGES AND MEASURES
Averages Treatment
----------------------
1 67.08000 |
2 56.88000 |
3 67.80000 |
4 66.16000 |
5 56.70000 |
----------------------
smd = 18.66235
GA = 62.92400 VC% = 17.70
Midpoint = 65.80000
The Dunnett Test at a level of
5% of probability was applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 33. Perhitungan Paired Samples T-Test SGPT sebelum dan
sesudah perlakuan
Kadar SGPT Tikus jantan sebelum perlakuan
Kontrol Dosis
I
Dosis II Dosis III Dosis
IV
1 71.7 83 74.6 61.1 65.2 2 86.9 76.3 59.9 64.2 53.9 3 58.6 59.9 62.2 52.5 58.8 4 61.7 62.7 65.5 76.1 46.1 5 62.7 49.8 74 56.5 63.3 Rata
rata
68.32 ± 11.47
66.34 ± 13.27
67.24 ± 6.74
62.08 ± 9.01
57.46 ± 7.71
kadar SGPT tikus betina sebelum perlakuan
Control Dosis
I
Dosis II Dosis III Dosis
IV
1 39.8 48 50.3 52.7 48.6
2 54.2 35.4 51.9 53.9 44.5
3 53.7 46.3 59.3 36.7 44.1
4 47.9 52.4 47.5 54.2 51.1
5 46.1 48 50.4 69.9 50.9
48.34 ± 5.94
46.02 ± 6.35
51.88 ±4.44
53.48 ± 11.75
47.84 ± 3.38
kadar SGPT tikus jantan setelah perlakuan Kontrol Dosis
I
Dosis II Dosis III Dosis
IV
1 61.4 64.6 54.7 71.1 64.5 2 81.4 83 59.8 53.5 64.3 3 63 82.1 78.4 60.2 58.2 4 62.3 97 68.9 82.9 65.9 5 66.5 53.5 60.1 58.3 60.7 66.92 ±
8.32 76.04 ± 17.05
64.38 ± 9.35
65.2 ± 11.81
62.72 ± 3.17
kadar SGPT tikus betina setelah perlakuan Control Dosis
I
Dosis II Dosis III Dosis
IV
1 53.5 49.6 83.9 63 71.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2 73.3 65.5 44.4 64.4 44.7 3 77.3 55.7 87.2 73.3 53.6 4 64 55.8 51 60.8 61.4 5 67.3 57.8 72.5 69.3 52.1 67.08 ±
9.17 56.88 ± 5.71
67.8 ± 19.28
66.16 ± 5.06
56.7 ± 10.27
Jantan betina
Pre post perubahan hasil uji T Pre post perubahan hasil uji T
Kontrol 68.320 66.920 -1.035 0.324 Kontrol 48.340 67.080 16.236 0.000
Dosis 1 66.340 76.040 6.813 0.169 Dosis 1 46.020 56.880 10.554 0.050
Dosis 2 67.240 64.380 -2.173 0.339 Dosis 2 51.880 67.800 13.302 0.054
Dosis 3 62.080 65.200 2.451 0.224 Dosis 3 53.480 66.160 10.598 0.057
Dosis 4 57.460 62.720 4.377 0.144 Dosis 4 47.840 56.700 8.475 0.049
Perhitungan dilakukan dengan program Microsoft excel 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran34. Kondisi organ yang diperiksa di laboratorium patologi KH
UGM setelah pembedahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Biografi Penulis
Penulis bernama Meita Eryanti, lahir di
Bandung pada tanggal 5 Mei 1990, merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Subandono
dan Lestari Nur Yuniati. Penulis menempuh
pendidikan di SD Gentan II pada tahun 1996 dan lulus
pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan
sekolah di SMP N 8 Yogyakarta pada tahun 2002 dan
di SMA N 9 Yogyakarta pada tahun 2005. Penulis
menempuh pendidikan nonformal di English
Extension Course Universitas Sanata Dharma pada
tahun 2008 sebelum akhirnya masuk ke bangku kuliah
formal di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2009. Selama kuliah, penulis juga bergabung dengan klub
olahraga Kaskus Tennis Club Regional Jogja dan klub baca Goodreads Indonesia
wilayah Jogja karena kegemaran penulis bermain tenis dan membaca cerita fiksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI