plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · yulian, dan segenap rekan-rekan pendidikan...

109
i PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH YANG INOVATIF MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Maria Felicia NIM: 081314006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dinhduong

Post on 07-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH YANG

INOVATIF

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

Maria Felicia

NIM: 081314006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

iv

PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan YME atas berkat penyertaan dan penguatan-Nya.

2. Ayah dan Bunda untuk doa, cinta, kebebasan memilih, dan aksesibilitas serta

Adek untuk hiburan yang selalu diberikan.

3. Dibya Pradipta, Puji Wijaya, Lucia Nino, Dicky Sugianto, Sinta Triyani, Luki

Primaningtias, dan Wieana Oktami untuk doa, semangat, dan energi yang telah

dibagikan.

4. Para guru TK Gradika, TK St. Bellarminus II, SD St. Bellarminus II, SMP St.

Vincentius, dan SMA St. Ursula untuk bimbingan, dukungan, dan teladan yang

diberikan.

5. Yosefin Fitri, Yoel Febriantoro, Thomas Cahyo, Nova Utomo, Elisabeth

Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan

yang telah dilalui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

v

MOTTO

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk

mengubah dunia.”

“Keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tapi kemenangan atasnya. Seorang

pemberani bukanlah ia yang tidak merasa takut, tetapi ia yang menaklukkan rasa

takut tersebut.”

(Nelson Mandela)

“Masih banyak hal untuk dipelajari dan selalu ada hal-hal luar biasa di luar sana.

Bahkan kesalahan-kesalahan pun bisa menjadi indah.”

(Robin Williams)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH YANG INOVATIF

Maria Felicia

Universitas Sanata Dharma

2015

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk

bahan ajar sejarah inovatif yang dibutuhkan siswa kelas XI IPS di SMA BOPKRI

2, Yogyakarta.

Makalah ini disusun menggunakan Metode Penelitian dan Pengembangan

(Research and Development) yang telah dimodifikasi, yaitu tahap analisis potensi

dan masalah, pengumpulan data, desain produk, dan validasi desain. Makalah

ditulis secara deskriptif analitis.

Hasil penulisan menunjukkan bentuk bahan ajar inovatif yang dibutuhkan

oleh siswa kelas XI IPS di SMA BOPKRI 2, Yogyakarta adalah modul

pembelajaran sejarah. Modul pembelajaran yang dihasilkan berjudul

“Membangun Republik Indonesia: Modul Pembelajaran Pembentukan

Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia”. Aspek

inovasi dari modul pembelajaran yang dikembangkan adalah penggunaan model

pembelajaran Pedagogi Reflektif, penerapan konsep historiografi modern dalam

penulisan materi, serta pemanfaatan media video sosio-drama untuk memberikan

pengalaman belajar yang menarik bagi siswa.

Kata kunci: pengembangan, bahan ajar inovatif, bahan ajar sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

ix

ABSTRACT

DEVELOPING INNOVATIVE HISTORY TEACHING MATERIAL

Maria Felicia

Sanata Dharma University

2015

This study is aimed to analyze and describe the suitable form of innovative

teaching material for the students of XI IPS class of SMA BOPKRI 2,

Yogyakarta.

This study used modified Research and Development method using the

following steps: potency and problem analysis, data gathering, product design,

and design validation. The report was presented in analytical-descriptive writing.

The result of this study showed that the suitable innovative teaching

material for the students of XI IPS class of SMA BOPKRI 2, Yogyakarta was a

history learning module. The module developed was entitled “Membangun

Republik Indonesia: Modul Pembelajaran Pembentukan Pemerintahan dan

Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia (The Building of the Republic

of Indonesia: Learning Module about the Establishment of the First Governmental

Body and Other State Organizations of the Republic of Indonesia)”. The

innovation aspects of the learning module were the use of Reflective Pedagogy

learning model, the application of modern historiography concept in the material

writing process, and the use of socio-drama video to enhance students’ learning

experience.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH YANG INOVATIF”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari

batuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta;

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

makalah ini;

3. Drs. Sutarjo Adisusilo, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

sabar membimbing dan memberikan banyak pengarahan, saran, serta

masukan selama penyusunan makalah ini;

4. Kepala Sekolah dan guru pengampu mata pelajaran sejarah SMA BOPKRI

2, Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

pengambilan data di sekolah;

5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma;

6. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah

memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber

penulisan makalah ini;

7. Kedua orang tua penulis dan adik penulis yang telah memberikan

dorongan spiritual dan material selama proses penulisan makalah ini;

8. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2008 yang telah membantu

dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

xii

DAFTAR ISI

Konten Hlm.

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………...

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………...

HALAMAN MOTTO ……………………………………………...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………...

ABSTRAK …………………………………………………………

ABSTRACT ……………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

vii

viii

ix

x

xii

xiv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………...

1.3 Tujuan Penulisan Makalah …………………………………….

1.4 Manfaat Makalah ………………………………………………

1.5 Batasan Pengembangan ………………………………………..

1

6

6

7

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………... 11

2.1 Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Kurikulum 2013 ……

2.2 Bahan Ajar ………………………………………………..……

2.3 Pembelajaran Reflektif ………………………………………...

2.4 Model Pembelajaran Pedagogi Reflektif ………………………

2.5 Tahap Perkembangan Psikologis Siswa ………………………..

2.6 Konsep Historiografi Modern dalam Penulisan Bahan Ajar

Sejarah Indonesia ………………………………………………

2.7 Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam

Pembelajaran Sejarah Indonesia ……………………………….

11

14

21

23

29

33

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

xiii

2.8 Kerangka Berpikir ……………………………………………...

2.9 Langkah-langkah Penulisan Bahan Ajar ……………………….

38

39

BAB III BAHAN AJAR SEJARAH INOVATIF …………………. 42

3.1 Penerapan Teori dalam Pembuatan Bahan Ajar Inovatif……….

3.2 Sistematika Isi Bahan Ajar ……………………………………..

3.3 Tampilan Bahan Ajar …………………………………………..

42

43

44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….. 45

4.1 Kesimpulan …………………………………………………….

4.2 Saran …………………………………………………………....

45

47

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...

LAMPIRAN ………………………………………………………..

48

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Konten Hlm.

Lampiran 1: Silabus ……………………………………………….. 51

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) …………. 56

Lampiran 3: Tampilan Modul Pembelajaran Sejarah ……………... 68

Lampiran 4: Intisari Hasil Wawancara Guru ……………………... 91

Lampiran 5: Intisari Hasil Angket Kebutuhan Siswa ……………... 93

Lampiran 6: Video Sosiodrama Rapat PPKI 18 Agustus 1945 …… 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai mata pelajaran yang diajarkan sejak tingkat SD sampai SMA,

mata pelajaran sejarah memiliki peran dalam upaya pembangunan bangsa

Indonesia menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi dalam era

globalisasi. Pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran yang ideal dalam

penanaman karakter karena sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan

yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

masyarakat di masa lampau. Pengetahuan masa lampau tersebut mengandung

nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,

membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu,

mata pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.1

Pada kenyataannya pengajaran sejarah di sekolah-sekolah di

Indonesia mengalami banyak tantangan dalam mewujudkan pembelajaran

sejarah Indonesia yang ideal. Salah satu contohnya terjadi di SMA BOPKRI

2, Yogyakarta. Dari hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran

sejarah untuk kelas XI IPS di SMA BOPKRI 2, Yogyakarta, ditemukan

bahwa ada dua kesulitan utama yang dialami dalam proses pembelajaran

1Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2011, hlm. 56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

2

sejarah. Pertama, keterbatasan akses siswa terhadap sumber bahan ajar

karena buku paket sejarah hanya bisa digunakan saat berada di sekolah dan

tidak bisa dibawa pulang. Kedua, meski guru pengampu sudah menggunakan

metode yang bervariasi saat mengajar dengan meminimalisasi ceramah dan

menggiatkan presentasi kelompok serta menggunakan berbagai media ajar

seperti slide presentasi, film, maupun gambar, siswa masih mudah bosan

dengan materi dan mengeluhkan materi yang dirasa kurang relevan dengan

situasi masa kini. Sementara itu, para siswa melalui kuesioner kebutuhan

menyatakan bahwa mereka menyukai pembelajaran yang menggunakan

media bervariasi.

Dari wawancara dan survei di SMA BOPKRI 2 tersebut, dapat dilihat

bahwa hambatan yang paling menonjol adalah hambatan terkait materi

pelajaran sejarah. Siswa memiliki akses yang terbatas terhadap sumber bahan

ajar dan materi yang terkandung dalam bahan ajar itu sendiri dikemas dengan

cara yang kurang menarik. Akibatnya siswa mudah bosan dan merasa tidak

menemukan relevansi materi pelajaran dengan kehidupannya di masa kini.

Oleh karena itu, solusi yang dapat ditempuh adalah dengan mengembangkan

bahan ajar sejarah inovatif yang bisa mengakomodasi kebutuhan dan kondisi

siswa untuk bisa mengalami pembelajaran sejarah yang menarik serta relevan

bagi hidupnya, dengan tetap memperhatikan kaidah penulisan sejarah

modern.

Pengembangan bahan ajar inovatif, layaknya pengembangan bahan

ajar pada umumnya, bisa dilakukan dengan mempertimbangan situasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

3

kondisi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk situasi di kelas

kelas XI IPS SMA BOPKRI 2, ada tiga aspek yang bisa dijadikan

pertimbangan pengembangan bahan ajar, yaitu bagaimana kegiatan

pembelajaran yang telah berlangsung selama ini, bagaimana materi bisa

ditulis sedemikian rupa sehingga terasa aktual bagi siswa, dan bagaimana

media bisa dimanfaatkan secara efektif sehingga aktivitas pembelajaran

menjadi menarik bagi siswa.

Pertama, dari aspek kegiatan pembelajaran. Aktivitas pembelajaran

sejarah di kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 yang telah berlangsung selama ini

dapat dilihat dengan Teori Brain-based Teaching. Teori ini menjelaskan

bahwa otak manusia mengembangkan lima sistem pembelajaran, yaitu sistem

pembelajaran emosional, sistem pembelajaran sosial, sistem pembelajaran

kognitif, sistem pembelajaran fisik, dan sistem pembelajaran reflektif2. Dari

hasil wawancara guru dan kuesioner siswa, terlihat bahwa sebenarnya proses

pembelajaran di kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 sudah mencakup kegiatan

yang merangsang perkembangan sistem pembelajaran emosional (siswa

sudah bisa ditarik perhatiannya lewat penggunaan berbagai media), sistem

pembelajaran sosial (siswa sudah terbiasa bekerja dalam kelompok), sistem

pembelajaran kognitif (siswa sudah diberi berbagai macam tugas dan tes),

serta sistem pembelajaran fisik (siswa sudah didorong untuk berpartisipasi

aktif lewat presentasi dan tanya-jawab). Dengan kata lain, model

pembelajaran sejarah yang dibutuhkan di kelas ini adalah model

2 Barbara K. Given, Brain-based Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung, 2007, hlm. 64-66.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

4

pembelajaran yang mampu merangsang perkembangan sistem pembelajaran

reflektif sehingga perkembangan siswa dalam keempat sistem pembelajaran

lainnya bisa lebih dimaksimalkan hasilnya dan siswa juga bisa dibiasakan

untuk mengenali dirinya dengan lebih baik, terutama bila dikaitkan dengan

pembelajaran sejarah yang diharapkan juga melatih dan membentuk sikap,

watak, dan kepribadian luhur siswa.

Untuk mengakomodasi perkembangan sistem pembelajaran reflektif

siswa, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran

Pedagogi Reflektif. Pedagogi Reflektif adalah model pembelajaran yang

menekankan peran guru dalam pendampingan siswa dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman

yang telah ia peroleh dalam selama proses pembelajaran. Pedagogi Reflektif

diterapkan melalui proses yang terdiri atas lima langkah, yaitu konteks

belajar, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.3

Kedua, aspek aktualisasi peristiwa sejarah yang disampaikan dalam

pelajaran. Siswa mengeluhkan peristiwa sejarah yang mereka pelajari di

sekolah kurang terasa relevansinya dengan kehidupan mereka saat ini. Oleh

karena ini, materi yang disampaikan bisa dibuat supaya terasa lebih aktual

bagi siswa dengan menerapkan prinsip penulisan sejarah atau historiografi

modern dalam penulisan materi. Sartono Kartodirdjo4 menjelaskan bahwa

penyusunan bahan ajar sejarah Indonesia tidak lepas dari penulisan sejarah

3 Subagya (penerj.), Paradigma Pedagogi Reflektif, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm. 22-

65. 4 Sartono Kartodirdjo et. al., Sejarah Nasional Indonesia 1, Depdikbud, Jakarta, 1975, hlm.

pengantar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

5

nasional Indonesia itu sendiri. Pada tahun 1970-an, para sejarawan Indonesia

telah merintis usaha penulisan sejarah nasional Indonesia yang bersifat

Indonesia-sentris melalui pembuatan buku pedoman Sejarah Nasional

Indonesia yang salah satu tujuannya adalah agar bisa dijadikan acuan bagi

penulisan buku-buku ajar sejarah di sekolah. Penulisan sejarah yang

Indonesia-sentris ini juga harus proporsional, ditulis apa adanya sesuai

pasang surut perjalanan bangsa Indonesia dengan harapan bisa mempertinggi

kesadaran bangsa Indonesia sebagai suatu nasion serta bisa membangkitkan

rasa kebanggaan pada generasi muda, memantapkan kepribadian bangsa,

serta identitasnya.

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran sejarah. Salah satu upaya untuk menarik minat siswa untuk

menikmati pembelajaran sejarah di sekolah adalah dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam berbagai bentuk media

yang cocok untuk mendukung penyampaian materi. Perlu juga ditekankan

bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sejarah ini hanya merupakan

salah satu elemen dari sebuah strategi yang holistik untuk memfasilitasi

pencapaian tujuan belajar sejarah. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran sejarah sebaiknya mempertimbangkan tiga prinsip utama yaitu

apakah penggunaan TIK mendukung praktik pembelajaran sejarah yang baik

atau tidak, penggunaan TIK harus memfasilitasi pencapaian tujuan belajar,

dan TIK yang digunakan harus membantu guru maupun siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

6

mencapai sebuah tujuan yang tidak bisa dicapai tanpa penggunaan teknologi

tersebut serta membantu siswa untuk belajar dengan lebih efisien5.

Berdasarkan kondisi dan situasi yang sudah dijelaskan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa bahan ajar sejarah yang selayaknya dikembangkan

untuk mengakomodasi kebutuhan siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2

adalah bahan ajar inovatif dengan menggunakan model pembelajaran

reflektif, menerapkan prinsip penulisan historiografi modern, serta

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses

pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

Bagaimana bentuk bahan ajar inovatif untuk mata pelajaran sejarah yang

sesuai dengan kebutuhan belajar siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Menganalisis dan mendeskripsikan bentuk bahan ajar inovatif yang

dibutuhkan oleh siswa kelas XI IPS BOPKRI 2;

5 Rob Phillips, Reflective Teaching of History 11-18, Continuum, London, 2002, hlm. 128.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

7

1.4. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:

1.4.1. Bagi guru sejarah

Memfasilitasi guru dengan tambahan referensi bahan ajar sejarah serta

mendorong guru untuk mendampingi siswa lewat kegiatan

pembelajaran yang lebih kreatif serta sebagai alternatif persiapan

menyongsong kemungkinan penerapan kembali Kurikulum 2013 pasca

evaluasi oleh Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan

Menengah.

1.4.2. Bagi siswa

Memfasilitasi siswa kelas XI IPS dengan bahan ajar sejarah yang dapat

mengakomodasi kebutuhan belajarnya dan memfasilitasi siswa dalam

belajar secara mandiri.

1.4.3. Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan bahan

ajar inovatif sejarah serta berkontribusi bagi pengembangan bahan ajar

sejarah secara umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

8

1.5. Batasan Pengembangan

Batasan pengembangan yang mendasari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.5.1. Subyek penulisan makalah

Subyek penulisan makalah ini adalah siswa kelas XI IPS SMA

BOPKRI 2, Yogyakarta. Siswa berasal dari kelas XI IPS 1 dan XI IPS

2 dengan total 36 orang siswa.

1.5.2. Bahan ajar sejarah inovatif

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun

teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh

dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran. Aspek inovasi dari bahan ajar yang

dikembangkan dalam makalah ini adalah penggunaan model

pembelajaran Pedagogi Reflektif, penerapan prinsip historiografi

modern dalam penulisan bahan ajar, dan pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi.

1.5.3. Prosedur pengembangan bahan ajar

Prosedur pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam makalah ini

adalah metode Research and Development (Penelitian dan

Pengembangan).

1.5.4. Desain produk bahan ajar

Desain produk yang dihasilkan dari makalah ini adalah modul bahan

ajar sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

9

1.5.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Desain produk bahan ajar yang dibuat dalam makalah ini merujuk

pada Kurikulum 2013 mata pelajaran sejarah Indonesia untuk SMA

Kelas XI Kelompok Wajib, dan dibatasi pada:

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai

persatuan dan keinginan

bersatu dalam perjuangan

pergerakan nasional menuju

kemerdekaan bangsa sebagai

karunia Tuhan yang Mahaesa

terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif,

dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

2.4 Meneladani perilaku

kerjasama, tanggung jawab,

cinta damai para pejuang untuk

mempertahankan kemerdekaan

dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan

bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

10

3. Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

3.8 Menganalisis peristiwa

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia

dan maknanya bagi kehidupan

kebangsaan Indonesia masa

kini.

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

4.8 Menalar peristiwa

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia

dan maknanya bagi kehidupan

kebangsaan Indonesia masa

kini dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Kurikulum 2013

Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi untuk SMA-

MA mengatur tentang kompetensi yang harus dicapai siswa kelas XI dalam

mata pelajaran sejarah Indonesia untuk kelompok Wajib sebagai berikut:

1) Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah.

2) Meneladani kepemimpinan tokoh sejarah dalam kehidupan masa kini.

3) Membangun semangat kebangsaan, persatuan, dan kesatuan.

4) Menganalisis peristiwa sejarah berdasarkan hubungan sebab akibat.

5) Menulis cerita sejarah.

Dalam makalah ini dikembangan produk bahan ajar yang didasarkan

pada Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran sejarah (wajib) untuk kelas XI

yang mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya

1.1 Menghayati nilai-nilai

persatuan dan keinginan bersatu

dalam perjuangan pergerakan

nasional menuju kemerdekaan

bangsa sebagai karunia Tuhan

yang Mahaesa terhadap bangsa

dan negara Indonesia.

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja

sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi

2.4 Meneladani perilaku

kerjasama, tanggung jawab,

cinta damai para pejuang untuk

mempertahankan kemerdekaan

dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

12

atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

bertanggungjawab dalam

mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3. Memahami, menerapkan,

dan menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

3.8 Menganalisis peristiwa

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia dan

maknanya bagi kehidupan

kebangsaan Indonesia masa

kini.

4. Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak

terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif,

serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah

keilmuan

4.8 Menalar peristiwa

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia dan

maknanya bagi kehidupan

kebangsaan Indonesia masa kini

dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

(Tabel 1: Batasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar)

Produk bahan ajar yang dikembangkan dalam makalah ini akan

berfokus pada materi dengan topik pembentukan negara dan kelengkapan

negara Republik Indonesia berikut dinamikanya pada periode 18 Agustus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

13

hingga November 1945, yang masih merupakan bagian dari peristiwa di

sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Tujuan dari materi ini adalah agar siswa

bisa melihat makna, hubungan, dan dampak dari peristiwa yang terjadi pada

periode tersebut terhadap kehidupan nyata siswa di masa kini.

Arti penting dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada periode 18

Agustus hingga November 1945 telah dijelaskan oleh Suwarno (2003). Pasca

proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia secara formal telah

merdeka, namun tujuan negara, bentuk negara, serta dasar negara Indonesia

masih belum didefinisikan dengan jelas. Proklamasi Kemerdekaan telah

mengawali kekuasaan de jure Indonesia, namun kekuasaan de facto Indonesia

justru belum jelas. Oleh karena itu para pemimpin bangsa berusaha

memperjelas kekuasaan de facto Indonesia lewat perumusan Undang-Undang

Dasar 1945, pembentukan pemerintahan eksekutif dan legislatif Indonesia,

pembatasan dan pembagian wilayah Indonesia, serta pembentukan angkatan

bersenjata. 6

Peristiwa-peristiwa di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 ini akan

dikemas dalam bentuk bahan ajar yang menekankan pada model pembelajaran

Pedagogi Reflektif. Selain untuk membantu siswa memahami materi dengan

lebih mudah, juga untuk membantu siswa menemukan hubungan antara

peristiwa-peristiwa yang dibahas dengan peristiwa aktual yang terjadi di

kehidupan mereka saat ini.

6 P.J. Suwarno, Tatanegara Indonesia dari Sriwijaya sampai Indonesia Modern, Penerbit

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2003, hlm. 124.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

14

2.2 Bahan Ajar

2.2.1 Definisi Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala hal yang digunakan oleh para guru atau

para siswa untuk memudahkan proses pembelajaran. Bahan ajar bisa

berupa kaset, video, CD-ROM, kamus, buku bacaan, buku kerja, atau

fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket makanan, foto,

perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-

instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis atau kartu atau juga

diskusi antar siswa.7

Kemendiknas (2008) juga memberikan beberapa definisi bahan

ajar, antara lain : 1) Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang

diperlukan guru/instruktur untuk perencanan dan penelahan implementasi

pembelajaran; 2) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan

untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas; 3) Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

maupun bahan tidak tertulis, dan 4) Bahan ajar adalah seperangkat materi

yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehinga tercipta

lingkungan / suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.8

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan

ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik

7 Ajat Sudrajat, Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran PAI, Makalah (tidak

diterbitkan), hlm.1. 8 Ifdhal, et.al.,“Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan

Gedung (IBG) Kelas X SMK Negeri 5 Padang”, Journal of Civil Engineering &

Vocational Education (November 2013), hlm. 212.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

15

tertulis maupun tidak tertulis, yang digunakan baik oleh guru maupun

siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2.2.2 Langkah Pembuatan Bahan Ajar

Langkah langkah untuk membuat bahan ajar adalah sebagai berikut9:

1) Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar

Langkah pertama dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah

analisis kurikulum. Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan

kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Terdapat lima

hal yang harus diperhatikan dalam analisis kurikulum, yaitu standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator ketercapaian hasil belajar,

materi pokok, dan pengalaman belajar.

Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya

adalah menganalisis sumber belajar, dengan kriteria analisis terhadap

sumber belajar tersebut berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan

kemudahan dalam memanfaatkannya.

Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan bahan ajar.

Langkah ini ini bertujuan memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan

ajar harus menarik dan dapat membantu siswa untuk mencapai

kompetensi. Dalam pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat

dijadikan pedoman. Pertama, prinsip relevansi, yaitu bahwa bahan ajar

yang dipilih hendaknya ada relasi dengan pencapaian standar

kompetensi maupun kompetensi dasar. Kedua, prinsip konsistensi,

9 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press, Yogyakarta, 2012.,

hlm. 49-65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

16

yaitu bahan ajar harus memiliki kesamaan dan keselarasan dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Ketiga, prinsip

kecukupan, yaitu hendaknya bahan ajar yang dipilih memadai untuk

membantu siswa menguasai kompetensi yang diajarkan.

2) Memahami kriteria pemilihan sumber belajar

Dalam penyusunan bahan ajar, ada dua kriteria yang bisa

digunakan dalam pemilihan sumber belajar, yaitu kriteria umum dan

kriteria khusus.

Kriteria umum pemilihan sumber bahan ajar meliputi empat

hal, yaitu sumber belajar harus ekonomis, praktis dan sederhana,

mudah diperoleh, serta fleksibel. Ekonomis berarti sumber belajar

tidak mahal. Praktis dan sederhana berarti sumber belajar tidak

memerlukan pelayanan atau pengadaan sampingan yang sulit atau

langka. Mudah diperoleh berarti sumber belajar dekat dan mudah

dicari. Sementara fleksibel berarti sumber belajar kompatibel dengan

berbagai tujuan pembelajaran.

Sementara itu, kriteria khusus yang harus diperhatikan dalam

pemilihan sumber belajar yaitu sumber belajar dapat memotivasi

peserta didik dalam belajar, mendukung kegiatan belajar mengajar

yang diselenggarakan, sumber belajar hendaknya bisa dikaji dan

dianalisis secara ilmiah untuk penelitian, sumber belajar sebaiknya

dapat mengatasi problem belajar yang dihadapi siswa dalam kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

17

belajar mengajar, dan sumber belajar sebaiknya bisa berfungsi sebagai

alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.

3) Menyusun peta bahan ajar

Menurut Diknas (2004), setidaknya ada tiga kegunaan

penyusunan peta kebutuhan bahan ajar, yaitu mengetahui jumlah

bahan ajar yang harus ditulis, mengetahui urutan bahan ajar, serta

menentukan sifat bahan ajar. Setelah membuat peta kebutuhan bahan

ajar, maka tahap berikutnya adalah menyusun bahan ajar menurut

strukturnya masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk memahami

struktur masing-masing bahan ajar.

4) Memahami struktur bahan ajar

Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang dipadukan

menjadi sebuah kesatuan utuh. Oleh karena itu, bahan ajar harus

memenuhi tujuh komponen dasar yang wajib ada dalam setiap bahan

ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,

informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

2.2.3 Pengembangan Bahan Ajar Modul

1) Definisi Modul

Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004)

yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang

ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau

dengan bimbingan guru. Sementara itu, Surahman (2010:2) mengatakan

bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

18

dipelajari oleh peserta didik secara perorangan (self instructional). Setelah

peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat

melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Sedangkan

modul pembelajaran, sebagaimana yang dikembangkan di Indonesia,

merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning materials) yang

memuat deksripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk

pengajar atau instruktur yang menjelaskan cara mengajar yang efisien,

bahan bacaan bagi peserta, lembaran kunci jawaban pada lembar kertas

kerja peserta, dan alat-alat evaluasi pembelajaran.10

Dari beberapa pandangan di atas dapat dipahami bahwa modul

pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis

dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat

pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri)

dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Dengan

modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan

mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan modul,

sehingga apabila telah menguasainya, maka mereka dapat melanjutkan

pada satu satuan modul tingkat berikutnya. Sebaliknya jika peserta didik

belum mampu menguasai, maka mereka akan diminta untuk mengulangi

dan mempelajari kembali. Oleh karena itu, modul harus menggambarkan

kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, serta disajikan

dengan bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan ilustrasi.

10

Ibid., hlm. 103-107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

19

2) Penulisan Modul

Dalam penulisan modul, terdapat lima hal penting yang dijadikan acuan,

yaitu11

:

a. Perumusan Kompetensi Dasar yang Harus Dikuasai

Rumusan kompetensi dasar pada suatu modul adalah spesifikasi

kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh siswa setelah mereka

berhasil menyelesaikan modul tersebut. Jika siswa tidak berhasil

menguasai tingkah laku sebagaimana yang dirumuskan dalam

kompetensi dasar tersebut, maka kompetensi dasar pembelajaran

dalam modul itu harus dirumuskan ulang.

b. Penentuan Alat Evaluasi atau Penilaian

Poin ini adalah mengenai criterion items, yaitu sejumlah pertanyaan

atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk

tingkah laku. Evaluasi dapat langsung disusun setelah ditentukan

kompetensi dasar yang akan dicapai, sebelum menyusun materi dan

lembar kerja atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal

tersebut bertujuan agar evaluasi yang dikerjakan benar-benar sesuai

dengan apa yang dikerjakan siswa.

c. Penyusunan Materi

Materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi dasar yang

akan dicapai. Untuk penulisannya, materi modul tidak harus ditulis

11

Ibid., hlm. 120-131.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

20

secara lengkap. Pembuat modul dapat menunjukkan referensi yang

digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi tersebut.

Tugas-tugas juga harus ditulis secara jelas dan tidak membingungkan

untuk mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang

semestinya dapat mereka kerjakan. Selain itu, gambar-gambar yang

dapat mendukung dan memperjelas isi materi juga sangat dibutuhkan.

Selain untuk memperjelas uraian, gambar juga dapat menambah daya

tarik dan mengurangi kebosanan siswa untuk mempelajarinya.

d. Urutan Pengajaran

Urutan pengajaran dapat disertakan dalam petunjuk penggunaan

modul. Pencantuman urutan pengajaran dapat dibedakan dalam

petunjuk untuk guru dan petunjuk untuk siswa. Petunjuk bagi siswa

lebih berisi tentang hal-hal yang harus maupun yang tidak boleh

dilakukan, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya dan guru juga

tidak perlu banyak menjelaskan sehingga bisa berfungsi sepenuhnya

sebagai fasilitator.

e. Struktur Bahan Ajar (Modul)

Struktur modul paling tidak harus memuat tujuh komponen utama

yaitu judul modul, petunjuk belajar, materi pokok, informasi

pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Meski

demikian, struktur modul dapat bervariasi tergantung kenyataan di

lapangan seperti karakter materi yang disajikan, ketersediaan sumber

daya, dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

21

2.3 Pendekatan Saintifik

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah pada Lampiran IV tentang Pedoman Pelaksanaan

Pembelajaran menjelaskan bahwa pembelajaran pada Kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.

Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana

tercantum dalam tabel berikut:

Langkah

pembelajaran

Deskripsi kegiatan Kompetensi yang

dikembangkan

Mengamati

(observing)

mengamati dengan indra

(membaca, mendengar,

menyimak, melihat, menonton,

dan sebagainya) dengan atau

tanpa alat

perhatian pada waktu

mengamati suatu

objek/membaca suatu

tulisan/mendengar suatu

penjelasan, catatan yang

dibuat tentang yang

diamati, kesabaran,

waktu (on task) yang

digunakan untuk

mengamati

Menanya

(questioning)

membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi

yang belum dipahami,

informasi tambahan yang ingin

diketahui, atau sebagai

klarifikasi.

jenis, kualitas, dan

jumlah pertanyaan yang

diajukan peserta didik

(pertanyaan faktual,

konseptual, prosedural,

dan hipotetik)

Mengumpulkan

informasi/

mencoba

(experimenting)

mengeksplorasi, mencoba,

berdiskusi, mendemonstrasikan,

meniru bentuk/gerak,

melakukan eksperimen,

membaca sumber lain selain

buku teks, mengumpulkan data

dari nara sumber melalui

angket, wawancara, dan

memodifikasi/

menambahi/mengembangkan

jumlah dan kualitas

sumber yang

dikaji/digunakan,

kelengkapan informasi,

validitas informasi yang

dikumpulkan, dan

instrumen/alat yang

digunakan untuk

mengumpulkan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

22

Menalar/

Mengasosiasi

(associating)

mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan, menganalisis data

dalam bentuk membuat

kategori, mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi yang

terkait dalam rangka

menemukan suatu pola, dan

menyimpulkan.

mengembangkan

interpretasi,

argumentasi dan

kesimpulan mengenai

keterkaitan informasi

dari dua fakta/konsep,

interpretasi

argumentasi dan

kesimpulan mengenai

keterkaitan lebih dari

dua

fakta/konsep/teori,

menyintesis dan

argumentasi serta

kesimpulan

keterkaitan

antarberbagai jenis

fakta/konsep/teori/

pendapat;

mengembangkan

interpretasi, struktur

baru, argumentasi, dan

kesimpulan yang

menunjukkan

hubungan

fakta/konsep/teori dari

dua sumber atau lebih

yang tidak

bertentangan;

mengembangkan

interpretasi, struktur

baru, argumentasi dan

kesimpulan dari

konsep/teori/pendapat

yang berbeda dari

berbagai jenis sumber.

Mengomunikasi

kan

(communicating)

menyajikan laporan dalam

bentuk bagan, diagram, atau

grafik; menyusun laporan

tertulis; dan menyajikan laporan

meliputi proses, hasil, dan

kesimpulan secara lisan

menyajikan hasil kajian

(dari mengamati sampai

menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media

elektronik, multi media

dan lain-lain

(Tabel 2: 5 pengalaman belajar dalam Pendekatan Saintifik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

23

2.4 Model Pembelajaran Pedagogi Reflektif

Pedagogi Reflektif adalah model pembelajaran yang menekankan

peran guru untuk mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan

akademik maupun kepribadian dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman yang telah ia peroleh, yang

bertujuan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang kompeten,

bertanggung jawab, dan berkepedulian12

.

Penerapan Pedagogi Reflektif dilakukan melalui 5 langkah sebagai

berikut 13

:

1) Konteks Belajar

Guru dituntut untuk memahami konteks kehidupan dari siswanya

supaya bisa memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi

siswa dan untuk menciptakan hubungan yang otentik keterbukaan antara

guru dan siswa dituntu sikap saling mempercayai dan saling menghargai.

Baik guru atau anggota lain dari komunitas sekolah harus

memperhatikan:

a. Konteks nyata dari kehidupan siswa yang mencakup keluarga, kelompok

baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan dan pengajaran, politik,

ekonomi, suasana kebudayaan, media, musik, dan kenyataan-kenyataan

hidup lain. Ada baiknya siswa didorong untuk berefleksi atas faktor-faktor

kontekstual yang mereka alami dan bagaimana hal-hal itu mempengaruhi

12

Subagya (penerj.), Paradigma Pedagogi Reflektif, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm.

22-29. 13

Ibid., hlm. 42-65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

24

sikap-sikap, tanggapan-tanggapan, penilaian-penilaian, pilihan-pilihan

mereka.

b. Konteks sosio-ekonomik politis, dan kebudayaan yang merupakan

lingkungan hidup pelajar dapat amat mempengaruhi perkembangan pelajar

sebagai orang yang peduli terhadap situasi orang lain di sekitarnya.

Konteks yang negatif bisa mempengaruhi cara pandang siswa terhadap

kehidupan menjadi negatif juga, dan sebaliknya konteks yang positif bisa

membuat siswa memiliki cara pandang dan keterlibatan positif di

lingkungan masyarakatnya.

c. Suasana kelembagaan sekolah, yaitu jaringan kompleks yang terdiri dari

norma-norma, harapan-harapan, dan lebih-lebih hubungan-hubungan yang

menciptakan suasana kehidupan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa suasana atau iklim sekolah merupakan prasyarat yang harus

dipenuhi sebelum pendidikan nilai dapat dimulai. Unsur-unsur suasana

sekolah diwujudkan dalam: perhatian kepada mutu akademik sekolah,

kepercayaan, penghargaan, akan orang lain kendati berbeda pendapat,

perhatian satu sama lain, saling mengampuni, usaha membantu para

pelajar menjadi pribadi dewasa, suatu ungkapan iman yang jelas di

sekolah terhadap Tuhan.

d. Pengertian-pengertian yang dibawa seorang pelajar ketika memulai proses

belajar, berupa pendapat-pendapat dan pemahaman-pemahaman yang

mereka peroleh dari studi sebelumnya atau dari lingkungan hidup mereka

merupakan konteks belajar yang harus diperhatikan. Selain itu juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

25

perasaan mereka, sikap, dan nilai-nilai mereka mengenai bidang studi

yang akan dipelajari merupakan konteks nyata proses belajar mereka.

2) Pengalaman

Istilah pengalaman merujuk pada setiap kegiatan yang memuat

pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afektif

yang juga dihayati oleh pelajar. Pada setiap pengalaman ada data yang

diserap secara kognitif. Lewat menanyakan, membayangkan, menyelidiki

unsur-unsurnya dan hubungan-hubungan antara data tersebut, pelajar

menyusun data membentuk gambaran mengenai yang disimak atau suatu

hipotesis.

Pengalaman dapat berupa pengalaman langsung atau tidak langsung.

Pengalaman langsung diperoleh melalui proses yang dijalani sendiri oleh

siswa, dalam situasi akademiki bisa melalui pengalaman interpersonal

seperti diskusi, penelitian, proyek pelayanan, dan sebagainya. Sementara

pengalaman tidak langsung biasanya berlangsung lewat pengalaman

pengganti melalui membaca atau mendengarkan, yang menantang siswa

untuk menggunakan imajinasi dan inderanya sehingga seolah dapat

langsung memasuki kenyataan yang sedang dipelajari.

3) Refleksi

Refleksi merupakan proses menyimak kembali dengan penuh

perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide, usul, atau reaksi spontan

supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

26

suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi

dengan:

a. memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik;

b. mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam

menelaah sesuatu;

c. memperdalam pemahaman tentang implikasi yang telah dimengerti

bagi diri sendiri dan bagi orang lain;

d. berusaha menemukan makna bagi diri pribadi tentang kejadian-

kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran dan

sebagainya; dan

e. mulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya sikapnya

terhadap orang lain.

4) Aksi

Aksi merujuk pada pertumbuhan batin seseorang yang didasarkan pada

pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi

lahiriahnya. Istilah ini mencakup dua langkah, yaitu:

a. Pilihan-pilihan batin

Setelah berefleksi, siswa mempertimbangkan pengalamannya dari sudut

pandang pribadi dan manusiawi. Kemauan baru akan tergerakkan, setelah

terjadi pemahaman kognitif mengenai pengalaman tersebut yang disertai

perasaan-perasaan afektif, baik positif maupun negatif. Makna yang

tertangkap dan dinilai akan menyajikan pilihan yang harus diambil, yang

dapat muncul saat siswa memutuskan bahwa suatu kebenaran harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

27

menjadi pegangan yang akan mempengaruhi semua keputusan lebih lanjut.

Ini bisa dalam bentuk makin jelasnya prioritas hidup siswa. Inilah saat

memilih kebenaran itu sebagai miliknya, sambil tetap membiarkan diri ke

arah mana ia akan digiring oleh kebenaran itu.

b. Pilihan yang dinyatakan secara lahiriah

Pada satu saat ketika makna hidup, sikap, dan nilai terlah menjadi bagian

dari diri siswa, ia akan terdorong untuk berbuat sesuatu yang konsisten

dengan keyakinannya yang baru. Kalau makna itu positif, si pelajar akan

meningkatkan keadaan yang menimbulkan pengalaman yang bermakna

positif tersebut. Misalnya, kalau ia beranggapan bahwa membantu sesama

teman adalah hal yang baik, ia akan menawarkan diri untuk ikut dalam

program membantu siswa lain yang membutuhkan. Sebaliknya jika ia

mengalami pengalaman negatif, ia akan berusaha memperbaiki,

mengubah, mengurangi, atau menghindari apa yang menimbulkan

pengalaman negatif itu.

5) Evaluasi

Semua guru menyadari bahwa kadang-kadang mengevaluasi

kemajuan akademik pelajar memang penting. Tes, ulangan, ujian

merupakan alat evaluasi untuk menilai seberapa jauh pengetahuan sudah

dikuasai dan keterampilan sudah diperoleh. Evaluasi berkala juga

mendorong guru maupun siswa untuk memperhatikan pertumbuhan

intelektual dan juga apakah ada kekurangan yang perlu ditangani. Umpan

balik macam ini dapat menjadi pertimbangan bagiguru apakah ia perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

28

mencari cara atau metode mengajar yang lain. Selain itu membantu juga

untuk lebih memperhatikan tiap pelajar apakah memerlukan perbaikan

dalam cara belajar mereka.

Pedagogi Reflektif berusaha mendorong tidak hanya kemajuan

akademik tetapi juga pertumbuhan siswa secara menyeluruh menjadi

pribadi bagi sesamanya. Ada banyak cara untuk menilai perkembangan

menyeluruh tersebut, dengan memperhitungkan umur, bakat, kemampuan,

dan tingkat perkembangan masing-masing siswa. Pedagogi Reflektif

memiliki tiga aspek khas dalam konteks evaluasinya yang sering disingkat

menjadi 3C yaitu competence, conscience, dan compassion14

.

Competence (kompetensi) mencakup spektrum dari berbagai jenis

kemampuan akademis, keterampilan teknis, apresiasi seni, olahraga,

hiburan, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dalam konteks

Pedagogi Reflektif, competence secara khusus merujuk pada aspek

pengetahuan dan keterampilan siswa (kognitif dan psikomotorik).

Penilaian aspek ini dilakukan melalui tes tertulis maupun tidak tertulis,

yang menguji pemahaman dan keterampilan siswa.

Conscience (suara hati) adalah kemampuan menggunakan kesadaran

moral untuk membedakan mana yang benar dan baik, serta keberanian

untuk melakukan hal yang berintegritas. Evaluasi aspek ini dapat

dilakukan dengan merumuskan perilaku siswa yang dapat diobservasi dan

diukur, misalnya menggunakan skala Likert. Perilaku yang menunjukkan

14

P3MP LPM USD, Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian, Pusat

Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran, Yogyakarta, 2012, hlm. 38-42, 52-53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

29

kualitas conscience adalah perilaku yang sifatnya intrapersonal, antara lain

seperti kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keberanian

mengambil risiko, dan ketekunan.

Compassion (bela rasa) adalah kemampuan untuk berbela rasa

kepada orang lain dan lingkungan sekitar. Sama dengan conscience,

penilaian aspek compassion juga dilakukan dengan dilakukan dengan

merumuskan perilaku siswa yang dapat diobservasi dan diukur dengan

skala Likert. Yang membedakan adalah perilaku yang diobservasi, yaitu

perilaku yang sifatnya interpersonal. Contoh perilaku interpersonal

tersebut antara lain kerja sama, kepedulian terhadap orang lain,

keterlibatan dalam kelompok, dan penghargaan terhadap sesama.

2.5 Tahap Perkembangan Psikologis Siswa

2.5.1 Lima Sistem Pembelajaran yang Dikembangkan Otak Manusia

Otak manusia mengembangkan lima sistem pembelajaran, yaitu

sistem pembelajaran emosional, sosial, kognitif, fisik, dan reflektif.

Pemahaman akan perkembangan kelima sistem ini dapat membantu guru

membangun kegiatan belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa15

.

Sistem pembelajaran emosional adalah sistem pembelajaran yang

terkait dengan hasrat individu untuk belajar. Sistem pembelajaran ini

bersifat pribadi, internal, dan berpusat pada diri individu. Untuk

mengembangkan sistem pembelajaran emosional, guru harus menciptakan

15

Barbara K. Given, Brain-based Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung, 2007, hlm. 58-66.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

30

iklim belajar yang kondusif, mendorong siswa untuk menanamkan hasrat

belajar, serta menantang siswa untuk mengembangkan kemampuannya

lebih jauh lagi.

Sistem pembelajaran sosial merupakan sistem pembelajaran yang

terkait dengan hasrat individu untuk untuk menjadi bagian dari sebuah

kelompok, untuk dihormati, dan untuk menikmati perhatian dari yang lain.

Sistem pembelajaran sosial berpusat pada interaksi dengan orang lain dan

pengalaman interpersonal. Untuk mengembangkannya, guru dituntut untuk

mengelola sekolah sebagai komunitas pelajar tempat guru dan siswa

bekerja sama secara setara sebagai mitra dalam mengambil keputusan dan

memecahkan masalah dan meningkatkan toleransi serta pemahaman akan

keberagaman.

Sistem pembelajaran kognitif adalah sistem pembelajaran yang

terkait dengan kemampuan siswa memproses dan memahami informasi

dalam pengembangan kecakapan akademis. Sistem pembelajaran ini baru

akan berkembang jika guru memberikan informasi dalam satuan

pembelajaran bertema yang terkait kehidupan siswa. Guru memfokuskan

diri sebagai fasilitator pembelajaran, sementara siswa menjadi pemecah

masalah dan pengambil keputusan nyata dan dipenuhi kebutuhannya untuk

mengetahui lebih banyak lagi informasi.

Sistem pembelajaran fisik merupakan sistem pembelajaran yang

terkait dengan keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan belajar. Sistem

pembelajaran fisik dapat diwujudkan dalam tugas akademis yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

31

menantang, dengan guru melatih, mengilhami, dan mendukung partisipasi

aktif siswa dalam proses belajar.

Sistem pembelajaran reflektif sendiri adalah sistem pembelajaran

yang melibatkan pertimbangan pribadi siswa terhadap hasil

pembelajarannya melalui berbagai cara pembelajaran, di mana siswa dapat

belajar membuat penilaian tentang kinerjanya sendiri. Secara biologis,

sistem pembelajaran reflektif berkembang paling akhir dalam diri

individu, namun merupakan sistem pembelajaran yang paling manusiawi

dibanding yang lainnya dan bertindak sebagai organisator eksekutif dalam

memadukan semua kerja otak yang dilakukan oleh keempat sistem

pembelajaran lainnya. Apabila sistem pembelajaran reflektif siswa tidak

dikembangkan, hasil dari keempat sistem pembelajaran yang telah

berkembang sebelumnya tidak akan maksimal. Sistem pembelajaran

reflektif membutuhkan instruksi eksplisit dalam pemantauan diri dan

analisis kerja untuk bisa berkembang dengan baik. Dalam sistem

pembelajaran reflektif, guru didorong untuk menjadi pencari bakat yang

bisa mengenali kelebihan siswa dan membimbing siswa mengembangkan

kelebihan tersebut.

2.5.2 Tahap Perkembangan Psikososial Siswa

Psikolog Erik Erikson merumuskan tahap-tahap perkembangan

kepribadian, atau dikenal juga dengan tahap perkembangan psikososial.

Rumusan Erikson menemukan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

32

untuk meraih sistem pembelajaran yang semakin kompleks seiring

berjalannya usia.

Siswa SMA di Indonesia pada umumnya berada pada rentang usia

antara 15 – 18 tahun. Berdasarkan teori Erikson, maka mereka berada pada

tahap perkembangan sebagai berikut16

:

Tahap

(Perkiraan

Usia)

Kualitas yang

terlibat

Hasil

Positif

Aktivitas yang

diasosiasikan dengan

Tahap ini

Remaja

(Usia 13-18

tahun)

Identitas vs.

Pencampuradukan

peran

Kesetiaan Setia pada citra diri;

mencapai identitas

seksual; mencari nilai-

nilai baru.

(Tabel 3: Tahap perkembangan psikososial remaja 13-18 tahun)

Dari rumusan tersebut dapat dilihat bahwa subyek penelitian yang

berusia antara 16-17 tahun berada pada tahap fokus perkembangan

“identitas diri versus pencampuradukan peran”. Tahapan perkembangan

ini ditandai dengan beberapa hal, yaitu:

- Siswa mulai berpikir dalam persepsi subyektif dan realitas obyektif,

terutama terkait dengan identitas dirinya. Siswa sudah bisa memedakan

perasaan dan emosi dalam dirinya dan orang lain, siswa bisa melihat dari

sudut pandang orang lain, memahami makna simbolis, memerankan

skenario “seandainya” (berandai-andai), mengembangkan empati dan

altruisme;

- Siswa masih memiliki egosentrisme yang cukup besar, dan menunjukkan

hal tersebut dengan mengimajinasikan keyakinan yang mendalam tentang

16

Ibid., hlm. 317-335

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

33

identitas pribadinya dan mengidentifikasi dirinya sesuai dengan imajinasi

tersebut.

- Siswa menginginkan afiliasi dan mengidentifikasi dirinya dalam kelompok

teman sebaya dan cenderung setia ke dalam kelompoknya. Siswa jadi

lebih peduli pada kata-kata teman sebayanya dibandingkan orang yang

lebih tua seperti guru, kerabat, atau orang tua. Semakin siswa

dikonfrontasi atau digurui, semakin negatif reaksi siswa.

- Siswa sudah bisa menyadari, secara sadar memantau dan mengendalikan

pikiran mereka sehingga siswa bisa memilih dan menentukan strategi

belajar yang sesuai dengan kondisi dirinya.

Melihat ciri-ciri tahapan perkembangan siswa ini, maka guru

diharapkan mengembangkan kurikulum yang berfokus pada upaya

membantu siswa memahami diri sendiri dan orang lain tanpa menggurui.

Pada tahapan ini, guru bisa mengajar dengan cara yang implisit, tidak

secara langsung memberikan informasi atau wejangan kepada siswa, tetapi

lebih menggiring siswa untuk memahami dan memaknai informasi secara

personal.

2.6 Konsep Historiografi Modern dalam Penulisan Bahan Ajar Sejarah

Indonesia

Penyusunan bahan ajar sejarah Indonesia tidak lepas dari penulisan

sejarah nasional Indonesia itu sendiri. Pada tahun 1970-an, para sejarawan

Indonesia telah merintis usaha penulisan sejarah nasional Indonesia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

34

bersifat Indonesia-sentris untuk menghapus paradigma Neerlando-sentris

melalui penulisan buku pedoman Sejarah Nasional Indonesia. Salah satu

alasan utama pengerjaan buku ini adalah supaya bisa dijadikan acuan bagi

penulisan buku-buku ajar sejarah di sekolah. Para sejarawan Indonesia saat itu

menyadari bahwa pengajaran sejarah merupakan dasar bagi pendidikan dalam

masa pembangunan bangsa, terutama untuk menggembleng jiwa generasi

muda dengan membangkitkan pada mereka suatu kesadaran bahwa mereka

adalah anggota dari suatu bangsa. Oleh karena itu, penulisan kembali sejarah

Indonesia pun memiliki beberapa syarat:

a. sejarah Indonesia yang wajar ialah sejarah yang mengungkapkan

“sejarah dari dalam” di mana bangsa Indonesia sendiri memegang

peranan pokok;

b. proses perkembangan masyarakat Indonesia hanya dapat diterangkan

sejelas-jelasnya dengan menguraikan faktor atau kekuatan yang

mempengaruhinya, baik ekonomis, sosial, maupun politik atau kulturil;

c. erat berhubungan dengan kedua pokok di atas perlu ada pengungkapan

aktivitas dari pelbagai golongan masyarakat, tidak hanya para

bangsawan atau ksatriya, tetapi juga dari kaum ulama dan petani serta

golongan-golongan lainnya;

d. untuk menyusun sejarah Indonesia sebagai suatu sintese, di mana

digambarkan proses yang menunjukkan perkembangan ke arah

kesatuan geo-politik maka prinsip integrasi perlu dipergunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

35

mengukur seberapa jauh integrasi itu dalam masa-masa tertentu telah

tercapai.

Meskipun demikian, ditekankan pula bahwa penulisan sejarah yang

sifatnya Indonesia-sentris juga harus proporsial. Sejarah bangsa Indonesia

tidak boleh digambarkan dalam serba keagungan belaka hingga

mengorbankan objektivitas. Sejarah Indonesia harus ditulis apa adanya,

lengkap dengan pasang surutnya kegiatannya, maju-mundurnya karya dan

kebudayaannya, timbul-tenggelamnya lembaga-lembaganya, unggul-

kalahnnya perjuangannya, yang semuanya diharapkan akan mempertinggi

kesadaran bangsa Indonesia sebagai suatu nasion. Melalui penggambaran

seperti itu, diharapkan sejarah Indonesia bisa membangkitkan rasa

kebanggaan pada generasi muda, memantapkan kepribadian bangsa, serta

identitasnya. Dengan demikian akan tercapai pula apa yang diharapkan dari

pelajaran Sejarah Nasional, tanpa mengurangi tuntutan-tuntutan ilmu

sejarah.17

2.7 Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam

Pembelajaran Sejarah Indonesia

2.7.1 Prinsip Penggunaan TIK dalam Pembelajaran Sejarah

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sejarah sebaiknya

mempertimbangkan tiga prinsip utama yaitu apakah penggunaan TIK

mendukung praktik pembelajaran sejarah yang baik atau tidak,

17

Sartono Kartodirdjo et. al., Sejarah Nasional Indonesia 1, Depdikbud, Jakarta, 1975, tanpa no.

halaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

36

penggunaan TIK harus memfasilitasi pencapaian tujuan belajar, dan TIK

yang digunakan harus membantu guru maupun siswa untuk mencapai

sebuah tujuan yang tidak bisa dicapai tanpa penggunaan teknologi tersebut

serta membantu siswa untuk belajar dengan lebih efisien18

.

2.7.2 Penggunaan Video dalam Bahan Ajar

Video dalam Kamus Merriam-Webster didefinisikan sebagai

gambar-gambar bergerak yang dapat dilihat dalam sebuah rekaman atau

siaran. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006) mendefinisikan

video sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan

pesawat televisi. Dalam konteks bahan ajar, video termasuk dalam

kategori bahan ajar audiovisual atau bahan ajar pandang-dengar. Bahan

ajar audiovisual merupakan bahan ajar yang mengombinasikan materi

visual, yaitu materi yang merangsang indra penglihatan, dan materi audio,

yang merangsang indra pendengaran. Dengan kombinasi kedua materi ini,

guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas karena

komunikasi berlangsung secara lebih efektif 19

.

Hasil survei dari Corporation for Public Broadcasting terhadap para

guru (2004) menunjukkan bahwa penggunaan tayangan video dalam

aktivitas belajar di kelas memiliki dampak sebagai berikut: 20

1) menstimulasi diskusi kelas

18

Rob Phillips, Reflective Teaching of History 11-18, Continuum, London, 2002, hlm. 128. 19

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press, Yogyakarta, 2012,

hlm. 300-301 20

EDC's Center for Children and Technology, Television goes to school: The impact of video on

student learning in formal education, Corporation for Public Broadcasting, Washington DC, 2004,

hlm.10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

37

2) memperkuat materi ceramah dan bacaan,

3) memberikan pengetahuan dasar yang sama bagi semua siswa,

4) membantu guru mengajar dengan lebih efektif,

5) meningkatkan pemahaman dan diskusi siswa dalam materi terkait,

6) dapat mengakomodasi keragaman gaya belajar,

7) meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa untuk belajar.

2.7.3 Video Fragmen Sidang PPKI 1945

Video yang digunakan sebagai media dalam modul pembelajaran yang

disusun dalam makalah ini adalah video sosio-drama Fragmen Sidang

PPKI produksi Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada (PSP

UGM), dengan melibatkan Teater Gamatua Keluarga Alumni UGM

sebagai para pemeran tokoh sejarah di dalamnya. Penulisan naskah sosio-

drama ini didasarkan dari berbagai sumber, dengan sumber utama dari

buku “Lahirnya Undang-undang Dasar 1945” karya A.B. Kusuma serta

wawancara langsung dengan A.B. Kusuma. Supervisi naskah juga

dilakukan oleh Prof. Dr. Sutaryo selaku staf ahli PSP UGM.21

Dalam video ini terdapat dua bagian besar. Bagian pertama berisi reka

ulang peristiwa pembahasan rancangan Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 yang dilakukan oleh Panitia Sembilan dari Badan Penyelidik

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 22 Juni 1945 (dalam teks

pengantar video terdapat kesalahan ketik menjadi 22 Juli 1945, seharusnya

yang benar 22 Juni 1945), yang menghasilkan Piagam Jakarta. Sementara

21

Berdasarkan hasil korespondensi dengan Drs. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc., dosen FMIPA

UGM sekaligus anggota Seksi Kesenian Keluarga Alumni Gadjah Mada yang turut memprakarsai

pembuatan video ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

38

bagian kedua berisi reka ulang peristiwa sidang Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945, dengan menekankan pada

bagian musyarawah di mana para Bapak Pendiri Bangsa melakukan

pengubahan pada rumusan sila pertama Pancasila yang terkandung di

dalam teks Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dari “Ketuhanan

dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

2.8 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil wawancara guru, diketahui bahwa guru sudah

menggunakan bahan ajar berbasis teknologi dengan sumber bahan ajar yang

juga beragam. Selain itu, guru juga sudah menerapkan metode pembelajaran

yang bervariasi dengan meminimalisasi ceramah dan menggiatkan aktivitas

presentasi siswa. Meski demikian, proses pembelajaran terkendala oleh

keterbatasan akses siswa terhadap bahan ajar karena buku paket yang

menjadi pegangan hanya bisa digunakan di sekolah sehingga menjelang

ulangan siswa biasanya hanya mengandalkan buku catatan sebagai sumber

belajar. Diungkapkan pula bahwa siswa mudah merasa bosan dan

mengeluhkan bahwa materi pelajaran dirasa kurang relevan dengan

kehidupan mereka di masa kini.

Sementara itu, dari angket kebutuhan siswa, diketahui bahwa siswa

menginginkan bahan ajar dengan bahasa yang mudah dimengerti dan disertai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

39

dengan berbagai media pendukung seperti gambar atau film supaya

pembelajaran tidak membosankan.

Dari hasil studi kebutuhan guru dan siswa, maka peneliti

mengembangkan bahan ajar inovatif. Inovasi dalam bahan ajar diwujudkan

dalam tiga hal, yaitu penggunaan model pembelajaran Pedagogi Reflektif

untuk melengkapi aspek pembelajaran yang selama ini sudah berlangsung

serta membantu siswa menemukan relevansi pelajaran dengan hidupnya

sehari hari, penerapan konsep historiografi modern dalam penulisan bahan

ajar untuk mengaktualisasikan peristiwa masa lampau dalam pembangunan

karakter dan identitas siswa, serta pemanfaatan TIK untuk memenuhi

kebutuhan siswa akan media belajar yang bervariasi dan menarik.

Pengembangan bahan ajar inovatif ini diwujudkan dalam bentuk

desain produk berupa modul bahan ajar. Bahan ajar modul dipilih karena

selain bisa memfasilitasi akses siswa terhadap bahan ajar, modul juga bisa

memberikan petunjuk kepada siswa untuk belajar lebih mandiri dan juga

mengevaluasi perkembangannya setelah melewati proses pembelajaran.

2.9 Langkah-langkah Penulisan Bahan Ajar

Langkah penulisan bahan ajar dalam makalah ini menggunakan

metode penelitian dan pengembangan (dari bahasa Inggris Research &

Development), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

40

produk dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian

dan pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut22

:

Sehubungan dengan tujuan penulisan makalah yaitu untuk menganalisis dan

mendeskripsikan bentuk bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas

XI IPS SMA BOPKRI 2, maka prosedur pengembangan bahan ajar sejarah

dalam makalah ini dibatasi hanya sampai pada tahap desain produk sebagai

berikut:

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Tahap

penelitian dan

pengembangan

Hasil

Potensi

dan

Masalah

- Potensi yang ditemukan dari pembelajaran sejarah

di kelas XI IPS SMA Bopkri 2 selama ini adalah

metode dan sumber ajar yang digunakan oleh guru

sudah sesuai dengan konteks situasi siswa. Guru

22

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 408-416.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain

Ujicoba Produk

Revisi Produk

Ujicoba pemakaian

Revisi Produk Produksi Massal

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

41

sudah biasa menggunakan metode presentasi untuk

mendorong siswa lebih aktif dan menggunakan

sumber bahan ajar yang beragam untuk melengkapi

informasi siswa.

- Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah

di kelas XI IPS adalah keterbatasan akses siswa

terhadap bahan ajar karena buku paket yang

menjadi pegangan utama tidak bisa dibawa pulang.

Selain itu, siswa juga kerap mengeluhkan

kurangnya relevansi materi pembelajaran dengan

kehidupan mereka sehari-hari.

Pengumpulan

Data

- Dari hasil angket siswa, ditemukan bahwa siswa

menyukai bahan ajar yang mengintegrasikan

bermacam-macam media.

- Dari wawancara guru, guru mengharapkan siswa

bisa lebih tertarik untuk belajar sejarah dan aktif

dalam proses pembelajaran.

- Untuk membuat siswa lebih tertarik belajar sejarah

dan memahami relevansi materi dengan kehidupan

nyata mereka, maka dipilih teori Sistem

Pembelajaran Reflektif dan model pembelajaran

Pedagogi Reflektif.

- Untuk mendorong ketertarikan dan keaktifan siswa

belajar sejarah, maka bahan ajar yang cocok adalah

modul karena modul tidak hanya berisi materi tapi

juga petunjuk bagi siswa untuk dapat belajar dengan

lebih mandiri dan guru cukup menjadi pendamping.

Desain Produk - Mempelajari Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar yang akan dikembangkan menjadi bahan ajar

inovatif.

- Menyusun silabus dan RPP yang menggunakan

model pembelajaran Pedagogi Reflektif, dengan

menerapkan langkah khas Pedagogi Reflektif yaitu

konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

- Merancang desain produk bahan ajar inovatif mata

pelajaran sejarah berupa modul pembelajaran

sejarah Indonesia.

- Melakukan validasi desain kepada dosen

pembimbing penelitian.

Validasi Desain - Validasi desain produk dilakukan oleh dosen

pembimbing penelitian.

(Tabel 4: Deskripsi hasil tiap tahap prosedur penulisan bahan ajar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

42

BAB III

BAHAN AJAR SEJARAH INOVATIF

3.1 Penerapan Teori dalam Pembuatan Bahan Ajar Inovatif

Bentuk bahan ajar yang disusun dalam makalah ini adalah modul

pembelajaran sejarah dengan judul “Membangun Republik Indonesia: Modul

Pembelajaran Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama

Republik Indonesia”. Pemilihan bentuk modul didasari pertimbangan bahwa

modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dapat mendukung siswa

untuk belajar dengan lebih aktif dan mandiri.

Adapun struktur dasar dari kegiatan pembelajaran modul ini dibuat

dengan mengikuti tahapan model pembelajaran Pedagogi Reflektif sebagai

berikut:

1) Konteks, yang berisi materi apersepsi sebagai pengantar bagi siswa untuk

memasuki materi yang akan dibahas.

2) Pengalaman, berupa aktivitas penyampaian materi pembelajaran kepada

siswa melalui berbagai metode pembelajaran.

3) Refleksi, berupa proses menyimak kembali dan pemaknaan lebih

mendalam dari pengalaman belajar siswa

4) Aksi, berupa tindakan nyata sebagai lanjutan dari hasil refleksi siswa.

5) Evaluasi, berisi penilaian kinerja siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

43

Prinsip penulisan sejarah Indonesia yang modern diterapkan dalam

dua hal Pertama, penulisan narasi sejarah dalam modul bersifat Indonesia-

sentris dan proporsial. Peristiwa pembentukan pemerintahan dan lembaga

kelengkapan RI lainnya diceritakan kembali dengan pasang-surutnya, konflik

maupun kompromi yang terjadi dalam interaksi para Bapak Pendiri Bangsa,

dengan didasarkan pada sumber-sumber yang relevan. Kedua, penyertaan

contoh kasus intoleransi aktual yang terjadi di Indonesia, dengan sumber dari

media massa untuk memberikan wawasan dan konteks sejarah aktual, serta

sebagai bahan refleksi siswa.

Sebagai media pendukung proses pembelajaran, modul ini

menyertakan video sosiodrama “Fragmen Sidang PPKI” produksi Pusat Studi

Pancasila Universitas Gadjah Mada. Selain karena kontennya yang sesuai

dengan materi, video ini digunakan untuk memberikan rangsangan visual

sehingga siswa bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses

Sidang PPKI beserta interaksi para Bapak Pendiri Bangsa yang terlibat di

dalamnya.

3.2 Sistematika Isi Bahan Ajar

Isi dari modul bahan ajar sejarah ini mencakup:

1) Halaman sampul

2) Deskripsi Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

3) Daftar Isi

4) Petunjuk penggunaan modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

44

5) Aktivitas Pertemuan 1

a. Apersepsi: status negara Indonesia pasca Proklamasi 17 Agustus 1945.

b. Mari Menyimak: pemutaran video sosiodrama rapat PPKI.

c. Refleksi: refleksi siswa atas video yang telah disaksikan.

d. Diskusikanlah: panduan diskusi, petunjuk pembuatan laporan diskusi,

materi bahan diskusi.

e. Evaluasi:evaluasi kinerja kelompok dan evaluasi kinerja diri.

6) Aktivitas Pertemuan 2

a. Apersepsi: mengingat kembali pembahasan pertemuan 1.

b. Mari Menyimak: presentasi dan tanya jawab antar siswa.

c. Refleksi: refleksi atas bacaan contoh kasus intoleransi di Indonesia.

d. Diskusikanlah: panduan diskusi pembuatan majalah dinding kelas.

e. Evaluasi:soal esai dan evaluasi kinerja diri.

7) Daftar Pustaka

8) Lampiran

3.3 Tampilan Bahan Ajar

Tampilan modul bahan ajar dibuat sesuai dengan hasil angket siswa

responden, yaitu dengan jenis tulisan Times New Roman, format teks satu

kolom, dan skema warna kuning-ungu tua-biru muda.22

22

Tampilan cetak modul bisa dilihat pada Lampiran 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

45

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Tantangan dalam proses pembelajaran sejarah yang terjadi di kelas XI

IPS di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, berdasarkan hasil wawancara dengan

guru pengampu mata pelajaran sejarah adalah keterbatasan akses siswa

terhadap sumber bahan ajar dan materi yang terkandung dalam bahan ajar itu

sendiri dikemas dengan cara yang kurang menarik, sehingga siswa mudah

bosan dan merasa tidak menemukan relevansi materi pelajaran dengan

kehidupannya di masa kini.

Solusi yang dapat ditempuh sebagai alternatif mengatasi tantangan

pembelajaran sejarah tersebut adalah melalui pengembangan bahan ajar

sejarah inovatif berbentuk modul pembelajaran sejarah dengan judul

“Membangun Republik Indonesia: Modul Pembelajaran Pembentukan

Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia”.

Bentuk bahan ajar modul dipilih karena modul bisa memfasilitasi siswa untuk

belajar secara lebih mandiri dan guru bisa menempatkan diri sebagai

fasilitator secara lebih efektif.

Dari segi kegiatan pembelajaran sejarah, proses pembelajaran di kelas

XI IPS SMA BOPKRI 2 sudah mencakup kegiatan yang merangsang

perkembangan sistem pembelajaran emosional, sistem pembelajaran sosial,

sistem pembelajaran kognitif, serta sistem pembelajaran fisik sehingga model

pembelajaran yang dibutuhkan adalah model yang mampu merangsang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

46

perkembangan sistem pembelajaran reflektif siswa. Oleh karena itu model

pembelajaran Pedagogi Reflektif dipilih sebagai dasar pengembangan

aktivitas belajar dalam modul karena model ini menekankan peran guru

dalam pendampingan siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman yang telah ia peroleh

dalam selama proses pembelajaran melalui lima langkah, yaitu konteks

belajar, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

Dari segi aktualisasi peristiwa sejarah yang disampaikan dalam

pelajaran, penulisan materi modul bahan ajar dilakukan memperhatikan

prinsip penulisan sejarah atau historiografi modern. Prinsip penulisan sejarah

Indonesia yang modern diterapkan dalam dua hal. Pertama, penulisan narasi

sejarah dalam modul bersifat Indonesia-sentris dan proporsial. Kedua,

penyertaan contoh kasus intoleransi aktual yang terjadi di Indonesia, dengan

sumber dari media massa untuk memberikan wawasan dan konteks sejarah

aktual, serta sebagai bahan refleksi siswa.

Dari segi media pembelajaran, siswa responden menyatakan mereka

menyukai pembelajaran dengan media video. Oleh karena itu, modul ini

menggunakan video sosiodrama berjudul “Fragmen Sidang PPKI” produksi

Pusat Studi Pancasila UGM. Pemilihan video ini didasarkan pada kesesuaian

dengan topik materi di dalam modul serta manfaaat dari penggunaan video

dalam pembelajaran, yaitu antara lain dapat memberikan efek visual yang

tidak hanya menghibur tetapi juga membantu siswa memperoleh gambaran

yang lebih nyata untuk memahami peristiwa sejarah dengan lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

47

4.2 Saran

Modul pembelajaran sejarah yang disusun dalam makalah ini dibuat

berdasarkan Kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan secara terbatas mulai

tahun ajaran 2013/2014. Secara lebih detail, modul ini dibuat dengan mengacu

pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran Sejarah

Indonesia untuk kelas XI untuk Kelompok Wajib.

Dalam perkembangannya, pada Desember 2014 Pemerintah melalui

Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah menangguhkan

pemberlakuan Kurikulum 2014 dan menginstruksikan sekolah-sekolah untuk

menggunakan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Terlepas dari adanya perubahan peraturan ini, modul tetap bisa digunakan oleh

guru yang sekolahnya kembali menerapkan KTSP. Modul ini dapat digunakan

(dengan penyesuaian) dalam pembelajaran sejarah untuk kelas XII jurusan IPS

semester ganjil, untuk Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjuangan bangsa

Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru, Kompetensi Dasar 1.1

Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan

pemerintahan Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

48

DAFTAR PUSTAKA

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

EDC's Center for Children and Technology. 2004. Television goes to school: The

impact of Video on Student Learning in Formal Education. Washington

DC: Corporation for Public Broadcasting (diunduh dari

http://www.dcmp.org/caai/nadh173.pdf )

Faizal, Achmad. 2012. “Pengikut Syiah Ditekan Tinggalkan Keyakinannya”.

Kompas.com. (diunduh dari http://regional.kompas.com/read/2012/11/07/

1807205/Pengikut.Syiah.Ditekan. Tinggalkan. Keyakinannya., 9

September 2014)

Given, Barbara K. 2007. Brain-based Teaching. Bandung: Penerbit Kaifa.

Hatta, Mohammad. 1978. Mohammad Hatta: Memoir. Jakarta: Tintamas.

Ifdhal, et.al. 2013. “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Pada Mata

Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung (IBG) Kelas X SMK Negeri 5 Padang”.

Journal of Civil Engineering & Vocational Education, Vol.1, No.3,

November 2013, hlm. 211-220. (diunduh dari http://download.

portalgaruda.org/article.php?article=100189&val=1483)

Kahin, George McTurnan. 1970. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca:

Cornell University Press.

Kartodirjo, Sartono et. al. 1975. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta:

Depdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Permendikbud Nomor 64 tahun

2013 tentang Standar Isi. Jakarta: Kemdikbud (diunduh dari http://bsnp-

indonesia.org/id/?p=1239)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Permendikbud Nomor 103 tahun

2013 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah Lampiran IV tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

49

Jakarta: Kemdikbud (diunduh dari http://pgsd.uad.ac.id/wp-

content/uploads/lampiran-permendikbud-no-103-tahun-2014.pdf)

Kusuma, Wijaya. 2014. “Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Diserang

Gerombolan Berjubah”. Kompas.com. (diunduh dari

http://regional.kompas.com/read/2014/05/30/0317081/Rumah.Direktur.Pe

nerbitan.Galang.Press.Diserang.Gerombolan.Berjubah, 9 September 2014)

Mardikaningsih, Rini dan R. Sumaryanto. 2013. Sejarah untuk Kelas XII SMA

dan MA Program IPS. Solo: Global.

P3MP LPM USD. 2012. Pedoman Model Pembelajaran Berbasi Pedagogi

Ignasian. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu

Pembelajaran.

Phillips, Rob. 2002. Reflective Teaching of History 11-18. London: Continuum.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Ricklefs, H.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Subagya. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sudrajat, Ajat. 2008. Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran PAI.

Makalah: tidak diterbitkan. Disampaikan dalam Workshop Bimbingan

Teknis Penguatan KTSP SMP Bagi Tim Pengembang

Kurikulum/Verfikator Propinsi, di Hotel Graha Dinar, Cisarua, Bogor.

(diunduh dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/

PENGEMBANGAN%20BAHAN%20AJAR%20PAI%20SMP.pdf.)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suwarno, P.J. 2003. Tatanegara Indonesia dari Sriwijaya sampai Indonesia

Modern. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Tim Penyusun. 1981. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1950. Jakarta: Tira

Pustaka.

________. 1933. Montevideo Convention on the Rights and Duties of States

(diunduh dari https://www.ilsa.org/jessup/jessup15/Montevideo

%20Convention.pdf, 21 Juli 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

50

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

51

LAMPIRAN 1

SILABUS SMA

Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib)

Kelas : XI

Alokasi waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok

Indikator Aktivitas

Pembelajaran

Penilaian Sumber dan

Media Belajar

3.8

Menganalisis

peristiwa

pembentukan

pemerintahan

pertama Republik

Indonesia dan

maknanya bagi

kehidupan

kebangsaan

Indonesia masa

Pembentukan

pemerintahan

pertama Republik

Indonesia

Rapat PPKI 18

Agustus 1945

- Penetapan

konstitusi

Competence

3.8.1

Menganalisis latar

belakang

pembentukan

pemerintahan

pertama RI

3.8.2

Pertemuan 1 (2 x 45

menit)

Mengamati

1. Menyaksikan video

sosiodrama

Fragmen Sidang

PPKI

Menanya

1.Tes:

- tes uraian dengan

rubrik penilaian

2. Non-tes:

- Observasi diskusi

dengan skala likert

dan catatan harian

guru.

Media:

- Video

sosiodrama

Fragmen

Sidang PPKI

- Slide

presentasi

Sumber:

- Modul bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

52

4.8

kini.

- Penetapan

presiden dan

wakil presiden

Rapat PPKI 19

Agustus 1945

- Pembentukan

kabinet

pertama

- Pembagian

daerah RI

Rapat PPKI 22

Agustus 1945

- Pembentukan

KNIP

- Pembentukan

PNI

- Pembentukan

BKR

Menguraikan

kronologi

pembentukan

pemerintahan

pertama RI

3.8.3

Menganalisis

dampak dari

pembentukan

pemerintahan

pertama RI bagi

kehidupan

berbangsa dan

bernegara

4.8.1

Menyajikan hasil

analisis terkait

Pembentukan

pemerintahan

pertama Republik

Indonesia dalam

bentuk presentasi

lisan dan laporan

tertulis

2. Diskusi kelompok:

- Siswa

mendiskusikan

pertanyaan

panduan diskusi

dalam kelompok

Mengeksplorasi

3. Siswa mencari dan

membahas sumber-

sumber yang

dibutuhkan untuk

menjawab

pertanyaan panduan

diskusi

Mengasosiasi

4. Siswa

menggunakan dan

menganalisis

informasi dari

sumber untuk

membuat laporan

hasil diskusi.

Mengkomunikasikan

5. Siswa menyusun

laporan hasil

diskusi dalam

- Observasi

presentasi dengan

skala likert dan

rubrik

- Laporan diskusi

kelompok dengan

skala likert

- Portofolio esai

refleksi dengan

rubrik penilaian

- Proyek majalah

dinding kelas

dengan rubrik

penilaian

ajar sejarah

Menalar peristiwa

pembentukan

pemerintahan

pertama Republik

Indonesia dan

maknanya bagi

kehidupan

kebangsaan

Indonesia masa

kini dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

53

2.4

2.5

Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang untuk

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

Berlaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam

mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran

sejarah.

Conscience

2.4.1

Mengidentifikasi

contoh

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai yang

ditunjukkan para

pejuang selama

proses

pembentukan

pemerintahan

pertama Indonesia

2.4.2

Membandingkan

pengamalan

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai dalam

kehidupan

berbangsa dan

bernegara di masa

awal kemerdekaan

dengan di masa

sekarang.

2.4.3

Menunjukkan

perilaku

bentuk laporan

tertulis kelompok:

- Kelompok

presenter

membuat laporan

kelompok dan

slide presentasi.

- Kelompok non-

presenter

membuat laporan

diskusi tertulis

saja.

6. Siswa mengisi

refleksi pribadi

Pertemuan 2 (2 x 45

menit)

Mengamati

1. Siswa menyimak

presentasi materi

pembentukan

pemerintahan

pertama RI oleh

kelompok

presenter

Menanya

2. Tanya-jawab dan

klarifikasi antara

kelompok presenter

dan siswa lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

54

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai dalam

proses diskusi dan

presentasi

2.5.1

Menyelesaikan

tugas laporan

diskusi dan

presentasi dengan

usaha sendiri dan

tepat waktu

Mengeksplorasi

3. Siswa membaca

contoh kasus

intoleransi yang

terjadi di Indonesia

saat ini

Mengasosiasikan

4. Siswa

membandingkan

dan merefleksikan

pengamalan nilai-

nilai luhur hidup

berbangsa dan

bernegara di masa

awal kemerdekaan

dan di masa

sekarang

berdasarkan kasus

yang dibaca.

Mengkomunikasikan

5. Siswa menampilkan

hasil refleksi dalam

bentuk esai dan

majalah dinding.

6. Siswa mengerjakan

evaluasi akhir bab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

55

1.1 Menghayati nilai-

nilai persatuan

dan keinginan

bersatu dalam

perjuangan

pergerakan

nasional menuju

kemerdekaan

bangsa sebagai

karunia Tuhan

yang Mahaesa

terhadap bangsa

dan negara

Indonesia.

Compassion

1.1.1

Mendeskripsikan

pendapat/keprihati

nan terkait

pengamalan nilai-

nilai persatuan

dalam kehidupan

berbangsa dan

bernegara saat ini

1.1.2

Mendekripsikan

sikap dan bentuk

keterlibatan yang

bisa diterapkan

untuk

mengamalkan

nilai-nilai

persatuan dalam

hidup sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

56

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA

Satuan Pendidikan : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib)

Kelas/Semester : XI/1

Tema : Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia

Alokasi waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif

dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan

nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap

bangsa dan negara Indonesia.

2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk

mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan

maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini.

4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan

maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam

bentuk cerita sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

57

C. Indikator Pembelajaran

Competence

3.8.1 Menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI

3.8.2 Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI

3.8.3 Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara

4.8.1 Menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama Republik

Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis

Conscience

2.4.1 Mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang

ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama Indonesia

2.4.2 Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang.

2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi

dan presentasi

2.5.1 Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat

waktu

Compassion

1.1.1 Mendeskripsikan pendapat/keprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini

1.1.2 Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk

mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

Competence

3.8.1 Siswa mampu menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI

3.8.2 Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI

3.8.3 Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi

kehidupan berbangsa dan bernegara

4.8.1 Siswa mampu menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama

Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis

Conscience

2.4.1 Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta

damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama

Indonesia

2.4.2 Siswa mampu membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta

damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa

sekarang.

2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi

dan presentasi

2.5.1 Siswa mampu menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri

dan tepat waktu

Compassion

1.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan pendapat/keprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai

persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

58

1.1.2 Siswa mampu Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan

untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.

E. Materi Pokok

Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama RI

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran: pendekatan saintifik

Model pembelajaran: pedagogi reflektif

Metode pembelajaran: tanya-jawab, diskusi, presentasi, dan refleksi

G. Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan 1

No. Kegiatan Waktu

a. Kegiatan Pembuka

Konteks:

Guru memandu siswa dalam kegiatan apersepsi tentang konsep negara

dan kaitannya dengan kondisi Indonesia pada 17 Agustus 1945.

5’

b.

c.

d.

Kegiatan Inti

Pengalaman:

Siswa menonton video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI.

Refleksi:

Siswa menuliskan kesan dan pelajaran yang ditangkap setelah menonton

video.

Aksi:

Siswa melakukan diskusi kelompok mengikuti panduan diskusi di modul.

20’

10’

40’

e.

f.

Kegiatan Penutup

Evaluasi:

Siswa mengisi evaluasi kerja kelompok dan evaluasi kinerja diri.

Guru menyimpulkan topik pembelajaran hari ini yaitu situasi Indonesia

pasca proklamasi serta dinamika para Bapak Pendiri Bangsa dalam rapat

PPKI dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan laporan diskusi di

pertemuan berikutnya dan bagi kelompok presenter untuk mempersiapkan

diri sebaik-baiknya.

10’

5’

90’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

59

2. Pertemuan 2

No. Kegiatan Waktu

a. Kegiatan Pembuka

Konteks:

Guru mengingatkan kembali siswa tentang topik yang dibahas di

pertemuan berikutnya dan mempersilakan kelompok presenter untuk

menyiapkan presentasi.

5’

b.

c.

d.

Kegiatan Inti

Pengalaman:

Kelompok presenter mempresentasikan materi

Siswa melakukan tanya jawab dengan kelompok presenter setelah

presentasi selesai

Refleksi:

Siswa menyimak panduan refleksi pribadi di modul sebagai persiapan

pembuatan esai di rumah.

Aksi:

Siswa berdiskusi untuk merencanakan pembuatan majalah dinding berisi

hasil refleksi dengan dipimpin ketua kelas.

20’

10’

15’

20’

e.

f.

Kegiatan Penutup

Evaluasi:

Siswa menyimak panduan evaluasi materi akhir bab untuk dikerjakan

di rumah

Siswa mengisi evaluasi penampilan kelompok presenter dan evaluasi

kinerja diri.

Guru menyimpulkan hasil presentasi dan mengingatkan siswa untuk

mengumpulkan tugas evaluasi akhir bab dan memasang majalah dinding

untuk pertemuan berikutnya

15’

5’

90’

H. Media dan Sumber Belajar

Media:

Video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI

Slide presentasi siswa

Sumber:

Modul pembelajaran sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

60

I. Penilaian

1. Teknik: tes dan non-tes

2. Bentuk:

a. Tes: esai (terlampir)

b. Non-tes: portofolio, observasi, proyek (terlampir)

J. Instrumen Penilaian

1. Tes tertulis: esai

2. Non-tes:

a. Lembar penilaian laporan diskusi kelompok

b. Lembar pengamatan presentasi

c. Lembar pengamatan sikap

d. Lembar penilaian refleksi

Yogyakarta, … Januari 2015

Mengetahui,

Maria Felicia

(Guru mata pelajaran)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

61

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. Kunci Jawaban Esai (soal terdapat dalam modul)

1. Indonesia belum bisa disebut sebagai sebuah negara pada 17 Agustus 1945 karena:

- Indonesia belum memenuhi syarat de facto pendirian suatu negara (skor 1)

- Indonesia sudah memiliki populasi rakyat, namun batasan wilayah Indonesia belum jelas dan

Indonesia belum memiliki struktur pemerintahan/kabinet yang berdaulat (skor 2)

2. Pada 18 Agustus 1945, Moh. Hatta mengajak beberapa perwakilan PPKI untuk berdiskusi sebelum

rapat dimulai. Apa latar belakang dan hasil dari pembahasan Moh. Haatta bersama beberapa

perwakilan PPKI pada 18 Agustus adalah:

- Latar belakang: adanya informasi bahwa masyarakat Indonesia dari komunitas non muslim

keberatan dengan rumusan sementara Pembukaan UUD yang memuat poin kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya (skor 2)

- Hasil pembahasan menyepakati rumusan yang menjadi masalah tersebut diganti menjadi

Ketuhanan yang Mahaesa untuk mengakomodasi komuntias non muslim (skor 2)

3. Latar belakang Maklumat 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik di Indonesia:

- pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham demokrasi dan identik

dengan paham fasis yang sifatnya otoriter. (skor 2)

- sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi Jawa Hokokai bentukan Jepang,

sehingga diperkirakan pihak asing seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi

buatan Jepang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia sebagai negara baru

yang membutuhkan dukungan internasional. (skor 2)

4. Latar belakang pertimbangan Pemerintah pada awalnya membentuk BKR sebagai organisasi

semimiliter dan reaksi golongan pemuda terhadap keputusan Pemerintah tersebut:

- Latar belakang: Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan tentara nasional di tengah kondisi

Indonesia yang masih belum menentu justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu

dan Jepang, dan jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum akan

mampu menghadapi serangan tersebut. (skor 2)

- Reaksi pemuda: Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan semimiliter

kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda yang menginginkan dibentuknya

organisasi tentara nasional. Sebagai respons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan

perjuangan mandiri. (skor 2)

Nilai:

Keterangan nilai :

A = 80-100 : Baik Sekali

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

62

B. Lembar Penilaian Laporan Diskusi Kelompok

Aspek 1 2 3 4

Format Format laporan

sama sekali tidak

sesuai dengan 5

poin ketentuan.

Format laporan

hanya sesuai

dengan 2 dari 5

poin ketentuan.

Format laporan

sesuai dengan 3

atau lebih dari 5

poin ketentuan.

Format laporan

sesuai dengan 5

poin ketentuan.

Tata

Bahasa

Laporan

memiliki lebih

dari 15 kesalahan

eja atau tata

bahasa.

Laporan

memiliki 10 -

15 kesalahan

eja atau tata

bahasa.

Laporan

memiliki 5 - 9

kesalahan eja

atau tata

bahasa.

Laporan

memiliki

kurang dari 5

kesalahan eja

atau tata

bahasa.

Sumber Isi laporan hanya

bersumber pada

modul.

Isi laporan

bersumber pada

modul dan

sumber online.

Isi laporan

bersumber pada

modul, sumber

online, dan

sumber buku

tambahan.

Laporan

menggunakan

sumber modul,

sumber online,

dan lebih dari 1

sumber buku

tambahan.

Isi: (skor maksimal 58)

1. Latar belakang pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia :

a. Indonesia belum memenuhi persyaratan pembentukan negara (2 poin)

b. Syarat yang sudah terpenuhi: rakyat dan wilayah (2 poin)

c. Syarat yang belum terpenuhi: pemerintah yang berdaulat (1 poin)

2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia?

a. Rapat PPKI 1

Penetapan UUD (3 poin)

Presiden dan Wapres (2 poin)

b. Rapat PPKI 2

Pembentukan kabinet (2 poin)

Pembagian wilayah RI ( 2 poin)

c. Rapat PPKI 3

Pembentukan KNIP: Posisi awal KNIP di pemerintahan, (3 poin)

Pembentukan PNI: keputusan pemerintah terkait pembentukan PNI, status PNI sebagai partai

tunggal (3 poin)

Pembentukan BKR: status BKR semimiliter, tugas BKR (3 poin)

3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama

Indonesia?

a. Rapat PPKI 1

Penetapan UUD: perubahan rumusan pembukaan UUD (5 poin)

Presiden dan Wapres: Indonesia memiliki sistem presidensial, Soekarno sebagai presiden, Hatta

sebagai wapres (3 poin)

b. Rapat PPKI 2

Indonesia memenuhi syarat de facto pendirian negara dan bisa mulai melakukan diplomasi untuk

memperoleh pengakuan dari negara lain (5 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

63

c. Rapat PPKI 3

Pembentukan KNIP: Maklumat 16 Oktober, KNIP jadi badan legislatif sementara (4 poin)

Pembentukan PNI: muncul reaksi dari golongan Sjahrir, PNI dibatalkan (4 poin)

Pembentukan BKR: muncul reaksi dari pemuda, berubah jadi TKR (4 poin)

4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama proses

pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam situasi atau

peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan! (minimal 2)

Menyebut 1 nilai luhur (1 poin)

Penjelasan konteks nilai luhur (4 poin)

Skor laporan diskusi :

Nilai:

Keterangan nilai :

A = 80-100 : Baik Sekali

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

64

C. Lembar Pengamatan Presentasi Kelompok

Aspek 1 2 3 4

Penguasaan

materi

Siswa hanya

membaca isi teks

materi

presentasi, poin

yang

disampaikan

masih ada yang

kurang sesuai

dengan panduan

presentasi.

Siswa masih

banyak

membaca teks

materi dengan

sesekali

menggunakan

bahasa sendiri,

poin yang

disampaikan

masih ada yang

kurang sesuai

dengan

panduan

presentasi.

Siswa masih

banyak

membaca teks

materi dengan

sesekali

menggunakan

bahasa sendiri,

poin yang

disampaikan

sesuai panduan

presentasi.

Siswa dapat

menyampaikan

sebagian besar

materi dengan

bahasa sendiri,

poin yang

disampaikan

sesuai.panduan

presentasi.

Tutur kata

dan tata

bahasa

Tutur kata dan

tata bahasa siswa

didominasi

penggunaan

bahasa non

formal saat

menyampaikan

materi maupun

menjawab

pertanyaan

peserta.

Siswa

menggunakan

tutur bahasa

baik saat

menyampaikan

materi, namun

menjawab

pertanyaan

peserta masih

banyak

menggunakan

bahasa non

formal.

Siswa

menggunakan

tutur bahasa

yang baik saat

menyampaikan

materi maupun

menjawab

pertanyaan

peserta, hanya

menggunakan

sedikit bahasa

non formal.

Siswa

menggunakan

tutur kata dan

tata bahasa

yang baik saat

menyampaikan

materi maupun

menjawab

pertanyaan

peserta.

Tampilan

media

presentasi

Media presentasi

dibuat sama

sekali tidak

sesuai dengan

prinsip audio

visual

Media

presentasi

belum

menerapkan

prinsip audio

visual pada

setiap

slide/aspek

presentasi

Media

presentasi

sudah

menerapkan

prinsip audia

visual sebagian

besar (>70%)

slide/aspek

presentasi.

Setiap slide

media /semua

aspek

presentasi

dibuat sesuai

prinsip audio

visual.

Interaksi

tanya-

jawab

Siswa tidak

terlalu

memperhatikan

tanggapan

peserta, jawaban

yang diberikan

tidak sesuai

dengan

pertanyaan.

Siswa

mendengarkan

tanggapan

peserta dengan

penuh

perhatian,

jawaban yang

diberikan

belum sesuai

dengan

pertanyaan.

Siswa

mendengarkan

tanggapan

peserta dengan

penuh

perhatian,

jawaban sudah

sesuai

pertanyaan

namun kurang

mendalam

Siswa

mendengarkan

tanggapan

peserta dengan

penuh

perhatian,

jawaban

mengena sesuai

pertanyaan dan

dibahas

mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

65

Bahasa

tubuh

Siswa tidak

melakukan

kontak mata

dengan audiens,

sikap tubuh tidak

siap/tegap.

Siswa sesekali

melakukan

kontak mata,

sikap tubuh

tidak

siap/tegap,

Siswa banyak

melakukan

kontak mata,

sikap tubuh

masih kurang

baik (sesekali

tegap sesekali

tidak).

Siswa banyak

melakukan

kontak mata

dengan peserta,

sikap selalu

tubuh

siap/tegap.

Skor observasi guru:

Nilai:

Keterangan nilai:

A = 80-100 : Baik Sekali

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

66

D. Lembar Pengamatan Sikap

No. Na

ma

Observasi Sikap Total

Skor

Nilai

Sikap religius Keterampilan sosial

Sikap

doa

baik

Reflek-

tif

Sopan Bertanggung

Jawab

Asertif Kooperatif

Keterangan pengisian skor:

4 = Sangat baik; 3 = Baik; 2 = cukup; 1 = kurang

Nilai:

Keterangan nilai :

A = 80-100 : Baik Sekali

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

67

E. Lembar Penilaian Refleksi

1. Penilaian Refleksi pribadi

Aspek Poin

Isi alinea 1 Pendapat siswa ya/tidak = 1 poin

Penjelasan pendapat siswa = 4 poin

Isi alinea 2 Contoh sikap/nilai = 1 poin

Penjelasan sikap/nilai = 4 poin

Isi alinea 3 Contoh sikap/nilai = 1 poin

Penjelasan sikap/nilai = 4 poin

Isi alinea 4 Contoh tindakan nyata = 1 poin

Penjelasan tindakan nyata = 4 poin

Isi alinea 5 Contoh tindakan nyata = 1 poin

Penjelasan tindakan nyata = 4 poin

Kesesuaian format

penulisan esai

1 poin

Identitas penulis 1 poin

Tata Bahasa Kesalahan eja/tata bahasa ≤ 4 = 3 poin

Kesalahan eja/tata bahasa 5 – 9 = 2 poin

Kesalahan eja/tata bahasa ≥10 = 1 poin

Skor maksimal pribadi 30 poin

2. Penilaian Mading Kelas

Aspek Poin

Kesesuaian format 3 poin

Semua siswa mengumpulkan 5 poin

Contoh kasus dimuat 2 poin

Kreativitas Kerapian = 2 poin

Kebersihan = 2 poin

Kemudahan membaca = 2 poin

Gambar/ornamen lainnya = 1 poin

Ketepatan waktu 3 poin

Skor maksimal mading 20 poin

Nilai: (Skor pribadi + skor mading) x 2

Keterangan nilai :

A = 80-100 : Baik Sekali

B = 70-79 : Baik

C = 60-69 : Cukup

D = 60 : Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

68

M O D U L P E M B E L A J A R A N

Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara

Pertama Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

69

1.1.

Menghayati nilai-nilai persatuan dan keingi-nan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa se-bagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia.

2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menun-jukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.

3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini.

4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

Competence 3.8.1 3.8.2 3.8.3 4.8.1

Siswa mampu menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan per-tama RI. Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI. Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu menyajikan hasil analisis terkait Pembentukan pemerintahan per-tama Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis

Conscience

2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.5.1

Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cin-ta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerinta-han pertama Indonesia Siswa mampu membandingkan pengama-lan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. Siswa mampu menunjukkan perilaku ker-jasama, tanggung jawab, cinta damai da-lam proses diskusi dan presentasi Siswa mampu menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu

Compassion

1.1.1 1.1.2

Siswa mampu mendeskripsikan pendapat/keprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbang-sa dan bernegara saat ini Siswa mampu mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN

Competence

3.8.1 3.8.2 3.8.3 4.8.1

Menganalisis latar belakang pemben-tukan pemerintahan pertama RI. Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI. Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi ke-hidupan berbangsa dan bernegara Menyajikan hasil analisis terkait Pem-bentukan pemerintahan pertama Repub-lik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis

Conscience

2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.5.1

Mengidentifikasi contoh perilaku ker-jasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan per-tama Indonesia Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu

Compassion

1.1.1 1.1.2

Mendeskripsikan pendapat/keprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini Mendeskripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan da-lam hidup sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

70

Konten Hlm.

Kompetensi Dasar …………………………………………………………………

Indikator …………………………………………………………………………..

Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………..

Daftar isi …………………………………………………………………………..

Petunjuk Penggunaan Modul ...……………………………………………………

2

2

2

3

4

PERTEMUAN 1 …………………………………………………………………..

A. Apersepsi ……………………………………………………………………...

B. Mari Menyimak ……………………………………………………………….

- Video Sosiodrama Fragmen Sidang PPKI

C. Refleksi………………………………………………………………………..

D. Diskusikanlah …………………………………………………………………

- Petunjuk Diskusi ……………………………………………………………..

- Materi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI …

E. Evaluasi ……………………………………………………………………….

5

6

6

6

7

7

8

15

PERTEMUAN 2 …………………………………………………………………..

A. Apersepsi ……………………………………………………………………...

B. Mari Menyimak ……………………………………………………………….

- Petunjuk presentasi dan diskusi

C. Refleksi …………………………………………………………………….….

- Contoh kasus ………………………………………………………………...

- Panduan refleksi ……………………………………………………………..

D. Diskusikanlah ………………………………………………………….………

- Petunjuk diskusi

Rangkuman ………………………………………………………………………..

E. Evaluasi ……………………………………………………………………….

16

17

17

17

17

19

19

20

21

Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 23

DAFTAR ISI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

71

1. Modul ini disusun menurut Kurikulum 2013 dengan menggunakan model pembelajaran reflek-

tif, yang membagi aktivitas belajar dalam lima aspek utama yaitu konteks, pengalaman, re-

fleksi, aksi, dan evaluasi.

2. Aktivitas belajar dalam konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi ditandai dengan blok

warna biru. Contoh:

3. Untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal dari setiap aktivitas belajar, siswa dapat:

Mengikuti alur kegiatan pembelajaran sesuai urutan di dalam modul ini.

Membaca setiap instruksi aktivitas dengan teliti dan mengikutinya.

Mengisikan dan mencatat ide, jawaban, pertanyaan, kesan, evaluasi, maupun hasil refleksi

yang dipikirkan selama proses pembelajaran dalam kolom yang telah disediakan.

Bertanya pada guru apabila ada instruksi atau isi materi yang belum jelas.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

APERSEPSI MARI MENYIMAK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

72

A. Konteks:

Apersepsi, siswa bersama guru mengingat kembali konteks situasi nasional

dan internasional saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dan syarat-syarat

terbentuknya Negara.

B. Pengalaman:

Siswa menyimak video sosiodrama rapat PPKI

C. Refleksi:

Siswa mengerjakan refleksi tentang video sosiodrama

D. Aksi:

Siswa berdiskusi kelompok

E. Evaluasi:

Siswa mengerjakan evaluasi kinerja kelompok dan evaluasi kinerja diri.

PERTEMUAN 1 (2 X 45 menit )

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

73

Pada 17 Agustus 1945, Soekarno telah memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mes-

ki demikian, sudahkah Indonesia menjadi negara merdeka sepenuhnya?

Bangsa (nation): sekelompok manusia yang dipersatukan oleh ikatan batin/spiritual karena

memiliki kesamaan sejarah masa lalu serta cita-cita masa depan, terlepas dari keragaman ras,

bahasa, letak geografis, agama, dan identitas lain yang terdapat di dalamnya.

negara (state): sekelompok manusia yang mendiami suatu teritori dengan batas yang jelas dan

memiliki pemerintahan sendiri.

Berdasarkan hasil Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara tahun

1933,disebutkan syarat berdirinya sebuah negara berdaulat sebagai berikut:

A. APERSEPSI

}

Per 17 Agustus 1945, sudahkah Indonesia memenuhi semua syarat de facto pendirian sebuah

negara berdaulat? Jika sudah, berikan buktinya. Jika belum, tunjukan syarat mana yang belum

terpenuhi. Jawaban:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………........................................................................................................................................................................................................................................

Saksikan dan perhatikanlah interaksi para tokoh dalam video sosio-drama yang diputarkan guru

Anda:

Pada paruh pertama video, akan disajikan potongan drama rapat Panitia Sembilan BPUPKI pada

22 Juni 1945 untuk menyegarkan ingatan Anda tentang apa saja yang sudah dipersiapkan para

Bapak Pendiri Bangsa sebelum proklamasi 17 Agustus 1945.

Pada paruh kedua video, Anda akan menyaksikan rapat PPKI 18 Agustus 1945 ketika para Bapak

Pendiri Bangsa melakukan pembahasan terakhir sebelum mengesahkan Pembukaan UUD 1945.

Kesan saya setelah menyaksikan video rapat PPKI adalah

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………...….

Memiliki populasi rakyat permanen Memiliki teritori/wilayah yang jelas Memiliki pemerintahan

Memiliki kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain

Syarat terbentuknya negara berdaulat

B. MARI MENYIMAK

}

Syarat de facto, bersifat mutlak dan wajib dipenuhi.

Syarat de jure, baru bisa dipenuhi setelah syarat de facto terpenuhi.

Tuliskanlah kesan Anda terhadap proses rapat yang ditampilkan dalam video tersebut. Anda bisa

menuliskan hal-hal yang menurut Anda menarik, hal yang tidak Anda mengerti, kesan terhadap

kejadian atau interaksi antar tokoh dalam video, dan sebagainya.

C. REFLEKSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

74

Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam kelompok beranggotakan 3-4 orang :

1. Bagaimana situasi yang melatarbelakangi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara

pertama Indonesia?

2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia?

3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama

Indonesia ?

4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama

proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam

situasi atau peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan! (minimal 2 nilai luhur) Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Anda bisa membaca dan memahami materi yang

sudah dimuat dalam modul ini. Anda juga bisa mencari jawabannya dari sumber-sumber lain,

dengan tetap mempertimbangkan reliabilitas dan kredibilitas sumber yang Anda gunakan.

D. DISKUSIKANLAH...

Menurut saya, hal atau sikap yang bisa saya teladani dari para Bapak Pendiri Bangsa berdasar-

kan video yang telah saya saksikan adalah

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………...

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN DISKUSI

1. Tiap kelompok wajib membuat satu laporan hasil diskusi.

2. Aspek yang akan dinilai adalah kesesuaian format, tata bahasa, sumber, serta konten/jawaban

hasil diskusi

3. Laporan diskusi dibuat dengan format sebagai berikut:

Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen

Pendahuluan: berisi latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan yang

dibahas dalam laporan (pertanyaan diskusi)

Isi: berisi penjabaran jawaban dari permasalahan/pertanyaan yang didiskusikan

Penutup: berisi kesimpulan dari hasil diskusi

Daftar pustaka: berisi daftar rujukan sumber yang digunakan untuk dalam diskusi

Petunjuk pengerjaan laporan diskusi dan presentasi

PETUNJUK PEMBUATAN SLIDE PRESENTASI

1. Slide presentasi wajib dibuat hanya oleh kelompok yang memperoleh giliran presentasi.

2. Aspek yang akan dinilai dari slide presentasi adalah format, tata bahasa, serta tampilan slide

presentasi (tampilan teks dan media pendukung seperti gambar, tabel, peta, dan sebagainya).

3. Slide presentasi dibuat dengan format sebagai berikut:

Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen

Pendahuluan: berisi poin inti latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan

yang dibahas dalam laporan (pertanyaan diskusi)

Isi: berisi poin inti jawaban dari permasalahan/pertanyaan yang didiskusikan

Penutup: berisi poin inti kesimpulan dari hasil diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

75

Meski telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus

1945, bangsa Indonesia dalam praktiknya belum memiliki pemerintahan

yang berdaulat. Oleh karena itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indone-

sia (PPKI) menyelenggarakan rapat pertamanya pada 18 Agustus 1945

di Gedung Kesenian Jakarta untuk mengesahkan pemerintahan dan un-

dang-undang dasar yang akan mengatur segala aspek hidup berbangsa

dan bernegara Indonesia.

Perubahan rumusan dan pengesahan rancangan UUD 1945

Sebelum rapat ini dimulai, Muh. Hatta sempat mengajak beberapa

anggota PPKI yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kas-

man Singodimejo, dan Mr. Teuku Hasan untuk mendiskusikan

rancangan pembukaan UUD 1945 yang telah disusun oleh BPUPKI,

terutama pada bagian kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalan-

kan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Muh. Hatta mengadakan

pertemuan pendahuluan ini karena pada malam sebelumnya, Muh. Hatta

bertemu dengan seorang opsir Angkatan Laut Jepang yang menginfor-

masikan bahwa wakil-wakil warga Protestan dan Katolik di wilayah In-

donesia Timur keberatan dengan rumusan tersebut dan merasa bahwa

rumusan kalimat tersebut hanya mengikat warga yang beragama Islam.

Jika rumusan yang demikian tetap tercantum dalam UUD, hal tersebut

akan dianggap sebagai suatu bentuk diskriminasi dan warga non-Muslim

lebih memilih untuk berdiri di luar Republik Indonesia.

Dalam musyawarah bersama beberapa perwakilan PPKI ini, disepa-

kati bahwa semangat Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI tidak

akan hilang bila rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan

yang mahaesa”. Perubahan ini disepakati oleh kelima anggota yang ber-

musyawarah, untuk kemudian disampaikan dalam rapat PPKI dan di-

setujui secara bulat oleh anggota lengkap PPKI.

PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN DAN KELENGKAPAN NEGARA PERTAMA REPUBLIK INDONESIA

1. Rapat PPKI 18 Agustus 1945

Gambar 1: Suasana rapat PPKI 18 Agustus 1945

Catatan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

76

Pembentukan kabinet dan pembagian wilayah RI Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat un-

tuk membahas kelengkapan pemerintahan RI. Dalam sidang ini, anggota PPKI membicarakan soal struktur pemerintahan dan pembagian wilayah RI. Dari rapat kedua ini, disepakati bahwa kabinet pertama RI kan terdiri dari 12 departemen (kementerian) dan wilayah RI akan dibagi menjadi delapan provinsi.

Adapun susunan pemerintahan pertama RI adalah sebagai berikut: Kabinet terdiri atas 12 menteri departemen dan 5 menteri negara: Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo Menteri Keuangan : Dr. Samsi Sastrowidagdo (per 26 September 1945 digantikan A.A. Maramis) Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Mr. Soepomo Menteri Kemakmuran : Ir. R.P. Surachman Menteri Keamanan Rakyat: Soeprijadi Menteri Pertahanan : belum diangkat Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo Menteri Pengajaran : Ki Hadjar Dewantara Menteri Penerangan : Mr. Amir Sjarifuddin Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesoema Soemantri Menteri Perhubungan : R. Abiskoesno Tjokrosoejoso Menteri Negara : K.H. Wahid Hasyim Menteri Negara : Dr. M. Amir Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono Menteri Negara : Otto Iskandardinata Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis

2. Rapat PPKI 19 Agustus 1945

Pemilihan presiden dan wakil presiden

Selain membahas UUD 1945, rapat PPKI pertama juga memilih

presiden dan wakil presiden pertama RI. Salah satu peserta rapat, Otto

Iskandardinata mengusulkan Soekarno sebagai presiden dan Muh. Hatta

sebagai wakil presiden.

Usulan Otto Iskandardinata ini disambut positif oleh seluruh peserta

PPKI, sehingga akhirnya Soekarno dan Hatta dipilih sebagai presiden

dan wakil presiden secara aklamasi.

Gambar 2: Kabinet pertama Republik Indonesia

Catatan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

77

Selain menteri, ditunjuk pula beberapa pejabat tinggi negara: Ketua Mahkamah Agung : Mr. Dr. Kusuma Atmadja Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja Sekretaris Negara : Mr. Gafar Pringgodigdo Juru Bicara Negara : R. Soekarjo Wirjopranoto Sementara itu, pembagian wilayah RI dan gubernur pertamanya se-

bagai berikut: Provinsi Sumatra : Mr. Teuku Mohammad Hassan Provinsi Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo Provinsi Jawa Tengah : R. Pandji Soeroso Provinsi Jawa Timur : R.M. Soerjo Provinsi Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary Provinsi Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangie Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor

Indonesia memenuhi syarat pembentukan negara

Dengan terbentuknya kabinet pemerintahan dan pembagian wila-

yah , maka Indonesia sudah memenuhi syarat pembentukan negara yaitu

rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Dengan terpenuhinya

syarat-syarat tersebut, maka Indonesia sudah bisa mulai bisa menjalan-

kan fungsi sebagai negara dan berusaha memenuhi syarat de jure

pendirian negara, yaitu pengakuan dari negara lain.

Masa lima tahun pertama kemerdekaan Indonesia juga merupakan

masa yang menentukan dalam perjuangan penegakan kemerdekaan In-

donesia, yang turut menentukan karakter dari kebijakan politik luar

negeri Indonesia. Pada lima tahun pertama ini, Kementerian Luar Negeri

Indonesia memiliki tugas antara lain untuk mengusahakan simpati dan

dukungan masyarakat internasional, menggalang solidaritas teman-

teman di segala bidang dan dengan berbagai macam upaya memperoleh

dukungan dan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.

Catatan:

KESULTANAN YOGYAKARTA BERGABUNG DENGAN REPUBLIK INDONESIA Di Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono IX selaku Sultan Yogyakarta mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi sebagai berikut: 1. Bahwa Negeri Ngayogyakarto hadiningrat yang bersifat kerajaan

adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia. 2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan

dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnya kami pegang seluruhnya.

3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami bertanggungjawab atas Negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Kami memerintahkan supaya segenap penduduk dalam negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mengindahkan amanat kami ini. Nyayogyakarto Hadiningrat, 28 Puasa, Ehe, 1876 (5 September 1945) HAMENGKUBUWONO IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

78

3. Rapat PPKI 22 Agustus 1945

Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat. Rapat ini

menghasilkan 3 keputusan, yaitu:

Pembentukan Komite Nasional Indonesia dari tingkat pusat hing-

ga daerah

Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI)

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

3.1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia

Komite nasional Indonesia (KNI) dibentuk sebagai upaya

mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan ke-

merdekaan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. KNI terdiri atas Komite

Nasional Indonesia Pusat yang berada di Jakarta serta KNI lokal di se-

tiap provinsi di Indonesia, dengan tugas utama membantu presiden da-

lam menjalankan pemerintahan.

KNIP diresmikan dan dilantik anggotanya pada 29 Agustus 1945

di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Dalam sidang pertamanya,

KNIP membentuk struktur kepemimpinan sebagai berikut:

Ketua : Mr. Kasman Singodimejo

Wakil Ketua I : Sutardjo Kartohadikusumo

Wakil Ketua II : Mr. J. Latuharhary

Wakil Ketua III: Adam Malik

KNIP Menjadi Badan Legislatif Sementara

Dalam perkembangannya, muncul ketidakpuasan terhadap sistem

kabinet presidensial dari golongan pemuda pimpinan Sutan Sjahrir. Go-

longan ini kemudian mendorong anggota KNIP lainnya untuk

mengajukan petisi kepada Soekarno dan Hatta, yang berisi tuntutan pem-

berian status Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kepada KNIP.

KNIP kemudian menyelenggarakan rapat pleno pada 16 Oktober 1945,

yang kemudian mendesak Hatta untuk mengeluarkan Maklumat no. X

Tahun 1945 pada tanggal yang sama. Maklumat no. X tahun 1945 yang

dikeluarkan pada 16 Oktober ini berisi ketetapan bahwa sebelum ter-

bentuknya MPR dan DPR, kekuasaan legislatif berada di tangan KNIP.

KNIP juga turut menetapkan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Pelaksanaan tugas harian KNIP akan dijalankan oleh sebuah Badan

Pekerja KNIP (BP-KNIP), yang akhirnya dibentuk dan dipimpin oleh

Sutan Sjahrir sebagai ketua dan Amir Syarifuddin sebagai wakil.

Gambar 3: Presiden Soekarno menyampaikan amanat dalam pelantikan anggota KNIP di Gedung Kesenian Jakarta, 29 Agustus 1945

Catatan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

79

Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945

BP-KNIP kemudian mengeluarkan Pengumuman No. 5 Tanggal

11 November 1945 yang berisi peralihan pertanggungjawaban para men-

teri, dari awalnya kepada presiden menjadi kepada BP-KNIP. Presiden

Soekarno kemudian menyetujui dan menindaklanjutinya dengan menge-

luarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. Dampak

dari maklumat ini adalah sistem kabinet presidensial berganti menjadi

sistem kabinet parle-

menter. BP-KNIP lalu

mencalonkan Sutan

Sjahrir sebagai perdana

menteri, diikuti dengan

jatuhnya kabinet presi-

densial Soekarno-Hatta

dan digantikan dengan

kabinet parlementer

dengan Sutan Sjahrir

sebagai perdana men-

teri.

3.2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia

Pada rapat tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menyetujui pemben-

tukan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan pada tanggal pada 29 Agustus

1945 diumumkan pengurus lengkapnya yaitu Ir. Soekarno (Pemimpin

Besar Pertama), Drs. Moh. Hatta (Pemimpin Besar Kedua), Mr. Gatot

Tarunamihardja (Pemimpin Umum atau Ketua Partai), Abikusno

Tjokrosoejoso (Ketua Umum Seksi Politik), dan dr. Moewardi (Ketua

Seksi Organisasi).

Penolakan PNI sebagai partai tunggal

Pembentukan PNI sebagai partai tunggal di Indonesia

mengundang reaksi penolakan dari banyak pihak. Penolakan paling

keras berasal dari Sutan Sjahrir dan kelompoknya dengan alasan:

pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham

demokrasi dan identik dengan paham fasis yang sifatnya otoriter.

sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi

Jawa Hokokai bentukan Jepang, sehingga diperkirakan pihak asing

seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi buatan Je-

pang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia

sebagai negara baru yang membutuhkan dukungan internasional.

Karena besarnya reaksi penolakan, pada 1 September 1945 pembentukan

PNI dibatalkan dan gagasan satu partai ini tidak pernah dibahas kembali.

RI menganut sistem multipartai

Pada akhir Oktober 1945, Soekarno, Hatta, beserta beberapa tokoh

nasional memutuskan untuk mendukung usulan Sjahrir selaku ketua BP-

KNIP untuk membuat sistem multipartai di Indonesia.

Pemerintah kemudian mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang

ditandatangi wakil presiden pada 3 November 1945. Dikeluarkannya

maklumat ini juga bertujuan untuk menunjukkan kepada pihak asing,

Gambar 4: Suasana rapat Badan Pekerja KNIP pada Oktober 1945.

Catatan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

80

BKR sebagai badan semimiliter

Pemerintah menyepakati pembentukan lembaga yang bertugas

menjaga kemanana rakyat, yang kemudian diberi nama Badan Keamanan

Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945. BKR dibentuk sebagai bagian dari

Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP), yaitu organisasi

yang berujuan memelihara keselamatan masyarakat dan merawat para

korban perang.

Dengan demikian, BKR bukan angkatan bersenjata atau badan

militer, melainkan hanya semimiliter. Pertimbangan Pemerintah terkait

status BKR ini karena Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan ten-

tara nasional di tengah kondisi Indonesia yang masih belum menentu

justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu dan Jepang, dan

jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum

akan mampu menghadapi serangan tersebut.

Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan

semimiliter kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda

yang menginginkan dibentuknya organisasi tentara nasional. Sebagai re-

spons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan perjuangan

mandiri seperti Komite van Aksi yang bermarkas di Jalan menteng 31

Jakarta, Barisan Banteng, Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS),

Pemuda Indonesia Maluku (PIM), Hizbullah, Pemuda Sosialis Indonesia

(Pesindo), Tentara Pelajar (TP), Tentara Republik Indonesia Pelajar

(TRIP), serta berbagai badan perjuangan di berbagai wilayah Indonesia.

BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)

Situasi yang semakin genting akibat kedatangan tentara Sekutu

untuk melucuti sisa-sisa kekuatan Jepang di Indonesia akhirnya men-

dorong Pemerintah untuk mengeluarkan maklumat pada 5 Oktober 1945

yang berisikan peningkatan fungsi BKR menjadi angkatan militer dengan

nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Wapres Muh. Hatta kemudian

memanggil mantan perwira KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo untuk me-

nyusun organisasi ketentaraan ini. Mantan perwira PETA, Suprijadi, di-

angkat Pemerintah menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Oerip Soemo-

hardjo diangkat menjadi Kepala Staf Umum TKR.

Sampai dengan 20 Oktober 1945 Suprijadi masih belum hadir un-

tuk memenuhi tugasnya sebagai menteri, sehingga akhirnya jabatan Men-

teri Keamanan Rakyat ad interim diisi oleh Moh. Suljoadikusumo. Situasi

yang semakin genting kemudian mendorong diadakannya konferensi

TKR di Yogyakarta pada 12 November 1945.

3.3. Pembentukan Angkatan Bersenjata

Oerip Soemohardjo

(1893-1948) adalah

seorang jenderal

(anumerta) dan kepala

staf umum Tentara

Nasional Indonesia

pertama. Karier mili-

ternya dimulai dengan

menjadi letnan dua di

KNIL pada era penja-

jahan Belanda. Setelah

Indonesia merdeka dan

BKR kemudian diubah

menjadi TKR, Oerip

ditetapkan sebagai

kepala staf umum pada

20 Oktober 1945. Oe-

rip juga menjadi sosok

yang mengusulkan

agar Markas Tertinggi

TKR yang awalnya

direncanakan di Pur-

wokerto dipindahkan

ke Yogyakarta, yang

kini sudah menjadi

Museum Dharma

Wiratama di Jalan

Jenderal Sudirman no.

75, Yogyakarta.

terutama Sekutu, bahwa bangsa Indonesia merupakan negara yang men-

ganut sistem demokrasi, bukan negara boneka Jepang yang menganut

fasisme. Adapun isi maklumat ini adalah:

1. Pemerintah menghendaki timbulnya partai-partai politik karena un-

tuk memimpin segala aliran yang ada dalam masyarakat ke jalan

yang teratur.

2. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik telah tersusun

sebelum dilangsungkan pemilihan anggota Badan Perwakilan

Rakyat pada bulan Januari 1946.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

81

Dalam konferensi ini, Kolonel Soedirman selaku Panglima Divisi

V/Banyumas terpilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR.

TKR kemudian mengalami dua kali perubahan nama, yaitu menjadi

Tentara Keselamatan Rakyat menurut Penetapan Pemerintah tanggal 1 Jan-

uari 1946 dan berubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) ber-

dasarkan Maklumat pemerintah 24 Januari 1946. TRI sendiri terdiri atas

Angkatan Darat, Angkatan Laut Republik Indonesia, dan Angkatan Udara

Republik Indonesia.

18 Agustus 1945 Rapat PPKI 1:

- Pengesahan UUD 1945 - Pemilihan presiden dan wapres

19 Agustus 1945 Rapat PPKI 2:

- Pembentukan kabinet - Pembagian wilayah RI

22 Agustus 1945 Rapat PPKI 3:

- Keputusan pembentukan KNIP, PNI, dan BKR

29 Agustus 1945 - Peresmian KNIP - Peresmian PNI

1 September 1945 - PNI sebagai partai tunggal

dibatalkan

5 Oktober 1945 BKR (semimiliter) diubah men-jadi Tentara Keamanan Rakyat

(militer)

Maklumat 16 Oktober 1945 - KNIP menjadi badan legislatif

sementara

Maklumat 3 November 1945 - RI menganut sistem multi-

partai

Kronologi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

82

Evaluasilah kinerja teman sekelompok Anda dalam proses diskusi kelompok. Berilah tanda cen-

tang () pada kolom yang Anda rasa sesuai.

Nama te-man ang-gota ke-lompok dan nomor ab-sen

Keaktifan me-nyumbangkan ide selama diskusi

Kemauan untuk berkompromi atau menerima masukan lain dari teman

Kontribusi da-lam proses penyu-sunan laporan diskusi

Total Skor

Skor akhir = (Total skor x 20)

3

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Acuan: 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = netral/biasa saja; 4 = baik; 5 = sangat baik

No Pernyataan Sangat sesuai

Sesuai Kurang Sesuai

Tidak sesuai

1. Saya memahami isi video sosiodrama rapat PPKI dengan baik.

2. Saya mampu mendeskripsikan kesan yang saya peroleh setelah menonton video.

3. Saya memahami panduan diskusi yang diberikan.

4. Saya memahami isi teks materi yang disajikan.

5. Saya terlibat secara aktif dalam proses disku-si kelompok.

6. Saya dapat menyimpulkan nilai-nilai atau teladan hidup dari rangkaian peristiwa dan interaksi para Bapak Bangsa dalam proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia.

Evaluasi Kinerja Diri

Evaluasi Diskusi Kelompok

EVALUASI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

83

A. Konteks:

Apersepsi, mengulas kembali materi yang dibahas pada pertemuan

sebelumnya

B. Pengalaman:

Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab

C. Refleksi:

Siswa mengerjakan esai refleksi personal

D. Aksi:

Siswa merencanakan pembuatan majalah dinding klasikal

E. Evaluasi:

Siswa mengerjakan evaluasi akhir bab, mengisi evaluasi presentasi dan

evaluasi kinerja diri.

PERTEMUAN 2 (2 X 45 menit )

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

84

1. Saksikan dan perhatikan presentasi dari kelompok presenter dengan seksama. Catatlah hal-hal

yang Anda rasa penting, misalnya informasi yang belum ada dalam laporan diskusi kelompok

Anda, informasi yang berbeda dengan yang Anda peroleh, informasi yang belum jelas atau

ingin Anda klarifikasi, dan sebagainya.

2. Secara berkelompok, evaluasilah penampilan kelompok presenter dengan mengisi tabel eva-

luasi sesuai format yang diberikan pada bagian evaluasi halaman 21.

3. Setelah menyaksikan presentasi, silakan ajukan pertanyaan kepada kelompok presenter. Per-

tanyaan dapat berupa informasi yang belum jelas, informasi yang ingin Anda klarifikasi, infor-

masi yang ingin Anda tambahkan atau lengkapkan pada materi yang sudah disajikan, dan se-

bagainya.

Berikut ini tersaji dua contoh kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia. Bacalah dengan seksama,

buatlah refleksi pribadi berdasarkan panduan yang sudah disediakan. Anda bisa mencari tahu lebih

banyak untuk memperdalam pemahaman terkait contoh kasus secara pribadi dan bisa bertanya

kepada guru apabila ada hal yang kurang Anda pahami dari contoh maupun panduan refleksi.

A. APERSEPSI

Masih ingatkah Anda:

Apakah Indonesia sudah memenuhi syarat sebuah negara pada 17 Agustus 1945? Apa

alasannya?

Perubahan apa yang terjadi pada rumusan UUD 1945, yang disepakati dalam rapat PPKI 18

Agustus 1945?

Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................................................................................................................................................

B. MARI MENYIMAK

C. REFLEKSI

Contoh Kasus 1

Pengikut Syiah Ditekan Tinggalkan Keyakinannya Rabu, 7 November 2012 | 18:07 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Selain diberhentikan pasokan bantuan makanan dan minumannya,

ternyata komunitas Syiah yang mengungsi di GOR Kabupaten Sampang juga mengalami tekanan

dalam bentuk lain. Yakni berupa tekanan untuk pindah keyakinan dan meninggalkan Syiah.

Hasil laporan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Suraba-

ya menyebutkan, 9 orang diantaranya adalah kepala keluarga yang mewakili keluarganya, telah

didesak untuk membuat surat pernyataan keluar dari Syiah. Dalam surat pernyataan itu,

diketahui dan disaksikan oleh sejumlah pejabat dan tokoh agama setempat seperti Polres Sam-

pang, Kemenag Sampang, Bakesbang Pol, Sat Brimob Polda Jatim, dan camat setempat. "Kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

85

juga mendapatkan laporan bahwa surat pernyataan tersebut dibuat oleh warga Syiah karena

mereka merasa terancam, bahwa apabila mereka tidak keluar dari keyakinan agamanya, maka

rumah mereka juga akan dibakar seperti dalam peristiwa pada 26 Agustus lalu," kata Koordinator

Badan Pekerja, KontraS Surabaya, Andy Irfan, Rabu (7/11/2012).

Upaya-upaya itu, kata Andy, jelas melanggar Pasal 28 E dan 28 I UUD 1945 Amandemen

Kedua dan Pasal 22 UU No. 39 tahun 2009 tentang HAM. Secara khusus, bagi petugas kepolisian

yang terlibat mendukung upaya mengeluarkan pengikut Syiah dari keyakinannya, maka hal terse-

but melanggar ketentuan pasal 5 ayat (2) Perkap Polri No. 8/2009, tentang Implementasi Prinsip

dan Standar HAM dalam Pemelanggaraan Tugas Kepolisian Negara RI.

Karena itu, pihaknya mendesak pemerintah melakukan sosialisasi efektif dan meluas

kepada seluruh masyarakat di Sampang agar menghormati hak-hak kelompok minoritas Syiah,

tidak tunduk kepada desakan tokoh agama yang menyerukan syiar kebencian terhadap komuni-

tas Syiah. "Kami juga meminta pemerintah menghentikan segala aktivitas individu atau kelompok

yang mengancam dan mengintimidasi warga Syiah di Sampang, termasuk dalam hal ini aktivitas

beberapa tokoh agama yang mendesak agar warga Syiah keluar dari keyakinannya," tutupnya.

Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Diserang Gerombolan Berjubah Jumat, 30 Mei 2014 | 03:17 WIB

Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus diserang dan dirusak oleh seke-

lompok orang, Kamis (29/5/2014) malam. Penyerangan terjadi ketika rumah tersebut dipakai un-

tuk ibadat doa rosario. "Anak saya telepon kalau rumah diserang. Lalu saya bersama tiga teman

langsung meluncur ke rumah," ujar Julius di rumahnya, Kamis malam. Rumah ini berlokasi di kom-

pleks perumahan STIE YKPN Nomor 07 Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngag-

lik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Julius bertutur, saat penyerangan terjadi, dia masih berada di kantor Galang Press. Di

kantornya sedang berlangsung doa bersama umat beragama. Dia menerima telepon dari anaknya

perihal penyerangan itu pada pukul 21.00 WIB.

Contoh Kasus 2

Beberapa motor yang terparkir di depan rumah yang dirusak gerombolan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

86

Panduan Refleksi

Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai panduan Anda menulis refleksi pribadi.

Anda tidak perlu menulis kembali nomor pertanyaan, cukup tuliskan jawaban dari masing-masing

pertanyaan dalam alinea/paragraf yang berbeda.

1. Menurut Anda, apakah terjadinya peristiwa Sampang dan penyerangan rumah warga di Sleman

sesuai dengan semangat yang diperjuangkan para Bapak Pendiri Bangsa dahulu? Berikan

alasan atas jawaban Anda. (alinea 1)

2. Menurut Anda, nilai-nilai atau sikap apa saja yang bisa dicontoh dari para Bapak Pendiri

Bangsa oleh rakyat Indonesia saat ini untuk mengatasi terjadinya berbagai konflik berlatar

SARA yang marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini? Berikan 2 contoh nilai atau sikap

serta jelaskan bagaimana tiap nilai atau sikap tersebut bisa diterapkan sebagai solusi konflik.

(alinea 2 dan 3)

3. Sebagai generasi muda, tindakan nyata apa yang telah Anda lakukan atau bisa Anda

lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara

yang lebih rukun di tengah keberagaman warga Indonesia? Jelaskanlah dua contoh tindakan

nyata tersebut. (alinea 4 dan 5)

Begitu tahu ada Julius di situ, sekelompok orang tersebut langsung memukuli dia, bahkan

menjatuhkan pot bunga ke kepalanya. "Mereka juga memukul bahu saya dengan besi," kata dia.

Menurut Julius, pemukulan juga terjadi terhadap para peserta kegiatan doa di rumahnya. "Ibu-

ibu juga ada yang dipukuli. Total ada 7 korban, salah satunya wartawan," kata dia.

Soal alasan penyerangan, Julius mengaku tak bisa memperkirakannya. Dia merasa tak

punya masalah dengan siapa pun. Menurut dia, selama ini warga di sekitar rumahnya juga tak

mempermasalahkan kegiatan doa bersama di rumahnya. "Tidak tahu apa alasannya, tetapi saya

mengenali beberapa pelaku penyerangan," kata Julius. Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani

kepolisian. Para saksi sudah dimintai keterangan.

D. DISKUSIKANLAH...

Dengan dipimpin ketua kelas, diskusikanlah penyajian tulisan hasil refleksi Anda bersama teman-

teman sekelas dalam bentuk majalah dinding. Bahaslah konsep apa yang ingin diwujudkan, pem-

bagian tugas dalam proses pembuatan, bahan yang dibutuhkan, waktu pembuatan, dan sebagainya.

Adapun poin-poin penilaian dari majalah dinding ini adalah:

1. Format:

- semua esai dalam satu kelas harus ditulis dalam format yang sama (tulis tangan atau ketik,

jika diketik jenis dan ukuran font harus sama sesuai kesepakatan kelas)

- tiap esai diberi nama dan nomor absen penulisnya

2. Kelengkapan:

- mading harus memuat ulang kedua contoh kasus yang telah diberikan dalam modul ini se-

bagai acuan bagi pembaca untuk memahami konteks isi esai yang dimuat.

- mading harus memuat esai karya seluruh siswa dalam satu kelas

3. Kreativitas:

- tiap esai boleh memuat foto atau gambar yang relevan dengan isi esai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

87

- tiap esai harus merupakan tulisan original buah pemikiran masing-masing siswa

- mading harus dihias atau diberi ornament yang menarik, dengan tetap memperhatikan kera-

pian, kebersihan, dan kemudahan membaca isi mading.

4. Ketepatan waktu:

- mading harus sudah dipajang di kelas pada batas waktu yang telah ditentukan guru.

RANGKUMAN

1. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya sebagai

sebuah bangsa, namun belum bisa dikatakan sebagai sebuah negara karena belum

memiliki pemerintahan yang berdaulat.

2. Indonesia membentuk pemerintahan dan kelengkapan pertama negara Indonesia

melalui rapat PPKI dengan hasil:

- 18 Agustus 1945 : Pengesahan UUD 1945 sebagai konstitusi RI serta

pengangkatan Soekarno dan Muh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden RI

- 19 Agustus 1945: Pembentukan kabinet pertama RI dan pembagian provinsi RI

- 22 Agustus 1945: Pembentukan Komite Nasional Indonesia dari tingkat pusat

hingga daerah, pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI), serta pembentukan

Badan Keamanan Rakyat (BKR)

3. Pada rapat PPKI 18 Agustus 1945:

- Sebuah komite kecil yang diprakarsai Muh. Hatta merumuskan kembali sila per-

tama Pancasil yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, dari “Ketuhanan

dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi

“Ketuhanan yang mahaesa” untuk mengakomodasi rakyat Indonesia yang non-

muslim.

- Otto Iskandardinata memprakarsai pemilihan presiden dan wakil presiden secara

aklamasi, yang disetujui oleh seluruh peserta rapat. Hasilnya Soekarno dan Muh.

Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

4. Dengan terbentuknya kabinet pertama RI, Indonesia sudah memenuhi syarat de

facto sebagai sebuah negara sehingga bisa memulai jalan untuk memenuhi syarat

de jure, yaitu mencari dukungan dan pengakuan dari negara lain.

5. Komite Nasional Indonesia awalnya dibentuk sebagai lembaga yang membantu

presiden menjalankan pemerintahan. Namun setelah dikeluarkannya Maklumat

no. X pada 16 Oktober 1945, KNI menjadi badan dengan kuasa legislatif.

6. Pada 29 Agustus 1945 Pemerintah mengumumkan pendirian Partai Nasional Indo-

nesia (PNI) sebagai partai tunggal, yang kemudian memicu protes dari golongan

Sjahrir karena dianggap bertentangan dengan paham demokrasi serta identik

dengan paham fasis yang sifatnya otoriter, yang bisa mempengaruhi citra Indone-

sia sebagai negara baru di mata dunia internasional pasca Perang Dunia II.

7. Pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang ditandatangi wakil presiden

pada 3 November 1945 yang menyatakan Indonesia sebagai negara yang menga-

nut sistem multipartai. Dikeluarkannya maklumat ini juga bertujuan untuk menun-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

88

E. EVALUASI

Evaluasi Akhir Bab

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya sebagai sebuah bangsa,

namun Indonesia belum bisa disebut sebagai sebuah negara. Jelaskan alasan mengapa Indone-

sia saat itu belum bisa disebut sebagai sebuah negara! (Skor 3)

2. Pada 18 Agustus 1945, Moh. Hatta mengajak beberapa perwakilan PPKI untuk berdiskusi

sebelum rapat dimulai. Apa latar belakang diskusi ini dan apa hasil dari pembahasan tersebut?

(Skor 4)

3. Jelaskan latar belakang dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945 tentang pembentukan par-

tai politik di Indonesia! (skor 4)

4. Jelaskan latar belakang pertimbangan Pemerintah pada awalnya membentuk BKR sebagai or-

ganisasi semimiliter dan bagaimana reaksi golongan pemuda terhadap keputusan Pemerintah

tersebut! (Skor 4)

jukkan kepada pihak asing, terutama Sekutu, bahwa bangsa Indonesia merupakan

negara yang menganut sistem demokrasi.

8. Pemerintah awalnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai organ-

isasi semimiliter yang bertugas menjaga kemanan rakyat. Meski demikian, situasi

yang semakin genting akibat dimulainya kedatangan tentara Sekutu untuk melu-

cuti sisa-sisa kekuatan Jepang di Indonesia akhirnya mendorong Pemerintah untuk

mengeluarkan maklumat pada 5 Oktober 1945 yang berisikan peningkatan fungsi

BKR menjadi angkatan militer dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

9. Dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama RI, para

Bapak Pendiri Bangsa telah menunjukkan sikap-sikap yang patut menjadi teladan,

antara lain toleransi, penuh inisiatif, kemauan berkompromi untuk mencapai

mufakat, serta nasionalisme untuk meletakkan dasar yang kuat bagi Indonesia se-

bagai bangsa dan negara baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

89

Evaluasi Presentasi

Evaluasi Kinerja Diri

No

Aspek evaluasi Skor

1 2 3 4

1. Penguasaan materi oleh anggota kelompok pre-senter secara keseluruhan

2. Tutur kata dan tata bahasa yang digunakan ke-lompok presenter

3. Kesesuaian isi media presentasi (teks, gambar, tabel, grafik, dsb) dengan isi materi presentasi

4. Tampilan media presentasi (mudah/sulitnya isi media dilihat atau dibaca, sesuai/tidaknya penempatan teks atau gambar, terlalu banyak teks/tidak, dsb)

5. Cara kelompok presenter menanggapi pertan-yaan, saran, atau tanggapan lainnya dari audiens

Total skor

Skor akhir (Total skor x 5)

Berilah tanda centang () pada kolom yang Anda rasa sesuai

No.

Pernyataan Sangat sesuai

Sesuai Kurang Sesuai

Tidak sesuai

1. Presentasi yang disajikan kelompok presenter membantu saya memahami materi dengan lebih baik.

2. Saya terlibat aktif dalam proses tanya jawab.

3. Saya memahami panduan refleksi personal yang diberikan.

4. Saya bisa mengerjakan esai refleksi personal saya dengan baik .

5. Saya aktif terlibat dalam proses pembuatan majalah dinding kelas.

6. Tugas refleksi pribadi membantu saya me-mahami hubungan nilai kehidupan dan teladan yang diberikan para Bapak Pendiri Bangsa dengan kehidupan saya di masa sekarang

7. Saya bisa mengerjakan tes uraian akhir bab dengan baik secara mandiri.

Berilah tanda centang () pada kolom yang Anda rasa sesuai

Identitas anggota kelompok penilai (nama dan nomor absen) 1. 2. 3. 4.

Acuan: 1 = buruk; 2 = kurang; 3 = baik; 4 = sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

90

DAFTAR PUSTAKA

Faizal, Achmad. 2012. “Pengikut Syiah Ditekan Tinggalkan Keyakinannya”. Kompas.com. (diunduh dari

http://regional.kompas.com/read/2012/11/07/1807205/Pengikut.Syiah.Ditekan. Tinggalkan. Keya-

kinannya., 9 September 2014)

Hatta, Mohammad. 1978. Mohammad Hatta: Memoir. Jakarta: Tintamas.

Kahin, George McTurnan. 1970. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press.

Kusuma, Wijaya. 2014. “Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Diserang Gerombolan Berjubah”.

Kompas.com. (diunduh dari http://regional.kompas.com/read/2014/05/30/0317081/

Rumah.Direktur.Penerbitan.Galang.Press.Diserang.Gerombolan.Berjubah, 9 September 2014)

Mardikaningsih, Rini dan R. Sumaryanto. 2013. Sejarah untuk Kelas XII SMA dan MA Program IPS. Solo:

Global.

Ricklefs, H.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suwarno, P.J. 2003. Tatanegara Indonesia dari Sriwijaya sampai Indonesia Modern. Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma.

Tim Penyusun. 1981. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1950. Jakarta: Tira Pustaka.

________. 1933. Montevideo Convention on the Rights and Duties of States (diunduh dari https://

www.ilsa.org/jessup/jessup15/Montevideo%20Convention.pdf, 21 Juli 2014)

SUMBER VIDEO

Teater Gamatua Keluarga Alumni UGM. 2012.Fragmen Sidang PPKI.Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila

Universitas Gadjah Mada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

91

LAMPIRAN 3

INTISARI HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN

SEJARAH

1. Metode mengajar yang biasa digunakan:

- ceramah bervariasi, karena mata pelajaran sosial mau tidak mau tetap harus ada

penjelasan supaya siswa mengerti.

- presentasi kelompok, siswa diberi topik, buat powerpoint, presentasi dan saling tanya

jawab, guru memoderatori, menarik kesimpulan bersama.

2. Bahan ajar:

- guru biasa menyajikan dalam bentuk powerpoint, materi disadur dari berbagai buku

paket di pasaran.

- anak-anak memegang buku paket yang hanya bisa dipinjam dari perpustakaan selama

jam pelajaran.

- anak-anak biasa memperoleh tambahan bahan dari sumber lain yang dicari sendiri untuk

membuat powerpoint, seperti dari internet.

- guru pernah berinisiatif meminta anak-anak membeli LKS karena praktis dan murah,

namun kurang efektif karena anak-anak malas membayar.

3. Penggunaan media:

- powerpoint

- film yang berkaitan dengan materi, diputar lalu dibahas bersama-sama

- gambar

4. Tipe evaluasi:

- ulangan harian berbentuk esai, supaya siswa masih bisa dapat poin walaupun jawaban

kurang akurat

- penilaian presentasi

- tugas-tugas: membuat peta, mencari tambahan materi lewat internet, merangkum.

5. Penilaian:

- kognitif dari ulangan dan tugas.

- afektif: dari sikap, keaktifan, respon terhadap pelajaran

6. Tantangan mengajar di kelas XI IPS:

- input siswa yang mayoritas secara kognitif agak kurang

- perilaku siswa yang agak sulit, misalnya ramai, nakal, suka tidur. Diatasi dengan

menegur, memberi pertanyaan, disuruh maju membahas topik pelajaran.(sanksi yang

membangun)

- anak-anak mudah bosan dan merasa materi kurang relevan (kadang-kadang anak sering

kali mengatakan, “pak itu kan masa lalu kenapa kok dipelajari di masa-masa sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

92

Sedangkan yang masalah sekarang aja banyak kok pak, malah bapak mengajarkan masa

lalu.”)

7. Potensi siswa kelas XI IPS:

- anak-anak sosialnya tinggi, pintar berkomunikasi dan bergaul, solidaritas tinggi,

kesetiakawanan tinggi.

- pernah menang lomba grafiti/mural.

8. Harapan untuk KBM di kelas XI IPS:

- interaksi guru dengan anak didik bisa baik

- siswa bisa tertarik ke materi yang dipelajari sesuai kurikulum dan bisa memahami

materi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

93

LAMPIRAN 4

INTISARI HASIL KUESIONER KEBUTUHAN SISWA

No. Konten materi belajar sejarah Suka Tidak

suka

1. Terdapat naskah/narasi peristiwa sejarah 26 10

2. Materi disertai foto/gambar 33 3

3. Info khusus biografi tokoh sejarah 32 4

4. Materi menyisipkan info menarik tambahan/trivia 22 14

5. Materi disertai bagan/peta konsep 33 3

6. Materi disertai kronologi 31 5

7. Terdapat rangkuman materi di akhir bab 31 5

Jenis tulisan (font) Skema warna Tampilan kolom

Calibri Tahoma

Times New

Roman

Contoh

1

Contoh

2

Contoh

3

1

kolom

2

kolom

3

kolom

7 13 16 6 16 14 21 11 4

Rangkuman deskripsi bahan ajar menarik menurut siswa:

- Materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami

- Dilengkapi media gambar atau film yang menarik

- Ada rangkuman materi yang jelas

- Dikemas dengan tampilan dan warna yang menarik supaya enak dibaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

94

LAMPIRAN 5

VIDEO SOSIODRAMA RAPAT PPKI 18 AGUSTUS 1945

(VIDEO TERLAMPIR DALAM CD)

Ringkasan hasil korespondensi dengan staf produksi video Fragmen Sidang PPKI

Bapak Tri Kuntoro Priyambodo, 31 Maret 2015

Fragmen PPKI merupakan serial dari beberapa Fragmen yang dibuat Pusat Studi Pancasila

UGM. Fragmen yang pertama kali dibuat adalah Sidang BPUPKI terkait dengan lahirnya

Pancasila. Ide awalnya berasal dari Seksi Kesenian KAGAMA (didukung para alumni

Teater Gadjah Mada) yang ingin menghadirkan fakta berdasarkan catatan sejarah lahirnya

Pancasila. Pada awalnya memang Tim diminta oleh Panitia Kongres Pancasila (2011)

untuk mementaskan proses lahirnya Pancasila.

Naskah yang menjadi acuan pementasan kemudian diolah agar muncul struktur dramaturgi

yang baik, ada konflik dan ada klimaksnya, yang kemudian tertuang dalam naskah dialog.

Setelah pementasan yang pertama, ternyata respon audiens sangat positif, emosional, dan

penuh kenangan,sampai beberapa tokoh yang hadir dalam Kongres mengatakan bahwa

Kongres sudah selesai dan sudah ada kesimpulannya. Oleh karena itu kemudian ide

tersebut disempurnakan sehingga menjadi sosio-drama dengan tujuan agar pengenalan dan

penghayatan sejarah menjadi lebih mengena kalau setiap individu bisa terlibat dan

memainkan peran salah satu tokoh sejarah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Yulian, dan segenap rekan-rekan Pendidikan Sejarah 2008 untuk kebersamaan ... penerapan konsep historiografi modern dalam

95

Selanjutnya digaraplah fragmen Sidang PPKI untuk menggambarkan Proses lahirnya

Undang-undang dasar, terutama Pembukaan UUD 1945 (asli). Fragmen lain juga

menggarap penggalan sejarah Kebangkitan Nasional melalui terbentuknya organisasi Boedi

Oetomo.

Naskah atau skenario dikembangkan berdasarkan risalah sidang BPUPKI tulisan AB

Kusuma (berjudul “Lahirnya Undang-undang Dasar 1945”) dan beberapa sumber yang ada,

sehingga penyusunan skenario dan naskah dilakukan dengan melalui tahapan diskusi yang

cukup panjang.

Tokoh ahli yang diwawancarai dan terlibat dalam pembuatan naskah diantaranya adalah

penulis naskah risalah sidang BPUPKI yaitu bapak AB Kusuma (Jakarta). Selain beliau ada

tokoh dari UGM Prof. Dr. Sutaryo, yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Senat

Akademik UGM serta aktif di Pusat Studi Pancasila UGM sebagai staff ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI